Anda di halaman 1dari 46

Manajemen Asuhan Kebidanan 7 Langkah Varney Pada Ibu Hamil

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN 7 LANGKAH VARNEY


PADA IBU HAMIL

Kasus:
Seorang ibu bernama Ny. L berusia 26 tahun berada di klinik Bidan F. Ibu  mengatakan sudah
lima hari mengalami mual dan muntah yang berlebihan dan nafsu makan yang berkurang
(anoreksia).
Bidan F memeriksa bagian vital klien:
•    TD        : 90/70 mmHg
•    DN        : 105 x/menit
•    Temperatur    : 380C
•    Pernapasan    : 24 x/menit

Maka dari data diatas bidan F mendiagnosa bahwa klien mengalami hiperemesis gravidarum
Tingkat II.
Bidan F melakukan perawatan kepada klien dan menganjurkan klien agar merubah pola
makannya dan mengurangi aktivitasnya.

LANGKAH I :PENGKAJIAN DATA


1.    Anamnese
a.    Biodata
Nama  : Ny. L                                                 Nama suami : Tn. D
Umur : 26 tahun                                             Umur : 30 tahun   
Alamat : Medan                                               Alamat : Medan
Pekerjaan : ibu rumah tangga                        Pekerjaan : Wiraswasta
b.    Riwayat kesehatan
Alasan kunjungan  : -
Keluhan : mual dan muntah yang berlebihan dan anoreksia
Penyakit yang sedang diderita :-
c.    Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Klien mengatakan bahwa ini adalah kehamilan pertama
d.    Biopsiko sosio spiritual
Klien mengatakan bahwa hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan juga spritualnya lancar
e.    Pengetahuan klien
1.    Klien mengatakan bahwa sama sekali tidak mengerti tentang hiperemesis gravidarum.
2.     Klien juga tidak mengerti akibat yang ditimbulkan dari hiperemesis grafidarum.

2.    Pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital sesuai dengan kebutuhan klien
TD    : 90/70 mmHg
Temp    : 38 o c
ND     : 105 x / menit
Pols     : 24 x / menit
BB     : sebelum hamil: 58 kg
BB     : sesudah hamil: 56 kg
3.    Pemeriksaan fisik
    Inspeksi
•    Kepala :   bersih dan rambut hitam
•    Mata    : cekung
•    Konjungtifa    : normal
•    Sklera        : ikterik
•    Mulut dan gigi    : bersih
•    Lidah        : kotor dan kering
•    Kulit         : turgor kulit menurun

    Palpasi :
•    Ada nyeri tekan
    Auskultasi :
•    Jantung : normal
•    Paru-paru : normal

    Perkusi :  +

4.    Pemeriksaan penunjang


Tidak ada

LANGKAH II : INTREPRETASI DATA DASAR


-    Ibu hamil trimester I dengan hiperemesis gravidarum tingkat II.
•    Masalah : hiperemesis gravidarum tingkat II
•    Kebutuhan : Obat Sedativa : phenobarbital

LANGKAH III: MENGIDENTIFIKASI  DIAGNOSA ATAU MASALAH  POTENSIAL DAN


MENGANTIFIKASI PENANGANANNYA.
-    Nomenklatur        : Hiperemesis gravidarum
-    Nonnomenklaturl     : Mual akibat kehamilan muda

LANGKAH IV : MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN      SEGERA,


UNTUK MELAKUKAN KONSULTASI, KOLABORASI DENGAN TENAGA KESEHATAN
LAIN BERDASARKAN KLIEN.
TIDAK ADA

LANGKAH V : MENYUSUN RENCANA ASUHAN


1.    Lakukan promosi kesehatan tentang pencegahan hiperemesis gravidarum
2.    Berikan ibu obat Sedativa : phenobarbital
3.    Anjurkan untuk mengganti pola makan

LANGKAH VI : PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN EFESIEN DAN AMAN


1.    Menjelaskan hiperemesis gravidarum adalah hal yang normal bila belum berat.
2.    Memberikan penkes penanganan hiperemesis gravidarum.
3.    Mendemostrasikan pola makan sedikit tapi sering.

LANGKAH VII : EVALUASI


1.    Ibu mengerti tengang hiperemesis gravidarum
2.    Ibu mengerti tentang pencegahan hiperemesis gravidarum tingkat II
3.    Ibu siap untuk mengikuti pola makan sedikit tapi sering

SUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL

BAB I

TINJAUAN TEORI

A.           Konsep Teori Menurut Kasus Kehamilan

Kehamilan adalah pertemuan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (sperma).

Kehamilan lamanya 280 hari atau 40 minggu ata 10 bulan (lunar month). Kehamilan yang

berlangsung antara 23-36 minggu disebut kehamilan premature. Kehamilan yang berlangsung

antara 37-42 minggu disebut kehamilan matur. Sedangkan bila kehamilan terjadi lebih dari 34

minggu disebut post matur. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan

dan terdiri dari:

1.    Ovulasi atau pelepasan ovum

2.    Terjadi imigrasi sperma dan ovum

3.    Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot

4.    Terjadi nidasi (implantasi pada uterus)

5.    Terjadi pembentukan plasenta


6.    Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

7.    Menurut usia kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester) yaitu :

a.    Kehamilan trimester pertama : 0-12 minggu

b.    Kehamilan trimester kedua : 12-28 minggu

c.    Kehamilan trimester ketiga : 28-40 minggu

(Muchtar, Rustam, Sinopsis Obstetri).

Tanda dan Gejala Kehamilan

1.    Tanda-tanda persumtif

a.    Aminorea (tidak dapat haid)

Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) agar dapat ditaksir umur

kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL)

Cara penghitungan menggunakan rumur Naegele :

Hari + 7, bulan – 3 dan tahun + 1

b.    Mual dan mutah (nausca dan vomiting)

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir trimester pertama karena

terjadi pada pagi hari maka disebut “Morning Sickness”, dan bila mual dan muntah terlalu sering

disebut hiperemesis.

c.    Ngidam (ingin makanan khusus)

Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan trimester

pertama.

d.   Tidak tahan dengan bau-bauan

e.    Pingsan (sinkope)


Terjadi gangguan sirkulasi kedaerah kepala (central) menyebabkan iskemia saluran saraf pusat

dan menimbulkan pingsan menghilang setelah 16 minggu.

f.     Tidak ada selera makan (anoreksia)

Hanya timbul pada trimester pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.

g.    Lelah (fatigue)

h.    Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron

yang merangsang duktus dan alveoli payudara, kelenjar motgomery terlihat lebih membesar.

