Kasus:
Seorang ibu bernama Ny. L berusia 26 tahun berada di klinik Bidan F. Ibu mengatakan sudah
lima hari mengalami mual dan muntah yang berlebihan dan nafsu makan yang berkurang
(anoreksia).
Bidan F memeriksa bagian vital klien:
• TD : 90/70 mmHg
• DN : 105 x/menit
• Temperatur : 380C
• Pernapasan : 24 x/menit
Maka dari data diatas bidan F mendiagnosa bahwa klien mengalami hiperemesis gravidarum
Tingkat II.
Bidan F melakukan perawatan kepada klien dan menganjurkan klien agar merubah pola
makannya dan mengurangi aktivitasnya.
2. Pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital sesuai dengan kebutuhan klien
TD : 90/70 mmHg
Temp : 38 o c
ND : 105 x / menit
Pols : 24 x / menit
BB : sebelum hamil: 58 kg
BB : sesudah hamil: 56 kg
3. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
• Kepala : bersih dan rambut hitam
• Mata : cekung
• Konjungtifa : normal
• Sklera : ikterik
• Mulut dan gigi : bersih
• Lidah : kotor dan kering
• Kulit : turgor kulit menurun
Palpasi :
• Ada nyeri tekan
Auskultasi :
• Jantung : normal
• Paru-paru : normal
Perkusi : +
BAB I
TINJAUAN TEORI
Kehamilan adalah pertemuan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (sperma).
Kehamilan lamanya 280 hari atau 40 minggu ata 10 bulan (lunar month). Kehamilan yang
berlangsung antara 23-36 minggu disebut kehamilan premature. Kehamilan yang berlangsung
antara 37-42 minggu disebut kehamilan matur. Sedangkan bila kehamilan terjadi lebih dari 34
minggu disebut post matur. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) agar dapat ditaksir umur
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir trimester pertama karena
terjadi pada pagi hari maka disebut “Morning Sickness”, dan bila mual dan muntah terlalu sering
disebut hiperemesis.
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan trimester
pertama.
Hanya timbul pada trimester pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.
h. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan alveoli payudara, kelenjar motgomery terlihat lebih membesar.
Kandung kemih tertekan oleh tahim yang membesar, gejala ini akan hilang pada trimester kedua
kehamilan dan pada trimester ketiga atau akhir, kehamilan akan muncul lagi karena kandung
j. Konstipasi/Obstipasi
Karena pengaruh hormon kortikosteroid plasenta dijumpai dimuka (cloasma gravidarum) areola
Dapat terjadi pada kaki, baris dan vulva biasanya dijumpai pada trimester III
b. Uterus membesar (terjadi perubahan dalam bentuk besar, dan konsistensi dari rahim)
a. Hamil palsu (Pseudocyesis = kehamilan spurra) gejala hampir sama dengan kehamilan, bahkan
wanit merasakan gerakan janin. Namun pada pemeriksaan uterus tidak membesar. Tanda-tanda
b. Mioma uteri : perut dan rahim membesar namun pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala
berbenjol-benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya.
c. Kista ovari : perut membesar bahkan makin bertambah besar namun pada pemeriksaan dalam
rahim teraba sebesar biasa. Reaksi kehamilan negatif, tanda-tanda kehamilan negatif juga.
d. Kandung kemih penuh dan terjadi tetensi urin : pada pemasangan kateter keluar banyak air
kencing.
e. Hematometra : uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan himen imperforata,
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal 4
c. Trimester III : 2 x kunjungan (28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36)
Namun demikian dirasakan ibu hamil untuk memeriksa kehamilannya dengan jadwal sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat 1 bulan.
c. Usia kehamilan 26-36 minggu (7-9 bulan) : 2 minggu sekali kunjungan
b. Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup “Feeling Life” (Quckening)
c. Menurut Spiegelberg : dengan jalan mengukur tinggu fundus uteri dari simpisis maka diperoleh
tabel :
d. Menurut Mac Donald : adalah modifikasi spegelbelg yaitu jarak fundus sampai simpisis dalam
e. Menurut Ahlfeld : ukuran kepala bokong = panjang anak sebenarnya. Bila diukur jarak kepala-
a. Anamnesa
1) Anamnesa identitas istri dan suami : nama, umur, agama, pekerjaan, alamat dan sebagainya
a. Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan dan sebagainya.
b. Tentang haid kapan mendapat haid terakhir (HT). Bila hari pertama haid terakhir diketahui,
maka dapat dijabarkan taksiran tanggal persalinan memakai rumus Naegel = hari + 7, bulan – 3
dan tahun + 1
c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau kehamilan mola
sebelumnya.
