OLEH :
ASPIRASI GULO
18220000019
A. Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
hamil dan waktu kurang lebih 6 minggu (Walyani & Purwoastuti, 2015)
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nifas yaitu
6-8 minggu (Amru 2012). Jadi postpartum atau masa nifas adalah masa dimana kondisi
pemulihan sesudah persalinan selesai hingga kembali sebelum hamil yang terjadi kurang
lebih 6-8 minggu.
Nutrisi adalah zat-zat dan zat gizi yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa.
Ibu Nifas membutuhkan nutris yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan
protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyesui sangat erat kaitannya dengan produksi air
susu yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi, bila pemberian ASI
berhasibaik, maka berat badan bayi akan meingkat, itergritas kulit baik, tonus serta
kebiasaan makan yang memuaskan. Ibu menyesui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur
nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang
berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. (Vivian Nany
Lia dkk, 2011 hal 71).
Menu makanan seimbang yang harus dikomsumsi adalah porsi cukup dan teratur,
tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak menandung alkohol, alkotin serta bahan
pengawet atau pewarna. Disamping itu harus mengandung :
1. Sumber tenaga Energi
Untuk pembekaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan prostein
(jika sumber tenaga kurang, proteing dapat digunkana sebgai cadangan untuk
memenuhi kebutuhan energi. Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari
beras, sagu, jagung, tepung terigu, dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat
diperoleh dari hewani (lemak, mentega, keju) dana nabati (kelapa sawit,
minyak sayur, minyak kelapa dan margarine).
2. Sumber pembangun
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau
mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap
oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena portae.
Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (ikan, udang, kerang,
kepiting, daging ayam, hati, telur, susu, dan keju) dan protein nabati
(kacangtanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe). Sumber
protein terlengkap terdapat dalam susus, telur dan keju ketiga makanan tersebut
juga mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.
3. Sumber pengatur dan pelindung ( Mineral, Vitamin dan Air).
Unsur tersebut untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan kelancaran
metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusi minum air sedikitnya 3 liter setiap hari
(dianjurkan ibu minum setiap kali abis menyusui).
Jenis-jenis Mineral :
Zat Kapur : untuk pembentukan tulang, sumbernya : susu, keju, kacang-
kacangan dan sayuran berwarna hijau
Fosfor : dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak,
sumbernya : susu, keju, daging
Zat besi : tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyesui karena
dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah sel, serta menambah sel darah
merah sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber :
kuning telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang-kacangan dan sayuran
hijau
Yodium : sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan fisik yang
serius, sumbernya : minyak kan, ikan laut dan garam beryodium
Kalsium : ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi
anak, sumbernya : susu dan keju
Selain itu Ibu memyusui membutuhkan :
1. Kalori
Kebutuhan kalori masa menyusui sekitar 400-500 kalori.
Kebuthan kalori selama menyusui dengan jumlah sir susu ibu
yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibandingkan
selama hamil. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2.300-2.700
kal ketika menyusui. Makanan yang dikomsumsi juga perlu
syarat seperti : susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan
teratur, tidak terlalu asin, peas, atau berlemak serta tidak
mengandung alkohol, nikotin bahan pengawet dan pewarna.
(Vivian Nany Lia Dwei, dkk, 2011 hal 71)
2. Protein
Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas ketika menyusui.
Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
Kebutuhan protein dibagi 3 porsi perhari. Satu protein setara
dengan 13 susu, 2butir telur, 5 butir telur, 120 gr keju, 1 gelas
yoghurt, 120-140 gr ikan/daging/unggas, 200-240 gr tahu atau
5-6 sendok selai kacang.
3. Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untk pembentukan tulang dan
gigi. Kebutuhan kaslium dan vitamin D didapat dari minum susu
rendah kalori atau berjemur dipagi hari. Konsumsi kalsium pada
masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi perhari. Satu setara
dengan 50-60gr keju, satu cangkir susu krim, 160 gr ikan
salmon, 120 gr ikan sarden atau 280 gr tahu kalsium
4. Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot,
fungsi syaraf dan memperkuat tulang. Kebetuhan magnesium
didapat pada gandum dan kacang-kacangan.
5. Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya 3 porsi sehari. Satu porsi
setara dengan 1/8 semangka, ¼ mangga, ¾ cangkir brokoli, ½
wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu
tomat.
