Anda di halaman 1dari 30

i

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) III


IMPLEMENTASI PENERAPAN K3
DIPUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG
TAHUN 2021

DISUSUN OLEH:

1. NANDA AULIA ( 1821030 )


2. NETI PARWANSYAH ( 1821031 )

PROGRAM STUDI D-III REKAM MEDIK DAN INFORMASI


KESEHATAN APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PKL III

JUDUL:
IMPLEMENTASI PENERAPAN K3
DIPUSKESMAS PEMBINA
PALEMBANGTAHUN 2021

Laporan PKL III ini telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian PKL
Program Studi D-III Rekam Medik dan Informasi Kesehatan
Apikes Widya DharmaPalembang,

Tanda Tangan

M.Ariq Dwi Rizky Paganini,S.Pd


NIK: 21121994.21

Mengetahui,
Direktur Apikes Widya Dharma Palembang

Novdaly Fillamenta, S.Sn., M.Si., M.Kes


NUK: 20111977.01

ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PKL III

Judul:
IMPLEMENTASI PENERAPAN K3
DIPUSKESMAS PEMBINA
PALEMBANGTAHUN 2021

Laporan Praktek Kerja Lapangan III telah diperiksa dan disahkan


Palembang,

Tanda Tangan

M.Ariq Dwi Rizky Paganini,S.Pd


NIK: 21121994.21

Mengetahui,
Direktur Apikes Widya Dharma Palembang

Novdaly Fillamenta, S.Sn., M.Si., M.Kes


NUK: 20111977.01

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan Semester V (lima) ini tepat pada waktunya.
Laporan Praktik Kerja Lapangan Semester V (lima) ini membahas tentang
“Implementasi penerapan K3 di Puskesmas Pembina Palembang ”.
Dalam kesempatan ini perkenanlah kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu dr. Hj.Erfiana Umar,M.Kes,MARS, selaku Kepala Puskesmas Pembina
Palembang
2. Ibu Afria Hartini,Amd.PK selaku pembimbing praktikkrerja lapangan di
Puskesmas Pembina Palembang.
3. Staf Bagian Rekam Medik Puskesmas Pembina palembang
4. Bapak dr. H. Syarif Darwin Ansori, Sp.A(K), selaku Pembina Yayasan
WIMEL LITOGA.
5. Bapak Wisuda Diwansha, A.Md, selaku Ketua Yayasan WIMEL LITOGA.
6. Bapak Novdaly Fillamenta, S.Sn., M.Si., M.Kes, selaku Direktur Apikes
Widya Dharma Palembang.
7. Bapak Lupri Davisena, ST., MM, selaku Wadir I Apikes Widya Dharma
Palembang.
8. Bapak Limisran, S.Kep., M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-III Rekam
Medik dan Informasi Kesehatan Widya Dharma Palembang.
9. Bapak M.Ariq Dwi Rizky Pagamini,S.Pd, selaku Dosen Pembimbing
LapanganPKL.
10. Semua dosen dan staf Apikes Widya Dharma Palembang.
11. Teman-teman Angkatan 2018, yang telah membantu, baik moril maupun
materil sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan
ini.

