Anda di halaman 1dari 114

LAPORAN DISEMINASI AWAL

PROFESI DEPARTEMEN MANAGEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG RAWAT INAP HCU INCOVIT
RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Manajemen


di RSUD dr. Saiful Anwar Malang
Dengan Dosen Pengampu:
Ns. Evi Harwiati Ningrum, S.Kep, MHSM

Oleh:
Kelompok 3 B

Arif Jati Purnanto NIM. 190070300011055


Farida Supariwati NIM. 190070300011064
Siti Istianah NIM. 190070300011066
Titik Rahmayani NIM. 190070300011085
Lusia Titik Andayani NIM. 190070300011087
Gatot Subroto NIM. 190070300011095
Imam Fadhori NIM. 190070300011096
Albertino Dos Santos NIM. 190070300011099

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alla SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyusun laporan praktik manajemen keperawatan di
ruang rawat inap Dahlia Incovit RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Kami sangat berharap laporan
ini dapat berguna dalam praktik Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional. Semoga laporan
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Dengan selesainya tugas ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang memberikan bantuan dan dorongan atas terselesaikannya laporan desiminasi awal
manajemen keperawatan ini:
1. Bu Nurul Laili, S. Kep. Ners, selaku Koordinator Pelayanan Perawatan di ruang rawat inap
Incovid RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang telah memperkenankan pengambilan data
manajemen di ruang incovit.
2. Ns. Evi Harwiati Ningrum, S.Kep, MHSM ., selaku Dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing praktek manajemen profesi keperawatan.
3. Bu Ria Sanayah, S.Kep. Ns., selaku Kepala ruang Dahlia Incovit
4. Bu Anis Ekowati, S. Kep. Ns, selaku Kepala ruang Bougenvil Incovit
5. Semua tim Perawat Dahlia - Bougenvil Incovit yang telah membantu dalam proses
penggalian data manajemen keperawatan.
Kami menyadari bahwa laporan desiminasi akhir praktek manajemen keperawatan ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan desiminasi awal praktek manajemen ini nantinya dapat
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan penyusun pada khususnya sebagaimana
yang diharapkan. Aamiin.

Malang, 18 Agustus 2020

Kelompok 3B

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 2
1.3 Manfaat ...................................................................................................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


2.1 Gambaran Umum RSUD dr. Saiful Anwar Malang....................................................... 4
2.2 Visi RSUD RSUD dr. Saiful Anwar Malang………....................................................... 4
2.3 Misi RSUD dr. Saiful Anwar Malang………................................................................. 4
2.4 Profil Ruang Rawat Inap Incovit.................................................................................. 6

BAB III PENGKAJIAN DAN ANALISA MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN


3.1 Man ........................................................................................................................... 8
3.2 Material dan Machine ................................................................................................ 20
3.3 Methode .................................................................................................................... 28
3.4 Money ....................................................................................................................... 40
3.5 Mutu/Market .............................................................................................................. 42
Pengkajian Fungsi Manajemen…………………………………………………………….. 45
pengkajian indicator mutu pelayanan…………………………………………………….. 59
Sasaran Keselamatan Pasien …………………………………………………………….. 60

BAB IV PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA


PENYELESAIAN MASALAH
5.1 Analisa SWOT .......................................................................................................... 99
5.2 Penentuan Prioritas Masalah, Penentuan Prioritas Cara Pemecahan Masalah dan
Alternatif Pemecahan Masalah ................................................................................ 108
Plan Of Action ................................................................................................................. 111

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat (Permenkes Nomor 3, 2020). Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan
medis, pelayanan penunjang medis, dan pelayanan keperawatan (Marquis dan Huston, 2013).
Perawat merupakan salah satu pemberi asuhan kepada pasien yang memiliki kontribusi paling
banyak dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan di rumah sakit
(Nursalam, 2014).
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat
profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual yang dapat ditunjuk pada individu dan masyarakat dalam rentang sehat-sakit (Martini,
2007). Tenaga perawat mencakup kegiatan perencanaan dan pemberian perawatan pada saat
sehat, sakit, masa rehabilitasi dan menjaga tingkat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
seluruhnya mempengaruhi status kesehatan terjadinya penyakit, kecacatan, dan kematian
(PPNI, 2006).
Manajemen keperawatan adalah pengelolaan keperawatan dalam merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengawasi sumber daya maupun sumber dana,
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif pada klien, keluarga, dan
masyarakat (Whitehead et al, 2010). Di samping itu, manajemen keperawatan juga
berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan
pengendalian aktivitas-aktivitas keperawatan pada ruangan atau departemen keperawatan.
Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal akan menentukan mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan (Mugianti, 2016). Manajemen keperawatan merupakan hal yang
penting dalam menunjang keberhasilan pelayanan keperawatan dalam sebuah rumah sakit.
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan di
sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan perawatan. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Presiden No. 77 tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
Umum, maka rumah sakit umum harus menjalankan beberapa fungsi, satu diantaranya adalah
fungsi pelayanan manajemen keperawatan. Salah satu upaya yang sangat penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah meningkatkan sumber daya manusia dan
manajemen keperawatan (Gillies, 1994 dalam Warsito, 2006).

1
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang merupakan rumah sakit tipe A di Kota Malang yang
telah terakreditasi paripurna. Ruang Rawat Inap Bougenvil Incovit merupakan salah satu ruang
perawatan yang terdapat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang berfokus pada pelayanan
perawatan pasien covid-19. Dalam melaksanakan praktek profesi departemen manajemen ini
kami mencoba mengidentifikasi dan menganalisis 5M serta fungsi manajemen di Ruang Rawat
Inap Incovit Bougenvil RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dan menggali permasalahan yang
muncul untuk selanjutnya ditetapkan rencana pemecahan pada permasalahan yang ditemukan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran dari seluruh praktik manajemen
keperawatan yang dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Dahlia Incovit RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengkaji gambaran umum RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
2. Menganalisis situasi manajemen Ruang Rawat Inap HCU Incovit RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.
3. Mengkaji sistem manajemen 5M di Ruang Rawat Inap HCU Incovit RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.
4. Mengkaji fungsi manajemen di Ruang Rawat Inap HCU Incovit RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
5. Mengkaji sasaran keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap HCU Incovit RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang
6. Mengkaji indikator mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap HCU Incovit
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
7. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah layanan kesehatan yang terkait dengan
manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi di Ruang Rawat Inap HCU
Incovit RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
8. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan bersama pihak
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
9. Menyusun tujuan dan rencana alternatif penentuan kebutuhan dan penyelesaian
masalah yang telah ditetapkan

2
10. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang bersifat
teknik

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Ruangan Atau Institusi Rumah Sakit
Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan, atau pengembangan fungsi
manajemen ruangan guna mempertahankan dan peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan di ruangan pada khususnya dan kualitas pelayanan rumah sakit pada
umumnya dalam mencapai pelayanan yang prima.
1.3.2 Bagi Intitusi Pendidikan
Memberikan ilmu yang baru yang nantinya dapat dikembangkan sebagai pedoman
pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya departemen
manajemen.

1.3.3 Bagi Mahasiswa


a. Mengaplikasikan dan mengintegrasikan konsep manajemen keperawatan dalam
tatanan praktek klinik dan pengembangan wawasan pengetahuan atau teori
manajemen melalui penerapan manajemen bangsal
b. Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa MAKP (Metode
Asuhan Keperawatan Profesional).
c. Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang manajemen.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2.1 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang


2.1.1 Sejarah
Sebelum perang dunia ke II, RSUD Dr. Saiful Anwar (pada waktu itu bernama Rumah
Sakit Celaket), merupakan rumah sakit militer KNIL, yang pada pendudukan Jepang diambil alih
oleh Jepang dan tetap digunakan sebagai rumah sakit militer. Pada saat perang kemerdekaan
RI, Rumah Sakit Celaket dipakai sebagai rumah sakit tentara, sementara untuk umum
digunakan Rumah Sakit Sukun yang ada dibawah Kotapraja Malang pada saat itu. Tahun 1947
(saat perang dunia ke II), karena keadaan bangunan yang lebih baik dan lebih muda, serta
untuk kepentingan strategi militer, rumah sakit Sukun diambil alih oleh tentara pendudukan dan
dijadikan rumah sakit militer, sedangkan Rumah Sakit Celaket dijadikan rumah sakit umum.
Pada tanggal 14 September 1963, Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur / IDI
membuka Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dan memakai Rumah Sakit Celaket sebagai
tempat praktek (Program Kerjasama STKM-RS Celaket tanggal 23 Agustus 1969). Tanggal 2
Januari 1974, dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI N0.
001/0/1974, Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dijadikan Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya Malang, dengan Rumah Sakit Celaket sebagai tempat praktek.
Pada tanggal 12 Nopember 1979, oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur,
Rumah Sakit Celaket diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 51/Menkes/SK/III/1979 tanggal 22 Pebruari 1979,
menetapkan RSUD Dr. Saiful Anwar sebagai rumah sakit rujukan. Pada tahun 2002
Berdasarkan PERDA No. 23 Tahun 2002 RSU Saiful Anwar ditetapkan sebagai Unsur
Penunjang Pemerintah Provinsi setingkat dengan Badan. Pada bulan April 2007 dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.673/MENKES/SK/VI/2007 RSUD Dr. Saiful Anwar
ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas A. Pada tanggal 30 Desember 2008 ditetapkan sebagai
Badan Layanan Umum (BLU) dengan keputusan Gubernur Jawa Timur No.
188/439/KPTS/013/2008. Pada tanggal 20 Januari tahun 2011 RSUD Dr. Saiful Anwar
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Akreditasi A melalui sertifikat dari
Kementerian Kesehatan RI dengan Nomor Sertifikat 123/MENKES/SK/I/2011.
Terakhir pada tanggal 16 Maret 2015 RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan telah
Terakreditasi KARS Versi 2012 dengan menerima Sertifikat Lulus Tingkat PARIPURNA yang

4
diberikan oleh KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT (KARS) dengan NOMOR : KARS-
SERT/95/III/2015 dengan masa berlaku mulai tanggal 23 Maret 2015 s/d 23 Februari 2018.

2.1.2 Visi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang


Visi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang adalah “Menjadi Rumah Sakit Berstandar Kelas
Dunia Pilihan Masyarakat”.

2.1.3 Misi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang


Misi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang adalah “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan dan
Pendidikan Internasional Dengan Mengutamakan Keselamatan Pasien dan Berfokus Pada
Kepuasan Pelanggan”.

2.1.4 Motto RSUD Dr. Saiful Anwar Malang


Motto RSUD Dr. Saiful Anwar Malang adalah “Kepuasan dan Keselamatan Pasien
adalah Tujuan Kami”.

2.1.5 Luas Lahan


Luas lahan yang dimiliki RSUD Dr. Saiful Anwar Malang adalah 84.106,60 m2, dengan
pembagian pemanfaatan sebagai berikut:
 Luas bangunan lantai I-V : 89.384,87 m2
 Luas jalan aspal/ tempat parkir : 17.436,03 m2
 Luas saluran air/got/pagar : 1.813,11 m2
 Luas taman : 6.214,39 m2
 Luas seluruh bangunan yang ada : 89.384,87 m2

2.1.6 Fasilitas Pelayanan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang


 Pelayanan Kelas 1, 2, 3
 Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Pelayanan Utama
 Pelayanan Kegawatdaruratan Terpadu
 Pelayanan Ginjal Terpadu dengan Kidney Center
 Pelayanan Onkologi Terpadu

5
 Pelayanan Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu
 Pelayanan Informasi Obat
 Unit Transfusi Darah
 Klinik Estetika
 Instalasi Pelayanan Incovid

2.2 Profil Ruang Rawat Inap Incovit RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
2.2.1 Sejarah Singkat
Instalasi Pelayanan inCovid RSUD Dr. Saiful Anwar Malang sebelumnya merupakan
Instalasi Perawatan Utama yang melayani pasien VIP dan VVIP. Terdiri dari 4 lantai yang
memiliki pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan kamar terima. Sebagai upaya pelayanan
kepada masyarakat di masa pandemi terhadap keluarga pasien, dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang maka Instalasi Pelayanan Utama
difungsikan sebagai Pelayanan Terpadu Covid-19 yang terdiri dari IGD Covid, Klinik Covid,
Rawat Inap Covid, Kamar Operasi Covid, dan ICU Covid sejak 4 Juli 2020 sesuai dengan SK
Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Nomor: 065/17649/302/2020.

2.2.2 Denah Ruang Rawat Inap Incovit RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Ruang Rawat Inap Incovit RSUD Dr. Saiful Anwar menempati lantai 2 dan lantai
3.Graha Incovit. Lantai 2 (HCU Incovid ) terdiri atas Ruang Bougenvile Incovit dan Ruang
Dahlia Incovit yang merupakan ruang perawatan bagi pasien, lantai 3 di ruang melati sebagai
ICU incovid dan kamaroperasi covid, sedangkan lantai 4 digunakan sebagai Nurse Station
Center, ruang monitoring, ruang dekontaminasi dan ruang istirahat bagi petugas jaga.

6
BAB III
HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP HCU INCOVIT RSUD dr SAIFUL ANWAR MALANG

.1 Pengkajian 5 M
.1.1 MAN (M1)
Saat ini ruang rawat inap HCU Incovit berada di lantai 2 gedung Graha Puspa Husada.
hCU incovid dipimpin oleh 2 kepala ruangan dan 6 ketua tim dan perawat pelaksana
(terdiri dari tenaga perawat, bidan dan tenaga relawan). Berikut merupakan hasil
pengkajian yang dilakukan di ruangan rawat inap HCU Incovit RSUD dr Saiful Anwar
Malang yang terkait man (tenaga yang dimanfaatkan).
.1.1.1 Kuantitas Sumber Daya Manusia
a. Tenaga Keperawatan
Kualifikasi pendidikan pada tenaga keperawatan yang ada di ruangan rawat
inap Incovit berbeda-beda. Berikut data tabel kualifikasi pendidikan tenaga
keperawatan yang ada di ruang rawat inap Incovit

Tabel 3.1 Tenaga Keperawatan Ruang Rawat Inap Incovit


RSUD dr. Saiful Anwar Malang

No Jumlah
Kualifikasi Jenis Jumlah Prosentase
. Total
PNS 4
1. Ners Kontrak 8 8,7 %
4
BLUD
PNS 21
2. DIII Keperawatan Kontrak 72 78,2%
51
BLUD
4 Ners Relawan 4 4 4,4 %
DIII keperawatan 8 8 8,7 %
Jumlah 92 92 100%

Berdasarkan data diatas dapat diinterpretasikan bahwa petugas di rawat inap


Incovit RSUD dr Saiful Anwar Malang terdiri dari tenaga perawat, bidan RSUD dr Saiful
Anwar Malang dan relawan dari propinsi yang bertugas dalam penanganan covid.
Adapun jumlah tenaga RSUD dr Saiful Anwar Malang 80 (78,2%) dan jumlah tenaga
relawan sebanyak 12 (13 %) dimana bila tenaga relawan tidak diperpanjang masa
kerjanya maka akan berpengaruh terhadap kebutuhan ketenagaan. Sebagian besar
tenaga RSUD dr Saiful Anwar Malang 8,7% berpendidikan Ners 78,2 % berpendidikan

7
DIII Keperawatan sedangkan untuk tenaga relawan 8,7 % berpendidikan DIII
Keperawaatn. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa komposisi
perawat di ruang rawat inap Bougenvil Incovit belum ideal dimana antara perawat Ners
dan DIII Keperawatan lebih banyak perawat DIII yaitu sebanyak 78,2 %.

Tenaga non Keperawatan


Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Ruang Rawat Inap Bougenvil Incovit

No Kualifikasi Jumlah
.
1. Tenaga Farmasi 5
(3 apoteker dan 2 juru resep)
2. Tenaga Gizi 4
3. Pekarya 15
4. Cleaning servise 8
Jumlah 32

Berdasarkan tabel data tersebut didapatkan bawah di ruang rawat inap Incovit baik
untuk ruang bougenvi incovit dan dahlia incovit sebanyak 32 orang tenaga non
keperawatan adalah berjumlah 5 orang untuk tenaga farmasi ( 3 apoteker dan 2 juru
resep), 4 orang tenaga gizi, 15 orang pekarya dan 8 cleaning service

b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berdasarkan data hasil rekapitulasi yang dilakukan di ruang rawat inap HCU
Incovit didapatkan hasil rincian tenaga keperawatan sebagai berikut:

8
Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Rawat HCU Inap Incovit RSUD dr Saiful Anwar Malang

A. RUANG BOUGENVIL
Status Masa Jenjang
No. Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
1. Anis Ekowati, S.Kep.Ns Kaur S1 PNS 23 th PK IV 1. BLS (Basic Life Support)
Rawat Inap Keperawatan (1997) 2. Case manajer
Bougenvil 3. Pelatihan Pembimbing Klinik/CI
Incovit 4. Patient safety
5. SP2KP
6. Code blue, K3
7. Pelatihan pemakaian APD
8. PPI
2. Dwi Nurhayati, Katim DIII PNS 13 th PK III 1. case manager
Amd.Kep Rawat Inap keperawatan (2007) 2. SP2KP
Bougenvil 3. Code blue, K3
Incovit 4. Pelatihan pemakaian APD
3. Arif Jati P. , Amd.Kep Katim DIII PNS 12 th PK III 1. Kegawatdaruratan CVA
Rawat Keperawatan (2006) 2. BLS
Bougenvil 3.SP2KP
Incovit 4.Code blue, K3
5.Pelatihan pemakaian APD
4 Lusia Titik A., Amd. Kep Katim DIII PNS 16 th PK III 1.BLS (Basic Life Support)

9
Rawat Keperawatan (2004) 2.SP2KP
Bougenvil 3.Code blue , K3
Incovit 4.Pelatihan pemakaian APD
5. PPI
5 Bety Kusumawati, AMK Katim DIII PNS 18 th PK III 1.BLS (Basic Life Support)
Rawat Keperawatan (2002) 2.Tata laksana pasien Intensive care
Bougenvil 3.SP2KP
Incovit 4.Code blue, K3
5.Pelatihan pemakaian APD
6.PPI
6. Shinta Indriyani, Perawat DIII Kontrak BLUD 11 th PK II 1.BLS .
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2009) 2.Pelatihan pemakaian APD

7. Iwan Fristi Waluyo Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1.BLS .


Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2012) 2.Pelatihan pemakaian APD)

8. Dwi Rahmawati, Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support) .
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2014) 2.Pelatihan pemakaian APD

9. Aisa Dita Fadilah, A.Md. Perawat DIII Relawan - - 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD

10
10 Uyun Maulidiyah, A.Md. Perawat DIII Relawan - - 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan
2.Pelatihan pemakaian APD

11. M.Risqi Saputra, A.Md. Perawat DIII Relawan - - 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD

12. Stevani, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD

13 Indrawati, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

14 Kartika Sri M, S.Kep. Ns Perawat S1 PNS 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)


Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD

3.pelatihan perinatologi

15. Ristiana, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
3.Pelatihan Perinatologi
16. Ninik Nailun, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD

11
17. Gadis Retno, S.Kep. Ns Perawat S1 Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

18. Adhiar Bagus, S.Kep. Perawat S1 Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Ns Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD
(pengalam
an di IKA)
19. Likhna, S.Kep Ners Perawat S1 Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD

20 Retno Ayu W, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

21 Erwin Pratama, S. Kep Perawat S1 PNS 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)


ners Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD

22. Patra, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

23. Izzat, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD

12
24 Peni, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

25 Emi Yustifa, A.Md. Kep Perawat DIII PNS 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD

3.Pelatihan Perinatologi

26. Mugi Prayitno, A.Md. Perawat DIII PNS 8 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

27. Yuni Wulandari, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

28. Lia Widhiasih, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan
(2008) 2.Pelatihan pemakaian APD

29 Taurina Grees, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

30. Wahyu Nuraini, A.Md. Perawat DIII Relawan - - 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD

13
31. Nikmatul C,Amd.Kep Perawat DIII PNS 12 th PK III 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2008) 2.Pelatihan pemakaian APD

32. Azis Yuli Astutik, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

33 Ervinna Eva W, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
3.Pelatihan Perinatologi
34 Pita Dwi Ayu, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

35 Fenti Anggraeni, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
3.Pelatihan Perinatologi
36. Revi Martalia S, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

37 Maria Risnawati, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan
(2008) 2.Pelatihan pemakaian APD

14
38. Muhammad Kholili, Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
A.Md. Kep Pelaksana Keperawatan
(2008) 2.Pelatihan pemakaian APD

39 Siti Humaidah, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

40 Kiky Aqidatus Z, A.Md. Perawat DIII Relawan - - 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD

41 M.sohib,Amd.Kep. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)


Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)

42 Anita Mardiana, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2008)

43 Yeti Indah W, A.Md. Perawat DIII PNS 8 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan
(2012) 2.Pelatihan pemakaian APD

3.Pelatihan Perinatologi

45. Oktalia P, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2012

15
46 Violita Arista D, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD

47 Deka, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 3 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2017)

48. Andis, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD

B. RUANG DAHLIA

Status Masa Jenjang


No. Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
1. Ria Sanayah, Amd Kep Kaur D3 PNS 23 th PK IV 1. BLS (Basic Life Support)
Rawat Inap Keperawatan (1997) 2. Case manajer
Bougenvil 3. Pelatihan Pembimbing Klinik/CI

16
Incovit 4. Patient safety
5. SP2KP
6. Code blue, K3
7. Pelatihan pemakaian APD
8. PPI
2. Lely Agustining Ari, Katim DIII PNS 17 th PK III 1. BLS (Basic Life Support)
Amd,Kep Rawat Inap keperawatan (2003) 2. SP2KP
Dahlia 3. Code blue , K3
Incovit 4. Pelatihan pemakaian APD

3. Fora Gusrum Adora, Katim DIII PNS 17 th PK III 1. BLS


Amd,Kep Rawat Inap Keperawatan (2003) 2. SP2KP
Dahlia 3. Code blue, K3
Incovit 4. Pelatihan pemakaian APD
4. Masrurin, Amd,Kep Katim DIII PNS 17 th PK III 1. BLS
Rawat Inap Keperawatan (2003) 2. SP2KP
Dahlia 3. Code blue, K3
Incovit 4. Pelatihan pemakaian APD
5. Susi Setyowati, Katim DIII PNS 22 th PK III 1. BLS
Amd,Kep Rawat Inap Keperawatan (1998) 2. SP2KP
Dahlia 3. Code blue, K3
Incovit 4. Pelatihan pemakaian APD
6. Kukuh Eriprianto, Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1. BLS

17
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
7. Rina Oktavianti, Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
8. Titis Windi Sri W, Amd Perawat DIII PNS 8 th PK I 1. BLS
Kep Pelaksana Keperawatan (2014) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
9. Wida Ana O. Amd.Keb Bidan DIII PNS 2 th PK I 1. BLS
Keperawatan (2018) 2. Perawatan Perinatologi
3. Pelatihan pemakaian APD
10. Khoirul Nikmah, Perawat DIII PNS 8 th PK II 1. BLS
Amd,Kep Pelaksana Keperawatan (2014) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
11. Eka Devi Amd,Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2014) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
12. Alma Aida, S.Kep,Ners Perawat S1 PNS 2 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2018) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
13. Okky Agus Wijaya, Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Amd,Kep Pelaksana Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD

18
14. Nilla Risky Amalia, Bidan DIII Bidan 4 th PK I 1. BLS
Amd,Keb Kebidanan (2016) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
15. Eko Pertiwi, Amd,Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2015) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
16. Dyah Kristina, Amd.Keb Bidan DIII Kontrak BLUD 5 th PK II 1. BLS
Keperawatan (2015) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
17. Ghammar Ghina Ilmi, Perawat DIII Relawan - - 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
19. Rizky Ferdian, Amd.Kep Perawat DIII Relawan - - 1. BLS
Pelaksana Keperawatan 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
20. Wahyu Rizky, Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
21. Tri Retno Damayanti, Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
AMd. Kep Pelaksana Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD

19
22. Sri Purwanti, Amd. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 15 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2005) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
23. M. Johan Luluk, Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK I 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2008) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
23. Etik Masnuril, Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 10 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2010) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
24. Tiwi Prasetyowati, Perawat DIII Kontrak BLUD 10 th PK I 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2010) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
25. Widyana Wahyu, A.Md Bidan DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Keb Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
26. Dwi Ari S Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2015) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
27. Khoridatus Silfia, S.Kep Perawat S1 Relawan - - 1. BLS
Ners Pelaksana keperawatan 2. SP2KP

20
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
28. Stephani Dwi H, S.Kep Relawan S1 Relawan - - 1. BLS
Ners Keperawatan 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
29. Agustin Jatiningsih, Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2008) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
30. Riska Aprilianti, Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2015) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
31. Muthorichah, Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2008) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
32. M. Ikhsan, Amd Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2008) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
33. Winda Sih M, Amd Keb Bidan DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3

21
3. Pelatihan pemakaian APD
34. Andri P, Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
35. Nuril , Amd.Kep Perawat DIII PNS 12 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2008) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
36. Dian , Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
37. Sulik, Amd.Kep Perawat DIII PNS 12 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2008) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
38. Dwi Sulistiani, Amd.Kep Perawat DIII Relawan 8 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2012) 2. SP2KP
3. Pelatihan pemakaian APD
39. Deny, S.Kep Ners Perawat S1 Kontrak BLUD 8 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
40. Mirna Eka, S. Kep Ners Perawat S1 PNS 8 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
41. Kurnianingsih, A Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1. BLS

22
Kep Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
42. Ika Nurdianawati, A. Perawat DIII Kontrak BLUD 10 th PK II 1. BLS
Md.Kep Pelaksana Keperawatan (2010) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
43. Fitri Khoirun Nisak, A Bidan DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1. BLS
Md.Kep Kebidanan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan perinatologi
4. Pelatihan pemakaian APD
44. Nur Azizah, A Md Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2015) 2. Pelatihan pemakaian APD
45. Eko Muldiyanti, A. Md Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Kep Pelaksana Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
46. Alfani, S Kep Ners Relawan S1 Relawan - - 1. BLS
Keperawatan 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
47. Alatas, S Kep Ners Relawan S1 Relawan - - 1. BLS
Keperawatan 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD

23
Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa kepala ruang rawat inap
Bougenvil Incovit berpendidikan S1 (Ners), sedangkan kepala ruang Dahlia
berpendidikan D III sedangkan 7 ketua tim rawat inap Incovit berpendidikan DIII
keperawatan dimana 6 diantaranya sedang menempuh pendidikan S1
keperawatan .Terkait pelatihan, sebagian besar perawat di ruang rawat inap Incovit
sudah mengikuti standar pelatihan (managemen bangsal, SP2KP, Basic life support,
Pengendalian pencegahan infeksi dan pemakaian APD).

c. Kebutuhan Tenaga Perawat


Kebutuhan tenaga di ruangan rawat inap HCU (bougenvil dan dahlia Incovit )
saat ini dihitung berdasarkan kebijakan rumah sakit dimana tiap tim yang bertugas
berdinas selama 3 hari ( pagi- sore- malam) kemudian 3 hari libur. Sedangkan
Kepala ruangan dan Katim dengan sistem 5 hari kerja, kemudian libur 2 hari. Bila
jumlah pasien sejumlah 60 orang maka kebutuhan tenaga diruang rawat inap HCU
( Bougenvil dan dahlia Incovit ) berdasarkan penghitungan DEPKES maka
dibutuhkan 155 tenaga perawat, bila berdasarkan penghitungan GILLIS maka
dibutuhkan tenaga sebanyak 161 tenaga perawat dan bila dihitung secara Douglas
dibutuhkan 78 tenaga perawat perhari.

1) Perhitungan Tenaga Keperawatan Menurut penghitungan DEPKES


 Penghitungan jumlah tenaga keperawatan
Diruang Bougenvil dan Dahlia Incovit pada tanggal 17-19 Agustus 2020
rata-rata perhari adalah 60 pasien.
= rata- rata pasien/ hari x rata- rata jam perawatan/ pasien/ hari
= 60 pasien x 3,5
= 210
Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
= Jumlah jam perawatan x Jumlah perawat yang tersedia
Jumlah hari kerja efektif
= 210
4
= 52,5
 Faktor koreksi hari libur

24
Jml hari minggu dalam 1tahun +cuti+ haribesar
= x Jml perawat tersedia
Jumlah hari kerjaefektif
180
= x 52,5
185
= 51,08

 Beban perawatan non keperawatan


= (52,5 + 51,08) x 50%
= 103,08 x 50%
= 51,54
 Jumlah Tenaga = a + b + c
= 52,5 + 51,08 + 51,54
= 155,12
= 155 tenaga perawat.

Jadi jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap HCU Incovit
berdasarkan penghitungan DEPKES sebanyak 155 tenaga/ hari.. Berdasarkan
hasil perhitungan tersebut, maka jumlah tenaga keperawatan di ruang rawat inap
Bougenvil Incovit mengalami kekurangan tenaga perawat. Hal tersebut
menyebabkan beban kerja perawat lebih tinggi dan mempengaruhi kinerja
perawat.

2) Menurut penghitungan DOUGLAS


Kebutuhan tenaga = ketergantungan pasien x konstanta douglas

Jumlah pasien rata-rata perhari (tgl 17-19 agustus 2020) = 60

Total care sejumlah 60 pasien

Ketergantungan Pagi Sore Malam Total

Total care 60 x 0,36 = 21,6 60 x 0,30 = 18 60 x 0,20 =12 52

Pembulatan 22 18 12 52

Faktor koreksi 52 x50 %= 26

Jumlah tenaga yang dibutuhkan perhari 52 + 26 = 78. Berdasar


penghitungan tenaga perawat di ruang rawat inap HCU Incovit berdasarkan
penghitungan DUGLASS sejumlah 78 tenaga /hari.

25
3) Menurut penghitungan GILLIS
a. - Perawatan langsung : total care = 60 x 6 = 360

- Perawatan tdk langsung : 60 x 1 jam = 60

- Pendidikan kesehatan : 60 x 0,25 = 15

Total = 435

b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien perhari
435 = 7,25

60

c. Kebutuhan tenaga
7,25/pasien/hari x 60 x 365 = 158775 = 107,28

(365-180) x 8jam 1480

Koreksi 107,28 x 50% = 53,64

Total kebutuhan tenaga = 107,28 + 53,64 = 160,92 dibulatkan menjadi 161

Jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap Incovit


berdasarkan penghitungan GILLIS sebanyak 161 tenaga perawat. Berdasarkan
hasil perhitungan tersebut, maka jumlah tenaga keperawatan di ruang rawat inap
Bougenvil Incovit mengalami kekurangan 69 tenaga perawat karena saat ini
jumlah perawat hanya 92 orang. Hal tersebut menyebabkan beban kerja perawat
lebih tinggi dan mempengaruhi kinerja perawat.

.1.2 MATERIAL DAN MACHINE (M2)


.1.2.1 Ruang Incovit Dahlia- Bougenvil
Rawat Inap HCU Incovit berada dilantai 2 gedung Graha Incovit. Ruang
Bougenvil incovit adalah ruangan high care dengan dengan kasus covid berbagai
kasus penyakit. Bougenvil Incovit memiliki kapasitas 38 TT dimana dalam 1 kamar
digunakan 2 pasien dengan fasilitas bed pasien, almari pasien, meja makan beroda ,
kursi dan kamar mandi dalam. Sedangkan ruang Dahlia diperuntukkan pasien
dengan prioritas pasien yang mandiri (low care), tenaga kesehatan, Ibu hamil atau
inpartu, anak dan pasien VIP. Ruang bayi baru lahir, ideal diisi dengan 4 bayi, tetapi
jika pasien melebihi kapasitas bisa diisi sampai dengan 7 bayi.

Lokasi dan penataan gedung/ruangan

26
3.4 Denah Ruang Rawat Inap Dahlia dan Bougenvil Incovit RSUD dr SAIFUL
anwar Malang

210 B 210 A 211 A 211 B

209 B 209 A 212 A 212 B

208 B 208 A 213 A 213 B

207 B 207 A 214 A 214 B

206 B 206 A KORIDOR 215 A 215 B


BOUGENVIL
205 B 205 A 216 A 216 B
INCOVIT
204 B 204 A 217 A 217 B

203 B 203 A 218 A 218 B

202 B 202 A 219 A 219 B

201 B 201 A NURSE STATION BOUGENVIL

ANTEROOM

LIFT SETELAH KEPASIEN LOBI LANTAI 2

LIFT SEBELUM KEPASIEN

NURSE STATION
DAHLIA

240 VIP 221 VIP

239 VIP 222 VIP

238 VIP 223 BABY (4 box)

237 B (an) 237 A(an) 224 A (obg) 224 B (obg)

236 A(an) 236 A(an) 225 A(obg) 225 B (obg)

235 B 235 A 226 A 226 B

234 B 234 A 227 A 227B

233 B 233 A 228 A 228 B

232 B 232 A 229 A 229 B

231 A 231 A 230 A 230 B

Anteroom
Dahlia

27
Lift untuk
transfer
barang

.1.2.2 Sarana/ Fasilitas


a. Fasilitas untuk Tenaga Kesehatan
Ruang rawat inap Incovit terletak dilantai 2 dan merupakan area zona merah,
artinya daerah semua petugas yang diijinkan memberikan pelayanan kepada pasien
harus menggunakan APD level IV. Gedung Rawat inap Incovit difasilitasi 2 lift yang
dilengkapi dengan sensor sebelum kepasien dan lift sensor setelah kepasien. Untuk
memudahkan berkoordinasi dengan Nurse Station zona hijau, Nurse Station Bougenvil
Incovit difasilitasi tablet, HT, telephone, wifi dan monitor CCTV. Fasilitas yang ada
meliputi nurse station (meja,kursi, sofa), rak persediaan alat habis pakai, kotak obat
emergency, ambubag, mayo, alat- alat medis seperti ECG, bedsite monitor, pump
syringe dan infus, term gun, tensi digital, nebulizer, suction, WSD, penlight, alat GD
stick, kursi roda, stretcher, O2 transport, alat- alat kebutuhan rumah tangga,spolhook, 1
robot raisa dan 1 pneumatic tube untuk pengiriman sampel pemerikasaan laborat.
Selain itu Nurse Station Dahlia dan Bougenvil Incovit juga dilengkapi kotak atau map-
map untuk meletakkan berkas- berkas atau form-form dizona merah, handrub dikoridor
dan handrub di masing- masing kamar pasien. Sebelum masuk keruang perawatan ada
ruang anteroom, Nurse station center, ruang dekon dan pusat sarana penunjang
terdapat di lantai 4 (zona hijau ) dimana semua petugas menggunakan APD level III.
Untuk menuju lantai 4 petugas difasilitasi 1 lift sensor khusus untuk petugas zona biru,
setiap keluar masuk sudah difasilitasi wastafel untuk cuci tangan. setelah keluar lift
lantai 4, petugas akan melewati gudang alat rumah tangga, gudang linen ,ruang TU,
ruang kahuripan sebagai tempat pre conference , ruang MOD , Gudang APD, tempat
ganti APD laki- laki dan perempuan, ruang ganti APD petugas OK , ruang adminitrasi (2
komputer dan 1 HP) , ruang semua Kaur rawat inap incovit, ruang rekam medis untuk
pasien pulang dan meninggal (1 komputer).
Ruang anteroom untuk pengambilan obat tambahan dan diit rawat inap ICU, ruang
dekon untuk laki- laki ada 1 kamar dan ruang dekon wanita ada 1 kamar, ruang farmasi
dan nurse station station center. Nurse station center terdapat 3 CCTV( untuk
memonitor kondisi pasien pasien melati incovit ( ICU), bogenvil incovit dan Dahlia
incovit).didepan CCTV difasilitasi meja dan kursi untuk petugas. HP, HT, untuk

28
pendokumentasian rekam medis difasilitasi rak untuk menempatkan rekam medis, meja
kursi, viewer,1 white board untuk menulis pasien dan program 1 komputer dan print
untuk melihat dan mengeprint hasil radiologi dan laborat secara online. Selain hal
tersebut, petugas juga difasilitasi loker, musolla, ruang makan untuk semua petugas dan
difasilitasi 15 kamar untuk kamar jaga petugas baik dokter, perawat, gizi, farmasi dan
cleaning servise. Dimana masing –masing kamar terdiri 3 bed, kamar mandi dalam, TV,
Kulkas , buffet , AC dan sofa. Semua petugas tanpa kecuali juga mendapat fasilitas
baju kerja, makan sehari 3 kali , untuk dinas pagi diberikan jam 11.00 dinas sore jam
15.30 dan malam jam 22.00.
1. Fasilitas Pasien
Berdasarkan hasil observasi di Ruang rawat inap Bougenvil Incovit terdapat 38
tempat tidur dan Dahlia 35 tempat tidur. dimana setiap kamarnya digunakan untuk 2
pasien jadi ada 2 bed pasien (masing- masing bed ada 1 bantal, 1 guling dan 1
selimut dan 1 papan untuk menulis nama pasien ), terdapat AC , 1 kamar mandi
dalam,2 lemari pasien,2 meja makan beroda, 2 kursi.. semua pasien yang dirawat
mendapat 2 waslap,baju pasien, 2 tempat sampah perkamar dan o2 sentral.

a. Prasarana/Peralatan
1) Peralatan Medis
Tabel 3.5 Peralatan Medis di Ruang Rawat Inap incovit RSUD dr
Saiful Anwar Malang

No. Nama alat Ketersediaan Kondisi Keterangan

Bedsite
1. 10 8 baik 2 rusak
monitor
2 BVM 1 Baik
3. ECG 4 2 Baik 2 rusak
4. Oxymetri 2 Baik
5 syringpump 9 Baik
6 infuspump 10 baik
7 Pispot 10 Baik
8 Urinal 10 baik
6. Regulator 72 central
Baik
oxygen
7. Standar 72
Baik
infus
8. Stetoskop 4
Baik
dewasa
9. Termomete 2
Baik
r

29
10. Tensi digital 4 Baik
11. Suction 8 Baik
12. WSD 2 Baik
13. Kursi roda 5 Digunakan
baik untuk rawat
inap lantai 2
14. Stretcher 2 Digunakan
baik untuk rawat
inap lantai 2
15 Patslide 4 Baik

Berdasarkan hasil tabel di atas didapatkan data bahwa semua inventaris


peralatan medis di Ruang rawat inap incovit data inventaris pertanggal 4 juli
2020.

Peralatan Non Medis


Tabel 3.6 Peralatan Non Medis di Ruang rawat inap incovit
Keters
No Nama alat edia- Tanggal Kondisi Ket
an
18 agustus
1. Bed pasien 73 Baik
2020
18 agustus
Cermin (cermin
2. 40 2020 Baik
Wastafel)
18 agustus
Kursi
3. 73 2020 Baik
penunggu
18 agustus
4. Meja Pasien 73 2020 Baik

18 agustus
5. Tempat tissue 2 2020 Baik

18 agustus
6. Troli tindakan 4 2020 Baik

18 agustus
7. AC 40 2020 Baik

18 agustus
Nampan
8. 4 2020 Baik
plastik
18 agustus
Tempat
9. 40 2020 Baik
sampah medis
10. Tempat 40 18 agustus Baik

30
sampah 2020
nonmedis
18 agustus
11. Tempat linen 1 2020 Baik

18 agustus
Troli
12. 1 2020 Baik
emergency
18 agustus
13. Jam dinding 40 2020 Baik

18 agustus
14. Meja 1 2020 Baik

18 agustus
15 Dispenser 2 2020 Baik

18 agustus
16. HP/tablet 1 2020 Baik

18 agustus
17 Telepon kabel 4 2020 baik

18 agustus
Kursi perawat/
18. 4/2 2020 Baik
sofa
Tabung 18 agustus
Digunakan untuk
19. oksigen 2 2020 Baik
rawat inap lantai 2
transport

Berdasarkan hasil tabel di atas didapatkan data bahwa semua peralatan non
medis di Ruang rawat inap incovit lantai 2 berdasarkan hasil data inventaris
pertanggal 4 Juli 2020 termasuk limbah infeksius. semua sampah dari ruang rawat
inap incovit termasuk sampah infeksius dimana pengelolaannya dan jalur menuju
pembuangan akhir juga secara khusus sesuai rekomendasi dari PPI.

2) Peralatan Habis Pakai


Tabel 3.7 Peralatan Habis Pakai di Ruang Bougenvi Incovit

No Nama alat Ketersediaan Tanggal Kondisi Ket

1. Alkohol Swab 1 bok 18 agustus 2020 Baik


18 agustus 2020
2. Hipavix 3 gelondong Baik
18 agustus 2020
3. Kasa gulung 1 box(25 kotak) Baik
18 agustus 2020
4 sufratul 1 box Baik
5 Mayo kuning 2 18 agustus 2020 Baik

31
18 agustus 2020
6. Juctionrheese 5 Baik
18 agustus 2020
7. O2 NRBM 20 baik
Canul O2 18 agustus 2020
8. dewasa
10 Baik
18 agustus 2020
9. Condom cath 5 Baik
18 agustus 2020
10. Elastomul 2 Baik
Surflo no 18 agustus 2020
11 20/22/24/26
15/15/15/10 Baik
18 agustus 2020
12. urobag 10 Baik
18 agustus 2020
13. Folley cath 10 Baik
18 agustus 2020
14. Hand non steril 2boks Baik
Handscoon 18 agustus 2020
15. steril
1 boks Baik
Infus set 18 agustus 2020
16. dewasa
10 Baik
Perfusor 18 agustus 2020
17. syringe
10 Baik
18 agustus 2020
18. Perfusor tubing 10 Baik
18 agustus 2020
19. Spuit 10 cc 50 Baik
18 agustus 2020
20. Spuit 1 cc 5 Baik
18 agustus 2020
21. Spuit 20 cc 10 Baik
18 agustus 2020
22. Spuit 3 cc 20 Baik
Spuit 50 cc 18 agustus 2020
23. lubang tengah/ 10/10 Baik
lubang pinggir
18 agustus 2020
24. Spuit 5 cc 50 Baik
Stomach tube 18 agustus 2020
25. 16
10 Baik
18 agustus 2020
26 Cairan NS/RL 50/20
18 agustus 2020
27 Suction cath 10 Baik
Threeway 18 agustus 2020
28. stopcock 10 Baik
pendek
18 agustus 2020
29. Underpad 40 biji Baik
Masker untuk 18 agustus 2020
30. pasien
1 boks Baik
18 agustus 2020
31. Handrub 39 Baik

Berdasarkan hasil tabel di atas didapatkan data bahwa semua peralatan


habis pakai dalam kondisi baik dan semua dapat digunakan. Peralatan habis pakai
ini bisa digunakan jika belum mendapatkan resep alat dan obat. Dan setelah resep
alat pasien sudah datang maka alat tersebut dikembalikan ke peralatan inventaris.

32
3) Persediaan APD
Tabel 3.8 persediaan APD
NO JENIS JUMLAH

1 Baju kerja 150/hari

2 Coverall 150/hari

3 Masker N95 50/hari

4 Masker bedah 150/hari

5 Sarung tangan non medis 10 box

6 Sarung tangan panjang steril 1 box

7 Sarung tangan pendek steril 5 box

8 Nurse cap 100/hari

9 Google 50

10 Faceshield 50

11 Sepatu boot 50

12 Cover shoes 100

13 Skoret 25

14 Handuk petugas 150/hari

15 baju pasien 50/hari

4) Peralatan Pencatatan dan Laporan

Tabel 3.9 Peralatan Pencatatan dan Laporan

33
No Nama alat Ketersediaan

1. Lembar resep dokter 4 Bandel


2. Lembar catatan terintegrasi 1 rim
3. Lembar catatan perkembangan pasien 1 rim
4 Lembar penempelan hasil pemeriksaan
1 rim
penunjang
5 Lembar KIE 1 rim
6 Lembar konsulan 1 rim
7 Lembar pemberian obat 1 rim
8 Lembar persetujuan tindakan tranfusi 1 rim

9 Lembar persetujuan operasi 1 rim

10 Lembar persetujuan anastesi 1 rim

11 Kartu KB 1 rim

12 Keplek bayi(kuning) 1 rim

13 Persetujuan KB 1 rim

14 Form pemeriksaan radiologi/laborat 1 rim

15 Form pemeriksaan PCR/ TCM/Kultur 1 rim

16 Form permintaan BDRS 1 rim

17 Form permintaan PA 1 rim

18 Blanko radiologi 1 rim

19 Surat keterangan pasien meninggal/ surat 5 bendel/ 5 bendel/


keterangan dirawat/ surat dokter 5 bendel
19 Buku laporan tim 3
20 Buku ekpedisi BDRS 1
21 Buku serah terima pasien dari dan ke ruang lain 1
22 Buku serah terima pasien ke puskesmas 1
23 Buku kendali swab/ lab/ radiologi 1/1/1
24 Sensus harian OB/KRS/meninggal 1
.25 Rekam Medis 73

Berdasarkan hasil tabel di atas didapatkan data bahwa semua peralatan


pencatatan dan laporan dalam kondisi baik dan semua dapat digunakan. Semua alat
digunakan setiap hari.

34
.3 METHOD (M3)
.3.1 Penerapan MAKP
Ruang rawat inap HCU Incovit merupakan ruang perawatan khusus pasien
yang terpapar virus corona dan penyakit lainnya yang menyertai pada pasien covid
seperti DM, Hipertensi, CKD, Stroke. Yang mana pasien dirawat memiliki tingkat
ketergantungan total.
Berdasar hasil wawancara diperoleh:
1) Perawat dibagi menjadi 6 tim dimana setiap tim melaksanakan satu siklus sift
yang terdiri dari pagi-sore-malam dilanjutkan libur tiga hari. Setiap perawat diberi
rata-rata diberi tanggung jawab 2 kamar(4 pasien) untuk pendokumentasian dan
pasien kelolaan
2) Setiap sift dibagi menjadi 3 sesi / kelompok kerja yang terjun ke pasien
menggunakan APD (zona merah). Tiap sesi dipimpin satu Katim, dibantu
Kelompok kerja/ sesi yang berada di zona hijau (tidak sedang bergiliran ke
pasien) bertanggung jawab pada kelengkapan dokumentasi Rekam medik,
kelengkapan program lanjutan dari operan sift sebelumnya dan program baru
yang akan dilaksanakan
3) Tim kerja yang berada di zona merah bertanggung jawab pada kegiatan
Pemenuhan KDM (personal hygiene, pemenuhan nutrisi, eliminasi) observasi
TTV, DJJ, kegiatan delegasi seperti injeksi, pemenuhan oksigenasi pasien,
pengambilan darah pasien, rekam jantung

Kepala
Ruang

KaTim 1 KaTim 2 KaTim 3 KaTim 4

PP PP PP PP PP PP PP PP

Gambar 2.1 Bagan struktur organisasi MAKP di ruangan


Penjelasan bagan, penjelasan mekanisme MAKP dan uraian tugas Satu
ruangan dikepalai oleh KaUr dan 4 Katim, yang dibantu beberapa perawat
pelaksana. Pada sift sore dan malam koordinasi dilakukan oleh Kepala jaga sebagai
penanggung jawab.
Masalah :TIDAK ADA

35
.3.2 Operan
Uraian pendahuluan dilakukan untuk menyampaikan dan
menerima laporan atau informasi yang berkaitan dengan kondisi pasien.
Data hasil wawancara:
- Operan dilakukan oleh 2 kelompok sift
- Operan juga langsung dilakukan oleh masing masing anggota
kelompok kerja/ sesi dalam satu shift
TABEL 3.10 lembar observasi dari SPO operan
No. Aspek Yang Dinilai Hari 1 Hari 2
(18/8/20) (19/8/20)

D T D T
1. Persiapan :

 Katim/ PJ sift/ Kepala jaga sebelumnya


V V
mempersiapkan data pasien yang akan
dioperkan
 Kedua kelompok dinas sudah siap V V
 Kelompok dinas yang akan bertugas
V V
mempersiapkan buku catatan

2. Pelaksanaan
 Kepala ruangan/ penanggung jawab shift membuka V
V
kegiatan operan dengan mengucap salam,
menyampaikan jumlah pasien, tingkat
ketergantungan pasien dan menyampaikan
pembagian tim yang akan bertugas selanjutnya.
 Kepala ruangan/ penanggung jawab shift
V V
mempersilakan katim shift sebelumnya
menyampaikan laporan dengan metode sbar
 Kepala ruangan/ penanggung jawab shift V V
menyampaikan terima kasih mempersilakan
perawat shift yang akan bertugas untuk
menanyakan jika ada hal yang belum jelas
 Kepala ruangan/ penanggung jawab shift V V
mengintruksikan untuk operan keliling*
 Di bed pasien (Karu, Katim dan perawat pelaksana
V V
1 shift sebelumnya, Katim dan perawat pelaksana 1

36
tim selanjutnya ) berada di depan sedangkan
perawat yang lainnya berada di belakang Karu
menyapa pasien, menyampaikan akan melakukan
pergantian shift, Katim sebelumnya menyampaikan
akan berganti dinas dengan shift berikutnya, Katim
shift berikutnya memperkenalkan diri, melakukan
kontrak, menanyakan kondisi/ keluhan pasien saat
ini, klarifikasi pada perawat shift sebelumnya
tentang tindakan yang sudah dilakukan atau yang
akan dilakukan. Karu berpamitan pada pasien.*
 Setelah ada klarifikasi Karu menutup kegiatan
operan* V V

 Setelah ada
ket: D= Dilakukan T= Tidak Dilakukan
Data tambahan dan justifikasi masalah :
1) Tidak ada keliling ke pasien ataupaun pantauan CCTV, hanya operan lisan dan
laporan perawat, dilakukan di Ruang pertemuan
2) Kepala ruang mengikuti saat operan dinas malam ke dinas pagi pada hari
efektif
3) Katim hanya melakukan operan kepada sift sore saja, selanjutnya operan
dilakukan .Kepala jaga sift sore pada sift malam , dilanjutkan kepala jaga
malam kepada KaUr dan Katim pada keesokan harinya
4) Pelaksanaan SBAR pada pasien hanya terlaksana dengan baik saat
penerimaan pasien baru

.3.3 Pre- dan postconference


.3.3.1 Preconference
Merupakan komunikasi antara ketua tim/ perawat primer dan perawat
pelaksana/perawat associate setelah selesai operan untuk merencanakan kegiatan
pada shift tersebut.

Tabel 3.11 lembar observasi dari SPO preconference


No. Aspek Yang Dinilai Hari 1 Hari 2

37
(18/8/20) (19/8/20)
D T D T
1 Ketua tim/ perawat primer membuka acara V V
2 Ketua tim/ perawat primer membagi tugas V V
perawatan pasien pada perawat pelaksana
3 Ketua tim/ perawat primer memberi V V
pengarahan kepada perawat pelaksana
tentang rencana asuhan keperawatan
masing masing pasien yang akan
dilaksanakan pada hari itu, berdsar hasil
evaluasi dan kondisi pasien yang dilaporkan
4 Ketua tim / perawat prime memberi V V
kesempatan pada PP/ PA untuk bertanya
5 Memberi penekanan pada hal- hal yang perlu V V
diperhatikan, missal tentang SPO,
Keselamatan pasien dll
6 Ketua tim meyakinkan kembali atas kesiapan V V
mental dan fisik perawat pelaksana dalam
melaksanakan asuhan keperawatan
7 Ketua tim menutup kegiatan dan memberi V V
reinforcement serta melakukan kontrak untuk
kembali melakukan postconference

Ket : D = dilakukan
T =Tidak dilakukan
Data tambahan dan justifikasi masalah :
1) preconference dilakukan sebelum Karu mempersilakan shift malam
meninggalkan operan jaga,
2) tidak dilakukan terpisah masing masing tim
3) ketua tim tidak melakukan kontrak untuk berkumpul kembali dalam
postconference.

38
.3.3.2 Post conference
Dilakukan sebelum operan, di meja masing- masing tim

Tabel 3.12 lembar observasi dari SPO postconference


No Aspek Yang Dinilai Hari 1 Hari 2
(18/8/20) (19/8/20)
D T D T
1 Ketua tim membuka acara v v
2 Ketua tim primer menanyakan hasil dari asuhan v v
keperawatan yang sudah
Dilakukan

3 Ketua tim melakukan klarifikasi terkait asuhan v v


keperawatan dan evaluasi yang telah dilakukan dan
mendiskusikan apabila ada ketidaksesuaian

4 Katim mengevaluasi kelengkapan dokumentasi dan v v


administrasi pesian

5 Katim memberi pujian v v

6 Katim menanyakan hambatan yang ditemui v v

7 Katim menutup postconference

Data tambahan dan justifikasi masalah :


 Waktu kurang terakomodir (kurang waktu), masih ada kegiatan yang masih
tersisa

.3.3.3 Ronde Keperawatan


Mengatasi dan mendiskusikan masalah pasien dengan melibatkan pasien dan
tim kesehatan.

39
Data hasil wawancara
1) Pembahasan dilakukan saat preconference/ operan bersama
dengan shift sebelumnya.
2) Tidak melibatkan pasien.

Tabel 3.13 lembar observasi dari SPO ronde keperawatan

No Aspek yang dinilai Ronde ke-1 Ronde ke-2

1 Persiapan TD TD
Menentukan kasus dan topik*
Menetukan tim ronde*
Membuat proposal*
Mempersiapkan pasen dengan memberikan inform
consent*
Mempersiapkan resume pasien*
Mempersiapkan bahan yang akan diajarkan
sebagai bedside teaching*
2 Pelaksanaan ronde* TD TD
Di nurse station :
 Karu membuka kegiatan ronde*
 Karu menjelaskan tujuan ronde*
 Karu mengenalkan masalah pasien*
 Katim menjelaskan riwayat penyakit*
 Katim menjelaskan masalah pasien,
rencana tindakan yang akan dan sudah
dilakukan serta prioritas yang perlu
didiskusikan*
 Pembacaan hasil sementara sebelum
kunjungan ke pasien*

Di kamar pasien :
 Karu memberi salam pada pasien dan
keluarga*
 Karu memperkenalkan tim ronde dan
menjelaskan tujuan kegiatan kemudian
mempersilakan katim memperkenalkan

40
diri*
 Tim ronde mencocokkan dan
mengklarifikasi kembali data yang sudah
disampaikandengan melakukan
wawancara, observasi dan pemeriksaan
keadaan pasien secara langsung dan
melihat dokumentasi*
 Diskusi antar anggota tim dan pasien
tentang masalah keperawatan tersebut*
 Evaluasi hasil bedside teaching serta
rencana tindak lanjut berpamitan kepada
pasien dan keluarga*
 Pemberian justifikasi oleh perawat primer/
konselor atau kepala ruangan untuk
masalah pasien*

Di Nurse station
 Seluruh timmelanjutakan diskusi dan
memberikan masukan terkait masalah
pasien*
 Karu meenyimpulkan hasil diskusi dan
menentukan tindakan keperawatan pada
masalah prioritas yang ditetapkan*
 Karu menutup kegiatan ronde*

Berdasarkan tabel diatas ronde keperawatan TIDAK DILAKUKAN


Data tambahan dan justifikasi masalah
1) Pembahasan dilakukan saat preconference/ operan bersama
dengan shift sebelumnya
2) Tidak melibatkan pasien
3) kunjungan dan pelayanan kepasien langsung harus
menggunakan APD level 4

.3.3.4 Penerimaan Pasien Baru Uraian pendahuluan


Pengelolaan rekam medik, pemeriksaan diagnostic, administrasi pasien, obat-
obatan.

41
Tabel 3.14 lembar observasi dari SPO penerimaan pasien baru
tanggal 18/8/20 tangga 19/8/20
l

No Aspek yang dinilai pasien pasien pasien pasien

1 2 3 4

1 Menerima pasien beserta data rekam Y Y Y Y


medic

2 Mengorientasikan pada pasien dan T T T T


keluarga tentang hak dan kewajiban,
kondisi ruangan, hand hiegine

3 Melengkapi status pasien, informed Y Y Y Y


consent, discharge planning

Data hasil wawancara:


1) Serah terima pasien dilakukan di ruang rawat inap lantai 2 oleh petugas dengan
memakai APD level 4 dan Serah terima rekam medik berada di lantai 4 oleh
petugas zona biru. Namun petugas tersebut adalah satu tim.
2) Saat menerima pasien baru, perawat tidak mengetahui kondisi pasien secara
langsung karena yang menerima pasien dan yang menerima rekam medis
pasien adalah orang yang berbeda tetapi masih dalam satu tim sehingga Data
yang dioperkan sering tidak sesuai dengan kondisi pasien
3) Petugas yang menerima pasien menginformasikan kepada pasien bahwa
pasien tidak boleh ditunggui oleh keluarga, harus memakai masker dan
orientasi kamar pasien

.3.3.4 Sentralisasi obat


Instalasi covid memiliki depo farmasi yang tersentral di lantai 1, namun untuk
masing masing ruangan tersedia petugas dan persediaan beberapa kebutuhan farmasi di
lantai 4 sebagai lokasi pusat pelayanan.
Data hasil wawancara Penyediaan obat baik injeksi maupun oral dilakukan di lantai 4
(Zona biru ).
Tabel 3.15 lembar observasi dari SPO sentralisasi obat
No Aspek yang dinilai terlaksana Tidak
terlaksana
1 Petugas farmasi ruangan standby di ruangan dan v
melakukan asuhan farmasi
2 Petugas farmasi menyediakan obat pasien dan kebutuhan v

42
habis pakai
3 Petugas farmasi bertanggung jawab terhadap obat obatan v
yang memerlukan pencampuran seperti pengoplosan
kemoterapi, koreksi elektrolit,topangan dll

Justifikasi masalah:
1) Petugas farmasi stanby diruangan pada shift pagi, untuk shift sore malam stanby
di depo farmasi lantai 1.
2) Perawat masih harus mengoplos sendiri sediaan obat, tetapi untuk pengoplosan
obat dengan konsentrasi tinggi sebagian dibantu
3) Perawat yang mendistribusikan obat Per oral kepada pasien,petugas farmasi
hanya menyiapkan obatnya saja.
4) Petugas farmasi tidak mengevaluasi apakah pasien mengkonsumsi obat atau tidak
sesuai signa.

.3.3.5 Discharge Planning

Discharge Planning bisa dilakukan oleh KaUr , Katim , perawat pelaksana yang
menerima pasien baru. Dipakai sebagai pengambilan keputusan dalam hal memenuhi
kebutuhan pasien untuk kesempurnaan kepindahan pasien dari satu tempat perawatan
ke tempat lainnya atau persiapan pasien pulang. Perencanaan pemulangan dimulai
sejak pasien masuk, bahkan dapat dilakukan sebelumnya, sebagai contoh untuk pasien
yang akan dilakukan operasi, dokter telah memberikan penjelasan berapa lama pasien
akan dirawat. Di ruang rawat inap discharge planning dibuat saat klien ada rencana
keluar rumah sakit.di Instalasi Pelayanan Incovid SPO Discharge Planning masih
memakai SPO yang lama.
Rumus presetase perencaaan Discharge Planning :

Jumlah pasien yg tdk dibuat discharge planning dlm 3 hr x 100%


Jumlah pasien yang KRS selama 3 hari

 Berdasarkan Berdasarkan observasi tanggal 18-19 Agustus 2020 terhadap 10


pasien, hanya 5 orang ( 50% ) yang mendapat Discharge Planning

pelaksanaan Discharge Planning = 5 x 100%

43
10
= 50 %

Tabel 3.16 lembar observasi dari SPO discharge planning


No Aspek yang dinilai Terlaksana Tidak dilakukan
1 Pengkajian awal keperawatan :
 Mengidentifikasi siapa keluarga v
yang akan merawat pasien di
rumah dan memastikan keluarga
tersebut yang harus memahami v
intrusi perawatan
 Tetapkan tujuan pasien dan v
keluarga terkait kapan dan
bagaimana mereka keluar
 Informasikan kepada pasien dan
keluarga langkah langkah proses
discharge planning

2 Selama perawatan v
 Ajarkan pasien dan keluarga
tentang kondisi pasien di setiap
kesempatan
 Jelaskan obat obatan pada
pasien dan keluarga
 Diskusikan tujuan pasien,
krelurga, dokter serta proses
discharge planning, sehingga
pasien dan kelaurga memahami
bagaimana mereka berproses
untuk kesiapn pulang
 Libatkan pasien dan keluarga
dalam praktik keperawatan untuk
meningkatkan kepercayaan diri
dalam perawatan di rumah
3 Sebelum pertemuan Discharge V
planning
 Berikan pada pasien dan
keluarga ceklist dan booklist
persiapan pulang
 Jadwalkan pertemuan discharge
planning bersama pasien,
keluarga dan Perawat
4 Pertemuan Discharge Plannning v
(1 atau 2 hari sebelum keluar
Rumah sakit)
Gunakan ceklist dan booklist untuk
memulai diskusi terkait persiapan
pulang mencakup pertanyaan,
kebutuhan dan hal apa yang perlu
diperluka saat pulang
 Jika pasien atau keluarga tidak
membaca atau mengusi ceklist

44
laukan review dengan verbal,
yakinkan dengan bertanya jika
mereka memiliki pertanyaan atau
perhatian lain kemudian dibuat
list
 Ulangi pertanyaan atau
kekhawatiran pasien dalam kata
kata perawat sendiri untuk
memastikan perawta mengerti
 Minta pasien menjelaskan
kembali informasi yang diberikan
 Jika tenaga kesehatan lain
diperlukan, atur pertemuan
tersebut
 Diskusikan dengan pasien terkait
jadwal control
5 Saat KRS v
 Review daftar obat dengan
pasien dan keluarga. Minta
pasien untuk mengulang kembali
daftar oba, indikasi dosis, waktu
dan cara mengkonsumsi.
Pastikan pasien mudah
membacanya
 Berikan pada pasien dan
keluarga jadwal control
 - Berikan pada pasien nam,
nomir telepon dan posisi salah
satu tenaga kesehatan yang
dapat dihubungi jika ada
amasalah setelah pulang

Penjelasan : discharge planning belum dilakukan secara maksimal

Data tambahan dan justifikasi masalah:


 Berdasarkan observasi tanggal 18-19 Agustus 2020 terhadap 10 pasien, hanya 5
orang ( 50% ) yang mendapat Discharge Planning
 Petugas penerima pasien baru hanya menanyakan keluhan pasien, kadang
melakukan pendidikan kesehatan seperti pengenalan tanda dan gejala covid,
tatacara minum obat, tatacara isolasi mandiri, memberi informasi bila akan
dilakukan tindakan kepada pasien. sedangkan untuk target dan strategi
perawatan maupun perencanaan saat KRS belum disampaikan diawal masuk
tetapi menjelang akan pulang baru dikomunikasikan meskipun belum
terdokumentasikan dan dilakukan tidak maksimal.
 Saat pasien KRS pasien hanya dibawakan surat pengantar kontrol, tanpa ada
leaflet dan media edukasi lain yang bisa dipakai untuk melanjutkan perawatan
dirumah.

45
 SPO Discharge Planning incovid belum ada.

.3.3.6 Supervisi dan Delegasi


Supervisi dilakukan oleh KaUr terhadap Katim dan Katim terhadap perawat
pelaksana. Data hasil wawancara Supervisi hanya dilakukan dari Katim untuk perawat
pelaksana
Tabel 3.17 supervisi dan delegasi

No Aspek yang dinilai terlaksana Tidak dilakukan


1 Supervisi v
 Apakah hasil supervise sudah
sesuai?
 Apakah pada umpan balik
terdapat kekurangan?
 Adakah tindak lanjut
2 Delegasi v
 Apakah orang yang diberi
delegasi sudah tepat atau
mampu?
 Apakah tugas yang diberikan
sudah tepat?
 Apakah arahannya sudah cukup
jelas?
 Apakah supervise sudah tepat
 Apakah kondisinya sudah tepat?

.3.3.7 Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan masih dilakukan secara individu baik kepada pasien
maupun keluarga pasien. Berdasarkan hasil wawancara dengan karu, penkes selalu
dilakukan pada saat penerimaan pasien. Pemberian edukasi lanjutan juga dilakukan
dan diulang bila diperlukan ketika ada tindakan yang memerlukan penjelasan dan
persetujuan. Berdasarkan hasil observasi terdapat format penkes diruangan (F9).
PKRS di ruangan belum berjalan. Untuk edukasi individu dilakukan setiap ada pasien
baru dan jika melakukan tindakan untuk edukasi kelompok belum dilakukan. Media
penyuluhan yang ada selama ini berupa leaflet yang pengadaan dan pembuatan
dikoordinasi dari PKRS rumah sakit.

.3.3.8 Dokumentasi
Data hasil wawancara Ka Ur melakukan observasi kelengkapan status.
Berdasarkan hasil observasi kelompok tanggal 18-19 agustus 2020, dokumentasi
askep telah terdokumentasi dengan baik dan lengkap sesuai standar akreditasi
SNARS. Pengisian Status tertib mulai status IGD, pengkajian awal keperawatan (F2),

46
rencana awal keperawatan (F5), catatan terintegrasi (F6) dan catatan perkembangan
semuanya sudah terisi dengan baik dan sesuai. Lembar dokumentasi yang lain seperti
lembar observasi dari IGD, assessment nyeri, lembar edukasi (F9) juga terisi lengkap
dan dilengkapi lembar persetujuan. Namun masih ada penulisan operan pada shift
selanjutnya pada lembar dokumentasi. Untuk pengecekan ulang kelengkapan rekam
medik dilakukan sebelum rekam medik disetorkan ke bagian TU incovid dan disana
juga dilakukan pengecekan ulang olek tim verifikator intern. Status akan dikembalikan
ke ruangan bila ditemukan pengisian rekam medik yang masih kurang lengkap. Selain
itu ada kegiatan supervisi rutin kelengkapan rekam medik oleh asesor intern.
Kesesuaian dan kelengkapan rekam medik sangat penting karena terkait klaim
pembiayaan terutama pasien BPJS.

.3.4 MONEY (M4)


.3.4.1 Sumber Pendapatan Ruang rawat inap incovit
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala tata usaha Graha incovit didapat
dari klaim semua pasien yang dirawat di incovit. bila pendapatan klaim tidak turun,
maka menggunakan sumber dana rumah sakit yang berasal dari subsidi dari
propinsi.
.3.4.2 Sistem Pembayaran Bagi Pasien
Sistem pembayaran bagi pasien yang dirawat di ruang rawat inap incovit
semuanya diklaimkan ke kemenkes sehingga pasien tidak dikenakan biaya dengan
memenuhi persyaratan adminitrasi.

Tabel. 3.18 Tarif Rawat Inap Ruang rawat inap Incovit

NO KRITERIA TOP UP/ HARIAN


ODP /PDP/KONFIRM TANPA KOMORBID/KOMPLIKASI
1 ICU dengan ventilator 15.500.000
2 ICU tanpa ventilator 12.000.000
3 Isolasi tekanan negative 10.500.000
dengan ventilator
4 Isolasi tekanan tanpa 7.500.000
ventilator
5 Isolasi non tekanan 10.500.000
negative dengan ventilator
6 Isolasi non tekanan 7.500.000
negative tanpa ventilator
ODP/PDP/KONFIRMASI DENGAN KOMORBID/KOMPLIKASI
1 ICU dengan ventilator 16.500.000

47
2 ICU tanpa ventilator 12.500.000
3 Isolasi tekanan negative 14.500.000
dengan ventilator
4 Isolasi tekanan negative 9.500.000
tanpa ventilator
5 Isolasi non tekanan 14.500.000
negative dengan ventilator
6 Isolasi non tekanan 9.500.000
negative tanpa ventilator

UNTUK PEMULASARAN JENAZAH

Table 3.19 Tarif Pemulasaran Jenazah

NO KRITERIA BESARAN
1 Pemulasaran jenazah 550.000
2 Kantong jenazah 100.000
3 Peti jenazah 1.750.000
4 Plastic jenazah 260.000
5 Disenfektan jenazah 100.000
6 Transport mobil jenazah 500.000
7 Disefektan mobil jenazah 100.000

.3.5 MARKET (M5)


Market atau pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi prosedur
hubungan sosial dan infrastruktur tempat usaha menjual barang, jasa, dan tenaga
kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Pasar merupakan tempat di mana
organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sangat
penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang
akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar merupakan faktor yang menentukan dalam suatu organisasi atau
perusahaan.

.3.5.1 Pasien ditinjau dari sistem pembiayaan

Tabel. 3.20 Analisa pasien Ruang rawat inap Incovit yang menggunakan jaminan kesehatan
bulan Juli 2020

Jenis Bulan Total


Juli Presentase
Pembayaran Incovit Pasien

48
Umum 0 0 0%
Asuransi/ 225 225 100 %
ditanggung
pemerintah
Total Pasien 152 100%

Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan bahwa semua pasien di ruang


Incovit menggunakan sistem pembayaran ditanggung oleh pemerintah yaitu 100%,
sedangkan yang menggunakan pembayaran secara umum tidak ada.

.3.5.2 Pasien ditinjau dari Daerah Asal

Tabel. 3.21 Analisa data asal daerah pasien bulan


Juli 2020

Bulan
Juli
Daerah
Incovit
Jumlah %
Kabupaten Malang 89 39,5
Kota Malang 94 41,7
Luar Malang 42 18,7
Total 225 100%

Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata pasien berasal


dari wilayah kota malang 35,53% dan kabupaten malang 36,84% serta dari luar
malang 27,63%.

.3.5.3 Tingkat efisiensi Ruang rawat inap Incovit

a. BOR
Menurut Sudra (2010), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Perhitungan BOR ini
didapatkan berdasarkan data jumlah hari perawatan pasien di ruang
Bougenvil Incovit

BOR = ∑ hari perawatan x 100


∑ TT x ∑ hari dalam 1 periode

49
Keterangan:
∑ hari perawatan
TT = Tempat tidur
∑ hari dalam 1 periode

BOR Bougenvil Incovit pada Juli 2020


= 2216 X 100 %
73 x 31
= 97,9 %

Rata – rata BOR HCU Incovit pada 17 Juli sd 18 Agustus 2020 yaitu 97,9%.
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa BOR Dahlia-Bougenvi Incovit
sejak awal pembukaan tinggi. Ini disebabkan merupakan pusat rujukan pasien
covid 19 sehingga banyak dari rumah sakit kecil yang merujuk ke rawat inap
Incovit

b. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Sudra (2010) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien dirawat. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Sudra,
2010).

ALOS = ∑ hari perawatan


∑ pasien keluar (hidup + mati)

ALOS HCU pada 18 2020


= 2216
113
= 19,6
Rata – rata ALOS HCU pada bulan Juli yaitu 19,6

c. TOI
Menurut Sudra (2010) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati (dari setelah diisi ke saat terisi berikutnya). Indikator ini memberikan

50
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur
kosong tidak terisi pada 1-3 hari (Sudra, 2010)

TOI = jumlah TT x periode – jumlah hari perawatan


Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

TOI HCU pada bulan Juli 2020


= 73 x 31 - 2216
113
= 47/113
Rata – rata TOI HCU pada bulan Juli yaitu 0,41

d. BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran Tempat Tidur)


BTO menurut Sudra (2010) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu.Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.

BTO = jumlah pasien keluar (hidup + mati)


jumlah TT

BTO HCU Incovit pada bulan Juli 2020


= 122
73
= 1,67

Rata – rata BTO Bougenvil Incovit pada Juli 2020 yaitu 1,67
.2 Pengkajian Fungsi Manajemen Keperawatan
.2.1 Fungsi Perencanaan
a Visi, Misi, dan Motto Organisasi
Visi dan misi ruang rawat inap incovit mengikuti visi dan misi rumah sakit.
 Visi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Menjadi rumah sakit berstandar kelas dunia pilihan masyarakat
 Misi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Terwujudnya pelayanan kesehatan dan pendidikan berstandar internasional
dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan
pelanggan.
 Motto RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

51
Kepuasan dan keselamatan pasien adalah tujuan kami.

b Filosofi organisasi
Filosofi ruang rawat inap HCU incovit mengikuti filosofi rumah sakit dengan nilai-
nilai dasar yaitu RSSA ( Respect, Safety, Synergy, Acountable)
1) Respect
Pelayanan kepada masyarakat diberikan secara ikhlas tanpa memandang
status social.
2) Safety
Pelayanan harus menjamin keselamatan bagi pasien dan keluarganya serta
petugas dan masyarakat.
3) Synergy
System kerja lintas fungsi dan secara tim menjadi pijakan utama dalam bekerja.
4) Accountable
Sebagai institusi public, pelayanan yang diberikan harus transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada pelanggan dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
c Tujuan dan Target Organisasi
1) Tujuan dan Target Ruang Rawat
Memberikan pelayanan keperawatan secara paripurna berdasarkan Standar
Prosedur Operasional dengan memperhatikan kebutuhan biopsikososial dan
spiritual demi tercapainya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien.
2) Keterkaitan Tujuan Ruang Rawat Dengan Rumah Sakit
Tujuan rumah sakit yaitu kepuasan dan keselamatan pasien, dan untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan pelayanan yang sesuai dengan SPO.

d Kebijakan, Prosedur, dan Peraturan Organisasi


a) Kebijakan, panduan dan prosedur di ruang rawat inap HCU incovit
Kebijakan, panduan, prosedur, dan peraturan terkait pelayanan keperawatan
mengacu pada kebijakan, panduan dan prosedur yang ditetapkan rumah sakit.
b) Pelaksanaan kebijakan, panduan dan prosedur di ruang rawat
1) Kebijakan yang telah ditetapkan diruang rawat inap HCU incovit
Kebijakan dilakukan sesuai kebijakan direktur rumah sakit.
2) Panduan yang telah diterapkan diruang rawat inap HCU incovit
Panduan sudah diterapkan sesuai dengan kebijakan rumah sakit,
meskipun belum maksimal.

52
3) Prosedur yang telah diterapkan diruang rawat inap HCU incovit
Prosedur dan alur diterapkan sesuai dengan SPO dari rumah sakit.
Berikut adalah daftar SPO yang tedapat di ruang rawat inap HCU incovit :

Tabel 3.22 Daftar SPO Ruangan


NO Nama SPO

1 SPO Menyiapkan Alat, Pasien, Asistensi Dokter Tindakan Biopsy Prostat

2 SPO Pemeriksaan Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas

3 SPO Pemeriksaan Kolonoskopi Saluran Cerna Bagian Bawah

4 SPO Bone Mineral Density (Bmd)

5 SPO Pendaftaran Pasien Rawat Inap Instalasi Pelayanan Utama

5 SPO Proses Penggunaan Dialiser Single Use

SPO Pendaftaran Penderita Di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan


6
Instalasi Pelayanan Utama

SPO Asistensi Dokter Dalam Melakukan Tindakan Extracorporeal Shock


7
Wave Lithotripsy (Eswl) Richard Wolf Piezolith

SPO Melakukan Pemeriksaan Cystometeri, Flowmetri, Urethra Pressure


8
Profile Dan Elektromiografi

9 SPO Asistensi Dokter Dalam Tindakan Percutaneus Nefrostomy

10 SPO Melakukan Pemeriksaan Uroflowmetri

11 SPO Pengelolaan Surat Keluar Dari Intalasi Pelayanan Utama

12 SPO Pengelolaan Surat Masuk Ke Instalasi Pelayanan Utama

13 SPO Tagihan Penderita

14 SPO Pembayaran Pasien Pulang

15 SPO Pendaftaran Pasien Rawat Inap Instalasi Pelayanan Utama

16 SPO Asistensi Pemasangan Double Lumen Kateter

17 SPO Injeksi Erytopoetin

18 SPO Memprogramkan Mesin Hemodialisa

19 SPO Mengakiri Hd

20 SPO Mengisi Mengalirkan Darah Kedalam Sirkulasi Ekstrakorporeal

21 SPO Observasi Dan Monitoring Selama Hd (On Hd)

22 SPO Persiapan Pasien Hemodialisis

23 SPO Pemberian Heparin Pada Pasien Hemodialisa

24 SPO Priming

53
25 SPO Pemberian Injeksi Iron Sucrose

26 SPO Reuse Dializer

27 SPO Penatalaksanaan Kram Intra Dialisis

28 SPO Perisapan Sarana Hubungan Sirkulasi

29 SPO Penanganan Mual Muntah Saat Hemodialisa

30 SPO Transfusi Darah Saat Hemodialisa

31 SPO Penatalaksanaan Pasien Dengan Hypervolemia

32 SPO Penanganan Sakit Dada Saat Hemodialisa

SPO Pengambilan Sample Darah Laboratorium Pre Dan Post


33
Hemodialisa

34 SPO Pengoprasian Mesin Hemodialisis

35 SPO Perawatan Mesin

36 SPO Perawatan Awal Pada Exit Site Untuk Kateter Yang Baru Di Pasang

37 SPO Perawatan Rutin Untuk Exit Site

38 SPO Penggantian Tranferset

39 SPO Prosedur Pertukaran Cairan Peritonial Dialisis

40 SPO Pencegahan Dan Penanganan Pasca Pajanan

41 SPO Memasukan Obat Dengan Menggunakan Syiring Pump

SPO Pemasangan Automatical External Defibrilation (Aed) (Defibrilasi


42
External Otomatis)

43 SPO Menyiapkan Pasien Pemeriksaan Echocardiografi

44 SPO Merekam Ekg (Electrocardiography)

45 SPO Tindakan Kolaboratif Fibrinolitik

46 SPO Tindakan Kolaboratif Pemasangan Holter Monitor

47 SPO Tindakan Anastesi Pericardiocintesis

48 SPO Terapi Listrik Defibrilasi

49 SPO Terapi Listrik Cardioversi

SPO Asisten Pemasangan Temporary Face Maker (Tpm) (Pacu Jantung


50
Sementara)

51 SPO Penanganan Pneumonia Nosokomial

52 SPO Ekstravasasi Obat Sitostatika

53 SPO Asisten Aff Double Lumen Catheter Silicon

54
54 SPO Pemasangan Double Catheter Silicon

55 SPO Pengambilan Sample Cairan Capd Pada Pasien Peritonitis Capd

56 SPO Perawatan Kateter Double Lumen

57 SPO Perawatan Awal Pada Exit Site Untuk Kateter Yang Baru Di Pasang

58 SPO Tindakan Pertukaran Cairan Peritonial Dialisis Pada Pasien Capd

59 SPO Pet (Peritonium Equilibrium Test)

60 SPO Perawatan Jenazah Pasien Capd

SPO Instrumentator Pemasangan Kateter Techkhoff Capd Dengan


61
Metode Peritonoscope

Instrumentator Pemasangan Tenckhoff Kateter Capd Dengan Metode


62
Seldinger

SPO Edukasi Tindakan Pertukaran Cairan Peritonial Dialisis Pada Pasien


63
Capd

64 SPO Instrumentator Capd Dengan Metode Seldinger

SPO Pemasangan Kateter Techkhoff Capd Dengan Metode


65
Peritonoscope

66 SPO Pemasangan Kateter Techkhoff Capd Dengan Metode Seldinger

67 SPO Asisten Pemasangan Double Lumen Catheter

68 SPO Biopsi Ginjal

69 SPO Pelepasan Kateter Techkhoff Capd

SPO Tata Cara Perekaman Sidik Jari Pasien Baru Hemodialisa Rawat
70
Jalan

SPO Tata Cara Pencetakaan Surat Egibiltas Pasien (Sep) Pasien


71
Hemodialisa

72 SPO Tata Cara Pencetakan Casemix Pasien Hemodialisa

73 SPO Persiapan Perawatan Pasien Post Operasi

SPO Penatalaksanaan Semburan Sekret Pada Pasien Yang Terpasang


74
Trakea Kanul

75 SPO Perawatan Yang Terpasang Kateter Urine Menetap

76 SPO Pelaksanaan Cara Menyusui Yang Benar Instalasi Rawat Inap

77 SPO Episiotomi

78 SPO Inisiasi Menyusui Dini

79 SPO Penatalaksanaan Luka Robekan Perineum Gr I-Ii

55
80 SPO Penyekaan Bayi Sehat

81 SPO Perawatan Bayi Baru Lahir (Bbl) Di Kamar Bersalin

82 SPO Perawatan Payudara Setelah Melahirkan Bayi Hidup

83 SPO Perawatan Payudara Setelah Melahirkan Bayi Meninggal

84 SPO Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Sehat

85 SPO Persiapan Pre Operasi Sectio Caesaria Elektif

86 SPO Stimulasi Persiapan Laktasi

87 SPO Pemeriksaan Dalam (Vagina Toucher)

SPO Pengambilan Bahan Pemeriksaan Kultur Cervix Instalasi Rawat


88
Inap

89 SPO Penatalaksanaan Preeklampsia Berat (Peb) Dan Eklampsia

90 SPO Penatalaksanaan Early Hpp

91 SPO Penerimaan Bayi Baru Lahir

92 SPO Perawatan Luka Jahitan Episiotomi Instalasi Rawat Inap Iii

93 SPO Perawatan Konservatif Gravida Dengan Peb

94 SPO Perawatan Penderita Post Partum Dengan Peb/Eklampsia

95 SPO Pemeriksaan Proses Involutio Pada Ibu Nifas Instalasi Rawat Inap Iii

96 SPO Asisten Persalinan Tindakan Pervaginam Forceps Ekstraksi

SPO Asistensi Persalinan Tindakan Pervaginam Dengan Vacum


97
Ekstraksi

98 SPO Penerimaan Pasien Baru Di Kamar Bersalin

99 SPO Pertolongan Persalinan Risiko Rendah

100 SPO Perawatan Ruang Intensif Obstetri - Ginekologi

101 SPO Perawatan Penderita Apb Dengan Terapi Konservatif

102 SPO Pemeriksaan Proses Involutio Pada Ibu Nifas Instalasi Rawat Inap Iii

103 SPO Menulis Register

SPO Mobilisasi Tahap I Pada Pasien Post Operasi Di Instalasi Rawat


104
Inap Iii

105 SPO Orientasi Pasien Baru Di Kaber Instalasi Rawat Inap

106 SPO Perawatan Abortus Infeksiosa

107 SPO Perawatan Post Partum Dengan Iufd Instalasi Rawat Inap

108 SPO Meneteskan Obat Pada Mata Bayi Instalasi Rawat Inap Iii

109 SPO Menerima Pasien Untuk Pemeriksaan Ultrasonografi

56
110 SPO Kraniotomi

111 SPO Tarikan Cuman Muzeaux Irna Iii

112 SPO Perawatan Pasien Post Operasi Di Irna Iii

113 SPO Perawatan Penderita Gravida Mola

114 SPO Perawatan Penderita Partus Prematurus Imminens Irna Iii

115 SPO Perawatan Penderita Prm Dengan Terapi Konservatif Irna Iii

116 SPO Operan Jaga Shift Di Kamar Bersalin

SPO Perawatan Penderita Ke (Kehamilan Ektopik) Ket (Kehamilan


117
Ektopik Terganggu)

118 SPO Penatalaksanaan Persalinan Dengan Hiv/Aids

119 SPO Penerimaan Bayi Baru Lahir Gabung

SPO Penatalaksanaan Rujukan Internal Untuk Pasien Risiko Tinggi


120
Instalasi Rawat Inap Iii

121 SPO Menghitung Denyut Jantung Janin Dengan Doppler

122 SPO Penatalaksanaan Early Haemorragic Post Partum (Hpp)

123 SPO PROSEDUR PEMBERIAN Mgs04 MAGNESIUM SULFAT

124 SPO Perawatan Luka Jahitan Episiotomi Instalasi Rawat Inap Iii

SPO Asistensi Persalinan Tindakan Pervaginam Dengan Vacum


125
Ekstraksi

126 SPO Pemeriksaan Proses Involutio Pada Ibu Nifas Instalasi Rawat Inap Iii

127 SPO Penatalaksanaan Luka Robekan Parineum Gr I-Ii

128 SPO Menulis Register Partus Instalasi Rawat Inap Iii

SPO Pelayanan Medis Prosedur Pemberian Kortikosteroid Dosis Stress


129 Pada Pasien Congenital Adrenal Hyperplasia (Cah) Yang Menjalani
Operasi

130 SPO PEMBERIAN TERAPI Gnrha PADA PUBERTAS PREKOKS

131 SPO Pemasangan Orogastric Tube (Ogt)

132 SPO Metode Kanguru

133 SPO Inisiasi Menyusui Dini (Imd)

134 SPO Infant Warmer

135 SPO Antisipasi Bayi Tertukar

136 SPO Incubator

137 SPO Memasang Pesarium

138 SPO Melepas Pesarium

57
139 SPO Penatalaksanaan Extravasasi

140 SPO Pealur Pelayanan Pasien Poliklinik

141 SPO Asesmen Awal Pasien Rawat Jalan

142 SPO Penatalaksanaan Pemberian Kemoterapi

143 SPO Triage

144 SPO Pemasangan Nasopharingeal Airway

145 SPO Asesmen Awal Pasien Gawat Darurat

146 SPO Persiapan Kelengkapan Ambulan Gawat Darurat 119

147 SPO Pemberian Anesthesi Umum

SPO Perawatan Pasien Pasca Pemberian Anesthesi Umum Di Ruang


148
Pulih Sadar

149 SPO Menghitung Glomerulus Filtration Rate (Gfr)

150 SPO Mengukur Intake Output Cairan

151 SPO Perawatan Pasien Water Seal Drainage (Wsd)

SPO Serah Terima Pasien Perioperatif Di Ruang Premedikasi Antara


152
Peutgas Ruangan Dengan Petugas Anestesi Dan Kamar Operasi

SPO Perawatan Pasien Pasca Sedasi Moderat-Dalam Di Ruang


153
Diagnostik/Terapi

154 SPO Monitoring Selama Sedasi

SPO Asistensi Pemberian Sedasi Moderat-Dalam Di Ruang


155
Diagnostik/Terapi

156 SPO Pengkajian Pra Sedasi

157 SPO Interpretasi Bga

158 SPO Algoritmevt Dengan Nadi

159 SPO Perawatan Stoma Usus

160 SPO Pemberian Terapi Oksigen Masker

SPO Pemasangan Dan Pemantauan Tanda-Tanda Vital Dengan Bed


161
Side Monitor

SPO Memasang Matras Anti Decubitus Dengan Pasien Diatas Tempat


162
Tidur Tanpa Menggunakan Ventilator

SPO Penghisapan Sputum Pada Pasien Yang Menggunakan Ventilasi


163
Mekanik

164 SPO Perawatan Tracheo Cannule

58
165 SPO Setting Ventilasi Mekanik

166 SPO Tidak Melakukan Resusitasi Jantung Paru (Do Not Resusitation)

167 SPO Perencanaan Anestesi

168 SPO Penanganan Bradikardi

169 SPO Tindakan Defibrilasi

170 SPO Penanganan Henti Jantung

171 SPO Hiperglikema

172 SPO Hipoglikema

SPO Algoritme Ventrikel Fibrilasi (Vf) Atau Ventrikel Takikardi (Vt) Tanpa
173
Nadi

174 SPO Pengkajian Pra Anestesi

175 SPO Tindakan Resusitasi

176 SPO Pemberian Pre Medikasi

177 SPO Persiapan Pasien Untuk Tindakan Anesthesi

178 SPO Persiapan / Check Mesin Anesthesi

179 SPO Asistensi Tindakan Anestesi Subarchnoid Block

180 SPO Pemberian Anestesi Sub Arachnoid Blok

181 SPO Pemberian Anestesi Epidural Blok

182 SPO Transportasi Pasien Dari Ok Ke Icu Tanpa Suport Ventilasi

183 SPO Pemberian Sedasi Moderat -Dalam Di Ruang Diagnostik/Terapi

184 SPO Monitoring Anesthesi Durante Operasi

SPO Pemindahan Pasien Pasca Anestesi Dari Kamar Operasi Ke


185
Recovery Room (Rr)

SPO Pemindahan Pasien Pasca Sedasi Sedang Dalam Dari Ruang


186
Diagnostik / Intervensi Ke Recovery Room (Rr)

SPO Pemindahan Pasine Pasca Anestesi Dari Recovery Room (Rr) Ke


187
Ruangan

SPO Pemindahan / Pemulangan Pasien Pasca Sedasi Sedang (Moderat)


188
Dan Dalam Dari Recovery Room (Rr)

189 SPO Tata Laksana Surgical Safety Di Instalasi Bedah Sentral

190 SPO Monitoring Anestesi Lokal

Penanganan Petugas Dan Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis


191
(Ppds)Yang Terpajan Penderita Covid – 19

192 Pemeriksaan Rapid Test Antibodi Sars-Cov-2 (Covid – 19

59
193 Pengiriman Sampel Pinere Ke Bagian Laboratorium Sentral

194 Penanganan Sampel Pinere Di Bagian Landing Laboratorium Sentral

195 Penyimpanan Darah Dan Transportasi Plasma Convalescent

196 Pemakaian Berulang Masker N95

Tatalaksana Perbaikan Atau Pemeliharaan Sarana Ruang Perawatan


197
Covid Di Instalasi Pelayanan Utama

Penerimaan Sample Pemeriksaan Qrt-Pcr Sars-Cov -2 Dari Rsud Dr


198
Saiful Anwar

199 Penjaminan Mutu Pemeriksaan Qrt-Pcr Sars Cov-2

200 Ekstraksi Rna Menggunakan Kit Liferiver

Pemeriksaan Qrt-Pcr Sars Cov-2 Menggunakan Kit Liverifer Di


201
Laboratorium Sentral Rsud Dr Saiful Anwar Malang

Pengelolaan Berkas Rekam Medik Yang Terkontaminasi Pasien Covid


202
-19

203 Disinfeksi Ruangan Perawatan Pasien Covid

204 Disinfeksi Ruang Perawatan Pasien Covid Dengan Pasien (Harian)

205 Pengelolaan Limbah Medis Padat Di Ruangan

206 Pengelolaan Limbah Padat B3 / Infeksisus Di Ruang Covid

207 Pengelolaan Peralatan Elektromedik Di Satuan Kerja

208 Pengelolaan Peralatan Elektromedik Di Ruang Isolasi Khusus

Pelaksanaan SPO
SPO yang ada sudah dilaksanakan, tetapi terdapat beberapa SPO yang saat ini
sedang direvisi karena disesuaikan dengan kondisi pandemi.

.2.2 Fungsi Pengorganisasian


a. Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap HCU Incovit

Ka. Instalasi

Ka. UPP

Ka.Ur HCU Dahlia Ka.Ur HCU Bougenvile


60

Katim 1 Katim 2 Katim 3 Katim 4 Katim 5 Katim 6


Ket:

………… = Ruangan yang berbeda


Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap HCU Incovit

Rawat inap HCU Incovid terbagi menjadi dua ruangan yaitu Ruang HCU
Dahlia dan Bougenvile yang masing – masing dipimpin oleh seorang kepala ruang.
Setiap kepala ruangan mempunyai 3 katim dan setiap katim dibantu dengan 10-12
perawat pelaksana. Pada shift sore dan malam penanggung jawab koordinasi
pelayanan adalah seorang kepala jaga.
Masalah: Dalam pelaksanaan pelayanan katim dan perawat pelaksana pada kedua
ruangan tersebut bisa saling berpindah dan saling membantu tidak sesuai dengan
ruangan masing-masing. Pada shift sore dan malam kedua ruangan tersebut hanya
dikoordinasikan oleh seorang kepala jaga.

b. Uraian Tugas

Tabel 3.23 Uraian Tugas Kepala Ruang

H1 H2
No Uraian Tugas
D TD D TD
1. Merencanakan
V V
kebutuhan tenaga
2. Membuat program
V V
kerja ruangan
3. Merencanakan V V

61
Budgeting Ruangan
4. Membuat jadwal
V V
dinas
5. Merencanakan rapat
V V
ruangan bulanan
6. Menyusun indikator
V V
mutu ruangan
7. Memilih kepala Tim V V
8. Melakukan
koordinasi
pelayanan dengan V V
Manajer dan
ruangan lain
9. Mengelola
V V
Inventaris ruangan
10. Memimpin rapat
V V
ruangan
11. Melakukan
supervisi terhadap V V
bawahan
12. Melakukan evaluasi
V V
mutu ruangan
13. Mengontrol
pelaksanaan
asuhan V V
keperawatan di
ruangan
Total 9 4 9 4
Presentase 69,2% 30,8% 69,2% 30,8%

Keterangan:
D : Dilakukan
TD : Tidak dilakukan

TUGAS KEPALA RUANGAN

31%

69%

Dilakukan Tidak dilakukan

Diagram 3.4 Uraian Tugas Kepala Ruang

62
Berdasarkan diagram di atas, setelah dilakukan observasi selama 2
hari diketahui bahwa kepala ruangan melaksanakan tugasnya rata-rata
sebesar 69,2% dan tidak melaksanakan tugas sebesar 30,8%.

1. Uraian Tugas Ketua TIM

Tabel 3.24 Uraian Tugas Ketua TIM

No H1 H2
Uraian Tugas
D TD D TD
1. Mengenal atau
mengetahui kondisi
pasien dan dapat V V
menilai tingkat
kebutuhan pasien
2. Membuat perencanaan
V V
bersama anggota tim
3. Bersama anggota tim
menerima operan shift V V
sebelumnya
4. Melakukan supervisi
kondisi klien setelah V V
operan
5. Melakukan doa bersama
V V
diawal dan diakhir shift
6. Melakukan conference V V
7. Melakukan asuhan
keperawatan dibawah V V
tanggung jawabnya
8. Melakukan koreksi dan
revisi askep yang dibuat V V
oleh anggotanya
9. Melakukan evaluasi
V V
pada setiap klien
10. Menilai kinerja anggota
V V
dibawahnya
11. Memperkenalkan
V V
anggota tim pada klien
12. Berpatisipasi dalam
tercapainya mutu rumah V V
sakit
13. Melaksanakan tugas
lain yang diberikan V V
atasan
Total 11 2 11 2
Presentase 84,6% 15,4% 84,6% 15,4%

63
TUGAS KETUA TIM

15%

85%

Dilakukan Tidak dilakukan

Diagram 3.5 Uraian Tugas Ketua TIM

Berdasarkan diagram di atas, setelah dilakukan observasi selama 2


hari diketahui bahwa ketua tim melaksanakan tugas rata-rata sebesar
84,6% dan tidak melakukan tugasnya sebesar 15,4%.

2. Uraian Tugas Perawat Pelaksana


Tabel 3.25 Uraian Tugas Perawat Pelaksana

NO H1 H2
Uraian Tugas
D TD D TD
1. Memberikan asuhan
keperawatan pada
V V
pasien dibawah
tanggungjawabnya
2. Bekerja sama dengan
anggota tim dan antar V V
tim
3. Memberikan laporan
V V
kepada katim
4. Memberikan pendidikan
informasi kepada pasien
V V
atau keluarga yang baru
masuk RS
5. Berpartisipasi dalam
tercapainya mutu rumah V V
sakit
6. Melaksanakan tugas
lain yang diberikan V V
atasan
Total 6 0 6 0
Presentase 100% 0% 100% 0%

64
Tugas Perawat Pelaksana

100%

Dilakukan Tidak dilakukan


Diagram 3.6 Uraian Tugas Perawat Pelaksana

Berdasarkan diagram di atas, setelah dilakukan observasi selama 2


hari diketahui bahwa perawat pelaksana melaksanakan tugasnya sebesar
100%.

c. Pengorganisasian Perawatan Pasien


Metode asuhan keperawatan professional yang digunakan di ruang rawat inap
HCU incovit adalah metode tim. Ruangan terbagi menjadi 6 tim dan tiap tim
mempunyai beberapa perawat pelaksana. Tiap perawat pelaksana dibagi 5-6
pasien.
d. Klasifikasi Pasien
Klasifikasi penempatan ruangan pasien berdasarkan hasil uji klinis eclia dan swab.
Pasien dengan hasil swab positif dijadikan satu ruangan, hasil swab negative
dengan negative. Pasien yang sedang menunggu hasil swab dijadikan satu
ruangan dengan pasien yang hasil swab negative. Selain itu penempatan pasien
juga diklasifikasikan berdasarkan tingkat kegawatan yaitu high care dan low care.
Pasien dengan kriteria high care ditempatkan di Ruang Bougenvil, sedangkan
pasien low care (termasuk bayi dan ibu hamil) ditempatkan di Ruang Dahlia.
Tetapi pada kenyataannya pasien high care dan low care dijadikan satu ruangan
karena pada saat ruangan yang sesuai kriteria penuh, pasien akhirnya
ditempatkan di ruangan yang tempat tidurnya masih tersedia.

e. Pendokumentasian proses keperawatan


Proses keperawatan mulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan,
implementasi dan evaluasi didokumentasikan setiap hari di status rekam medis
pasien.

65
.2.3 Fungsi Ketenagaan
a. Sistem perhitungan tenaga kerja
1) Rencana kebutuhan tenaga
Perencanaan kebutuhan tenaga dilakukan dengan perhitungan metode Gillies.
Menurut gillies kebutuhan tenaga di HCU incovid adalah 161 orang.
2) Sistem penghitungan tenaga
Penghitungan tenaga menggunakan metode gillies, akan tetapi pemenuhan
tenaga sesuai dengan kebijakan rumah sakit karena keterbatasan SDM.
b. Jadwal shift dinas
1) Penentuan jadwal shift dinas
Jadwal dinas perawat di ruang rawat inap HCU incovit ditentukan dan
dikoordinasikan oleh dua kepala ruangan dan dibuat dalam jangka waktu satu
bulan. Jadwal dinas sesuai siklus yang telah ditetapkan di ruang rawat inap
HCU incovit dan siklus ini tidak bisa berubah. Akan tetapi tukar shift dinas dapat
diatur secara fleksibel sesuai kebutuhan asalkan tetap sesuai dengan siklus
yang ditetapkan.
2) Distribusi tenaga setiap shift
Tenaga keperawatan pada Ruang rawat inap HCU Incovit terbagi menjadi 3
shift yaitu shift pagi, sore dan malam. Shift pagi terdiri dari 23 orang yang
terbagi menjadi 2 kepala ruang, 6 katim, 14 perawat pelaksana, dan 1 orang
yang ditunjuk sebagai penanggung jawab rekam medik. Shift sore terdiri dari 14
orang yang terbagi menjadi 1 kepala jaga dan 13 perawat pelaksana. Shift
malam terdiri dari 14 orang yang terbagi menjadi 1 kepala jaga dan 13 perawat
pelaksana.
3) Keterlibatan perawat pelaksana dalam membuat jadwal
Perawat pelaksana tidak dilibatkan dalam pembuatan jadwal dinas. Tetapi
dalam keadaan sangat terpaksa perawat pelaksana bisa tukar menukar dinas
sesuai kebutuhan.
c. Ketenagaan
1) Sistem seleksi dan penerimaan tenaga baru di Rumah Sakit
Sistem seleksi dan penerimaan tenaga baru di rumah sakit dilakukan oleh
bagian kepegawaian. Seleksi dilaksanakan secara tertulis maupun skill.
Penilaian secara tertulis dilakukan oleh tim manajenen, sedangkan penilaian
skill dilakukan oleh kepala ruangan.
2) Orientasi tenaga baru di ruang rawat inap

66
Orientasi tenaga baru dilakukan di ruang rawat inap HCU incovit berdasarkan
SPO. Orientasi meliputi orientasi ruangan, alur keluar masuk ruang perawatan,
dan tata cara pemakaian dan pelepasan APD.
3) Pengembangan staff (pendidikan dan pelatihan) diruang rawat inap
Pengembangan staff di Ruang Rawat Inap HCU Incovit dilakukan dengan
memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan baik yang diselenggarakan
oleh rumah sakit maupun luar rumah sakit. Kepala ruangan juga memberikan
kesempatan bagi perawat yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.

4) Jenjang karir tenaga perawat diruang perawat


Peningkatan jenjang karir berdasarkan pemetaan yang tergantung pada lama
kerja. Penentuan jenjang karir dilakukan oleh komite keperawatan. Jenjang
karir paling tinggi di ruang rawat inap HCU incovit adalah PK IV, sedangkan
tingkatan paling rendah adalah PK 1.

.2.4 Fungsi Pengarahan dan Pengawasan


a. Arah Komunikasi
1) Arah komunikasi yang digunakan di Ruang Rawat Inap HCU Incovit
Jenis komunikasi yang digunakan di Ruang Rawat Inap HCU Incovit RS ada
tiga jenis komunikasi yaitu komunikasi top down, bottom up, dan horizontal.
Arah komunikasi yang yang dipakai yaitu komunikasi 2 arah dengan cara
menyampaikan semua informasi kepada seluruh anggota ruangan. Komunikasi
top down dilakukan pada saat kepala ruangan memberikan penugasan maupun
informasi kepada ketua tim dan ketua tim kepada perawat pelaksana.
Komunikasi bottom up dilakukan pada saat penyampaian laporan dari perawat
pelaksana kepada ketua tim. Komunikasi horizontal dilakukan untuk koordinasi
antara perawat dengan farmasi, perawat dengan ahli gizi dan perawat dengan
dokter.
2) Komunikasi yang dilakukan antar perawat, perawat dengan dokter, perawat
dengan tenaga kesehatan lain, perawat dengan pasien.
 Komunikasi langsung antar tenaga kesehatan yang dilakukan di ruang
rawat inap incovit yaitu secara tatap muka pada saat operan dinas, pre
conference, dan visite dokter.
 Komunikasi tidak langsung tidak langsung dilakukan pada saat melaporkan
kondisi pasien kepada DPJP pada saat DPJP tidak berada di ruangan.

67
Komunikasi menggunakan telepon dengan metode SBAR yang kemudian di
dokumentasikan ke dalam status rekam medis pasien.

3) Jadwal Pertemuan/ Rapat Rutin


Belum pernah dilaksanakan rapat yang melibatkan seluruh anggota ruangan.
Rapat yang dilakukan hanya terbatas pada kepala ruangan, ketua tim, dan
KPP. Jika ada masalah ruangan dibahas pada saat preconference.

4) Faktor Penghambat Komunikasi


Kelelahan menjadi faktor penghambat komunikasi di Ruang Rawat Inap HCU
Incovit. Setelah dilakukan observasi selama 2 hari ditemukan kejadian
pengambilan sampel laborat tertunda sebanyak 13% karena informasi yang
tidak tersampaikan.

b. Motivasi
1) Cara Memotivasi Individu/ Kelompok
Kepala ruangan memberikan pujian kepada bawahan yang mempunyai prestasi
kerja baik.
2) Sistem Reward atau Punishment
Pemberian reward di ruang rawat inap HCU incovit berupa insentif tiap bulan,
tetapi belum pernah diterimakan sampai saat ini. Punishment yang diberikan
berupa teguran lewat WA tanpa ada panggilan langsung kepada yang
bersangkutan.
c. Supervisi
Supervise oleh kepala ruangan dilakukan dan didokumentasikan di buku, tetapi
tidak ada form baku untuk pendokumentasiannya.
d. Pendelegasian
Proses pendelegasian dilakukan dari atasan ke bawahan, yaitu dari kepala
ruangan kepada katim dan dari katim kepada perawat pelaksana. Pada saat
kepala ruangan berhalangan tugas-tugasnya didelegasikan kepada ketua tim.
e. Mekanisme Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah dilakukan secara intern. Pada saat terjadi masalah di ruang
rawat inap HCU incovit diselesaikan dengan musyawarah antara kepala ruangan
dengan anggota ruangan.

.2.5 Fungsi Pengendalian

68
1. Penampilan Kinerja
a Mekanisme penilaian
Penilain kinerja di ruang rawat inap HCU incovit dilakukan satu tahun sekali baik
tenaga PNS maupun tenaga BLUD. Penilaian kinerja PNS dilakukan dengan
pembuatan sasaran kinerja pegawai sebulan sekali dan diakumulasi pada akhir
tahun. Penilaian kinerja untuk tenaga BLUD dilakukan oleh kepala ruangan dan
disetujui oleh bidang keperawatan.

Tabel 3.26 instrument penilaian kinerja


N INDIKATOR /
DEFINISI PENILAIAN STANDAR REALISASI
O KRITERIA
1 KERAJINAN a. KESUNGGUHAN DALAM BEKERJA 3 3
  3 : BAIK c. KETEPATAN WAKTU DATANG DAN PULANG KERJA 3 2
  2 : CUKUP d. MELAKSANAKAN TUGAS DENGAN BAIK 3 3
e. MEMPUNYAI KETRAMPILAN DALAM MELAKSANAKAN
  1 : KURANG 3 3
TUGASNYA
f. MELAKSANAKAN TUGAS SECARA BERDAYAGUNA DAN
    3 3
BERHASILGUNA
    g. MENTAATI SEMUA PERATURAN KERJA SECARA KONSISTEN 3 3
h. MENYELESAIKAN TUGAS TEPAT WAKTU DENGAN WAKTU
    3 3
YANG DITENTUKAN
         
a. MEMPERHATIKAN PENAMPILAN DAN KERAPIAN DIRI SERTA
2 PENAMPILAN 3 3
PAKAIAN
  3 : BAIK b. BERPENAMPILAN SESUAI DENGAN KEPATUTAN 3 3
c. MENGENAKAN PAKAIAN DAN ATRIBUT KERJA SESUAI DENGAN
  2 : CUKUP 3 3
ATURAN YANG DITENTUKAN
  1 : KURANG d. BERPENAMPILAN SOPAN DAN RAPI 3 3
         
TANGGUNG
3 a. MENYELESAIKAN TUGAS TEPAT PADA WAKTUNYA 3 3
JAWAB
  3 : BAIK b. BERADA DALAM TEMPAT KERJA DALAM SEGALA HAL 3 2
  2 : CUKUP c. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN DINAS 3 2
  1 : KURANG d. TIDAK MELEMPAR KESALAHAN KEPADA ORANG LAIN 3 3
    e. BERANI MEMIKUL RESIKO 3 2
    f. MENYIMPAN DAN MEMELIHARA BARANG MILIK NEGARA 3 3
         
a. MENERAPKAN BUDAYA 5S (SENYUM SAPA SALAM SOPAN
4 SIKAP / ETIKA 3 3
SANTUN)
  3 : BAIK b. JUJUR DAN IKHLAS DALAM BEKERJA 3 3
  2 : CUKUP c. MEMATUHI DAN MENTAATI PERATURAN YANG BERLAKU 3 3
d. MENERAPKAN PERILAKU BAIK TERHADAP ATASAN DAN REKAN
  1 : KURANG 3 3
KERJA
    e. MAMPU BEKERJA SAMA DALAM TIM 3 2
    f. MENJAGA KERAPIAN DAN KEBERSIHAN TEMPAT KERJA 3 2
g. MENJAGA HUBUNGAN HARMONIS DENGAN ATASAN DAN
    3 3
REKAN KERJA
    h. TIDAK MENGGANGGU KINERJA REKAN KERJA LAIN 3 3
    i. BERSIKAP AKTIF 3 3
         
a. MEMBERIKAN DAN MENERAPKAN INOVASI PADA LINGKUNGAN
5 KREATIFITAS 3 2
KERJA
  3 : BAIK b. MENYELESAIKAN TUGAS DENGAN EFESIENSI WAKTU TERBAIK 3 3
  2 : CUKUP c. MEMECAHKAN MASALAH DENGAN JALAN KELUAR TERBAIK 3 3
  1 : KURANG d. MENYELESAIKAN TUGAS TANPA DIPERINTAH 3 2
    e. MENERAPKAN POLA KERJA YANG EFEKTIF 3 3

69
         
TOTAL 93 85

b Instrumen penilaian kinerja yang digunakan di ruang rawat


Bagi PNS dan tenaga BLUD menggunakan sistem penilaian SKP online yang
telah diatur oleh BKD Propinsi Jatim. Pembuatan SKP berdasar dengan
jabatan fungsional maupun RKK sesuai PK. Laporan SKP dikerjakan baik
oleh tenaga PNS maupun BLUD dan dilaporkan secara online melalui system
E-Master BKD Jatim.

2. Pengembangan standar
a. Standar asuhan keperawatan di ruang rawat
Asuhan keperawatan yang diberikan sudah mengacu pada Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) yang sudah ditetapkan.Langkah-langkah proses keperawatan
dilakukan secara berurutan meliputi
1) Pengkajian
2) Diagnosa
3) Perencanaan
4) Tindakan
5) Evaluasi
Format pengkajian menggunakan format dari bidang keperawatan.
b. Standar kinerja di ruang rawat.
Seluruh perawat harus melakukan tindakan sesuai SOP yang ada. Dalam
pengembangan standar kinerja sesuai dengan PPNI

70
.3 SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Tabel 3.27. sasaran keselamatan pasien

No Pernyataan Ya Tidak Keterangan


Sasaran 1
Ketepatan Identifikasi Pasien
1. Apakah rumah sakit memiliki kebijakan mengenai V Kebijakan berdasarkan keputusan Direktur nomor
identifikasi pasien 800/15911/302/2017 tentang panduan sasaran
keselamatan pasien (SKP)
2. Apakah rumah sakit membuat pedoman/panduan V Buku panduan Sasaran Keselamatan Pasien(SKP)
identifikasi pasien yang akan dijadikan acuan RSUD Dr.Saiful Anwar Malang ada di Ruang 7A.
seluruh ruangan  
3. Pemakaian gelang identitas V Sebutkan Jenis gelang
Biru : untuk laki-laki
Pink : untuk perempuan
4. Gelang pasien berisikan nama, nomer rekam Setiap pasien menggunakan gelang pasien sesuai jenis
V
medis, tanggal lahir kelamin
5. Identifikasi pasien sebelum pemberian obat, Terdapat checklist pemberian transfusi darah
V
darah/produk darah dan tindakan/prosedur
6. Rumah sakit merancang SPO tentang SPO Pemasangan gelang identitas pasien No.Dokumen
V
pemasangan dan pelepasan gelang identitas P.11/1/05
7 Kepatuhan perawat dalam melakukan tugas SPO Keperawatan
keperawatan V

No Pernyataan Ya Tidak Keterangan


Sasaran 2

71
Komunikasi yang Efektif
1 Kebijakan keakuratan dan penerapan komunikasi V Kebijakan berdasarkan keputusan Direktur nomor
(lisan, telepon) 800/15911/302/2017 tentang panduan sasaran
keselamatan pasien (SKP)
2 Rumah sakit membuat pedoman/panduan Buku panduan Sasaran Keselamatan Pasien(SKP)
komunikasi efektif yang akan dijadikan acuan V RSUD Dr.Saiful Anwar Malang ada di Ruang 7A.
seluruh ruangan
3 SPO tentang komunikasi efektif (lisan,telepon) Terdapat SPO Prosedur Penyampaian Informasi Nilai
V kritis pasien No.Dokumen P.11/1/08

4 Rumah sakit membuat daftar kode alfabet resmi V Daftar Phonetic Alfabet
yang digunakan oleh seluruh ruangan Huru Kode Alfabet Huru Kode Alfabet
f f
A ALFA N NOVEMBER
B BRAVO O OSCAR
C CHARLIE P PAPA
D DELTA Q QUEBEC
E ECHO R ROMES
F FOXTROT S SIERRA
G GOLF T TANGO
H HOTEL U UNIFORM
I INDIA V VICTOR
J JULIETE W WHISKEY
K KILO X X-RAY
L LIMA Y YANKEE

72
M MIKE Z ZULU

6 Komunikasi efektif antara perawat dengan perawat V Dengan dilaksanakannya timbang terima pkl 07.00 wib

7 Perawat menggunakan komunikasi yang jelas dan V Dengan pemahaman pasien dan keluarga yg dibuktikan
mudah dipahami oleh pasien di Form Edukasi (F9)
8 Pelaporan pasien dengan SBAR V Didokumentasikan di F6
9 Semua verifikasi sudah di TTD <24 jam V Didokumentasikan di F6

Sasaran 3
Keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai
1. Pengklasifikasian OWATI V - Obat resiko tinggi/ high risk seperti obat kemoterapi
- LASA/ NORUM. Obat yang nama, kemasan, label,
penggunaan klinis kelihatan sama ( look alike), bunyi
ucapan sama (sound alike)
- Elektrolit konsentrat
Seperti KCL, MgSO4 dengan konsentrasi 20%, 40%,
atau lebih
2. Pelabelan obat V - Stiker high risk berbentuk persegi panjang warna
merah dan tulisan high risk berwarna putih.
Dotempelkan pada setiap obat yang akan
didistribusikan pada pasien dan pada kotak
penyimpanan obat
- Obat kankeR
Stiker berbentuk persegi panjang berwarna ungu

73
dengan gambar pembelahan sel dalam lingkaran
putih dan tulisan OBAT KANKER TANGANI
DENGAN HATI-HATI berwarna putih
- LASA/NORUM
Stiker berbentuk persegi panjang warna hijau dan
tulisan LASA berwarna hitam
- Elektrolit konsentrat
Stiker berbentuk persegi warna kuning dan tulisan
Elektrolit Konsentrat berwarna hitam.
Sasaran 4
Tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien yang menjalani tindakan dan prosedur
1. Terlaksananya proses tepat lokasi, tepat prosedur, V - Tanda lokasi di beri tanda . dengan menggunakan
tepat pasien yang menjalani tindakan dan prosedur spidol permanen
- Pemberian tanda lokasi operasi oleh dokter operator
memastikan semua dokumen, foto, hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia di beri label, dan
di pampang dengan baik

Sasaran 5
Resiko infeksi
1. Dikuranginya resiko infeksi terkait pelayanan V - Tersedianya hand rub di setiap tempat tidur
kesehatan - Terdapat SPO Cuci tangan 6 langkah
- Terdapat SPO desinfeksi lingkungan
Sasaran 6
Resiko cedera
1. Sasaran 6 V - Pengkajian resiko jatuh menggunakan modifikasi Get

74
Mengurangi resiko cedera karena pasien jatuh up and go test, SAKTI-J, SKOP-DUL
- Pasien dengan resiko jatuh mendapatkan stiker
warna kuning

75
.4 INDIKATOR MUTU PELAYANAN

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 18 Agustuas 2020


dengan koordinator indikator mutu bahwa Instalasi Pelayanan Utama (IPU)
difungsikan menjadi Pelayanan Terpadu Incovit, pelayanannya meliputi IGD Incovid 24
jam, Klinik Incovid, Rawat Inap Incovid, Kamar Operasi Incovid, ICU Incovid dan HCU
Incovid mempunyai indikator mutu yang saat ini masih dalam pembahasan dengan
manajemen, dimana akan disesuaikan dengan kondisi saat ini.
Indikasi Mutu Rawat Inap Instalasi Pelayanan Utama sebelum menjadi
Pelayanan Terpadu Incovit , meliputi:
1. Kelengkapan pengakajian awal keperawatan pasien rawat inap
2. Kelengkapan assesmen medis pasien rawat inap
3. Kelengkapan rencaan awal medis pasien rawat inap
4. Kepatuhan identifikasi pasien
5. Kecepatan penyampaian nilai kritis lab ke DPJP
6. Kejadian reaksi tranfusi
7. Kepatuhan pemasangan tanda resiko jatuh/ stiker kuning
8. Kepatuhan upaya pencegahan resiko cedera akibat pasien jatuh pada pasien
rawat inap
9. Kepatuhan penandaan lokasi operasi/ site marking
10. Ketepatan melakukan TBAK saatmenerima / memberi instruksi verbal/ telepon
11. Kepatuhan jam visite DPJP
12. Kejadian pulang atas permintaan sendiri
13. Kejadian medication error
14. Kepatuhan pelaporan insiden pasien jatuh
15. Kepatuhan pendokumentasian assesmen nyeri distatus pasien
16. Kelengkapan informed consent
17. Kelengkapan pengisian dokumen RM 1x24 setelah pasien pulang rawat inap
18. Kepatuhan pengembalian dokumen RM < 2x24 jam setelah pasien pulang sari
rawat inap ke seksi RM

76
No Variabel Nama klien
.4.1
Tn.M Tn.K Ny.U Ny.F Ny. R Ny.W Tn.J Ny.C
1 Pasien nyeri yang
terdokumentasi        

Total pasien 8

HASIL PENGKAJIAN INDIKATOR MUTU RUANG HCU INCOVID


a) Kajian Awal Keperawatan

Tabel 3.28 Kajian Awal Keperawatan


NO VARIABEL Agustus TOTAL
1 Jumlah proses keperawatan yang telah 50 50
dilakukan kajian awal kerawatan secara
benar
2 Jumlah proses keperawatan pelayanan 50 50
yang di observasi
3 Prosentase 100% 100%

Kajian awal medis =


Jumlah pasien yang diberikan kajian awal x 100

Jumlah pasien 1 bulan

Hasil pengkajian didapatkan pencapaian sampai tanggal 18 Agustus 2020 adalah


50 : 50 x 100 % = 1 x 100 % = 100 %, dan hal ini telah mencapai standar kajian awal
keperawatan yang ditetapkan yaitu 100 %

b) Indikator Kenyamanan Pasien

Angka pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep =

jumlah pasien nyeri yg terdokumentasi askep


x 100%
total pasien
= 8 x 100 %
8
= 100 %

77
Tabel 3.28 indikator kenyamanan pasien

Persentase tatalaksana pasien nyeri:


Jumlah total tindakan perawat sbg respon nyeri x 100 %
Jumlah total pasien terdokumentasi nyeri dalam 3 hari
= 8 x 100%
8
= 100%

Tabel 3.29 angka pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep
No Variabel TANGGAL TOTAL
18 19
1. Jumlah total tindakan perawat sbg respon 8 10 18
nyeri
2. Jumlah Pasien yang terdokumentasi nyeri 8 10 18
% pasien dengan nyeri yang terdokumentasi 100 100 100
Nyeri

Tabel 3.30 Angka Kenyamanan Pasien yang terkontrol


No Variabel TANGGAL TOTAL
18 19
1. Jumlah pasien dengan nyeri terkontrol 8 10 18
2. Jumlah Pasien yang terdokumentasi nyeri 8 10 18
% pasien dengan nyeri yang terdokumentasi 100 100 100
Nyeri

Angka kenyamanan pasien : 18 x 100 %


18
= 100 %

.4.2 SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Berdasar panduan sasaran keselamatan pasien RSUD dr Saiful Anwar
Malang No 800/15911/302/2017 bahwa keselamatan pasien meliputi :
1. Ketepatan identifikasi pasien.

78
Pemakaian gelang identitas di ruang rawat inap HCU Incovit
menggunakan warna biru dan pink, gelang yang terdiri dari nama lengkap,
tanggal lahir serta nomor rekam medis.
 Gelang warna biru : pasien laki-laki
 Gelang warna pink : pasien perempuan
Selain menggunakan gelang identitas juga menggunakan gelang penanda
kondisi pasien seperti :
 Stiker warna kuning : penanda risiko jatuh
 Stiker warna ungu : penanda Do Not Resusitation (DNR)
 Stiker warna merah : penanda alergi
 Stiker warna putih : penanda pembatasan mobilitas pasien
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 2 hari (18-19
Agustus 2020) melalui pengamatan langsung, semua pasien yang dirawat di
ruang rawat inap HCU Incovit sudah memakai gelang sesuai dengan jenis
kelamin dan penanda kondisi pasien (100%). Berdasarkan wawancara kepada
tenaga perawat yang melakukan pelayanan secara langsung kepada pasien
tentang bagaimana dalam identifikasi pasien saat melakukan tindakan invasif/non
invasif perawatan yaitu melakukan identifikasi dengan menanyakan nama pasien
dan melihat gelang identitas untuk mengetahui kesesuaian dan ketepatan
identitas.

Tabel 3.31 : Sasaran Ketepatan Identifikasi Pasien


Sasaran 1:
Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
Persen
No Aspek yang Inisial perawat Keterangan
(%)
. dinilai
A L N R I B
1. Melakukan √ √ √ √ √ √ 100 % Semua pasien telah memakai
identifikasi nama, gelang yang sesuai:
nomor RM, tanggal  Gelang merah muda untuk
lahir sesuai yang pasien perempuan
tertera di dalam  Gelang biru untuk pasien
gelang identitas laki-laki
pasien (pemakaian  Gelang kuning untuk
gelang identitas) pasien resiko jatuh
 Gelang merah untuk
pasien alergi

79
Sasaran 1:
Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
Persen
No Aspek yang Inisial perawat Keterangan
(%)
. dinilai
A L N R I B
 Gelang ungu untuk pasien
DNR, namun pada hari
pengkajian tidak ada
pemasangan gelang ungu
 Pasien diberikan gelang
yang sesuai dengan
standar yang ditentukan
oleh RSUD dr. Saiful
Anwar Malang meliputi
nama, nomor rekam
medis, tanggal lahir
2. Identifikasi pasien √ √ √ √ √ √ 100 % Pasien dilakukan identifikasi
sebelum dilakukan sebelum dilakukan tindakan,
tindakan, prosedur prosedur diagnostik dan
diagnostik dan terapeutik serta
terapeutik penandatanganan surat
persetujuan tindakan ataupun
penolakan tindakan sesuai
dengan standart yang telah
ditetapkan oleh RSUD dr.
Saiful Anwar Malang
3. Melakukan √ √ √ √ √ √ 100 % Pasien dilakukan identifikasi
identifikasi sebelum pemberian obat,
sebelum darah dan produk darah,
pemberian obat, pengambilan spesimen dan
darah, dan produk pemberian diit sesuai dengan
darah, SPO RSUD dr. Saiful Anwar
pengambilan Malang
spesimen dan
pemberian diit
Rata-rata Total 100%

Dalam pelaksanaannya perawat di ruang rawat inap HCU Incovid telah


melaksanakan sesuai SPO (Standart Prosedur Operasional ) tentang identifikasi

80
pasien dan pemakaian gelang identitas yang ditetapkan oleh RSUD dr. Saiful
Anwar Malang.
Observasi pada 6 perawat pada tanggal 18-19 Agustus 2020 didapatkan
data bahwa 100% perawat di ruang rawat inap HCU Incovid melakukan
identifikasi pasien sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostik dan
terapeutik, pemberian obat, darah, dan produk darah, pengambilan specimen, dan
pemberian diit. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sasaran keselamatan
pasien, yaitu mengidentifikasi pasien dengan benar sudah dilakukan dengan
maksimal (100%).

2. Meningkatkan komunikasi efektif


Komunikasi dalam pelaporan klien yang diterapkan di rawat inap HCU
Incovid adalah komunikasi Situation, Background, Assessment, Recomendation
(SBAR). Terdapat SPO mengenai komunikasi SBAR di rawat inap HCU Incovid.
Program ini meliputi pemberian komunikasi efektif antar perawat dan tenaga
kesehatan lain. Prinsip yang digunakan untuk komunikasi secara lisan dan atau
melalui telepon adalah metode TBAK (Tulis-Baca-Konfirmasi). Kemudian pemberi
segera memberikan konfirmasi secara langsung dengan cara tanda tangan dalam
kurun waktu 24 jam sejak pemberian perintah.

Tabel 3.32 Daftar alfabeth


Huruf Kode Alfabet Huruf Kode Alfabet

A ALFA N NOVEMBER
B BRAVO O OSCAR
C CHARLIE P PAPA
D DELTA Q QUEBEC
E ECHO R ROMES
F FOXTROT S SIERRA
G GOLF T TANGO
H HOTEL U UNIFORM
I INDIA V VICTOR
J JULIETE W WHISKEY
K KILO X X-RAY
L LIMA Y YANKEE
M MIKE Z ZULU

81
Tabel 3.33 Sasaran Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Sasaran 2:
Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Inisial
No Persen
Aspek yang dinilai Perawat Keterangan
. A L (%)

1. Serah terima pasien √ √ 100% Pelaporan kondisi pasien


menggunakan teknik SBAR saat operan dilakukan
dengan sistem SBAR. Yang
melakukan serah terima
adalah katim
2. Pelaporan kondisi pasien - √ 50% Pelaporan kondisi pasien
pada DPJP menggunakan pada DPJP sudah
SBAR menggunakan teknik SBAR.
Pelaporan kondisi pasien
dilakukan oleh katim
3. Menerima instruksi lisan/ - √ 50% Perawat menerima instruksi
verbal/ pesan lisan/ pesan yang diberikan oleh profesi
verbal menggunakan teknik lain menggunakan TBAK.
TBAK Menulisnya terlebih dahulu
kemudian membaca kembali
instruksi yang telah diterima
dan kemudian dikonfirmasi
lagi.
Rata-rata Total 67 %

Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 18-19 Agustus 2020,


didapatkan bahwa pelaporan dilakukan menggunakan sistem SBAR dan
dilakukan oleh perawat dengan nilai 67 %. Berdasarkan hasil observasi yang
ditemukan di ruang rawat inap HCU Incovid, didapatkan hasil bahwa pelaporan
kondisi pasien saat operan diruangan telah dilakukan menggunakan sistem
SBAR dengan nilai 67 %, pelaporan serah terima dilakukan oleh 2 perawat
yaitu ketua tim masing-masing .
Pelaporan kondisi pasien ruang rawat inap HCU Incovid dari perawat
kepada DPJP sudah menggunakan teknik SBAR 67 %. Perawat menerima
instruksi yang diberikan oleh profesi lain menggunakan sistem komunikasi
TBAK dilakukan 67 %. Dimana perawat menulis instruksi tersebut terlebih
dahulu, lalu membaca kembali instruksi yang telah diterima kemudian

82
dikonfirmasi lagi. Dengan demikian, ruangan telah melakukan komunikasi
efektif untuk meningkatkan sasaran keselamatan pasien (100%).

3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai


Semua Obat-obatan yang diberikan kepada pasien selalu di lakukan double
check dengan prinsip 7B (benar obat, benar dosis, benar waktu, benar cara/rute,
benar pasien, benar informasi, benar dokumentasi). Obat-obatan langsung
diberikan kepada pasien dengan menjelaskan fungsi obat.
Penyimpanan obat Hight alert ditempat khusus dibawah kendali apoteker.
Obat high-alert adalah obat-obat yang secara khusus terdaftar dalam kategori
obat yang mempunyai risiko tinggi yang dapat mengakibatkan kerusakan apabila
terjadi kesalahan dalam penanganan dan penggunaannya. RSUD dr. Saiful
Anwar Malang menetapakan aturan obat high-alert diberikan label menggunakan
stiker warna mencolok dengan tulisan yang jelas “HIGH ALERT” warna merah,
“LASA” warna hijau, dan “ELEKTROLIT PEKAT” warna kuning. Penyimpanan
obat high alert seperti elektrolit pekat hanya disimpan di Instalasi Farmasi dan
diambil ketika dibutuhkan.
Berdasarkan hasil observasi Pada tanggal 18-19 Agustus 2020 dilakukan
pengkajian Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat. Dari
hasil observasi didapatkan 0 kejadian angka kesalahan pemberian obat (0%).
Target angka Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat adalah 0 kejadian.

Tabel 3.34 Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert)

Sasaran 3:
Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert)
Persen
Inisial Perawat Keterangan
No. Aspek yang dinilai (%)
A R Al L B Le
1. Perawat melakukan √ √ √ √ √ √ 100 % Dari hasil observasi
pengecekan 7B selama 2 hari, 7
dalam memberikan Benar sudah
obat-obatan pada dilakukan maksimal.
pasien baik oral
maupun injeksi

83
2. Perawat melakukan Perawat selalu
pendokumentasian mendokumentasikan
pada rekam medis √ √ √ √ √ √ 100% di rekam medis
saat pemberian obat- setelah pemberian
obatan high alert. obat-obatan.
No Pernyataan Ya Tidak Persen Keterangan
3. Dirumah sakit √ 100% Daftar semua obat
tersedia daftar semua yang perlu
obat yang perlu diwaspadai terdapat
diwaspadai. Yang di ruang obat ruang
disusun berdasarkan Dahlia 2
data spesifik sesuai
kebijakan dan
prosedur
4. Tempat penyimpanan √ 100% Semua obat yang
dan pelabelan obat perlu diwaspadai
yang perlu terdapat label LASA
diwaspadai termasuk dan hanya disimpan
obat look a like/ di Depo Farmasi dan
sound a like semua diambil oleh ruangan
diatur ditempat aman hanya jika akan
digunakan.
5. Elektrolit konsentrat √ 100% Elektrolit konsentrat
hanya tersedia di unit hanya teredia di Depo
kerja atau instalasi Farmasi dan hanya
farmasi/ depo diambil oleh ruangan
jika akan digunakan
atau diberikan kepada
pasien.
Rata-rata 83,3%

Berdasarkan hasil observasi Pada tanggal 18-19 Agustus 2020 dilakukan


pengkajian Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat. Dari
hasil observasi didapatkan 0 kejadian angka kesalahan pemberian obat (0%).
Target angka Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat adalah 0 kejadian.
Hasil obsevasi pada tanggal 18-19 Agustus 2020, didapatkan bahwa peningkatan
kewaspadaan terhadap obat yang perlu diwaspadai dilakukan 100 %.

84
4. Kepastian tepat lokasi, tepat rosedur, tepat pasien operasi
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 18-19 Agustus 2020 dilakukan yang
dilakukan pada 3 dokter dan 3 perawat saat akan melakukan tindakan
pembedahan. Kepastian tepat lokasi, tepat rosedur, tepat pasien operasi adalah
0 kejadian kesalahan (0%).

Tabel 3.35 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi

Sasaran 4:
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Inisial Inisial
Aspek yang Persen (%) Keterangan
No. Perawat Dokter
dinilai
A R B K H D
1. Operator √ √ √ √ √ √ 100 % Dokter operator
(dokter yang memberikan KIE
melakukan kepada pasien dan
tindakan keluarga tentang
pembedahan) prosedur tindakan
melaksanakan dan efek samping
penandaan tindakan
lokasi operasi pembedahan
atau tindakan
invasive (site
marking)
menggunakan
surgical check
list sesuai
prosedur di
RSUD dr.
Saiful Anwar
Malang
2. Perawat dan √ √ √ √ √ √ 100% Keluarga
operator menandatangani
memberikan surat persetujuan
informed (informed consent)
consent tindakan
kepada pembedahan
pasien dan

85
keluarga
Rata-rata 100%

5. Mengurangi Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan


Sesuai dengan pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi edisi 2 No
065/27426/302/2017 tentang kesiapsiagaan menghadapi Covid-19 pada
pencegahan dan pengendalian infeksi meliputi pengendalian adminitratif,
pengendalian dan rekayasa lingkungan serta pemakaian APD kewaspadaan
standar yang dilakukan adalah adalah dengan melakukan cuci tangan dan
penggunaan APD. APD yang digunakan harus sesuai dengan area pelayanan,
untuk area pelayanan zona hijau harus menggunakan APD level III (Masker
n95/ bedah , skoret/ gaun pelindung,penutup kepala, sarung tangan non steril
dan faceshield) sedangkan yang memberi layanan pada zona merah harus
memakai APD level IV (baju kerja, coverall gown, surgical cup, handscoon
pendek (lapisan pertama atau lapisan dalam) dan handscoon panjang (lapisan
kedua), masker N95, penutup kepala, kaca mata googles, face shield dan
sepatu boot tahan air, apron)
Berdasarkan hasil observasi selama 2 hari yaitu dari tanggal 18-19 Agustus
2020 pada 6 perawat yang diambil secara random diruang ganti APD sebelum
masuk ruangan pasien, semua perawat telah melakukan 6 langkah dan 5
momen cuci tangan dengan tepat sebelum memakai APD level IV. Berdasarkan
hasil observasi melalui monitor CCTV diruang dekontaminasi masih terdapat
petugas yang tidak memakai dan melepas APD sesuai dengan SPO (Standart
Prosedur Operasional) walaupun sudah tertempel check list tata cara
pemakaian dan pelepasan APD. Angka kejadian adalah 20%.

Tabel 3.36 Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan

Sasaran 5:
Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan
No Dilakuka Tidak
Aspek yang dinilai Keterangan
. n Dilakukan
1. Perawat memberikan √ Perawat ruangan selalu
KIE untuk mengurangi memberikan KIE mengenai cuci
resiko infeksi tangan kepada pasien dan
keluarga
2. Perawat menerapkan 6 √ Perawat belum menerapkan 6

86
langkah cuci tangan langkah cuci tangan
3. Perawat menerapkan 5 √ Dari hasil observasi selama 3
momen cuci tangan hari, hanya 71% yang
melakukan 5 momen cuci
tangan
4. Setiap melakukan √ Perawat selalu menggunakan
tindakan pada pasien APD saat melakukan tindakan
selalu menggunakan kepada pasien sesuai SPO.
APD
5 Perawat dalam √ Pemakaian handscone oleh
melakukan tindakan perawat dilakukan hanya pada
dari pasien satu ke saat tindakan tertentu yang
pasien lainnya selalu beresiko tinggi penularan infeksi
mengganti handscone seperti pengambilan darah,
memasang infuse, rawat luka,
dll.
Rata-rata Total 50%

Dalam upaya untuk mengurangi risiko infeksi di Ruang HCU incovid adalah
mempunyai pedoman hand hygiene, yaitu dengan adanya langkah-langkah cuci
tangan dengan air mengalir dan hand rub. Masing-masing ruangan pasien sudah
ada hand rub. Handrub berada di depan pintu masuk ruangan klien dan di tempat
tidur klien.
Hasil observasi selama 2 hari pada tanggal 18-19 Agustus 2020, pendidikan
kesehatan mengenai cara mengurangi risiko infeksi meliputi cara cuci tangan yang
baik dan benar (6 langkah) dengan hand rub dan hand wash sudah dilakukan 50%
oleh perawat kepada pasien.

6. Standart Prosedur Operasional Kebersihan Tangan dengan Hand Rub


Hasil observasi selama 2 hari pada tanggal 18-19 Agustus 2020, perawat
yang melakukan cuci tangan dengan menggunakan hand rub sesuai SPO adalah
96,87%. Artinya bahwa belum semua perawat melakukan cuci tangan dengan
menggunakan hand rub yang sesuai SPO.

Tabel 3.36 Standart Prosedur Operasional Kebersihan Tangan dengan Hand Rub

No Indikator Kode
.
1. Prosedur dilakukan 20-30 detik 1 2 3 4 5 6
2. Tuang Larutan Antiseptik berbasis Alkohol √ × √ √ × √

87
ke telapak tangan sebanyak 3-5 cc
3. Gosok kedua telapak tangan hingga √ √ √ √ √ √
merata
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan √ √ √ √ √ √
kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela √ √ √ √ √ √
jari-jari
6. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan √ √ √ √ √ √
saling mengunci
7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam √ √ √ √ √ √
genggaman tangan kanan dan sebaliknya
8. Gosok dengan memutar ujung jari- jari √ √ √ √ √ √
tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya
Total nilai 8 7 8 8 7 8
Presentase 100 87,5 100 100 87,5 100
Rata-rata 96,87%

7. Kepatuhan Pemakaian APD


Hasil observasi selama 2 hari pada tanggal 18-19 Agustus 2020, kepatuhan
perawat di HCU Incovit 100% patuh dalam pemakaian APD level IV.

Tabel 3.37 Kepatuhan Pemakaian APD

No. Indikator Penggunaan APD 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.


1 Baju kerja √ √ √ √ √ √ √ √
2 Memakai coverall √ √ √ √ √ √ √ √
3 Memakai masker bedah
4 Memakai Masker n95 √ √ √ √ √ √ √ √
5 Memakai Sarung Tangan Dalam √ √ √ √ √ √ √ √
(lapisan pertama)
6 Memakai Sarung Tangan Luar √ √ √ √ √ √ √ √
(lapisan kedua)
7 Memakai kacamata google
8 Memakai face shield √ √ √ √ √ √ √ √
9 Memakai surgical cup √ √ √ √ √ √ √ √
10 Memakai Sepatu Boot √ √ √ √ √ √ √ √
Total nilai 7 7 7 7 7 7 7 7
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
Rata-rata presentasi (%) 100%
.
8. Kepatuhan Pelepasan APD
Hasil observasi selama 2 hari pada tanggal 18-19 Agustus 2020, kepatuhan
perawat di HCU Incovit 100% patuh dalam pelepasan APD level IV.

88
Tabel 3.38 Kepatuhan Pelepasan APD

No. Indikator pelepasan APD 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Melepas apron plastik √ √ √ √ √ √ √ √


2 Melepas tutup sepatu √ √ √ √ √ √ √ √
3 Melepas hanscone luar √ √ √ √ √ √ √ √
4 Meepas kacamata Melepas google √ √ √ √ √ √ √ √
5 Melepas penurup kepala √ √ √ √ √ √ √ √
6 Melepas baju pelindung √ √ √ √ √ √ √ √
7 Melepas masker √ √ √ √ √ √ √ √
8 Melepas sepatu √ √ √ √ √ √ √ √
Total nilai 7 7 7 7 7 7 7 7
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
Rata-rata presentasi (%) 100%

9. Mengurangi Risiko cedera pasien akibat jatuh


Perawat di ruangan rawat inap HCU incovit melakukan asesmen
ulang resiko jatuh menggunakan format SAKTI- J yang dilakukan pada awal
menerima pasien baru dan bila ada perubahan kondisi baik secara langsung
maupun melalui pengkajian langsung dan melalui monitor CCTV.
Adapun pengelompokan sebagai berikut:
 Skor ≥ 45 : risiko tinggi
 Skor 25-44 : risiko jatuh rendah
 Skor 0-24 : tidak berisiko.

Jumlahpasienjatuh
x 100 %
Formula = Jumlahpasienyangberisikojatuh
= 0 x 100 %
102
=0%

Tabel 3.39 Angka kejadian pasien jatuh


TANGGAL TOTAL
No Variabel selama
17 18
2 hari
1. Jumlah Pasien Jatuh 0 0 0
2. Jumlah Pasien yang beresiko jatuh 35 37 72
% Angka kejadian jatuh 0 0 0

89
Pada observasi tanggal 18-19 Agustus 2020 didapatkan angka kejadian jatuh
sejumlah 0% dikarenakan tidak adanya pasien yang jatuh.

Tabel 3.40 Kejadian cidera akibat restrain


TANGGAL TOTAL
No Variabel selama
17 18
2 hari
1. Jumlah Pasien dengan cidera akibat 0 0 0
restrain
2. Jumlah Pasien yang terpasang restrain 0 0 0
% Angka kejadian jatuh 0 0 0

Pada observasi tanggal 17-19 Agustus 2020 didapatkan angka kejadian cidera
akibat restrain sejumlah 0% dikarenakan tidak adanya pasien yang di restrain.

90
Tabel 3.41. Risiko Pasien Jatuh
No Pernyataan Ya Tidak %
Keterangan
.
1. Ruangan menyediakan 40 0 100 % Handrail terdapat di kamar mandi pasien sebesar
hand rail untuk 100 %.
mengurangi resiko
pasien cidera karena
jatuh
2. Terdapat side rail 70 10 100 % Terdapat siderail di masing-masing tempat tidur
disetiap tempat tidur pasien sebesar 100%.
pasien
Inisial Perawat
No Aspek yang dinilai A (%) Keterangan
L
1. Perawat melakukan Pengkajian risiko jatuh selalu dilakukan oleh
assesment awal resiko √ √ 100% perawat ketika pasien baru masuk ruangan.
jatuh
2. Perawat melakukan Pengkajian ulang untuk pasien risiko jatuh belum
assesment ulang resiko dilakukan. Karena berdasarkan observasi dari
jatuh √ √ 100% data rekam medis pasien, hanya terdapat 1 form
pengkajian pasien risiko jatuh yang diisi ketika
pasien baru masuk ruangan.

91
Inisial pasien % Keterangan
No Tn. Ny.J Tn.H
Aspek yang dinilai Tn.T Tn. H Tn.K Ny.R Ny.W
. U

1. Pasien dengan resiko √ √ √ √ √ √ √ √ 100 % Pasien yag teridentifikasi resiko jatuh telah
jatuh dipasangkan dipasangkan gelang kuning untuk
gelang kuning dan meningkatkan kewaspadaan terhadap pasien
tanda resiko jatuh tersebut.
Rata-rata 100 %

92
Hasil pengkajian selama 2 hari (18-19 Agustus 2020) pada 24 pasien
di Ruang rawat inap HCU Incovid didapatkan rata-rata jumlah klien risiko
jatuh tinggi sebanyak 0 %. Pada 2 hari tersebut tidak didapatkan klien yang
mengalami kejadian jatuh selama mendapatkan perawatan. Untuk
mengurangi risiko jatuh, klien dipantai dengan CCTV 24 jam. Assesment
ulang pasien resiko jatuh dilakukan sesuai klasifikasi resiko jatuh, yaitu resiko
jatuh tinggi diassesment ulang setiap 2 jam sekali dan resiko ulang dikaji
ulang setiap shift. Pendokumentasian ulang yang dilakukan perawat
dilakukan sebesar 100%.
Pengkajian risiko jatuh pada klien-klien di Ruang HCU incovid
dilakukan menggunakan Morse Fall Scale untuk klien dewasa. Apabila score
menunjukkan hasil resiko tinggi maka klien diberikan gelang penanda resiko
jatuh berupa gelang warna kuning. Penggolongan risiko jatuh dibagi menjadi
3 yaitu risiko rendah, risiko sedang dan risiko tinggi.
 Risiko rendah: diobservasi dan dikaji ulang setiap 3 hari
 Risiko sedang: diobservasi dan dikaji ulang setiap hari
 Risiko tinggi: diobservasi dan dikaji ulang setiap shift
Berdasarkan hasil observasi terkait pengurangan risiko pasien jatuh
didapatkan pencapaian 100% meskipun perawat tidak melakukan assesment
ulang resiko jatuh. Pengkajian risiko jatuh hanya dilakukan oleh perawat
ketika pasien baru masuk ruangan, sedangkan pengkajian ulang untuk
pasien risiko jatuh belum dilakukan, karena berdasarkan observasi dari data
rekam medis pasien, hanya terdapat 1 form pengkajian pasien risiko jatuh
yang diisi ketika pasien baru masuk ruangan.

93
.5 ANALISIS SWOT
1. Fungsi Manajemen
No Ratin Bobot x
Analisa Faktor Internal Bobot
g Rating
STRENGTH
1 Ketua tim sudah melaksanakan tugas 0,15 4 0,6
sesuai SPO sebesar 84,6%
2 Perawat pelaksana sudah 0,17 4 0,68
melaksanakan tugasnya sesuai SPO
sebesar 100%.

3 Pendokumentasian asuhan 0,09 2 0,18


keperawatan sudah dilakukan setiap
shift di status rekam medik
4 Kesempatan pelatihan diberikan secara 0,08 2 0,16
merata pada staf
5 Perawat yang ingin melanjutkan 0,08 2 0,16
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
diberikan kemudahan
6 Orientasi tenaga baru di ruangan 0,13 3 0,39
dilakukan secara menyeluruh
7 SPO sudah tersedia dengan lengkap 0,18 3 0,54
8 Terdapat instrument penilaian kinerja 0,12 2 0,24
yang sudah jelas
Total 1 2,95
WEAKNESS
1 Tidak adanya kejelasan struktur 0,2 4 0,8
organisasi dalam MAKP
2 Jumlah tenaga tidak sesuai dengan 0,18 4 0.72
perhitungan kebutuhan gillies
3 Terdapat kejadian komunikasi yang 0,16 4 0,64
tidak efektif sebesar 13%

94
4 Penatalaksanaan penempatan pasien 0,08 2 0,16
tidak sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan
5 Kepala ruangan melaksanakan tugas 0,1 3 0,3
sebesar 69,2%
6 Tidak adanya form baku untuk 0,07 3 0,21
pelaksanaan supervisi
7 Tidak ada rapat rutin yang melibatkan 0,07 2 0,14
seluruh staf ruangan
8 Belum adanya kejelasan pemberian 0,08 2 0,16
insentif khusus ruang covid
9 Belum adanya punishment untuk 0,06 2 0,12
perawat di ruangan yang melakukan
kelalaian
Total 1 3,25
SUMBU X: TOTAL KEKUATAN-TOTAL KELEMAHAN=2,95-3,25 =
-0,3

No Bobot x
Analisa Faktor Eksternal Bobot Rating
Rating
OPPORTUNITY
1 RSUD dr.Saiful Anwar merupakan 0,35 4 1,4
rumah sakit rujukan dengan fasilitas dan
sarana kesehatan yang memadai
2 RSUD dr.Saiful Anwar Malang sudah 0,28 2 0,56
terakreditasi A
3 Visi dan misi RSUD dr.Saiful Anwar 0,37 3 1.11
mampu meningkatkan kepuasan dan
keselamatan pasien
Total 1 3,06
THREAT
1 Sebagai rumah sakit pusat rujukan 1 3 3
covid, RSUD dr.Saiful Anwar dituntut
untuk memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat sesuai prosedur
yang berlaku
Total 1 3

95
SUMBU Y: KESEMPATAN-KEKURANGAN: 4-3 = 1

96
2. 5M
No Bobot
Analisa Faktor Internal Bobot Rating x
Rating
STRENGTH
M1 (Man)
1. Tingkat pendidikan tenaga keperawatan di ruang 0,07 3 0,21
rawat inap HCU incovid D3 keperawatan
sebanyak 86,9% dan S1 keperawatan sebanyak
13,1%
2. Sebagian besar tenaga perawat di ruang rawat 0,08 4 0,32
inap HCU incovid sudah mendapatkan pelatihan
BLS, manajemen bangsal, PPI, dan pelatihan
pemakaian APD
3. Sebagian besar tenaga perawat di ruang HCU 0,07 4 0,21
incovit memiliki masa kerja di atas 5 tahun
M2 (Materials and Mechine)
4. Ruang rawat inap HCU incovit mempunya 0,04 3 0,12
kapasitas 73 tempat tidur dengan fasilitas yang
memadai
5. Petugas mendapatkan fasiltas 15 kamar jaga 0,04 2 0,08
dan makan 3 kali sehari
M3 (Method)
6. Operan langsung dilakukan setiap pergantian 0,06 4 0,24
shift dan juga antara anggota kelompok kerja/
sesi dalam satu shift
7. Terdapat 6 ketua tim yang masing-masing 0,07 3 0,21
memimpin tiap sesi saat masuk ke zona merah
8. Ketua tim memberikan pengarahan kepada 0,07 3 0,21
perawat pelaksana tetntang rencana asuhan
keperawatan
9. Preconference dilakukan setiap hari dan dipimpin 0,06 3 0,18
oleh kepala ruangan
10. Preconference dilaksanakan sesuai SPO 0,05 3 0,15
sebesar 100%
11. Depo farmasi tersentral di lantai 1, tetapi juga 0,06 3 0,18
terdapat persediaan di lantai 4 sebagai lokasi

97
pusat pelayanan
12. Petugas farmasi standby selama 24 jam, shift 0,06 2 0,12
pagi standby di tiap ruangan dan sore malam
standby di depo farmasi lantai 1
13. Pendidikan kesehatan dilakukan baik kepada 0,07 3 0,21
pasien maupun keluarga pasien
M4 (MONEY)
14. Pembiayaan pasien di ruang rawat inap incovit
diklaim ke kemnkes sehingga pasien tidak 0,05 3 0,15
dikenakan biaya apapun
M5 (MARKET
15. Rata-rata BOR ruang HCU incovit pada 17 Juli
0,08 3 0,24
sampai dengan 18 Agustus 2020 yaitu 97,9%.
16. Rata-rata TOI ruang HCU incovit pada bulan Juli
0,07 3 0,21
2020 adalah 0,41%
TOTAL 1 3,04
Weakneses (W)
M1 (Man)
1. Semua pasien di ruang HCU incovit mempunyai 0,08 3 0,24
tingkat ketergantungan total karena semua
kebutuhan pasien dilakukan oleh perawat.
2. Berdasarkan perhitungan metode Gillies 0,12 4 0,48
diperoleh kebutuhan tenaga perawat sejumlah
161 orang, sementara tenaga yang tersedia saat
ini hanya 92 orang. Sehingga terdapat
kekurangan tenaga sebanyak 69 orang
M2 (Materials and Mechine)
M3 (Method)
3. Pelaksanaan MAKP belum optimal dimana 0,12 4 0,48
terdapat 2 kepala ruangan tetapi perawat
pelaksana tidak dapat terpisah menjadi 2 ruangan
4. Preconference tidak dilakukan secara terpisah 0,07 2 0,14
oleh masing-masing tim
5. Selama pengkajian 2 hari, ronde keperawatan 0,06 3 0,18
tidak dilakukan sebanyak 0%
6. Orientasi pasien baru belum dilaksanakan sesuai 0,08 3 0,24
SPO
7. Pada saat penerimaan pasien baru, perawat tidak 0,09 4 0,36

98
mengetahui kondisi pasien secara langsung
karena perawat yang menerima pasien dan
menerima rekam medik adalah orang yang
berbeda
8. Discharge planning belum dilakukan secara 0,09 4 0,36
maksimal, hanya dilakukan sebesar 20%
9. Selama pengkajian 2 hari, supervise belum 0,07 3 0,21
dilaksanakan 0%
M4 (MONEY)
10. Apabila klaim biaya pasien tidak turun akan 0,07 3 0,21
menggunakan sumber dana dari rumah sakit
M5 (MARKET)
11. Rata-rata ALOS di ruang HCU incovit pada bulan 0,08 2 0,16
Juli 2020 sebesar 19,6%. Nilai ALOS ideal
menurut Sudra,2010 yaitu antara 6-9 hari.
12. Rata-rata BTO di ruang HCU incovit selama 1 0,07 2 0,14
bulan adalah 1,67%
Total 1 3,2

SUMBU X : KEKUATAN – KEKURANGAN = 3,04 – 3,2 = -0,16

No Bobot x
Analisa Faktor Eksternal Bobot Rating
Rating
OPORTUNITIES
M1 (Man)
-

M2 (Materials and Mechine)


1. RSUD dr.Saiful Anwar Malang 0,36 4 1,44
memeberikan fasilitas dan sarana
prasarana yang lengkap untuk
perawatan pasien covid
M3 (Method)
-
M4 (MONEY)

99
M5 (MARKET)
2. Psien ditinjau dari system pembiayaan
menggunakan system pembayaran 0,33 3 0,99
yang ditanggung 100% oleh pemerintah
3. Rata-rata pasien berasal dari wilayah
0,31 3 0,93
malang raya sebanyak 72,37%
TOTAL 1 3,36
Treath
M1 (Man)
4. Pemenuhan tenaga perawat oleh 1 2 2
bagian kepegawaian masih kurang dari
kebutuhan.
M2 (Materials and Mechine)
-

M3 (Method)
-
M4 (Money)
-
M5 (Market)
-
a. TOTAL 2

SUMBU Y: KESEMPATAN – ANCAMAN = 3,36 – 2 = 2,36

3. Indikator Mutu Pelayanan


No Ratin Bobot x
Analisa Internal Bobot
g Rating
STRENGTH
1 Kajian awal keperawatan di ruang HCU 0,12 4 0,48
incovid dilakukan sebesar 100%
2 Angka kenyamanan pasien sebesar 0,1 4 0,4
100%
3 Perawat sudah mengidentifikasi pasien 0,11 4 0,44
dengan benar sebesar 100%
4 Berdasarkan pengkajian selama 2 hari di 0,09 4 0,36
ruang HCU incovit, tidak terdapat angka
kejadian kesalahan dalam pemberian
obat (0%)

100
5 Peningkatan kewaspadaan obat pada 0,1 4 0,4
tanggal 18-19 Agustus 2020 dilakukan
sebesar 100%
6 Kepastian tepat lokasi, prosedur dan 0,08 4 0,32
tepat pasien operasi pada tanggal 18-19
Agustus 2020 dilaksanakan 100%
7 Cuci tangan sebelum dan sesudah 0,12 3 0,36
pemakaian APD dilaksanakan 100%
8 Selama pengkajian tanggal 18-19 0,13 3 0,39
Agustus 2020 kepatuhan pemakaian
APD dilakukan 100%
9 Tidak ada kejadian pasien jatuh selama 0,15 3 0,45
2 hari pada tanggal 18-19 Agustus 2020

Total 1 3,6
WEAKNESS
1 Komunikasi efektif yang dilakukan di
0,38 3 1,14
ruang HCU incovit sebesar 67%
2 Berdasarkan observasi pada tanggal 18-
19 Agustus 2020 didapatkan masih ada
0,37 4 1,48
petugas yang tidak sesuai SPO dalam
pelepasan APD sebesar 20%
3 Jumlah pasien resiko jatuh di ruang
HCU incovit pada tanggal 18-19 Agustus 0,25 3 0,75
2020 sebesar 65%
Total 1 3,37

SUMBU X= SKOR KEKUATAN – SKOR KELEMAHAN = 3,6 – 3,37


= 0,23

101
No Bobot x
Analisa Bobot Rating
Rating
OPPORTUNITY
1 Rumah sakit menetapkan gelang 1 4 4
penanda untuk resiko jatuh yaitu warna
kuning, dan tersedia form pengkajian
resiko jatuh
TOTAL 1 4
THREAT
2 Tuntutan masyarakat untuk
1 2 2
meningkatkan standar pelayanan
TOTAL 1 2

SUMBU Y = SKOR KESEMPATAN– SKOR ANCAMAN = 4 – 2= 2

KURVA SWOT

Opportunity (0)

102
5M MUTU
FUNGSI MANAJEMEN

Weakness (W) Stength (S)

-3 -2 -1 0 1 2 3

THREAT (T)

Keterangan:
1. 5M berada di kuadran OW , hal ini berarti kekuatan dan peluang pada 5M lebih
dominan dari pada kelemahan dan ancaman. Ini dapat bermakna bahwa
komponen 5M di Ruang Dahlia 2 dalam kondisi progresif dimana ruang dapat
dimungkinkan untuk melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan dalam setiap program baru yang di buat oleh ruangan.
2. Fungsi Manajemen berada pada kuadran WT, hal ini berarti bahwa ancaman
dan kelemahan pada Ruang Dahlia 2 lebih dominan daripada peluang dan
kekuatan yang ada. Ini bermakna bahwa di Ruang HCU incovid ditemukan
masalah yang berarti. Hal yang perlu dilakukan adalah strategi diverivikasi untuk
menghadapi ancaman dengan kekuatan yang ada.
3. Mutu berada di kuadran WT, hal ini berarti bahwa ancaman dan kelemahan
pada Ruang HCU incovid lebih dominan daripada peluang dan kekuatan yang
ada. Ini bermakna bahwa di Ruang HCU incovid ditemukan masalah yang
berarti. Hal yang perlu dilakukan adalah strategi diverivikasi untuk menghadapi
ancaman dengan kekuatan yang ada.
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN PLAN
OF ACTION PENYELESAIAN MASALAH

103
4.1. Penentuan Prioritas Masalah
Teknik prioritas masalah yang digunakan disini adalah “teknik kriteria matrik
(criteria matrix technique)” yaitu teknik pemungutan suara dengan
menggunakan kriteria tertentu. Adaaun kriteria yang dapat digunakan banyak
macamnya secara sederhana dapat dibedakan atas lima yaitu:
1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (Magnitude = Mg)
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity = Sv)
3. Bisa dipecahkan (Manageability = Mn)
4. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing Consent = Nc)
5. Ketersediaan sumber daya (Affordability = Af)

Tabel 4.1 Daftar Prioritas Masalah


No Daftar Masalah M Sv Mn Nc Af Total Prioritas
g
1. Tidak adanya kejelasan struktur 4 4 5 5 2000
organisasi dalam MAKP
2. Jumlah tenaga tidak sesuai 4 4 5 4 1280
dengan perhitungan kebutuhan
gillies
3. Terdapat kejadian komunikasi 3 2 5 5 450
yang tidak antar PPA efektif
sebesar 13%
4. Penatalaksanaan penempatan 3 3 5 4 450
pasien tidak sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan
5. Kepala ruangan melaksanakan 3 2 4 4
tugas sebesar 69,2%
6. Tidak adanya form baku untuk 5 4 4 5
pelaksanaan supervisi kasus
pasien
7. Tidak ada rapat rutin yang 3 2 3 3
melibatkan seluruh staf ruangan
8. Belum adanya kejelasan 4 3 2 3

104
No Daftar Masalah M Sv Mn Nc Af Total Prioritas
g
pemberian insentif khusus ruang
covid
9. Belum adanya punishment 2 3 3 3
untuk perawat di ruangan yang
melakukan kelalaian
10. Selama pengkajian 2 hari, ronde 2 1 4 4
keperawatan tidak dilakukan
sebanyak 0%
11. Orientasi pasien baru belum 4 5 4 4 1
dilaksanakan sesuai SPO
12. Pada saat penerimaan pasien 2 2 4 2
baru, perawat tidak mengetahui
kondisi pasien secara langsung
karena perawat yang menerima
pasien dan menerima rekam
medik adalah orang yang
berbeda
13. Discharge planning belum 5 4 5 5 5 500 2
dilakukan secara maksimal,
hanya dilakukan sebesar 20%
14. Selama pengkajian 2 hari, 3 5 4 1 3
supervise olek KAUR belum
dilaksanakan 0%
15. Berdasarkan observasi pada 1 1 2 4
tanggal 18-19 Agustus 2020
didapatkan masih ada petugas
yang tidak sesuai SPO dalam
pelepasan APD sebesar 20%
16. Pendidikan kesehatan

Keterangan:
5 : Sangat sering/sangat besar kerugian/sangat mudah dipecahkan/sangat
diperhatikan
4 : sering/besar kerugian/mudah dipecahkan/diperhatikan

105
3 : kadang-kadang/ kerugian sedang/agak mudah dipecahkan/jarang diperhatikan
2 : jarang/sedikit kerugian/agak sulit dipecahkan/kurang diperhatikan
1 : tidak terjadi/tidak ada kerugian/sulit dipecahkan/tidak diperhatikan

4.2. Alternatif Penyelesaian Masalah

Tabel 4.2 Alternatif Penyelesaian Masalah


No Masalah Penyebab Alternative Pemecahan
1. Orientasi pasien Poin-poin yang harus Membuat booklet
baru belum disampaikan pada pasien orientasi pasien baru
dilakukan secara tidak dilakukan oleh yang berisi hal-hal yang
optimal beberapa perawat, seperti perlu disampaikan saat
cuci tangan, pemilahan orientasi sesuai SPO
tempat sampah, dan orientasi di ruangan
pengenalan staf yang ada di
ruangan
2 DISCHARGE Perubahan yang cepat dari Membuat booklet
PLANNING IPU ke IPC discharge planning
KURANG yang berisi hal-hal
OPTIMAL yang perlu
disampaikan saat
pasien pulang
3 Tidak adanya 1. Perubahan regulasi yang 1. Membuat SPO pre-
kejelasan berlangsung secara tidak conference, post-
struktur terduga conference, dan
organisasi dalam 2. Post-conference kurang supervise
MAKP optimal 2. Melakukan operan,
3. Supervisi tidak pernah pre dan post
dilakukan oleh kepala conference bersama-
ruangan sama dengan
praktikan sesuai SPO
3. Membuat jadwal dan
lembar supervisi untuk

106
No Masalah Penyebab Alternative Pemecahan
kepala ruangan dan
ketua tim
4. Supervisi kasus Karu fokus pada pelayanan 1. Membuat SPO
belum berjalan ketersediaan APD dan supervise
optimal perubahan regulasi 2. Membuat form
supervisi
3. Membuat evaluasi
5. Perbaikan Beban kerja yang tinggi Pengusulan penambahan
komunikasi tenaga, menambah
efektif sarana komunikasi

4.3. Penentuan Prioritas Penyelesaian Masalah


Prioritas pemecahan masalah dilakukan dengan memperhatikan aspek :
1. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude = Mg)
2. Pentingnya cara penyelesaian masalah (Importancy = I)
3. Sensitivitas penyelesaian masalah (Vulnerability = V)
4. Efisiensi biaya (Cost = C)

Efektifita Efisiens
Alternatif Penyelesaian Total
No s i Prioritas
Masalah
M I V C MxIxV/C
1 Penyusunan media orientasi 5 5 5 2 41 1
pasien baru
2 Booklet discharge planning 4 5 4 3 26 2
3 Membuat SOP,Form dan 4 4 4 4 16 3
media evaluasi supervisi
Keterangan :
5=Sangat bisa/Sangat bersedia
4=Bisa/Tersedia
3=Cukup
2=Sangat Kurang
1=Sangat Kurang

107
4.4. POA

Tabel 4.1 Rencana Kegiatan Manajemen di Ruang HCU incovid

No Prioritas Masalah Why What Where Who When How POA How
Much
1. Orientasi pasien  Kategori pasien Pembuatan kisi- HCU Pj 26/08/20 1. Study literatur Rp. 200.000

baru belum yang total care kisi media orientasi incovid (imam) orientasi pasien baru
dilakukan secara  Keterbatasan waktu pasien baru 2. Konsultasi dengan
optimal dan media saat Si (ORBA) pembimbing
penggunaan APD akademik
level 4 sehingga 3. Membuat kisi-kisi
perawat lebih video penerimaan
berfokus pada pasien baru
pelayanan 4. Implementasi
keperawatan 5. evaluasi
 Beban kerja
perawat yang tinggi
 Jumlah pasien
semakin banyak

2. Pelaksanaan Keterbatasan Penyusunan form HCU PJ 26/08/20 1. Study Rp. 100.000

discharge planning kemampuan dan discharge planning incovid (gatot) literatur

108
No Prioritas Masalah Why What Where Who When How POA How
Much
kurang maksimal waktu saat Si IDEAL dan 2. Membuat
penggunaan APD pembuatan kisi-kisi form
level 4 sehingga aplikasi video 3. Membuat
perawat lebih discharge planning media edukasi
berfokus pada booklet
pelayanan 4. Edukasi
keperawatan, video
discharge planning 5. implementas
sebagian i
disampaikan di saat 6. evaluasi
KRS
3. Pelaksaaan Perubahan Penyusunan HCU PJ 26/08/20
supervisi kurang organisasi yang SOP supervisi incovid (dos)
optimal cepat dari IPU ke kasus
IPC “Si SUKA”
(supervisi
kasus)

4. Jumlah perawat  Kategori pasien Burbout syndroma HCU Pj 6. Study literatur


yang kurang yang total care incovid (lusi) bunrout syndrom
 Keluarga tidak 7. Sharring instrument
diperbolehkan MBI

109
No Prioritas Masalah Why What Where Who When How POA How
Much
menunggu 8. Edukasi penggunaan
 Perubahan instrument
organisasi yang
cepat dari IPU ke
IPC
7.

110
4.5. Rencana Kegiatan Manajemen

Tabel 4.2 Rencana Kegiatan Manajemen


Minggu Tanggal Kegiatan
ke-
Minggu I 1. Pengkajian
2. Penyusunan makalah diseminasi awal
3. Seminar diseminasi awal
4. Perumusan priorotas masalag dan akternatif pemecahan
masalah
Minggu II- 1. Persiapan program
V 2. Implementasi program
Minggu VI 1. Evaluasi pelaksanaan program
2. Penyusunan makalah diseminasi
3. Seminar diseminasi akhir

111

Anda mungkin juga menyukai