Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Evidence Based Nursing
(EBN) yang berjudul “Pengkajian Neonatus”, sebagai salah satu tugas
dari PK 1 di RSUD Pasar Minggu. Dalam hal ini, Penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
DAFTAR ISI...................................................................................
BAB IV KESIMPULAN……………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
LAMPIRAN …………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Peraturan
Pemerintah No 47 Tahun 2021 Tentang Perumahsakitan).
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir dengan Standar
C. MANFAAT
1. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan
khususnya dalam memberikan informasi tentang perubahan
fisiologi dan asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir.
2. Menghasilkan formulir pengkajian awal neonatus yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna dan Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit.
3. Memberikan informasi penting mengenai asuhan
keperawatan secara profesional pada bayi baru lahir kepada
keluarga pasien.
4. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman penulis dalam menerapkan manajemen
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
bayi baru lahir secara terstandart dan melakukan
pengkajian awal neonatus.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir
di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu tahun 2021.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Nilai 0 1 2
Appearance Seluruh Warna kulit Warna kulit
color badan biru tubuh normal tubuh, tangan
(warna atau pucat merah muda, dan kaki
kulit) tetapi tangan normal merah
dan kaki muda, tidak
kebiruan ada sianosis
Pulse (heart Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
rate) Atau
frekuensi
Jantung
Grimace Tidak ada Meringis atau Meringis atau
(reaksi respon menangis bersin atau
terhadap terhadap lemah ketika batuk saat
rangsangan) stimulasi distimulasi stimukasi
saluran nafas
Activity Lemah atau Sedikit gerakan Bergerak aktif
(tonus otot) tidak ada
Respiration Tidak ada Lemah atau Menangis
(usaha tidak teratur kuat,
nafas) pernafasan
baik dan
teratur
3. TANDA TANDA VITAL
Pengukuran fisiologis merupakan kunci untuk mengevaluasi
status fisik dan fungsi vital. Pengukuran fisiologis terdiri dari
suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah.
a. Suhu badan dapat diukur melalui aksila. Suhu normal pada
bayi baru lahir rentang 36.5’C – 37.5’ C, suhu stabil setelah
8-10 jam kelahiran.
b. Nadi pada bayi baru lahir dapat diukur dengan
menggunakan stetoskop yang didengarkan secara
auskultasi pada apex jantung. Nadi dihitung selama satu
menit. Denyut Nadi normal pada bayi baru lahir rentang
antara 140 kali permenit – 160 kali permenit, bisa tidak
teratur untuk periode singkat, terutama setelah menangis.
c. Pernapasan pada bayi baru lahir dapat di lakukan dengan
cara mengobservasi pergerakan diafragma bayi atau
Gerakan abdominal bayi. Pernapasan tersebut dihitung
dalam waktu satu menit. Nilai normal pernapasan pada bayi
yaitu 40x permenit sampai dengan 60x permenit.
d. Tekanan Darah normal pada bayi baru lahir yaitu
78/42mmHg, pada waktu lahir sistolik 60-80mmHg dan
diastolik 40-50mmHg. Setelah 10 hari, sistolik 95-100mmHg
dan diastolik sedikit meningkat. Tekanan darah bayi baru
lahir bervariasi seiring perubahan tingkat aktivitas
(terjaga,menangis atau tidur ).
4. ANTROPOMETRI
Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran
antropometri seperti berat badan, Panjang badan, lingkar
kepala, lingkar dada. Pada pengukuran berat badan bayi
ditimbang menggunakan timbangan bayi, Sebelum bayi
ditimbang, skala timbangan diseimbangkan dengan angka nol
(0). Berat badan normal pada bayi baru lahir yaitu 2500 gram
sampai dengan 4000 gram. Apabila ditemukan berat badan
kurang dari 2500 gram, maka dapat dikatakan bayi memeiliki
berat badan lahir rehndah (BBLR).
Tinggi badan pada bayi disebut Panjang badan. Panjang
badan bayi baru lahir adalah 45-50cm. Untuk memeriksa
Panjang badan bayi sebaiknya posisi bayi dibuat ekstensi,
untuk pengukuran yang lebih akurat sebagai berikut:
a) Letakan kepala bayi pada garis tengah alat pengukur
b) Letakan lutut bayi secara lembut
c) Dorong sehingga kaki ekstensi penuh dan mendatar pada
meja ukuran
d) Hitung berapa Panjang bayi tersebut dengan melihat angka
pada tumit bayi
b. SISTEM PENDENGARAN
Pengkajian pada telinga meliputi jumlah daun telinga
dan lubang telinga, bentuk, simetris/tidak, menentukan
kelainan konginetal (Daun telinga, posisi telinga, kulit
tambahan), menentukan kepatenan lubang telinga ada
tidaknya gangguan pendengaran. Pemeriksaan telinga dapat
dilakukan untuk menilai adanya gangguan pendengaran.
Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara jika terjadi
refleks terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka
kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran
c. SISTEM PERNAPASAN
Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan
menghitung rata-rata pernapasan dalam satu menit.
Pemeriksaan ini dikatakan normal pada bayi baru lahir apabila
frekuensinya antara 40- 60 kali per menit, tanpa adanya
retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi apabila
bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2.500 gram atau usia
kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan terdapat
adanya retraksi dada ringan. Jika pernapasan berhenti
beberapa detik secara periodik, maka masih dikatakan dalam
batas normal.
Pemeriksaan hidung dapat dilakukan dengan cara
melihat pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut,
maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas
karena adanya atresia koana bilateral atau fraktur tulang
hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan
gangguan pada paru, lubang hidung kadang-kadang banyak
mukosa. Apabila sekret mukopurulen dan berdarah, perlu
dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan
lain.
Bentuk dan kelainan bentuk dada, puting susu,
gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan
pernafasan. bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan
retraksi interkostal, merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi
paru. Biasanya bayi baru lahir memiliki frekuensi jantung 140-
160 kali/menit dan pernafasan 40- 60 kali/menit. Jantung dan
paru- paru perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui
adanya kelainan yang biasanya dapat terlihat melalui warna
kulit bayi dan keadaannya secara umum.
d. SISTEM KARDIOVASKUKER
Hitung denyut jantung bayi dengan menggunakan
stetoskop. Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah
bayi mengalami gangguan yang menyebabkan jantung dalam
keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak normal,
perdarahan, atau gangguan napas. Pemeriksaan denyut
jantung ini dikatakan normal apabila frekuensinya antara 140-
160 kali per menit, dalam keadaan normal apabila di atas 160
kali per menit dalam jangka waktu yang relatif pendek,
beberapa kali per hari, dan terjadi selama beberapa hari
pertama jika bayi mengalami distres.
e. SISTEM PENCERNAAN
a) Mulut
Pemeriksaan mulut dapat dilakukan dengan
melihat adanya kista yang ada pada mukosa mulut.
Pemeriksaan lidah dapat dinilai melalui warna dan
kemampuan refleks mengisap. Apabila ditemukan lidah
yang menjulur keluar, dapat dilihat adanya
kemungkinan kecacatan kongenital. Adanya bercak pada
mukosa mulut, palatum, dan pipi bisanya disebut
sebagai monilia albicans, gusi juga perlu diperiksa untuk
menilai adanya pigmen pada gigi, apakah terjadi
penumpukan pigmen yang tidak sempurna.
b) Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi
pemeriksaan secara inspeksi untuk melihat bentuk dari
abdomen, apabila didapatkan abdomen membuncit
dapat diduga kemungkinan disebabkan
hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga perut.
Pada perabaan, hati biasanya teraba 2 sampai 3
cm di bawah arkus kosta kanan, limfa teraba 1 cm di
bawah arkus kosta kiri. Pada palpasi ginjal dapat
dilakukan dengan pengaturan posisi telentang dan
tungkai bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam
keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba
setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut.
Bagian-bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm.
Adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh
neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena
renalis.
Untuk menilai daerah punggung atau tulang
belakang, cara pemeriksaannya adalah dengan
meletakkan bayi dalam posisi tengkurap. Raba
sepanjang tulang belakang untuk mencari ada atau
tidaknya kelainan seperti spina bifida atau
mielomeningeal (defek tulang punggung, sehingga
medula spinalis dan selaput otak menonjol).
membuncit, (pembe saran hati, limpa, tumor, asites),
skafoid (kemung-kinan bayi mengalami hernia
diafragmatika atau atresia esofagis tanpa fistula), tali
pusat berdarah, jumlah pembuluh darah.
c) Anus
d) SISTEM UROGENITAL
Genetalia laki-laki meliputi panjang penis, testis sudah
turun berada dalam skrotum, orifisium uretrae di ujung penis,
kelainan (fimosis, hipospadia/ epispadia). Genetalia perempuan
terdiri dari labia mayora dan labia minora, klitoris, orifisium
vagina, orifisium uretra, sekret dan lain-lain.
Pemeriksaan genitalia ini untuk mengetahui keadaan
labium minor yang tertutup oleh labia mayor, lubang uretra
dan lubang vagina seharusnya terpisah, namun apabila
ditemukan satu lubang maka didapatkan terjadinya kelainan
dan apabila ada sekret pada lubang vagina, hal tersebut karena
pengaruh hormon. Pada bayi laki-laki sering didapatkan
fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah 3-4 cm
dan 1-1,3 cm untuk lebaruya, kelainan yang terdapat pada bayi
adalah adanya hipospadia yang merupakan defek di bagian
ventral ujung penis atau defek sepanjang penisnya.