6. Karbohidrat kompleks
Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 5-60
karbohidat. Laktosa dapat membantu bayi menyerap kalsium
dan mudah dimetabolisme menjadi dua gula sederhana
(galaktosa dan glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
otak yang cepat yang terjadi selama masa bayi
7. Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 4 ½ porsi lemak (14gr
per porsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gr keju,
3 sendok makan kacang tanah atau kenari, 4 makan sendok
krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, 2 sendok makan selai
kacang, 120-140 gr daging tanpa lemak, 9 kentang goreng, 2 iris
cake, 1 sendok makan mayonise atau mentega datau 2 sendok
makan saus salad.
8. Garam
Hindari konsumsi garam berlebihan , makanan asin keripik
kentang atau asinan
9. Zinc
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan
pertumbuhan. Dapat dikonsumsi 12mg setiap ahri. Sumbernya;
seafoo, hati dan daging
10. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi.
Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam
ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan Ikan . (Reni
Heyani. 2012. Hal 57-60)
A. Pengertian Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI (Mulyani, 2013). Menyusui adalah salah satu komponen dari
proses reproduksi yang terdiri atas haid, konsepsi, kehamilan, persalinun, menyusui, dan
penyapihan. Jika semun komponen berlangsung dengan baik, proses menyusui akan berhasil
(Prawirohardjo, 2014).
B. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi dan pengeluaran ASI.
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat, tetapi ASI biasanya belum keluar
karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga
pascapersalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih
dominan dan saat itu sekresi ASI semakin lancer. Terdapat reflex pada ibu yang sangat penting
dalam proses laktasi, yaitu reflex prolactin dan reflex aliran, yang timbul akibat perangsangan
putting susu oleh hisapan bayi (Roito, 2013)
1. Reflek Prolaktin Puting susu berisi banyak ujung syaraf sensoris. Bila saraf tersebut
dirangsang, timbul implus yang menuju hipotalamus, yaitu selanjutnya ke kelenjar
hipofisis depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolactin. Reflek prolaktin
muncul setelah menyusui dan menghasilkan susu untuk proses menyusui berikutnya.
Prolaktin lebih banyak dihasilkan pada malam hari dan reflek prolaktin menekan ovulASI.
Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan penyusuan, makin
banyak ASI yang dihasilkan (Roito, 2013)
2. Reflek Aliran (Let Down Reflex) adalah reflex penyemprotan susu (milk ejectionreflex),
yang bertanggung jawab menyelurkan susu dari payudara kepada bayi, dan dikendalikan
oleh kadar oksitosin (Jane & Melvyn, 2016).
Let down reflex
Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah denganmelihat bayi, mendengarkan
suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat
refleks let down adalah stress, seperti keadaan bingung/pikiran kacau, taku dan cemas (Yanti,
Sundawati, 2014).
Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis bagian
belakang yang mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon itu berfungsi memacu kontraksi otot
polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI di pompa keluar. Reflek
oksitosin bekerja sebelum atau setelah menyusui untuk menghasilkan aliran air susu dan
menyebabkan kontraksi uterus. Semakin sering
Menyusui, semakin baik pengosongan alveolus dan saluran sehingga proses menyusui
semakin lancar. Saluran ASI yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu penyusuan,
tetapi menyebabkan kerentanan terhadap infeksi. (Roito, 2013).
C. Komponen Suplai ASI
a. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila
ibu makan secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan
mempengaruhi produksi ASI.
b. Ketenangan Jiwa
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu
dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan
emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidakakan terjadi produksi ASI.
c. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Ibu yang menyusui bayinya hendaknya memperhatikan penggunaan alat
kontrasepsi karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi
produksi ASI.
d. Perawatan Payudara
Merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise untuk mengeluarkan
hormon progesteron dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon oxytocin.
e. Faktor Isapan Anak
Ibu menyusui anak jarang maka hisapan anak berkurang dengan demikian
pengeluaran ASI berkurang (Weni, 2017 ).
Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormonhormon yang
berperan dalam proses laktasi menurut Wiji (2014) adalah sebagai berikut.
a. Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.
b. Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI agar membesar sehingga
dapat menampung ASI lebih banyak
c. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
d. Luteinizing Hormone (LH)
e. Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoli dalam kehamilan.
e. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian
dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara dan puting serta areola
dimasukkan kedalam mulut bayi.
f. Cek apakah perlekatan sudah benar
1) Dagu menempel pada payudara ibu
2) Mulut terbuka lebar
3) Sebagian besar areola terutama yang berada dibawah, masuk kedalammulut
bayi
4) Bibir bayi terlipat keluar
5) Tidak terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan
15
BAB IV
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian
1. Identitas kepala keluarga, umur, alamat, dan nomor telepon jika ada, pekerjaan
dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga,
suku bangsa atau latar belakang keluarga (etnik(, genogram. (friedman, 2010)
2. Umur dan jenis kelamin
Umur adalah faktor yang menentukan dalam pemberiak Edukasi dari segi
produksi, ibu yangberusia 19-23 tahun pada umumnya dapat menghasilkan
cukup ASI dibandingkan dengan yang berusia lebih tua karena fisiologis tubuh
yang masih baik. (lestari, Zuraida & Larasati 2013).