4) Perkusi
5) Palpasi
Ibu hamil disuruh terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal.
Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap normal lakukanlah palpasi bimanual
(1) Leopold 1
(2) Leopold II
Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan disebelah kanan atau kiri perut ibu
(4) Leopold IV
Untuk menentukan kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum
6. Auskultasi
Menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetrik) untuk mendengar Denyut Jantung Janin
b. Dihitung 3x5 detik secara beraturan dengan cara ini dapat diketahui teratur tidaknya contoh :
11 12 12
Tabel hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus dan tinggi fundus uteri
kesamping
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
a. Anamnesis. Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,
2) Pemeriksaan penunjang ( laboratorium, radiologi/USG, dan cacatan terbaru serta catatan
sebelumnya ).
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga
kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi
yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus
komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis
dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah
sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai
Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial
berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak
hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar
Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat.
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau tenaga
konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.
manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga
selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam
persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan
Data baru mungkin saja dikumpilkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter. Situasi
lainnya tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklampsia, kelainan panggul, adanya
penyakit jantung, diabetes, atau masalah medic yang serius, bidan memerlukan konsultasi atau
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli
perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap
klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnose
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap
dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah terindentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah
yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan kata lain,
asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek
asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan
dank lien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-
benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruh
oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah
tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian belum efektif.
Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif
melalui manajemen tidak efektif serta melakukan penyusaian terhadap rencana asuhan tersebut.
proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena
proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir
tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi
dikumpulkan meliputi data subjektif dan data objektif serta data penunjang (bila ada).
Data ini bisa didapat dengan cara anamnesa yaitu tanya jawab antara klien dengan
petugas kesehatan (auto anamnesa) maupun antara petugas kesehatan dengan orang lain yang
mengetahui keadaan / kondisi klien (alo anamnesa). Anamnesa dapat dilakukan pada pertama
kali klien datang (secara lengkap) dan anamnesa selanjutnya / ulang untuk hal yang diperlukan
1) Biodata
yang baik, sehingga bidan lebih mudah dalam memberikan asuhannya karena klien lebih
kooperatif.
b) Umur
Untuk mengetahui apakah umur klien termasuk dalam usia produktif atau usia
beresiko tinggi untuk hamil, karena umur yang < 20 tahun atau > 35 tahun beresiko tinggi bila
hamil.
c) Pendidikan
sehingga bidan bisa menyesuaikan cara pemberian Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE)
d) Pekerjaan
berpengaruh dengan kemampuan klie dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya.Hal ini juga dapat
membantu bidan dalam pemberian KIE tentang nutrisi ibu hamil.Selain itu juga untuk
mengetahui apakah pekerjaan yang dilakukan klien dapat mengganggu kehamilan atau tidak.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui agama atau kepercayaan yang dianut klien,
sehingga bidan secara tidak langsung dapat menyesuaikan pemberian KIE yang sesuai dengan
g) Alamat
mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal
menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan saat kunjungan rumah.
Untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap klien, sehingga bila
Perlu dikaji untuk mengetahui hal apa saja yang dikeluhkan dalam kehamilannya
ini, terutama keluhan saat pengkajian dilakukan. Keluhan-keluhan yang muncul pada ibu hamil
kembar berbeda-beda dalam tiap trimesternya, dan keluhannya khas untuk masing-masing
ibu.Keluhan juga perlu dikaji untuk mengetahui adakah tanda dan gejala yang mengarah pada
Untuk mengetahui apakah dahulu ibu mempunyai penyakit yang berbahaya bagi
kehamilannya.Selain itu untuk mengetahui apakah ibu pernah menjalani operasi yang
berhubungan dengan organ reproduksinya atau tidak, karena akan berpengaruh pada
kehamilanya
Untuk mengetahui apakah pada saat sekarang ini ibu benar-benar dalam keadaan
sehat, tidak menderita suatu penyakit kronis seperti ashma, jantung, TBC, hipertensi, ginjal, DM
dan lainnya, karena apabila ada gangguan kesehatan pada saat ibu hamil akan secara tidak
langsung berpengaruh pada kehamilannya baik itu pada diri ibu sendiri maupun perkembangan
Hal penting yang perlu dikaji bila ada riwayat penyakit menular dalam keluarga ibu
maupun suami (seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS) yang dapat menularkan kepada anggota
keluarga yang lain. Juga pelu dikaji bila ada rieayat penyakit keturunan dalam keluarga ibu
maupun suami seperti jantung, DM, ashma, hipertensi, dan lainnya, karena dapat menurunkan
kepada anggota keluarga yang lain dan dapat membahayakan apabila penyakit – penyakit
Beberapa hal yang perlu dikaji di dalam riwayat haid meliputi umur
menarche,siklus haid (teratur atau tidak), lama haid, dysmenorrhea(ya atau tidak) dan HPHT
(Haid Pertama Haid Terakhir). Dengan diketahuinya HPHT maka bidan dapat menentukan
HPLnya (Hari Perkiraan Lahir), usia kehamilan sehingga keadaan kehamilannya dapat dipantau,
terutama untuk memantau pertambahan BB, TFU (Tinggi Fundus Uteri) dan frekuensi gerak
anak, karena hal tersebut dapat mendukung dalam penegakkan diagnose kehamilan, selain
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu memiliki riwayat obstetric yang
buruk atau tidak baik dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, sehingga bila memang
ibu memiliki riwayat obstetric yang buruk maka dapat dipersiapkan tindakan-tindakan untuk
pencegahan.
