Oleh:
Kelompok 3 B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alla SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyusun laporan praktik manajemen keperawatan di
ruang rawat inap Dahlia Incovit RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Kami sangat berharap laporan
ini dapat berguna dalam praktik Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional. Semoga laporan
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Dengan selesainya tugas ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang memberikan bantuan dan dorongan atas terselesaikannya laporan desiminasi awal
manajemen keperawatan ini:
1. Bu Nurul Laili, S. Kep. Ners, selaku Koordinator Pelayanan Perawatan di ruang rawat inap
Incovid RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang telah memperkenankan pengambilan data
manajemen di ruang incovit.
2. Ns. Evi Harwiati Ningrum, S.Kep, MHSM ., selaku Dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing praktek manajemen profesi keperawatan.
3. Bu Ria Sanayah, S.Kep. Ns., selaku Kepala ruang Dahlia Incovit
4. Bu Anis Ekowati, S. Kep. Ns, selaku Kepala ruang Bougenvil Incovit
5. Semua tim Perawat Dahlia - Bougenvil Incovit yang telah membantu dalam proses
penggalian data manajemen keperawatan.
Kami menyadari bahwa laporan desiminasi akhir praktek manajemen keperawatan ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan desiminasi awal praktek manajemen ini nantinya dapat
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan penyusun pada khususnya sebagaimana
yang diharapkan. Aamiin.
Kelompok 3B
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 2
1.3 Manfaat ...................................................................................................................... 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang merupakan rumah sakit tipe A di Kota Malang yang
telah terakreditasi paripurna. Ruang Rawat Inap Bougenvil Incovit merupakan salah satu ruang
perawatan yang terdapat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang berfokus pada pelayanan
perawatan pasien covid-19. Dalam melaksanakan praktek profesi departemen manajemen ini
kami mencoba mengidentifikasi dan menganalisis 5M serta fungsi manajemen di Ruang Rawat
Inap Incovit Bougenvil RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dan menggali permasalahan yang
muncul untuk selanjutnya ditetapkan rencana pemecahan pada permasalahan yang ditemukan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran dari seluruh praktik manajemen
keperawatan yang dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Dahlia Incovit RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.
2
10. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang bersifat
teknik
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Ruangan Atau Institusi Rumah Sakit
Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan, atau pengembangan fungsi
manajemen ruangan guna mempertahankan dan peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan di ruangan pada khususnya dan kualitas pelayanan rumah sakit pada
umumnya dalam mencapai pelayanan yang prima.
1.3.2 Bagi Intitusi Pendidikan
Memberikan ilmu yang baru yang nantinya dapat dikembangkan sebagai pedoman
pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya departemen
manajemen.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
4
diberikan oleh KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT (KARS) dengan NOMOR : KARS-
SERT/95/III/2015 dengan masa berlaku mulai tanggal 23 Maret 2015 s/d 23 Februari 2018.
5
Pelayanan Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu
Pelayanan Informasi Obat
Unit Transfusi Darah
Klinik Estetika
Instalasi Pelayanan Incovid
2.2 Profil Ruang Rawat Inap Incovit RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
2.2.1 Sejarah Singkat
Instalasi Pelayanan inCovid RSUD Dr. Saiful Anwar Malang sebelumnya merupakan
Instalasi Perawatan Utama yang melayani pasien VIP dan VVIP. Terdiri dari 4 lantai yang
memiliki pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan kamar terima. Sebagai upaya pelayanan
kepada masyarakat di masa pandemi terhadap keluarga pasien, dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang maka Instalasi Pelayanan Utama
difungsikan sebagai Pelayanan Terpadu Covid-19 yang terdiri dari IGD Covid, Klinik Covid,
Rawat Inap Covid, Kamar Operasi Covid, dan ICU Covid sejak 4 Juli 2020 sesuai dengan SK
Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Nomor: 065/17649/302/2020.
2.2.2 Denah Ruang Rawat Inap Incovit RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Ruang Rawat Inap Incovit RSUD Dr. Saiful Anwar menempati lantai 2 dan lantai
3.Graha Incovit. Lantai 2 (HCU Incovid ) terdiri atas Ruang Bougenvile Incovit dan Ruang
Dahlia Incovit yang merupakan ruang perawatan bagi pasien, lantai 3 di ruang melati sebagai
ICU incovid dan kamaroperasi covid, sedangkan lantai 4 digunakan sebagai Nurse Station
Center, ruang monitoring, ruang dekontaminasi dan ruang istirahat bagi petugas jaga.
6
BAB III
HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP HCU INCOVIT RSUD dr SAIFUL ANWAR MALANG
.1 Pengkajian 5 M
.1.1 MAN (M1)
Man adalah unsur pertama dari managemen yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Saat ini ruang rawat inap HCU Incovit berada di lantai 2 dipimpin oleh 2
kepala ruangan dan 92 orang yang terdiri dari tenaga perawat bidan dan relawan.
Berikut ini merupakan hasil pengkajian yang dilakukan di ruangan rawat inap HCU
Incovit RSUD dr Saiful Anwar Malang.
No Jumlah
Kualifikasi Jenis Jumlah Prosentase
. Total
PNS 4
1. Ners Kontrak 8 8,7 %
4
BLUD
PNS 21
2. DIII Keperawatan Kontrak 72 78,2%
51
BLUD
4 Ners Relawan 4 4 4,4 %
DIII keperawatan 8 8 8,7 %
Jumlah 92 92 100%
7
tenaga RSUD dr Saiful Anwar Malang 8,7% berpendidikan Ners 78,2 % berpendidikan
DIII Keperawatan sedangkan untuk tenaga relawan 8,7 % berpendidikan DIII
Keperawatan. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa komposisi
perawat di ruang rawat inap Bougenvil Incovit belum ideal dimana antara perawat Ners
dan DIII Keperawatan lebih banyak perawat DIII yaitu sebanyak 78,2 %.
No Kualifikasi Jumlah
.
1. Tenaga Farmasi 5
(3 apoteker dan 2 juru resep)
2. Tenaga Gizi 4
3. Pekarya 15
4. Cleaning servise 8
Jumlah 32
Berdasarkan tabel data tersebut didapatkan bawah di ruang rawat inap Incovit
sebanyak 32 orang tenaga non keperawatan.
8
Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Rawat HCU Inap Incovit RSUD dr Saiful Anwar Malang
A. RUANG BOUGENVIL
Status Masa Jenjang
No. Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
1. Anis Ekowati, S.Kep.Ns Kaur S1 PNS 23 th PK IV 1. BLS (Basic Life Support)
Rawat Inap Keperawatan (1997) 2. Case manajer
Bougenvil 3. Pelatihan Pembimbing Klinik/CI
Incovit 4. Patient safety
5. SP2KP
6. Code blue, K3
7. Pelatihan pemakaian APD
8. PPI
2. Dwi Nurhayati, Katim DIII PNS 13 th PK III 1. case manager
Amd.Kep Rawat Inap keperawatan (2007) 2. SP2KP
Bougenvil 3. Code blue, K3
Incovit 4. Pelatihan pemakaian APD
3. Arif Jati P. , Amd.Kep Katim DIII PNS 12 th PK III 1. Kegawatdaruratan CVA
Rawat Keperawatan (2006) 2. BLS
Bougenvil 3.SP2KP
Incovit 4.Code blue, K3
5.Pelatihan pemakaian APD
4 Lusia Titik A., Amd. Kep Katim DIII PNS 16 th PK III 1.BLS (Basic Life Support)
9
Rawat Keperawatan (2004) 2.SP2KP
Bougenvil 3.Code blue , K3
Incovit 4.Pelatihan pemakaian APD
5. PPI
5 Bety Kusumawati, AMK Katim DIII PNS 18 th PK III 1.BLS (Basic Life Support)
Rawat Keperawatan (2002) 2.Tata laksana pasien Intensive care
Bougenvil 3.SP2KP
Incovit 4.Code blue, K3
5.Pelatihan pemakaian APD
6.PPI
6. Shinta Indriyani, Perawat DIII Kontrak BLUD 11 th PK II 1.BLS .
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2009) 2.Pelatihan pemakaian APD