3. Pendidikan
Pengetahuan yang cukup akan memperbesar kemungkinan suskse dalam
pemberiak ASI ekslusif pada bayi karena masih banyak yang belum paham
mengenai porses menyesui dan manfaatnya (Albab, 2013)
4. Pekerjaan
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah
tingkat sosial ekonomi, dalam halmini adala daya beli keluarga. Keluarga
dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar kurang dapat memenuhi
kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam
tubuhnya. Faktor pendapat sangat mendukung pemberian ASI Ekslusif
(Maulida, Afifah, & Sari 2015).
5. Genogram / silsilah keluarga
Data genogram berisi silsilah keluarga yang minimal terdiri dari tiga generasi
disajikan dalam bentuk bagan engan menggunakan simbil-simbol atau seusai
format pengkajian yang dipakai.
6. Tipe keluarga menjelaskan mengenai tipe keluarga saat ini berdasarkan tipe
pembagian keluarga tradisional dan nontradisional (Friedman,2010).
7. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
tahap keluarga dengan anak baru lahir: tahap ini dimulai dari kehamilan sampai
dengan anak pertama dan berlanjut sampai anak berusia 30 bulan.
1. Mempersiapkan menjadi oran tua
2. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga,
hubungan seksual dan kegiatan keluarga
3. Mempertahankan dalam rangka memuaskan pasangan
8. Struktur Keluarga
1. struktur komunikasi keluarga menjelaskan cara berkomunikasi antar
anggota keluarga, bahasa apa yang digunakan dalam keluarga, bagaimana
frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung yang tertutup untuk
didiskusikan , (Friedman, 2010).
2. struktur kesehatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengdendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku,
(Friedman, 2010).
3. struktur peran : menjelaskan peran diri masing-masing anggota keluarga
16
baik secara formal maupun informal dan siapa yang menjadi model peran
dalam keluarga dan apakah ada konflik dalam pengaturan peran ygn selama
ini dijalani, (Friedman, 2010)
4. nilai / norma keluarga : menjelaskan mengeai norma yang dianut keluarga
yang berhubungan dengan kesehatan. Nilai kelurga juga merupakan suatu
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Kebiasaan dan nilai-
nilai yang berlaku dalam keluarga adalah yang bertentangan dengan masalah
sama seperti halnya pergi ke dukun dan pada petugas kesehatan, (Friedman,
2010).
9. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif : menjelaskan pola kebutuhan keluarga, mengkaji gambaran
diri anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengalami keterpisahan dan
keterikatan dengan anggota keluarga lain. Pada ibu post partum sangat
diperlukan dukungan psikologis dari keluarga dekat, seperti ibu mertua,
kakak wanita, atau teman wanita lain yang telah berpengalaman dan berhasil
dalam menyesui sangat diperlukan, (Hargi, 2013)
2. fungsi sosialisasi : menanyakan adanya otonomi dalam setiap anggota
keluarga, adanya ketergantungan yang bertanggung jawab membesarkan
anak, factor social budaya yang mempengaruhi pola-pola dala membesarka
anak, masalah dalam membesarkan anak, adanya peralatan yang cocok bagi
anak untuk bermain sesuai usianya, (Padila,2012)
3. fungsi perawatan kesehatan : menanyakankepada anggota keluargaapakah
ada masalah dalam perawatan payudara karena keadaan payudara ibu
mempunyai peran dalam keberhasilan meyesui, seperti puting tenggelam,
mendatar atau puting terlalu besar dapat mengganggu proses menyusui.
(Hargai,2013).
4. Fungsi ekonomi : Menjelaskan sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber
yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
5. Fungsi reproduksi : Menjelaskan tentang bagaimana keluarga
memiliki dan upaya pengendalian jumlah anggota keluarga.
