KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang mana berkat Rahmat, Taufik serta
Hidayah-Nya sampai akhirnya asuhan kebidanan ini dapat disusun dan terselesaikan.
Shalawat serta salam tak lupa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang
yakni Addinul Islam Wal ‘Alimin.
Pada penyusunan asuhan kebidanan ini dapat terselesaikan tak jauh dari berbagai pihak
yang telah memberikan dukungan baik secara langsung, maupun tidak langsung pada penulis. Pada
akhirnya pada tempat kiranya penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H.M Zulfikar As'ad, MMR selaku penanggung jawab Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU
Jombang.
2. Ibu Hj. Sabrina Dwi Prihartini, SKM, selaku Ka Prodi D III Kebidanan Darul 'Ulum
3. Ibu Anik Masrifah,S.Kep.Ners selaku Pembimbing Ruangan di Paviliun Anggrek Jombang.
4. Ibu Suyati,SST selaku Pembimbing Akademik Prodi D III Kebidanan UNIPDU Jombang.
5. Semua teman-teman yang memberi dukungan dan semangat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran dari pembaca sekalian kami harapkan.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian dan pada penulis
khususnya. Amin...........
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi 2 : (1). Bayi Normal (sehat) memerlukan perawatan
biasa; (2). Bayi Gawat (high risk baby) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia
dan perdarahan. Pada umumnya, kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh Bidan dengan tanggung
jawab penuh terhadap keselamatan Ibu dan bayi. Pada kelahiran abnormal, yang memerlukan
pertolongan spesialis, bayi baru lahir diurus oleh Bidan, dan bila dirumah sakit yang dilengkapi
dengan unit kesehatan bayi, hendaknya ditangani oleh dokter anak.
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka
kematian perinatal dan neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir
rendah. Kalaupun bayi menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik
maupun mental.
Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada Ibu, tetapi karena proses tersebut
merupakan pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dapat
dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang
optimal. Memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan bagian
esensial asuhan bayi baru lahir.
Maka pelayanan kebidanan selayaknya dilaksanakan berdasarkan teori yang dapat
dipertanggung jawabkan dan berdasarkan kenyataan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan
kebidanan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data
b. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
c. Mengantisipasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan
f. Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan
g. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
BAB II
LANDASAN TEORI
Etiologi
Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor penyebabnya tidaklah
berdiri sendiri, antara lain :
- Faktor genetik atau kromosom
- Infeksi
- Bahan toksik
- Radiasi
- Insufisiensi atau disfungsi plasenta
- Faktor nutrisi
- Faktor-faktor lain-lain merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa hamil, plasenta previa,
kehamilan ganda, obato-obatan dan sebagainya (Mochtar Rustam : 448).
Beberap penyakit yang berhubungan dengan prematuritas :
Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membran hilain)
Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum sempurna.
Perdarahan spontan dalam vertikel otak lateral, akibat anoksia otak (erat kaitannya dengan
gangguan pernafasan)
Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang
Hipotermia
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismatoritas :
Sindrom aspirasi mekoneum
Hipoglikemia
Hiperbilirubinemia
Hipotermia
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) memungkinkan prematur (kurang bulan)
mungkin juga cukup bulan BBLR sangat rentan terhadap hipotermia dan
infeksi
Oleh karena itu bayi berat lahir rendah mempunyai resiko kematian tinggi
(YBP-SP: Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal: 133-139)
Prognosis BBLR
Kemaitan perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal
pada umur kehamilan yang sama.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi
etrutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi,
pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai
kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya.
(Mochtar Rustam : 450).
Penanganan
Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan
ketat.
Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatian prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci
tangan sebelum memegang bayi.
Pengawasan nutrisi / ASI
Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus di lakukan dengan
cermat.
Penimbangan ketat
Perubahan BB mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya rahan tubuh,
oleh sebab itu penimbangan BB harus dilakukan dengan ketat.
Kapasitas lambung BBLR sangat kecil sehingga minum harus sering
diberikan tiap jam. Perhatikan apakah selama pemberian minum bayi
menjadi cepat lelah, menjadi biru, atau perut membesar/kembung.
