Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA

dengan PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRIS MASA NIFAS IBU & BAYI

OLEH :
ASPIRASI GULO
18220000019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITA INDONESIA MAJU 2023
BAB I
KONSEP MASA NIFAS

A. Pengertian Nifas

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
hamil dan waktu kurang lebih 6 minggu (Walyani & Purwoastuti, 2015)
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nifas yaitu
6-8 minggu (Amru 2012). Jadi postpartum atau masa nifas adalah masa dimana kondisi
pemulihan sesudah persalinan selesai hingga kembali sebelum hamil yang terjadi kurang
lebih 6-8 minggu.

B. Periode Masa Nifas


Adapun tahapan atau periode masa nifas menurut Walyani & Purwoastuti (2015) menjadi
3, yaitu :
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperolehkan berdiri atau berjalan,
serta beraktivita layaknya wanita normal.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat gentalia yang lamamnya
sekitar 6-8 minggu
3. Remote puerperium yatiu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehta sempurna,
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi
C. Perubahan Fisiologis pada masa nifas
Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
post partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah melahirkan
antara lain:
1. Perubahan sistem reproduksi
a. Uterus involusi
b. Lokhea adalah eksresi cairan rahim selama nifas (lokhea rubra keluar pada
hari 1-4 masa post partum, lokhea sanguinolenta berwarna kecoklatan dan
berlendir selam 4-7 hari, lokhea serosa 7-14 hari, lokhea alba 2-6 minggu,
lokhea purlenta cairan berbau busuk, lochiostatis pengeluaran cairan yang
tidak lancar).
c. Perubahan vulva dan vagina
d. Perubahan perinium
e. Perubahan serviks bersama uterus
f. Perubahan payudara
2. Perubahan sistem pencernaan
Pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi section caesarea
biasanya membuthkna waktu sekitar 103 hari agar fungsi saluran cerna dan
nafsu makan dapat kembali normal. Dibandingkan ibu yang melahirkan secara
spontan biasanya lebih cepat lapar karena telah mengeluarkan energi yang
begitu banyak pada proses persalinan.
3. Perubahan sistem perkemihan
Buang air kecil sulit selama 24 jam, urine dalam jumlah besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Keadaan ini
menyebabkan dieresi, ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam
tempo 6 minggu. Maka hal ini biasanya diperlukan katerisasi pada ibu karena
kondisi organ reproduksi ibu belum berfungsi secara ptimal pasca operasi
4. Perubahan sistem muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkntraksi segera setelah partus, pembuluh darah yang
berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan
menghentika perdarahan. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah
komplikasidan mempercepat proses ivolusi. Pada umumnya ambulasi dimulai
4-8 jam postpartum.
5. Perubahan sistem kardiovaskuler
Kardik output meningkat selama persalinan berlangsung sampai kala III
ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa hari
pertama postpartum dan akan kembali normal pda akhir minggu ke 3.
6. Perubahan sistem endokrin
Kadar ekstrogen menurun 10 % dalam waktu sekitar 3 jam postpartum.
Progesteron turun pada hari ke 3 postpartum, kadar prolaktin dalam darah
berangsur-angsur hilang.
7. Perubahan tanda-tanda Vital
Tanda-tanda Vital yang sering digunana sbeaggian indikator bagi tubuh
yang mengalami gangguan atau masalah kesehatan adalah Nadi, pernafasan,
suhu dan tekanan darah. Semua meningkat disebabkan karena meningkatnya
metabolisme tubuh pada saat proses persalinan.

D. Perubahan psikologis pada masa nifas


Perubahan psikologis pada masa nifas menurut walyani & purwoastuti (2015) yaitu:
1. Fase taking : periode ketergantungan, fase ini berfokus terutama pada diriny asenidri,
ibu akan berukang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal
sampai akhri.
2. Fase taking hold : periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan, pada
fase ini timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggungjawabnya dalam
merawat bayi.
3. Fase letting go : periode menerima tanggung jawab akan peran barunya sebagai orang
tua, fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.

E. Kebuthan dasar Ibu Nifas


Dalam masa Nifas khsusunya post SC belum bisa berangsur pulih dibandingkan dengan
ibu nifas yang melahirkan normal. Diantaranya
1. Nutrisi dan Cairan
2. Ambulasi Dini (Early Ambulation)
- Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulasi
- Faal usus dan kandung kemih lebih baik
- Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli dengan obilisasi sirkulasi darah
normal sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindari.
3. Istirahat merupakan salah satu kebutuhan dasar masa nifas yaitu dengan menganjurkan
:
- Istirahat yang cukup untuk mengurangi rasa lelah
- Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur
- Kembali kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan
- Menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jama
4. Kebutuhan nutrisi
Buang air kecil (BAK). Kebanyakan pada pasien postpartum nrmal dapat
melakukan BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. Ibu diminta untuk
buang air kecil (Miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat
berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100cc, maka dilakukan katerisasi tidak
perlu menunggu 8 jam (saleha, 2013).
BAB biasanya 2-3 hari postpartum masih sulit buang air besar. Jika pasien
belumjuga BAB pada hari ketiga maka perlu diberi obat pencahar peroral atau per
rectal.
5. Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh iu Nifas harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu daha merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu-satu dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri,
maka ibu aman untuk melakukan hubungan suami-istri.
b. Berbagai budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
6. Personal hygiene
Pada ibu masa postpartumsangat rentan terhadap infeski. Oleh karena itu, kebersihan
diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Yang perlu diperhatikan pada
ibu nifas personak hygien adalah:
a. Perawatan perineum : setelah buang air kecil atau besar bersihkan
dengan cara secara lembut sekitar vulva dari depan kebelakang.
Pembalut yang sudah kotor harus diganti 4kali sehari
b. Pearawatan payudara : supayang puting lemas, tidak keras dan kering
sebagai persiapan untuk menyusui bayinya
8. Senam nifas
9. Keluarga berencana (KB)
BAB II
KONSEP NUTRISI
A. Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat dan zat gizi yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa.
Ibu Nifas membutuhkan nutris yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan
protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyesui sangat erat kaitannya dengan produksi air
susu yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi, bila pemberian ASI
berhasibaik, maka berat badan bayi akan meingkat, itergritas kulit baik, tonus serta
kebiasaan makan yang memuaskan. Ibu menyesui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur
nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang
berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. (Vivian Nany
Lia dkk, 2011 hal 71).
Menu makanan seimbang yang harus dikomsumsi adalah porsi cukup dan teratur,
tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak menandung alkohol, alkotin serta bahan
pengawet atau pewarna. Disamping itu harus mengandung :
1. Sumber tenaga Energi
Untuk pembekaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan prostein
(jika sumber tenaga kurang, proteing dapat digunkana sebgai cadangan untuk
memenuhi kebutuhan energi. Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari
beras, sagu, jagung, tepung terigu, dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat
diperoleh dari hewani (lemak, mentega, keju) dana nabati (kelapa sawit,
minyak sayur, minyak kelapa dan margarine).
2. Sumber pembangun
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau
mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap
oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena portae.
Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (ikan, udang, kerang,
kepiting, daging ayam, hati, telur, susu, dan keju) dan protein nabati
(kacangtanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe). Sumber
protein terlengkap terdapat dalam susus, telur dan keju ketiga makanan tersebut
juga mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.
3. Sumber pengatur dan pelindung ( Mineral, Vitamin dan Air).
Unsur tersebut untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan kelancaran
metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusi minum air sedikitnya 3 liter setiap hari
(dianjurkan ibu minum setiap kali abis menyusui).

Jenis-jenis Mineral :
 Zat Kapur : untuk pembentukan tulang, sumbernya : susu, keju, kacang-
kacangan dan sayuran berwarna hijau
 Fosfor : dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak,
sumbernya : susu, keju, daging
 Zat besi : tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyesui karena
dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah sel, serta menambah sel darah
merah sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber :
kuning telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang-kacangan dan sayuran
hijau
 Yodium : sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan fisik yang
serius, sumbernya : minyak kan, ikan laut dan garam beryodium
 Kalsium : ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi
anak, sumbernya : susu dan keju
Selain itu Ibu memyusui membutuhkan :
1. Kalori
Kebutuhan kalori masa menyusui sekitar 400-500 kalori.
Kebuthan kalori selama menyusui dengan jumlah sir susu ibu
yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibandingkan
selama hamil. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2.300-2.700
kal ketika menyusui. Makanan yang dikomsumsi juga perlu
syarat seperti : susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan
teratur, tidak terlalu asin, peas, atau berlemak serta tidak
mengandung alkohol, nikotin bahan pengawet dan pewarna.
(Vivian Nany Lia Dwei, dkk, 2011 hal 71)
2. Protein
Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas ketika menyusui.
Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
Kebutuhan protein dibagi 3 porsi perhari. Satu protein setara
dengan 13 susu, 2butir telur, 5 butir telur, 120 gr keju, 1 gelas
yoghurt, 120-140 gr ikan/daging/unggas, 200-240 gr tahu atau
5-6 sendok selai kacang.
3. Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untk pembentukan tulang dan
gigi. Kebutuhan kaslium dan vitamin D didapat dari minum susu
rendah kalori atau berjemur dipagi hari. Konsumsi kalsium pada
masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi perhari. Satu setara
dengan 50-60gr keju, satu cangkir susu krim, 160 gr ikan
salmon, 120 gr ikan sarden atau 280 gr tahu kalsium
4. Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot,
fungsi syaraf dan memperkuat tulang. Kebetuhan magnesium
didapat pada gandum dan kacang-kacangan.
5. Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya 3 porsi sehari. Satu porsi
setara dengan 1/8 semangka, ¼ mangga, ¾ cangkir brokoli, ½
wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu
tomat.
6. Karbohidrat kompleks
Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 5-60
karbohidat. Laktosa dapat membantu bayi menyerap kalsium
dan mudah dimetabolisme menjadi dua gula sederhana
(galaktosa dan glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
otak yang cepat yang terjadi selama masa bayi
7. Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 4 ½ porsi lemak (14gr
per porsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gr keju,
3 sendok makan kacang tanah atau kenari, 4 makan sendok
krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, 2 sendok makan selai
kacang, 120-140 gr daging tanpa lemak, 9 kentang goreng, 2 iris
cake, 1 sendok makan mayonise atau mentega datau 2 sendok
makan saus salad.
8. Garam
Hindari konsumsi garam berlebihan , makanan asin keripik
kentang atau asinan
9. Zinc
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan
pertumbuhan. Dapat dikonsumsi 12mg setiap ahri. Sumbernya;
seafoo, hati dan daging
10. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi.
Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam
ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan Ikan . (Reni
Heyani. 2012. Hal 57-60)