Hal-hal yang perlu dikaji di dalamnya antara lain berapa kali ibu sudah melakukan
ANC, di mana ibu memperoleh ANC, apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi TT dan berapa
kali mendapatkannya, apakah ibu teratur minum tablet tambah darah, kalk dan vitamin yang ibu
peroleh setiap kali control, apakah ada keluhan atau komplikasi selama ibu hamil dan apakah ibu
dan sebagainya, sehingga bidan dapat memantau perkembangan kehamilannya. Pada kehamilan,
pemeriksaan ANC harus lebih sering guna untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama klien menikah, sudah berapa kali klien
menikah, berapa umur klien dan suami pada saat menikah, sehingga dapat diketahui apakah klien
masuk dalam infertilitas sekunder atau bukan.Selain itu secara normal juga untuk mengetahui
apakah anak yang dikandungnya sah secara hokum atau anak hasil hubungan di luar nikah
Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB sebelum hamil atau
tidak, metode kontrasepsi yang digunakan apa dan sudah berapa lama ibu menjadi akseptor KB
serta rencana KB apa yang akan digunakan ibu (klien) setelah melahirkan.
Pola ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menunjukkan perilaku
hidup sehat dalam kehidupannya sehari – hari atau belum. Pola – pola yang dikaji di dalamnya,
meliputi :
Dikaji tentang jenis makanan yang dikonsumsi klien, apakah ibu hamil (klien)
sudah makan teratur 3x sehari atau belum, apakah sudah mengkonsumsi makanan yang sesuai
dengan menu seimbang (nasi, lauk-pauk, sayur dan buah) atau belum, karena asupan nutrisi juga
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya. Selain
makanan, berapa kali minum dalam sehari juga perlu dipertanyakan, hal ini juga dimaksudkan
Eliminasi yang dikaji adalah BAB dan BAK.BAB perlu dikaji untuk mengetahui
berapa kali ibu BAB setiap harinya dan bagaimana konsistensi warna fecesnya, biasanya pada
ibu hamil kemungkinan besar terkena sembelit karena pengaruh dari hormon progesterone dan
juga warna dari fecesnya terkadang hitam yang disebabkan oleh tablet Fe yang dikonsumsi
selama hamil.
BAK dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK setiap harinya, lancar atau
tidak. Biasanya ibu yang hamil apalagi hamil kembar akan sering BAK karena adanya
penekanan pada kandungan kencing oleh uterus (TM 1) dan oleh kepala janin (TM II-III).
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat beristirahat dengan cukup dan tenang
setiap harinya atau tidak, karena dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya apabila tidak
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menerapkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupannya. Kebersiahan diri yang paling dan harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah
kebersihan alat kelamin (genetalia), apabila ibu tidak menjaga genetalia akan memudahkan
Dikaji untuk mengetahui apakah selama hamil ibu melakukan hubungan seksual
atau tidak, karena pada dasarnya hubungan seksual boleh dilakukan selama hamil, asal umur
kehamilan ibu cukup besar, karena hubungan seksual yang dilakukan pada saat hamil mudaakan
pula apakah pihak keluarga mendukung kehamilan ibu, bagaiman hubungan ibu dengan keluarga
dan masyarakat sekitar, apakah ibu mempunyai hewan peliharaan, karena hewan peliharaan
dapat menyebabkan penyakit TORCH pada ibu hamil yang dapat mengancam janin yang
dikandungnya.