i.      Miksi sering

Kandung kemih tertekan oleh tahim yang membesar, gejala ini akan hilang pada trimester kedua

kehamilan dan pada trimester ketiga atau akhir, kehamilan akan muncul lagi karena kandung

kemih ditekan oleh kepala janin.

j.      Konstipasi/Obstipasi

Karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid

k.    Pigmentasi kulit

Karena pengaruh hormon kortikosteroid plasenta dijumpai dimuka (cloasma gravidarum) areola

payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra : grisea)

l.      Apulis : hipertrofi dari papil gusi

m.  Pemekaran vena-vena (varices)

Dapat terjadi pada kaki, baris dan vulva biasanya dijumpai pada trimester III

2.    Tanda-Tanda Kemungkinan Hamil

a.    Perut membesar (pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan)

b.    Uterus membesar (terjadi perubahan dalam bentuk besar, dan konsistensi dari rahim)

c.    Tanda hegar (otot uterus lembek)


d.   Tanda chadwick (serviks dan vagina menjadi kebiruan)

e.    Broxton-Hick (kontraksi-kontraksi uterus bila dirangsang)

f.     Teraba ballotement

g.    Reaksi kehamilan positif

3.    Tanda-Tanda Tidak Pasti Hamil

a.    Amenore (tidak haid)

b.    Morning sickness (mual-mual dipagi hari)

c.    Sering kencing

d.   Pembesaran payudara

e.    Membesarnya perut

f.     Pergerakan anak yang pertama (Quickening)

4.    Diagnosis Banding Kehamilan

a.    Hamil palsu (Pseudocyesis = kehamilan spurra) gejala hampir sama dengan kehamilan, bahkan

wanit merasakan gerakan janin. Namun pada pemeriksaan uterus tidak membesar. Tanda-tanda

kehamilan lain reaksi kehamilan negatif.

b.    Mioma uteri : perut dan rahim membesar namun pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala

berbenjol-benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya.

c.    Kista ovari : perut membesar bahkan makin bertambah besar namun pada pemeriksaan dalam

rahim teraba sebesar biasa. Reaksi kehamilan negatif, tanda-tanda kehamilan negatif juga.

d.   Kandung kemih penuh dan terjadi tetensi urin : pada pemasangan kateter keluar banyak air

kencing.
e.    Hematometra : uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan himen imperforata,

stenosis vagina atau serviks.

5.    Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal 4

kali selama kehamilan dalam waktu :

a.    Trimester I : 1 x kunjungan (sebelum 14 minggu)

b.    Trimester II : 1x kunjungan (14-28 minggu)

c.    Trimester III : 2 x kunjungan (28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36)

Namun demikian dirasakan ibu hamil untuk memeriksa kehamilannya dengan jadwal sebagai

berikut :

a.    Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat 1 bulan.

b.    Usia kehamilan < 28 minggu (7 bulan) : 4 minggu sekali kunjungan

c.    Usia kehamilan 26-36 minggu (7-9 bulan) : 2 minggu sekali kunjungan

6.    Menentukan Umur Kehamilan dan BB Janin Dalam Kandungan

a.    Menghitung dari tanggal haid terakhir (HPHT)

b.    Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup “Feeling Life” (Quckening)

c.    Menurut Spiegelberg : dengan jalan mengukur tinggu fundus uteri dari simpisis maka diperoleh

tabel :

a.     22-28 minggu                          24-25 cm diatas simpisis

b.    28 minggu                               26,7 cm diatas simpisis

c.     30 minggu                               29,5-30 diatas simpisis


d.    32 minggu                               29,5-30 diatas simpisis

e.     34 minggu                               31 cm diatas simpisis

f.     36 minggu                               32 cm diatas simpisis

g.    38 minggu                               33 cm diatas simpisis

h.    40 minggu                               37,7 diatas simpisis

d.   Menurut Mac Donald : adalah modifikasi spegelbelg yaitu jarak fundus sampai simpisis dalam

cm dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam bulan

e.    Menurut Ahlfeld : ukuran kepala bokong = panjang anak sebenarnya. Bila diukur jarak kepala-

bokong janin adalah 20 cm, maka tua kehamilan adalah 8 bulan.

f.     Rumus johnson-Tausk : BB = (MD-12) x 155

BB = berat badan : MD = jarak simpisis – fundus uteri

7.    Pemeriksaan Ibu Hamil

a.    Anamnesa

1)   Anamnesa identitas istri dan suami : nama, umur, agama, pekerjaan, alamat dan sebagainya

2)   Anamnesa umum

a.         Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan dan sebagainya.

b.        Tentang haid kapan mendapat haid terakhir (HT). Bila hari pertama haid terakhir diketahui,

maka dapat dijabarkan taksiran tanggal persalinan memakai rumus Naegel = hari + 7, bulan – 3

dan tahun + 1

c.         Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau kehamilan mola

sebelumnya.

3)   Inspeksi dan pemeriksaan fisik diagnostik


Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan lege artis : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan,

jantung, paru-paru dan sebagainya.

4)   Perkusi

Tidak begitu banyak artinya kecuali bila ada sesuatu indikasi.

5)   Palpasi

Ibu hamil disuruh terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal.

Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap normal lakukanlah palpasi bimanual

terutama pada pemeriksaan perut dan payudara.

a)   Palpasi perut untuk menentukan:

(1)       Besar dan konsistensi rahim

(2)       Bagian-bagian janin, letak, presentasi

(3)       Gerakan janin

(4)       Kontraksi rahim Braxton-Hick dan his

b)   Pemeriksaan Palpasi :

(1)   Leopold 1

(a)    Untuk menentukan TFU

(b)   Untuk menentukan bagian teratas janin

(2)   Leopold II

Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan disebelah kanan atau kiri perut ibu

(3)   Leopold III 

Menentukan bagian terbawah uterus

(4)   Leopold IV

Untuk menentukan kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum
6.             Auskultasi

Menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetrik) untuk mendengar Denyut Jantung Janin

(DJJ), cara menghitung DJJ dan DJJ normal :

a.         DJJ normal 120 – 160 x /menit

b.        Dari janin

1)      DJJ pada bulan ke 4-5

2)      Bising tali pusat

3)      Gerakan tendengan janin

b.      Dari Ibu

1)      Bising rahim (uterine souffle)

2)      Bising aorta

3)      Peristaltik usus

Cara menghitung DJJ

a.       Setiap menit misalnya 140 x/menit

b.      Dihitung 3x5 detik secara beraturan dengan cara ini dapat diketahui teratur tidaknya contoh :

