Anda di halaman 1dari 8

Jurnal KESMAS, Vol. 8, No.

7, November 2019 33

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN ANGGOTA


KELUARGA TERHADAP PENULARAN TB PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GIRIAN WERU KOTA BITUNG
Dwiyanti Aprelia*, Afnal Asrifudin*, Grace D. Kandou*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Pengetahuan dan pemahaman yang kurang tentang pencegahan penularan TB paru menyebabkan
ketidak mampuan anggota keluarga untuk melakukan perannya dalam merawat penderita yang akan
menyebabkan timbulnya kecemasan kepada anggota keluarga lainnya. Timbulnya reaksi kecemasan pada
keluarga yang merawat penderita tuberkulosis akan mengalami ketakutan keluarga dalam merawat
penderita. Tujuan dalam penelitian ini ialah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecemasan anggota keluarga terhadap penularan TB paru di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Kota
Bitung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik. Penelitian ini
dilakukan di di Wilayah Kerja Puskesmas Girian Weru Kota pada bulan Mei - Noember tahun 2019.
Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, umur, pendidikan dan pengetahuan dengan
kecemasan menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara
jenis kelamin, umur, pendidikan dan pengetahuan dengan kecemasan anggota keluarga terhadap
penularan TB paru di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Kota Bitung.

Kata Kunci: Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan, Pengetahuan, Kecemasan, Tuberkulosis

ABSTRACT
Lack of knowledge and understanding of prevention of pulmonary TB transmission causes the inability of
family members to perform their role in caring for sufferers which will cause anxiety to other family
members. The emergence of anxiety reactions in families who care for tuberculosis sufferers will
experience family fears in caring for sufferers. The aims of this study is to determine the factors
associated with family members' anxiety about pulmonary TB transmission in the work area of Girian
Weru Public Health Center in Bitung City. This research is a quantitative descriptive analytical study.
This research was conducted in the Work Area of Girian Weru City Health Center in May – November
2019. To determine the correlation between knowledge, attitude and anxiety using the Spearman Rank
test. Results of this study shows that there is a correlation between gender, age, education and knowledge
with family members' anxiety about the transmission of pulmonary TB in the work area of the Girian
Weru Public Health Center in Bitung City.

Keywords: Gender, Age, Education, Knowledge, Anxiety, Tuberculosis

PENDAHULUAN target CDR sebanyak ≥ 70% dan dapat di


Penyakit tuberkulosis berada dalam 10 capai hanya sebesar 64% (Dinkes Sulut,
penyakit paling menonjol di Provinsi 2018).
Sulawesi Utara dan telah mencapai target Data Dinas Kesehatan Kota Bitung
secara global dalam penemuan dan kasus tuberkulosis paru pada tahun 2016
penyembuhan penderita tuberkulosis paru sebanyak 489 kasus pada tahun 2017 di
pada tahun 2016 kasus 5.400 dengan target temukan total kasus sebanyak 566 kasus
CDR ≥ 70% capaian target hanya 51%. dari total suspek sebanyak 3473 dan kasus
Sedangkan pada tahun 2017 kasus 6.268 BTA positif sebanyak 343 kasus dengan
dengan target CDR ≥ 70% capaian target capaian CDR semua tipe sebanyak 94%
CDR sebanyak 56%. Pada tahun 2018 pada tahun 2018 total kasus meningkat
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 7, November 2019 34

