Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Evidence Based Nursing
(EBN) yang berjudul “Pengkajian Neonatus”, sebagai salah satu tugas
dari PK 1 di RSUD Pasar Minggu. Dalam hal ini, Penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:

1. Ibu Ns. Jubaedah, S. Kep, selaku kepala bidang keperawatan


RSUD Pasar Minggu yang telah memberikan kesempatan
menyusun Laporan ini.
2. Bpk. Ns. Ilhamsyah, S. Kep, selaku Kepala Komite Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan ini.
3. Bpk Ns. Milad Raushan Fikri, S. Kep, selaku Kosatpel intensif
yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan ini.
4. Febrina Dwiyanti, S. Kep, selaku Kepala Ruangan NPP yang telah
memberikan kesempatan menyusun Laporan ini.
5. Bagi Para Pembimbing atau CI yang telah membantu ikut
berpartisipasi dalam penyusunan laporan ini
6. Teman-teman perawat RSUD Pasar Minggu ruangan NPP atas
kerjasama dan motivasinya.
7. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu
atas bantuan dalam penyelesaian Evidence Based Nursing (EBN)
ini.
Dalam penyusunan Evidance Based Nursing (EBN) Pengkajian
Neonatus di RSUD Pasar Minggu penulis menyadari masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya Laporan ini
dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT memberikan balasan
pahala atas segala amal baik yang telah diberikan dan semoga
Evidance Based Nursing (EBN) ini dapat berguna bagi semua pihak
dan dapat dimanfaatkan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................

A. LATAR BELAKANG .............................................................


B. TUJUAN .............................................................................
C. MANFAAT ...........................................................................
D. RUANG LINGKUP ................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI .............................................................

A. KONSEP BAYI BARU LAHIR ................................................

B. TANDA-TANDA BAYI LAHIR NORMAL ................................


C. CIRI – CIRI BAYI NORMAL.......................................................
D. PERUBAHAN – PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAYI BARU
LAHIR..
E. TANDA-TANDA BAHAYA BAYI BARU
LAHIR........................................................................................
BAB III KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN PARKTEK DAN
FORMULIR PENGKAJIAN
NEONATUS…………………………………………

BAB IV KESIMPULAN……………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………

LAMPIRAN …………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Peraturan
Pemerintah No 47 Tahun 2021 Tentang Perumahsakitan).

Setiap layanan kesehatan wajib didokumentasikan dalam


bentuk rekam medis. Isi rekam medis meliputi data non medis
dan medis. Data non medis misalnya data terkait demografi
pasien, sedangkan data medis dapat meliputi hasil anamnesis,
hasil pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang,
tindakan medis yang telah dilakuakan, terapi, dan diagnosis.
Dalam Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi
1.1 tahun 2019 yang diterbitkan oleh Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) disebutkan bahwa rekam medis adalah bukti
tertulis (baik berbasis kertas maupun elektronik) yang
digunakan untuk merekam semua informasi hasil layanan
kesehatan kepada pasien. Dalam standard ini juga disebutkan
bahwa rekam medis bisa dibuat secara elektronik sebagaimana
disebutkan juga dalam Permenkes 269/ 2008 tentang Rekam
Medis (Kemenkes, 2008); (KARS, 2019). salah satunya rekam
medis berupa formulir pengkajian awal neonatus.
Saat bayi baru lahir pentingnya pelayanan kesehatan
melakukan pengkajian pada bayi baru lahir maka dari itu
pelayanan di rumah sakit harus memiliki pengkajian neonatus
yang sesuai dengan standar di rumah sakit. Formulir
pengkajian awal neonatus merupakan salah satu formulir yang
penting, karena di dalam formulir tersebut mencakup informasi
tentang bayi yang baru lahir. Komponen yang terdapat pada
formulir bayi baru lahir atau neonatus sekurang– kurangnya
antara lain terdapat identitas nama ibu bayi, berat badan,
panjang badan, Appearance (warna kulit), Pulse (denyut
jantung), Grimace (refleks), Activity (tonus otot), Respiration
(pernafasan) (Rahayu, 2017).

Formulir pengkajian awal neonatus sekurang-kurangnya


terdapat status obstetri, status neonatus, dan penilaian apgar
score. Apgar yaitu appearance (warna kulit), pulse (denyut
nadi), grimace (respon refleks), activity (tonus otot), dan
respiratory (pernapasan) (Varney, 2008). Data yang berharga
dari periode neonatus ini adalah nilai apgar pada menit
pertama dan menit kelima. Pengkajian awal asuhan kebidanan
maupun keperawatan harus mencerminkan solusi dan setiap
proses perawatan pasien, sehingga bidan maupun perawat
mampu memberikan catatan kronologis tentang tanda
kehidupan (vital) pasien (tekanan darah, pernafasan, detak
jantung, dan suhu badan) (Sembiring, 2017).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada bayi
baru lahir sesuai standar pelayanan keperawatan
b. Mendesain formulir pengkajian awal neonatus di Rumah
Sakit Umum Daerah Pasar Minggu

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir dengan Standar

b. Melakukan pendokumentasikan asuhan keperawatan


dengan metode SOAP

C. MANFAAT
1. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan
khususnya dalam memberikan informasi tentang perubahan
fisiologi dan asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir.
2. Menghasilkan formulir pengkajian awal neonatus yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna dan Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit.
3. Memberikan informasi penting mengenai asuhan
keperawatan secara profesional pada bayi baru lahir kepada
keluarga pasien.
4. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman penulis dalam menerapkan manajemen
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
bayi baru lahir secara terstandart dan melakukan
pengkajian awal neonatus.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir
di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu tahun 2021.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP BAYI BARU LAHIR