11        12        12

DJJ = 4x (11 + 12 + 13) = 136 x /menit

c.       Pemeriksan dalam

1)             Vagina toucher (VT)

2)             Rectal toucher (RT)

Tabel hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus dan tinggi fundus uteri

No Akhir bulan Besar uterus Tinggu fundus uteri

1. 4 Bulan Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)


Telur bebek

2. 8 Bulan Telur angsa Dibelakang simpisis

3. 12 Bulan Kepala bayi 1-2 jari diatas simpisis

4. 16 Bulan Kepala dewasa Pertengahan simpisis pusat

5. 20 Bulan Kepala dewasa 2-3 jari dibawah pusat

6. 24 Bulan Kepala dewasa Kira-kira setinggi pusat

7. 28 Bulan Kepala dewasa 2-3 jari diatas pusat

8. 32 Bulan Pertengahan pusat, procesus

Kepala dewasa xgphordeus

9. 36 Bulan 3 jari dibawah Px atau sampai

Kepala dewasa setinggi Px

10. 40 Bulan Sama dengan kehamilan 8

bulan namun melebar

kesamping

B.            Konsep Teori Menurut Hellen Varney

Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan yaitu :

1.      Langkah 1 : Tahap Pengumpulah Data Dasar

Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari  semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

a.       Anamnesis. Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,

riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosial-spiritual, serta pengetahuan klien.


b.      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi :

1)      Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auscultasi, dan perkusi )

2)      Pemeriksaan penunjang ( laboratorium, radiologi/USG, dan cacatan terbaru serta catatan

sebelumnya ).

Tahap ini  merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga

kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi

yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus

komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat

menggambarkan kondisi pasien yang sebenarnya dan valid.

Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.

2.      Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan

interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.

Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis

dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah

tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah

sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai

dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.

Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.

Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :

a.       Diakui dan telah disahkan oleh profesi.

b.      Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.


c.       Memiliki cirri khas kebidanan.

d.      Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.

e.       Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.

3.      Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi

Penanganannya.

Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial

berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan

bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi.

Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.

Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak

hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan

antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar

merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis.

Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat.

4.      Langkah 4 : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau tenaga

konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan

kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi

manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga
selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam

persalinan.

Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin

mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan

keselamatan jiwa ibu atau anak.

Data baru mungkin saja dikumpilkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan

tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter. Situasi

lainnya tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklampsia, kelainan panggul, adanya

penyakit jantung, diabetes, atau masalah medic yang serius, bidan memerlukan konsultasi atau

kolaborasi dengan dokter.

Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau

kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli

perawatan klinis bayi  baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap

klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam

manajemen asuhan kebidanan.

Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.

5.      Langkah 5 : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah

sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnose

yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap

dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah terindentifikasi dari

kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah

dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada  masalah-masalah

yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan kata lain,

asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek

asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan

dank lien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana

asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-

benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi

tentang apa yang akan dilakukan klien.

6.      Langkah 6 : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada

langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruh

oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak

melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya,

misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.

Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang

mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah

tetap bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh

tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu

dan asuhan klien.


Kaji ulang apakah semua rencana asuha telah dilaksanakan.

7.      Langkah 7 : Evaluasi

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan

meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai

kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian belum efektif.

Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang

berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif

melalui manajemen tidak efektif serta melakukan penyusaian terhadap rencana asuhan tersebut.

Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas

proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena

proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir

tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi

dalam tulisan saja.

C.           Implementasi Manajemen Kebidanan Varney

1.    Langkah I : Pengkajian

Adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan klien.Data yang

dikumpulkan meliputi data subjektif dan data objektif serta data penunjang (bila ada).

a.       Data subjektif

Data ini bisa didapat dengan cara anamnesa yaitu tanya jawab antara klien dengan

petugas kesehatan (auto anamnesa) maupun antara petugas kesehatan dengan orang lain yang

mengetahui keadaan / kondisi klien (alo anamnesa). Anamnesa dapat dilakukan pada pertama
kali klien datang (secara lengkap) dan anamnesa selanjutnya / ulang untuk hal yang diperlukan

saja setelah melakukan review data yang lalu.

Hal – hal yang perlu dikaji dalam dat subjektif, meliputi :

1)      Biodata

a)      Nama klien

Dimaksudkan agar lebih mengenal klien sehingga tercipta hubungan interpersonal

yang baik, sehingga bidan lebih mudah dalam memberikan asuhannya karena klien lebih

kooperatif.

b)      Umur

Untuk mengetahui apakah umur klien termasuk dalam usia produktif atau usia

beresiko tinggi untuk hamil, karena umur yang < 20 tahun atau > 35 tahun beresiko tinggi bila

hamil.

c)      Pendidikan

Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pendidikan dan tingkat intelegensi klien,

sehingga bidan bisa menyesuaikan cara pemberian Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE)

dengan kemampuan daya tangkap klien.

d)     Pekerjaan

Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi klien yang tentunya

berpengaruh dengan kemampuan klie dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya.Hal ini juga dapat

membantu bidan dalam pemberian KIE tentang nutrisi ibu hamil.Selain itu juga untuk

mengetahui apakah pekerjaan yang dilakukan klien dapat mengganggu kehamilan atau tidak.

e)      Suku atau bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari – hari.


f)       Agama atau kepercayaan

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui agama atau kepercayaan yang dianut klien,

sehingga bidan secara tidak langsung dapat menyesuaikan pemberian KIE yang sesuai dengan

ajaran-ajaran maupun norma-norma agama atau kepercayaan yang dianut.

g)      Alamat

Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan

mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal

pasien/klien dan lingkunganya. Dengan tujuan untuk mempermudah menghubungi keluarganya,

menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan saat kunjungan rumah.

h)      Penanggung jawab

Untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap klien, sehingga bila

sewaktu – waktu dibutuhkan bantuannya dapat segera ditemui.

2)      Keluhan pasien

Perlu dikaji untuk mengetahui hal apa saja yang dikeluhkan dalam kehamilannya

ini, terutama keluhan saat pengkajian dilakukan. Keluhan-keluhan yang muncul pada ibu hamil

kembar berbeda-beda dalam tiap trimesternya, dan keluhannya khas untuk masing-masing

ibu.Keluhan juga perlu dikaji untuk mengetahui adakah tanda dan gejala yang mengarah pada

bahaya maupun ketidaknormalan (patologis).