b. Data objektif
Dikaji pada saat pertama kali pasien datang.Lihat apakah pasien tampak baik atau
tampak lemah dan pucat.Hal ini penting untuk mengetahui bila ibu mengalami anemia yang
Tekanan darah pada ibu hamil perlu dikaji secara teratur untuk mengetahui bila
ibu mengalami preeklamsia terutama selama trimester II dan III.Waspadai bila tekanan darah
Kenaikan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu 6,5 kg – 16,5 kg selama
hamil.
a) Kepala :
Untuk observasi bentuk, benjolan, infeksi pada kepala.Palpasi bila tampak benjolan
b) Rambut :
Untuk mengetahui keadaan rambut, seperti hitam, lebat, tidak berbau, tidak
berketombe.
c) Muka :
Untuk mengetahui bentuk muka lonjong atau bulat, ada atau tidak ada kelainan.
d) Mata :
Untuk mengetahui mata simetris atau tidak, apakah terjadi anemia atau tidak pada
e) Hidung :
Untuk mengetahui kebersihan, ada atau tidak ada polip atau secret.
f) Telinga :
g) Mulut :
kekeroposan atau tidak dimana hal ini menjadi indikasi adanya kekurangan kalsium atau tidak,
h) Leher :
Untuk mengetahui ada atau tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ada atau
tidaknya struma atau kelenjar gondok, dan ada atau tidaknya pembesaran vena jugularis.
i) Dada :
j) Payudara :
mengetahui ada tidaknya benjolan, rasa sakit (oleh karena adanya infeksi).
k) Aksila :
l) Abdomen :
operasi.
m) Pinggang :
n) Punggung :
Untuk mengetahui bentuk tulang punggung, misal apakah lordosis atau tidak.
o) Anus :
p) Genetalia :
q) Ekstremitas :
tidak.
r) Kulit :
a) Inspeksi
(1) Muka
Dikaji apakah ada chlosma gravidarum, apakah ada oedema muka, terutama pada
trimester II dan III yang dapat mengarah pada preeklamsia, terutama bila tekanan darah ibu
tinggi.
(2) Dada
Kaji mammae ibu dan kesiapan masa laktasi yang meliputi bagaimana bentuk
putting susunya, pigmentasi pada areola mammae dan putting, bentu payudara serta apakah
(3) Abdomen
Lihat apakah ada linea nigra dan striae. Biasanya pada kehamilan kembar, striae
akan sangat jelas terlihat karena peregangan dari kulit perut akibat perbesaran perut ibu.
(4) Vulva
Kaji apakah ada oedema, varises dan kondiloma yang nantinya dapat mengganggu
proses persalinan pervaginam, karena varises dapat pecah saat persalinan dan menimbulkan
perdarahan.
(1) LI : Pada leopold I dikaji bagian janin apakah yang ada pada fundus uteri, apakah
kepala (bulat keras) atau bokong janin (bulat lunak). Pada kehamilan kembar dapat teraba dua
bagian besar janin pada fundus uteri. Tetapi bila kehamilan masih dalam Trimester I dan awal
bulan, karena bagian-bagian janin sudah mulai dapat dibedakan. Leopold II ini dilakukan untuk
mengetahui dimanakah letak punggung janin yang ditandai dengan terabanya bagian panjang,
keras, danada tahanan dan juga untuk mengetahui dimanakah letak ekstremitas janin yang
(3) LIII : Dilakukan untuk mengetahui bagian terbawah janin, yaitu bulat lunak/bulat keras.
(4) LIV : Dilakukan untuk mengetahui apakah bagian bawah janin sudah masuk PAP atau
belum. Apabila posisi tangan difergen berarti bagian bawah janin sudah masuk PAP dan
c) Auskultasi
Mendengarkan DJJ menggunakan linex ataupun doppler. DJJ normal 120 – 160 x /
menit.
Dilakukan untuk mengetahui ukuran panggul dalam ibu dan kemungkinan jalan
b) Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan hemoglobin ibu dalam darah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya protein dalam urine. Adanya
Dalam langkah ini data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi
diagnose spesifik yang sudah diidentifikasi. Interpretasi data diambil berdasarkan data – data
yang telah dikumpulkan pada langkah pengkajian.Susunan interpretasi data, mengacu pada
diagnosa.Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah gravida, para, abortus, umur ibu, umur
kehamilan dan keadaan janin (jumlah, presentasi dan letak janin).Pada kasus ini diagnosa yang
dapat ditegakkan adalah gravida, para, abortus, umur ibu, umur kehamilan dengan kehamilan
normal.
g. Hasil palpasi Leopold II, teraba satu bagian besar janin dan bagian – bagian kecil janin.
h. Hasil palpasi Leopold III, yaitu teraba bagian terendah janin.
i. Hasil palpasi Leopold IV, yaitu diketahui apakah bagian terendah janin sudah masuk PAP atau
belum.