1. Defenisi
Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari
rahim seorang wanita melalui jalan lahir normal atau dengan alat
tertentu sampai umur satu bulan (FKUI,1999 dalam Kumalasari,
2018). Menurut Kumalasari (2018), Bayi Baru Lahir (Neonatus)
adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia
28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini
terjadi pematangan organ hampir pada semua system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan
bukan pula miniature anak. Neonatus mengalami masa
perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung
pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.
Masa perubahan yang paling besar terjadi selama 24-72 jam
pertama kehidupan bayi. Selama beberapa minggu, neonatus
mengalami masa transisi dari kehidupan intrauterine ke
extrauterine dan menyesuaikan dengan lingkungan yang baru.
Kebanyakan neonatus yang matur (matang usia kehamilannya)
dan ibu yang mengalami kehamilan yang sehat dan persalinan
berisiko rendah, untuk mencapai masa transisi ini berjalan relatif
mudah.
2. TANDA-TANDA BAYI LAHIR NORMAL
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa
antara lain Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke
merah-merahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung >
100x/menit, Gremace (reaksi terhadap rangsangan), menangis
atau batur/bersin, Activity (tonus otot), gerak aktif, Respiration
(usaha napas), bayi terlalu ingin (kurang dari 36°C).
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan
kering yang sudah disiapkan diatas perut ibu.Apabila tali pusat
pendek, maka letakan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan
bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segara
lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir antara lain:
a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah
ada sianosis? Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi
yang menangis kuat, bergerak aktif, dan warna kulit
kemerahan. Apabila salah satu penilaian tidak ada pada bayi,
bayi tidak dikatakan lahirnormal/fisiologis (Rukiyah dan
Yulianti, 2010).

3. CIRI – CIRI BAYI NORMAL


a. BB 2500 – 4000 gram
b. PB lahir 48 – 52 cm
c. Lingkar dada 30 – 38 cm
d. Lingkar kepala 33 – 35 cm
e. Bunyi jantung dalam menit – menit pertama kira – kira
180x/menit, kemudian menurun sampai 120x/menit atau
140x/menit
f. Pernafasan pada menit – menit pertama cepat kira – kira
180x/menit, kemudian menurun setelah tenang kira – kira
40x/menit
g. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan
subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernic caseosa
h. Rambut lanugo setelah tidak terlihat,rambut kepala
biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang dan lemah
j. Genitalia labia mayora telah menutup, labia minora ( pada
perempuan ) testis sudah turun ( pada anak laki –
laki )Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baiK
k. Reflek moro sudah baik, apabila bayi dikagetkan akan
memperlihatkan gerakan seperti memeluk
l. Gerak reflek sudah baik, apabila diletakan sesuatu benda
diatas telapak tangan bayi akan menggenggam atau adanya
gerakan reflek
m. Eliminasi baik. Urine dan meconium akan keluar dalam 24
jam pertama. Meconium berwarna kuning kecoklatan
4. PERUBAHAN – PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAYI
BARU LAHIR
a. Perubahan metabolisme karbohidrat Dalam kurun waktu ±
24 jam setelah lahir,akan terjadi penurunan kadar gula
darah,untuk menambah energi pada jam-jam pertama
setelah lahir,diambil dari hasil metabolisme asam lemak
tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus,maka
kemungkinan besar bayi akan mengalami
hypoglikemi,missal pada bayi BBLR,bayi dari ibu yang
mengalami DM dan lainnya.
b. Perubahan Suhu. Empat kemungkinan mekanisme yang
dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas
tubuhnya.
1) Konduksi Panas dihantarkan dari tubuh bayi benda
sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi
pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui
kontak langsung. Sebagai contoh konduksi bisa terjadi
Ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan,
memegang bayi saat tangan dingin, dan menggunakan
stetoskop dingin untuk pemeriksaan BBL.
2) Konveksi. Panas hilang dari tubuh bayi ke udara
sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang
hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara).
Sebagai contoh, konveksi dapat terjadi ketika
membiarkan atau menempatkan BBI, dekat jendela, atau
membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin.
3) Radiasi. Panas dipancarkan dan BBL keluar tubuhnya ke
lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara
2 obyek yang mempunyai suhu berbeda. Sebagai contoh,
membiarkan BBL dalam ruangan AC tanpa diberikan
pemanas (radiant warner), membiarkan BBL dalam
keadaan telanjang, atau menidurkan BBL, berdekatan
dengan ruangan yang dingin (dekat tembok). Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang tergantung
pada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan
panas dengan cara mengubah cairan menjadi uap).
4) Evaporasi ini dipengaruhi oleh jumlah panas yang
dipakai, tingkat kelembapan udara, dan aliran udara
yang melewati. Apabila BBI, dibiarkan dalam suhu kamar
250C maka bayi akan kehilangan panas melalui
konveksi. Radiasi, dan evaporasi yang besarnya
200g/BB, sedangkan yang dibentuk hanya sepuluhnya
saja.
c. Perubahan pernafasan. Paru berasal dari titik tumbuh yang
terdapat di faring, bercabang dan kemudian bercabang
kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Seiring
waktu, pada usia 8 bulan bronkiolus dan elveolus akan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan
adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester I dan III.
Ketikadmatangan paru akan mengurangi peluang
kelangsungan hidup bayi yang lahir sebelum usia
kehamilan 24 minggu karena keterbatasan permukaan
alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru dan tidak
cukupnya jumlah surfraktan.
Upaya bernapas pertama seorang bayi adalah untuk
mengeluarkan cairan dalam paru dan mengembangkan
jaringan alveolus paru. Agar alveolus dapat berfungsi, harus
terdapat cukup sufraktan dan aliran darah ke paru.
Produksi sufraktan dimulai pada usia 20 minggu kehamilan
dan jumlahnya akan meningkat sampai paru matang sekitar
30-40 minggu kehamilan. Sufraktan ini mengurangi
tekanan permukaan paru dan membantu menstabilkan
dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir
pernapasan.
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran
udara. Untuk menciptakan sirkulasi yang baik guna
mendukung kehidupan luar rahim terjadi 2 perubahan
besar yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung
dan penutupan duktus arterious antara arteri pulmonalis
dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah
mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau
meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran
arah. Hal ini menyebabkan kematian dini pada bayi baru
lahir yang berkaitan dengan oksigen (asfiksia). Upaya napas
akan mengeluarkan cairan dalam paru dan
mengembangkan jaringan alveolus paru untuk pertama kali
(surfaktan dan aliran darah ke paru). Pernapasan normal
memiliki frekuensi ratarata 40 kali/menit, interval frekuensi
40-60 kali/menit. Jenis pernapasan adalah pernapasan
diafragma, abdomen, dan pernapasan hidup
d. Perubahan alat pencernaan : Hati,Ginjal dan alat lainnya mulai
berfungsi.