Kebutuhan cairan untuk BBL 120-150 ml/kf/hari atau 100-120 cal/kg/hari. Pemberian dilakukan
secara bertahap sesuai kemampuan bayi untuk sesegera mungkin mencukupi kebutuan cairan/kalori.
(YBP-SP: Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal: 133-139)
A. Definisi
Asuhan kebidanan adalah aktifitas dan interaksi yang dilakukan oleh Bidan kepada klien yang
membutuhkan atau memempunyai permasalahan dalam bidang pengetahuan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien, Bidan menggunakan metode pendekatan
pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu proses sistematis dan analisis dalam
memberikan asuhan kebidanan. Kita menggunakan 7 langkah manajemen kebidanan menurut
Varney yaitu :
I. Pengkajian data
II. Identifikasi diagnosa dan masalah
III. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
IV. Identifikasi kebutuhan segera
V. Intervensi/pengembangan rencana menyeluruh
VI. Implementasi
VII. Evaluasi
Resusitasi
Dilakukan jika bayi mengalami kesulitan bernafas setelah 60 detik pasca persalinan.
b. Data Obyektif
Adalah data pengkajian yang dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan secara langsung
kepada pasien dengan tujuan untuk mengetahui keadaan pasiennya sekarang.
1. Pemeriksaan fisik
Bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik klien, pemeriksaan ini dilakukan secara “head to toe”
a. Tanda-tanda vital
daan umum : Baik
u : normal 36 0C, suhu rektal 36,5 – 37,8 0C
nafasan : BBL bernafas tidak teratur dengan jumlah pernafasan 30-80 x/menit, dengan rata-rata 40 x/menit
i : BBL frekuensinya 110-160 x/menit dan rata-rata 130 x/menit
sekarang : Bayi aterm dengan BBL > 2500 gr
b. Pemeriksaan fisik secara sistematis
Dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi
Kepala
- Pemeriksaan kesimetrisan
- Adanya kelainan cephal hematoma, caput succep daneum, anenchepalus, hidrocepalus,
meningokel.
Ubun-ubun
Periksa aturannya
- Sutura frontalis dextra + sinistro
- Sutura corona (sel mahkota)
- Sutura lamdoidea (sela lamda)
- Sutura sagitolis (sela panah)
Muka
Adanya kelainan seperti tidak mengerutnya dahi/menutup mata sebelah, sudut bibir tertarik ke satu
sisi (paralysis wajah).
Mata
- Periksa pupil, sclera, conjungtiva
- Tanda-tanda inspeksi seperti pus
Telinga
- Periksa kesimterisan dengan menarik garis antara telinga dan mata bayi.
Hidung
- Periksa adanya pernafasan cuping hidung
- Periksa kesimetrisan hidung kanan dan kiri
Mulut
- Periksa adanya labiopalatoskizis
- Periksa bibir dan palatum
- Refleks hisap dan menoleh dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu
Leher
- Periksa adanya pembengkakan kelenjar tiroid dan limfe.
Dada
- Periksa bentuk dada
- Puting susu menonjol (pada ♀)
- Dengarkan bunyi nafas dan jantung
Tali pusat
- Periksa penonjolan disekitar tali pusat pada saat bayi menangis.
- Adanya perdarahan tali pusat atau tidak
- Tali pusat lembek pada saat bayi menangis
Punggung
- Periksa adanya spina bifida/meningokel
Ekstrimitas
- Periksa adanya kelainan pada bagian jari :
Mikro amelia : jari pendek-pendek
Polidaktili : jumlah jari > 5
Amelia : tidak punya jari
ndaktili : jari seperti bebek, antara satu dan yang lain disatukan dengan sebuah selaput
: jumlah jari < 5
- Periksa adanya kelainan pada kaki
Pes varus : kaki mengarah kedalam, seperti huruf “O”
Pes valgus : kaki mengarah keluar, seperti huruf “X”
Refleks
- Refleks moro
Refleks memeluk, terjadi jika menepuk tangan, bayi akan kaget yang ditandai dengan pergerakan
tangan secara spontan.
