JURUSAN KEBIDANAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi untuk
menyelesaikan makalah tentang “Perubahan Fisik Masa Nifas Pada Sistem Perkemihan dan
Sistem Muskuloskeletal”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah
Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai perubahan fisik masa nifas pada system
perkemihan dan system muskuloskeletal. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan
penulis. Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Masa nifas (puerperium) merupakan masa setelah kelahiran plasenta dan berakhir
Ketika alat kandungan Kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira
kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih Kembali seperti keadaan sebelum
hamil dalam waktu 3 bulan (Prawirohardjo, 2009; Saifuddin, 2002). Selama masa pemulihan
tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis dan
banyak memberikan ketidaknyamanan pada awal postpartum.
Perubahan fisik meliputi sebagai berikut yaitu adanya perubahan pada ligament yang
bersifat lebih kendor dan otot-otot terasa teregang, uterus membesar, postur tubuh berubah
terutama pada perubahan berat badan, perubahan involusi uterus dan bagian lain pada saluran
genetalia, perubahan tanda- 11 tanda vital yaitu suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi
pernapasan, tekanan darah. Adapun perubahan psikologis pun terjadi pada ibu saat nifas yaitu
perubahan pada emosi ibu terkait efek kehadiran bayi di rumah, perubahan peran dan
tanggung jawab, hubungan dengan pasangan dan keluarga, adaptasi psikologis terhadap masa
menjadi orang tua. Dengan adanya keberlanjutan proses maternal dan adanya keterikatan
dengan bayi sehingga ibu perlu mendapatkan masa asuhan pelayanan nifas yang berkualitas
(Kemenkes, 2018).
1.3 Tujuan
Untuk menambah wawasan bagi pembaca, khususnya pada perubahan fisik yang terjadi pada
ibu postpartum.
BAB II
PEMBAHASAN
Masa nifas (puerperium) merupakan masa setelah kelahiran plasenta dan berakhir
Ketika alat kandungan Kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira
kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih Kembali seperti keadaan sebelum
hamil dalam waktu 3 bulan (Prawirohardjo, 2009; Saifuddin, 2002). Adapun tahap masa nifas
pada ibu ialah sebagai berikut :
1. Periode immediate postpartum; dimana pada periode ini segera setelah plasenta lahir
sampai dengan 24 jam pertama. Pada periode ini ialah masa kritis. Dimana masa
inilah sering terjadi insiden perdarahan postpartum karena atonia uteri. Di periode ini
merupakan peran petugas kesehatan diperlukan untuk melakukan pemantauan secara
kontinu, yang meliputi; kontraksi uterus, pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan
darah dan suhu.
2. Periode early postpartum; Peran petugas kesehatan dibutuhkan disini dimana tugasnya
memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak
berbau busuk, tidak demam, dan makanan serta cairan ibu tercukupi agar ibu dapat
menyusui dengan baik.
3. Periode late postpartum; pada periode ini ibu tetap terlaksana untuk melakukan
pelayanan kesehatan disertai pemeriksaan sehari-hari pada ibu serta konseling
perencanaan KB.
4. Remote puerperium; pada periode ini disebut juga dengan masa untuk pemulihan dan
membutuhkan waktu untuk sehat kembali terutama selama ibu hamil atau bersalin
terdapat penyakit infeksi ataupun komplikasi (Kemenkes, 2018).
Dinding kandung kencing pada ibu postpartum memperlihatkan adanya oedem dan
hyperemia. Kadang-kadang oedema trigonium, menimbulkan abstraksi dari uretra sehingga
terjadi retensio urine. Kandung kencing dalam masa nifas kurang sensitif dan kapasitasnya
bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urine
residual (normal + 15 cc). Sisa urine dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan
memudahkan terjadinya infeksi.
Dilatasi ureter dan pyelum normal dalam waktu 2 minggu. Urine biasanya berlebihan
(poliuri) antara hari kedua dan kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai
akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan. Kadang-kadang hematuri akibat
proses katalitik involusi. Acetonuri terutama setelah partus yang sulit dan lama yang
disebabkan pemecahan karbohidrat dan lemak untuk menghasilkan energi, karena kegiatan
otot-otot rahim meningkat. Terjadi proteinuri akibat dari autolisis sel-sel otot. Pada masa
hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang berperan meningkatkan fungsi
ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga
menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan
setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 –
36 jam sesudah melahirkan. Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.
kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli ureter, karena bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air
akan memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang
berdilatasi akan kembali normal dalam waktu 6 minggu. Hal yang berkaitan dengan fungsi
sistem perkemihan, antara lain:
a. Hemostatis internal Tubuh terdiri dari air dan unsur-unsur yang larut di dalamnya,
dan 70% dari cairan tubuh terletak di dalam sel-sel yang disebut dengan cairan
intraselular. Cairan ekstraselular terbagi dalam plasma darah, dan langsung
diberikan untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial. Beberapa hal yang
berkaitan dengan cairan tubuh antara lain edema dan dehidrasi. Edema adalah
tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan keseimbangan cairan dalam
tubuh. Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang terjadi pada
tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak diganti.
b. Keseimbangan asam basa tubuh Keasaman dalam tubuh disebut PH. Batas normal
PH cairan tubuh adalah 7,35-7,40. Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH <
7,35 disebut asidosis.
c. Pengeluaran sisa metabolisme Zat toksin ginjal mengekskresi hasil akhir dari
metabolisme protein yang mengandung nitrogen terutama urea, asam urat dan
kreatinin. Ibu post partum dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak
mengganggu proses involusi uteri dan ibu merasa nyaman. Namun demikian,
pasca melahirkan ibu merasa sulit buang air kecil, karena sensitivitas keinginan
untuk berkemih berkurang.
Hal yang menyebabkan kesulitan buang air kecil pada ibu post partum, antara lain:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa nifas (puerperium) merupakan masa setelah kelahiran plasenta dan berakhir Ketika alat
kandungan Kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira kira 6
minggu. Perubahan Fisiologi Pada Sistem Perkemihan Pasca persalinan terdapat peningkatan
kapasitas kandung kemih, pembengkakan dan trauma jaringan sekitar uretra yang terjadi
selama proses melahirkan. Perubahan Fisiolgis pada Sistem Muskuloskeletal, Otot-otot uterus
berkontraksi segera setelah persalinan. Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara
anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah
placenta dilahirkan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada
waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi pulih kembali ke ukuran normal.
3.2 Saran
Pada masa Nifas yang berlangsung 6 minggu setelah masa kelahiran dapat kita persiapkan
dan mengetahui perubahan fisiologis pada ibu nifas, mengenali serta memantau jika ada hal-
hal yang di luar batas normal untuk dapat di konsultikan segera ke dokter atau bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Yuliana, W., & Hakim, B. N. (2020). Emodemo Dalam Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.
http://rspau.ddns.net:8080/perpustakaan/property/uploads/
5b61bf2e363bbc6c37458508c9ff5209.pdf