5. TANDA-TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR


Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus
diwaspadai, dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan
penganan agar tidak mengancam nyawa bayi. Beberapa tanda
bahaya pada bayi baru lahir tersebut, antara lain pernafasan
sulit atau lebih dari 60 kali per menit, retraksi dinding dada
saat inspirasi. Suhu terlalu panas atau lebih dari 38°C atau
terlalu dingin suhu kurang dari 36°C.
Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat,
memar atau sangat kuning (terutama pada 24 jam pertama)
juga merupakan tanda bahaya bagi bayi baru lahir. Tanda
bahaya pada bayi baru lahir yang lain yaitu pemberian ASI
sulit (hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah),
tali pusat merah, bengkak keluar cairan, bau busuk, berdarah,
serta adanya infeksi yang ditandai dengan suhu tubuh
meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk,
pernafasan sulit.
Gangguan pada gastrointestinal bayi juga merupakan tanda
bahaya, antara lain mekoneum tidak keluar setelah 3 hari
pertama kelahiran, urine tidak keluar dalam 24 jam pertama,
muntah, terus menerus, distensi abdomen, faeses
hijau/berlendir/darah. Bayi menggigil atau menangis tidak seperti
biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus, tidak bias
tenang, menangis terus menerus, mata bengkak dan
mengeluarkan cairan juga termasuk tanda-tanda bahaya pada
bayi baru lahir.

6. PENGKAJIAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR


Pengkajian fisik bayi baru lahir dilakukan secara menyeluruh
selama 12 jam pertama kehidupannya. Pengkajian ini dilakukan
setelah bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan
napas/ resusitasi pada bayi, pembersihan pada badan bayi dan
perawatan tali pusat. Bayi ditempatkan ditempat tidur yang
hangat atau infant warmer. Tujuan dari pemeriksaan ini yaitu
untuk mendeteksi adanya kelainan pada bayi yang perlu
mendapatkan penanganan segera dan kelainan yang berhubungan
dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran, misalnya: bayi yang
lahir dari ibu diabetes miletus, eklamsia, dan lain- lain, biasanya
akan mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi. Oleh karena itu,
pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera
dilakukan. Hal ini ditunjukan untuk menetapkan keadaan bayi
dan untuk menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat
gabung atau ditempat rawat khusus. Dengan peneriksaan
pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan dan terapi
selanjutnya.
1. PENGUMPULAN DATA
Salah satu indicator asuhan pada neonates yaitu pengkajian
fisik pada bayi baru lahir, hal ini menunjukan pemantauan
dilakukan harus sedini mungkin untuk mendeteksi adanya
gangguan pada bayi baru lahir. Ada beberapa hal yang harus
diperhatuikan sebelum melakukan pengkajian pada neonatus,
diantaranya menggunakan tempat yang hangat dan bersih
untuk melakukan pemeriksaan, mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan pemeriksaan, menggunakan sarung
tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi, lihat,
dengarkan dan rasakan tiap- tiap daerah dimulai dari kepala
dan berlanjut secara sitematik menuju jari kaki, jika
ditemukan factor masalah carilah bantuan lebih lanjut yang
memang diperlukan, lakukan dokumentasi hasil pengkajian.
a. Menanyakan identitas neonatus yang meliputi: nama bayi
ditulis dengan nama ibu, tanggal dan jam lahir, jenis
kelamin, serta identitas orang tua (Sudarti, 2010).
b. Menanyakan riwayat kehamilan sekarang meliputi: apakah
selama kehamilan ibu mengkonsumsi obat-obatan selain
dari tenaga medis, apakah ibu mengkonsumsi jamu, apakah
selama kehamilan ibu mengalami perdarahan, apakah ada
keluhan ibu selama kehamilan, apakah persalinan spontan,
apakah mengalami perdarahan atau kelaianan selama
persalinan, apakah ibu selama ini mengalami kelainan
nifas, apakah terjadi perdarahan (Sudarti, 2010).
c. Menanyakan riwayat intranatal meliputi: apakah bayi
mengalami gawat janin, apakah dapat bernafas spontan
segera setelah lahir (Sudarti, 2010).
d. Pemeriksaan cairan amnion, untuk menilai kelainan cairan
amnion (Volume) apakah selama kehamilan terjadi
hidramnion/ oligohidramnion, apakah cairan ketuban pecah
saat masih dirumah, bagaimana warna cairan ketuban ibu.
e. Pemeriksaan plasenta, untuk menetukan keadaan plasenta,
apkah terdapat pengkapuran, berat plasenta dan jumlah
korion. Hal ini penting untuk menentukan kembar identic
atau tidak.
f. Pemeriksaan tali pusat, untuk menilai adanya kelainan
pada vena atau areri apakah terdapat tali simpul.
2. APGAR SCORE