- Refleks rooting
Refleks menoleh dengan menyentuh pipi bayi maka, bayi akan menoleh kesumber rangsangan.
- Refleks walking
Refleks berjalan, terjadi jika bayi diletakkan diperut Ibu, maka bayi akan merangkak menuju puting
susu Ibu (tanpa digendong)
- Refleks graphs/planter
Refleks tangan menggenggam, dilakukan dengan merangsang tangan bayi dengan jari kita, maka
bayi akan menggenggam jari tangan kita.
- Refleks sucking
Refleks menghisap, terlihat pada saat bayi menyusu ibunya.
- Refleks tonickneck
Refleks mengangkat kepala, secara spontan ketika bayi ditengkurapkan diatas perut Ibu untuk
menyusu.
Antropometri
Lingkaran kepala dibagi :
a. SOB (Sub Occipito Bregmatica)
Pengukuran mulai Sub Occipito – UUB, normalnya = 32 cm
b. FO (Fronto Occipito)
Pengukuran mulai pangkal hidung-belakang kepala, normalnya = 34 cm
c. MO (Mento Occipito)
Pengukuran mulai dagu-belakang kepala, normalnya = 35 cm
Lingkar dada = normalnya 32 cm
Lila = normalnya 6-9,5 cm
Eliminasi
Miksi : sudah keluar apa belum
Mekonium : sudah keluar apa belum
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny “D” UMUR 1 HARI DENGAN BBLR
DI PAVILIUN ANGGREK RSUD JOMBANG
I. Pengkajian Data
Tanggal : 07 Juni 2011
Jam : 09.00 WIB
A. Data Obyektif
Bayi : Bayi Ny “S”
: 1 hari
m/lahir : 06 Juni 2011/22.00WIB/normal (spontan belakang kepala)
kelamin : Laki-laki (♂)
3. Riwayat kesehatan ibu
Ibu G1Poooo UK 37 minggu Let SU/Observasi inpartu+KPP(11 Jam)
4. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang (kiriman dari ponek) dengan spontan KU jelek,sesak +,waktu lahir tidak langsung
menangis,dan odem pada skrotum.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti : kencing manis,
hipertensi (darah tinggi) asma dan tidak mempunyai penyakit menular seperti : TBC, penyakit kuning
serta tidak mempunyai penyakit menahun, seperti : jantung.
6. Kebiasaan sehari-hari
Makan : 3 x/sehari dengan porsi nasi 1 piring, lauk, sayur, susu, buah.
Obat-obatan/jamu : -
Merokok : -
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah
Suhu : 368 0C
Pernapasan : 60 x/menit
HR : 160 x/menit
BB : 2230 gram
PB : 49 cm
Lingkar kepala
SOB : 32 cm
FO : 34 cm
MO : 35 cm
Lingkar dada : 33 cm
Lila abdomen : 24 cm
Pemeriksaan fisik secara sistematis
epala : Simetris, rambut lurus pendek, tidak ada lesi, tidak ada caput.
Ubun-ubun : Ubun-ubun besar dan kecil masih cekung
Muka : Putih pucat
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
elinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan
ulit : Merah, akral hangat
Mulut : Bibir Simetris, tidak sumbing, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah merah muda
eher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis.
Dada : Simetris kanan, kiri
ali pusat : Tidak ada infeksi, basah, masih terbungkus kasa
unggung : Simetris, tidak ada benjolan dan lesi
kstrimitas : Tangan : Simetris, jari lengkap
Kaki : Simetris, jari kaki lengkap
Genetalia : Bersih, testis sudah turun di skrotum(odem),penis berlubang
nus : Berlubang.
Refleks
Refleks moro : lemah
Refleks rooting : lemah
Refleks sucking : lemah
Refleks graphs : lemah
Refleks tonik neck : lemah
Refleks walking : lemah
Antropometri
Lingkar kepala
SOB : 32 cm
FO : 34 cm
MO : 35 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lila abdomen : 24 cm
Eliminasi
Miksi : Sudah keluar, warna putih, tgl : 06 Juni 2011, jam : 22.25 WIB.