Alat kelamin dapat terlihat membengkok atau mengeluarkan
cairan. Tampilannya dapat berbeda sesuai usia kehamilan.
Bayi prematur mempunyai klitoris menonjol dengan labia/bibir
vagina yang dalam. Semakin cukup bulan labia lebih jauh ke
luar. Bayi perempuan dapat menghasilkan cairan atau lendir
berwarna kemerahan dari vagina pada minggu pertama
kehidupannya. Kejadian normal ini berhubungan dengan
hormon ibu. Bayi prematur laki-laki memiliki skrotum yang
rata dan halus dengan testis yang belum turun (lebih disukai
testis turun sebelum usia 6 bulan). Bayi lebih dari sebulan
menunjukkan garis pada skrotum dengan testis sudah turun.
e) SYSTEM MUSKULOSKELETAL
Kaji postur dan gerakan. Pemeriksaan ini untuk menilai
ada atau tidaknya epistotonus/hiperekstensi tubuh yang
berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakang, tubuh
melengkung ke depan, adanya kejang/ spasme, serta tremor.
Pemeriksaan postur dalam keadaan normal apabila dalam
keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan
panggul dan lutut semi fleksi. Selanjutnya pada bayi berat
kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37
minggu ekstremitasnya dalam keadaan sedikit ekstensi.
Apabila bayi letak sungsang, di dalam kandungan bayi akan
mengalami fleksi penuh pada sendi panggul atau lutut/sendi
lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa mencapai mulut.
Selanjutnya gerakan ekstremitas bayi harusnya terjadi secara
spontan dan simetris disertai dengan gerakan sendi penuh dan
pada bayi normal dapat sedikit gemetar.
Pemeriksaan ekstremitas. Pemeriksaan ini berfungsi
untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas abnormal,
asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke
dalam atau ke luar garis tangan), serta menilai kondisi jari
kaki, yaitu jumlahnya berlebih atau saling melekat. Periksa
posisi, reaksi bayi bila ekstrimitas disentuh, dan
pembengkakan.
f) INTEGUMEN
Warna kulit bayi sangat bervariasi tergantung ras, usia,
suhu dan keadaan bayi. Saat bayi lahir, warna kulit mungkin
berwarna keunguan, lalu berubah menjadi kemerahan setelah
bayi menangis keras dan dapat bernafas. Beberapa kulit bayi
berwarna kekuningan. Hal ini dapat merupakan respons
normal tubuh terhadap jumlah sel darah merah yang banyak
tapi dapat pula pertanda serius, terutama bila warna
kekuningan bertambah dan menetap selama beberapa hari.
Kulit bayi baru lahir biasanya agak kemerahan. Jari-jari
tangan dan kaki nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah
yang kurang baik. Pada persalinan normal akan
mengakibatkan bentuk kepala bayi berubah dan memetap
selama beberapa hari. Hal ini disebabkan karena pada
persalinan normal yang keluar dahulu adalah bagian kepala
bayi. Sedangkan pada persalinan yang sungsang anggota
tubuh yang mengalami pembengkakan dan memar adalah
bokong, alat kelamin dan kaki karena bokong keluar lebih
dulu.Lakukan inspeksi pada warna bayi.
Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada
warna pucat, ikterus, sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi
dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat dibandingkan bayi
dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya lebih
tebal.
a) Warna: biasanya merah muda, ikterik fisiologis dialami oleh
50% bayi cukup bulan dan hiperpigmentasi pada areola,
genetalia dan linia nigra. Perubahan warna normal 12
Diktat Bayi Baru Lahir Genap 2020 seperti akrosianosis-
sianosis tangan dan kaki dan kurtis marmorata- motting
sementara ketika bayi terpapar suhu rendah.
b) Kondisi: hari kedua sampai ketiga, mengelupas, kering.
Tidak terdapat edema kulit, beberapa pembuluh darah
terlihat jelas di abdomen. Vernik kaseosa, putih seperti keju,
tidak berbau dengan jumlah dan tempat yang bervariasi,
Lanugo di daerah bahu, pinna, telinga dan dahi dengan
jumlah yang bervariasi
c) Turgor kulit: dengan mencubit kulit bagian daerah perut
dan paha bagian dalam, turgor kulit baik saat kulit segera
kembali kekeadaan semula setelah cubitan dilepas.
Indikator terbaik untuk dehidrasi adalah kehilangan berat
badan pada bayi baru lahir kehilangan 10% BB setelah lahir
adalah normal.