Nilai 0 1 2
Appearance Seluruh Warna kulit Warna kulit
color badan biru tubuh normal tubuh, tangan
(warna atau pucat merah muda, dan kaki
kulit) tetapi tangan normal merah
dan kaki muda, tidak
kebiruan ada sianosis
Pulse (heart Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
rate) Atau
frekuensi
Jantung
Grimace Tidak ada Meringis atau Meringis atau
(reaksi respon menangis bersin atau
terhadap terhadap lemah ketika batuk saat
rangsangan) stimulasi distimulasi stimukasi
saluran nafas
Activity Lemah atau Sedikit gerakan Bergerak aktif
(tonus otot) tidak ada
Respiration Tidak ada Lemah atau Menangis
(usaha tidak teratur kuat,
nafas) pernafasan
baik dan
teratur
3. TANDA TANDA VITAL
Pengukuran fisiologis merupakan kunci untuk mengevaluasi
status fisik dan fungsi vital. Pengukuran fisiologis terdiri dari
suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah.
a. Suhu badan dapat diukur melalui aksila. Suhu normal pada
bayi baru lahir rentang 36.5’C – 37.5’ C, suhu stabil setelah
8-10 jam kelahiran.
b. Nadi pada bayi baru lahir dapat diukur dengan
menggunakan stetoskop yang didengarkan secara
auskultasi pada apex jantung. Nadi dihitung selama satu
menit. Denyut Nadi normal pada bayi baru lahir rentang
antara 140 kali permenit – 160 kali permenit, bisa tidak
teratur untuk periode singkat, terutama setelah menangis.
c. Pernapasan pada bayi baru lahir dapat di lakukan dengan
cara mengobservasi pergerakan diafragma bayi atau
Gerakan abdominal bayi. Pernapasan tersebut dihitung
dalam waktu satu menit. Nilai normal pernapasan pada bayi
yaitu 40x permenit sampai dengan 60x permenit.
d. Tekanan Darah normal pada bayi baru lahir yaitu
78/42mmHg, pada waktu lahir sistolik 60-80mmHg dan
diastolik 40-50mmHg. Setelah 10 hari, sistolik 95-100mmHg
dan diastolik sedikit meningkat. Tekanan darah bayi baru
lahir bervariasi seiring perubahan tingkat aktivitas
(terjaga,menangis atau tidur ).
4. ANTROPOMETRI
Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran
antropometri seperti berat badan, Panjang badan, lingkar
kepala, lingkar dada. Pada pengukuran berat badan bayi
ditimbang menggunakan timbangan bayi, Sebelum bayi
ditimbang, skala timbangan diseimbangkan dengan angka nol
(0). Berat badan normal pada bayi baru lahir yaitu 2500 gram
sampai dengan 4000 gram. Apabila ditemukan berat badan
kurang dari 2500 gram, maka dapat dikatakan bayi memeiliki
berat badan lahir rehndah (BBLR).
Tinggi badan pada bayi disebut Panjang badan. Panjang
badan bayi baru lahir adalah 45-50cm. Untuk memeriksa
Panjang badan bayi sebaiknya posisi bayi dibuat ekstensi,
untuk pengukuran yang lebih akurat sebagai berikut:
a) Letakan kepala bayi pada garis tengah alat pengukur
b) Letakan lutut bayi secara lembut
c) Dorong sehingga kaki ekstensi penuh dan mendatar pada
meja ukuran
d) Hitung berapa Panjang bayi tersebut dengan melihat angka
pada tumit bayi

Pengukuran antropometri lainnya yaitu pengukuran


lingkar kepala. Cara mengukur lingkar kepala dengan
melingkarkan alat pengukur dari pertengahan dahi ketulang
telinga lalu dilanjutkan sampai ke oksipitalis Kembali ke
frontalis atau pertengahan dahi, dengan menggunakan alat
ukur yang lembut atau nyaman untuk bayi. pengukuran
lingkar kepala normalnya adalah 30-33cm. Pengukuran lingkar
dada nilai normalnya yaitu 30-33cm, mengukur pada garis
buah dada. Lingkar abdomen mengukur di bawah umbilikalis,
ukuran sama dengan lingkaran dada.

5. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


a. SISTEM NEUROMUSKULER
Periksa tonus atau kesadaran bayi. Pemeriksaan ini
berfungsi untuk melihat adanya letargi, yaitu penurunan
kesadaran dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit
kesulitan, ada tidaknya tonus otot yang lemah, mudah
terangsang, mengantuk, aktivitas berkurang, dan sadar (tidur
yang dalam tidak merespons terhadap rangsangan).
Pemeriksaan ini dalam keadaan normal dengan tingkat
kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh serta bayi
dapat dibangunkan jika sedang tidur atau dalam keadaan
diam.
Beberapa reflek yang terdapat pada neobatus diantanya:
a) Refleks Glabella, pada reflek ini bayi akan berkedip bila
dilakukan 4 atau 5 ketuk pada batang hidung saat mata
terbuka.
b) Refleks Rooting/ Mencari, pada reflek ini neonatus akan
menolehkan kepala kearah stimulus, mencari stimulus
dengan cara membuka mulut, dan mulai menghisap ketika
pipi, bibir, atau sudut mulut bayi disentuh dengan jari atau
puting susu ibu.
c) Refleks Sucking/ Menghisap, Ketika dilakukan stimulus
dengan memasakukan jari maupun rangsangan puting susu
pada mulut bayi neonatus menimbulkan refleks menghisap.
d) Refleks Swallowing/ Menelan , dimana ASI di mulut bayi
mendesak otot di daerah mulut dan faring sehingga
mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam
lambung.
e) Tonick Neck, merupakan reflek usaha bayi dalam
mengankat kepala, terutama Ketika bayi digendong atau
ditengkurapkan.
f) Refleks Palmar Grasp/ Menggenggam, reflekmenggenggam
pada bayi, reflek ini dapat diketahui dengan menyentuk
telapak tangan bayi maka bayi akan reflek menggemgam
jari.
g) Refleks Plantar Grasp, Jari kaki bayi akan menekuk
seketika bila jari diletakan di telapak kaki bayi.
h) Tanda Babinski, jari kaki bayi akan hiperekstensi dan
terpisah seperti kipas dari dorsofleksi ibu jari kaki bila satu
sisi kaki digosok dari tumit ke atas melintasi bantalan kaki.
i) Refleks Moro/ Terkejut: bila bayi baru lahir dikejutkan,
tangan dan kakinya akan terentang ke depan tubuhnya
seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka.