Jenis- Jenis Vitamin


1. Vitamin A : digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan
tulang, perkembangan syaraf penglihatan, meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap infeksi. Sumbernya ; kuning telur, hati, mentega,
sayuran berwarna hijau dan buah berwarna kuning (wortel, tomat,
nangka). Selain itu ibu menyusi juga mendapatkan tambahan berupa
kapsul Vitamin A (200.00IU)
2. Vitamin B1 (Thiamin) dibutuhkan agar kerja syaraf dan janutng normal,
membantu metabolisme karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu
makan baik, membantu proses pencernaan makanan, meningkatkan
pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mengurangi kelelahan.
Sumbernya: hati, kuning telur, susu, kacang-kacangan, tomat, jeruk,
nanas dan kentang bakar.
3. Vitamin B2 (Riboflavin) dibutuhkan untu pertumbuhan vitalis, nafsu
makan, pencernaan, ssitemurat syaraf, jaringan kulit dan mata. Sumber
: Hati, kuning telur, susu, keju, kacang-kacangan dan sayuran berwarna
hijau.
4. Vitamin B3 (Niacin) dibutuhkan dalam proses pencernaan kesehatan
kulit jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumbernya; susu, kunign telur,
daging, kaldu daging, hati, daging ayam, kacang-kacangan, beras
merah, jamur dan tomat.
5. Vitamin B6 (Pyridoksin) dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
kesehatan gigi dan gusi. Sumber : gandum, jagung dan hati.
6. Vitamin B12 (Cyanocobalamin) dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah dan kesehtanan jaringan saraf. Sumber : telur, daging, hati,
keju, ikan laut dan keang laut.
7. Foic Acid dibutuhkan untuk pertumbuhan pembentukan sel darah
merah dan produksi inti sel. Sumber; hati, daging, ikan, laut dan kerang
laut
8. Vitami C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan
ikat (penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi, gusi, daya tahan
terhadap infeksi, serta memberikan kekuatan pada pembuluh dara.
Sumber : jeruk, tomat, melon, brokoli, jambu biji, mangga, pepaya dan
sayuran.
9. Vitamin D dibutuhkan untuk pertumbuhan pembentukan tulang dan
gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya : minyak ikan,
susu, magarine, dan penyinaran kulit dengan sinar matahari (sebelum
pkl 09,00)
10. Vitamin K dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses
pembekuan darah normal.sumber ; kuning telur, hati, btokoli, asparagus
dan bayam.

Kebutuhan penambahan makanan pada wanita menyusui :


1. Kalori 800kalori
2. Protein 40 Mg
3. Calcium 0,6 gram
4. Ferrum 5mg
5. Vitamin A 2000iu
6. Thamrin 0,5mg
7. Riboflavin 0,5mg
8. Niacin 5mg
9. Vitamin C 30mg

Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanan pada wanita menyusui


harus cukup banyak untuk mempertahankan berat badan si Iu.
Tujuannyan adalah :
1. Memulihkan kesehatan
2. Pemebntukan dan pengeluaran ASI
Manfaatnya adalah :
1. Memberi tenaga atau energi
2. Membangun memeliharan dan mengganti jaringan tubuh rusak
3. Mengatur dan mengkoordinir pekerjaan tubuh
4. Menjaga kecukupan ASI
Contoh Menu Sehari hari Ibu Nifas dan menyusui
Jenis makanan Bayi 0-6 bulan Bayi> 6bulan

Nasi 5 piring 4 piring


Ikan 3 potong 2 potong
Tempe 5 potong 4 potong
Sayuran 3 mangkuk 3 mangkok
Buah 2 potong 2 potong
Gula 5 sdm 5 sdm
Susu 1 gelas 1 gelas
Air 8 gelas 8 gelas
BAB III

KONSEP LAKTASI dan ASI

A. Pengertian Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI (Mulyani, 2013). Menyusui adalah salah satu komponen dari
proses reproduksi yang terdiri atas haid, konsepsi, kehamilan, persalinun, menyusui, dan
penyapihan. Jika semun komponen berlangsung dengan baik, proses menyusui akan berhasil
(Prawirohardjo, 2014).

B. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi dan pengeluaran ASI.
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat, tetapi ASI biasanya belum keluar
karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga
pascapersalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih
dominan dan saat itu sekresi ASI semakin lancer. Terdapat reflex pada ibu yang sangat penting
dalam proses laktasi, yaitu reflex prolactin dan reflex aliran, yang timbul akibat perangsangan
putting susu oleh hisapan bayi (Roito, 2013)
1. Reflek Prolaktin Puting susu berisi banyak ujung syaraf sensoris. Bila saraf tersebut
dirangsang, timbul implus yang menuju hipotalamus, yaitu selanjutnya ke kelenjar
hipofisis depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolactin. Reflek prolaktin
muncul setelah menyusui dan menghasilkan susu untuk proses menyusui berikutnya.
Prolaktin lebih banyak dihasilkan pada malam hari dan reflek prolaktin menekan ovulASI.
Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan penyusuan, makin
banyak ASI yang dihasilkan (Roito, 2013)
2. Reflek Aliran (Let Down Reflex) adalah reflex penyemprotan susu (milk ejectionreflex),
yang bertanggung jawab menyelurkan susu dari payudara kepada bayi, dan dikendalikan
oleh kadar oksitosin (Jane & Melvyn, 2016).
Let down reflex
Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah denganmelihat bayi, mendengarkan
suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat
refleks let down adalah stress, seperti keadaan bingung/pikiran kacau, taku dan cemas (Yanti,
Sundawati, 2014).
Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis bagian
belakang yang mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon itu berfungsi memacu kontraksi otot
polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI di pompa keluar. Reflek
oksitosin bekerja sebelum atau setelah menyusui untuk menghasilkan aliran air susu dan
menyebabkan kontraksi uterus. Semakin sering
Menyusui, semakin baik pengosongan alveolus dan saluran sehingga proses menyusui
semakin lancar. Saluran ASI yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu penyusuan,
tetapi menyebabkan kerentanan terhadap infeksi. (Roito, 2013).
C. Komponen Suplai ASI

Komponen ASI dibedakan menjadi 3 macam :


1. Kolostrum
Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan (2-4 hari)
yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan
volume 150-300 ml/hari. Kolostrum mempunyai kandungan yang tinggi protein,
vitamin yang terlarut dalam lemak, mineral-mineral dan imunoglobin.
Imunoglobin ini merupakan antibodi dari ibu untuk bayi yang juga berfungsi
sebagai imunitas pasif untuk bayi.
2. ASI Matur
ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan volume bervariasi
yaitu 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi90% adalah
air karbohidrat, protein dan lemak yang diperlukan untuk kebutuhan hidup dan
perkembangan bayi. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah
disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai 6 bulan. Volume ASI pada tahun
pertama 400-700 ml/ 24 jam, tahun kedua 200-400 ml/24 jam, dan
3. ASI Peralihan
ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20 hari) dimana kadar lemak,
laktosa, dan vitamin larut air lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah,
serta megandung lebih banyak kalori daripada kolostrum (Kemenkes RI,2016).
4. ASI Esklusif
ASI adalah satu–satunya makanan bayi yang paling baik, karena
mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang
dalam tahap percepatan tumbuh kembang (Sanyoto & Eveline, 2008).ASI
eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya
diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur,
susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Bayi sehat umumnya tidak memerlukan
tambahan makanan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan–keadaan khusus
dibenarkan untuk mulai memberi makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan
tetapibelum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi peningkatan berat badan
kurang atau didapatkan tanda – tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian
ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik (Roesli, 2017).
D. Hal- Hal yang Mempengaruhi Produksi ASI

a. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila
ibu makan secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan
mempengaruhi produksi ASI.
b. Ketenangan Jiwa
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu
dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan
emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidakakan terjadi produksi ASI.
c. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Ibu yang menyusui bayinya hendaknya memperhatikan penggunaan alat
kontrasepsi karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi
produksi ASI.
d. Perawatan Payudara
Merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise untuk mengeluarkan
hormon progesteron dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon oxytocin.
e. Faktor Isapan Anak
Ibu menyusui anak jarang maka hisapan anak berkurang dengan demikian
pengeluaran ASI berkurang (Weni, 2017 ).

10. Masalah-Masalah Laktasi


a. Puting susu lecet
Dapat disebabkan karena kesalahan dalam teknik menyusi, yaitu bayi tidak
menyusu sampai ke kalang payudara, menghentikan menyusui dengan kurang
hati-hati dan dapat pula disebabkan karena pemakaian sabun, alkohol, krim, atau
zat iritan lainnya untuk mencuci puting susu (Soetjiningsih, 2014).
b. Payudara bengkak
Disebabkan produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan dini,
perlekatan kurang baik, pengeluaran ASI kurang sering, dan pembatasan waktu
menyusui (Roito, 2013 ).
c. Mastitis
Disebabkan teknik menyusui yang tidak benar sehingga pengosongan
payudara tidak terjadi dengan baik, pemakaian bra yang terlalu ketat, dan
penghisapan bayi yang kurang kuat juga dapat menyebabkan statis dan obstruksi
kelenjar payudara, juga dapat sebagai faktor resiko terjadinya mastitis
(Prawiroharjo, 2014).
d. Abses payudara
Abses payudara merupakan kelanjutan/komplikasi dari mastitis. Hal ini
disebabkan karena meluasnya peradangan dalam payudara tersebut (Saleha,
2009).
11. Proses Laktasi

Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormonhormon yang
berperan dalam proses laktasi menurut Wiji (2014) adalah sebagai berikut.
a. Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.
b. Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI agar membesar sehingga
dapat menampung ASI lebih banyak
c. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
d. Luteinizing Hormone (LH)
e. Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoli dalam kehamilan.

12. Cara Menyusui Yang Benar


Langkah menyusui yang benar adalah sebagai berikut (Prawirohardjo, 2014) :
a. Cuci tangan dengan air bersih dan mengalir
b. Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung
c. Perah sedikit ASI dan oleskan ke putting dan aerola sekitarnya.
d. Posisikan bayi dengan benar :
1) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan dekat lekungan
siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
2) Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
3) Mulut bayi berada didepan puting ibu.
4) Lengan yang dibawah merangkul tubuh ibu, tangan yang diatas boleh
dipegang ibu atau diletakkan diatas dada ibu.
5) Telinga dan lengan yang diatas berada dalam satu garis lurus.

e. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian
dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara dan puting serta areola
dimasukkan kedalam mulut bayi.
f. Cek apakah perlekatan sudah benar
1) Dagu menempel pada payudara ibu
2) Mulut terbuka lebar
3) Sebagian besar areola terutama yang berada dibawah, masuk kedalammulut
bayi
4) Bibir bayi terlipat keluar
5) Tidak terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan
15
BAB IV
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian

1. Identitas kepala keluarga, umur, alamat, dan nomor telepon jika ada, pekerjaan
dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga,
suku bangsa atau latar belakang keluarga (etnik(, genogram. (friedman, 2010)
2. Umur dan jenis kelamin
Umur adalah faktor yang menentukan dalam pemberiak Edukasi dari segi
produksi, ibu yangberusia 19-23 tahun pada umumnya dapat menghasilkan
cukup ASI dibandingkan dengan yang berusia lebih tua karena fisiologis tubuh
yang masih baik. (lestari, Zuraida & Larasati 2013).

