Disusun oleh :
dr. Achmad Ma’ruf Fauzi
Pendamping :
dr. Yustina Sulistyaningrum
Disusun oleh :
dr. Achmad Ma’ruf Fauzi
Mengetahui,
Pendamping
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil
dan bayi menjadi sakit atau meninggal sebelum kelahiran berlangsung (Corneles,
2015). Karakteristik ibu hamil diketahui bahwa faktor penting penyebab resiko tinggi
pada kehamilan terjadi pada kelompok usia 35 tahun, dikatakan usia tidak aman
karena saat bereproduksi pada usia 35 tahun dimana kondisi organ reproduksi wanita
sudah mengalami penurunan kemampuan untuk bereproduksi, tinggi badan kurang
dari 145 cm, berat badan kurang dari 45 kg, jarak anak terakhir dengan kehamilan
sekarang kurang dari 2 tahun, jumlah anak lebih dari 4 (Hapsari, 2014). Faktor
penyebab resiko kehamilan apabila tidak segera ditangani pada ibu dapat mengancam
keselamatan bahkan dapat terjadi hal yang paling buruk yaitu kematian ibu dan bayi.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan
atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.
Selain untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu
menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan
pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum
terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per
100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi kecenderungan penurunan angka
kematian ibu, namun tidak berhasil mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Hasil supas tahun 2015
memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target MDGs
(Kemenkes, 2019.)
Pelayanan kesehatan ibu hamil harus memenuhi frekuensi minimal di tiap
trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12
minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan
minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai menjelang
persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kemenkes, 2019).
2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi pada
setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan
berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu
(Nugroho dan Utama, 2014). Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan keempat
sampai keenam dan triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan. Faktor
resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak dan beberapa
faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko
kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya
dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu misalnya pendarahan melalui
jalan lahir, eklamsia dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada
seorang ibu dapat menjadikan kehamilan beresiko tinggi (Nugroho dan Utama, 2014).
Perlu diketahui bahwa tekanan darah tinggi ada dua. Pertama, penderita yang
sudah mengidap hipertensi sebelum kehamilan terjadi. Kedua, penderita hipertensi
akibat kehamilan itu sendiri. Jadi mungkin saja sebelum kehamilan tekanan darah ibu
normal, lalu disaat kehamilan mendadak tinggi. Kondisi inilah yang disebut
preklamsia dan eklamsia. Preklamsia biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20
minggu dan harus segera ditangani agar tidak meningkat menjadi eklamsia yang tidak
saja berbahaya bagi ibu tapi juga janin. Ibu bisa mengalami kejang - kejang hingga
bisa tidak terselamatkan, tentunya jika ibu tidak terselamatkan, janin pun bisa
mengalami nasib yang sama.
2.3.4 Pucat
Wajah pucat, kelopak dalam mata pucat, telapak tangan pucat, mudah lelah,
lemah, lesuh, kemungkinan ibu hamil menderita anemia (kurang darah). Sebenarnya
ibu hamil kekurangan hemoglobin pada sel darah merahnya pada ibu hamil. anemia
sering disebabkan kekurangan zat besi. Anemia kekurangan zat besi mudah diatasi
dengan pemberian tambahan pil zat besi (sulfas ferosus) atau tablet penambah zat
besi lainnya. Anemia dalam kehamilan berakibat buruk pada kehamilan dan janin
yang dikandung. Pasokan oksigen janin kurang normal. Gangguan plasenta dan
pendarahan pasca persalinan juga sering terjadi pada ibu hamil yang anemia.
2.3.6 Perdarahan
2.4.1 Keguguran.
Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya karena terkejut,
cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
2.4.2 Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim
yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR)
juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan juga umur ibu yang belum 20
tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi sangat rendah, pemeriksaan kehamilan
(ANC) yang kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu cacat bawaan
juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal,
seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan
memijat perutnya sendiri. Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga
akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan
demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir
rendah dan cacat bawaan.
d. Makan makanan sehat yang mengandung protein, susu dan produk olahannya,
buah-buahan, dan sayur-sayuran.
e. Minum obat-obatan, zat besi, atau vitamin yang diresepkan dokter. Jangan
minum obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep dokter.
f. Minum asam folat setiap hari. Minum asam folat sebelum dan selama masa
awal kehamilan mengurangi kemungkinan anda melahirkan bayi dengan
gangguang saraf/otak maupun cacat bawaan lainnya.
g. Ikuti instruksi dokter anda dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
h. Berhenti merokok dan jauhkan diri dari asap rokok
i. Berhenti minum alkohol
j. Menjaga jarak dari orang-orang yang sedang terkena flu atau infeksi lainnya
(Wulandari, 2011)
Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang digunakan sebagai
alat skrining antenatal berbasis keluarga untuk menemukan faktor risiko ibu hamil,
yang selanjutnya mempermudah pengenalan kondisi untuk mencegah terjadi
komplikasi obstetrik pada saat persalinan. KSPR disusun dengan format kombinasi
antara checklist dari kondisi ibu hamil / faktor risiko dengan sistem skor. Kartu skor
ini dikembangkan sebagai suatu tekologi sederhana, mudah, dapat diterima dan cepat
digunakan oleh tenaga non profesional.
Terdapat 20 faktor risiko yang dibagi menjadi 3 kelompok faktor risiko pada
penilaian KSPR.
(Rochjati, 2004).
3.2.1 Populasi
Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang terdapat di kecamatan
Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah.
3.2.3 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang terdapat di
kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah:
a. Kriteria Inklusi
Seluruh seluruh ibu hamil mulai trimester 1, 2, dan 3 yang terdapat di
kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah.
3.2.4 Besar Sampel
Besar sampel adalah semua sampel yang memenuhi kriteria sampel penelitian.
3.2.5 Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total
sampling.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat puskesmas Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten
Pati, Provinsi Jawa Tengah.
Kesimpulan