Langkah ke- 3 ini dibuat berdasarkan keadaan ibu yang mungkin terjadi yang dapat
diketahui dari pemeriksaan objektif dan data penunjang serta yang membutuhkan tindakan
antisipasi.
Langkah ke- 4 ini akan muncul bila langkah ketiga muncul. Langkah ini berupa
tindakan yang harus segera bidan lakukan maupun berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang
Langkah ini merupakan lanjutan dari diagnosa yang telah diidentifikasi. Rencana
asuhan yang akan diberikan harus menyeluruh. Tidak hanya meliputi apa yang sudah terlihat dari
kondisi klien atau masalah yang berkaitan tetapi juga tentang perkiraan atau kemungkinan yang
Setiap rencana yang telah dibuat oleh bidan dilaksanakan dalam langkah ini.
Caranya dengan memberitahu klien tentang apa saja yang harus klien lakukan berkaitan dengan
kehamilannya serta anjuran – anjuran apa saja yang harus dilaksanakan oleh klien. Bidan dalam
Langkah VII ini untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan
diagnosa yang telah diidentifikasi. Apabila dalam pelaksanaannya belum efektif, maka akan
berpengaruh pula terhadap kegiatan evaluasinya sehingga perlu mengulang kembali dari awal
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Nomer RM :
2. Keluhan Utama : Ibu menyatakan kenceng – kenceng sejak tadi siang pada pukul 12.00 WIB
Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular ( HIV/AIDS, TBC, hepatitis),
Ibu menyatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC,
hepatitis) menurun seperti ( hipertensi, DM,Asma) dan menahun seperti (jantung , ginjal)
16
Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (
HIV/AIDS,TBC, hepatitis), menurun ( DM, hipertensi), menahun ( jantung, ginjal)
4. Riwayat perkawinan :
a. Umur waktu menikah : 24 tahun
c. Perkawinan ke : 1
si r n Anak an si r
Ana
1 Hamil ini - - - - - - - -
8. Riwayat KB :
Dahulu : - - - -
Nutrisi :
merasa haus
Eliminasi :
1x /hari, teratur
tangga
dalam 2x /hari
Ibu menyatakan bahwa ibu dan keluarganya menerima dan merasa senang dengan
kehamilannya.
b. Lingkungan : ibu menyatakan lingkungan rumahnya bersih, nyaman dan tidak kumuh.
c. Hubungan dengan suami dan/ keluarga : ibu menyatankan hubungannya dengan keluarga
d. Adat istiadat : ibu menyakan tidak ada pantangan adat istiadat dalam pengambilan keputusan
12. Data Spiritual : ibu menyatakan beragama islam menjalankan sholat 5 waktu sesuai dengan
kepercayaannya
a. Tentang kehamilan : ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilannya dan
mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan seperti: (ketuban pecah sebelum waktunya,
b. Tentang senam hamil : ibu mengetahui tentang senam hamil tetapi ibu tidak melakukannya
d. Tentang persiapan persalinan : ibu sudah mempersiapkan persalinan seperti peralatan bayi
B. Data Obyektif
a) Rambut : bersih, distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak
ketombe
f) Mulut : tidak ada caries dentis, tidak stomatitis, gusi tidak berdarah,
2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid , kelenjar limfe dan vena jugularis
5) Perut : tidak ada pembesaran hati dan limfa, tidak ada bekas oprasi
6) Pinggang : tidak ada nyeri tekan pada daerah ginjal, dan abdomen
7) Punggung : tulang belakang lordosis oleh karena kehamilan
10) Ekstremitas
a) Atas : tidak ada varises, tidak oedema, tidak pucat, tugor baik, jari
– jari lengkap.
b) Bawah : tidak pucat, tidak ada nyeri tekan, tidak oedema, tidak
a. Inspeksi
3) Abdomen : Nampak linea nigra dan strie, pembesaran sesuai usia kehamilan.