3)      Riwayat kesehatan

a)      Riwayat kesehatan dahulu

Untuk mengetahui apakah dahulu ibu mempunyai penyakit yang berbahaya bagi

kehamilannya.Selain itu untuk mengetahui apakah ibu pernah menjalani operasi yang
berhubungan dengan organ reproduksinya atau tidak, karena akan berpengaruh pada

kehamilanya

b)      Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui apakah pada saat sekarang ini ibu benar-benar dalam keadaan

sehat, tidak menderita suatu penyakit kronis seperti ashma, jantung, TBC, hipertensi, ginjal, DM

dan lainnya, karena apabila ada gangguan kesehatan pada saat ibu hamil akan secara tidak

langsung berpengaruh pada kehamilannya baik itu pada diri ibu sendiri maupun perkembangan

dan pertumbuhan janin yang dikandungnya.

c)      Riwayat kesehatan keluarga

Hal penting yang perlu dikaji bila ada riwayat penyakit menular dalam keluarga ibu

maupun suami (seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS) yang dapat menularkan kepada anggota

keluarga yang lain. Juga pelu dikaji bila ada rieayat penyakit keturunan dalam keluarga ibu

maupun suami seperti jantung, DM, ashma, hipertensi, dan lainnya, karena dapat menurunkan

kepada anggota keluarga yang lain dan dapat membahayakan apabila penyakit – penyakit

tersebut terjadi pada ibu yang sedang hamil.

4)      Riwayat obstetri

a)      Riwayat haid

Beberapa hal yang perlu dikaji di dalam riwayat haid meliputi umur

menarche,siklus haid (teratur atau tidak), lama haid, dysmenorrhea(ya atau tidak) dan HPHT

(Haid Pertama Haid Terakhir). Dengan diketahuinya HPHT maka bidan dapat menentukan

HPLnya (Hari Perkiraan Lahir), usia kehamilan sehingga keadaan kehamilannya dapat dipantau,

terutama untuk memantau pertambahan BB, TFU (Tinggi Fundus Uteri) dan frekuensi gerak
anak, karena hal tersebut dapat mendukung dalam penegakkan diagnose kehamilan, selain

melalui palpasi dan USG.

b)      Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu memiliki riwayat obstetric yang

buruk atau tidak baik dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, sehingga bila memang

ibu memiliki riwayat obstetric yang buruk maka dapat dipersiapkan tindakan-tindakan untuk

pencegahan.

c)      Riwayat kehamilan sekarang

Hal-hal yang perlu dikaji di dalamnya antara lain berapa kali ibu sudah melakukan

ANC, di mana ibu memperoleh ANC, apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi TT dan berapa

kali mendapatkannya, apakah ibu teratur minum tablet tambah darah, kalk dan vitamin yang ibu

peroleh setiap kali control, apakah ada keluhan atau komplikasi selama ibu hamil dan apakah ibu

mempunyai kebiasaan-kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan, merokok, minum jamu dan alcohol

dan sebagainya, sehingga bidan dapat memantau perkembangan kehamilannya. Pada kehamilan,

pemeriksaan ANC harus lebih sering guna untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan

janin yang dikandung.

5)      Riwayat perkawinan

Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama klien menikah, sudah berapa kali klien

menikah, berapa umur klien dan suami pada saat menikah, sehingga dapat diketahui apakah klien

masuk dalam infertilitas sekunder atau bukan.Selain itu secara normal juga untuk mengetahui

apakah anak yang dikandungnya sah secara hokum atau anak hasil hubungan di luar nikah

karena dapat berpengaruh terhadap penerimaan ibu terhadap kehamilannya.


6)      Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB sebelum hamil atau

tidak, metode kontrasepsi yang digunakan apa dan sudah berapa lama ibu menjadi akseptor KB

serta rencana KB apa yang akan digunakan ibu (klien) setelah melahirkan.

7)      Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari

Pola ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menunjukkan perilaku

hidup sehat dalam kehidupannya sehari – hari atau belum. Pola – pola yang dikaji di dalamnya,

meliputi :

a)      Pola nutrisi

Dikaji tentang jenis makanan yang dikonsumsi klien, apakah ibu hamil (klien)

sudah makan teratur 3x sehari atau belum, apakah sudah mengkonsumsi makanan yang sesuai

dengan menu seimbang (nasi, lauk-pauk, sayur dan buah) atau belum, karena asupan nutrisi juga

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya. Selain

makanan, berapa kali minum dalam sehari juga perlu dipertanyakan, hal ini juga dimaksudkan

untuk mencegah keadaan kekurangan cairan.

b)      Pola eliminasi

Eliminasi yang dikaji adalah BAB dan BAK.BAB perlu dikaji untuk mengetahui

berapa kali ibu BAB setiap harinya dan bagaimana konsistensi warna fecesnya, biasanya pada

ibu hamil kemungkinan besar terkena sembelit karena pengaruh dari hormon progesterone dan

juga warna dari fecesnya terkadang hitam yang disebabkan oleh tablet Fe yang dikonsumsi

selama hamil.
BAK dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK setiap harinya, lancar atau

tidak. Biasanya ibu yang hamil apalagi hamil kembar akan sering BAK karena adanya

penekanan pada kandungan kencing oleh uterus (TM 1) dan oleh kepala janin (TM II-III).

c)      Pola istirahat

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat beristirahat dengan cukup dan tenang

setiap harinya atau tidak, karena dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya apabila tidak

mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.

d)     Pola personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menerapkan perilaku hidup sehat dalam

kehidupannya. Kebersiahan diri yang paling dan harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah

kebersihan alat kelamin (genetalia), apabila ibu tidak menjaga genetalia akan memudahkan

masuknya kuman ke dalam kandungan.

e)      Pola seksual

Dikaji untuk mengetahui apakah selama hamil ibu melakukan hubungan seksual

atau tidak, karena pada dasarnya hubungan seksual boleh dilakukan selama hamil, asal umur

kehamilan ibu cukup besar, karena hubungan seksual yang dilakukan pada saat hamil mudaakan

sangat berpengaruh terhadap kondisi janin yang dikandung.