b. SISTEM PENDENGARAN
Pengkajian pada telinga meliputi jumlah daun telinga
dan lubang telinga, bentuk, simetris/tidak, menentukan
kelainan konginetal (Daun telinga, posisi telinga, kulit
tambahan), menentukan kepatenan lubang telinga ada
tidaknya gangguan pendengaran. Pemeriksaan telinga dapat
dilakukan untuk menilai adanya gangguan pendengaran.
Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara jika terjadi
refleks terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka
kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran
c. SISTEM PERNAPASAN
Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan
menghitung rata-rata pernapasan dalam satu menit.
Pemeriksaan ini dikatakan normal pada bayi baru lahir apabila
frekuensinya antara 40- 60 kali per menit, tanpa adanya
retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi apabila
bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2.500 gram atau usia
kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan terdapat
adanya retraksi dada ringan. Jika pernapasan berhenti
beberapa detik secara periodik, maka masih dikatakan dalam
batas normal.
Pemeriksaan hidung dapat dilakukan dengan cara
melihat pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut,
maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas
karena adanya atresia koana bilateral atau fraktur tulang
hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan
gangguan pada paru, lubang hidung kadang-kadang banyak
mukosa. Apabila sekret mukopurulen dan berdarah, perlu
dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan
lain.
Bentuk dan kelainan bentuk dada, puting susu,
gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan
pernafasan. bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan
retraksi interkostal, merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi
paru. Biasanya bayi baru lahir memiliki frekuensi jantung 140-
160 kali/menit dan pernafasan 40- 60 kali/menit. Jantung dan
paru- paru perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui
adanya kelainan yang biasanya dapat terlihat melalui warna
kulit bayi dan keadaannya secara umum.
d. SISTEM KARDIOVASKUKER
Hitung denyut jantung bayi dengan menggunakan
stetoskop. Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah
bayi mengalami gangguan yang menyebabkan jantung dalam
keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak normal,
perdarahan, atau gangguan napas. Pemeriksaan denyut
jantung ini dikatakan normal apabila frekuensinya antara 140-
160 kali per menit, dalam keadaan normal apabila di atas 160
kali per menit dalam jangka waktu yang relatif pendek,
beberapa kali per hari, dan terjadi selama beberapa hari
pertama jika bayi mengalami distres.

e. SISTEM PENCERNAAN
a) Mulut
Pemeriksaan mulut dapat dilakukan dengan
melihat adanya kista yang ada pada mukosa mulut.
Pemeriksaan lidah dapat dinilai melalui warna dan
kemampuan refleks mengisap. Apabila ditemukan lidah
yang menjulur keluar, dapat dilihat adanya
kemungkinan kecacatan kongenital. Adanya bercak pada
mukosa mulut, palatum, dan pipi bisanya disebut
sebagai monilia albicans, gusi juga perlu diperiksa untuk
menilai adanya pigmen pada gigi, apakah terjadi
penumpukan pigmen yang tidak sempurna.
b) Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi
pemeriksaan secara inspeksi untuk melihat bentuk dari
abdomen, apabila didapatkan abdomen membuncit
dapat diduga kemungkinan disebabkan
hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga perut.
Pada perabaan, hati biasanya teraba 2 sampai 3
cm di bawah arkus kosta kanan, limfa teraba 1 cm di
bawah arkus kosta kiri. Pada palpasi ginjal dapat
dilakukan dengan pengaturan posisi telentang dan
tungkai bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam
keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba
setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut.
Bagian-bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm.
Adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh
neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena
renalis.
Untuk menilai daerah punggung atau tulang
belakang, cara pemeriksaannya adalah dengan
meletakkan bayi dalam posisi tengkurap. Raba
sepanjang tulang belakang untuk mencari ada atau
tidaknya kelainan seperti spina bifida atau
mielomeningeal (defek tulang punggung, sehingga
medula spinalis dan selaput otak menonjol).
membuncit, (pembe saran hati, limpa, tumor, asites),
skafoid (kemung-kinan bayi mengalami hernia
diafragmatika atau atresia esofagis tanpa fistula), tali
pusat berdarah, jumlah pembuluh darah.
c) Anus

Pada pemeriksaan anus dilakukan pengkajian


diantaranya lubang anus ada atau tidak, posisi, fungsi
spingter ani, adanya atresia ani, meconium plug
syndrome, megacolon.

d) SISTEM UROGENITAL
Genetalia laki-laki meliputi panjang penis, testis sudah
turun berada dalam skrotum, orifisium uretrae di ujung penis,
kelainan (fimosis, hipospadia/ epispadia). Genetalia perempuan
terdiri dari labia mayora dan labia minora, klitoris, orifisium
vagina, orifisium uretra, sekret dan lain-lain.
Pemeriksaan genitalia ini untuk mengetahui keadaan
labium minor yang tertutup oleh labia mayor, lubang uretra
dan lubang vagina seharusnya terpisah, namun apabila
ditemukan satu lubang maka didapatkan terjadinya kelainan
dan apabila ada sekret pada lubang vagina, hal tersebut karena
pengaruh hormon. Pada bayi laki-laki sering didapatkan
fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah 3-4 cm
dan 1-1,3 cm untuk lebaruya, kelainan yang terdapat pada bayi
adalah adanya hipospadia yang merupakan defek di bagian
ventral ujung penis atau defek sepanjang penisnya.
Alat kelamin dapat terlihat membengkok atau mengeluarkan
cairan. Tampilannya dapat berbeda sesuai usia kehamilan.
Bayi prematur mempunyai klitoris menonjol dengan labia/bibir
vagina yang dalam. Semakin cukup bulan labia lebih jauh ke
luar. Bayi perempuan dapat menghasilkan cairan atau lendir
berwarna kemerahan dari vagina pada minggu pertama
kehidupannya. Kejadian normal ini berhubungan dengan
hormon ibu. Bayi prematur laki-laki memiliki skrotum yang
rata dan halus dengan testis yang belum turun (lebih disukai
testis turun sebelum usia 6 bulan). Bayi lebih dari sebulan
menunjukkan garis pada skrotum dengan testis sudah turun.