8. Dwi Rahmawati, Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support) .
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2014) 2.Pelatihan pemakaian APD
9. Aisa Dita Fadilah, A.Md. Perawat DIII Relawan - - 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
10
10 Uyun Maulidiyah, A.Md. Perawat DIII Relawan - - 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan
2.Pelatihan pemakaian APD
11. M.Risqi Saputra, A.Md. Perawat DIII Relawan - - 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
12. Stevani, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD
13 Indrawati, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
3.pelatihan perinatologi
15. Ristiana, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
3.Pelatihan Perinatologi
16. Ninik Nailun, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD
11
17. Gadis Retno, S.Kep. Ns Perawat S1 Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
18. Adhiar Bagus, S.Kep. Perawat S1 Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Ns Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD
(pengalam
an di IKA)
19. Likhna, S.Kep Ners Perawat S1 Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD
20 Retno Ayu W, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
22. Patra, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
23. Izzat, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD
12
24 Peni, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
25 Emi Yustifa, A.Md. Kep Perawat DIII PNS 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD
3.Pelatihan Perinatologi
26. Mugi Prayitno, A.Md. Perawat DIII PNS 8 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
27. Yuni Wulandari, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
28. Lia Widhiasih, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan
(2008) 2.Pelatihan pemakaian APD
29 Taurina Grees, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
30. Wahyu Nuraini, A.Md. Perawat DIII Relawan - - 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
13
31. Nikmatul C,Amd.Kep Perawat DIII PNS 12 th PK III 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2008) 2.Pelatihan pemakaian APD
32. Azis Yuli Astutik, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
33 Ervinna Eva W, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
3.Pelatihan Perinatologi
34 Pita Dwi Ayu, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
35 Fenti Anggraeni, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
3.Pelatihan Perinatologi
36. Revi Martalia S, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
37 Maria Risnawati, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan
(2008) 2.Pelatihan pemakaian APD
14
38. Muhammad Kholili, Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
A.Md. Kep Pelaksana Keperawatan
(2008) 2.Pelatihan pemakaian APD
39 Siti Humaidah, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2014)
40 Kiky Aqidatus Z, A.Md. Perawat DIII Relawan - - 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
42 Anita Mardiana, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2008)
43 Yeti Indah W, A.Md. Perawat DIII PNS 8 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan
(2012) 2.Pelatihan pemakaian APD
3.Pelatihan Perinatologi
45. Oktalia P, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2012
15
46 Violita Arista D, A.Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Kep Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD
47 Deka, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 3 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan 2.Pelatihan pemakaian APD
(2017)
48. Andis, A.Md. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 6 th PK I 1.BLS (Basic Life Support)
Pelaksana Keperawatan
(2014) 2.Pelatihan pemakaian APD
B. RUANG DAHLIA
16
Incovit 4. Patient safety
5. SP2KP
6. Code blue, K3
7. Pelatihan pemakaian APD
8. PPI
2. Lely Agustining Ari, Katim DIII PNS 17 th PK III 1. BLS (Basic Life Support)
Amd,Kep Rawat Inap keperawatan (2003) 2. SP2KP
Dahlia 3. Code blue , K3
Incovit 4. Pelatihan pemakaian APD
17
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
7. Rina Oktavianti, Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
8. Titis Windi Sri W, Amd Perawat DIII PNS 8 th PK I 1. BLS
Kep Pelaksana Keperawatan (2014) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
9. Wida Ana O. Amd.Keb Bidan DIII PNS 2 th PK I 1. BLS
Keperawatan (2018) 2. Perawatan Perinatologi
3. Pelatihan pemakaian APD
10. Khoirul Nikmah, Perawat DIII PNS 8 th PK II 1. BLS
Amd,Kep Pelaksana Keperawatan (2014) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
11. Eka Devi Amd,Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2014) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
12. Alma Aida, S.Kep,Ners Perawat S1 PNS 2 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2018) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
13. Okky Agus Wijaya, Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Amd,Kep Pelaksana Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
18
14. Nilla Risky Amalia, Bidan DIII Bidan 4 th PK I 1. BLS
Amd,Keb Kebidanan (2016) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
15. Eko Pertiwi, Amd,Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2015) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
16. Dyah Kristina, Amd.Keb Bidan DIII Kontrak BLUD 5 th PK II 1. BLS
Keperawatan (2015) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
17. Ghammar Ghina Ilmi, Perawat DIII Relawan - - 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
19. Rizky Ferdian, Amd.Kep Perawat DIII Relawan - - 1. BLS
Pelaksana Keperawatan 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
20. Wahyu Rizky, Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
21. Tri Retno Damayanti, Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
AMd. Kep Pelaksana Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
19
22. Sri Purwanti, Amd. Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 15 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2005) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
23. M. Johan Luluk, Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK I 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2008) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
23. Etik Masnuril, Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 10 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2010) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
24. Tiwi Prasetyowati, Perawat DIII Kontrak BLUD 10 th PK I 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2010) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
25. Widyana Wahyu, A.Md Bidan DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Keb Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
26. Dwi Ari S Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2015) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
27. Khoridatus Silfia, S.Kep Perawat S1 Relawan - - 1. BLS
Ners Pelaksana keperawatan 2. SP2KP
20
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
28. Stephani Dwi H, S.Kep Relawan S1 Relawan - - 1. BLS
Ners Keperawatan 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
29. Agustin Jatiningsih, Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2008) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
30. Riska Aprilianti, Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan (2015) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
31. Muthorichah, Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2008) 2. SP2KP
3. Code blue, K3
4. Pelatihan pemakaian APD
32. M. Ikhsan, Amd Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 12 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2008) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
33. Winda Sih M, Amd Keb Bidan DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3
21
3. Pelatihan pemakaian APD
34. Andri P, Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
35. Nuril , Amd.Kep Perawat DIII PNS 12 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2008) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
36. Dian , Amd.Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
37. Sulik, Amd.Kep Perawat DIII PNS 12 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2008) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
38. Dwi Sulistiani, Amd.Kep Perawat DIII Relawan 8 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2012) 2. SP2KP
3. Pelatihan pemakaian APD
39. Deny, S.Kep Ners Perawat S1 Kontrak BLUD 8 th PK I 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
40. Mirna Eka, S. Kep Ners Perawat S1 PNS 8 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
41. Kurnianingsih, A Md. Perawat DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1. BLS
22
Kep Pelaksana Keperawatan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
42. Ika Nurdianawati, A. Perawat DIII Kontrak BLUD 10 th PK II 1. BLS
Md.Kep Pelaksana Keperawatan (2010) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
43. Fitri Khoirun Nisak, A Bidan DIII Kontrak BLUD 8 th PK II 1. BLS
Md.Kep Kebidanan (2012) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan perinatologi
4. Pelatihan pemakaian APD
44. Nur Azizah, A Md Kep Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK II 1. BLS
Pelaksana Keperawatan (2015) 2. Pelatihan pemakaian APD
45. Eko Muldiyanti, A. Md Perawat DIII Kontrak BLUD 5 th PK I 1. BLS
Kep Pelaksana Keperawatan (2015) 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
46. Alfani, S Kep Ners Relawan S1 Relawan - - 1. BLS
Keperawatan 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
47. Alatas, S Kep Ners Relawan S1 Relawan - - 1. BLS
Keperawatan 2. Code blue, K3
3. Pelatihan pemakaian APD
23
Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa kepala ruang rawat inap
Bougenvil Incovit berpendidikan S1 (Ners), sedangkan kepala ruang Dahlia
berpendidikan D III sedangkan 7 ketua tim rawat inap Incovit berpendidikan DIII
keperawatan dimana 6 diantaranya sedang menempuh pendidikan S1
keperawatan .Terkait pelatihan, sebagian besar perawat di ruang rawat inap Incovit
sudah mengikuti standar pelatihan (managemen bangsal, SP2KP, Basic life support,
Pengendalian pencegahan infeksi dan pemakaian APD).
24
1896 jam/th
84 + 20% = 84 + 16,8 = 100,8 orang.
d. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan perhari yaitu :
60 klien x 7,25 jam /hari = 435 /hari = 54,3 -> pembulatan 54 orang/hari
8 jam 8
e. Menentukan jumlah tenaga / shift
pagi : 54 x 47 % = 25 orang
sore : 54 x 36 % = 19 orang
malam : 54 x 17 % = 9 orang
ANTEROOM
25
NURSE STATION
DAHLIA
Anteroom
Dahlia
Lift untuk
transfer
barang
26
- Poliklinik Incovid - Kontrol ulang pasien - Merah dan
covid 19 Hijau
- Pelayanan Rapid
test dan swab - Zona Hijau
- Pendistribusian obat
- Unit Pelayanan dan alat medis - Zona Merah
Farmasi ruang Incovit
- Tempat transit
- Instalasi forensic jenazah - Zona merah
- Batas pengiriman yang
- Anteroom Lt.1
sample untuk terhubung
mikrobiologi, laborat dengan
dan sample darah wilayah zona
terkait pengurusan hijau di balik
darah di Bank Darah ruangan
- Sisi yang lain adalah tersebut
pintu yang
menghubungkan
dengan area zona
merah pengiriman
pasien dari ruang
incovit ke ruang non
incovit jika
pemeriksaan swab
sudah negative
tetapi diperlukan
perawatan lanjutan.
- Sirkulasi dan
- Lift Karyawan
mobilisasi tenaga
dan Zona Hijau
kesehatan saat
berangkat dinas, - Zona Hijau
pulang dan distribusi
obat tanpa APD.
Lantai 2 - Ruang HCU - Perawatan Rawat - Zona merah
Bougenvil dan Inap
Dahlia
Lantai 3 - Ruang ICU - Pelayanan covid - Zona Merah
- Pelayanan HD untuk kondisi
incovit khusus
- Kamar Operasi
Lantai 4 - Nurse Station - Tempat melakukan - Zona Hijau
27
Central Incovit semua koordinasi
baik melalui telepon,
HT, CCTV
- Melakukan
pendokumentasian
semua pasien
kelolaan
- R. Tata Usaha - Untuk kepentingan
administrasi
- Gudang - Penyiapan APD dan
Penyimpanan dan kamar ganti
APD dan kamar sebelum ke zona
ganti APD merah
- R.Istirahat
Karyawan
- R.Pantry
- R.
- Tempat Pelepasan - Sebagian
Dekontaminasi
APD dan kamar adalah zona
petugas
mandi untuk merah
Kesehatan
dekontaminasi
setelah
setelah ke pasien
melakukan
pelayanan di
lantai 2,3
28
b. Fasilitas Pasien
Berdasarkan hasil observasi di Ruang rawat inap Bougenvil Incovit terdapat 38
tempat tidur dan Dahlia 35 tempat tidur. dimana setiap kamarnya digunakan untuk 2
pasien jadi ada 2 bed pasien (masing- masing bed ada 1 bantal, 1 guling dan 1
selimut dan 1 papan untuk menulis nama pasien ), terdapat AC , 1 kamar mandi
dalam,2 lemari pasien,2 meja makan beroda, 2 kursi.. semua pasien yang dirawat
mendapat 2 waslap,baju pasien, 2 tempat sampah perkamar dan O2 sentral.