iv
Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan, baik segi isi maupun
dari segi penulisan. Untuk itu mohon saran dan kritik yang membangun dan
pembaca sehingga dapat membantu kami untuk meningkatkan kreatifitas kami ke
arah penyempurnaan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Harapan kami semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan semester V yang
kami buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi rekan-
rekan mahasiswa Prodi Rekam Medik dan Informatika Kesehatan serta pembaca.
Semoga Allah SWT meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Palembang,Februari 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 LatarBelakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2
1.4 Manfaat............................................................................................ 3
1.5 Ruang Lingkup................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
2.1 SejarahRekamMedis........................................................................ 5
2.2 TujuanRekamMedis......................................................................... 7
2.3 Sistem dan Subsistem Rekam Medis............................................... 8
2.4 Alur RM........................................................................................... 12
BAB III HASIL PENGAMATAN................................................................. 17
3.1 Gambaran Umum Puskesmas.......................................................... 18
3.2 Struktur Organisasi Puskesmas........................................................ 20
3.3 Struktur Organisasi Unit Rekam Medis........................................... 21
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 25
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 27
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 27
5.2 Saran ................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang dapat
membantu mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, hal itu
dikarenakan puskesmas mempunyai dua pokok fungsi, yaitu melakukan
peningkatan usaha kesehatan pribadi dan usaha kesehatan
masyarakat.Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setingi-tinginya di wilayah kerjanya.
Salah satu fungsi dari puskesmas adalah melakukan peningkatan
usaha kesehatan pribadi, salah satu usaha kesehatan pribadi yaitu
pengobatan dasar. Ada beberapa faktor yang dapat membantu kelancaran
proses pelayanan kesehatan kepada pasien, salah satunya adalah rekam
medis.
Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis
adalah yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
Berbagai macam cara dan sistem yang digunakan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, salah satunya adalah sistem
rekam medis yang baik. Berkas rekam medis dapat digunakan sebagai alat
komunikasi antar pemberi pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan dapat
ditingkatkan dengan baik, bila didukung oleh keamanan dan kerahsiaan
berkas rekam medis pasien diruangan penyimpanan berkas rekam medis
itu sendiri.

1
2

Seperti yang kita ketahui rekam medis pasien merupakan arsip


yang bersifat rahasia. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, pasal 10 ayat (1)
bahwa isi rekam medis mengandung riwayat pengobatan pasien dari awal
sampai akhir pasien tersebut berobat. Oleh karena itu rumah
sakit.bertanggung jawab atas keamanan dan kerahasiaan berkas rekam
medis pasien.
Untuk menjaga keamanan dan kerahasian rekam medis pasien
maka diperlukan pengelolaan rekam medis yang baik salah satunya
seperti keamanan berkas rekam medis.Berkas rekam medis di katakan
baik apabila berkas tersebut memiiki map/cover ,ruangan yg mewadai
salah satunya pintu masuk harus di kunci setiap jam yang kosong
,sehingga dapat terhindar dari ancaman kehilangan, bencana dan segala
sesuatu yang dapat membahayakan rekam medis tersebut. Salah satu
layanan yang sangat penting adalah sistem keamanan berkas rekam medis.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul
“IMPLEMENTASI PENERAPAN K3 DI PUSKESMAS PEMBINA
PALEMBANG”.

1.2.1 Rumusan Masalah


1. Bagaimana keamanan berkas rekam medis di Puskesmas Pembina
Palembang sudah sesuai dengan standar?
2. Apakah keselamatan petugas rekam medis di Puskesmas Pembina
Palembang sudah memenuhi standar?

1.3. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung
dalam implementasi keilmuan dari suatu kerangka sistem di Puskesmas
khususnya masalah keselamatan petugas di ruang penyimpanan di
puskesmas Pembina Palembang
3

B. Tujuan Khusus
1.Untuk mengetahui ruangan Rekam Medis
2.Untuk mengetahui rak penyimpanan
3.Untuk mengetahui keselamatan pekerja di ruang pennyimpanan
1.4. Manfaat
A. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai permasalahan nyata di
lapangan.
b. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang
lebih aplikatif.
c. Mahasiswa mendapatkan pengalaman bekerja secara tim untuk
memecahkan suatu masalah di lapangan.
B. Bagi Akademi
Terbinanya suatu jaringan kerjasama antara institusi tempat
magang dan antar mahasiswa untuk meningkatkan keterkaitan dan
kepadanan antara substansi akademik dengan kompetensi yang
dibutuhkan di tempat kerja.
C. Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai informasi, penilaian dan
peningkatan kinerja petugas rekam medis di masa yang akan datang
di Puskesmas Pembina Palembang.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup praktik kerja lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa
DIII rekam medis dan informasi kesehatan APIKES Widya Dharma semester V
tentang di Puskesmas Pembina Palembang ini meliputi:
1. Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan laporan ini adalah ilmu rekam medis.
2. Lingkup Materi
Materi dalam laporan ini adalah membahas tentang implamentasi
penerapan k3 rekam medis di Puskesmas Pembina Palembang.
4

3. Lingkup Lokasi
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan di Puskesmas Pembina
Palembang di ruang rekam medis.
4. Lingkup Waktu
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 15 februari
sampai 27 februari 2021.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Rekam Medis