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda
tersebut dapat menjadi masalah aktual apabila tidak segera mendapatkan bantuan
pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan. Faktor-faktor resiko untuk
diagnosis risiko dan risiko tinggi memperlihatkan keadaan dimana kerentanan
meningkat terhadap Keluarga atau kelompok. Faktor ini membedakan Keluarga
atau kelompok risiko tinggi dari yang lainnya pada populasi yang sama yang
mempunyai risiko. (Friedman, 2010)
E. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan meningkatkan pemberian asi adalah suatu pola pemberian susu pada bayi atau
anak langsung dari payudara, yang dapat ditingkatkan.Batasan karakteristik: (Herdman, 2015)
X Bobot
Angka tertinggi
20
21
Skoring Diagnosis Keperawatan Menurut Bailon dan Maglaya (1978) dalam(padila, 2012)
4 Menonjolnya masalah
- Masalah berat, harus 2 1
segera ditangani
1
- Ada masalah, tetapi
tidak perlu segera 0
ditangani
- Masalah tidak dirasakan
(1) Kriteria 1
Sifat masalah : bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan
oleh keluarga
(2) Kriteria 2
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya factor-faktor sebagai berikut :
(a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.
(b) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
(c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
22
waktu.
(d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyaraka
(3) Kriteria 3
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
(a) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
(b) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktumasalah itu
ada.
(c) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakanyang tepat
dalam memperbaiki masalah.
(d) Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah
(4) Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga (ADP, 2013).
ii. Intervensi
Intervensi adalah suatu proses merumuskan tujuan yang diharapkan sesuai
prioritas masalah keperawatan keluarga, memilih strategi keperawatan yang
tepat, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan
23
I. Intervensi
1) Konseling laktasi
3) Peningkatan kelekatan
a) Anjurkan pasien untuk mengeluarkan ASI yang cukup melalui melalui tagan,
manual, atau memompa listrik untuk mengurangi tekanan payudara tapi tidak
untuk mengosongkan payudara
b) Anjurkan pasien mengenal langkah-langkah untuk mengurangi rasa tidak
nyaman atau nyeri (yaitu, kompres es atau daun kubis dingin diletakkan
pada payudara [penggunaan] analgesik)
J. IMPLEMENTASI
a) Anjurkan pasien untuk mengeluarkan ASI yang cukup melalui melalui tagan,
28
manual, atau memompa listrik untuk mengurangi tekanan payudara tapi tidak
untuk mengosongkan payudara
b) Anjurkan pasien mengenal langkah-langkah untuk mengurangi rasa tidak nyaman
atau nyeri (yaitu, kompres es atau daun kubis dingin diletakkan pada payudara
[penggunaan] analgesik)
5) Pengajaran: nutrisi bayi 0-3 bulan
J. Evaluasi
b) Refleks menghisap
c) Terdengar menelan
a) Klien dan keluarga dapat mengenal masalah kesehatan tentang ibu post
partum dengan masalah kesiapan meningkatkan pemberian ASI
b) Klien dan keluarga dapat mengambil tindakan kesehatan yang tepat dalam
mengatasi ibu post partum dengan masalah kesiapan meningkatkan
pemberian ASI
c) Klien dan keluarga dapat memberikan perawatan pada anggota keluarga
yang mengalami masalah kesiapan meningkatkan pemberian ASI
d) Klien dan keluarga dapat menciptakan lingkungan rumah yang nyamanbagi
anggota keluarga bagi ibu post partum dengan masalah kesiapan
meningkatkan pemberian ASI
e) Klien dan keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
untuk mengatasi permasalahnnya
30
I. DATA UMUM
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
2. Alamat dan telepon : Gg. Al. Hidayat N0.10 Cimanggis, Kec. Tugu
Depok – Jawa Barat
3. Agama : Kristen
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Garis pernikahan
: Garis Keturunan
31
9. Agama : Kristen
10. Status ekonomi keluarga : Ekonomi keluarga cukup untuk kehidupan sehari-
harinya
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap 3, dimana keluarga dengan Anak
pertama 3
1. Karakteristik rumah : Tn. G mengatakan memiliki luas rumah yang cukup layak
untuk ditempati berdua dengan istri dan anak, rumah Tn.G terdiri satu lantai,
2 kamar, ruang tamu, ruang makan dan dapur terpisah. Kamar mandi 2 dan sangat
bersih. Ventilasi ada 2 (1 ruang tamu, dan 1 dikamar tidur). Tn. G mengatakan
sementara mereka masih ngontrak berhubung masih mencicil Rumah yang tinggal
beberapa tahun lagi akan segera lunas.
32
1. Pola komunikasi keluarga : Tn.G mengatakan selalu melibatkan istri jika ada
masalah baik dikerjaan maupun yang laiinya
2. Struktur kekuatan keluarga : Tn. G mengatakan sejak menikah dan sampai saat ini
jika ada masalah kami berdua selalu mencari solusi untuk menghindari tidak
terjadinya perdebatan
3. Struktur peran : Tn. G mengatakan sangat khawatir kesehatan Istri yang sering
mengeluh sakit, bahkan sering bergadang untuk menyusui anak. Semoga Ny. M
diberikan kekuatan dan kesehatan dan pulih secepat mungkin
4. Nilai dan Norma keluarga : Nilai-nilai yang di anut adalah terutama bagi kami
yaitu menyerahkan dan berdoa kepada Tuhan dan mengandalkan Tuhan dalam
Rumah tangga saya.
V. Fungsi keluarga
2. Fungsi sosial dan budaya : Tn.G mengatakan jarang ikut acara sosial karena sibuk
kerja
3. Fungsi Cinta dan kasih sayang : Tn.G dan istri selama anak masih ada di dalam
satu rumah tidak membeda-bedakan kasih sayangnya
1. Stressor jangka pendek : Tn.G mengatakan tidak tega melihat istri yang sakit
2. Stressor jangka panjang : Tn.G mengatakan khawatir tidak mampu merawat istri
dan anak dengan baik. Karena kondisi istri sakit, anak masih bayi, sementara Tn.
G harus kerja
3. Respon keluarga thdp stressor : Tn.G mengatakan hanya berserah penuh pada
kehendak Tuhan
4. Strategi koping yang digunakan: Tn G mengatakan, beruntung punya saudara dan
kerabat yang sudah berpengalama untuk membantu saya dan istri secara nasehat.
Sehingga kalau ada apa-apa saya dan sitri sering konsul sama keluarga dan kerabat
termasuk Ibu Pendeta di gereja.
34
ANALISA DATA
No DATA PROBLEM ETIOLOGI
Ny. M mengatakan khawatir ketika Ketidakadekuat suplai Menyusui tidak efektif
menyusui karena ASI kadang banyak ASI
dan kadang sedikit, merasa tidak
nyaman atau kesukaran pada proses
menyusui Gangguan Ansietas
Ny. M mengatakan sangat sakit bekas Agen Pencedera fisik Nyeri akut
lukas Post Op. Bahkan ketika berdiri
dan dan MIKA/KI terasa sakit seperti Gangguang Mobilisasi
berdenyut-denyut atau ditusuk-tusuk. Fisik
Skala : 4 berlangsung selama 1-2 menit
Nyeri Akut
Diagnosa :
1. Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI
2. Defisit pengetahuan tentang nutrisi bayi b.d keluarga kurang terpaparnya informasi
3. Nyeri Akut b.d ketidak mampuan keluarga mengetahun Agen Pencedera Fisik
35
Diagnosa : Defisit pengetahuan tentang nutrisi bayi b.d keluarga kurang terpaparnya informasi
Diagnosa : Nyeri Akut b.d ketidak mampuan keluarga mengetahun Agen Pencedera Fisik
Diagnosa : Defisit pengetahuan tentang nutrisi bayi b.d keluarga kurang terpaparnya informasi
P:
Masalah edukasi menyusui belum teratasi , intervensi yang
dilakukan yaitu :
- Memberikan Pendkes tentang manajemen Laktasi
47
DX 24/06/ Menyusui Observasi S: Aspirasi
1 2023 tidak efektif - Dukung ibu meningkatkan - Ny. M mengatakan siap menerima informasi yang
b.d kepercayaan diri dalam menyusui diberikan
ketidakadek - Libatkan sistem pendukng suami, - Rasa nyeri masih ada namun setelah dikompres hangat
uatan suplai keluarga dan masyarakat sedikit berkurang
ASI - ASI mulai keluar tetapi belum lancar
Terapeutik - Payudara sudah tidak terlalu kencang
- Kontrak waktu - Merasa tidak nyaman
- Ketersediaan waktu - Merasa cemas
- Mebina hubungan saling percaya - Bayi sudah mulai mampu melekat pada payudara
Edukasi O:
- Ajarkan posisi menyusui dan - Ny. M tampak mengerti tentang materi yang
perlekatan dengan benar disampaikan
- Jelaskan manfaat menyusui - TD : 110/90, Nadi : 80x/menit, Pernafasan : 21x/menit,