Kaji fungsi ginjal dan saluran gastrointensial bagian bawah.


Bayi baru lahir normal biasanya kencing lebih dari enam kali
perhari, bayi baru lahir normal biasanya berak cair enam
sampai delapan kali perhari. Dicurigai diare apabila frekuensi
meningkat, tinja hijau atau mengandung lendir atau darah.
Perdarahan vagina pada bayi baru lahir dapat terjadi selama
beberapa hari pada minggu pertama kehidupan dan hal ini di
anggap normal. Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk
menilai ada atau tidaknya diare serta kelainan pada daerah
anus. Pemeriksaan ini normal apabila bayi mengeluarkan feses
cair antara 6-8 kali per menit, dapat dicurigai apabila frekuensi
meningkat serta adanya lendir atau darah. Adanya perdarahan
per vaginam pada bayi baru lahir dapal terjadi selama beberapa
hari pada minggu pertama kehidupan.

e) SYSTEM MUSKULOSKELETAL
Kaji postur dan gerakan. Pemeriksaan ini untuk menilai
ada atau tidaknya epistotonus/hiperekstensi tubuh yang
berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakang, tubuh
melengkung ke depan, adanya kejang/ spasme, serta tremor.
Pemeriksaan postur dalam keadaan normal apabila dalam
keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan
panggul dan lutut semi fleksi. Selanjutnya pada bayi berat
kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37
minggu ekstremitasnya dalam keadaan sedikit ekstensi.
Apabila bayi letak sungsang, di dalam kandungan bayi akan
mengalami fleksi penuh pada sendi panggul atau lutut/sendi
lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa mencapai mulut.
Selanjutnya gerakan ekstremitas bayi harusnya terjadi secara
spontan dan simetris disertai dengan gerakan sendi penuh dan
pada bayi normal dapat sedikit gemetar.
Pemeriksaan ekstremitas. Pemeriksaan ini berfungsi
untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas abnormal,
asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke
dalam atau ke luar garis tangan), serta menilai kondisi jari
kaki, yaitu jumlahnya berlebih atau saling melekat. Periksa
posisi, reaksi bayi bila ekstrimitas disentuh, dan
pembengkakan.

f) INTEGUMEN
Warna kulit bayi sangat bervariasi tergantung ras, usia,
suhu dan keadaan bayi. Saat bayi lahir, warna kulit mungkin
berwarna keunguan, lalu berubah menjadi kemerahan setelah
bayi menangis keras dan dapat bernafas. Beberapa kulit bayi
berwarna kekuningan. Hal ini dapat merupakan respons
normal tubuh terhadap jumlah sel darah merah yang banyak
tapi dapat pula pertanda serius, terutama bila warna
kekuningan bertambah dan menetap selama beberapa hari.
Kulit bayi baru lahir biasanya agak kemerahan. Jari-jari
tangan dan kaki nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah
yang kurang baik. Pada persalinan normal akan
mengakibatkan bentuk kepala bayi berubah dan memetap
selama beberapa hari. Hal ini disebabkan karena pada
persalinan normal yang keluar dahulu adalah bagian kepala
bayi. Sedangkan pada persalinan yang sungsang anggota
tubuh yang mengalami pembengkakan dan memar adalah
bokong, alat kelamin dan kaki karena bokong keluar lebih
dulu.Lakukan inspeksi pada warna bayi.
Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada
warna pucat, ikterus, sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi
dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat dibandingkan bayi
dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya lebih
tebal.
a) Warna: biasanya merah muda, ikterik fisiologis dialami oleh
50% bayi cukup bulan dan hiperpigmentasi pada areola,
genetalia dan linia nigra. Perubahan warna normal 12
Diktat Bayi Baru Lahir Genap 2020 seperti akrosianosis-
sianosis tangan dan kaki dan kurtis marmorata- motting
sementara ketika bayi terpapar suhu rendah.
b) Kondisi: hari kedua sampai ketiga, mengelupas, kering.
Tidak terdapat edema kulit, beberapa pembuluh darah
terlihat jelas di abdomen. Vernik kaseosa, putih seperti keju,
tidak berbau dengan jumlah dan tempat yang bervariasi,
Lanugo di daerah bahu, pinna, telinga dan dahi dengan
jumlah yang bervariasi
c) Turgor kulit: dengan mencubit kulit bagian daerah perut
dan paha bagian dalam, turgor kulit baik saat kulit segera
kembali kekeadaan semula setelah cubitan dilepas.
Indikator terbaik untuk dehidrasi adalah kehilangan berat
badan pada bayi baru lahir kehilangan 10% BB setelah lahir
adalah normal.

Vernix caseosa adalah substansi berwarna putih, licin


seperti keju melapisi kulit bayi yang baru lahir. Fungsinya
melindungi bayi dari cairan ketuban dalam rahim. Vernix dapat
tidak terlihat pada bayi yang lebih bulan. Tidak perlu
dibersihkan dan biasanya diserap kulit.

Lanugo adalah rambut halus pada tubuh bayi, terutama di


punggung, dahi dan pipi. Lanugo lebih terlihat pada bayi
prematur. Biasanya tidak terlihat lagi pada bayi yang lebih
bulan.