8)      Psikologi dan sosiospiritual ibu

Dikaji untuk mengetahui bagaiman penerimaan ibu terhadap kehamilannya.Dikaji

pula apakah pihak keluarga mendukung kehamilan ibu, bagaiman hubungan ibu dengan keluarga

dan masyarakat sekitar, apakah ibu mempunyai hewan peliharaan, karena hewan peliharaan

dapat menyebabkan penyakit TORCH pada ibu hamil yang dapat mengancam janin yang

dikandungnya.
b.      Data objektif

1)      Pemeriksaan umum, meliputi :

a)   Keadaan umum

Dikaji pada saat pertama kali pasien datang.Lihat apakah pasien tampak baik atau

tampak lemah dan pucat.Hal ini penting untuk mengetahui bila ibu mengalami anemia yang

merupakan komplikasi tersering dari kehamilan.

b)  Tanda-tanda vital (Vital sign)

Vital sign terpenting yang harus selalu dikaji, yaitu:

(1)      Tekanan darah

Tekanan darah pada ibu hamil perlu dikaji secara teratur untuk mengetahui bila

ibu mengalami preeklamsia terutama selama trimester II dan III.Waspadai bila tekanan darah

sistolik ibu > 140 mmHg dan diastolic > 90 mmHg.

(2)       Berat badan

Kenaikan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu 6,5 kg – 16,5 kg selama

hamil.

2)      Status present

a)      Kepala :

Untuk observasi bentuk, benjolan, infeksi pada kepala.Palpasi bila tampak benjolan

untuk mengetahui besar, bentuk, kekenyalan dan mobilitasnya.

b)      Rambut :
Untuk mengetahui keadaan rambut, seperti hitam, lebat, tidak berbau, tidak

berketombe.

c)      Muka :

Untuk mengetahui bentuk muka lonjong atau bulat, ada atau tidak ada kelainan.

d)     Mata :

Untuk mengetahui mata simetris atau tidak, apakah terjadi anemia atau tidak pada

conjungtiva, sklera ikterik atau tidak.

e)      Hidung :

Untuk mengetahui kebersihan, ada atau tidak ada polip atau secret.

f)       Telinga :

Untuk mengetahui kebersihan, ada atau tidak ada serumen di telinga.

g)      Mulut :

Untuk mengetahui kebersihan dan keadaan konstruksi gigi apakah terjadi

kekeroposan atau tidak dimana hal ini menjadi indikasi adanya kekurangan kalsium atau tidak,

ada stomatitis atau tidak.

h)      Leher :

Untuk mengetahui ada atau tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ada atau

tidaknya struma atau kelenjar gondok, dan ada atau tidaknya pembesaran vena jugularis.

i)        Dada :

Observasi bentuk thorak.Misal, apakah kifosis atau tidak.

j)        Payudara :

Observasi dilakukan untuk mengetahui bentuk payudara.Palpasi dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya benjolan, rasa sakit (oleh karena adanya infeksi).
k)      Aksila :

Observasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya benjolan.Palpasi dilakukan

untuk mengetahui ada tidaknya rasa sakit dan tumor.

l)        Abdomen :

Untuk mengetahui bentuk abdomen membujur / melintang.Ada tidaknya bekas

operasi.

m)    Pinggang :

Untuk mengetahui adanya nyeri tekan pada daerah ginjal.

n)      Punggung :

Untuk mengetahui bentuk tulang punggung, misal apakah lordosis atau tidak.

o)      Anus :

Untuk mengetahui ada atau tidak ada hemoroid.

p)      Genetalia :

Untuk mengetahui kebersihan genetalia, adanya keputihan atau tidak.

q)      Ekstremitas :

Atas : Obeservasi keadaan tangan terutama kelengkapan

jari tangan, kuku pucat atau sianosis, oedem atau

tidak.

Bawah : Obeservasi keadaan kaki terutama kelengkapan

jari tangan, kuku pucat atau sianosis, oedem atau

tidak, adanya varises atau tidak.

r)       Kulit :

Observasi kelembaban kulit ibu dengan kembalinya turgor kulit.


3)      Pemeriksaan obstetri

a)      Inspeksi

(1)   Muka

Dikaji apakah ada chlosma gravidarum, apakah ada oedema muka, terutama pada

trimester II dan III yang dapat mengarah pada preeklamsia, terutama bila tekanan darah ibu

tinggi.

(2)   Dada

Kaji mammae ibu dan kesiapan masa laktasi yang meliputi bagaimana bentuk

putting susunya, pigmentasi pada areola mammae dan putting, bentu payudara serta apakah

kolostrum sudah keluar atau belum.

(3)   Abdomen

Lihat apakah ada linea nigra dan striae. Biasanya pada kehamilan kembar, striae

akan sangat jelas terlihat karena peregangan dari kulit perut akibat perbesaran perut ibu.

(4)   Vulva

Kaji apakah ada oedema, varises dan kondiloma yang nantinya dapat mengganggu

proses persalinan pervaginam, karena varises dapat pecah saat persalinan dan menimbulkan

perdarahan.

b)      Palpasi leopold

(1)     LI : Pada leopold I dikaji bagian janin apakah yang ada pada fundus uteri, apakah

kepala (bulat keras) atau bokong janin (bulat lunak). Pada kehamilan kembar dapat teraba dua

bagian besar janin pada fundus uteri. Tetapi bila kehamilan masih dalam Trimester I dan awal

Trimester II, leopold I hanya untuk mengetahui adanya ballottement.


(2)     LII : Leopold II ini efektif digunakan bila umur kehamilan sudah menginjak usia 6

bulan, karena bagian-bagian janin sudah mulai dapat dibedakan. Leopold II ini dilakukan untuk

mengetahui dimanakah letak punggung janin yang ditandai dengan terabanya bagian panjang,

keras, danada tahanan dan juga untuk mengetahui dimanakah letak ekstremitas janin yang

dtandai dengan terabanya bagian-bagian kecil.

(3)     LIII : Dilakukan untuk mengetahui bagian terbawah janin, yaitu bulat lunak/bulat keras.

Masih bisa digoyangkan atau tidak.

(4)     LIV : Dilakukan untuk mengetahui apakah bagian bawah janin sudah masuk PAP atau

belum. Apabila posisi tangan difergen berarti bagian bawah janin sudah masuk PAP dan

konvergen apabila bagian bawah janin belum masuk PAP.

c)      Auskultasi

Mendengarkan DJJ menggunakan linex ataupun doppler. DJJ normal 120 – 160 x /

menit.

4)      Data penunjang

a)      Pemeriksaan dalam

Dilakukan untuk mengetahui ukuran panggul dalam ibu dan kemungkinan jalan

lahir dapat dilewati oleh janin.

Ukuran panggul luar :

(1)   Distansia spinarum : 23 – 26 cm

(2)   Distansia kristarum : 26 – 29 cm

(3)   Lingkar panggul : 80 – 90 cm

(4)   Conjugata eksterna : 18 – 20 cm

b)      Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan hemoglobin ibu dalam darah

dan apakah ada anemia.Kadar Hb ibu hamil normal yaitu 11 gr / dl.

c)      Pemeriksaan protein urine

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya protein dalam urine. Adanya

protein dalam urine, menunjukkan ibu mengalami preeklamsia.

d)     Pemeriksaan USG

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis kehamilan normal.

2.      Langkah II : Identifikasi masalah diagnosa dan kebutuhan (intrepretasi data)

Dalam langkah ini data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi

diagnose spesifik yang sudah diidentifikasi. Interpretasi data diambil berdasarkan data – data

yang telah dikumpulkan pada langkah pengkajian.Susunan interpretasi data, mengacu pada

diagnosa.Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah gravida, para, abortus, umur ibu, umur

kehamilan dan keadaan janin (jumlah, presentasi dan letak janin).Pada kasus ini diagnosa yang

dapat ditegakkan adalah gravida, para, abortus, umur ibu, umur kehamilan dengan kehamilan

normal.

Dasar – dasar dari diagnosa tersebut adalah :

a.       Pernyataan klien tentang jumlah kehamilan yang dialaminya.

b.      Pernyataan klien tentang jumlah persalinan yang dialaminya.

c.       Pernyataan klien tentang jumlah abortus yang dialaminya.

d.      Pernyataan klien tentang umurnya.

e.       Pernyataan klien tentang HPHT.

f.       Hasil palpasi Leopold I, yaitu hasil pengukuran TFU.

g.      Hasil palpasi Leopold II, teraba satu bagian besar janin dan bagian – bagian kecil janin.
h.      Hasil palpasi Leopold III, yaitu teraba bagian terendah janin.

i.        Hasil palpasi Leopold IV, yaitu diketahui apakah bagian terendah janin sudah masuk PAP atau

belum.

j.        Denyut jantung janin pada auskultasi.

3.      Langkah III : Identifikasi diagnosa atau masalah potensial

Langkah ke- 3 ini dibuat berdasarkan keadaan ibu yang mungkin terjadi yang dapat

diketahui dari pemeriksaan objektif dan data penunjang serta yang membutuhkan tindakan

antisipasi.

4.      Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang membutuhkan penanganan segera (antisipasi)

Langkah ke- 4 ini akan muncul bila langkah ketiga muncul. Langkah ini berupa

tindakan yang harus segera bidan lakukan maupun berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang

lebih kompeten karena adanya diagnose potensial.

5.      Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Langkah ini merupakan lanjutan dari diagnosa yang telah diidentifikasi. Rencana

asuhan yang akan diberikan harus menyeluruh. Tidak hanya meliputi apa yang sudah terlihat dari

kondisi klien atau masalah yang berkaitan tetapi juga tentang perkiraan atau kemungkinan yang

akan terjadi berikutnya.

6.      Langkah VI : Pelaksanaan perencanaan

Setiap rencana yang telah dibuat oleh bidan dilaksanakan dalam langkah ini.

Caranya dengan memberitahu klien tentang apa saja yang harus klien lakukan berkaitan dengan

kehamilannya serta anjuran – anjuran apa saja yang harus dilaksanakan oleh klien. Bidan dalam

hal ini tetap memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.Pelaksanaan


perencanaan juga dapat dilakukan secara kolaborasi apabila bidan tidak mempunyai kewenangan

dalam menangani hal – hal yang tidak normal atau patologi.

7.      Langkah VII : Evaluasi

Langkah VII ini untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan

diagnosa yang telah diidentifikasi. Apabila dalam pelaksanaannya belum efektif, maka akan

berpengaruh pula terhadap kegiatan evaluasinya sehingga perlu mengulang kembali dari awal

setiap asuhan yang akan diberikan.

BAB II

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL

Ny S UMUR 26 TAHUN G1P0A0 HAMIL 38 MINGGU 5 HARI

DI BPM NY. RIYANTI ACHWAN Amd.Keb

BUGEN BANGETAYU SEMARANG

Tempat Praktek : Bidan Riyanti Amd.Keb Nama Mahasiswa : Lina Fathma

Tanggal Masuk : 27 Juni 2014 Tingkat/Semester : II/IV

I.              PENGKAJIAN

A.     Data Subyektif


Identitas/ Biodata

Nomer RM :

Nama Ibu : Ny S Nama Suami : Tn. M

Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan/ Penghasilan : Swasta Pekerjaan : Swasta

Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Alamat : Tlogosari wetan Rt 10 Rw 03 Pedurungan Semarang

Anamnesa pada tanggal 27 Juli 2014 pukul 18.30 WIB

1.    Alasan datang : Ibu mengatakan ingin kontrol ulang kehamilan

2.    Keluhan Utama : Ibu menyatakan kenceng – kenceng sejak tadi siang pada pukul 12.00 WIB

3.    Riwayat Kesehatan :

a.        Riwayat kesehatan sekarang

Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular ( HIV/AIDS, TBC, hepatitis),

menurun (DM,hipertensi, asma), menahun (jantung, ginjal)

b.       Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu menyatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC,

hepatitis) menurun seperti ( hipertensi, DM,Asma) dan menahun seperti (jantung , ginjal)

c.        Riwayat kesehatan keluarga

16
Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (
HIV/AIDS,TBC, hepatitis), menurun ( DM, hipertensi), menahun ( jantung, ginjal)
4.    Riwayat perkawinan :
a.        Umur waktu menikah : 24 tahun

b.       Lama : 2 tahun

c.        Perkawinan ke : 1

d.       Jumlah anak: -


5.    Riwayat menstruasi :

a.        Menarche : 12 tahun Siklus : ± 28 hari

b.       Lama : ±7 hari Jumlah : 2-3 x /ganti pembalut

c.        Warna : Merah keluhan : tidak ada

6.        Riwayat kehamilan sekarang :

a.    HPHT : 01-10-2013 HPL: 08-07-2014

b.   Haid bulan sebelumnya : september Lama: ±7 hari

c.    Siklus : ±28 hari

d.   ANC : teratur, 8x di Bidan

e.    Imunisasi TT : 2x di Bidan

f.    Keluhan selama hamil :

TM I : Mual, muntah , Therapy :B 6 2X1

TM II : tidak ada keluhan

TM III : tidak ada keluhan

g.   Pergerakan janin selama 24 jam terahir : aktif ± 10 kali

h.   BB sebelum hamil : 50 kg

7.        Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :

Ham Penyulit/ Tgl Jenis Jenis Penyulit / Penolon BB Keadaa Nifa

il Ke komplika Lahi Kelami Persalin komplika g lahi n Anak s

si r n Anak an si r

Ana

1 Hamil ini - - - - - - - -
8.        Riwayat KB :

Jenis Lama penggunaan Keluhan Alasan berhenti

Dahulu : - - - -

Rencana: belum tahu

9.        Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :

Kebutuhan Sebelum hamil Selama hamil Keluhan

Nutrisi :

Makan 3x/hari ( nasi, 3x/hari ( nasi, sayur, lauk, Malas

sayur, lauk) buah – buahan ) makan

Minum Ibu minum setiap ± 8 gelas ( air putih, susu) pada

saat ketika ibu trimester 1

merasa haus

Eliminasi :

BAK 4 – 5 x /hari, 4 – 6 x /hari, jernih -

BAB jernih 2 hari sekali -

1x /hari, teratur

Istirahat 7 – 8 jam /hari Siang 2 jam, malam 8 jam -

Aktifitas Ibu melakukan Ibu melakukan aktifitas -

aktifitas rumah rumah tangga

tangga

Personal Hygiene Mandi 2x /hari, Mandi 2x /hari, gosok gigi -

gosok gigi 2x 2x /hari,kramas 2 hari

/hari,kramas 2 hari sekali, ganti celana dalam


sekali, ganti celana 2x /hari

dalam 2x /hari

Rekreasi Kadang – kadang Kadang – kadang -

Pola seksual 2 – 3 x /minggu 1 x /minggu -

10.    Data Psikologis :

Ibu menyatakan bahwa ibu dan keluarganya menerima dan merasa senang dengan

kehamilannya.

11.    Data Sosial, ekonomi, budaya :

a.        Hewan peliharaan : ibu menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan.

b.       Lingkungan : ibu menyatakan lingkungan rumahnya bersih, nyaman dan tidak kumuh.

c.        Hubungan dengan suami dan/ keluarga : ibu menyatankan hubungannya dengan keluarga

dan suami harmonis, saling menyayangi dan menerima kehadiran bayinya

d.       Adat istiadat : ibu menyakan tidak ada pantangan adat istiadat dalam pengambilan keputusan

e.        Pengambilan keputusan : keluarga terutama suami

f.        Penghasilan : cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga

12.    Data Spiritual : ibu menyatakan beragama islam menjalankan sholat 5 waktu sesuai dengan

kepercayaannya

13.    Pengetahuan Ibu :

a.        Tentang kehamilan : ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilannya dan

mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan seperti: (ketuban pecah sebelum waktunya,

gerakan janin berkurang, oedema, dll)

b.       Tentang senam hamil : ibu mengetahui tentang senam hamil tetapi ibu tidak melakukannya

d. Tentang persiapan persalinan : ibu sudah mempersiapkan persalinan seperti peralatan bayi
B.      Data Obyektif

1.    Pemeriksaan umum

a.        Keadaan Umum : Baik

b.       Kesadaran : Composmenthis

c.        Status emosional : Stabil

d.       Tanda vital

1)       Tensi : 110/70 mmHg BB sebelum : 50 kg

2)       Nadi : 84x/ menit BB sekarang : 59 kg

3)       RR : 20x/ menit TB : 146 cm

4)       Suhu : 36,2º C Lila : 30 cm

e.        Status present

1)      Kepala : Mesochepal

a)       Rambut : bersih, distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak

ketombe

b)       Muka : tidak ada oedema, tidak pucat

c)       Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

d)      Hidung : bersih, tidak ada polip

e)       Telinga : tidak ada serumen, simetris

f)        Mulut : tidak ada caries dentis, tidak stomatitis, gusi tidak berdarah,

lidah bersih dan gigi tidak berlubang

2)   Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid , kelenjar limfe dan vena jugularis

3)   Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada

4)   Mammae : simetris, tidak ada benjolan abnormal

5)   Perut : tidak ada pembesaran hati dan limfa, tidak ada bekas oprasi

6)   Pinggang : tidak ada nyeri tekan pada daerah ginjal, dan abdomen
7)   Punggung : tulang belakang lordosis oleh karena kehamilan

8)   Genetalia : bersih, tidak ada varises

9)   Anus : tidak ada hemoroid

10)     Ekstremitas

a)      Atas : tidak ada varises, tidak oedema, tidak pucat, tugor baik, jari

– jari lengkap.

b)      Bawah : tidak pucat, tidak ada nyeri tekan, tidak oedema, tidak

sianosis, tidak ada varises, turgor cepat kembali, jari lengkap

2.    Pemeriksaan Obstetri

a.        Inspeksi

1)       Wajah/muka : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak bengkak.

2)       Mammae : Simetris, kelenjar Montgomery membesar, putting verted, areola

hiperpigmentasi, kolostrum belum keluar, tidak ada benjolan abnormal

3)       Abdomen : Nampak linea nigra dan strie, pembesaran sesuai usia kehamilan.

4)       Genetalia : tidak ada albus

b.       Palpasi

1)       Leopold I : TFU 2 jari dibawah PX, bagian fundus teraba lunak, bulat,

tidak ada lentingan yaitu bokong. TFU : 31 cm

2)       Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil yaitu

ekstremitas janin, sedangkan bagian perut kiri teraba keras memanjang , ada tahanan yaitu

punggung janin

3)       Leopold III : bagian bawah janin teraba bulat keras ada lentingan dan tidak

bisa di goyang yaitu kepala

4)       Leopold IV : kepala sudah masuk PAP ( devergen)

c.        Mc. Donald : 31 cm


: TBJ : (31-11)x155 : 3000 gram

d.       Auskultasi

DJJ :

Frekuensi : 140 kali/menit

Irama : teratur

Interval : 12-12-12

e.        Perkusi (reflek patella) : (+/+)

f.        Periksa Dalam : tidak dilakukan

g.       UPL :

Distansia spinarum : 25 cm

Distansia cristarum : 27 cm

Conjugata externa : 19 cm

Lingkar panggul : 85 cm

3.    Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium

a.          Protein urine : Negatif

b.         HB : 11,5

II.               INTERPRETASI DATA DASAR

Ny S umur 26 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu 5 hari janin tunggal hidup

intra uterin letak membujur presentasi kepala sudah masuk PAP Ʉ puki

Dasar :

DS :

a.       Ibu menyatakan bernama ny. S dan berumur 26 tahun

b.      Ibu menyatakan hamil yang pertama, belum pernah keguguran

c.       Ibu menyatakan HPHT 01 – 10 – 2013


d.      Ibu menyatakan merasakan gerakan janin yang aktif

DO :

a.       KU : Baik

b.      Kesadaran : composmentis

c.       Leopold I : TFU 2 jari di bawah PX, bagian fundus teraba lunak, bulat,

tidak ada lentingan yaitu bokong, TFU : 31 cm

d.      Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil yaitu

ekstremitas janin, sedangkan bagian perut kiri teraba keras memanjang , ada tahanan yaitu

punggung janin.

e.       Leopold III : bagian bawah janin teraba bulat keras ada lentingan dan

tidak bisa di goyang yaitu kepala

f.       Leopold IV : kepala sudah masuk PAP ( devergen)

g.      Mc. Donald : 31 cm

h.      TBJ : ( 31-11 ) x 155 : 3000 gr

i.        DJJ :

1)      Frekuensi : 140 kali/menit

2)      Irama : teratur

3)      Kontraksi : kuat

4)      Interval : 12-12-12

III.               IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL

IV.               IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

-
V.               PERENCANAAN

1.    Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.

2.    Beritahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya dalam keadaan baik, posisi

janin normal dan sudah masuk panggul.

3.    Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas berat

4.    Beritahu ibu tentang bahaya kehiamilan trimester III dan anjurkan ibu untuk segera

memeriksakan kandungannya ke tenaga kesehatan apabila mengalaminya

5.    Beritahu ibu untuk menyiapkan persalinan dan tanda-tanda persalinan seperti kenceng-

kenceng sering semakin kuat, keluar air kawah, ada lendir darah dan dan menganjurkan ibu

segera kembali .

6.    Berikan therapy tablet B12 3x1 dan FE dengan dosis 1x1 dan ajarkan cara meminumnya.

7.    Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan sewaktu – waktu

apabila terdapat keluhan

VI.                   IMPLEMENTASI

1.    Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.

2.    Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya dalam keadaan baik,

posisi janin normal dan sudah masuk panggul

3.    Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas berat seperti,

menggendong, mengangkat benda – benda berat

4.    Memberi tahu ibu tentang tanda bahaya trimester III antara lain perdarahan pada jalan lahir

dan pengeluarannya berbau busuk, bengkak pada ekstremitas, tekanan darah tinggi,

pandangan kabur, nyeri kepala hebat, nyeri perut bagian bawah, serta memberitahu ibu

apabila mengalaminya untuk segera periksa ke tenaga kesehatan terdekat.


5.    Memberitahu ibu untuk menyiapkan persalinan dan tanda-tanda persalinan seperti kenceng-

kenceng sering semakin kuat dan berlangsung lama, keluar air kawah, ada lendir darah dan

beritahu ibu untuk segera menuju tempat persalinan yang aman yaitu bidan / dokter.

Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan yaitu, pakaian ibu dan bayi, uang, kesiapan fisik

dan mental, pendamping persalinan, donor darah, transportasi

6.    Memberikan ibu tablet B12 3x1 pada pagi hari dan FE dengan dosis 1x1 diminum sebelum

tidur dengan menggunakan air putih, tidak boleh menggunakan air teh, kopi ataupun susu

karena akan menghambat dan menggangu penyerapan.

7.    Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan sewaktu – waktu apabila

terdapat keluhan

VII.                   EVALUASI

1.       Ibu mengetahui tentang kondisinya saat ini

2.       ibu mengetahui bahwa kehamilannya dalam keadaan baik

3.       ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berat

4.       Ibu sudah mengetahui tanda bahaya trimester III dan bersedia periksa ke tenaga kesehatan

terdekat apabila mengalaminya

5.       ibu sudah mempersiapkan persalinannya dan sudah mengetahui tanda – tanda persalinan dan

bersedia kembali lagi apabila sudah akan mendapat tanda – tanda tersebut

6.       ibu sudah mendapat tablet B12 dan FE dan sudah mengetahui dosis serta cara meminumnya

7.       ibu bersedia kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan apabila sewaktu – waktu terdapat

keluhan
7 LANGKAH MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY

 Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar

 Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan


semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara
lengkap, yaitu:

♠ Riwayat kesehatan
♠ pemeriksaan fisik pada kesehatan
♠ Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
♠ Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi

Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar
awal yang lengkap. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan
kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.

Langkah II (kedua): Interpretasi Data Dasar

 Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di identifikasikan
oleh bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh yaitu
wanita pada trimester ketiga merasa takut terhadap proses persalinan dan
persalinan yang sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak
termasuk dalam kategori “nomenklatur standar diagnosa” tetapi tentu akan
menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan
memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa sakit.

Langkah III (ketiga): Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah Potensial

 Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial


lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap
bila diagnosa atu masalah potensial benar-benar terjadi.

 Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan


yang Memerlukan Penanganan segera
 Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen


kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau
kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus
menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau
perdarahan segera setelah lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang
dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya bisa saja tidak merupakan
kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

Langkah V(kelima) : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar
yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan, konseling, dan
apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yg berkaitan dengan sosial
ekonomi,kultur atau masalah psikologis.
Semua keputusan yg dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional
dan benar- benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yg up to date serta sesuai
dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh klien.

Langkah VI(keenam) : Melaksanaan perencanaan


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh
klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukanya sendiri
ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen
yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari
asuhan klien.
Langkah VII(Terakhir) : Evaluasi

Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan
diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah
efektif sedang sebagian belum efektif.

manajemen kebidanan 7 langkah varney

Langkah – langkah dalam proses manajemen kebidanan yaitu :


1.      Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan

2.      Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah

3.      Mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial

4.      menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaburasi dengan


tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien

5.      Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah – langkah sebelumnya

6.      Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman

7.      Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali


manajemen proses untuk aspek – aspek asuhan yang tidak efektif
      Langkah 1 : Pengumpulan data dasar

1.            Riwayat kesehatan, haid, kehamilan, persalian, nifas dan sosial

2.            Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya

3.            Pemeriksaan khusus

4.            Pemeriksaan penunjang

5.            Meninjau catatan rekam medik pasien yang terbaru atau catatan sebelumnya.
      Langkah 2 : Merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien derdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
      Langkah 3: Mengantisipasi Diagnosa atau Masalah Potencial

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan


pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi, melakukan perencanaan
untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan-kemungkinan yang tiba-
tiba terjadi.
      Langkah 4: Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk


dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien. Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya
      Langkah 5: Menyusun Rencanakan Asuhan Secara Menyeluruh

•         Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya.

•         Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yag sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya
      Langkah 6 : Melaksanakan perencanaan

Pada langkah enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien, efetif dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan sebagian lagi oleh  klien,atau anggota kesehatan lainnya.
      Langkah 7 : Evaluasi

Pada langkah terakhir ini dilakukan Evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan, apakah sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Ada kemunginan
bahwa rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif

Anda mungkin juga menyukai