Rekam medis sebagai catatan yang ditemukan sejak zaman batu


(paleolithicum) ± 25.000 SM di Spanyol, di buktikan dengan adanya
pahatan pada dinding gua. Pada zaman zunani ± 460 SM, Hippocrates
(Bapak Ilmu Kedokteran) mencatat pemeriksaan pasiennya atau penemuan
medis (Rekam Medis). Kecermatan cara kerja Hippocrates dalam
pengelolaan rekam medisnya sangat menguntungkan para dokter di zaman
sekarang. Pada Zaman keemasan Dinasti Islam, Avicena (Ibnu Sina) dan
Rhazes merupakan tokoh yang berperan menggunakan pencatatan klinik
yang baik, yang ditulis pada buku-buku kedokteran seperti “Treatise on
Smallpox and Measless”.
Menurut Wijayanti (2011) Rekam medis mulai sangat terasa sejak
didirikannya Rumah Sakit St.Bartholomew di London Inggris. Rumah sakit
ini sangat menekankan pencatatan laporan atau instruksi medis yang harus
dilakukan oleh seorang dokter sebagai bentuk pertanggung jawabanya
kepada pasien. Pada abad 18 Rumah Saki. Pennsylunia di Philadelphia
didirikan oleh Benjamin Franklin pada tahun 1752. Pada tahun 1771
didirikan Rumah Sakit New York, pencatatan rekam medis baru dikerjakan
pada tahun 1793 yaitu registrasi pasien baru. Tahun 1862 pengindeksan
penyakit dan kondisi pasiennya baru dilakuan Perkembangan rekam medis
semakin berkembang pada abad 19 yang ditandai dengan dibukanya rumah
sakit umum Massachusetts di Boston tahun 1801.
Rumah sakit ini memiliki rekam medis dan katalog pasien
lengkap.Tahun 1871 mulai menginstruksikan bahwa setiap pasien yang
dirawat harus dibuatkan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP).Pada tahun
1902 American Hospital Association (AHA) untuk pertama kalinya
melakukan diskusi rekam medis. Tahun 1905 seorang dokter berkebangsaan

5
Amerika dr. Wilson mengemukakan pidato ilmiahnya yaitu tentang
pentingnya nilai rekam medis yang lengkap demi kepentingan pasien
maupun pihak rumah sakit.
Pada abad ke 18 dan 19 rekam medis semakin berkembang dengan
dibukanya rumah sakit umum Massachusetts di Boston, rumah sakit ini
memiliki rekam medis yang lengkap dan banyak ditemukan istilah-istilah
baru dalam rekam medis yaitu salah satunya mulai mengintruksikan bahwa
setiap pasien yang dirawat harus dibuat Kartu Index Utama Pasien (KIUP).
Pada awal abad ke 20, kebutuhan rekam medis terus berkembang dengan
adanya akreditasi dan dengan didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis
di setiap negara.
Pada tahun 1902, American Hospital Association pertama
melakukan diskusi mengenai rekam medis dan berkembang kemudian
muncul empat sekolah rekam medis, tahun 1955 sekolah rekam medis
berkembang menjadi 26 sekolah dengan lulusan sebanyak 1000 orang
siswa, tahun 1948 di Inggris didirikan empat sekolah rekam medis, di
Australia mendirikan rekam medis oleh seorang ahli rekam medis yang
berkebangsaan Amerika bernama Ny. Huffman. Kemudian dengan
kemajuan zaman sampai saat ini rekam medis didefinisikan sebagai berikut:
a. Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 Rekam medis
adalah yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
b. Menurut Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (2006). Rekam medis adalah keterangan baik tertulis
maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, pengobatan,
pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa serta segala pelayanan dan
tindakan medis yang diberikan kepada pasien baik yang rawat inap,
rawat jalan maupun yang mendapat pelayanan gawat darurat.
c. Menurut Pasal 46 ayat (1) UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran. ( UU Praktik Kedokteran ) yang mengatakan
bahwa stiap dokter atau dookter gigi dalam menjalankan praktik

6
kedokteran wajib membuat rekam medis .Arti rekam medis itu
sendiri.menurut penjelasan pasal 46 ayat (1) UU Praktik kedokteran
adalah berkas Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
d. Menurut Huffman dalam Fajri (2008) Rekam medis adalah fakta
yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan
pengobatan masa lalu serta saat ini yang ditulis oleh profesi
kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien tersebut.
e. Menurut Gemala R. Hatta (2008) dalam buku yang berjudul
Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan Rekam medis adalah “berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain kepada pasien di sarana pelayanan
kesehatan”.

2.2 Tujuan Rekam Medis


Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa
didukung suatu sistem pengolahan rekam medis yang baik dan benar, tidak
akan tercipta tertib administrasi sebagaimana yang diharapkan. (Pedoman
Penyelenggaraan Rekam Medis RS, 2006)
Menurut Konsil Kedokteran Indonesia, 2006, manfaat rekam medis yaitu:
1. Pengobatan Pasien
Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan
pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan
kepada pasien.
2. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran
dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan

7
untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan
masyarakat yang optimal.
3. Pendidikan dan Penelitian
Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis
penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis,
bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran
dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.
4. Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan
kepada pasien.
5. Statistik Kesehatan
Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,
khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat
dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit
tertentu.
6. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga
bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.

2.3 Kegunaan Rekam Medis


Menurut Ginoby (1991) menyatakan Rekam Medis dengan singkatan  
ALFRED, yaitu :

A. Aspek Administrasi/ Administration, didalam berkas rekam medis


mempunyai nilai adminstrasi, karena isinya menyangkut tindakan
berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis
dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
B.   Aspek Hukum/ Legal, suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan
kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha

8
menegakkan hukum serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti
untuk menegakkan keadilan. Rekam medis adalah milik dokter dan
rumah sakit sedangkan isinya yang terdiri dari identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang dapat
dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku (UU Praktik Kedokteran RI No. 29 Tahun
2004 Pasal 46 ayat (1), Penjelasan)
C.  Aspek Keuangan/ Financial, karena isinya mengandung data/
informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
Kaitannya rekam medis dengan aspek keuangan sangat erat sekali
dalam hal pengobatan, terapi serta tindakan – tindakan apa saja yang
diberikan kepada seorang pasien selama menjalani perawatan di
rumah sakit, oleh karena itu penggunaan sistem teknologi komputer
di dalam proses penyelenggaraan rekam medis sangat diharapkan
sekali untuk diterapkan pada setiap instansi pelayanan kesehatan.
D. Aspek Penelitian/ Research, karena isinya menyangkut data dan
informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek pendukung
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan.
E. Aspek Pendidikan/ Education, karena isinya menyangkut
data/informasi tentang kronologis dan kegiataNnpelayanan medis
yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan
sebagai bahan/ referensi pengajaran di bidang profesi penddikan
kesehatan.
F. Aspek Dokumentasi/ Documentation, karena isinya menyangkut
sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. (Depkes RI,
2006)

9
2.4 Sistem an dan Subsitem Rekam Medis

1. Sistem Penamaan
Sistem penamaan dalam pelayanan medis yaitu tata cara penulisan
nama pasien yang bertujuan untuk membedakan satu pasien dengan
pasien yang lain dan untuk memudahkan dalam pengindeksan
Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP). Penulisan nama dalam
formulir rekam medis harus memenuhi persyaratan penulisan untuk
diindeks dan memenuhi kelengkapan nama seseorang. Menurut
Bambang Shofari dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sistem
Rekam Kesehatan (PSRK) tahun edisi 1998 cara menulis dan
mengindeks nama dalam formulir rekam medis adalah sebagai
berikut:
a. Menulis nama orang Indonesia
1. Nama Tunggal
Nama orang dapat terdiri dari satu suku kata, dua kata
atau lebih. Nama orang hanya terdiri dari satu suku
kata, diindeks sebagaimana nama itu disebut Salahsatu
contohnya :
2. Nama Majemuk
Nama orang Indonesia yang majemuk dan oleh si
pemilik nama itu ditulis menjadi satu, diindeks
sebagaimana nama itu ditulis.
3. Nama Keluarga
Nama orang Indonesia yang menggunakan nama
keluarga, yang diutamakan nama keluarganya.
b. Menulis nama orang India, Jepang, Thailand dan sejenisnya
Kata akhir dijadikan kata tangkap utama dalam indeks, tanpa
memperhatikan apakah kata akhir itu nama keluarga atau
nama clan.
c. Menulis nama orang Eropa, Amerika, dan sejenisnya