Prasarana/Peralatan
1) Peralatan Medis
Tabel 3.5 Peralatan Medis di Ruang Rawat Inap incovit RSUD dr
Saiful Anwar Malang
Bedsite
1. 10 8 baik 2 rusak
monitor
2 BVM 1 Baik
3. ECG 4 2 Baik 2 rusak
4. Oxymetri 2 Baik
5 syringpump 9 Baik
6 infuspump 10 baik
7 Pispot 10 Baik
8 Urinal 10 baik
6. Regulator 72 central
Baik
oxygen
7. Standar 72
Baik
infus
8. Stetoskop 4
Baik
dewasa
9. Termomete 2
Baik
r
10. Tensi digital 4 Baik
11. Suction 8 Baik
12. WSD 2 Baik
13. Kursi roda 5 Digunakan
baik untuk rawat
inap lantai 2
14. Stretcher 2 Digunakan
baik untuk rawat
inap lantai 2
29
15 Patslide 4 Baik
18 agustus
5. Tempat tissue 2 2020 Baik
18 agustus
6. Troli tindakan 4 2020 Baik
18 agustus
7. AC 40 2020 Baik
18 agustus
Nampan
8. 4 2020 Baik
plastik
18 agustus
Tempat
9. 40 2020 Baik
sampah medis
Tempat 18 agustus
10. sampah 40 2020 Baik
nonmedis
18 agustus
11. Tempat linen 1 2020 Baik
18 agustus
Troli
12. 1 2020 Baik
emergency
18 agustus
13. Jam dinding 40 2020 Baik
30
2020
18 agustus
15 Dispenser 2 2020 Baik
18 agustus
16. HP/tablet 1 2020 Baik
18 agustus
17 Telepon kabel 4 2020 baik
18 agustus
Kursi perawat/
18. 4/2 2020 Baik
sofa
Tabung 18 agustus
Digunakan untuk
19. oksigen 2 2020 Baik
rawat inap lantai 2
transport
Berdasarkan hasil tabel di atas didapatkan data bahwa semua peralatan non
medis di Ruang rawat inap incovit lantai 2 berdasarkan hasil data inventaris
pertanggal 4 Juli 2020 termasuk limbah infeksius. semua sampah dari ruang rawat
inap incovit termasuk sampah infeksius dimana pengelolaannya dan jalur menuju
pembuangan akhir juga secara khusus sesuai rekomendasi dari PPI.
3) Peralatan Habis Pakai
Tabel 3.7 Peralatan Habis Pakai di Ruang Bougenvi Incovit
31
18 agustus 2020
14. Hand non steril 2boks Baik
Handscoon 18 agustus 2020
15. steril
1 boks Baik
Infus set 18 agustus 2020
16. dewasa
10 Baik
Perfusor 18 agustus 2020
17. syringe
10 Baik
18 agustus 2020
18. Perfusor tubing 10 Baik
18 agustus 2020
19. Spuit 10 cc 50 Baik
18 agustus 2020
20. Spuit 1 cc 5 Baik
18 agustus 2020
21. Spuit 20 cc 10 Baik
18 agustus 2020
22. Spuit 3 cc 20 Baik
Spuit 50 cc 18 agustus 2020
23. lubang tengah/ 10/10 Baik
lubang pinggir
18 agustus 2020
24. Spuit 5 cc 50 Baik
Stomach tube 18 agustus 2020
25. 16
10 Baik
18 agustus 2020
26 Cairan NS/RL 50/20
18 agustus 2020
27 Suction cath 10 Baik
Threeway 18 agustus 2020
28. stopcock 10 Baik
pendek
18 agustus 2020
29. Underpad 40 biji Baik
Masker untuk 18 agustus 2020
30. pasien
1 boks Baik
18 agustus 2020
31. Handrub 39 Baik
4) Persediaan APD
Tabel 3.8 persediaan APD
NO JENIS JUMLAH
2 Coverall 150/hari
32
5 Sarung tangan non medis 10 box
9 Google 50
10 Faceshield 50
11 Sepatu boot 50
13 Skoret 25
.3 METHOD (M3)
.3.1 Penerapan MAKP
Ruang rawat inap HCU Incovit, menerapkan metode kasus dalam sistem
pelayanan keperawatan, hal ini disebabkan rata-rata pasien yang dirawat memiliki
tingkat ketergantungan total dan ketidaksesuaian jumlah perawat dan jumlah pasien
di tiap sesi.
Berdasar hasil wawancara diperoleh:
Perawat dibagi menjadi 6 tim dimana setiap tim melaksanakan satu siklus sift
yang terdiri dari pagi-sore-malam dilanjutkan libur tiga hari. Setiap perawat diberi
rata-rata diberi tanggung jawab 2 kamar (4 pasien) untuk pendokumentasian
pasien kelolaan.
Setiap sift dibagi menjadi 3 sesi / kelompok kerja yang terjun ke pasien
menggunakan APD (zona merah). Tiap sesi perawat yang turun ke zona merah
akan bertanggung jawab pada pemberian asuhan keperawatan pada ruang
pasien sesuai job disk yang diberikan.
Perawat terbagi 3 sesi dengan jam diatur 2-3 jam, dengan tiap sesi 5-6 orang
dengan jumlah pasien rata-rata 60 orang
Tim kerja yang berada di zona merah bertanggung jawab pada kegiatan
Pemenuhan KDM (personal hygiene, pemenuhan nutrisi, eliminasi) observasi
TTV, DJJ, kegiatan delegasi seperti injeksi, pemenuhan oksigenasi pasien,
pengambilan darah pasien, rekam jantung
33
Masalah :
- Kemampuan tenaga perawat pelaksana terbatas sehingga tidak mampu memberikan
asuhan keperawatan secara menyeluruh
- Membutuhkan banyak tenaga dan kelelahan yang membuat operan pada sesi
berikutnya tidak berjalan optimal
- Beban kerja tinggi sehingga tugas rutin yang sederhana sering terlewatkan
.3.2 Operan
Uraian pendahuluan dilakukan untuk menyampaikan dan menerima laporan
atau informasi yang berkaitan dengan kondisi pasien.
Data hasil wawancara:
- Operan dilakukan oleh 2 kelompok sift
- Operan dibagi 3 kelompok berdasarkan penempatan kamar dan memudahkan
koordinasi program yang sudah dilakukan dan evaluasi.
- Operan juga langsung dilakukan oleh masing masing anggota kelompok kerja/
sesi dalam satu shift
D T D T
1. Persiapan :
2. Pelaksanaan
Kepala ruangan/ penanggung jawab shift membuka V
V
kegiatan operan dengan mengucap salam,
menyampaikan jumlah pasien, tingkat
ketergantungan pasien dan menyampaikan
pembagian tim yang akan bertugas selanjutnya.
Kepala ruangan/ penanggung jawab shift
34
mempersilakan katim shift sebelumnya V V
menyampaikan laporan dengan metode sbar
Kepala ruangan/ penanggung jawab shift
V V
menyampaikan terima kasih mempersilakan
perawat shift yang akan bertugas untuk
menanyakan jika ada hal yang belum jelas
Kepala ruangan/ penanggung jawab shift V V
mengintruksikan untuk operan keliling*
Di bed pasien (Karu, Katim dan perawat pelaksana V V
1 shift sebelumnya, Katim dan perawat pelaksana 1
tim selanjutnya ) berada di depan sedangkan
perawat yang lainnya berada di belakang Karu
menyapa pasien, menyampaikan akan melakukan
pergantian shift, Katim sebelumnya menyampaikan
akan berganti dinas dengan shift berikutnya, Katim
shift berikutnya memperkenalkan diri, melakukan
kontrak, menanyakan kondisi/ keluhan pasien saat
ini, klarifikasi pada perawat shift sebelumnya
tentang tindakan yang sudah dilakukan atau yang
akan dilakukan. Karu berpamitan pada pasien.*
Setelah ada klarifikasi Karu menutup kegiatan V V
operan*
Setelah ada
ket: D= Dilakukan T= Tidak Dilakukan
Data tambahan dan justifikasi masalah :
Tidak ada keliling ke pasien ataupaun pantauan CCTV, hanya operan lisan dan
laporan perawat, dilakukan di Ruang pertemuan
Dari semua SPO tercapai 66,7 %
Kepala ruang mengikuti saat operan dinas malam ke dinas pagi pada hari
efektif
Katim hanya melakukan operan kepada sift sore saja, selanjutnya operan
dilakukan .Kepala jaga sift sore pada sift malam , dilanjutkan kepala jaga
malam kepada KaUr dan Katim pada keesokan harinya
Pelaksanaan SBAR pada pasien hanya terlaksana dengan baik saat
penerimaan pasien baru
35
.3.3 Pre- dan postconference
.3.3.1 Preconference
Merupakan komunikasi antara ketua tim/ perawat primer dan perawat
pelaksana/perawat associate setelah selesai operan untuk merencanakan kegiatan
pada shift tersebut.
Ket : D = dilakukan
T =Tidak dilakukan
Data tambahan dan justifikasi masalah :
preconference dilakukan sebelum Karu mempersilakan shift malam meninggalkan
operan jaga,
tidak dilakukan terpisah masing masing tim
36
SPO yang dilakukan adalah sebanyak
ketua tim tidak melakukan kontrak untuk berkumpul kembali dalam
postconference.
1 2 3 4
37
consent, discharge planning
Masalah :
- Informasi mengenai pasien tersampaikan lewat rekam medik saat serah terima
- Kondisi umum pasien saat datang, tidak segera dipantau di CCTV dan dilakukan
krosscek oleh penerima dokumen dan perawat yang menerima pasien. Perawat
yang menerima pasien tidak serta-merta melaporkan kondisi pasien saat datang
sebagai kelengkapan pengisian dokumen rekam medik.
Justifikasi masalah:
1) Petugas farmasi stanby diruangan pada shift pagi, untuk shift sore malam stanby
di depo farmasi lantai 1.
2) Perawat masih harus mengoplos sendiri sediaan obat, tetapi untuk pengoplosan
obat dengan konsentrasi tinggi sebagian dibantu
3) Perawat yang mendistribusikan obat Per oral kepada pasien,petugas farmasi
hanya menyiapkan obatnya saja.
4) Petugas farmasi tidak mengevaluasi apakah pasien mengkonsumsi obat atau tidak
sesuai signa.