b. Palpasi
1) Leopold I : TFU 2 jari dibawah PX, bagian fundus teraba lunak, bulat,
2) Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil yaitu
ekstremitas janin, sedangkan bagian perut kiri teraba keras memanjang , ada tahanan yaitu
punggung janin
3) Leopold III : bagian bawah janin teraba bulat keras ada lentingan dan tidak
d. Auskultasi
DJJ :
Irama : teratur
Interval : 12-12-12
g. UPL :
Distansia spinarum : 25 cm
Distansia cristarum : 27 cm
Conjugata externa : 19 cm
Lingkar panggul : 85 cm
b. HB : 11,5
Ny S umur 26 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu 5 hari janin tunggal hidup
intra uterin letak membujur presentasi kepala sudah masuk PAP Ʉ puki
Dasar :
DS :
DO :
a. KU : Baik
c. Leopold I : TFU 2 jari di bawah PX, bagian fundus teraba lunak, bulat,
d. Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil yaitu
ekstremitas janin, sedangkan bagian perut kiri teraba keras memanjang , ada tahanan yaitu
punggung janin.
e. Leopold III : bagian bawah janin teraba bulat keras ada lentingan dan
i. DJJ :
-
V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
2. Beritahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya dalam keadaan baik, posisi
3. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas berat
4. Beritahu ibu tentang bahaya kehiamilan trimester III dan anjurkan ibu untuk segera
5. Beritahu ibu untuk menyiapkan persalinan dan tanda-tanda persalinan seperti kenceng-
kenceng sering semakin kuat, keluar air kawah, ada lendir darah dan dan menganjurkan ibu
segera kembali .
6. Berikan therapy tablet B12 3x1 dan FE dengan dosis 1x1 dan ajarkan cara meminumnya.
7. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan sewaktu – waktu
VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
2. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya dalam keadaan baik,
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas berat seperti,
4. Memberi tahu ibu tentang tanda bahaya trimester III antara lain perdarahan pada jalan lahir
dan pengeluarannya berbau busuk, bengkak pada ekstremitas, tekanan darah tinggi,
pandangan kabur, nyeri kepala hebat, nyeri perut bagian bawah, serta memberitahu ibu
kenceng sering semakin kuat dan berlangsung lama, keluar air kawah, ada lendir darah dan
beritahu ibu untuk segera menuju tempat persalinan yang aman yaitu bidan / dokter.
Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan yaitu, pakaian ibu dan bayi, uang, kesiapan fisik
6. Memberikan ibu tablet B12 3x1 pada pagi hari dan FE dengan dosis 1x1 diminum sebelum
tidur dengan menggunakan air putih, tidak boleh menggunakan air teh, kopi ataupun susu
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan sewaktu – waktu apabila
terdapat keluhan
VII. EVALUASI
3. ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berat
4. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya trimester III dan bersedia periksa ke tenaga kesehatan
5. ibu sudah mempersiapkan persalinannya dan sudah mengetahui tanda – tanda persalinan dan
bersedia kembali lagi apabila sudah akan mendapat tanda – tanda tersebut
6. ibu sudah mendapat tablet B12 dan FE dan sudah mengetahui dosis serta cara meminumnya
7. ibu bersedia kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan apabila sewaktu – waktu terdapat
keluhan
7 LANGKAH MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY
♠ Riwayat kesehatan
♠ pemeriksaan fisik pada kesehatan
♠ Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
♠ Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar
awal yang lengkap. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan
kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di identifikasikan
oleh bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh yaitu
wanita pada trimester ketiga merasa takut terhadap proses persalinan dan
persalinan yang sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak
termasuk dalam kategori “nomenklatur standar diagnosa” tetapi tentu akan
menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan
memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa sakit.
Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar
yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan, konseling, dan
apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yg berkaitan dengan sosial
ekonomi,kultur atau masalah psikologis.
Semua keputusan yg dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional
dan benar- benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yg up to date serta sesuai
dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh klien.
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan
diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah
efektif sedang sebagian belum efektif.
5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah – langkah sebelumnya
5. Meninjau catatan rekam medik pasien yang terbaru atau catatan sebelumnya.
Langkah 2 : Merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien derdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Langkah 3: Mengantisipasi Diagnosa atau Masalah Potencial
• Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya.
• Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yag sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya
Langkah 6 : Melaksanakan perencanaan
Pada langkah enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien, efetif dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan sebagian lagi oleh klien,atau anggota kesehatan lainnya.
Langkah 7 : Evaluasi
Pada langkah terakhir ini dilakukan Evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan, apakah sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Ada kemunginan
bahwa rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif