Oleh:
Ervina Damayanti NIM. 31210005
Kristina Yohana Enjelius Assan NIM. 31210007
Leo Agung Rizky setyanto NIM. 31190008
Renildis Yolenta Nina NIM. 31210011
I
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN I
Oleh:
Ervina Damayanti NIM. 31210005
Kristina Yohana Enjelius Assan NIM. 31210007
Leo Agung Rizky setyanto NIM. 31190008
Renildis Yolenta Nina NIM. 31210011
II
LEMBAR PENGESAHAN
PRODI D-IV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA MALANG
Tim Penguji:
Mengetahui :
Ka.Prodi D-IV MIK Ketua STIKes Panti Waluya
IV
RINGKASAN
Gambaran Umum Manajemen Pelayanan Unit Rekam Medis Rumah Sakit Panti
Waluya Malang
Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Rekam medis dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi pasien terkait
dengan pelayanan yang diberikan di fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi di dalam rekam
medis dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pengambilan keputusan
pengobatan kepada pasien, bukti legal pelayanan yang diberikan, dan bukti tentang kinerja
sumber daya manusia di fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehtaan
mempunyai kewajiban memberikan pelayanan Kesehatan sesuai dengan pokok sasaranya
masing–masing. Selain itu juga mempunyai kewajiban administrasi untuk membuat dan
memeliharan rekam medis pasien. Dengan adanya menejemen Rumah sakit yang bagus,
maka hal tersebut akan menunjang pelayanan Kesehatan yang ada di Rumah sakit dan dapat
menyajikan data yang valid sebagai sumber informasi bagi segala pihak yang membutuhkan
rekam medis
Kata Kunci : Rekam Medis, Informasi Kesehatan, Etika Profesi, Rumah Sakit
V
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat serta Hidayahnya sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan I yang
berjudul: “Gambaran Umum Manajemen Pelayanan Unit Rekam Medis Rumah Sakit Panti
Waluya Malang” ini akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Dr. Lisa Setyawati,MMRS Selaku Direktur Rumah Sakit Yang Telah Memberikan
Kesempatan untuk melakukan PKL di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Panti Waluya
Malang
2. Kepala Unit Rekam Medis Rumah Sakit Panti Waluya Malang
3. Ibu Dwi Widyaningsih,A.Md RMIK Selaku Pembimbing klinik dari Rumah Sakit
Panti Waluya Malang
4. Bapak Wibowo, S.Kep.,Ns.M.Biomed Selaku Ketua Stikes Panti Waluya Malang
5. Ibu Wisoedhanie Widi A, S.KM.,M.Kes dan Ibu Vincensia Dea PP,A.Md.,RMIK
Selaku Pembimbing akademik
6. Teman seperjuangan Angkatan II MIK SPWM
7. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini yang begitu
banyak memberikan bantuan
Akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan ini dengan baik. Penulis menyadari
bahwa laporan ini masih terdapat banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan guna perbaikan di
kemudian hari.
VI
Malang, 13 Agustus 2022
Penulis
VI
I
ABSTRAK
VI
II
DAFTAR ISI
Contents
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................4
RINGKASAN.........................................................................................................................5
KATA PENGANTAR............................................................................................................6
ABSTRAK...............................................................................................................................8
DAFTAR ISI...........................................................................................................................9
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................10
DAFTAR TABEL.................................................................................................................11
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................13
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................13
1.2 TUJUAN.................................................................................................................14
1.3 MANFAAT............................................................................................................14
BAB II....................................................................................................................................15
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................15
2.1 RUMAH SAKIT....................................................................................................15
2.2 MANAJEMEN UNIT KERJA REKAM MEDIS..............................................16
BAB III..................................................................................................................................19
HASIL KEGIATAN.............................................................................................................19
“Orang sakit adalah sahabatku”........................................................................................21
3.2 GAMBARAN UNIT REKAM MEDIS RS PANTI WALUYA MALANG.....25
3.3. HASIL KEGIATAN......................................................................................................28
B. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit muskuloskeletal,
respirasi ,kardiovaskuler dan sistem peredaran darah....................................................37
C. Sistem Pelaporan Berbasis Online.......................................................................42
B. Desain Formulir Kesehatan..................................................................................56
C. Aplikasi Perangkat Lunak RS. Panti Waluya Sawahan Malang.....................61
D. Klasifikasi dan kodefikasi....................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................66
Lampiran...............................................................................................................................67
IX
DAFTAR GAMBAR
X
DAFTAR TABEL
Tabel 16. Coding dan analisa penyakit gangguan mental dan prilaku.......................58
XI
DAFTAR LAMPIRAN
XI
I
BAB I
PENDAHULUAN
13
dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks, menerapkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan dalam bidang rekam medis dan manajemen informasi kesehatan.
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
Laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan
mutu pelayanan rumah sakit terutama bagi pihak manajemen rekam medis rumah
sakit.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
15
2.1.3 Tugas Rumah Sakit
Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan
serta pelaksanaan upaya rujukan.
a. Aspek Administrasi
16
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai
tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka
usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk
menegakkan keadilan.
c. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan di
rumah sakit.
d. Aspek Penelitian
e. Aspek Pendidikan
f. Aspek Dokumentasi
17
1) Perekam Medis berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di
bidang pelayanan rekam medis informasi kesehatan pada sarana kesehatan
instansi pemerintah.
2) Perekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jabatan
karier.
b. Tugas Pokok Perekam Medis
Tugas pokok Perekam Medis adalah melakukan kegiatan pelayanan rekam medis
informasi kesehatan yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan dan
evaluasi.
18
BAB III
HASIL KEGIATAN
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang adalah sebuah rumah sakit umum
dengan pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan
spesialistik dan dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam yang terletak
pada lahan seluas 1,4 hektar di Jalan Nusa kambangan 56 Malang 65117, Jawa
Timur, Indonesia. Telp. (0341)-362017, 366033, 361507 (hunting) Fax: (0341)-
354068 dengan alamat e-mail rkzsawahan@pantiwaluya.org dan
http:/www.pantiwaluya.org.
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan yang juga dikenal sebagai RKZ Malang
merupakan rumah sakit tipe B dengan status di bawah kepemilikan Yayasan Karya
Misericordia. Saat ini Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan dipimpin oleh dr. Lisa
Setiawati, MMRS selaku direktur. Pada tahun 2016, Rumah Sakit Panti Waluya
Sawahan Malang sudah terakreditasi KARS versi 2012 dan pada tahun 2018 telah
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Cikal bakal Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang bermula dari
kedatangan 2 orang suster Misericordia dari negeri Belanda ke wilayah Malang pada
tanggal 4 Agustus 1929. Kedatangan mereka merupakan tanggapan positif atas
undangan Uskup Malang, Mgr. Van der Pas kepada kongregasi Zuster van de
Christelijnke Scholen van Barmhartigheid, untuk berkarya di bidang kesehatan di
wilayah Malang, yang pada saat itu masyarakatnya masih membutuhkan banyak
sarana pelayanan kesehatan. Dengan berbekal semangat belaskasih, pada tanggal 2
November 1929 menyusul datang 5 orang suster dari Belanda ke Malang. Mereka
adalah : Sr. Catherine de Sianne, Sr. Martha Maria, Sr.Clara, Sr. Marie Josephine
dan Sr. Clara Maria untuk mempersiapkan karya di Poliklinik, yang semula
merupakan bangunan rumah milik Prof. Leber, terletak di Jl. Sawahan No. 49-51
Malang. Pada tanggal 1 Desember 1929 para suster menerima penyerahan Klinik dan
bangunan rumah dari Prof. Leber dan Mgr. Van der Pas memberkati klinik
19
tersebut. Sejak saat itu klinik tersebut
20
diganti dengan nama : Rooms Katoliek Ziekenhuis ”St. Maria Magdalena Postel “
(RKZ). Perluasan klinik dimulai pada tahun 1930 dengan menambah sebuah
bangunan paviliun untuk kelas I (ruang St. Yosep) dengan 12 tempat tidur. Dalam
perjalanan waktu, nama rumah sakit diganti menjadi ”Rumah Sakit Panti Waluya
Sawahan” Malang pada tanggal 26 Februari 1956. Berbagai perkembangan dan
perbaikan terus dilakukan guna memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat, hingga pada tahun 2013 RSPW telah memiliki 215 tenpat tidur.
Setelah melewati beberapa jaman, sejak masa penjajahan kolonial, masa
Kemerdekaan Indonesia, Pasca Kemerdekaan, Orde Baru, sampai masa Reformasi
yang berlangsung sampai saat ini, keberadaan RS. Panti Waluya Sawahan sungguh
diyakini sebagai suatu anugerah dan Penyelenggaraan Allah yang penuh cinta kasih.
Dengan iman, harapan dan kasih, RSPW berproses menghadapi berbagai tantangan
dan kebutuhan di setiap jaman guna membangun manusia sehat Indonesia, salah
satu cermin manusia bermartabat, yang merupakan harta tak ternilai dalam
mendukung pembangunan nasional.
3.1.3 Visi, Misi dan Moto Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
21
6) Mengembangkan rumah sakit secara maksimal dengan disemangati jiwa
belas kasih.
7) Memberikan pendampingan dengan kasih melalui pelayanan Pasroral
Care.
3. Moto Rumah Sakit
11 Patologi Klinik
12 Rehabilitasi Medik
22
13 Poli Mata
14 Poli Paru
15 Kulit dan Kelamin
16 Kedokteran Jiwa / Psikiatri/ Psikogeriatri/ NAPZA
17 Orthopedi
18 Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher
19 Saraf
20 Jantung dan Pembuluh Darah
21 Kedokteran Forensik
22 Urologi
23 Dialisis/ CAPD
24 Jantung Vaskuler
25 Bedah Mulut
26 Bedah vaskular
27 Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetika
28 Bedah Saraf
29 CT Scan
30 Elektromedik diagnostik (EKG/EEG/EEG Brain Mapping)
31 Pelayanan farmasi
32 Bank darah
33 Sterilisasi / CSSD
34 Rekam medik
35 Pemeliharaan Sarana, Prasarana dan fasilitas
36 Pengelolaan limbah / kesehatan lingkungan
37 Sistem informasi dan komunikasi / SIRS / IT
38 Bedah digestif
39 Ginjal dan Hipertensi
40 Hemato-Onkologi
23
41 Bedah thorax kardiak dan vaskuler
42 Bedah Anak
43 Pelayanan Intensif PICU
24
3.1.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit
1.Sarana dan prasarana tempat pendaftaran pasien rawat jalan dan rawat inap
NO NAMA FUNGSI
1. Tangga - Menuju poli lantai 2
2. Pintu Angin - Keluar masuk ruang kerja
3. Rak - Penyimpanan dokumen tagihan
4. Seperangkat Komputer - Memasukkan dan mengolah data
5. Kursi - Tempat duduk
6. Printer - Alat print form
7. Seperangkat Komputer - Memasukkan dan mengolah data
8. Kursi - Tempat duduk
26
9. Poli THT - Periksa dokter THT
10. Praktek Umum - Periksa dokter umum
11. Poli Syaraf - Periksa dr syaraf
12. Toilet - Kamar mandi
13. Poli Umum dewasa - Pemeriksaan pasien dewasa
14. Poli paru - Periksa dr paru
15. Telepon - Sarana Komunikasi
16. Tempat Pendaftaran - Penerimaan pasien rawat
jalan,inap
NO NAMA FUNGSI
2. Televisi - Untuk hiburan
3. Tempat Pendaftaran - Tempat pendafataran pasien
4. File Cabinet - Menyimpan status pasien
6. Seperangkat Komputer - Mengolah data
7. Telepon - Sarana komunikasi
10. Poli Hamil - Ruang periksa pasien bidan
11. Poli Spesialis Kandungan - Ruang periksa pasien Dokter
12. Ruang Tunggu - Tempat duduk pasien
27
3.2.2 Struktur Organisasi Rekam Medis
DIREKTUR
KABID
JANMED
KEPALA
INSTALASI
REKAM
28
3.3. HASIL KEGIATAN
29
b. Alur Pasien Gawat Darurat
30
c. Alur Pasien Rawat Inap
31
d. Alur pasien rawat jalan BPJS
32
e. Alur pasien rawat inap BPJS
33
f. Alur pasien IGD BPJS
34
35
2. Sistem Penamaan Pasien
Ketentuan umum tentang sistem penamaan pasien :
1) Penulisan nama pasien harus menggunakan huruf KAPITAL.
3) Penulisan nma harus disesuaikan dengan data diri yang sah dari pasien
(yang masih berlaku) yang didasarkan pada E-KTP (untuk pasien WNI
dewasa), Akta Kelahiran/ keterangan dari orang tua (untuk pasien WNI
anak-anak) dan Paspor (untuk pasien WNA).
4) Untuk pasien rawat inap yang tidak membawa data diri yang sah (E-
KTP/Akta Kelahiran/Paspor) pada saat pendaftaran, data pasien harus
dicatat oleh petugas pendaftaran dan dimintakan kelengkapannya dalam
maksimal 2X24 jam, untuk dilakukan up date database.
a) Assembling
b) Coding
c) Indexing
d) koespondensi
e) repoting
36
5. Pelayanan penyimpanan rekam medis
a. Sistem penyimpanan RM
Penyimpanan rekam medis yang diunakan di RS panti waluya malang adalah
desentralisasi .Artinya suatu penyimpanan rekam medis menggunakan
desentralsasi ,Yaitu sistem penyimpanan dimana rekam medis pasien rawat jalan
disimpan secara terpisah dengan rekam medis rawat inap.
b. Sistem Penjajaran Rekam Medis
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan, sistem penjajaran rekam medis yang
digunakan di RS. Panti Waluya Sawahan Malang adalah sistem pengembangan
dari Terminal Digit Filling System.
c. Waktu/masa Penyimpanan Rekam Medis
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan, waktu/masa penyimpanan rekam
medis di RS. Panti Waluya Sawahan Malang adalah Rekam medis pasien
disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, terhitung dari
tanggal terakhir pasien berobat/dipulangkan. Setelah batas waktu 5 (lima) tahun
penyimpanan, terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat, berkas rekam
medis pasien dapat dimusnahkan kecuali berkas rekam medis yang masih
berdaya guna.
d. Sortir Rekam Medis
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan, untuk memudahkan pencarian
kembali, selama masih dalam proses penyelesaian dan sebelum masuk dalam
proses penyimpanan, rekam medis harus dikumpulkan berdasarkan angka
terakhir dari nomor rekam medis.
e. Bentuk Penjepit Rekam Medis
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan, formulir rekam medis yang telah
digunakan setelah pelayanan dan ditata tidak boleh menggunakan stapler.
Formulir-formulir tersebut dapat disusun dengan menggunakan Binder Clip
atau penjepit lainnya yang tidak berkarat dan merusak formulir rekam medis.
f.Sampul Rekam Medis
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan, sampul rekam medis digunakan untuk
melindungi isi rekam medis. Sampul rekam medis terbuat dari bahan yang lebih
tebal dari kertas rekam medis sehingga akan memudahkan dalam
penyimpanannya.
g. Kode Warna dan Penomoran
37
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan, pemakaian kode warna pada sampul
rekam medis diperlukan.
6. Pengambilan Kembali Rekam Medis
a. Pengambilan Rekam Medis
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan, pengambilan berkas rekam medis di
RS. Panti Waluya Sawahan Malang dilakukan apabila
- Ada bon pinjam rekam medis dari unit rawat jalan
- Cocokan data pada bon pinjam dengan yang ada pada SIMRS. Jika pasien
lama maka, bon pinjam (lembar 1) dimasukan ke treaser, kemudian Carilah
lokasi rak yang memuat Kelompok Angka Pertama dari nomor rekam medis
yang akan dicari. Jika pasien baru maka form untuk pasien baru bisa langsung
di cetak.
b. Distribusi Rekam Medis
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan, proses pendristribusian dilakukan
apabila rekam medis sudah diambil dari rak penyimpanan, lalu bon pinjam (lembar
2) dilampirkan pada rekam medis yang diambil. Kemudian bisa langsung dikirim
ke poli tujuan.
7. Pengembalian Rekam Medis
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan, rekam medis harus segera dikembalikan
ke Instalasi Rekam Medis, paling lambat 1x24 jam untuk pasien rawat jalan dan
2x24 jam untuk pasien rawat inap, terhitung sejak pasien dinyatakan keluar rumah
sakit.
8. Retensi (Penyusutan) Rekam Medis
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan, setelah batas waktu 5 (lima) tahun
penyimpanan, terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan
pasien tidak pernah berkunjung sebagai pasien rawat jalan ,rawat inap, maupun
gawat darurat
38
B. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit muskuloskeletal,
respirasi ,kardiovaskuler dan sistem peredaran darah.
Alur dan Prosedur Koding Panti Waluya Malang dilakukan secara manual , Pada RS
Panti Waluya Malang dalam pemberian kode untuk diagnosis klasifikasi penyakit
yaitu menggunakan buku ICD-10, Aplikasi ICD 10dan ICD 10 Online.
1. Pengkodingan diagnosa penyakit di RS
2. Pengkodingan diagnosa penyakit di RS. Panti Waluya Sawahan Malang dilakukan secara
manual, untuk kode tindakan menggunakan ICD-9CM. Pengodean diagnosa penyakit Rumah
Sakit Panti Waluya Sawahan Malang terdiri dai Rawat Jalan dan Rawat Inap. Berikut ini
langkah - langkah pemberian kode penyakit di Rumah Sakit Panti Waluya Sawawahan Malang
:
3. Berkas Rekam Medis rawat jalan dan rawat inap yang sudah di assembling di ambil untuk
dilakukan pengodean
4. Untuk pasien rawat jalan dan rawat inap proses pengodean diagnosa secara manual
menggunakan ICD-X dan untuk kode tindakan menggunakan ICD- 9CM.
5. Berkas Rekam Medis dibaca dengan saksama, diagnosa pasien pada kolom data medis di
formulir pengkajian data awal rawat jalan (untuk pasien baru ) dan pengkajian data lanjutan
rawat jalan (pasien lama) dan resume medis untuk rawat inap.
6. Berkas rekam medis diindentifikasi diagnosanya apa yang akan digunakan sebagai leadterm
7. Kode ICD-X yang telah ditemukan ditulis pada kolom diagnosa dan kode ICD-9CM pada
kolom tindakan.
8. Dokumen Rekam medis yang sudah di koding, di indeksing terlebih dahulu lalu diserahkan ke
penyimpanan
39
Kode Penyakit dan Tindakan muskuloskeletal.
No.RM Dokter Diagnosa ICD - X ICD - 9 Analisa
229594 Dr. Dx Primer : Tx Anamnesa :,
Pramudya Anxienty Utama :
Buntoro Observasi/Penunjang :
Sp.KJ Dx Sekunder : Tx
Sekunder:
Lead Term :
Anxienty Lead Plan/Rencana
Term: Selanjutnya :
048677 Dr. Dx Primer : F02.8 Tx Anamnesa :
Pramudya BPSD Utama : Observasi/Penunjang :
Buntoro Plan/Rencana
Sp.KJ Dx Sekunder : Tx Selanjutnya :
Intake (+) Sekunder:
tidur,
komunikasi Lead
Term:
Lead Term:
40
Coding dan Analisa Diagnos respirasi
No.RM Dokter Diagnosa ICD - ICD - 9 Analisa
X
228823 dr.soehartono Dx Primer : H66.0 Tx Anamnesa : Demam,
OMSA Utama : Batuk pilek, susah
tidur, menari
Dx Tx k/menggosok telinga
Sekunder : Sekunder:
Observasi/Penunjang :
Lead Term : Lead
Otitis Term: Plan/Rencana
Selanjutnya :
006722 dr.soehartono Dx Primer : J02.9 Tx Anamnesa : Batuk,
Faringitis Utama : Pilek, demam, nyeri
Akut tenggorokan
Tx
Dx Sekunder: Observasi/Penunjang :
Sekunder :
Lead Plan/Rencana
Lead Term : Term: Selanjutnya :
Pharyngitis
41
Infection Term:
42
Kode Penyakit dan Tindakan peredaran darah.
159726 dr.Gerry Dx Primer : G62.9 Tx Anamnesa : Sering
Sp.S Biomed Neuropati Utama : Kesemutan, kaku
sejak 1 Bulan yang
Dx Tx lalu
Sekunder : Sekunder:
Observasi/Penunjang :
Lead
Lead Term : Term: Plan/Rencana
Neuropathy Selanjutnya :
134625 dr. Emmy Dx Primer : G20 Tx Anamnesa : Lemes
Sp.S Parkinsonism Utama :
disease Observasi/Penunjang :
Tx
Dx Sekunder: Plan/Rencana
Sekunder : Selanjutnya :
Lead
Lead Term : Term:
Parkinsonism
191486 dr. Gerry Dx Primer : G47,0 Tx Anamnesa :
Sp.S Biomed Insomia Utama :
Observasi/Penunjang :
Dx Tx
Sekunder : Sekunder: Plan/Rencana
Selanjutnya :
Lead Term: Lead
Insomnia Term:
43
C. Sistem Pelaporan Berbasis Online
2. Jenis Pelaporan
a. Laporan Internal :
b. Laporan Eksternal
2) Laporan Narkotika
3) Laporan PERNEFRI
7) RL 2 Ketenagaan
44
8) RL 3.1 Kegiatan Pelayanan Rawat Inap
45
39) Laporan DHF Kab. Malang
40) Laporan Kasus Penderita Encephalitis, Meningoencephalitis dan FUO RJ &
RI
41) Laporan Kasus Penderita AFP, TN & Campak RJ & RI
42) Laporan Tahunan RS. Panti Waluya Sawahan Malang
43) Laporan klaim pembayaran ke BPJS
44) Laporan ekstern Insidental
45) Informasi dan Sumber Data pembuatan pelaporan
46) Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan di RS. Panti Waluya Sawahan
Malang sumber data yang biasa digunakan dalam pelaporan internal
maupun eksternal
47) bersumber dari sensus harian rawat inap, unit layanan, unit penunjang
medis, unit keperawatan, data base simRS, Poliklinik BKIA, Instalasi
Farmasi dan Instalasi Hemodialisa.
46
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Menurut dirjen yanmed (2006:22) pendaftaran adalah tatacara penerimaan
pasien yang akan berobat ke poliklinik maupun di rawat yang merupakan dari suatu
system prosedur pelayanan rumah sakit. Dapat dikatakan bahwa disinilah pelayanan
pertama kali di terima oleh seorang pasien saat tiba dirumah sakit. Maka dalam tatacara
penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan baik ataupun buruk dari suatu
pelayanan rumah sakit. Tata cara penerimaan pasien dapat dinilai dengan baik dengan
sikap ramah, sopan, tertib, dan penuh tanggung jawab .
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan di RS. Panti Waluya Sawahan Malang,
tempat pendaftaran merupakan tempan yang pertama kali melayani pasien untuk
berobat. Selama proses pendaftaran, petugas rekam medis selalu ramah kepada pasien
dan selalu dengan sigap melayani pasien yang datang.
1. Pendaftaran Pasien
Proses penerimaan atau pendaftaran bagi pasien rawat jalan, gawat darurat maupun
rawat inap dapat berjalan dengan baik dan lancar, hal ini dikarenakan prosedur atau
cara pendaftaran yang diterapkan di RS. Panti Waluya Sawahan Malang tidak terlalu
rumit dan didukung dengan penggunaan sistem komputerisasi maka petugas yang
menginput data pasien dapat bekerja lebih cepat sehingga tidak menimbulkan antrian
yang begitu panjang dan terlalu lama. Proses penerimaan pasien rawat jalan yang ada
di teori dengan penerapan yang di pakai di RS Panti Waluya Sawahan tidak ada
perbedaan yang signifikan.
2. Sistem penamaan pasien
Sistem penamaan pada dasarnya digunakan untuk memberikan identitas kepada
seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang
lain, sehingga mempermudah dan memperlancar didalam pemberian pelayanan
kesehatan kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit.
Tata cara penulisan nama pasien di rumah sakit menurut prosedur penyelenggaraan
rekam medis DEPKES RI 2006 antara lain :
a.Nama Pasien sendiri yang terdiri dari satu atau lebih
b.Penulisan nama sesuai dengan KTP/SIM/PASPOR yang masih berlaku
c. Untuk keseragaman penulisan nama pasien digunakan ejaan baru yang
47
disempurnakan dengan menggunakan huruf cetak
d. Tidak diperkenankan adanya pencantuman title/jabatan/gelar
e. Perkataan Tuan, Saudara, Bapak, tidak dicantumkan dalam penulisan nama
pasien
f. Apabila pasien berkewarganegaraan asing maka penulisan namanya harus
disesuaikan dengan Paspor yang berlaku di Indonesia
g. Bila seorang bayi yang baru akhir hingga saat pulang belum mempunyai
nama, maka penulisan namanya adalah bayi Ny xxx.
Sistem Penamaan adalah tata cara penulisan nama seseorang pasien dalam
dokumen rekam medis (DRM), yang bertujuan untuk membedakan antara
pasien yang satu dengan pasien yang lainnya.
Ketentuan penamaan di RS. Panti Waluya Sawahan Malang adalah sebagai berikut
:
a.Ketentuan Umum
Ketentuan-ketentuan umum tentang Sistem Penamaan Pasien adalah
sebagai berikut :
1) Penulisan nama pasien harus menggunakan huruf KAPITAL.
2) Penulisan nama pasien harus menggunakan nama pasien
sendiri.
3) Penulisan nama harus disesuaikan dengan data diri yang sah
dari pasien (yang masih berlaku) yang didasarkan pada E-KTP
(untuk pasien WNI dewasa), Akta Kelahiran/ keterangan dari
orang tua (untuk pasien WNI anak-anak) dan Paspor (untuk
pasien WNA).
Untuk pasien rawat inap yang tidak membawa data diri yang sah (E- KTP/Akta
Kelahiran/Paspor) pada saat pendaftaran, data pasien harus dicatat oleh petugas
pendaftaran dan dimintakan kelengkapannya dalam maksimal 2X24 jam, untuk
dilakukan
48
mempermudah pencarian kembali dokumen rekam medis yang telah terisi berbagai
informasi tentang pasien kemudian datang kembali berobat di sarana pelayanan
kesehatan yang sama yaitu dengan mencari nomor rekam medis yang telah diberikan
kepada pasien. Sistem Penomoran Rekam Medis :
1. Pemberian Nomor Cara Seri (Serial Numbering System)
System penomoran ini dimana setiap pasien yang berobat ke rumah sakit selalu
mendapatkan nomor baru.
Keuntungan : Petugas mudah mengerjakan
Kerugian :Sulit dan membutuhkan waktu lama dalam pencarian
dokumen rekam medis.
2. Pemberian Nomor Cara Unit (Unit Numbering System)
System penomoran dimana system ini memberikan satu nomor rekam medis
pada pasien berobat rawat jalan maupun pasien rawat inap dan gawat darurat, setiap
pasien yang datang berobat mendapatkan satu 13 nomor pada saat pertama kali pasien
datang ke rumah sakit dan digunakan selamanya untuk kunjungan berikutnya.
Keuntungan :
- Informasi medis dapat berkesinambungan.
- Semua rekam medis penderita memiliki satu nomor dan terkumpul dalam
satu map/folder.
- Secara tepat memberikan kepada rumah sakit/staf medis satu gambaran
yang lengkap mengenai riwayat penyakit dan pengobatan seorang
pasien.
Kerugian : Membutuhkan waktu lebih lama untuk mencari dokumen rekam
medis.
3. Pemberian Nomor Cara Seri Unit (Serial Unit Numbering System)
System pemberian nomor dengan menggabungkan system seri dan unit,
dimana setiap pasien datang berobat ke rumah sakit diberikan satu nomor baru, tetapi
dokumen rekam medis terdahulu digabungkan dan disimpan jadi satu dibawah nomor
yang paling baru. Apabila satu berkas rekam medis lama diambil dan dipindahkan
tempatnya ke nomor yang baru, ditempatnya yang lama tersebut harus diberi petunjuk
yang menunjukkan kemana rekam medis tersebut telah dipindahkan. Hasil praktik
kerja lapangan di RS. Panti Waluya Sawahan Malang, diketahui bahwa sisitem
penomoran yang digunakan adalah sistem penomoran secara nit, yaitu pasien
mendapat nomor rekam medis saat pertama kali mendaftar. Dimana nomor rekam
49
medis tersebut akan dipakai seumur hidup selama pasien dantang untuk berobat di
rumah sakit.
b. Coding
Pengkodean rekam medis dilaksanakan dengan cara mengelompokkan data
50
yang ada dalam rekam medis kedalam bentuk kode huruf atau angka dan atau
kombinasi huruf dan angka untuk memudahkan penyajian informasi untuk menunjang
fungsi perencanaan, manajemen dan riset dibidang kesehatan.
Alur pengkodean di RS. Panti Waluya Malang dilakukan secara manual yaitu dengan
mencari kode diagnisa dan tindakan pada buku ICD-X ataupun ICD 9 CM. Beberapa
ketentuan pengkodean rekam medis yang berlaku di RS. Panti Waluya Sawahan
malang antara lain :
Setiap rekam medis pasien rawat inap yang sudah pulang maupun rekam
medis pasien rawat jalan , harus diberikan kode diagnosis yang sesuai
dengan ICD 10.
Setiap rekam medis pasien rawat inap yang sudah pulang maupun rekam
medis pasien rawat jalan, harus diberikan kode operasi/tindakan yang sesuai
dengan ICD 9 CM.
Setiap rekam medis pasien rawat inap yang meninggal, harus diberikan kode
sebab kematian yang sesuai dengan ICD 10.
Setiap rekam medis pasien rawat inap yang sudah pulang maupun rekam medis pasien
rawat jalan, harus diberikan kode dokter yang sesuai dengan Daftar Kode Dokter yang
dikeluarkan oleh rumah sakit.
c. Indexing
kegiatan indeksing di RS Panti Waluya Sawahan dilakukan secara elektronik
menggunakan Program Komputer Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS.
Panti Waluya Sawahan Malang. Beberapa jenis indeks yang berlaku di RS. Panti Waluya
Sawahan Malang, yaitu Indeks Pasien, Indeks Penyakit, Indeks Operasi, Indeks
Kematian dan Indeks Dokter. Beberapa jenis indeks yang berlaku di RS. Panti
Waluya Sawahan Malang, yaitu :
a. Indeks Pasien
Standar data yang digunakan untuk membuat indeks pasien adalah
informasi yang ada pada KTP (Kartu Tanda Penduduk) pasien. Apabila tidak ada
KTP, dapat menggunakan Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, SIM, dan data diri
pasien lainnya.
51
Indeks pasien berisi informasi tentang :
1) Nama
2) Tgl. Lahir
3) Pendidikan
4) Alamat
5) Telpon
6) Jenis kelamin
7) Agama
8) Status Marital
9) Pekerjaan
15) No. RM
16) Ruangan
17) Kelas
23) Asuransi
52
24) Dikirim oleh
b. Indeks Penyakit
2) Nomor RM
3) Tanggal masuk
4) Tanggal keluar
5) Lama perawatan
6) Umur
7) Jenis kelamin
12) Kamar
c. Indeks Operasi
2) Nomor RM
53
3) Tanggal Operasi
4) Umur
5) Jenis Kelamin
a. Indeks Kematian
Standar kode yang digunakan untuk membuat indeks kematian adalah ICD 10. Indeks
kematian berisi informasi tentang :
1) Diagnosa Sebab Kematian & ICD 10
2) Nomor RM
3) Tanggal Masuk RS
4) Tanggal Meninggal
5) Lama Perawatan
6) Umur
7) Jenis Kelamin
8) Kamar
9) Nama Ruang
10) Alamat
11) Pekerjaan
12) Diagnosa lain
13) Operasi
14) Jam Meninggal
b. Indeks Dokter
Standar kode yang digunakan untuk membuat indeks dokter adalah Daftar Kode Dokter RS.
Panti Waluya Sawahan Malang yang ada di database Program Komputer SIM RS.
Indeks dokter berisi informasi tentang :
1) Nama & Kode Dokter
54
2) Nomor RM
3) Tanggal Masuk
4) Tanggal Keluar
5) Umur
6) Jenis Kelamin
7) Diagnosa Penyakit & ICD 10
8) Nama Operasi & ICD 9 CM
9) Nama & Kode Dokter Lainnya
10) Keadaan Keluar RS
d. Repoting
Pelaporan adalah suatu alat rumah sakit untuk mengumpulkan, mengolah dan
menganalisa data dari berbagai sumber data yang ada di rumah sakit, yang bertujuan
untuk menghasilkan informasi secara cepat, tepat dan akurat, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pengguna informasi yang berwenang.Pelaporan di RS. Panti
Waluya Sawahan Malang, dibagi menjadi 2 yaitu : laporan intern dan laporan ekstern.
1) Laporan Internal :
a. Indikator Pelayanan RI (BOR, LOS, TOI, BTO, dll)
b. Indikator Pelayanan Medis, Penunjang Medis & Keperawatan
c. Pola Penyakit Terbesar RJ & RI
d. Laporan Karya Tahunan RS. Panti Waluya Sawahan Malang
e. Laporan Intern Insidental
2) Laporan Eksternal
a. Laporan Program KB Nasional
b. Laporan Narkotika
c. Laporan PERNEFRI
d. RL 1.1 Data Dasar RS
e. RL 1.2 Indikator Pelayanan RS
f. RL 1.3 Fasilitas Tempat Tidur
g. RL 2 Ketenagaan
h. RL 3.1 Kegiatan Pelayanan Rawat Inap
i. RL 3.2 Kegiatan Pelayanan Rawat Darurat
j. RL 3.3 Kegiatan Kesehatan Gigi & Mulut
k. RL 3.4 Kegiatan Kebidanan
55
l. RL 3.5 Kegiatan Perinatologi
m. RL 3.6 Kesehatan Pembedahan
n. RL 3.7 Kegiatan Radiologi
o. RL 3.8 Pemeriksaan Laboratorium
p. RL 3.9 Pelayanan Rehabilitasi Medis
q. RL 3.10 Kegiatan Pelayanan Khusus
r. RL 3.11 Kegiatan Kesehatan Jiwa
s. dll
e. Korespondensi
Korespondensi rekam medis adalah surat-menyurat yang berhubungan dengan rekam medis.
Korespondensi rekam medis sangat berkaitan erat dengan pelepasan informasi dan
kerahasiaan rekam medis. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pelepasan informasi rekam
medis hanya boleh diberikan kepada pihak-pihak berikut ini :
a. Pasien sendiri yang kompeten
b. Orang tua pasien, bagi pasien yang tidak kompeten
c. Keluarga pasien dengan membawa surat kuasa bermaterai yang ditanda
tangani pasien
d. Kuasa hukum pasien dengan membawa surat kuasa bermaterai yang ditanda
tangani pasien
e. Pihak berwajib dengan menunjukkan surat tugas dari atasan dan mendapat
persetujuan dari Direktur Rumah Sakit.
56
2 .Desentralisasi
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik dengan
rekam medis penderita dirawat. Berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap
disimpan di tempat penyimpanan yang terpisah.
57
2. Pengembalian rekam medis
Instalasi Rekam Medis merupakan unit pelayanan yang mempunyai wewenang untuk
mengelola rekam medis. Peminjaman dan pemanfaatan rekam medis oleh pihak
ketiga wajib dikembalikan sesuai ketentuan yang ada, antara lain :
a. Setelah selesai pelayanan, rekam medis harus segera dikembalikan ke
Instalasi Rekam Medis, paling lambat 1X24 jam untuk pasien rawat jalan dan
2X24 jam untuk pasien rawat inap, terhitung sejak pasien dinyatakan keluar
rumah sakit.
b.Keterlambatan atau Ketidaktepatan pengembalian rekam medis menjadi
tanggung jawab ruang rawat terkait/ ruang peminjam.
58
merupakan Rekam Medis yang berisi lembar administrasi dan medis yang diolah,
ditata/assembling dan disimpan secara manual. Sedangkan Media Dokumen Rekam
Medis Elektronik merupakan pelayanan rekam medis yang diolah menjadi Informasi
dan pengelolaannya secara komputerisasi.
Di RS. Panti Waluya Sawahan Malang media dokumen rekam medis secara
keseluruhan masih menggunakan sistem dokumen rekam medis manual atau masih
menggunakan kertas untuk semua unit yang berada di RS. Panti Waluya Sawahan
Malang. Namun, RS. Panti Waluya Sawahan Malang sedang dalam tahap
perencanaan untuk menggunakan media dokumen rekam medis elektronik yang
dimana tujuannya untuk memudahkan prores pelayanan di Rumah sakit.
59
No Aspek-Aspek Formulir Hasil Analisa
1. Aspek Fisik :
Putih
a. Warna
Horizontal
b. Bentuk
60
c. Bahan HVS, berat 70 gram
d. Ukuran A4
2. Aspek Anatomi
a. Heading
4) Spasi 1,5 cm
Arial/Hitam
5) Huruf/warna
Cara pengisian dengan menulis
6) Cara pengisian langsung
Terdapat tempat tanda tangan dokter
e. Close pada bangian kanan bawah dan tempat
tanda tangan pasien pada kiri bawah
untuk autentifikasi
61
3. Aspek isi:
Item sudah lengkap dari identidas
a. Kelengkapan item
pasien sampai autentifikasi
b. Pengguan Tidak ada penggunaan
istilah/singkatan/ simbol pada formulir
istilah/singkatan/simbol
Tidak ada kalimat bias atau duplikasi
c. Apakah ada kalimat bias dan
kalimat
terjadi duplikasi kalimat
62
C. Aplikasi Perangkat Lunak RS. Panti Waluya Sawahan Malang
63
D. Klasifikasi dan kodefikasi
Menurut Hatta (2012), pengertian coding adalah pemberian penetapan kode
dengan menggunakan huruf atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang
mewakili komponen data. Kode klasifikasi penyakit menggunakan Klasifikasi
penyakit revisi 10 (ICD-10) yang kepanjangannya adalah International Statitistical
Classification of Disease and Related Health Problems yang menggunakan
kode kombinasi abjad dan angka. Dalam pengodean diagnosis penyakit
diperlukan kelengkapan informasi penunjang diagnosis untuk mendapatkan kode
penyakit, pengode menemukan diagnosis, kondisi terapi, dan pelayanan yang diterima
pasien.
Proses pengodean diagnosis penyakit yang dilaksanakan di RS. Panti Waluya
Sawahan Malang sudah berdasarkan ICD-10 revisi pertama dan kode tindakan
berdasarkan ICD 9 CM. Pengodean diagnosa penyakit dilaksanakan setelah proses
assembing, yaitu dengan cara menemukan leadterm dari diagnosa yang ditulis atau
yang diberikan oleh dokter berdasarkan penyakit yang diderita oleh pasien. Setelah
menenukan leadterm, maka langkah selanjutnya adalah mencari leadterm tersebut di
ICD-X volume 3. Setelah sesuai, maka bisa di sesuaikan dengan diangnosa yang ada
pada ICD-X volume 1. Apabila sudah menumukan kode dari diagnoosa yang dicari,
maka kode tersebut bisa langsung diisi atau di tulis pada rekam medis pasien.
64
2, RL 3, RL 4 dan RL 5 yang mencakup data kegiatan rumah sakit, data morbiditas
pasien rawat inap, data dasar rumah sakit, data ketenagaan rumah sakit, data peralatan
medik rumah sakit dan data kegiatan kesehatan lingkungan,
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen Rekam Medis dan Informasi kesehatan
Alur pengelolaan rekam medis pasien dimulai saat pasien datang kerumah
sakit untuk berobat, dari tempat pendaftaran hingga pasien pulang. Mulai dari
pengambilan rekam medis sesuai permintaan kemudian didistribusikan ke unit
pelayanan yang dituju. Tidak hanya sampai disitu, berkas rekam medis yang
pasiennya telah selesai melakukan perawatan/pengobatan dan pulang, maka rekam
medis akan di bawa kembali ke unit rekam medis untuk di olah mulai dari proses
pengecekan kelengkapan data-data pasien, proses perakitan formulir (assembling)
berdasarkan urutannya. Kemudian berkas yang sudah di urutkan, masuk ketahap
pengkoden sesuai dengan diagnosa yang diberikan oleh dokter. Berkas rekam medis
yang sudah di kode kemudian akan di indeks sesuai dengan kode penyakit, nama
dokter, jenis pasien lama atau baru dan sebagainya. Berkas yang sudah selesai di
indeksing di berikan map/folder bagi rekam medis baru, setelah itu rekam medis akan
di sortir berdasarkan sistem penjajarannya yaitu menggunakan kelompok angka
terakhir. Berkas yang sudah di sortir kemudian akan dikembalikan ke rak filing sesuai
dengan letek treasernya.
2. Analisa Desain Formulir Rekam Medis
Berkas rekam medis di RS. Panti Waluya Malang masih menggunakan rekam
medis manual atau kertas. Isi serta standar dokumen rekam medis yang terapkan
sesuai dengan Permenkes 269 tahun 2008. Namun pada formulir yang dianalisis yaitu
formulir 7J ringkasan pulang pasien, bagian aspek anatomi desain formulir belum
adanya instruction dan ID formulir.
3. Pengoprasian Perangkat Lunak Di Rumah Sakit
Aplikasi yang digunakan di RS. Panti Waluya Sawahan Malang sudah
menggunakan SIMRS yang terintegrasi yang digunakan untuk proses pelayanan baik
itu di unit rekam medis sendiri, tempat pendaftaran pasien dan unit lainnya. dimana
SIMRS yang digunakan dipakai untuk mengolah data-data yang dibutuhkan untuk
kebutuhan pelaporan dan sebagainya.
4. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit terkait
Pengkodean penyakit di RS. Panti Waluya Sawahan dilakukan secara manual
66
dengan menggunakan buku ICD-X sedangkan untuk pengkodean tindakan
menggunakan ICD 9 CM. Untuk kasus terkait sistem indra, sistem syaraf dan
gangguan mental serta prilaku di RS. Panti Waluya Sawahan cukup sedikit, sehingga
diagnosis yang diambil untuk menjadi pendukung berasal dari diagnosa pasien rawat
jalan, dikarenakan untuk pasien rawat inap kasus dari ketiga masalah terkait tidak
ditemukan pada saat pelakukan pengkoden. Untuk kasus dari masalah yang dicari
lebih kepada kasus ringan saja.
5. Sistem pelaporan rumah sakit
Sistem pelaporan di RS. Panti Waluya Sawahan secara keseluruhan sudah
secara komputerisasi dan juga online hanya saja, ada beberapa jenis laporan yang
dalam tahap pengolahannya masih dilakukan secara manual dengan menginputkan
data kedalam format jenis laporan yang akan di buat.
B. Saran
Setiap dokumen rekam medis pasien dari ruangan harus dilengkapi datanya setelah pasien
pulang, untuk memenuhi standar mutu kelengkapan berkas rekam medis mengingat mutu
kelengkapan di RS. Panti Waluya Sawahan Malang belum memenuhi standar
67
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Depkes RI
Hatta, Gemala R. 2008. Pedoman Manajemen Informasik Kesehatan di
Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : UI-Press.
Huffman, E.K. 1994. Health Information Mangement. Illinois. Phsyicians Record.
68
Lampiran
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99