sebanyak 652 kasus dari target suspek berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari.
sebanyak 4303. Jumlah kasus BTA Positif Kecemasan yang dirasakan sulit
menurun di tahun 2018 dari tahun dikendalikan dan berhubungan dengan
sebelumnya yang menjadi 337 kasus CDR gejala somatic seperti ketegangan otot,
tahun 2018 sebanyak 64% dari target CDR iritabilitas, kesulitan tidur dan kegelisahan
≥ 70% (Dinkes Kota Bitung, 2018). (Utama, 2013).
Kasus penyakit tuberkulosis diwilayah Tuberkulosis paru tidak henti-hentinya
kerja Puskesmas Girian Weru berada atau berulang-ulang harus dicurigai sebagai
diperingkat satu kasus tertinggi yang ada di penyakit yang serius, sehingga ini
Kota Bitung. Kasus tuberkulosis Paru pada menyebabkan kecemasan anggota keluarga,
tahun 2016 sebanyak 55 kasus dengan BTA serta masyarakat. Pengucilan dari
positif sebanyak 49 kasus. Pada tahun 2017 masyarakat yang beranggapan bahwa
meningkat sebanyak 91 kasus dengan BTA penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit
positif sebanyak 86 kasus. Pada tahun 2018 kutukan juga akan berdampak pada anggota
sebanyak 80 kasus dengan BTA positif 68 keluarga penderita dan berakibat
kasus dan pada tahun 2019 pada bulan kecemasan. Hal ini penting bagi keluarga
Januari - Mei sebanyak 41 kasus. Peneliti agar dapat mengetahui dan memahami
mengambil lokasi penelitian di Puskesmas pencegahan terhadap penyakit tuberculosis
Girian Weru Kota Bitung karena Karena paru agar tidak terjadi penularan penyakit.
Puskesmas tersebut masih berada di Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
peringkat atas kasus tuberkulosis tertinggi Peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
di Kota Bitung (Puskesmas Girian Weru, tentang “Faktor – Faktor yang Berhubungan
2019). dengan Kecemasan Anggota Keluarga
Keluarga seringkali mengalami terhadap Penularan TB Paru di Wilayah
ketakutan terhadap penurunan daya tahan Kerja Puskesmas Girian Weru”.
tubuh penderita, takut tertular, takut akan
kehilangan atau penurunan kemampuan METODE
ekonomi, ketakutan akan resiko komplikasi Penelitian ini merupakan penelitian
yang timbul bahkan juga ketakutan akan kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik.
risiko kematian. Reaksi dari keluarga Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja
tersebut akan memicu timbulnya Puskesmas Girian Weru Kota pada bulan
permasalahan psikososial dalam keluarga Mei - November tahun 2019. Sampel yang
tersebut (Soemantri, 2007). Kecemasan digunakan dalam penelitian ini ialah 38
merupakan kondisi emosional yang ditandai anggota keluarga penderita TB paru yang
dengan kekuatiran yang berlebihan terhadap tinggal bersama penderita dan tidak
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 7, November 2019 35

terinfeksi. Alat ukur yang digunakan dalam


penelitian ini ialah kuesioner. Untuk Tabel 2. Gambaran Pengetahuan
mengetahui hubungan antara jenis kelamin, Responden
umur, pendidikan dan pengetahuan dengan Pengetahuan n %
Baik 27 71,1
kecemasan menggunakan uji Spearman Kurang Baik 11 28,9
Total 38 100
Rank.

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar


HASIL DAN PEMBAHASAN
responden memiliki pengetahuan yang baik
Tabel 1. Gambaran Karakteristik
yaitu sebanyak 27 responden (71,1%)
Responden
sedangkan pengetahuan kurang baik
Karakteristik n %
Jenis Kelamin sebanyak 11 responden (28,9%).
Perempuan 21 55,3
Laki-laki 17 44,7
Total 38 100 Tabel 3. Gambaran Tingkat Kecemasan
Umur
Dewasa Muda 23 60,5 Responden
Dewasa Tua 15 39,5
Total 38 100 Tingkat Kecemasan n %
Pendidikan Ringan 11 28,9
Tinggi 3 7,9 Sedang 16 42,2
Rendah 35 92,1 Berat 11 28,9
Total 38 100 Total 38 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar Berdasarkan tabel 3 di atas sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan responden memiliki tingkat kecemasan
yaitu sebanyak 21 responden (55,3%) yang sedang yaitu sebanyak 16 responden
sedangkan laki-laki sebanyak 17 responden (42,2%) sedangkan tingkat kecemasan berat
(44,7%). Sebagian responden berumur dan tingkat kecemasan yang ringan
dewasa yaitu sebanyak 23 responden sebanyak 11 responden (28,9%)
(60,5%) dan berumur Tua sebanyak 15
responden (39,5%). Sebagian besar Hubungan antara jenis kelamin dengan
Sebagian besar responden memiliki tingkat kecemasan anggota keluarga terhadap
pendidikan rendah yaitu sebanyak 30 penularan TB Paru di Wilayah Kerja
responden (78,9%) sedangkan pendidikan Puskesmas Girian Weru Kota Bitung
tinggi sebanyak 8 responden (21,1%)
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 7, November 2019 36

Tabel 4. Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kecemasan Anggota Keluarga Terhadap
Penularan TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Kota Bitung
Tingkat Kecemasan
Jenis Kelamin Ringan Sedang Berat Total % Nilai p Nilai r
n % N % n %
Perempuan 0 0 13 34,2 8 21,1 21 55,3
Laki-laki 11 28,9 3 7,9 3 7,9 17 44,7 0,000 0,556
Total 11 28,9 16 42,1 11 28,9 38 100

Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 peka juga terhadap perasaan cemasnya.
dengan demikian probabilitas (signifikansi) Sehingga dapat disimpulkan bahwa laki-
lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka laki lebih bisa menyelesaikan masalah
ada hubungan antara jenis kelamin dengan dengan tenang maka dari itu tingkat
tingkat kecemasan. Berdasarkan nilai kecemasan yang dialami oleh responden
koefisien korelasi menunjukkan r = 0,556, yang berjenis kelamin laki-laki lebih rendah
berada pada angka korelasi yang sedang dibandingkan responden yang berjenis
(0,40-0,599). Umumnya seorang laki-laki kelamin perempuan (Sentana, 2016).
dewasa mempunyai mental yang kuat Penelitian sejenis yang dilakukan oleh
terhadap sesuatu hal yang dianggap Hendrawati dan Iceu (2018) didapatkan
mengancam bagi dirinya dibandingkan nilai p = 0,008 sehingga disimpulkan bahwa
perempuan. Perempuan umumnya merasa ada hubungan antara jenis kelamin dengan
cemas akan ketidak mampuannya kecemasan. Hal ini disebabkan karena
dibandingkan dengan laki-laki, laki-laki perempuan lebih sensitif dalam menghadapi
lebih aktif, eksploratif, sedangkan penyakitnya dan kurang percaya diri. Jadi
perempuan lebih sensitive. Umumnya laki- perlu adanya dukungan dan motivasi untuk
laki lebih rileks dibandingkan perempuan. meningkatkan rasa percaya diri dari
Kecemasan ini lebih sering dialami oleh perempuan.
wanita dari pada pria. Wanita memiliki
tingkat kecemasan yang lebih tinggi Hubungan antara umur dengan
dibandingkan subjek berjenis kelamin laki- kecemasan anggota keluarga terhadap
laki dikarenakan bahwa perempuan lebih penularan Tb Paru di Wilayah Kerja
mengutamakan emosi yang pada akhirnya Puskesmas Girian Weru Kota Bitung
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 7, November 2019 37

Tabel 5. Hubungan Antara Umur Dengan Kecemasan Anggota Keluarga Terhadap Penularan
TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Kota Bitung
Tingkat Kecemasan
Umur Ringan Sedang Ringan Total % Nilai p Nilai r
n % N % n %
Dewasa muda 2 5,3 13 34,2 8 21,1 23 60,5
Dewasa Tua 9 23,7 3 7,9 3 7,9 15 39,5 0,008 0,425
Total 11 28,9 16 42,1 11 28,9 38 100

Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,008 Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
dengan demikian probabilitas (signifikansi) hubungan antara umur dengan kecemasan
lebih kecil dari 0,05 (0,008<0,05), maka anggota keluarga pada penularan TB Paru
ada hubungan antara umur dengan tingkat Di Wilayah Kerja Puskesmas Mopuya.
kecemasan. Faktor-faktor yang terkait Penelitian ini menunjukkan kecemasan
dengan tingkat kecemasan, yaitu faktor akan semakin berkurang dengan
internal dan eksternal, dan umur merupakan bertambahnya umur seseorang
salah satu dari faktor internal yang Hubungan antara tingkat pendidikan
berkontribusi terhadap timbulnya dengan kecemasan anggota keluarga
kecemasan. Bahkan ada yang berpendapat terhadap penularan TB Paru di Wilayah
bahwa faktor umur muda lebih mudah Kerja Puskesmas Girian Weru Kota Bitung
mengalami cemas daripada umur tua, tetapi dapat dilihat pada Tabel 6.
ada juga yang berpendapat sebaliknya. Dilihat dari nilai signifikansi sebesar
Umur sangat berkaitan dengan kecemasan 0,017 dengan demikian probabilitas
yang dialami oleh responden. Kecemasan (signifikansi) lebih besar dari 0,05
yang muncul umumnya berasal dari (0,017<0,05), maka ada hubungan antara
banyaknya pengalaman yang berhubungan tingkat pendidikan dengan tingkat
dengan kesehatan yang dialami responden kecemasan. Hasil penelitian ini sejalan
pada masa lalu. Kecemasan yang muncul dengan teori yang dikemukakan oleh
pada saat tua yang berhubungan dengan Notoatmodjo yang menjelaskan bahwa
hospitalisasi biasanya ringan jika tingkat pendidikan seseorang identik
dibandingkan dengan kecemasan yang dengan pengetahuan. Semakin tinggi
dialami pada umur muda. Hal ini pendidikan akan semakin mudah berpikir
disebabkan banyaknya pengalaman hidup rasional dan menangkap informasi.
yang sudah dilewati oleh responden yang Keluarga dengan pendidikan yang tinggi
berumur tua. akan mampu memahami penyakit TB yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh diderita penderita (Notoatmodjo, 2012).
Ningsih (2018) diperoleh nilai p = 0,000.
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 7, November 2019 38

Tabel 6. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Kecemasan Anggota Keluarga Terhadap
Penularan TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Kota Bitung
Tingkat Kecemasan
Pendidikan Ringan Sedang Berat Jumlah % Nilai p Nilai r
n % n % n %
Tinggi 3 7,9 0 0 0 0 3 7,9
Rendah 8 21,0 16 42,1 11 28,9 35 92,1 0,017 0,385
Total 11 28,9 16 42,1 11 28,9 38 100

Pola hidup seseorang dapat dipengaruhi Penelitian yang dilakukan oleh


oleh pendidikan sehingga akan Audina, dkk (2017) diperoleh nilai p value
memunculkan motivasi dan sikap dalam = 0.004. Nilai p ini lebih kecil dari nilai α
membangun kesehatan. Pengetahuan yang (α = 0,05) maka Ho ditolak. Hal tersebut
dimiliki seseorang akan makin bertambah menunjukkan bahwa ada hubungan antara
jika seseorang mudah menerima informasi tingkat pendidikan orang tua dengan tingkat
yang diperoleh. Pendidikan yang semakin kecemasan orang tua di Irina E Atas RSUP
tinggi akan membuat seseorang mudah Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
untuk menerima informasi yang ada. Hubungan antara pengetahuan dengan
Pendidikan yang tinggi dapat membuat kecemasan anggota keluarga terhadap
seseorang mudah memahami suatu konsep penularan TB Paru di Wilayah Kerja
dan akan muncul analisa yang tajam dari Puskesmas Girian Weru Kota Bitung dapat
seseorang yang dengan sendirinya akan dilihat pada Tabel 7.
memberikan persepsi yang baik terhadap
perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Tabel 7. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kecemasan Anggota Keluarga Terhadap


Penularan TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Kota Bitung
Tingkat Kecemasan
Pengetahuan Ringan Sedang Berat Jumlah % Nilai p Nilai r
n % N % n %
Baik 11 28,9 10 26,3 6 15,8 27 71,1
Kurang Baik 0 0 6 15,8 5 13,0 11 28,9 0,018 0,381
Total 11 28,9 16 42,1 11 28,9 38 100

Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,018 berada pada angka korelasi yang lemah
dengan demikian probabilitas (signifikansi) (0,20-0,399). Pengetahuan merupakan hasil
lebih kecil dari 0,05 (0,018<0,05), maka “tahu” pengindraan manumur terhadap
ada hubungan antara pengetahuan dengan suatu obyek tertentu. Proses pengindraan
tingkat kecemasan. Berdasarkan nilai terjadi melalui panca indra manumur, yakni
koefisien korelasi menunjukkan r = 0,381, indra pengeliatan, pendengaran, penciuman,
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 7, November 2019 39

rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau 4. Ada hubungan antara pengetahuan
kognitif merupakan domain yang sangat dengan kecemasan anggota keluarga
penting untuk terbentuknya tindakan terhadap penularan TB Paru di wilayah
seseorang (Notoatmodjo, 2012). kerja Puskesmas Girian Weru Kota
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bitung.
Ningsih (2018) diperoleh nilai p= 0,000
atau < P= 0,05. Hal ini berarti terdapat SARAN
hubungan antara Pengetahuan dengan Berdasarkan hasil penelitian, saran yang
kecemasan anggota keluarga pada bisa diberikan ialah:
penularan TB Paru di Wilayah Kerja 1. Diharapkan pasangan atau anggota
Puskesmas Mopuya. Berarti Ho ditolak dan keluarga yang berjenis kelamin
Hi diterima artinya terdapat hubungan yang perempuan, berumur dewasa muda
signifikan antara pengetahuan dengan serta anggota keluarga yang tingkat
kecemasan. Bahwa semakin tinggi pendidikan rendah agar tidak
pendidikan maka kecemasan akan semakin mengalami kecemasan dalam diri,
berkurang menghilangkan stigma-stigma yang
buruk terhadap penyakit TB Paru
KESIMPULAN dengan cara meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian, maka pengetahuan mengenai pencegahan
kesimpulan yang bisa diambil ialah: penularan penyakit TB Paru
1. Ada hubungan antara jenis kelamin 2. Diharapkan pihak puskesmas untuk
dengan kecemasan anggota keluarga melakukan tidakan penyuluhan kepada
terhadap penularan TB Paru di wilayah masyarakat agar dapat mengurangi
kerja Puskesmas Girian Weru Kota serta mengatasi rasa kecemasan dan
Bitung. memberikan edukasi kepada
2. Ada hubungan antara umur dengan masyarakat mengenai pencegahan
kecemasan anggota keluarga terhadap penyakit menular dalam hal ini
penularan TB Paru di wilayah kerja penyakit TB Paru dan juga petugas
Puskesmas Girian Weru Kota Bitung. harus mengontrol penderita dalam
3. Ada hubungan antara tingkat pengobatan rutin agar tidak meluasnya
pendidikan dengan kecemasan anggota penularan TB Paru.
keluarga terhadap penularan TB Paru 3. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya
di wilayah kerja Puskesmas Girian bisa mengembangkan penelitian
Weru Kota Bitung. dengan mengambil variabel mengenai
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 7, November 2019 40

faktor – faktor kecemasan baik faktor Http://Www.Depkes.Go.Id (diakses


pada tanggal 26 Mei 2019).
Predioposisi maupun faktor presipitasi.
Ningsi, S.R. 2018. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kecemasan
DAFTAR PUSTAKA Anggota Keluarga Pada Penularan
Audina, M. Onibala, F., dan Wowiling, F. TB Paru Di Wilayah Kerja
2017. Hubungan Dampak Puskesmas Mopuya. Jurnal
Hospitalisasi Anak dengan Tingkat Kesehatan. 6 (2). 28-36
Kecemasan Orang Tua di Irina E Notoatmodjo, S. 2012. Kesehatan
Atas RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Masyarakat Ilmu Dan Seni. Rineka
Manado. e-Journal Keperawatan 5 Cipta: Jakarta.
(1): 1-8.
Puskesmas Girian Weru. 2019. Data Profil
Dinas Kesehatan Kota Bitung. 2018. Data Puskesmas Girian Weru Tahun 2019.
Profil Kesehatan Kota Bitung 2018. Bitung
Bitung
Sentana, A.D. 2016. Analisis Faktor-faktor
Dinas Kesehatan Sulawesi Utara. 2018. yang mempengaruhi Tingkat
Profil Kesehatan Sulawesi Utara Kecemasan Keluarga Pasien yang di
2018. Manado rawat di Ruang Intensif Care RSUD
Hendrawati., dan Iceu, A.D. 2018. Faktor- Provinsi NTB Tahun 2015. Jurnal
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Prima 10 (2): 1694-1708.
Tingkat Kecemasan Pasien Somantri, S. 2007. Psikologi Anak Luar
Tuberkulosis Paru Pada Satu Rumah Biasa. Bandung: Pt. Refika
Sakit Di Kabupaten Garut. Jurnal Aditama.
Keperawatan 14 (1) : 21-29.
Utama, H. 2013. Buku Psikiatri. Edisi II.
Kemenkes RI. 2018. Profil Data Kesehatan FKUI: Jakarta.
Indonesia Tahun 2018. Jakarta.
.

Anda mungkin juga menyukai