Discharge Planning bisa dilakukan oleh KaUr , Katim , perawat pelaksana yang
menerima pasien baru. Dipakai sebagai pengambilan keputusan dalam hal memenuhi
38
kebutuhan pasien untuk kesempurnaan kepindahan pasien dari satu tempat perawatan
ke tempat lainnya atau persiapan pasien pulang. Perencanaan pemulangan dimulai
sejak pasien masuk, bahkan dapat dilakukan sebelumnya, sebagai contoh untuk pasien
yang akan dilakukan operasi, dokter telah memberikan penjelasan berapa lama pasien
akan dirawat. Di ruang rawat inap discharge planning dibuat saat klien ada rencana
keluar rumah sakit.di Instalasi Pelayanan Incovid SPO Discharge Planning masih
memakai SPO yang lama.
Rumus prosentase perencaaan Discharge Planning :
2 Selama perawatan v
Ajarkan pasien dan keluarga
tentang kondisi pasien di setiap
kesempatan
Jelaskan obat obatan pada
pasien dan keluarga
Diskusikan tujuan pasien,
krelurga, dokter serta proses
discharge planning, sehingga
pasien dan kelaurga memahami
39
bagaimana mereka berproses
untuk kesiapn pulang
Libatkan pasien dan keluarga
dalam praktik keperawatan untuk
meningkatkan kepercayaan diri
dalam perawatan di rumah
3 Sebelum pertemuan Discharge V
planning
Berikan pada pasien dan
keluarga ceklist dan booklist
persiapan pulang
Jadwalkan pertemuan discharge
planning bersama pasien,
keluarga dan Perawat
4 Pertemuan Discharge Plannning v
(1 atau 2 hari sebelum keluar
Rumah sakit)
Gunakan ceklist dan booklist untuk
memulai diskusi terkait persiapan
pulang mencakup pertanyaan,
kebutuhan dan hal apa yang perlu
diperluka saat pulang
Jika pasien atau keluarga tidak
membaca atau mengusi ceklist
laukan review dengan verbal,
yakinkan dengan bertanya jika
mereka memiliki pertanyaan atau
perhatian lain kemudian dibuat
list
Ulangi pertanyaan atau
kekhawatiran pasien dalam kata
kata perawat sendiri untuk
memastikan perawta mengerti
Minta pasien menjelaskan
kembali informasi yang diberikan
Jika tenaga kesehatan lain
diperlukan, atur pertemuan
tersebut
Diskusikan dengan pasien terkait
jadwal control
5 Saat KRS v
Review daftar obat dengan
pasien dan keluarga. Minta
pasien untuk mengulang kembali
daftar oba, indikasi dosis, waktu
dan cara mengkonsumsi.
Pastikan pasien mudah
membacanya
Berikan pada pasien dan
keluarga jadwal control
- Berikan pada pasien nam,
nomir telepon dan posisi salah
satu tenaga kesehatan yang
dapat dihubungi jika ada
40
amasalah setelah pulang
41
Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu, penkes selalu dilakukan saat penerimaan
pasien. Pemberian edukasi lanjutan juga dilakukan dan diulang bila diperlukan ketika
ada tindakan yang memerlukan penjelasan ulang dan persetujuan. PKRS di ruangan
selama incovit berdiri belum ada.
.3.3.8 Dokumentasi
Data hasil wawancara Ka Ur melakukan observasi kelengkapan status.
Berdasarkan hasil observasi kelompok tanggal 18-19 agustus 2020, dokumentasi
askep telah terdokumentasi dengan baik dan lengkap sesuai standar akreditasi
SNARS. Pengisian Status tertib mulai status IGD, pengkajian awal keperawatan (F2),
rencana awal keperawatan (F5), catatan terintegrasi (F6) dan catatan perkembangan
semuanya sudah terisi dengan baik dan sesuai. Lembar dokumentasi yang lain seperti
lembar observasi dari IGD, assessment nyeri, lembar edukasi (F9) juga terisi lengkap
dan dilengkapi lembar persetujuan. Namun masih ada penulisan operan pada shift
selanjutnya pada lembar dokumentasi. Untuk pengecekan ulang kelengkapan rekam
medik dilakukan sebelum rekam medik disetorkan ke bagian TU incovid dan disana
juga dilakukan pengecekan ulang olek tim verifikator intern. Status akan dikembalikan
ke ruangan bila ditemukan pengisian rekam medik yang masih kurang lengkap. Selain
itu ada kegiatan supervisi rutin kelengkapan rekam medik oleh asesor intern.
Kesesuaian dan kelengkapan rekam medik sangat penting karena terkait klaim
pembiayaan terutama pasien BPJS.
42
3 Isolasi tekanan negative 10.500.000
dengan ventilator
4 Isolasi tekanan tanpa 7.500.000
ventilator
5 Isolasi non tekanan 10.500.000
negative dengan ventilator
6 Isolasi non tekanan 7.500.000
negative tanpa ventilator
ODP/PDP/KONFIRMASI DENGAN KOMORBID/KOMPLIKASI
1 ICU dengan ventilator 16.500.000
2 ICU tanpa ventilator 12.500.000
3 Isolasi tekanan negative 14.500.000
dengan ventilator
4 Isolasi tekanan negative 9.500.000
tanpa ventilator
5 Isolasi non tekanan 14.500.000
negative dengan ventilator
6 Isolasi non tekanan 9.500.000
negative tanpa ventilator
NO KRITERIA BESARAN
1 Pemulasaran jenazah 550.000
2 Kantong jenazah 100.000
3 Peti jenazah 1.750.000
4 Plastic jenazah 260.000
5 Disenfektan jenazah 100.000
6 Transport mobil jenazah 500.000
7 Disefektan mobil jenazah 100.000
Tabel. 3.20 Analisa pasien Ruang rawat inap Incovit yang menggunakan jaminan kesehatan
bulan Juli 2020
43
Umum 0 0 0%
Asuransi/ 225 225 100 %
ditanggung
pemerintah
Total Pasien 152 100%
Bulan
Juli
Daerah
Incovit
Jumlah %
Kabupaten Malang 89 39,5
Kota Malang 94 41,7
Luar Malang 42 18,7
Total 225 100%
a. BOR
Menurut Sudra (2010), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Perhitungan BOR ini
didapatkan berdasarkan data jumlah hari perawatan pasien di ruang
Bougenvil Incovit
44
∑ TT x ∑ hari dalam 1 periode
Keterangan:
∑ hari perawatan
TT = Tempat tidur
∑ hari dalam 1 periode
Rata – rata BOR HCU Incovit pada 17 Juli sd 18 Agustus 2020 yaitu 97,9%.
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa BOR Dahlia-Bougenvi Incovit
sejak awal pembukaan tinggi. Ini disebabkan merupakan pusat rujukan pasien
covid 19 sehingga banyak dari rumah sakit kecil yang merujuk ke rawat inap
Incovit
c. TOI
Menurut Sudra (2010) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati (dari setelah diisi ke saat terisi berikutnya). Indikator ini memberikan
45
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur
kosong tidak terisi pada 1-3 hari (Sudra, 2010)
46
Terwujudnya pelayanan kesehatan dan pendidikan berstandar internasional
dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan
pelanggan.
Motto RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Kepuasan dan keselamatan pasien adalah tujuan kami.
b Filosofi organisasi
Filosofi ruang rawat inap HCU incovit mengikuti filosofi rumah sakit dengan nilai-
nilai dasar yaitu RSSA ( Respect, Safety, Synergy, Acountable)
1) Respect
Pelayanan kepada masyarakat diberikan secara ikhlas tanpa memandang
status social.
2) Safety
Pelayanan harus menjamin keselamatan bagi pasien dan keluarganya serta
petugas dan masyarakat.
3) Synergy
System kerja lintas fungsi dan secara tim menjadi pijakan utama dalam bekerja.
4) Accountable
Sebagai institusi public, pelayanan yang diberikan harus transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada pelanggan dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
c Tujuan dan Target Organisasi
1) Tujuan dan Target Ruang Rawat
Memberikan pelayanan keperawatan secara paripurna berdasarkan Standar
Prosedur Operasional dengan memperhatikan kebutuhan biopsikososial dan
spiritual demi tercapainya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien.
2) Keterkaitan Tujuan Ruang Rawat Dengan Rumah Sakit
Tujuan rumah sakit yaitu kepuasan dan keselamatan pasien, dan untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan pelayanan yang sesuai dengan SPO.
47
Kebijakan dilakukan sesuai kebijakan direktur rumah sakit.
2) Panduan yang telah diterapkan diruang rawat inap HCU incovit
Panduan sudah diterapkan sesuai dengan kebijakan rumah sakit,
meskipun belum maksimal.
3) Prosedur yang telah diterapkan diruang rawat inap HCU incovit
Prosedur dan alur diterapkan sesuai dengan SPO dari rumah sakit.
Berikut adalah daftar SPO yang tedapat di ruang rawat inap HCU incovit :
19 SPO Mengakiri Hd
48
21 SPO Observasi Dan Monitoring Selama Hd (On Hd)
24 SPO Priming
36 SPO Perawatan Awal Pada Exit Site Untuk Kateter Yang Baru Di Pasang
49
51 SPO Penanganan Pneumonia Nosokomial
57 SPO Perawatan Awal Pada Exit Site Untuk Kateter Yang Baru Di Pasang
SPO Tata Cara Perekaman Sidik Jari Pasien Baru Hemodialisa Rawat
70
Jalan
77 SPO Episiotomi
50
79 SPO Penatalaksanaan Luka Robekan Perineum Gr I-Ii
95 SPO Pemeriksaan Proses Involutio Pada Ibu Nifas Instalasi Rawat Inap Iii
102 SPO Pemeriksaan Proses Involutio Pada Ibu Nifas Instalasi Rawat Inap Iii
107 SPO Perawatan Post Partum Dengan Iufd Instalasi Rawat Inap
51
108 SPO Meneteskan Obat Pada Mata Bayi Instalasi Rawat Inap Iii
115 SPO Perawatan Penderita Prm Dengan Terapi Konservatif Irna Iii
124 SPO Perawatan Luka Jahitan Episiotomi Instalasi Rawat Inap Iii
126 SPO Pemeriksaan Proses Involutio Pada Ibu Nifas Instalasi Rawat Inap Iii
52
136 SPO Incubator
53
SPO Penghisapan Sputum Pada Pasien Yang Menggunakan Ventilasi
163
Mekanik
166 SPO Tidak Melakukan Resusitasi Jantung Paru (Do Not Resusitation)
SPO Algoritme Ventrikel Fibrilasi (Vf) Atau Ventrikel Takikardi (Vt) Tanpa
173
Nadi
54
Penanganan Petugas Dan Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis
191
(Ppds)Yang Terpajan Penderita Covid – 19
Pelaksanaan SPO
SPO yang ada sudah dilaksanakan, tetapi terdapat beberapa SPO yang saat ini
sedang direvisi karena disesuaikan dengan kondisi pandemi.
Ka. Instalasi
Ka. UPP
55
Ka.Ur HCU Dahlia Ka.Ur HCU Bougenvile
Ket:
Rawat inap HCU Incovid terbagi menjadi dua ruangan yaitu Ruang HCU
Dahlia dan Bougenvile yang masing – masing dipimpin oleh seorang kepala ruang.
Setiap kepala ruangan mempunyai 3 katim dan setiap katim dibantu dengan 10-12
perawat pelaksana. Pada shift sore dan malam penanggung jawab koordinasi
pelayanan adalah seorang kepala jaga.
Masalah: Dalam pelaksanaan pelayanan katim dan perawat pelaksana pada kedua
ruangan tersebut bisa saling berpindah dan saling membantu tidak sesuai dengan
ruangan masing-masing. Pada shift sore dan malam kedua ruangan tersebut hanya
dikoordinasikan oleh seorang kepala jaga.
b. Uraian Tugas
H1 H2
No Uraian Tugas
D TD D TD
1. Merencanakan
V V
kebutuhan tenaga
2. Membuat program
V V
kerja ruangan
3. Merencanakan V V
56
Budgeting Ruangan
4. Membuat jadwal
V V
dinas
5. Merencanakan rapat
V V
ruangan bulanan
6. Menyusun indikator
V V
mutu ruangan
7. Memilih kepala Tim V V
8. Melakukan
koordinasi
pelayanan dengan V V
Manajer dan
ruangan lain
9. Mengelola
V V
Inventaris ruangan
10. Memimpin rapat
V V
ruangan
11. Melakukan
supervisi terhadap V V
bawahan
12. Melakukan evaluasi
V V
mutu ruangan
13. Mengontrol
pelaksanaan
asuhan V V
keperawatan di
ruangan
Total 9 4 9 4
Presentase 69,2% 30,8% 69,2% 30,8%
Keterangan:
D : Dilakukan
TD : Tidak dilakukan
31%
69%
57
Berdasarkan diagram di atas, setelah dilakukan observasi selama 2
hari diketahui bahwa kepala ruangan melaksanakan tugasnya rata-rata
sebesar 69,2% dan tidak melaksanakan tugas sebesar 30,8%.
No H1 H2
Uraian Tugas
D TD D TD
1. Mengenal atau
mengetahui kondisi
pasien dan dapat V V
menilai tingkat
kebutuhan pasien
2. Membuat perencanaan
V V
bersama anggota tim
3. Bersama anggota tim
menerima operan shift V V
sebelumnya
4. Melakukan supervisi
kondisi klien setelah V V
operan
5. Melakukan doa bersama
V V
diawal dan diakhir shift
6. Melakukan conference V V
7. Melakukan asuhan
keperawatan dibawah V V
tanggung jawabnya
8. Melakukan koreksi dan
revisi askep yang dibuat V V
oleh anggotanya
9. Melakukan evaluasi
V V
pada setiap klien
10. Menilai kinerja anggota
V V
dibawahnya
11. Memperkenalkan
V V
anggota tim pada klien
12. Berpatisipasi dalam
tercapainya mutu rumah V V
sakit
13. Melaksanakan tugas
lain yang diberikan V V
atasan
Total 11 2 11 2
Presentase 84,6% 15,4% 84,6% 15,4%
58
TUGAS KETUA TIM
15%
85%
NO H1 H2
Uraian Tugas
D TD D TD
1. Memberikan asuhan
keperawatan pada
V V
pasien dibawah
tanggungjawabnya
2. Bekerja sama dengan
anggota tim dan antar V V
tim
3. Memberikan laporan
V V
kepada katim
4. Memberikan pendidikan
informasi kepada pasien
V V
atau keluarga yang baru
masuk RS
5. Berpartisipasi dalam
tercapainya mutu rumah V V
sakit
6. Melaksanakan tugas
lain yang diberikan V V
atasan
Total 6 0 6 0
Presentase 100% 0% 100% 0%
59
Tugas Perawat Pelaksana
100%
60
.2.3 Fungsi Ketenagaan
a. Sistem perhitungan tenaga kerja
1) Rencana kebutuhan tenaga
Perencanaan kebutuhan tenaga dilakukan dengan perhitungan metode Gillies.
Menurut gillies kebutuhan tenaga di HCU incovid adalah 161 orang.
2) Sistem penghitungan tenaga
Penghitungan tenaga menggunakan metode gillies, akan tetapi pemenuhan
tenaga sesuai dengan kebijakan rumah sakit karena keterbatasan SDM.
b. Jadwal shift dinas
1) Penentuan jadwal shift dinas
Jadwal dinas perawat di ruang rawat inap HCU incovit ditentukan dan
dikoordinasikan oleh dua kepala ruangan dan dibuat dalam jangka waktu satu
bulan. Jadwal dinas sesuai siklus yang telah ditetapkan di ruang rawat inap
HCU incovit dan siklus ini tidak bisa berubah. Akan tetapi tukar shift dinas dapat
diatur secara fleksibel sesuai kebutuhan asalkan tetap sesuai dengan siklus
yang ditetapkan.
2) Distribusi tenaga setiap shift
Tenaga keperawatan pada Ruang rawat inap HCU Incovit terbagi menjadi 3
shift yaitu shift pagi, sore dan malam. Shift pagi terdiri dari 23 orang yang
terbagi menjadi 2 kepala ruang, 6 katim, 14 perawat pelaksana, dan 1 orang
yang ditunjuk sebagai penanggung jawab rekam medik. Shift sore terdiri dari 14
orang yang terbagi menjadi 1 kepala jaga dan 13 perawat pelaksana. Shift
malam terdiri dari 14 orang yang terbagi menjadi 1 kepala jaga dan 13 perawat
pelaksana.
3) Keterlibatan perawat pelaksana dalam membuat jadwal
Perawat pelaksana tidak dilibatkan dalam pembuatan jadwal dinas. Tetapi
dalam keadaan sangat terpaksa perawat pelaksana bisa tukar menukar dinas
sesuai kebutuhan.
c. Ketenagaan
1) Sistem seleksi dan penerimaan tenaga baru di Rumah Sakit
Sistem seleksi dan penerimaan tenaga baru di rumah sakit dilakukan oleh
bagian kepegawaian. Seleksi dilaksanakan secara tertulis maupun skill.
Penilaian secara tertulis dilakukan oleh tim manajenen, sedangkan penilaian
skill dilakukan oleh kepala ruangan.
2) Orientasi tenaga baru di ruang rawat inap
61
Orientasi tenaga baru dilakukan di ruang rawat inap HCU incovit berdasarkan
SPO. Orientasi meliputi orientasi ruangan, alur keluar masuk ruang perawatan,
dan tata cara pemakaian dan pelepasan APD.
3) Pengembangan staff (pendidikan dan pelatihan) diruang rawat inap
Pengembangan staff di Ruang Rawat Inap HCU Incovit dilakukan dengan
memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan baik yang diselenggarakan
oleh rumah sakit maupun luar rumah sakit. Kepala ruangan juga memberikan
kesempatan bagi perawat yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
62
Komunikasi menggunakan telepon dengan metode SBAR yang kemudian di
dokumentasikan ke dalam status rekam medis pasien.
b. Motivasi
1) Cara Memotivasi Individu/ Kelompok
Kepala ruangan memberikan pujian kepada bawahan yang mempunyai prestasi
kerja baik.
2) Sistem Reward atau Punishment
Pemberian reward di ruang rawat inap HCU incovit berupa insentif tiap bulan,
tetapi belum pernah diterimakan sampai saat ini. Punishment yang diberikan
berupa teguran lewat WA tanpa ada panggilan langsung kepada yang
bersangkutan.
c. Supervisi
Supervise oleh kepala ruangan dilakukan dan didokumentasikan di buku, tetapi
tidak ada form baku untuk pendokumentasiannya.
d. Pendelegasian
Proses pendelegasian dilakukan dari atasan ke bawahan, yaitu dari kepala
ruangan kepada katim dan dari katim kepada perawat pelaksana. Pada saat
kepala ruangan berhalangan tugas-tugasnya didelegasikan kepada ketua tim.
e. Mekanisme Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah dilakukan secara intern. Pada saat terjadi masalah di ruang
rawat inap HCU incovit diselesaikan dengan musyawarah antara kepala ruangan
dengan anggota ruangan.
63
1. Penampilan Kinerja
a Mekanisme penilaian
Penilain kinerja di ruang rawat inap HCU incovit dilakukan satu tahun sekali baik
tenaga PNS maupun tenaga BLUD. Penilaian kinerja PNS dilakukan dengan
pembuatan sasaran kinerja pegawai sebulan sekali dan diakumulasi pada akhir
tahun. Penilaian kinerja untuk tenaga BLUD dilakukan oleh kepala ruangan dan
disetujui oleh bidang keperawatan.
64
TOTAL 93 85
2. Pengembangan standar
a. Standar asuhan keperawatan di ruang rawat
Asuhan keperawatan yang diberikan sudah mengacu pada Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) yang sudah ditetapkan.Langkah-langkah proses keperawatan
dilakukan secara berurutan meliputi
1) Pengkajian
2) Diagnosa
3) Perencanaan
4) Tindakan
5) Evaluasi
Format pengkajian menggunakan format dari bidang keperawatan.
b. Standar kinerja di ruang rawat.
Seluruh perawat harus melakukan tindakan sesuai SOP yang ada. Dalam
pengembangan standar kinerja sesuai dengan PPNI
65
.3 INDIKATOR MUTU PELAYANAN
66
No Variabel Nama klien
.3.1 H A S I L P E N
Tn.M Tn.K Ny.U Ny.F Ny. R Ny.W Tn.J Ny.C
1 Pasien nyeri yang
terdokumentasi
Total pasien 8
HCU INCOVID
a) Kajian Awal Keperawatan
67
Tabel 3.28 indikator kenyamanan pasien
Tabel 3.29 angka pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep
No Variabel TANGGAL TOTAL
18 19
1. Jumlah total tindakan perawat sbg respon 8 10 18
nyeri
2. Jumlah Pasien yang terdokumentasi nyeri 8 10 18
% pasien dengan nyeri yang terdokumentasi 100 100 100
Nyeri
68
Pemakaian gelang identitas di ruang rawat inap HCU Incovit
menggunakan warna biru dan pink, gelang yang terdiri dari nama lengkap,
tanggal lahir serta nomor rekam medis.
Gelang warna biru : pasien laki-laki
Gelang warna pink : pasien perempuan
Selain menggunakan gelang identitas juga menggunakan gelang penanda
kondisi pasien seperti :
Stiker warna kuning : penanda risiko jatuh
Stiker warna ungu : penanda Do Not Resusitation (DNR)
Stiker warna merah : penanda alergi
Stiker warna putih : penanda pembatasan mobilitas pasien
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 2 hari (18-19
Agustus 2020) melalui pengamatan langsung, semua pasien yang dirawat di
ruang rawat inap HCU Incovit sudah memakai gelang sesuai dengan jenis
kelamin dan penanda kondisi pasien (100%). Berdasarkan wawancara kepada
tenaga perawat yang melakukan pelayanan secara langsung kepada pasien
tentang bagaimana dalam identifikasi pasien saat melakukan tindakan invasif/non
invasif perawatan yaitu melakukan identifikasi dengan menanyakan nama pasien
dan melihat gelang identitas untuk mengetahui kesesuaian dan ketepatan
identitas.
69
Sasaran 1:
Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
Persen
No Aspek yang Inisial perawat Keterangan
(%)
. dinilai
A L N R I B
Gelang ungu untuk pasien
DNR, namun pada hari
pengkajian tidak ada
pemasangan gelang ungu
Pasien diberikan gelang
yang sesuai dengan
standar yang ditentukan
oleh RSUD dr. Saiful
Anwar Malang meliputi
nama, nomor rekam
medis, tanggal lahir
2. Identifikasi pasien √ √ √ √ √ √ 100 % Pasien dilakukan identifikasi
sebelum dilakukan sebelum dilakukan tindakan,
tindakan, prosedur prosedur diagnostik dan
diagnostik dan terapeutik serta
terapeutik penandatanganan surat
persetujuan tindakan ataupun
penolakan tindakan sesuai
dengan standart yang telah
ditetapkan oleh RSUD dr.
Saiful Anwar Malang
3. Melakukan √ √ √ √ √ √ 100 % Pasien dilakukan identifikasi
identifikasi sebelum pemberian obat,
sebelum darah dan produk darah,
pemberian obat, pengambilan spesimen dan
darah, dan produk pemberian diit sesuai dengan
darah, SPO RSUD dr. Saiful Anwar
pengambilan Malang
spesimen dan
pemberian diit
Rata-rata Total 100%
70
pasien dan pemakaian gelang identitas yang ditetapkan oleh RSUD dr. Saiful
Anwar Malang.
Observasi pada 6 perawat pada tanggal 18-19 Agustus 2020 didapatkan
data bahwa 100% perawat di ruang rawat inap HCU Incovid melakukan
identifikasi pasien sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostik dan
terapeutik, pemberian obat, darah, dan produk darah, pengambilan specimen, dan
pemberian diit. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sasaran keselamatan
pasien, yaitu mengidentifikasi pasien dengan benar sudah dilakukan dengan
maksimal (100%).
A ALFA N NOVEMBER
B BRAVO O OSCAR
C CHARLIE P PAPA
D DELTA Q QUEBEC
E ECHO R ROMES
F FOXTROT S SIERRA
G GOLF T TANGO
H HOTEL U UNIFORM
I INDIA V VICTOR
J JULIETE W WHISKEY
K KILO X X-RAY
L LIMA Y YANKEE
M MIKE Z ZULU
71
Tabel 3.33 Sasaran Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Sasaran 2:
Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Inisial
No Persen
Aspek yang dinilai Perawat Keterangan
. A L (%)
72
dikonfirmasi lagi. Dengan demikian, ruangan telah melakukan komunikasi
efektif untuk meningkatkan sasaran keselamatan pasien (100%).
Sasaran 3:
Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert)
Persen
Inisial Perawat Keterangan
No. Aspek yang dinilai (%)
A R Al L B Le
1. Perawat melakukan √ √ √ √ √ √ 100 % Dari hasil observasi
pengecekan 7B selama 2 hari, 7
dalam memberikan Benar sudah
obat-obatan pada dilakukan maksimal.
pasien baik oral
maupun injeksi
73
2. Perawat melakukan Perawat selalu
pendokumentasian mendokumentasikan
pada rekam medis √ √ √ √ √ √ 100% di rekam medis
saat pemberian obat- setelah pemberian
obatan high alert. obat-obatan.
No Pernyataan Ya Tidak Persen Keterangan
3. Dirumah sakit √ 100% Daftar semua obat
tersedia daftar semua yang perlu
obat yang perlu diwaspadai terdapat
diwaspadai. Yang di ruang obat ruang
disusun berdasarkan Dahlia 2
data spesifik sesuai
kebijakan dan
prosedur
4. Tempat penyimpanan √ 100% Semua obat yang
dan pelabelan obat perlu diwaspadai
yang perlu terdapat label LASA
diwaspadai termasuk dan hanya disimpan
obat look a like/ di Depo Farmasi dan
sound a like semua diambil oleh ruangan
diatur ditempat aman hanya jika akan
digunakan.
5. Elektrolit konsentrat √ 100% Elektrolit konsentrat
hanya tersedia di unit hanya teredia di Depo
kerja atau instalasi Farmasi dan hanya
farmasi/ depo diambil oleh ruangan
jika akan digunakan
atau diberikan kepada
pasien.
Rata-rata 83,3%
74
4. Kepastian tepat lokasi, tepat rosedur, tepat pasien operasi
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 18-19 Agustus 2020 dilakukan yang
dilakukan pada 3 dokter dan 3 perawat saat akan melakukan tindakan
pembedahan. Kepastian tepat lokasi, tepat rosedur, tepat pasien operasi adalah
0 kejadian kesalahan (0%).
Tabel 3.35 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Sasaran 4:
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Inisial Inisial
Aspek yang Persen (%) Keterangan
No. Perawat Dokter
dinilai
A R B K H D
1. Operator √ √ √ √ √ √ 100 % Dokter operator
(dokter yang memberikan KIE
melakukan kepada pasien dan
tindakan keluarga tentang
pembedahan) prosedur tindakan
melaksanakan dan efek samping
penandaan tindakan
lokasi operasi pembedahan
atau tindakan
invasive (site
marking)
menggunakan
surgical check
list sesuai
prosedur di
RSUD dr.
Saiful Anwar
Malang
2. Perawat dan √ √ √ √ √ √ 100% Keluarga
operator menandatangani
memberikan surat persetujuan
informed (informed consent)
consent tindakan
kepada pembedahan
pasien dan
75
keluarga
Rata-rata 100%
Sasaran 5:
Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan
No Dilakuka Tidak
Aspek yang dinilai Keterangan
. n Dilakukan
1. Perawat memberikan √ Perawat ruangan selalu
KIE untuk mengurangi memberikan KIE mengenai cuci
resiko infeksi tangan kepada pasien dan
keluarga
2. Perawat menerapkan 6 √ Perawat belum menerapkan 6
76
langkah cuci tangan langkah cuci tangan
3. Perawat menerapkan 5 √ Dari hasil observasi selama 3
momen cuci tangan hari, hanya 71% yang
melakukan 5 momen cuci
tangan
4. Setiap melakukan √ Perawat selalu menggunakan
tindakan pada pasien APD saat melakukan tindakan
selalu menggunakan kepada pasien sesuai SPO.
APD
5 Perawat dalam √ Pemakaian handscone oleh
melakukan tindakan perawat dilakukan hanya pada
dari pasien satu ke saat tindakan tertentu yang
pasien lainnya selalu beresiko tinggi penularan infeksi
mengganti handscone seperti pengambilan darah,
memasang infuse, rawat luka,
dll.
Rata-rata Total 50%
Dalam upaya untuk mengurangi risiko infeksi di Ruang HCU incovid adalah
mempunyai pedoman hand hygiene, yaitu dengan adanya langkah-langkah cuci
tangan dengan air mengalir dan hand rub. Masing-masing ruangan pasien sudah
ada hand rub. Handrub berada di depan pintu masuk ruangan klien dan di tempat
tidur klien.
Hasil observasi selama 2 hari pada tanggal 18-19 Agustus 2020, pendidikan
kesehatan mengenai cara mengurangi risiko infeksi meliputi cara cuci tangan yang
baik dan benar (6 langkah) dengan hand rub dan hand wash sudah dilakukan 50%
oleh perawat kepada pasien.
Tabel 3.36 Standart Prosedur Operasional Kebersihan Tangan dengan Hand Rub
No Indikator Kode
.
77
1. Prosedur dilakukan 20-30 detik 1 2 3 4 5 6
Total nilai 8 7 8 8 7 8
Rata-rata 96,87%
1 Baju kerja √ √ √ √ √ √ √ √
2 Memakai coverall √ √ √ √ √ √ √ √
78
6 Memakai Sarung Tangan Luar √ √ √ √ √ √ √ √
(lapisan kedua)
Total nilai 7 7 7 7 7 7 7 7
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
.
8. Kepatuhan Pelepasan APD
Hasil observasi selama 2 hari pada tanggal 18-19 Agustus 2020, kepatuhan
perawat di HCU Incovit 100% patuh dalam pelepasan APD level IV.
7 Melepas masker √ √ √ √ √ √ √ √
8 Melepas sepatu √ √ √ √ √ √ √ √
Total nilai 7 7 7 7 7 7 7 7
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
79
Perawat di ruangan rawat inap HCU incovit melakukan asesmen
ulang resiko jatuh menggunakan format SAKTI- J yang dilakukan pada awal
menerima pasien baru dan bila ada perubahan kondisi baik secara langsung
maupun melalui pengkajian langsung dan melalui monitor CCTV.
Adapun pengelompokan sebagai berikut:
Skor ≥ 45 : risiko tinggi
Skor 25-44 : risiko jatuh rendah
Skor 0-24 : tidak berisiko.
Jumlahpasienjatuh
x 100 %
Formula = Jumlahpasienyangberisikojatuh
= 0 x 100 %
102
=0%
Pada observasi tanggal 18-19 Agustus 2020 didapatkan angka kejadian jatuh
sejumlah 0% dikarenakan tidak adanya pasien yang jatuh.
Pada observasi tanggal 17-19 Agustus 2020 didapatkan angka kejadian cidera
akibat restrain sejumlah 0% dikarenakan tidak adanya pasien yang di restrain.
80
81
Tabel 3.41. Risiko Pasien Jatuh
No Pernyataan Ya Tidak %
Keterangan
.
1. Ruangan menyediakan 40 0 100 % Handrail terdapat di kamar mandi pasien sebesar
hand rail untuk 100 %.
mengurangi resiko
pasien cidera karena
jatuh
2. Terdapat side rail 70 10 100 % Terdapat siderail di masing-masing tempat tidur
disetiap tempat tidur pasien sebesar 100%.
pasien
Inisial Perawat
No Aspek yang dinilai A (%) Keterangan
L
1. Perawat melakukan Pengkajian risiko jatuh selalu dilakukan oleh
assesment awal resiko √ √ 100% perawat ketika pasien baru masuk ruangan.
jatuh
2. Perawat melakukan Pengkajian ulang untuk pasien risiko jatuh belum
assesment ulang resiko dilakukan. Karena berdasarkan observasi dari
jatuh √ √ 100% data rekam medis pasien, hanya terdapat 1 form
pengkajian pasien risiko jatuh yang diisi ketika
pasien baru masuk ruangan.
82
Inisial pasien % Keterangan
No Tn. Ny.J Tn.H
Aspek yang dinilai Tn.T Tn. H Tn.K Ny.R Ny.W
. U
1. Pasien dengan resiko √ √ √ √ √ √ √ √ 100 % Pasien yag teridentifikasi resiko jatuh telah
jatuh dipasangkan dipasangkan gelang kuning untuk
gelang kuning dan meningkatkan kewaspadaan terhadap pasien
tanda resiko jatuh tersebut.
Rata-rata 100 %
83
Hasil pengkajian selama 2 hari (18-19 Agustus 2020) pada 24 pasien
di Ruang rawat inap HCU Incovid didapatkan rata-rata jumlah klien risiko
jatuh tinggi sebanyak 0 %. Pada 2 hari tersebut tidak didapatkan klien yang
mengalami kejadian jatuh selama mendapatkan perawatan. Untuk
mengurangi risiko jatuh, klien dipantai dengan CCTV 24 jam. Assesment
ulang pasien resiko jatuh dilakukan sesuai klasifikasi resiko jatuh, yaitu resiko
jatuh tinggi diassesment ulang setiap 2 jam sekali dan resiko ulang dikaji
ulang setiap shift. Pendokumentasian ulang yang dilakukan perawat
dilakukan sebesar 100%.
Pengkajian risiko jatuh pada klien-klien di Ruang HCU incovid
dilakukan menggunakan Morse Fall Scale untuk klien dewasa. Apabila score
menunjukkan hasil resiko tinggi maka klien diberikan gelang penanda resiko
jatuh berupa gelang warna kuning. Penggolongan risiko jatuh dibagi menjadi
3 yaitu risiko rendah, risiko sedang dan risiko tinggi.
Risiko rendah: diobservasi dan dikaji ulang setiap 3 hari
Risiko sedang: diobservasi dan dikaji ulang setiap hari
Risiko tinggi: diobservasi dan dikaji ulang setiap shift
Berdasarkan hasil observasi terkait pengurangan risiko pasien jatuh
didapatkan pencapaian 100% meskipun perawat tidak melakukan assesment
ulang resiko jatuh. Pengkajian risiko jatuh hanya dilakukan oleh perawat
ketika pasien baru masuk ruangan, sedangkan pengkajian ulang untuk
pasien risiko jatuh belum dilakukan, karena berdasarkan observasi dari data
rekam medis pasien, hanya terdapat 1 form pengkajian pasien risiko jatuh
yang diisi ketika pasien baru masuk ruangan.
84
.4 ANALISIS SWOT
1. Fungsi Manajemen
No Ratin Bobot x
Analisa Faktor Internal Bobot
g Rating
STRENGTH
1 Ketua tim sudah melaksanakan tugas 0,15 4 0,6
sesuai SPO sebesar 84,6%
2 Perawat pelaksana sudah 0,17 4 0,68
melaksanakan tugasnya sesuai SPO
sebesar 100%.
85
pelaksanaan supervisi
7 Tidak ada rapat rutin yang melibatkan 0,07 2 0,14
seluruh staf ruangan
8 Belum adanya kejelasan pemberian 0,08 2 0,16
insentif khusus ruang covid
9 Belum adanya punishment untuk 0,06 2 0,12
perawat di ruangan yang melakukan
kelalaian
Total 1 3,25
SUMBU X: TOTAL KEKUATAN-TOTAL KELEMAHAN=2,95-3,25 =
-0,3
No Bobot x
Analisa Faktor Eksternal Bobot Rating
Rating
OPPORTUNITY
1 RSUD dr.Saiful Anwar merupakan 0,35 4 1,4
rumah sakit rujukan dengan fasilitas dan
sarana kesehatan yang memadai
2 RSUD dr.Saiful Anwar Malang sudah 0,28 2 0,56
terakreditasi A
3 Visi dan misi RSUD dr.Saiful Anwar 0,37 3 1.11
mampu meningkatkan kepuasan dan
keselamatan pasien
Total 1 3,06
THREAT
1 Sebagai rumah sakit pusat rujukan 1 3 3
covid, RSUD dr.Saiful Anwar dituntut
untuk memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat sesuai prosedur
yang berlaku
Total 1 3
SUMBU Y: KESEMPATAN-KEKURANGAN: 4-3 = 1
2. 5M
No Bobot
Analisa Faktor Internal Bobot Rating x
Rating
86
STRENGTH
M1 (Man)
1. Tingkat pendidikan tenaga keperawatan di ruang 0,07 3 0,21
rawat inap HCU incovid D3 keperawatan
sebanyak 86,9% dan S1 keperawatan sebanyak
13,1%
2. Sebagian besar tenaga perawat di ruang rawat 0,08 4 0,32
inap HCU incovid sudah mendapatkan pelatihan
BLS, manajemen bangsal, PPI, dan pelatihan
pemakaian APD
3. Sebagian besar tenaga perawat di ruang HCU 0,07 4 0,21
incovit memiliki masa kerja di atas 5 tahun
M2 (Materials and Mechine)
4. Ruang rawat inap HCU incovit mempunya 0,04 3 0,12
kapasitas 73 tempat tidur dengan fasilitas yang
memadai
5. Petugas mendapatkan fasiltas 15 kamar jaga 0,04 2 0,08
dan makan 3 kali sehari
M3 (Method)
6. Operan langsung dilakukan setiap pergantian 0,06 4 0,24
shift dan juga antara anggota kelompok kerja/
sesi dalam satu shift
7. Terdapat 6 ketua tim yang masing-masing 0,07 3 0,21
memimpin tiap sesi saat masuk ke zona merah
8. Ketua tim memberikan pengarahan kepada 0,07 3 0,21
perawat pelaksana tetntang rencana asuhan
keperawatan
9. Preconference dilakukan setiap hari dan dipimpin 0,06 3 0,18
oleh kepala ruangan
10. Preconference dilaksanakan sesuai SPO 0,05 3 0,15
sebesar 100%
11. Depo farmasi tersentral di lantai 1, tetapi juga 0,06 3 0,18
terdapat persediaan di lantai 4 sebagai lokasi
pusat pelayanan
12. Petugas farmasi standby selama 24 jam, shift 0,06 2 0,12
pagi standby di tiap ruangan dan sore malam
standby di depo farmasi lantai 1
87
13. Pendidikan kesehatan dilakukan baik kepada 0,07 3 0,21
pasien maupun keluarga pasien
M4 (MONEY)
14. Pembiayaan pasien di ruang rawat inap incovit
diklaim ke kemnkes sehingga pasien tidak 0,05 3 0,15
dikenakan biaya apapun
M5 (MARKET
15. Rata-rata BOR ruang HCU incovit pada 17 Juli
0,08 3 0,24
sampai dengan 18 Agustus 2020 yaitu 97,9%.
16. Rata-rata TOI ruang HCU incovit pada bulan Juli
0,07 3 0,21
2020 adalah 0,41%
TOTAL 1 3,04
Weakneses (W)
M1 (Man)
1. Semua pasien di ruang HCU incovit mempunyai 0,08 3 0,24
tingkat ketergantungan total karena semua
kebutuhan pasien dilakukan oleh perawat.
2. Berdasarkan perhitungan metode Gillies 0,12 4 0,48
diperoleh kebutuhan tenaga perawat sejumlah
161 orang, sementara tenaga yang tersedia saat
ini hanya 92 orang. Sehingga terdapat
kekurangan tenaga sebanyak 69 orang
M2 (Materials and Mechine)
M3 (Method)
3. Pelaksanaan MAKP belum optimal dimana 0,12 4 0,48
terdapat 2 kepala ruangan tetapi perawat
pelaksana tidak dapat terpisah menjadi 2 ruangan
4. Preconference tidak dilakukan secara terpisah 0,07 2 0,14
oleh masing-masing tim
5. Selama pengkajian 2 hari, ronde keperawatan 0,06 3 0,18
tidak dilakukan sebanyak 0%
6. Orientasi pasien baru belum dilaksanakan sesuai 0,08 3 0,24
SPO
7. Pada saat penerimaan pasien baru, perawat tidak 0,09 4 0,36
mengetahui kondisi pasien secara langsung
karena perawat yang menerima pasien dan
menerima rekam medik adalah orang yang
88
berbeda
8. Discharge planning belum dilakukan secara 0,09 4 0,36
maksimal, hanya dilakukan sebesar 20%
9. Selama pengkajian 2 hari, supervise belum 0,07 3 0,21
dilaksanakan 0%
M4 (MONEY)
10. Apabila klaim biaya pasien tidak turun akan 0,07 3 0,21
menggunakan sumber dana dari rumah sakit
M5 (MARKET)
11. Rata-rata ALOS di ruang HCU incovit pada bulan 0,08 2 0,16
Juli 2020 sebesar 19,6%. Nilai ALOS ideal
menurut Sudra,2010 yaitu antara 6-9 hari.
12. Rata-rata BTO di ruang HCU incovit selama 1 0,07 2 0,14
bulan adalah 1,67%
Total 1 3,2
No Bobot x
Analisa Faktor Eksternal Bobot Rating
Rating
OPORTUNITIES
M1 (Man)
-
M5 (MARKET)
2. Psien ditinjau dari system pembiayaan 0,33 3 0,99
menggunakan system pembayaran
89
yang ditanggung 100% oleh pemerintah
3. Rata-rata pasien berasal dari wilayah
0,31 3 0,93
malang raya sebanyak 72,37%
TOTAL 1 3,36
Treath
M1 (Man)
4. Pemenuhan tenaga perawat oleh 1 2 2
bagian kepegawaian masih kurang dari
kebutuhan.
M2 (Materials and Mechine)
-
M3 (Method)
-
M4 (Money)
-
M5 (Market)
-
a. TOTAL 2
90
tepat pasien operasi pada tanggal 18-19
Agustus 2020 dilaksanakan 100%
7 Cuci tangan sebelum dan sesudah 0,12 3 0,36
pemakaian APD dilaksanakan 100%
8 Selama pengkajian tanggal 18-19 0,13 3 0,39
Agustus 2020 kepatuhan pemakaian
APD dilakukan 100%
9 Tidak ada kejadian pasien jatuh selama 0,15 3 0,45
2 hari pada tanggal 18-19 Agustus 2020
Total 1 3,6
WEAKNESS
1 Komunikasi efektif yang dilakukan di
0,38 3 1,14
ruang HCU incovit sebesar 67%
2 Berdasarkan observasi pada tanggal 18-
19 Agustus 2020 didapatkan masih ada
0,37 4 1,48
petugas yang tidak sesuai SPO dalam
pelepasan APD sebesar 20%
3 Jumlah pasien resiko jatuh di ruang
HCU incovit pada tanggal 18-19 Agustus 0,25 3 0,75
2020 sebesar 65%
Total 1 3,37
91
KURVA SWOT
Opportunity (0)
5M
MUTU
FUNGSI MANAJEMEN
-3 -2 -1 0 1 2 3
THREAT (T)
Keterangan:
1. 5M berada di kuadran OW , hal ini berarti kekuatan dan peluang pada 5M lebih
dominan dari pada kelemahan dan ancaman. Ini dapat bermakna bahwa
komponen 5M di Ruang Dahlia 2 dalam kondisi progresif dimana ruang dapat
dimungkinkan untuk melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan dalam setiap program baru yang di buat oleh ruangan.
2. Fungsi Manajemen berada pada kuadran WT, hal ini berarti bahwa ancaman
dan kelemahan pada Ruang Dahlia 2 lebih dominan daripada peluang dan
kekuatan yang ada. Ini bermakna bahwa di Ruang HCU incovid ditemukan
masalah yang berarti. Hal yang perlu dilakukan adalah strategi diverivikasi untuk
menghadapi ancaman dengan kekuatan yang ada.
3. Mutu berada di kuadran WT, hal ini berarti bahwa ancaman dan kelemahan
pada Ruang HCU incovid lebih dominan daripada peluang dan kekuatan yang
ada. Ini bermakna bahwa di Ruang HCU incovid ditemukan masalah yang
berarti. Hal yang perlu dilakukan adalah strategi diverivikasi untuk menghadapi
ancaman dengan kekuatan yang ada.
BAB IV
92
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN PLAN
OF ACTION PENYELESAIAN MASALAH
93
No Daftar Masalah M Sv Mn Nc Af Total Prioritas
g
melibatkan seluruh staf ruangan
8. Belum adanya kejelasan 4 4 4 4 3 768 7
pemberian insentif khusus ruang
covid
9. Belum adanya punishment 3 3 3 1 4 108 13
untuk perawat di ruangan yang
melakukan kelalaian
10. Ronde keperawatan tidak 3 3 3 1 3 81 14
dilakukan sebanyak 0%
11. Orientasi pasien baru belum 5 5 4 5 5 2500 1
dilaksanakan sesuai SPO
12. Discharge planning belum 5 4 5 4 5 2000 2
dilakukan secara maksimal,
hanya dilakukan sebesar 20%
13. Masih ada petugas yang tidak 5 3 3 3 4 540 8
sesuai SPO dalam pelepasan
APD sebesar 20%
14. Pendidikan kesehatan belum 5 4 4 4 3 960 6
terlaksana
Keterangan:
5 : Sangat sering/sangat besar kerugian/sangat mudah dipecahkan/sangat
diperhatikan
4 : sering/besar kerugian/mudah dipecahkan/diperhatikan
3 : kadang-kadang/ kerugian sedang/agak mudah dipecahkan/jarang diperhatikan
2 : jarang/sedikit kerugian/agak sulit dipecahkan/kurang diperhatikan
1 : tidak terjadi/tidak ada kerugian/sulit dipecahkan/tidak diperhatikan
94
Alternative
No Masalah Penyebab
Pemecahan
baru belum media saat penggunaan kisi-kisi video
dilakukan secara APD level 4 sehingga ORBAVITA (orientasi
optimal perawat lebih berfokus pasien baru COVID-19)
pada pelayanan yang berisi hal-hal
keperawatan yang perlu
Beban kerja perawat disampaikan saat
yang tinggi orientasi sesuai SPO
Jumlah pasien semakin orientasi di ruangan
banyak
95
4.3. Penentuan Prioritas Penyelesaian Masalah
Prioritas pemecahan masalah dilakukan dengan memperhatikan aspek :
1. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude = Mg)
2. Pentingnya cara penyelesaian masalah (Importancy = I)
3. Sensitivitas penyelesaian masalah (Vulnerability = V)
4. Efisiensi biaya (Cost = C)
Efektifita Efisiens
Alternatif Penyelesaian Total
No s i Prioritas
Masalah
M I V C MxIxV/C
1 Membuat booklet dan kisi-kisi 5 5 5 2 41 1
video ORBA (orientasi pasien
baru) yang berisi hal-hal yang
perlu disampaikan saat
orientasi sesuai SPO orientasi
di ruangan
2 Membuat bookle dan kisi-kisi 4 5 4 3 26 2
aplikasi menerapkan si IDEAL
discharge planning yang
berisi hal-hal yang perlu
disampaikan saat pasien
pulang
3 Pembuatan SOP Supervisi 4 4 4 4 16 3
Kepala Ruang dan penerapan
si “SUKA” / supervisi kasus
Keterangan :
5=Sangat bisa/Sangat bersedia
4=Bisa/Tersedia
3=Cukup
2=Sangat Kurang
1=Sangat Kurang
96
4.4. POA
No Prioritas Masalah Why What Where Who When How POA How
Much
1. Orientasi pasien Kategori pasien Pembuatan kisi- HCU Pj 26/08/20 1. Study literatur Rp. 200.000
baru belum yang total care kisi media orientasi incovid (imam) orientasi pasien baru
dilakukan secara Keterbatasan waktu pasien baru 2. Konsultasi dengan
optimal dan media saat ORBAVITA pembimbing
penggunaan APD akademik
level 4 sehingga 3. Membuat kisi-kisi
perawat lebih video penerimaan
berfokus pada pasien baru
pelayanan 4. Implementasi
keperawatan 5. evaluasi
Beban kerja
perawat yang tinggi
Jumlah pasien
semakin banyak
97
No Prioritas Masalah Why What Where Who When How POA How
Much
kurang maksimal waktu saat Si IDEAL dan 2. Membuat
penggunaan APD pembuatan kisi-kisi form
level 4 sehingga aplikasi video 3. Membuat
perawat lebih discharge planning media edukasi
berfokus pada booklet
pelayanan 4. Edukasi
keperawatan, video
discharge planning 5. implementas
sebagian i
disampaikan di saat 6. evaluasi
KRS
3. Pelaksaaan Perubahan Penyusunan HCU PJ 26/08/20 1. Study Rp. 200.000
98
No Prioritas Masalah Why What Where Who When How POA How
Much
99
4.5. Rencana Kegiatan Manajemen
100