3. Pendidikan
Pengetahuan yang cukup akan memperbesar kemungkinan suskse dalam
pemberiak ASI ekslusif pada bayi karena masih banyak yang belum paham
mengenai porses menyesui dan manfaatnya (Albab, 2013)

4. Pekerjaan
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah
tingkat sosial ekonomi, dalam halmini adala daya beli keluarga. Keluarga
dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar kurang dapat memenuhi
kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam
tubuhnya. Faktor pendapat sangat mendukung pemberian ASI Ekslusif
(Maulida, Afifah, & Sari 2015).
5. Genogram / silsilah keluarga
Data genogram berisi silsilah keluarga yang minimal terdiri dari tiga generasi
disajikan dalam bentuk bagan engan menggunakan simbil-simbol atau seusai
format pengkajian yang dipakai.
6. Tipe keluarga menjelaskan mengenai tipe keluarga saat ini berdasarkan tipe
pembagian keluarga tradisional dan nontradisional (Friedman,2010).
7. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
tahap keluarga dengan anak baru lahir: tahap ini dimulai dari kehamilan sampai
dengan anak pertama dan berlanjut sampai anak berusia 30 bulan.
1. Mempersiapkan menjadi oran tua
2. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga,
hubungan seksual dan kegiatan keluarga
3. Mempertahankan dalam rangka memuaskan pasangan
8. Struktur Keluarga
1. struktur komunikasi keluarga menjelaskan cara berkomunikasi antar
anggota keluarga, bahasa apa yang digunakan dalam keluarga, bagaimana
frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung yang tertutup untuk
didiskusikan , (Friedman, 2010).
2. struktur kesehatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengdendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku,
(Friedman, 2010).
3. struktur peran : menjelaskan peran diri masing-masing anggota keluarga
16
baik secara formal maupun informal dan siapa yang menjadi model peran
dalam keluarga dan apakah ada konflik dalam pengaturan peran ygn selama
ini dijalani, (Friedman, 2010)
4. nilai / norma keluarga : menjelaskan mengeai norma yang dianut keluarga
yang berhubungan dengan kesehatan. Nilai kelurga juga merupakan suatu
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Kebiasaan dan nilai-
nilai yang berlaku dalam keluarga adalah yang bertentangan dengan masalah
sama seperti halnya pergi ke dukun dan pada petugas kesehatan, (Friedman,
2010).
9. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif : menjelaskan pola kebutuhan keluarga, mengkaji gambaran
diri anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengalami keterpisahan dan
keterikatan dengan anggota keluarga lain. Pada ibu post partum sangat
diperlukan dukungan psikologis dari keluarga dekat, seperti ibu mertua,
kakak wanita, atau teman wanita lain yang telah berpengalaman dan berhasil
dalam menyesui sangat diperlukan, (Hargi, 2013)
2. fungsi sosialisasi : menanyakan adanya otonomi dalam setiap anggota
keluarga, adanya ketergantungan yang bertanggung jawab membesarkan
anak, factor social budaya yang mempengaruhi pola-pola dala membesarka
anak, masalah dalam membesarkan anak, adanya peralatan yang cocok bagi
anak untuk bermain sesuai usianya, (Padila,2012)
3. fungsi perawatan kesehatan : menanyakankepada anggota keluargaapakah
ada masalah dalam perawatan payudara karena keadaan payudara ibu
mempunyai peran dalam keberhasilan meyesui, seperti puting tenggelam,
mendatar atau puting terlalu besar dapat mengganggu proses menyusui.
(Hargai,2013).
4. Fungsi ekonomi : Menjelaskan sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber
yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
5. Fungsi reproduksi : Menjelaskan tentang bagaimana keluarga
memiliki dan upaya pengendalian jumlah anggota keluarga.

10. Fungsi Reproduksi


Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak, hubungan seksual
suami istri, dan masalah yang muncul jika ada. (Setiadi, Konsep Dan Proses
Keperawatan Keluarga , 2008)
11. Fungsi Ekonomi
Kemampuan keluarga memenuhi sandang, pangan, papan,
menabung, kemampuan peningkatan status kesehatan. (Setiadi, Konsep
Dan Proses Keperawatan Keluarga , 2008)
12. Stres dan koping keluarga
1. Stresor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukanpenyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
2. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukanpenyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
3. Respon keluarga terhadap respon, mengkaji sejauh mana keluarga
beresponterhadap situasi atau stressor.
17
4. Strategi Koping, strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.

Strategi adaptasi disfungsional, jelaskan mengenai adaptasi


disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
(Setiadi, Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga , 2008)
13. Kemampuan keluarga merespon Stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhman keluaraga berespon terhadap
situasi atau stressor yang ada saat ini.
14. Strategi Koping yang digunakan
Hal yang perlu dikaji adalah strategi koping atau pemecahan masalah
seperti apa yang digunakan keluarga dalam menghadapi stressor yang
terjadi.
15. Strategi Koping Disfungsional
Data ini menjelaskan mengenai koping disfungsional yang digunakan
ketika keluarga menghadapi masalah, misalnya marah-marah,
menghacurkan alat rumah tangga, dan lain sebagainya.
16. Keadaan Gizi Keluarga
Menyatakan makanan yang dikonsumsi keluarga, dari jenis, jumlah, dan
frekuensi makan setiap harinya. Makan yang baik bagi ibu menyusui
ialah mengkonsumsi makanan yang baik bagi pencernaan seperti sayuran
rebus dan buah-buahan sehingga berdampak terhadap produksi asi lancar
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi anaknya. (Sanima, Utami, &
Lasri, 2017)
17. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada. (Padila, 2012)
B. Pemeriksaan Fisik
Semua anggota keluarga diperiksa secara lengkap seperti prosedur
pemeriksaan fisik ditempat pelayanan kesehatan.(Padila, 2012)

C. Perumusan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang di peroleh
dalam pengkajian. Dilakukan dengan mengelompokkan data hasilpengkajian menjadi
data subjektif (DS) dan data objektif (DO). Pernyataan langsung dari keluarga
termasuk dalam DS, sedangkan data yang diambil dengan observasi, data sekunder,
atau data selain pernyataan langsung dari keluarga termasuk dalam DO.
Rumusan masalah berdasarkan NANDA dan etiologi berdasarkan pengkajian 5
(lima) tugas yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, mencipkan lingkungan
yang dapat meningkatkan kesehatan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
18

B. Tipologi dan dignosa keperawatan

1. Aktual (terjadi defisit atau gangguan kesehatan)

Diagnosis actual diangkat jika dari pengkajian didapatkan data mengenaitanda


dan gejala dari gangguan kesehatan. Diagnosis aktual, dimana masalahkesehatan
yang dialami oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan
cepat. Pada diagnosis keperawatan aktual faktor yang berhubungan merupakan
etiologi atau faktor penunjang lain yang telah mempengaruhi perubahan atau status
ke
sehatan. Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari
diagnosis keperawatan keluarga adalah adanya:
a. Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan persepsi)
b. Ketidakmauan (sikap dan motivasi)
c. Ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau tindakan,
kurangnya sumber daya keluarga, baik finansial, fasilitas, sistem pendukung,
lingkungan fisik, dan psikologis). (Friedman, 2010)

C. Risiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda
tersebut dapat menjadi masalah aktual apabila tidak segera mendapatkan bantuan
pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan. Faktor-faktor resiko untuk
diagnosis risiko dan risiko tinggi memperlihatkan keadaan dimana kerentanan
meningkat terhadap Keluarga atau kelompok. Faktor ini membedakan Keluarga
atau kelompok risiko tinggi dari yang lainnya pada populasi yang sama yang
mempunyai risiko. (Friedman, 2010)

D. Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan


keluarga dapat ditingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera tidak mencakup
faktor-faktor yang berhubungan. Perawat dapat memperkirakan kemampuan atau
potensi keluarga dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik. (Friedman, 2010)
Diagnosa Keperawatan wellnees (sejahtera) adalah keputusan klinik tentang
keadaan individu, keluarga, dan atau masyarakat dalam transisi dari tingkat
sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi. Ada 2 kunci yang harus
ada: (Zulianti, 2017)
a. Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi
b. Adanya status dan fungsi yang efektif
19

Pernyataan diagnosa keperawatan yang dituliskan adalah ”potensial untuk


peningkatan pe,mberian ASI”. Perlu dicatat bahwa diagnosa keperawatan kategori
ini tidak mengandung unsur ”faktor yang berhubungan”. (Zulianti, 2017)
a. Contoh : Potensial peningkatan hubungan dalam keluarga

b. Hasil yang diharapkan meliputi:

c. Makan pagi bersama selama 5 hari / minggu

d. Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga

e. Menjaga kerahasian setiap anggota keluarga

E. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan meningkatkan pemberian asi adalah suatu pola pemberian susu pada bayi atau
anak langsung dari payudara, yang dapat ditingkatkan.Batasan karakteristik: (Herdman, 2015)

1) Ibu menyatakan keinginan untuk memiliki kemampuan untuk memberi ASI


untuk kebutuhan nutrisi bayinya
2) Ibu menyatakan `keinginan untuk meningkatkan kemampuan memberi ASI
eksklusif
3) Ibu menyatakan ketidak puasan Menyusui atau kesukaran menyusui
4) Ibu menyusi dan keluarga menyatakan keinginan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang upaya kebutuhan Nutrisi
F. Penilaian Skoring
Skoring dilakukan bila perwat merumuskan diagnosis keperawatan lebih darisatu,
proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan.
1. Tentukan skornya sesuia dengan kriteria yang dibuat perawat
2. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikelola dengan bobot.
Skor

X Bobot

Angka tertinggi
20
21

a) Jumlahkan skornya untuk semua kriteria

Skoring Diagnosis Keperawatan Menurut Bailon dan Maglaya (1978) dalam(padila, 2012)

Tabel 2.1 Skoring

No Kriter Skor Bobot Scoring Pembenaran


i
1 Sifat masalah
- Aktual (Tidak/Kurang 3 1
sehat) 2
- Ancaman kesehatan 1
- Keadaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah dapat
diubah 2
- Mudah 1 2
- Sebagian 0
- Tidak dapat
3 Potensi masalah untuk dicegah
a) Tinggi 3
b) Sedang 2 1
c) Rendah 1

4 Menonjolnya masalah
- Masalah berat, harus 2 1
segera ditangani
1
- Ada masalah, tetapi
tidak perlu segera 0
ditangani
- Masalah tidak dirasakan