- Jelaskan informasi mengenai Suhu 36C
prosedur tekni menyusui dengan - Nyeri P: nyeri muncul arena ASI mulai terisi dan ASI
benar hanya keluar sedikit, Q : nyeri seperti terbakar, R: Nyeri
- Ajarkan cara memompa ASI berada di payudara, S: skala nyeri 4 (sedang), T: Nyeri
dengan alat pompa ASI berlangsung 1-2 menit
- Menganjarkan pasien untuk - Ny. M bisa menjawab setiap pertanyaan
melakukan tekni pengisapan bayi - Ny. M mampu mempraktekkan secara mandiri
secara langsung A:
Mengenali masalah
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Kemampuan menjelaskan masalah 2 5 5
Aktifitas keluarga mengatasi 2 5 5
masalah
Tindakan untuk mengurangi resiko 2 5 5
Gejala penyakit anggota keluarga 3 5 5
48
Mengambil keputusan untuk merawat
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 5
memutuskan untuk merawat,
meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan
Berpartisipasi dalam 3 5 5
memutuskan perawatan
kesehatan
Kesiapan dalam perawatan 3 5 5
dirumah
Kepercayaan kesehatan 3 5 5
partisipasi keluarga dalam
perawatan profesional
Keluarga mampu mandiri merawat diri dengan benar
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Pelekatan bayi dengan benar 3 5 5
Tetesan ASI meningkat 3 5 4
Suplay ASI adekuat 3 5 4
Kecemasana menurun 3 5 3
P:
Masalah Edukasi menyusui belum teratasi
- Ny. M mampu menerapkan semua yang sudah diajarkan
yaitu :
- Melakukan perawatan memerah ASI
- Melakukan perawatan dengan cara penghisapan
- Menerapkan perilaku hidup sehat dengan mengonsumsi
makanan untuk memperlancar ASI
50
P:
- Ny. M mengatakan akan tetap menerapkan semua
informasi yang disampaikan
- Status menyusui meningkat
- Edukasi dihentikan
53
P:
- Melanjutkan intervensi keperawatan dengan edukasi
nutrisi bayi
- Defisit pengetahuan tentang nutrisi bayi teratasi
sebagian
P:
- Intervensi dihentikan
- Defisit pengetahuan tentang nutrisi bayi teratasi
58
A:
Mengenali masalah
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Kemampuan menjelaskan masalah 2 5 3
Aktifitas keluarga mengatasi 2 5 3
masalah
Tindakan untuk mengurangi resiko 2 5 3
Gejala penyakit anggota keluarga 3 5 3
P:
- Intervensi dilanjutkan dengan Edukasi Manajemen
Nyeri
61
DX 27/0 Nyeri Akut b.d Observasi S: Aspirasi
3 6/ ketidak - Identifikasi pengetahuan dan Keluaraga Ny. M
2023 mampuan keyakinan nyeri - mengetahui penyebab nyeri
keluarga - Identifikasi pengaruh nyeri terhadap - mengatakan akan menerapkan semua anjuran tim
mengetahun kualiatas hidup kesehatan mengenai cara mengatasi yeri
Agen Pencedera Terapeutik - mengatakan sangat mengerti efek samping dari
Fisik - Kontrol lingkungan yang analgetik
memperberat rasa nyeri ( suhu O:
ruangan, pencahayaan, kebisingan - Ny. M mampu menyebutkan skala nyeri yang di
- Ajarkan teknik relaksasi tarik nafas alami saaat ini
dalam - Ny. M mampu mempraktekkan teknik cara
Edukasi mengatasi nyeri
- Menjelaskan manfaat teknik - Ny. M mampu menjelaskan kembali tentang
relaksasi tarik nafas dalam manajemen nyeri
- Menjelaskan teknik non - TD : 110/90, Nadi : 80x/menit, Pernafasan :
farmakologis untuk mengurangi 21x/menit, Suhu 36C
nyeri (akupresure, terapi pijat, teknik -
relaksasi) A:
Mengenali masalah
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu mengenal masalah 3 5 5
pengetahuan kesehatan dan perilaku
sehat
Pengetahuan: manajemen Nyeri 3 5 4
Pengetahuan: tanda dan infeksi nyeri 3 5 5
Pengetahuan: mengontrol nyeri 3 5 4
dengan nonfarmakologi
P:
- Anjurkan pasien untuk menerapkan teknik
nonfarmakologi dalam mengatasi nyeri
64