BAB III
PEMBAHASAN
C. KESENJANGAN
Masalah yang terdapat pada aspek isi formulir yang
digunakan untuk pengkajian awal neonatus masih
menggunakan formulir pengkajian awal untuk pasien
umum (pasien anak) yang ada di system komputer. Ditinjau
dari aspek isi antara formulir pengkajian awal neonatus
dengan formulir awal untuk pasien umum sudah berbeda
dan ditinjau dari item butir datanya terdapat butir data
seperti riwayat penyakit terdahulu dan riwayat penyakit
sekarang, seharusnya butir data tersebut tidak perlu
digunakan. Butir data yang terdapat pada formulir tersebut
hanya terdapat anamnesa, pemeriksaan fisik, status
generalis, status lokalis dll, dan belum sesuai untuk
kebutuhan pasien neonates.
Pengkajian neonates di rsud pasar minggu belum
persistem secara lengkap dan jelas sedangkan
kenyataannya pengkajian neonates persistem memudahkan
perawat melakukan asuhan keperawatan secara head to toe
agar informasi yang di dapat berpengaruh terhadap
kelengkapan data yang akurat. Untuk formulir pengakajian
neonates SC secara tertulis sudah cukup jelas dan lengkap
namun masih belum persistem.
Untuk pengisian pengkajian neonatus sudah sesuai
dengan aturan yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah
Pasar Minggu seperti pengisian hemodinamik dan GCS
dengan angka.
Setelah di susun dan mencari referensi jurnal dan
artikel2 yang didapat dan diskusi bahwasanya pengkajian
awal neonatus di Rsud Pasar Minggu dengan pengkajian
SC , pengkajian di system dan pengkajian yang di dapat di
Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan E-ISSN:
2721-866X Vol. 1 No. 3 Juni 2020 terdiri dari kelompok
identitas pasien dan ibu pasien, penjelasan orientasi
ruangan yang diberikan kepada orang tua bayi, riwayat
masa lalu yang termasuk keluhan utama, riwayat prenatal
(apakah ibu pernah konsumsi obat, perdarahan , dll) ,
riawayat imunisasi bayi (untuk bayi rujukan 0-28 hari jika
sudah di imunisasi), riwayat maternal, keadaan bayi saat
lahir termasuk antropometri, penilaiaan apgar score ,lalu
riwayat resusitasi (jika bayi mengalami distrees nafas saat
SC, dari ruangan nicu,atau rujukan, dll), pengakjian resiko
jatuh, ke pemeriksaan fisik dengan di sertai table Ballard
Score kemudian dilakukan pemeriksaan fisik persistem
seperti system neuromuscular, system penglihatan, system
pendengaran, system pernapasan, system kardiovaskuler,
system pencernaan, system urogenital, system
musculoskeletal, system integument. Lalu pengakjian nyeri
pada bayi , pemeriksaan penunjang seperti radiologi dan
laboratorium. Disini kami tidak mencantumkan riwayat
psikososial karena setelah berdiskusi belum perlu untuk di
cantumkan pada pengkajian neonatus.
Untuk pengakjian resiko jatuh pada neonatus penulis
belum menemukan secara khusus untuk bayi dan di
beberapa informasi yang di dapat adanya pengakjian resiko
jatuh pada anak dengan menggunakan Pengkajian Risiko
Jatuh menurut Nursalam (2016), menggunakan skala
Humpty Dumpty , pengkajian tersebut di gunakan pada
usia >28 hari dan menurut informasi yang di dapat
pengkajian resiko jatuh pada bayi , sudah pasti resiko jatuh
tinggi dengan adanya bayi baru lahir yang belum bisa
beraktifitas seperti anak dan dewasa maka dari itu harus
dalam pengawasan ketat dan 24 jam di temani.
BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai
“Pengkajian Awal Neonatus di Rumah Sakit Umum Daerah
Pasar minggu” yang telah di susun, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
a. Aspek isi formulir pengkajian awal neonatus meliputi
kelengkapan itemnya sudah lengkap, terdapat
pengelompokkan item, item – itemnya disusun secara
urut, isitilah, singkatan dan symbol yang digunakan
sesuai dengan standar yang berlaku di rumah sakit.
b. Pengkajian neonates di rsud pasar minggu sudah
tersistem sesuai dengan bagian-bagiannya dan
memudahkan pengisian secara tepat sehingga dapat
berpengaruh terhadap kelengkapan data yang akurat.
c. Desain formulir dilakukan dengan menggabungkan
formulir yang ada serta teori terkait pengkajian awal
neonatus dengan hasil identifikasi aspek fisik, aspek
anatomi, aspek isi dan kebutuhan pengguna terkait item
– item pada formulir.
DAFTAR PUSTAKA