Milia adalah bercak putih kecil dan keras seperti jerawat


pada hidung bayi baru lahir. Dapat pula muncul didagu dan
dahi. Milia berasal dari sumbatan kelenja minyak dan dapat
menghilang sendiri. Bila terdapat di mulut dan gusi disebut
Epstein pearls.

Strok bites atau salmon patches Adalah bercak merah atau


pink kecil yang ditemukan di kelopak mata, diantara mata,
bibir atas dan belakang leher. Bercak ini terlihat jelas ketika
bayi mengis dan akan menghilang dengan sendirinya.

Mongolian spot adalah bercak biru keunguan seperti memar


pada bagian bawah belakang ayi dan bokong. Penyebabnya
adalah penumpukan sel pigemn dan biasanya menghilang pada
usia 4 tahun.

Cafe au lait spot Yaitu berupa tanda lahir bewarna cokelat


muda ini bersifat permanen dan muncul pada saat lahir atau
beberapa hari kemudian.

Erythema toxicum Adalah bercak kemerahan pada bayi


baru lahir. Sering terdapat di dada dan di punggung atau
hingga seluruh tubuh. Setengah dari bayi baru lahir mengalami
kejadian ini pada hari pertama. Tapi jarang terjadi pada bayi
prematur. Penyebabnya tidak diketahui. Keadaan ini tidak
membutuhkan pengobatan dan menghilang sendiri dalam
beberapa hari.

Acne Neonatorum Sekitar 1/5 bayi baru lahir mempunyai


jerawat pada bulan pertama. Biasanya di pipi dan dahi. Hal ini
disebabkan oleh hormon ibu dan akan menghilang dalam
beberapa bulan . jerawat tersebut tidak boleh dipencet karena
dapat menyebabkan infeksi.

Strawberry hemangioma Adalah area menonjol, sembab,


berwarna merah tua atau terang seperti starwberry yang
dobentuk oleh penumpukan pembuluh darah prematur.
Strawberry hemangioma sering terlihat dikepala. Umumnya
tidak muncul pada saat lahir tetapi baru terlihat untuk
beberapa bulan, dan secara bertahap menghilang dan biasanya
menghilang sempurna saat uisa 9 tahun.

Portwine stain Adalah tanda lahir berupa bercak tidak


menonjol berwarna pink, merah, ungu. Tanda lahir ini berasal
dari penumpukan kapiler dan biasanya muncul di kepala dan
leher. Ukurannya dapat kecil atau menutupi seluruh
permukaan tubuh. Cirinya tidakberubah warna atau
menghilang bila ditekan.

BAB III
PEMBAHASAN

A. FORMULIR PENGKAJIAN NEONATUS


(TERLAMPIR
B. ANALISA
Aspek desain formulir terdiri dari aspek fisik, aspek
anatomi, dan aspek isi. Ditinjau dari aspek fisiknya
masalah yang ada yaitu bahan kertas yang digunakan
masih menggunakan kertas HVS dengan berat 70 gram,
seharusnya bahan kertas yang digunakan dengan bertat
80 gram sehingga sudah sesuai dengan standart yang
sudah ditetapkan (Whardani, 2015). Masalah yang
terdapat pada aspek anatomi yaitu masih belum terdapat
perintah (instruction) misalnya untuk pengisian harus
menggunakan huruf kapital, pada point GCS dan TD
harus diisi dengan huruf ataupun angka sehingga
formulir tersebut masih belum memenuhi untuk aspek
anatomi desain formulir Dampak dari permasalahan
tersebut ketidakefisien sebuah desain dari suatu formulir
dapat terjadi karena kurang baiknya desain dari formulir
yang mengakibatkan tidak cukupnya data yang
dikumpulkan, ketidakakuratan dalam
pendokumentasian dan dapat terjadinya kesalahan
informasi (Haq, 2015). Hal ini sesuai dengan penelitian
(Saputra, 2013) yang menyatakan bahwa desain formulir
berpengaruh terhadap kelengkapan data, karena itu
sebuah formulir harus didesain dengan baik agar dapat
memberikan kelengkapan data yang akurat. Formulir
neonatus perlu didesain dengan kebutuhan pengguna
untuk memenuhi standart nasional akreditasi rumah
sakit (SNARS) edisi 1 Tahun 2018.
formulir yang digunakan untuk pengkajian awal
pasien umum di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Minggu masih belum sesuai untuk pasien khusus
neonatus. Rancangan sebuah formulir sangat
berpengaruh terhadap kelengkapan riwayat penyakit
pasien (Naufala, 2014). Kelengkapan data dapat
dipengaruhi oleh kemudahan atau kesulitan yang
ditemukan pada saat pengisian formulir.
Aspek isi formulir pengkajian awal neonatus di Rsud
Pasar Minggu kelengkapan item datanya terdiri dari
kelompok identitas pasien, status obstetri, tanda – tanda
vital antrophometri, penilaiaan apgar score, pemeriksaan
fisik bayi saat lahir, riwayat psikososial. Sedangkan
pengkajian neonatus di system komputerisasi mencakup
pengkajian anak belom ke neonatus.
Dalam formulir pengkajian neonatus ada di antaranya
pengkajian resiko jatuh dan Faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Risiko Jatuh menurut NANDA International
(2015-2017): 1) Dewasa 2) Anak 3) Kognitif 4)
Lingkungan 5) Agen Farmaseutikal 6) Fisiologis
Sedangkan faktor risiko jatuh menurut Setiawati (2017)
adalah: 1) Usia kurang dari 2 tahun 2) Riwayat jatuh 3)
Penurunan tingkat kesadaran 4) Lingkungan tidak aman.
Maka dari itu pentingnya pengkajian resiko jatuh
neonatus dan Menurut Ziolkowski (2014), Intervensi
pencegahan pasien risiko jatuh dapat dibagi menjadi : a)
Intervensi Risiko Rendah b) Intervensi Risiko Tinggi atau
Sedang.