Mekonium : Sudah keluar, warna hijau kehitaman, tgl 06 Juni 2011, jam 23.05 WIB.
II. Interpretasi Data
Tanggal : 07-06-2011 Jam : 11.00 WIB
Dx : Bayi Ny “d” umur 1 hari dengan BBLR
Ds : Bayi lahr sungsang,tidak langsung menangis,sisa ketuban bercampur darah.
Do : KU : Lemah
Suhu : 368 0C
Pernapasan : 60x/menit
HR : 160 x/menit
BB : 2230 gram
PB : 49 cm
Lingkar kepala
SOB : 32 cm
FO : 34 cm
MO : 35 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lila abdomen : 24 cm
Kulit : Putih pucat
Akral : Hangat
Masalah : Hipotermi
Kebutuhan : Pembebasan jalan nafas
- Kehangatan (Bouding attachmen/skin to skin)
- ASI eksklusif
VI. Implementasi
Hari/Tgl Kegiatan TTD
Selasa Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
07-06-11 Membungkus bayi dengan gedong dan meletakkannya dibawah sinar
Jam lampu
09.11 WIB Memposisikan kepala bayi ekstensi dan menengadahkan kepala bayi.
Observasi TTV
HR :138x/menit
RR :40x/menit
S :36 C
Memberikan ASI melalui sonde 8X10cc
VII. Evaluasi
Tanggal : 07-06-2011 Jam : 13.00 WIB
S : -
O : KU : Lemah
Suhu : 369 0C
BB : 2200 gram
PB : 49 cm
Lingkar kepala
SOB : 32 cm
FO : 34 cm
MO : 35 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lila abdomen : 24 cm
A : Bayi Ny “D” umur 1 hari dengan BBLR
P : - Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
- ASI eksklusif 8x10CC
- thermoregulasi
- Observasi TTV/4jam
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua yaitu bayi normal (sehat) yang memerlukan
perawatan biasa dan bayi gawat (high risk baby) yaitu yang memerlukan penanggulangan khusus.
Dinilai dari landasan teori dalam kasus ini telah diuraikan bahwa bayi BBLR adalah bayi baru
lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Dan disebutkan pula bahwa BBLR
sangat rentan terhadap hipotermi dan infeksi, dari kasus yang telah diikaji dan telah dilakukan
penatalaksanaan yang adekuat ternyata tidak jauh berbeda dengan teori yaitu Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram, tetapi dari kasus bayi Ny
“S” tidak menderita hipotermi ataupun infeksi karena tenaga kesehatan/Bidan melakukan
pemantauan ketat pada bayi dan juga telah dilakukan penanganan pada BBLR dengan baik. Dan
tenaga kesehatan (Bidan) juga telah menangani bayi sesuai dengan yang telah dijelaskan pada teori
yaitu mempertahankan suhu tubuh bayi, mencegah infeksi, pengawasan nutrisi/ASI eksklusif dan
penimbangan BB bayi dengan ketat.
B. Saran
Petugas Kesehatan (Bidan)
Bidan yang profesional harus mampu mengambil tindakan cepat jika ada masalah yang muncul.
Mampu memberikan nasehat-nasehat apa yang harus dilakukan pasien dalam menghadapi masalah
kebidanan.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai acuan dalam memberikan materi/mata ajar untuk Mahasiswa.
Sebagai masukan terhadap kemungkinan adanya kekurangan dalam pembelajaran kepada
Mahasiswa.
Bagi Mahasiswa
Sebagai acuan atau perbandingan yang harus dipelajari dan diteliti kembali.
Diharapkan dengan adanya Asuhan Kebidanan ini Mahasiswa mampu merealisasikan dalam praktek
dilapangan
DAFTAR PUSTAKA
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2001. Jakarta : YBP-SP
Wiknjosastro, Hanifa, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBP-SP
Syaifuddin, Abdul Bari Prof Dr. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta:YBP-SP