(1) Kriteria 1
Sifat masalah : bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan
oleh keluarga
(2) Kriteria 2
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya factor-faktor sebagai berikut :
(a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.
(b) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
(c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
22

waktu.
(d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyaraka
(3) Kriteria 3
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
(a) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
(b) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktumasalah itu
ada.
(c) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakanyang tepat
dalam memperbaiki masalah.
(d) Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah
(4) Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga (ADP, 2013).
ii. Intervensi
Intervensi adalah suatu proses merumuskan tujuan yang diharapkan sesuai
prioritas masalah keperawatan keluarga, memilih strategi keperawatan yang
tepat, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan
23
I. Intervensi

a. Kriteria hasil (NOC): (Moorhead, Johnson, Maas, & Swanson, 2016)

1. Keberhasilan menyusui: Bayi

a) Kesejajaran tubuh yang sesuai dan bayi menempel dengan baik


b) Refleks menghisap
c) Terdengar menelan
d) Menyusui minimal 5-10 menit per payudara
e) Minimal 8 kali menyusui per hari
f) Bayi puas setelah makan

2. Keberhasilan menyusui: Maternal

a) Posisi nyaman selama menyusui


b) payudara penuh sebelum menyusui
c) Pengeluaran ASI (refleks let down)
d) Mengenali bayi menelan
e) Teknik untuk mencegah nyeri puting
f) Menghindari penggunaan puting buatan/dot pada bayi
g) Menghindari memberikan air untuk bayi
h) Mengenali isyarat lapar di awal
i) Intake cairan ibu
j) Memompa payudara
k) Menggunakan dukungan keluarga
l) Menggunakan dukungan komunita
24

m) Puas dengan proses menyusui

b. Intervensi (NIC): (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2016)

1) Konseling laktasi

a) Berikan informasi mengenai manfaat [kegiatan] menyusui baik fisologis


maupun psikologis
b) Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk [melakukan kegiatan] menyusui
dan juga persepsi mengenai menyusui
c) Dorong kehadiran ibu di kelas menyusui dan berikan dukungan kelompok
d) Jelaskan tanda bahwa bayi membutuhkan makan (misalnya, refleks rooting,
menghisap serta diam dan terjaga/quiet alertness)
e) Instruksikan posisi menyusui yang bervariasi (misalnya, menggendong bayi
dengan posisi kepalanya berada di siku/crosscradle, menggendong bayi
dibawah lengan pada sisi yang digunakan untuk menyusui/football hold)
f) Monitor kemampuan bayi untuk menghisap
g) Instruksikan ibu untuk melakukan perawatan pada puting
h) Diskusikan kebutuhan untuk istirahat yang cukup, hidrasi, dan diet yang
seimbang
2) Pendidikan orangtua: Bayi
a) Tentukan pengetahuan, kesiapan dan kemampuan orangtua dalam belajar
mengenai perawatan bayi
b) Ajarkan orangtua keterampilan dalam merawat bayi yang baru lahirberikan
informasi mengenai dot bayi pada orangtua
c) Berikan informasi mengenai pemberian makanan padat dalam diet selama
tahun pertama
d) Motivasi orangtua untuk memegang, memeluk, memijat, dan menyentuh
bayi
e) Motivasi orangtua untuk berbicara dan membaca untuk bayi
f) Motivasi orangtua untuk bermain dengan bayi
25

3) Peningkatan kelekatan

a) Informasikan pasien mengenai perawatan yang diberikan pada bayi


b) Dorong ibu untuk menyusi, dengan tepat
c) Sediakan pendidikan menyusui yang cukup dan dukungan, jika tepat
d) Instruksikan orangtua mengenai tanda bayi merasa lapar (misalnya, rooting,
menghisap jari, menangis)
e) Instruksikan orang tua mengenai pentingnya memberikan makan sebagai
sebagai aktivitas yang memelihara, yang menyediakan kesempatan untuk
terjadinya kontak mata dan kedekatan secara fisik
f) Bantu orang tua dalam mengidentifikasi kebutuhan bayi pada saat menangis
(misalnya lapar, nyeri, kelelahan, fisiness)
g) Instruksikan pada orangtua mengenai bagaimana merawat bayi (misalnya,
mengganti popok, memberikan makan, menggendong memijat)
4) Supresi laktasi

a) Anjurkan pasien untuk mengeluarkan ASI yang cukup melalui melalui tagan,
manual, atau memompa listrik untuk mengurangi tekanan payudara tapi tidak
untuk mengosongkan payudara
b) Anjurkan pasien mengenal langkah-langkah untuk mengurangi rasa tidak
nyaman atau nyeri (yaitu, kompres es atau daun kubis dingin diletakkan
pada payudara [penggunaan] analgesik)

5) Pengajaran: nutrisi bayi 0-3 bulan


a) Instruksikan orangtua/pengasuh untuk memberi makan hanya ASI atau susu
formula untuk tahun pertama (tidak ada makanan padat sebelum 4 bulan)
26

J. IMPLEMENTASI

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana intervensi


yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan memandirikan keluarga dalam
bidang kesehatan. Keluarga dididik untuk dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan
mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk :
mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan
kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi
kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat. (Padila, 2012)
Pada saat melakukan implementasi, tenaga kesehatan menjelaskan tentang
kebutuhan nutrisi dan akibat yang ditimbulkan pada balita, mendiskusikan dengan
keluarga dalam pengambilan keputusan, mendemontrasikan cara membuat makanan
yang menarik bagi balita, memodifikasi lingkungan yang nyaman bagi balita dan
mendiskusikan bersama keluarga untuk membawa balita kepelayanan kesehatan. (Padila,
2012)
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal di bawah ini:

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dankebutuhan


kesehatan dengan cara:
1) Memberikan informasi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengancara:
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3)Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
c Memberika kepercayaandiri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara:
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkunganmenjadi sehat,
dengan cara:
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
e Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengancara:
1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Pada proses keperawatan, implementasi adalah fase ketika perawat


mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan terminologi NIC,
implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang merupakan
tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi (atau
program keperawatan) (Kozier, Barbara, & et al, 2010). Berikut adalah implementasi
keperawatan untuk diagnosa keperawatan kesiapan meningkatkan pemberian ASI:
27

(Bulechek & dkk, 2016)


1) Konseling laktasi

a) Berikan informasi mengenai manfaat [kegiatan] menyusui baik fisologis maupun


psikologis
b) Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk [melakukan kegiatan] menyusuidan
juga persepsi mengenai menyusui
c) Dorong kehadiran [ibu] di kelas menyusui dan [berikan] dukungankelompok
d) Jelaskan tanda [bahwa] bayi membutuhkan makan (misalnya, [refleks]
rooting, menghisap serta diam dan terjaga/quiet alertness
a. Instruksikan posisi menyusui yang bervariasi (misalnya, menggendong
bayi dengan posisi kepalanya berada di siku/crosscradle, menggendong
bayi dibawah lengan pada sisi yang digunakan untuk menyusui/football
hold)
b. Monitor kemampuan bayi untuk menghisap
c. Instruksikan ibu untuk [melakukan] perawatan pada putting
d. Diskusikan kebutuhan untuk istirahat yang cukup, hidrasi, dan diet yang
seimbang
2) Pendidikan orangtua: Bayi

a) Tentukan pengetahuan, kesiapan dan kemampuan orangtua dalam belajar


mengenai perawatan bayi
b) Ajarkan orangtua keterampilan dalam merawat bayi yang baru lahirberikan
informasi mengenai dot bayi pada orangtua
c) Berikan informasi mengenai pemberian makanan padat dalam diet selamatahun
pertama
d) Motivasi orangtua untuk memegang, memeluk, memijat, dan menyentuhbayi
e) Motivasi orangtua untuk berbicara dan membaca untuk bayi
f) Motivasi orangtua untuk bermain dengan bayi
3) Peningkatan kelekatan
a) Informasikan pasien mengenai perawatan yang diberikan pada bayi
b) Dorong ibu untuk menyusi, dengan tepat
c) Sediakan pendidikan menyusui yang cukup dan dukungan, jika tepat

d) Instruksikan orangtua mengenai tanda bayi merasa lapar (misalnya, rooting,


menghisap jari, menangis)
e) Instruksikan orang tua mengenai pentingnya memberikan makan sebagai sebagai
aktivitas yang memelihara, yang menyediakan kesempatan untuk terjadinya
kontak mata dan kedekatan secara fisik
f) Bantu orang tua dalam mengidentifikasi kebutuhan bayi pada saat menangis
(misalnya lapar, nyeri, kelelahan, fisiness)
g) Instruksikan pada orangtua mengenai bagaimana merawat bayi (misalnya,
mengganti popok, memberikan makan, menggendong memijat)
4) Supresi laktasi

a) Anjurkan pasien untuk mengeluarkan ASI yang cukup melalui melalui tagan,
28

manual, atau memompa listrik untuk mengurangi tekanan payudara tapi tidak
untuk mengosongkan payudara
b) Anjurkan pasien mengenal langkah-langkah untuk mengurangi rasa tidak nyaman
atau nyeri (yaitu, kompres es atau daun kubis dingin diletakkan pada payudara
[penggunaan] analgesik)
5) Pengajaran: nutrisi bayi 0-3 bulan

a) Instruksikan orangtua/pengasuh untuk memberi makan hanya ASI atau susu


formula untuk tahun pertama (tidak ada makanan padat sebelum 4 bulan

J. Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,


implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan
bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
(Gusti, 2013)
Evaluasi keperawatan juga bisa dilakukan dengan metode SOAP yaitu S (Subjective)
yaitu mendeskripsikan keluhan berdasarkan yang dikatakan Keluarga, O (Objective)
yaitu mendeskripsikan keluhan berdasarkan pengamatan peneliti, A (Assessment) yaitu
membuat permasalahan yang dialami Keluarga dan P (Planing) yaitu mendeskripsikan
perencanaan untuk tindakan selanjutnya berdasarkan masalah yang dialami Keluarga. Setelah
melakukan evaluasi dengan keluarga baik evaluasi subjektif dan objektif, perawat melakukan
kontak waktu dengan keluarga untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan selanjutnya
tergantung pada kesempatan yang diberikan oleh keluarga pada perawat. (Gusti, 2013)
a. Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan sumatif dan
formatif.
1. Evaluasi berjalan (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan
dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga.
2. Evaluasi akhir (sumatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang
akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap
dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data- data masalah
atau rencana yang perlu dimodifikasi.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:

S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelahdilakukan


intervensi keperwatan.
O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukanintervensi
keperawatan.
A : Analisis dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuanterkait
dengan diagnose keperawatan.
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihatb respon darikeluarga pada
tahap evaluasi. (Setiadi, Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga , 2008)
Berikut adalah hal yang dievaluasi untuk diagnosa keperawatankesiapan
meningkatkan pembeian ASI:
29

1) Keberhasilan menyusui: Bayi

a) Kesejajaran tubuh yang sesuai dan bayi menempel dengan baik

b) Refleks menghisap

c) Terdengar menelan

d) Menyusui minimal 5-10 menit per payudara

e) Minimal 8 kali menyusui per hari

f) Bayi puas setelah makan

2) Keberhasilan menyusui: Maternal


a) Posisi nyaman selama menyusui
b) payudara penuh sebelum menyusui
c) Pengeluaran ASI (refleks let down)
d) Mengenali bayi menelan
e) Teknik untuk mencegah nyeri puting
f) Menghindari penggunaan puting buatan/dot pada bayi
g) Menghindari memberikan air untuk bayi
h) Mengenali isyarat lapar di awal
i) Intake cairan ibu
j) Memompa payudara
k) Menggunakan dukungan keluarga
l) Menggunakan dukungan komunitas
m) Puas dengan proses menyusui

Selain itu, di dalam asuhan keperawatan keluarga juga harus melakukan


evaluasi tentang 5 tugas keluarga untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga
setelah diberikan asuhan keperawatan.

a) Klien dan keluarga dapat mengenal masalah kesehatan tentang ibu post
partum dengan masalah kesiapan meningkatkan pemberian ASI
b) Klien dan keluarga dapat mengambil tindakan kesehatan yang tepat dalam
mengatasi ibu post partum dengan masalah kesiapan meningkatkan
pemberian ASI
c) Klien dan keluarga dapat memberikan perawatan pada anggota keluarga
yang mengalami masalah kesiapan meningkatkan pemberian ASI
d) Klien dan keluarga dapat menciptakan lingkungan rumah yang nyamanbagi
anggota keluarga bagi ibu post partum dengan masalah kesiapan
meningkatkan pemberian ASI
e) Klien dan keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
untuk mengatasi permasalahnnya
30

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN


KELUARGA

I. DATA UMUM
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. G

2. Alamat dan telepon : Gg. Al. Hidayat N0.10 Cimanggis, Kec. Tugu
Depok – Jawa Barat

3. Agama : Kristen

4. Pekerjaan kepala keluarga : Wiraswasta

5. Pendidikan kepala keluarga : SMA

6. Komposisi kepala keluarga dan genogram

No Nama L/P Umur Hub dengan KK Pekerjaan Pendidikan


1 Tn. G L 22 Kepala Keluarga Wiraswasta SMA

2 Ny. M P 21 Istri Ibu Rumah SMA


Tangga
3 By. A P 4hari Anak - -
Genogram:

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Garis pernikahan

: Garis Keturunan
31

7. Tipe keluarga : Keluarga Inti, dimana Suami Istri dan Anak

8. Suku bangsa : Nias

9. Agama : Kristen

10. Status ekonomi keluarga : Ekonomi keluarga cukup untuk kehidupan sehari-
harinya

11. Aktivitas rekreasi keluarga : Berkumpul bersama keluarga, lebih suka


menghabiskan waktu berdua saja di rumah

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap 3, dimana keluarga dengan Anak
pertama 3

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Ny. M mengatakan ini


adalah pengalaman pertama atau masa transisi dalam keluarga kami ketika kami
memiliki anak pertama. Kami sangat bahagia dan menyadari penuh akan lebih
beradaptasi untuk menerima perubahan demi memeperahankan keharmonisa. Ny.
M mengatakan akan bertanggung jawab untuk mempersiapkan baiaya untuk anak.

3. Riwayat keluarga inti :


Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 23 Juni 2023 didaptkan
data bahwa keluargan Ny. M baru saja melahirkan anak pertama mereka dengan operasi
Caesar. Saat ini Ny. M sudah pulang kerumah dan dilanjutkan observasi perawatan luka
dirumah sesuai instruksi dokter. Namun, Ny. M dan suami mengatakan sampai saat ini ASI
hanya keluar sedikit dan belum mengetahui teknik pemberian ASI dan bagaimana ASI lancar.
Ny. M mengatakan bekas operasi masih terasa nyeri seperti denyut-denyutan berlangsung 1-
2 menit. TD 110/90mmHg, Nadi : 80x/menit, Pernapasan : 21x/menit, suhu 36C

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (adanya penyakit keturunan) : Ny. M


mengatakan tidak ada riwayat penyakiy

III. Pengkajian lingkungan

1. Karakteristik rumah : Tn. G mengatakan memiliki luas rumah yang cukup layak
untuk ditempati berdua dengan istri dan anak, rumah Tn.G terdiri satu lantai,
2 kamar, ruang tamu, ruang makan dan dapur terpisah. Kamar mandi 2 dan sangat
bersih. Ventilasi ada 2 (1 ruang tamu, dan 1 dikamar tidur). Tn. G mengatakan
sementara mereka masih ngontrak berhubung masih mencicil Rumah yang tinggal
beberapa tahun lagi akan segera lunas.
32

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Tn.G mengatakan rukun dengan


tetangga, toleransi yang sangat tinggi, tetapi kami jarang ikut kegiatan karena
saya kerja istri saya hamil.
3. Mobilitas dan geografis keluarga : Rumah Tn.G tidak pernah pindah semenjak
menikah dengan istri.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Tn.G mengatakan sangat


antusias keluarga dan tetangga untuk menjenguk dan bersilahturami. Bahkan
tetangga membantu kami diberbagai hal peralatan bayi dan ibu-ibu yang sudah
berpengalaman membantu istri saya agar ASI lebih lancar yaitu dengan membeli
beberapa bahan makan bahkan dibantu masak.

IV. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga : Tn.G mengatakan selalu melibatkan istri jika ada
masalah baik dikerjaan maupun yang laiinya

2. Struktur kekuatan keluarga : Tn. G mengatakan sejak menikah dan sampai saat ini
jika ada masalah kami berdua selalu mencari solusi untuk menghindari tidak
terjadinya perdebatan

3. Struktur peran : Tn. G mengatakan sangat khawatir kesehatan Istri yang sering
mengeluh sakit, bahkan sering bergadang untuk menyusui anak. Semoga Ny. M
diberikan kekuatan dan kesehatan dan pulih secepat mungkin
4. Nilai dan Norma keluarga : Nilai-nilai yang di anut adalah terutama bagi kami
yaitu menyerahkan dan berdoa kepada Tuhan dan mengandalkan Tuhan dalam
Rumah tangga saya.
V. Fungsi keluarga

1. Fungsi Keagamaan : Tn.G mengatakan sangat aktif dalam kegiatan keagamaan


kecuali kalau saya dan siti sakit baru kami tidak ikut acara ibadah..

2. Fungsi sosial dan budaya : Tn.G mengatakan jarang ikut acara sosial karena sibuk
kerja

3. Fungsi Cinta dan kasih sayang : Tn.G dan istri selama anak masih ada di dalam
satu rumah tidak membeda-bedakan kasih sayangnya

4. Fungsi Perlindungan : Tn.G mengatakan selalu menasehati istri dan memotivasi


istri.

5. Fungsi Reproduksi : Tn.G dikaruniakan baru 1 anak


33

6. Fungsi Sosialisasi dan pendidikan : Tn.G mengatakan hanya tamatan SMA


7. Fungsi Ekonomi : Tn.G mengatakan sejak menikah merasa sangat cukup biaya
kebutuhan mereka sehari-hari karena Tn. G sangat semangat untuk bekerja

VI. Stress dan koping keluarga

1. Stressor jangka pendek : Tn.G mengatakan tidak tega melihat istri yang sakit
2. Stressor jangka panjang : Tn.G mengatakan khawatir tidak mampu merawat istri
dan anak dengan baik. Karena kondisi istri sakit, anak masih bayi, sementara Tn.
G harus kerja
3. Respon keluarga thdp stressor : Tn.G mengatakan hanya berserah penuh pada
kehendak Tuhan
4. Strategi koping yang digunakan: Tn G mengatakan, beruntung punya saudara dan
kerabat yang sudah berpengalama untuk membantu saya dan istri secara nasehat.
Sehingga kalau ada apa-apa saya dan sitri sering konsul sama keluarga dan kerabat
termasuk Ibu Pendeta di gereja.
34

ANALISA DATA
No DATA PROBLEM ETIOLOGI
Ny. M mengatakan khawatir ketika Ketidakadekuat suplai Menyusui tidak efektif
menyusui karena ASI kadang banyak ASI
dan kadang sedikit, merasa tidak
nyaman atau kesukaran pada proses
menyusui Gangguan Ansietas

Ketika berkunjung : putting susu


tampak masuk kedalam, bayi tidak Menyusui tidak
mampu melekat pada payudara efektif

Ny.M menanyakannutrisi yang baik Kurang terpapar Defisit pengetahuan


untuk bayinya, selama hamil belum informasi tentang nutrsi bayi
mendapatkan edukasi tentang nutris
bayi, pasien mengatakan ingin Perilaku
mempelajari tentang nutrisi yang baik
bagi bayinya. Defisit pengetahuan
nutrisi bayi
Ketika berkujung : ibu terlihat
kebingungan saat ditanta nutrisi bayi

Ny. M mengatakan sangat sakit bekas Agen Pencedera fisik Nyeri akut
lukas Post Op. Bahkan ketika berdiri
dan dan MIKA/KI terasa sakit seperti Gangguang Mobilisasi
berdenyut-denyut atau ditusuk-tusuk. Fisik
Skala : 4 berlangsung selama 1-2 menit

Nyeri Akut

Diagnosa :
1. Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI
2. Defisit pengetahuan tentang nutrisi bayi b.d keluarga kurang terpaparnya informasi
3. Nyeri Akut b.d ketidak mampuan keluarga mengetahun Agen Pencedera Fisik
35

FORMAT PENAPISAN MASALAH

Diagnosa : Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI

Kriteria Skor Rasionalisasi

1. Sifat masalah Tn.G dan istri tidak terlalu mengerti


a. Aktual (tidak/kurang 2 2 lebih lanjut tentang masalah yang
×1=
sejahtera) : 3 3 3 dialami
b. Ancaman kesehatan : 1
c. Keadaan sejahtera : 2
2. Kemungkinan masalah dapat Masalah dapat diubah dengan
diubah 2 meningkatkan pengetahuan pada
×1=1
a. Mudah : 2 2 keluarga
b. Sebagian : 1
c. Tidak dapat : 0
3. Potensi masalah untuk dicegah Masalah dapat di cegah dengan cara
a. Tinggi : 3 2 2 memodifikasi perilaku dan support
×1=
b. Cukup : 2 3 3
c. Rendah : 1
4. Menonjolnya masalah Mengubah perilaku di perlukan
pengawasan dari keluarga
a. Masalah berat dan harus 1
×1=1
segera ditangani : 2 2

b. Ada masalah, tidak perlu


segera ditangani : 1

c. Masalah tidak dirasakan : 1


Yu7 h
36

FORMAT PENAPISAN MASALAH

Diagnosa : Defisit pengetahuan tentang nutrisi bayi b.d keluarga kurang terpaparnya informasi

Kriteria Skor Rasionalisasi

1. Sifat masalah Tn.G dan istri adalah pasangan baru


a. Aktual (tidak/kurang 2 2 menikah dan tidak punya pengalaman
×1=
sejahtera) 2 2 untuk tehnik pemberian ASI
b. Ancaman kesehatan
c. Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat Masalah dapat diubah dengan
diubah 1 1 meningkatkan pengetahuan pada
×1=
a. Mudah 2 2 keluarga
d. Sebagian
e. Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah Masalah dapat di cegah dengan cara
a. Tinggi 2 2 memodifikasi perilaku dan support
×1=
b. Cukup 3 3
c. Rendah
4. Menonjolnya masalah Mengubah perilaku di perlukan
pengawasan dari keluarga
a. Masalah berat dan harus 2
×1=1
segera ditangani 2

b. Ada masalah, tidak perlu


segera ditangani

c. Masalah tidak dirasakan


37
FORMAT PENAPISAN MASALAH

Diagnosa : Nyeri Akut b.d ketidak mampuan keluarga mengetahun Agen Pencedera Fisik

Kriteria Skor Rasionalisasi

1. Sifat masalah Tn.G dan istri mengatakan tidak tau


a. Aktual (tidak/kurang 2 2 cara merawat luka
×1=
sejahtera) 3 3
b. Ancaman kesehatan
c. Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat Masalah dapat diubah dengan
diubah meningkatkan pengetahuan pada
a. Mudah 1 1 keluarga
×1=
b. Sebagian 2 2
c. Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah Masalah dapat di cegah dengan cara
a. Tinggi 1 1 memodifikasi perilaku dan support
×1=
b. Cukup 2 2
c. Rendah
4. Menonjolnya masalah Mengubah perilaku di perlukan
pengawasan dari keluarga
a. Masalah berat dan harus
segera ditangani 2
×1=1
2
b. Ada masalah, tidak perlu
segera ditangani

c. Masalah tidak dirasakan


38
FORMAT PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa : Menyusui tidak efektif b.d ketidakmampuan keluarga kesiapan menyusui

No Diagnosa Ootocome SIKI


1 Menyusui tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Intervensi
efektif b.d 3 hari diharapkan : 1. Edukasi
ketidakmampuan Kriteria Awal Tujuan kesehatan
keluarga Observasi
Kemampuan menjelaskan 3 5
kesiapan - Identifikasi kesiapan
masalah
menyusui dan kemampuan
Aktifitas keluarga mengatasi 2 5 menerima informasi
masalah - Indentifikasi tujuan
Tindakan untuk mengurangi 1 5 dan keinginan ibu
resiko untuk menyusui
Gejala penyakit anggota 3 5 - Identifikasi yang
keluarga dapat dilakukan
keluarga
Setelah diberikan Asuhan keperawatan 3x24 jam Terapeutik
maka diharapkan keluarga mampu mengambil - Motifasi
keputusan untuk merawat Pasien : pengembangan sikap
dan emosi yang
Kriteria Awal Tujuan mendukung upaya
kesehatan
Keluarga mampu 3 5 - Gunakan saranan
memutuskan untuk merawat, dan fasilitas yang
meningkatkan atau ada dalam keluarga
memperbaiki kesehatan - Ciptakan perubahan
Berpartisipasi dalam 3 5 rumah secara
memutuskan perawatan optimal
kesehatan - Sediakan materi dan
Kesiapan dalam perawatan 3 5 media pendidikan
dirumah kesehatan
Kepercayaan kesehatan 3 5 - Jadwalkan
partisipasi keluarga dalam pendidikan
perawatan profesional
kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan
untukbertanya
Edukasi
- Jelaskan Informasi
mengenai Prosedur
teknik Menyesui
dengan benar
- Libatkan sistem
pendukung suami,
keluarga, tenaga
kesehatan dan
masyarakat
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam Intervensi
keluarga diharapkan mandiri untuk merawat diri 2.Teknik Menyusui
39
dengan kriteria hasil : Observasi
Kriteria Awal Tujuan - Dukung ibu
meningkatkan
Pelekatan bayi dengan benar 3 5
kepercayaan diri
Tetesan ASI meningkat 3 5 dalam menyusui
- Identifikasi
Suplay ASI adekuat 3 5
kemampuan keluarga
Kecemasana menurun 3 5 menjelaskan materi
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan 3x24 Terapeutik
jam maka diharapkan keluarga mampu - Kontrak waktu
mendukung kesehatan Ibu menyusui : - Ketersediaan waktu
Kriteria Awal Tujuan - Jelaskan tujuan
Keluarga mampu mendukung 3 5 pendkes
Ibu menyusui & Bayi Edukasi
Deteksi resiko pengetahuan 3 5 - Ajarkan posisi
menyusui dan
tentang penyakit
perlekatan dengan
Dukungan keluarga selama 3 5
benar
menyusui
- Jelaskan manfaat
Menyiapkan lingkungan 3 5 menyusui
rumah yang aman

Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam Intervensi


keluarga diharapkan keluarga mampu 3. Konseling
mempertahankan keadaan dengan Fasilitas yang Observasi
ada dengan kriteria hasil : - Identifikasi kebiasaan
Kriteria Awal Tujuan makanan dan perilaku
makan yang akan
Keluarga mampu 3 5
diubah
memanfaatkan fasilitas Terapeutik
kesehatan - Membina hubungan
Pengetahuan tentang 3 5 saling percaya
kesehatan - Menjelaskan tujuan
Partisipasi keluarga dalam 3 5 dan kontrak waktu
perawatan keluarga Edukasi
- Menjelaskan standar
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 nutrisi sesuai program
jam keluarga mandiri untuk meningkatkan diet dalam
Nutrisi memperlancar ASI dengan Kriteria : mengevaluasi
Kriteria Awal Tujuan kecukupan asupan
makanan
Keluarga mampu 3 5 - Kolaborasi dengan
memfasilitasi makanan diit Ahli gizi bila perlu
yang seimbang
Pengetahuan tentang Nutris 3 5
meningkat
Partisipasi keluarga dalam 3 5
perawatan keluarga
Adanya dukungan dan 3 5
40
kepedulian keluarga

Diagnosa : Defisit pengetahuan tentang nutrisi bayi b.d keluarga kurang terpaparnya informasi

No Diagnosa Ootcome SIKI


2 Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 Intervensi
pengetahuan jam keluarga diharapkan tingkat pengetahuan Observasi
tentang nutrisi meningkat, dengan kriteria Hasil : - Identifikasi kesiapan
bayi b.d Kriteria Awal Tujuan dan kemampuan ibu
keluarga menerima informasi
Keluarga mampu mengenal 3 5
kurang Terapeutik
masalah pengetahuan - Sediakan materi dan
terpaparnya
informasi kesehatan dan perilaku sehat media pendidikan
Pengetahuan: Kebutuhan dan 3 5 kesehatan
Perkembangan Gizi Bayi- - Jadwalkan pendidikan
Anak sampai 2 tahun kesehatan sesuai
Pengetahuan: Nutrisi dan 3 5 dengan kesepakatan
perkembangan Anak sesuai - Berikan kesempatan
dengan usia pada ibu untuk
bertanya
Edukasi
- Jelaskan tanda awal
bayi rasa lapar
- Anjurkan perilaku
hidup sehat (misalnya
mencuci tangan
sebelum menyusui)
- Ajarkan memilih
makanan sesuai
dengan usia bayi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 Intervensi


jam keluarga diharapkan mampu Observasi
mempertahankan tingkat pengetahuan - Mengetahui kesiapan
meningkat, dengan kriteria Hasil : dan kemampuan Ibu
Kriteria Awal Tujuan dalam menerima
informasi
Keluarga mampu 3 5
Terapeutik
memutuskan untuk
- Sebagai media untuk
memenuhi, meningkatkan menyampaikan
kebutuhan Gizi Anak sesuai informasi kepada
dengan Usia pasien
Kesiapan ekonomi untuk 3 5 - Melakukan kontrak
memenuhi kebutuhan Nutrisi waktu
Anak - Meningkatkan
Kepercayaan kesehatan 3 5 pengetahuan ibu
partisipasi keluarga dalam Edukasi
perawatan profesional - Ibu mengerti tanda
Keluarga mampu bayi lapar dan kapan
menentukan kebutuhan 3 5 waktunya menyusui
Nutrisi sesuai Usia - Meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
41
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam - Nutrisi bayi tetap
maka diharapkan keluarga mampu merawat diri terpenuhi
sendiri dan anggota keluarga yang sakit dengan - Mampu menentukan
kriteria : nutrisi seusai usia bayi
Kriteria Awal Tujuan
Kontrol nyeri 3 5
Perilaku meningkatkan 3 5
kesehatan
Kemampuan keluarga 3 5
memberikan perawatan
langsung

Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam


maka diharapkan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan untuk menunjang
kesehatan keluarga :
Kriteria Awal Tujuan
Keluarga mampu 3 5
memodifikasi lingkungan:
kontrol resiko dan keamanan
Deteksi resiko pengetahuan 3 5
tentang penyakit
Dukungan keluarga selama 3 5
pengobatan
Menyiapkan lingkungan 3 5
rumah yang aman

Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam


maka diharapkan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan:
Kriteria Awal Tujuan
Keluarga mampu mampu 3 5
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Pengetahuan tentang 3 5
kesehatan
Perilaku mencari layanan 3 5
kesehatan
Partisipasi keluarga dalam 3 5
perawatan keluarga
42
Diagnosa : Nyeri Akut b.d ketidak mampuan keluarga mengetahun Agen Pencedera Fisik
No Diagnosa Ootocome SIKI
3 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Intervensi
ketidak 3 hari diharapkan manajemen Nyeri Observasi
mampuan Kriteria Awal Tujuan - Mengidentifkasi
keluarga karateristik nyeri,
mengetahun Kemampuan menjelaskan 3 5 frekuensi
Agen masalah - Identifikasi respon
Pencedera Aktifitas keluarga mengatasi 3 5 nonverbal
Fisik masalah Terapeutik
Tindakan untuk mengurangi 3 5 - Menyediakan materi
resiko dan media pendkes
Gejala penyakit anggota 3 5 - Jadwalkan pendidikan
keluarga kesehatan
- Bina hubungan saling
percaya
Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam Edukasi
maka diharapkan keluarga mampu mengambil - Jelaskan penyebab,
keputusan untuk merawat pasien : periode dan pemicu
Kriteria Awal Tujuan nyeri
- Kemampuan mengatasi
Keluarga mampu 3 5 nyeri
memutuskan untuk merawat, - Kemampuan cara
meningkatkan atau kontrol nyeri
memperbaiki kesehatan
Berpartisipasi dalam 3 5
memutuskan perawatan
kesehatan
Kesiapan dalam perawatan 3 5
dirumah
Kepercayaan kesehatan 3 5
partisipasi keluarga dalam
perawatan profesional

Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam


maka diharapkan keluarga mampu merawat diri
sendiri dan anggota keluarga yang sakit :
Kriteria Awal Tujuan
Kontrol nyeri 3 5
Perilaku meningkatkan 3 5
kesehatan
Kemampuan keluarga 3 5
memberikan perawatan
langsung

Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam


maka diharapkan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan untuk menunjang
kesehatan keluarga :
43
Kriteria Awal Tujuan
Keluarga mampu 3 5
memodifikasi lingkungan:
kontrol resiko dan keamanan
Deteksi resiko pengetahuan 3 5
tentang penyakit
Dukungan keluarga selama 3 5
pengobatan
Menyiapkan lingkungan 3 5
rumah yang aman

Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam


maka diharapkan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan:
Kriteria Awal Tujuan
Keluarga mampu mampu 3 5
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Pengetahuan tentang 3 5
kesehatan
Perilaku mencari layanan 3 5
kesehatan
Partisipasi keluarga dalam 3 5
perawatan keluarga
44

FORMAT CATATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


KELUARGA

No Tanggal Diagnosa Tindakan Evaluasi Paraf


DX. 23/06/ Menyusui Observasi S: Aspirasi
1 2023 tidak - Identifikasi kesiapan dan - Ny. M mengatakan siap menerima informasi yang
efektif b.d kemampuan menerima informasi diberikan
ketidakad - Indentifikasi tujuan dan - Merasa tidak nyaman
ekuatan keinginan ibu untuk menyusui - Merasa cemas
suplai ASI Terapeutik - Payudara masih kencang
- Sediakan materi dan media - Pasien ingin menambah wawasan tentang menyusui
pendidikan kesehatan eksklusif pada bayinya
- Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan O:
- Berikan kesempatan untuk - Ny. M tampak memperhatikan saat diberi
bertanya penjelasan
- Kontrak waktu - pengeluaran ASI masih sedikit
Edukasi - TD : 110/90, Nadi : 80x/menit, Pernafasan
- Membina Hubungan saling percaya : 21x/menit, Suhu 36C
- Menjelaskan tujuan dari Pendkes - Nyeri P: nyeri muncul arena ASI mulai
terisi dan ASI hanya keluar sedikit, Q :
nyeri seperti terbakar, R: Nyeri berada di
payudara, S: skala nyeri 4 (sedang), T:
Nyeri berlangsung 1-2 menit
A:
Mengenali masalah
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Kemampuan menjelaskan masalah 2 5 3
Aktifitas keluarga mengatasi 2 5 3
masalah
Tindakan untuk mengurangi resiko 2 5 3
Gejala penyakit anggota keluarga 3 5 3
45
Mengambil keputusan untuk merawat
Kriteria Awal Tujuan hasil
Keluarga mampu 3 5 3
memutuskan untuk merawat,
meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan
Berpartisipasi dalam 3 5 3
memutuskan perawatan
kesehatan
Kesiapan dalam perawatan 3 5 3
dirumah
Kepercayaan kesehatan 3 5 3
partisipasi keluarga dalam
perawatan profesional
Keluarga mampu mandiri merawat diri dengan benar
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Pelekatan bayi dengan benar 3 5 3
Tetesan ASI meningkat 3 5 3
Suplay ASI adekuat 3 5 3
Kecemasana menurun 3 5 3

keluarga mampu mendukung kesehatan Ibu menyusui


Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu mendukung 3 5 3
Ibu menyusui & Bayi
Deteksi resiko pengetahuan 3 5 3
tentang penyakit
Dukungan keluarga selama 3 5 3
menyusui
Menyiapkan lingkungan 3 5 3
rumah yang aman
46
keluarga mampu mempertahankan keadaan dengan Fasilitas
yang ada
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 3
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Pengetahuan tentang 3 5 3
kesehatan
Partisipasi keluarga dalam 3 5 3
perawatan keluarga
keluarga mandiri untuk meningkatkan Nutrisi memperlancar
ASI
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 3
memfasilitasi makanan diit
yang seimbang
Pengetahuan tentang Nutris 3 5 3
meningkat
Partisipasi keluarga dalam 3 5 3
perawatan keluarga

P:
Masalah edukasi menyusui belum teratasi , intervensi yang
dilakukan yaitu :
- Memberikan Pendkes tentang manajemen Laktasi
47
DX 24/06/ Menyusui Observasi S: Aspirasi
1 2023 tidak efektif - Dukung ibu meningkatkan - Ny. M mengatakan siap menerima informasi yang
b.d kepercayaan diri dalam menyusui diberikan
ketidakadek - Libatkan sistem pendukng suami, - Rasa nyeri masih ada namun setelah dikompres hangat
uatan suplai keluarga dan masyarakat sedikit berkurang
ASI - ASI mulai keluar tetapi belum lancar
Terapeutik - Payudara sudah tidak terlalu kencang
- Kontrak waktu - Merasa tidak nyaman
- Ketersediaan waktu - Merasa cemas
- Mebina hubungan saling percaya - Bayi sudah mulai mampu melekat pada payudara

Edukasi O:
- Ajarkan posisi menyusui dan - Ny. M tampak mengerti tentang materi yang
perlekatan dengan benar disampaikan
- Jelaskan manfaat menyusui - TD : 110/90, Nadi : 80x/menit, Pernafasan : 21x/menit,
- Jelaskan informasi mengenai Suhu 36C
prosedur tekni menyusui dengan - Nyeri P: nyeri muncul arena ASI mulai terisi dan ASI
benar hanya keluar sedikit, Q : nyeri seperti terbakar, R: Nyeri
- Ajarkan cara memompa ASI berada di payudara, S: skala nyeri 4 (sedang), T: Nyeri
dengan alat pompa ASI berlangsung 1-2 menit
- Menganjarkan pasien untuk - Ny. M bisa menjawab setiap pertanyaan
melakukan tekni pengisapan bayi - Ny. M mampu mempraktekkan secara mandiri
secara langsung A:
Mengenali masalah
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Kemampuan menjelaskan masalah 2 5 5
Aktifitas keluarga mengatasi 2 5 5
masalah
Tindakan untuk mengurangi resiko 2 5 5
Gejala penyakit anggota keluarga 3 5 5
48
Mengambil keputusan untuk merawat
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 5
memutuskan untuk merawat,
meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan
Berpartisipasi dalam 3 5 5
memutuskan perawatan
kesehatan
Kesiapan dalam perawatan 3 5 5
dirumah
Kepercayaan kesehatan 3 5 5
partisipasi keluarga dalam
perawatan profesional
Keluarga mampu mandiri merawat diri dengan benar
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Pelekatan bayi dengan benar 3 5 5
Tetesan ASI meningkat 3 5 4
Suplay ASI adekuat 3 5 4
Kecemasana menurun 3 5 3

keluarga mampu mendukung kesehatan Ibu menyusui


Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu mendukung 3 5 5
Ibu menyusui & Bayi
Deteksi resiko pengetahuan 3 5 5
tentang penyakit
Dukungan keluarga selama 3 5 5
menyusui
Menyiapkan lingkungan 3 5 5
rumah yang aman
49
keluarga mampu mempertahankan keadaan dengan Fasilitas
yang ada
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 5
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Pengetahuan tentang 3 5 5
kesehatan
Partisipasi keluarga dalam 3 5 5
perawatan keluarga

keluarga mandiri untuk meningkatkan Nutrisi memperlancar


ASI
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 3
memfasilitasi makanan diit
yang seimbang
Pengetahuan tentang Nutris 3 5 3
meningkat
Partisipasi keluarga dalam 3 5 3
perawatan keluarga

P:
Masalah Edukasi menyusui belum teratasi
- Ny. M mampu menerapkan semua yang sudah diajarkan
yaitu :
- Melakukan perawatan memerah ASI
- Melakukan perawatan dengan cara penghisapan
- Menerapkan perilaku hidup sehat dengan mengonsumsi
makanan untuk memperlancar ASI
50

DX 25/06/ Menyusui 4. Konseling nutrisi S: Aspirasi


1 2023 tidak efektif Observasi - Ny. M mengatakan sudah tidak merasa cemas lagi
b.d - Identifikasi kebiasaan makanan terhadap ASI dan mulai percaya diri saat menyusui
ketidakade dan perilaku makan yang akan - Pasien mengatakan sudah minum air putih yang
kuatan diubah banyak
suplai ASI Terapeutik - Payudara sudah tidak terasa kencang
- Membina hubungan saling percaya - ASI keluar tetap belum lancar
- Menjelaskan tujuan dan kontrak - Ny. M mampu menyebutkan manfaat ASI
waktu - Ny. M mengatakan sudah menerapkan perilaku
Edukasi makan sehat
- Menjelaskan standar nutrisi sesuai - Ny. M sangat Antusias mendengar informasi yang
program diet dalam mengevaluasi disampaikan
kecukupan asupan makanan
O:
- TD : 110/80mmHg, Nadi : 90x/menit, RR :
20x/menit
- Ny. M tampak bertanya
- Ny. M bisa menjawab setiap pertanyaan
A:
Mengenali masalah
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Kemampuan menjelaskan masalah 2 5 5
Aktifitas keluarga mengatasi 2 5 5
masalah
Tindakan untuk mengurangi resiko 2 5 5
Gejala penyakit anggota keluarga 3 5 5
51
Mengambil keputusan untuk merawat
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 5
memutuskan untuk merawat,
meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan
Berpartisipasi dalam 3 5 5
memutuskan perawatan
kesehatan
Kesiapan dalam perawatan 3 5 5
dirumah
Kepercayaan kesehatan 3 5 5
partisipasi keluarga dalam
perawatan profesional
Keluarga mampu mandiri merawat diri dengan benar
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Pelekatan bayi dengan benar 3 5 5
Tetesan ASI meningkat 3 5 5
Suplay ASI adekuat 3 5 5
Kecemasana menurun 3 5 5

keluarga mampu mendukung kesehatan Ibu menyusui


Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu mendukung 3 5 5
Ibu menyusui & Bayi
Deteksi resiko pengetahuan 3 5 5
tentang penyakit
Dukungan keluarga selama 3 5 5
menyusui
Menyiapkan lingkungan 3 5 5
rumah yang aman
52
keluarga mampu mempertahankan keadaan dengan Fasilitas
yang ada
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 5
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Pengetahuan tentang 3 5 5
kesehatan
Partisipasi keluarga dalam 3 5 5
perawatan keluarga
keluarga mandiri untuk meningkatkan Nutrisi memperlancar
ASI
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 5
memfasilitasi makanan diit
yang seimbang
Pengetahuan tentang Nutris 3 5 5
meningkat
Partisipasi keluarga dalam 3 5 5
perawatan keluarga

P:
- Ny. M mengatakan akan tetap menerapkan semua
informasi yang disampaikan
- Status menyusui meningkat
- Edukasi dihentikan
53

DX 23/06/ Defisit Observasi S: Aspirasi


2 2023 pengetahua - Identifikasi kesiapan dan kemampuan - Ny. M mengatakan akan melaksana anjuran
n tentang ibu menerima informasi - Ny. M mengatakan bisa menerima informasi dan
nutrisi bayi Terapeutik tidak ada hambatan dalam proses menerima
b.d - Sediakan materi dan media informasi
keluarga pendidikan kesehatan O:
kurang - Jadwalkan pendidikan kesehatan - Ny. M dapat menjelaskan kembali tanda bayi lapar,
terpaparny sesuai dengan kesepakatan bayi gelisah, membuka mulut dan menggelengkan
a informasi - Berikan kesempatan pada ibu untu kepala, menjulur julurkan lidah
bertanya A:
Edukasi Mengenali masalah
- Jelaskan tanda awal bayi rasa lapar Kriteria Awal Tujuan Hasil
- Anjurkan perilaku hidup sehat
Keluarga mampu mengenal masalah 3 5 3
(misalnya mencuci tangan sebelum
menyusui) pengetahuan kesehatan dan perilaku
- Ajarkan memilih makanan sesuai sehat
dengan usia bayi
Pengetahuan: Kebutuhan dan 3 5 3
Perkembangan Gizi Bayi-Anak
sampai 2 tahun
Pengetahuan: Nutrisi dan 3 5 3
perkembangan Anak sesuai dengan
usia

Mengambil keputusan untuk merawat


Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 3
memutuskan untuk
memenuhi, meningkatkan
kebutuhan Gizi Anak sesuai
dengan Usia
54
Kesiapan ekonomi untuk 3 5 3
memenuhi kebutuhan Nutrisi
Anak
Kepercayaan kesehatan 3 5 3
partisipasi keluarga dalam
perawatan profesional
Keluarga mampu 3 5 3
menentukan kebutuhan
Nutrisi sesuai Usia
keluarga mampu merawat diri sendiri dan anggota keluarga
yang sakit
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Kontrol nyeri 3 5 3
Perilaku meningkatkan 3 5 3
kesehatan
Kemampuan keluarga 3 5 3
memberikan perawatan
langsung
keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk
menunjang kesehatan keluarga
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 3
memodifikasi lingkungan:
kontrol resiko dan keamanan
Deteksi resiko pengetahuan 3 5 3
tentang penyakit
Dukungan keluarga selama 3 5 5
pengobatan
Menyiapkan lingkungan 3 5 3
rumah yang aman
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan:
55
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu mampu 3 5 3
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Pengetahuan tentang 3 5 3
kesehatan
Perilaku mencari layanan 3 5 3
kesehatan
Partisipasi keluarga dalam 3 5 3
perawatan keluarga

P:
- Melanjutkan intervensi keperawatan dengan edukasi
nutrisi bayi
- Defisit pengetahuan tentang nutrisi bayi teratasi
sebagian

DX 26/06/ Defisit Observasi S: Aspirasi


2 2023 pengetahua - Mengetahui kesiapan dan kemampuan - Ny. M mengatakan tidak memberikan susu formula
n tentang Ibu dalam menerima informasi lagi
nutrisi bayi Terapeutik - Ny. M mengatakan mengerti kapan waktu bayi
b.d - Sebagai media untuk menyampaikan diberikan ASI
keluarga informasi kepada pasien O:
kurang - Melakukan kontrak waktu - Ny. M tampak bertanya
terpaparny - Meningkatkan pengetahuan ibu - TD : 110/80mmHg, Nadi : 90x/menit, RR :
a informasi Edukasi 20x/menit
- Ibu mengerti tanda bayi lapar dan - Ny. M dapat menjelaskan kembali tanda bayi cukup
kapan waktunya menyusui ASI
- Meningkatkan perilaku hidup bersih A:
dan sehat Mengenali masalah
- Nutrisi bayi tetap terpenuhi Kriteria Awal Tujuan Hasil
- Mampu menentukan nutrisi seusai
Keluarga mampu mengenal masalah 3 5 5
usia bayi
pengetahuan kesehatan dan perilaku
56
sehat
Pengetahuan: Kebutuhan dan 3 5 5
Perkembangan Gizi Bayi-Anak
sampai 2 tahun
Pengetahuan: Nutrisi dan 3 5 5
perkembangan Anak sesuai dengan
usia

Mengambil keputusan untuk merawat


Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 5
memutuskan untuk
memenuhi, meningkatkan
kebutuhan Gizi Anak sesuai
dengan Usia
Kesiapan ekonomi untuk 3 5 5
memenuhi kebutuhan Nutrisi
Anak
Kepercayaan kesehatan 3 5 5
partisipasi keluarga dalam
perawatan profesional
Keluarga mampu 3 5 5
menentukan kebutuhan
Nutrisi sesuai Usia
keluarga mampu merawat diri sendiri dan anggota keluarga
yang sakit
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Kontrol nyeri 3 5 5
Perilaku meningkatkan 3 5 5
kesehatan
57
Kemampuan keluarga 3 5 5
memberikan perawatan
langsung
keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk
menunjang kesehatan keluarga
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 5
memodifikasi lingkungan:
kontrol resiko dan keamanan
Deteksi resiko pengetahuan 3 5 5
tentang penyakit
Dukungan keluarga selama 3 5 5
pengobatan
Menyiapkan lingkungan 3 5 5
rumah yang aman
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan:
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu mampu 3 5 5
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Pengetahuan tentang 3 5 5
kesehatan
Perilaku mencari layanan 3 5 5
kesehatan
Partisipasi keluarga dalam 3 5 5
perawatan keluarga

P:
- Intervensi dihentikan
- Defisit pengetahuan tentang nutrisi bayi teratasi
58

DX 23/0 Nyeri Akut b.d Observasi S : Aspirasi


3 6/ ketidak - Mengidentifkasi karateristik nyeri, - Ny. M mengatakan akan menerima dan menerapkan
2023 mampuan frekuensi informasi yang akan disampaikan tentang nyeri
keluarga - Identifikasi respon nonverbal setelah post Op SC
mengetahun Terapeutik - Ny. M mengatakan sangat butuh pengetahuan
Agen Pencedera - Menyediakan materi dan media tentang mengatasi Nyeri
Fisik pendkes O:
. - Jadwalkan pendidikan kesehatan - Ny. M tampak bertanya
- Bina hubungan saling percaya - Ny. M tampak meringis
Edukasi - Ny. M tampak cemas
- Jelaskan penyebab, periode dan - Ny. M tampak lega setelah mengetahui penyebab
pemicu nyeri nyeri dan cara mengatasinya
- TD : 110/90, Nadi : 80x/menit, Pernafasan :
21x/menit, Suhu 36C

A:
Mengenali masalah
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Kemampuan menjelaskan masalah 2 5 3
Aktifitas keluarga mengatasi 2 5 3
masalah
Tindakan untuk mengurangi resiko 2 5 3
Gejala penyakit anggota keluarga 3 5 3

Mengambil keputusan untuk merawat


Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 3
memutuskan untuk merawat,
meningkatkan atau
59
memperbaiki kesehatan
Berpartisipasi dalam 3 5 4
memutuskan perawatan
kesehatan
Kesiapan dalam perawatan 3 5 4
dirumah
Kepercayaan kesehatan 3 5 4
partisipasi keluarga dalam
perawatan profesional
keluarga mampu merawat diri sendiri dan anggota keluarga
yang sakit
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Kontrol nyeri 3 5 3
Perilaku meningkatkan 3 5 4
kesehatan
Kemampuan keluarga 3 5 4
memberikan perawatan
langsung
keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk menunjang
kesehatan keluarga
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 3
memodifikasi lingkungan:
kontrol resiko dan keamanan
Deteksi resiko pengetahuan 3 5 3
tentang penyakit
Dukungan keluarga selama 3 5 5
pengobatan
Menyiapkan lingkungan 3 5 3
rumah yang aman
60
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan:
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu mampu 3 5 3
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Pengetahuan tentang 3 5 3
kesehatan
Perilaku mencari layanan 3 5 3
kesehatan
Partisipasi keluarga dalam 3 5 4
perawatan keluarga

P:
- Intervensi dilanjutkan dengan Edukasi Manajemen
Nyeri
61
DX 27/0 Nyeri Akut b.d Observasi S: Aspirasi
3 6/ ketidak - Identifikasi pengetahuan dan Keluaraga Ny. M
2023 mampuan keyakinan nyeri - mengetahui penyebab nyeri
keluarga - Identifikasi pengaruh nyeri terhadap - mengatakan akan menerapkan semua anjuran tim
mengetahun kualiatas hidup kesehatan mengenai cara mengatasi yeri
Agen Pencedera Terapeutik - mengatakan sangat mengerti efek samping dari
Fisik - Kontrol lingkungan yang analgetik
memperberat rasa nyeri ( suhu O:
ruangan, pencahayaan, kebisingan - Ny. M mampu menyebutkan skala nyeri yang di
- Ajarkan teknik relaksasi tarik nafas alami saaat ini
dalam - Ny. M mampu mempraktekkan teknik cara
Edukasi mengatasi nyeri
- Menjelaskan manfaat teknik - Ny. M mampu menjelaskan kembali tentang
relaksasi tarik nafas dalam manajemen nyeri
- Menjelaskan teknik non - TD : 110/90, Nadi : 80x/menit, Pernafasan :
farmakologis untuk mengurangi 21x/menit, Suhu 36C
nyeri (akupresure, terapi pijat, teknik -
relaksasi) A:
Mengenali masalah
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu mengenal masalah 3 5 5
pengetahuan kesehatan dan perilaku
sehat
Pengetahuan: manajemen Nyeri 3 5 4
Pengetahuan: tanda dan infeksi nyeri 3 5 5
Pengetahuan: mengontrol nyeri 3 5 4
dengan nonfarmakologi

Mengambil keputusan untuk merawat


Kriteria Awal Tujuan Hasil
62
Keluarga mampu 3 5 5
memutuskan untuk merawat,
meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan
Berpartisipasi dalam 3 5 5
memutuskan perawatan
kesehatan
Kesiapan dalam perawatan 3 5 5
dirumah
Kepercayaan kesehatan 3 5 5
partisipasi keluarga dalam
perawatan profesional

keluarga mampu merawat diri sendiri dan anggota keluarga


yang sakit
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Kontrol nyeri 3 5 4
Perilaku meningkatkan 3 5 5
kesehatan
Kemampuan keluarga 3 5 5
memberikan perawatan
langsung

keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk menunjang


kesehatan keluarga
Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu 3 5 5
memodifikasi lingkungan:
kontrol resiko dan keamanan
Deteksi resiko pengetahuan 3 5 5
tentang penyakit
63
Dukungan keluarga selama 3 5 5
pengobatan
Menyiapkan lingkungan 3 5 5
rumah yang aman

keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan:


Kriteria Awal Tujuan Hasil
Keluarga mampu mampu 3 5 5
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Pengetahuan tentang 3 5 5
kesehatan
Perilaku mencari layanan 3 5 5
kesehatan
Partisipasi keluarga dalam 3 5 5
perawatan keluarga

Tujuan Pendkes tercapai

P:
- Anjurkan pasien untuk menerapkan teknik
nonfarmakologi dalam mengatasi nyeri
64

Anda mungkin juga menyukai