C. KESENJANGAN
Masalah yang terdapat pada aspek isi formulir yang
digunakan untuk pengkajian awal neonatus masih
menggunakan formulir pengkajian awal untuk pasien
umum (pasien anak) yang ada di system komputer. Ditinjau
dari aspek isi antara formulir pengkajian awal neonatus
dengan formulir awal untuk pasien umum sudah berbeda
dan ditinjau dari item butir datanya terdapat butir data
seperti riwayat penyakit terdahulu dan riwayat penyakit
sekarang, seharusnya butir data tersebut tidak perlu
digunakan. Butir data yang terdapat pada formulir tersebut
hanya terdapat anamnesa, pemeriksaan fisik, status
generalis, status lokalis dll, dan belum sesuai untuk
kebutuhan pasien neonates.
Pengkajian neonates di rsud pasar minggu belum
persistem secara lengkap dan jelas sedangkan
kenyataannya pengkajian neonates persistem memudahkan
perawat melakukan asuhan keperawatan secara head to toe
agar informasi yang di dapat berpengaruh terhadap
kelengkapan data yang akurat. Untuk formulir pengakajian
neonates SC secara tertulis sudah cukup jelas dan lengkap
namun masih belum persistem.
Untuk pengisian pengkajian neonatus sudah sesuai
dengan aturan yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah
Pasar Minggu seperti pengisian hemodinamik dan GCS
dengan angka.
Setelah di susun dan mencari referensi jurnal dan
artikel2 yang didapat dan diskusi bahwasanya pengkajian
awal neonatus di Rsud Pasar Minggu dengan pengkajian
SC , pengkajian di system dan pengkajian yang di dapat di
Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan E-ISSN:
2721-866X Vol. 1 No. 3 Juni 2020 terdiri dari kelompok
identitas pasien dan ibu pasien, penjelasan orientasi
ruangan yang diberikan kepada orang tua bayi, riwayat
masa lalu yang termasuk keluhan utama, riwayat prenatal
(apakah ibu pernah konsumsi obat, perdarahan , dll) ,
riawayat imunisasi bayi (untuk bayi rujukan 0-28 hari jika
sudah di imunisasi), riwayat maternal, keadaan bayi saat
lahir termasuk antropometri, penilaiaan apgar score ,lalu
riwayat resusitasi (jika bayi mengalami distrees nafas saat
SC, dari ruangan nicu,atau rujukan, dll), pengakjian resiko
jatuh, ke pemeriksaan fisik dengan di sertai table Ballard
Score kemudian dilakukan pemeriksaan fisik persistem
seperti system neuromuscular, system penglihatan, system
pendengaran, system pernapasan, system kardiovaskuler,
system pencernaan, system urogenital, system
musculoskeletal, system integument. Lalu pengakjian nyeri
pada bayi , pemeriksaan penunjang seperti radiologi dan
laboratorium. Disini kami tidak mencantumkan riwayat
psikososial karena setelah berdiskusi belum perlu untuk di
cantumkan pada pengkajian neonatus.
Untuk pengakjian resiko jatuh pada neonatus penulis
belum menemukan secara khusus untuk bayi dan di
beberapa informasi yang di dapat adanya pengakjian resiko
jatuh pada anak dengan menggunakan Pengkajian Risiko
Jatuh menurut Nursalam (2016), menggunakan skala
Humpty Dumpty , pengkajian tersebut di gunakan pada
usia >28 hari dan menurut informasi yang di dapat
pengkajian resiko jatuh pada bayi , sudah pasti resiko jatuh
tinggi dengan adanya bayi baru lahir yang belum bisa
beraktifitas seperti anak dan dewasa maka dari itu harus
dalam pengawasan ketat dan 24 jam di temani.
BAB IV
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai
“Pengkajian Awal Neonatus di Rumah Sakit Umum Daerah
Pasar minggu” yang telah di susun, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
a. Aspek isi formulir pengkajian awal neonatus meliputi
kelengkapan itemnya sudah lengkap, terdapat
pengelompokkan item, item – itemnya disusun secara
urut, isitilah, singkatan dan symbol yang digunakan
sesuai dengan standar yang berlaku di rumah sakit.
b. Pengkajian neonates di rsud pasar minggu sudah
tersistem sesuai dengan bagian-bagiannya dan
memudahkan pengisian secara tepat sehingga dapat
berpengaruh terhadap kelengkapan data yang akurat.
c. Desain formulir dilakukan dengan menggabungkan
formulir yang ada serta teori terkait pengkajian awal
neonatus dengan hasil identifikasi aspek fisik, aspek
anatomi, aspek isi dan kebutuhan pengguna terkait item
– item pada formulir.
DAFTAR PUSTAKA

1. KARS. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi


1.1. 2019. Jakarta: KARS.
2. Kemenkes. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis. Rekam
Medis.
3. Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 2021 Tentang
Perumahsakitan. 2021.
4. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
(2021).
5. Sudra, R. Rekam Medis - edisi 3 (3 ed.). 2010. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
6. J-REMI : Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan E-ISSN:
2721-866X Vol. 1 No. 3. Juni 2020.
7. Donna. L. Wong. Buku Ajar Keperawatan. Cetak pertama. 2015.
Jakarta: ECG.
8. Kementerian kesehatan RI (2016). Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tentang Buku Kesehatan Ibu
dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan dan JICA.
9. Maryanti, dwi, dkk. Buku Ajaran Neonatus Bayi dan Balita.
2011. Jakarta: TIM.
10. Br Serimbing, Juliana. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak pra
sekolah. 2019. Yogyakarta: Deepublish CV Budi Utama.
11. Kumalasari, Intan. Modul Bahan Ajar Asuhan Keperawatan
Bayi Baru Lahir. 2018. Palembang: Poltekkes Kemenkes
Palembang
12. Rahayu, S. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. 2017. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
13. Sembiring. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. 2017. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai