BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ganas yang berasal dari sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Awalnya
sel kanker berkembang sebagai suatu hiperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang
atipikal. Perkembangan selanjutnya sel ini berubah menjadi karsinoma insitu dan
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berawal dari dalam sel-sel payudara
tersebut. Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya terjadi pada wanita, tetapi pria juga bisa
kematian tertinggi akibat kanker setelah kanker paru. Pada penduduk perempuan,
kanker payudara masih menempati urutan pertama kasus baru dan kematian, yaitu
2.1.2 Etiologi
Kanker payudara berasal dari kelenjar susu sekretorik, tepatnya di lobulus perifer.
Beberapa faktor risiko kanker payudara yang terkenal, seperti usia, faktor reproduksi,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan pribadi, paparan radiasi, pengguna terapi insulin,
alkohol, diet tinggi lemak atau faktor genetik, dan lingkungan. Faktor pertumbuhan yang
dapat mendorong pertumbuhan sel-sel ganas menjadi tidak normal. Walaupun diketahui
banyak faktor risiko kanker payudara, ternyata 75% tidak ada kaitannya dengan faktor
1. Faktor Usia
Seiring bertambahnya usia, risiko terkena kanker payudara semakin meningkat.
Namun hal ini belum bisa dipastikan karena penderita tidak hanya didominasi oleh
orang dewasa atau orang lanjut usia, tetapi juga dapat dirasakan oleh remaja.
2. Faktor Genetik
Ada dua jenis gen-BRCA1 dan BRCA2 yang sangat mungkin menjadi faktor risiko
terjadinya kanker payudara. Jika ibu atau saudara perempuannya menderita kanker
payudara, risiko terkena kanker payudara bisa dua kali lipat dibandingkan wanita
3. Pemakaian Obat-obatan
Sebagai contoh, seorang wanita yang menggunakan terapi obat hormon pengganti
(Hormon Replacement Therapy atau HRT), seperti hormon esterogen yang akan
Menurut (Brilliana et al., 2017) tanda dan gejala pada kanker payudara sebagai berikut :
1. Fase awal kanker payudara adalah asimtomatik (tanpa ada gejala dan
tanda).Asimtomatik atau tanpa ada gejala merupakn fase awal yang dirasakan
penderita kanker, biasanya tak bergejala hal ini mengakibatkan kanker sulit dideteksi
karena tak bergejala, namun hal ini sangat sedikit yang ditimbul oleh penderita
kanker.
2. Kulit
Infeksi , nyeri dan pendarahan merupakan gejala awal terjadinya kanker payudara,
hal ini akibat terjadinya sel-sel kulit menjadi berubah dari kulit yang sehat. Pada
disekitar putting dan aerola hal ini ada sensasi terbakar dan kulit kering serta kulit
menjadi cekung dan kering terjadi adanya retraksi atau deviasi puting susu. Adanya
9
benjolan atau penebalan pada payudara merupakan tanda dan gejala yang paling
umum. Pada area putting susu ketika ditekan akan terasa nyeri dan berdarah diarea
putting, terjadi penebalan dengan pori-pori menonjol yang serupa seperti kulit jeruk
hal ini terjadi karena adanya penumbukan cairan geah bening pada area payudara.
3. Nodul
Jika ada keterlibatan nodul, mungkin menjadi keras, pembesaran nodul limfa
aksilaris membesar dan atau nodus supraklavikula teraba pada daerah leher
Nyeri pada bahu menandakan bahwa sel kanker telah bermetastase ke bagian
tulang, hal ini diakibatkan tulang melepaskan kalsium ke aliran darah dengan batas
normal sehingga berdampak rasa haus, kekurangan nafsu makan dan mual. Jika
5. Gangguan pencernaan
Dalam hal ini gangguan pencernaan merupakan tanda dan gejala pada kanker
payudara hal ini ditandai, mual, muntah, diare dan kehilangan nafsu makan hal ini
terjadi karena adanya gumpalan darah pada pembuluh darah yang menjadi
suatu ruangan. Pada penderita Kanker asites juga dapat terjadi sebagai akibat dari
kanker yang disebut asites malignant yang merupakan stadium lanjutan dari organ
dalam seperti kanker colon, pancreas, rongga perut, lambung, payudara, limfoma,
Menurut (Lasari et al., 2014) stadium kanker payudara ada 3 tahapan yaitu :
a. Stadium I
10
Kanker invasif kecil, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan tidak menyerang
kelenjar getah bening. Pada stadium ini, ukuran kanker tidak melebihi dari 2 -
2,25 cm, dan tidak ada penyebaran (metastasis) didaerah kelenjar getah bening
ketiak. Pada stadium I ini, peluang untuk penyembuhan secara sempurna adalah
b. Stadium II
Kanker invasif, ukuran tumor 2-5 cm dan sudah menyerang kelenjar getah
bening. Pada stadium ini tumor mengalami perubahan yaitu lebih besar dari
2,25 cm dan telah terjadi metastasis di kelenjar getah bening di ketiak. Pada
luasnya kondisi penyebaran sel kanker tersebut. Pada tahap I dan II biasanya
memastikan tidak ada lagi sel kanker yang tersisa atau tertinggal.
c. Stadium III
Kanker invasif besar, ukuran tumor melebihi 5 cm dan adanya benjolan yang
mengakibatkan sel kanker menyebar ke seluruh tubuh, dan hampir tidak ada
peluang untuk sembuh. Pengobatan payudara pada tahap ini sudah tidak ada
artinya lagi. Biasanya hanya diobati dengan radiasi dan kemoterapi (obat yang
mengangkat bagian payudara yang sudah parah atau sudah tidak bisa dilakukan
pengobatan lagi . Oleh karena itu usaha yang dilakukan pasien kanker yaitu
11
untuk menghambat proses terjadinya perkembangan sel kanker dalam tubuh
Sel kanker timbul dari sel normal tubuh yang mengalami transformasi sebagai
akibat dari kerusakan DNA akibat paparan kimiawi maupun fisik yang disebut
yang abnormal yang disebut neoplasma. Pada tahap awal, neoplasma berkembang
tahap: kanker payudara primer, metastasis ke kelenjar getah bening aksila, dan
metastasis jauh.
Sebagian besar kanker payudara ditandai dengan fibrosis jaringan stroma dan
epitel payudara. Seiring pertumbuhan kanker dan invasi kanker ke jaringan sekitar,
Cooper sehingga terjadi gambaran retraksi kulit payudara. Saat aliran limfatik dari
kulit ke kelenjar getah bening lokal terhambat, terjadilah edema lokal yang ditandai
oleh tampilan kulit jeruk (peau d’orange). Kanker kulit akan menyebabkan luka
spontan pada kulit ketika sel kanker mulai menginvasi kulit. Invasi lebih lanjut ke
sel-sel kulit di sekitar luka akan menyebabkan pembentukan nodul satelit di sekitar
luka. Selain itu, lebih dari 60% rekurensi kanker payudara terjadi pada organ jauh.
12
b. Metastasis Kelenjar Getah Bening Aksila
Saat kanker payudara primer membesar, sel kanker menyusup ke celah antar
sel dan pindah ke sistem limfatik menuju kelenjar getah bening regional, terutama
kelenjar getah bening aksila. Kelenjar getah bening yang terlibat awalnya teraba
lunak namun menjadi keras dan mengalami konglomerasi seiring pertumbuhan sel
kanker. Sel kanker mampu tumbuh hingga kapsul kelenjar getah bening dan
memfiksasi struktur lain di ketiak dan dinding dada. Semakin banyak kelenjar getah
bening aksila yang terlibat, maka semakin kecil peluang kesintasan (survivorship).
Pasien yang tidak memiliki keterlibatan kelenjar getah bening aksila berisiko < 30%
c. Metastasis Jauh
darah vena yang terlibat dalam metastasis jauh antara lain vena interkostal dan aksila
menuju paru-paru dan plexus vena Batson yang menuju kolumna vertebra. Hampir
60% pasien kanker payudara mengalami metastasis jauh dalam 5 tahun pertama
pengobatan. Pasien tanpa ekspresi reseptor estrogen (ER-) memiliki risiko lebih
besar mengalami rekurensi dalam 3-5 tahun pertama dibanding pasien dengan
pleura, jaringan lunak, dan hati. Metastasis ke otak lebih jarang terjadi.
1. Gangguan Neurovaskuler
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.
13
3. Fraktur patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
7. Infeksi
10. Kumpulan bekuan darah (hematoma) pada area operasi (Sobri et al., 2020).
Tidur adalah suatu kebutuhan dasar manusia yang memiliki manfaat untuk
tidur yang cukup tujuannya agar tubuhnya dapat berfungsi secara normal dan bugar
kembali. Pada kondisi tidur, tubuh melakukan suatu proses pemulihan untuk
mengembalikan stamina, energi yang telah terkuras habis karena aktivitas yang
dilakukan sehingga dengan tidur tubuh berada dalam kondisi yang optimal
dalam tidur yaitu kualitas tidur dan kuantitas hidup, jika terjadi gangguan terhadap
keduanya maka dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap tubuh. Tidur yang
Kualitas tidur malam yang abnormal atau buruk akan mengakibatkan penurunan
aktivitas sehari-hari sehingga kegiatannya akan terganggu, maka hal ini akan
terganggu , merasa lelah dan mengalami sifat mudah marah(Ilmaz et al., 2017).
14
2.2.2 Fisiologis Tidur
Fisiologi tidur adalah suatu keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
emosional dan bukan hanya dalam keadaan tidak melakukan aktivitas tetapi
berhenti sejenak, kondisi ini membutuhkan sebuah ketenangan sehingga hal ini
b. Merasa diterima
Secara umum siklus tidur dibagi menjadi 2 fase yaitu fase Tidur gelombang lambat/
Non Rapid Eye Movement (NREM) dan Tidur paradoks/ Rapid Eye Movement (REM)
, berikut tahapannya:
1. Tidur gelombang lambat/ Non Rapid Eye Movement (NREM) adalah fase awal
tidur yang akan memberikan pemulihan dan ketenangan pada tubuh dan oto-
otot secara keseluruhan, bukan hanya itu saja tetapi suhu badan, tekanan darah
Tahap ini disebut sebagai tahap awal tidur yang dimulai dari menutup mata
ketika seseorang memulai untuk tidur, dalam fase ini gerakan bola mata
tubuh menjadi relaks. Pada tahap ini seseorang masih mudah dibangunkan
15
lewat berbagai cara yaitu dipanggil namanya ataupun ditepuk bagian
tubuhnya, terkadang hal ini yang dirasakan seseorang kita tidur seperti
merasakan sensasi jatuh hal ini bersifat normal. Pada tahap memerlukan
b. Tahap 2
Tahap ini seseorang memasuki tidurnya lebih dalam, hal ini ditandai oleh
tidak adanya gerakan dari bola mata sehingga aktivitas otak menjadi
juga menurun. Pada tahap ini seseorang memerlukan waktu 10-15 menit.
c. Tahap 3
Tahap ini disebut sebagai tahap awal tidur dalam yang didominasi oleh saraf
ringan . hal ini ditandai oleh gelombang listrik yang ada diotak menjadi
lambat sampai cepat, denyut nadi dan frekuensi napas menjadi menurun.
d. Tahap 4
Tahap ini merupakan seseorang dalam tahapan tidur dalam, hal ini
seseorang mengalami keadan tidur sulit untuk bangun. Sehingga hal ini
pada tahap ini menjadi bagus dengan adanya perubahan saat bangun badan
al., 2018).
2. Tidur paradoks/ Rapid Eye Movement (REM) adalah fase ini memiliki ciri yang
khas yaitu adanya pergerakan bola mata kekiri dan kenan dengan irama cepat
hal ini tanpa disadari, bukan hanya itu pernapasan dalam fase ini menjadi cepat.
Dalam tahap ini seseorang membutuhkan waktu kurang lebih 90 menit setelah
tertidur kemudian siklus ini akan terjadi lagi mulai awal, proses terjadinya
16
mimpi berada pada tahap ini. Dalam satu siklus dapat menghabiskan waktu
sebanyak 90-110 menit sehingga saat tidur pada malam hari seseorang akan
merasakan gelisah, lesu dan apatis, mengalami perubahan warna dibawah mata
kepala dan sering menguap atau mengantuk. Kualitas tidur yang baik akan
memberikan pikiran positif dan perasaan tenang dipagi hari, perasaan yang energik,
dan tidak mengalami gangguan tidur, sehingga kualitas tidur baik sangat penting
untuk menunjang pola hidup sehat bagi semua orang(Arnis, 2018). Adapun
karakteristik yang dapat digunakan untuk menilai kualitas tidur sebagai berikut :
1. Latensi tidur
Latensi tidur adalah suatu waktu yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan
aktivitas tertidur, yang dapat dihitung dengan menggunakan selisih antara waktu
menuju ke tempat tidur dengan waktu pada saat seseorang akan tertidur. Latensi
diartikan suatu durasi tidur yang dimulai dari berangkat tidur hingga saat
seseorang sudah terlelap. Kualitas tidur yang baik hanya membutuhkan waktu
kurang lebih 15 menit seseorang akan tertidur atau memasuki tahapan tidur
secara lengkap. Tetapi jika seseorang yang mengalami gangguan tidur akan
membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit sehingga hal ini menandakan orang
tersebut berada dalam level insomnia atau bisa diartikan seseorang yang
2. Durasi tidur
17
Durasi tidur adalah waktu tidur yang dialami seseorang mulai dari tidur sampai
dewasa secara cukup yaitu 7-9 jam perhari setiap malamnya sehingga hal ini
3. Efisiensi tidur
Efisiensi tidur adalah suatu nilai yang berasal dari perbandingan jumlah waktu
tidur yang ditetapkan dengan durasi tidur seseorang. Efisiensi dikatakn baik jika
4. Gangguan tidur
Gangguan tidur adalah suatu kondisi seseorang yang mengalami kesulitan untuk
kuantitas dan kualitas tidur dan dapat bersifat sementara ataupun menetap
dalam tidurnya.
terganggunya tidur aka menyerang pada tahap REM. Oleh karena itu, setelah
kesulitan untuk tidur yang disertai dengan frekuensi terbangun di tengah malam
Setiap orang memiliki kebutuhan tidur yang berbeda-beda, sehingga hal ini
yang dapat mempengarui kualitas dan kuantitas tidur. Tidur yang berkualitas dapat
18
mempengaruhi penyembuhan penyakit bagi pasien kanker payudara. Menurut hal-
1. Status Kesehatan
kualitas tidur baik maka akan memperoleh kondisi tubuh yang bugar tanpa
adanya gangguan seperti rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita kanker
penyakitnya(Tarwoto, 2010).
2. Lingkungan
aman, nyaman, tidak bising dan gaduh akan memberikan efek positif bagi
3. Stress Psikologi
Depresi dan cemas merupakan salah satu contoh dari gangguan psikologis,
NREM di tahap tidur ke IV. Tidur dalam tahap NREM dapat merangsang
19
dalam memperbaiki jaringan tubuh. Tidur REM diperlukan untuk menjaga
4. Kecemasan
yang dipenuhi dengan masalah pribadi dan merasa sulit untuk rileks saat
2015).
5. Motivasi
2014).
6. Alkohol
7. Kelelahan
20
8. Obat-obatan
21