10
Nama orang Eropa, Amerika, diindeks dan ditulis
berdasarkan nama keluarga.
2. Sistem Penomoran
Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu tata cara
penulisan nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat
sebagai bagian dari identitas pasien yang bersangkutan. Tujuannya
yaitu:
a) Sebagai petunjuk pemilik folder yang bersangkutan.
b) Sebagai pedoman dalam tata cara penyimpanan dokumen
rekam medis.
c) Sebagai petunjuk dalam pencarian dokumen rekam medis
yang telah tersimpan di filing. Menurut Bambang Shofari
dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sistem Rekam
Kesehatan (PSRK) ada tiga sistem pemberian nomor pasien
(Administrasion Numbering System) adalah sebagai berikut:
a. Pemberian nomor cara Serial Numbering System
Yaitu sistem penomoran dimana setiap pasien yang
berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas selalu
mendapatkan nomor baru. Keuntungan menggunakan
sistem ini yaitu petugas lebih mudah mengerjakan,
namun kerugiannya yaitu membutuhkan waktu lama
untuk mencari atau mendapatkan berkas rekam medis
pasien lama karena satu pasien mendapatkan lebih dari
satu nomor rekam medis sehingga informasi pelayanan
klinisnya menjadi tidak berkesinambungan dan dapat
merugikan pasien.
b. Pemberian nomor cara Unit Numbering System
Yaitu sistem penomoran dimana sistem ini memberikan
satu nomor rekam medis pada pasien berobat jalan,
pasien rawat inap, gawat darurat dan bayi baru lahir.
Kelebihan sistem ini adalah informasi klinis dapat
berkesinambungan, tetapi pengambilan data pasien

11
akan lebih lama karena semua data dan informasi
mengenai pasien dan pelayanan pendaftaran pasien
pernah berkunjung (berobat) atau sebagai pasien lama
hanya memiliki satu nomor. Kekurangan ini dapat
diatasi dengan sistem pelayanan yang terpisah antara
pendaftaran pasien lama atau baru.
c. Pemberian nomor cara Serial Unit Numbering System
Yaitu sistem penomoran dengan menggabungkan
sistem seri dan sistem unit. Setiap pasien yang
berkunjung pada sarana pelayanan kesehatan diberikan
nomor baru, tetapi dokumen rekam medis terdahulu
digabungkan dan disimpan jadi satu dibawah nomor
yang paling baru. Kekurangannya yaitu petugas
menjadi lebih repot setelah selesai pelayanan informasi
klinis tidak berkesinambungan.
3. Sistem Penyimpanan
Dokumen rekam medis berisi data individual yang bersifat
rahasia, maka setiap folder harus disimpan dan dilindungi dengan
baik karena bertujuan untuk:
a. Mempermudah dan mempercepat ditemukannya kembali
dokumen yang disimpan dalam rak filing.
b. Mempermudah mengambil dari tempat penyimpanan.
c. Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian,
kerusakan fisik, kimiawi dan biologis.
Syarat dokumen rekam medis dapat disimpan yaitu apabila
pengisian pada lembar formulir rekam medis telah terisi dengan
lengkap dan telah dirakit sehingga riwayat pasien urut secara
kronologis. Ditinjau dari pemusatan atau penyatuan dokumen
rekam medis maka cara penyimpanannya dibagi menjadi dua
yaitu :

12
1. Sentralisasi
Sistem penyimpanan secara sentralisasi yaitu, suatu sistem
penyimpanan dengan cara menyatukan formulir rekam medis
milik pasien kedalam satu kesatuan dimana dokumen rekam
medis rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, milik seorang
pasien menjadi satu dalam satu folder (map).
2. Desentralisasi
Sistem penyimpanan secara desentralisasi yaitu suatu sistem
penyimpanan dengan cara memisahkan formulir rekam medis
milik pasien dimana dokumen rekam medis rawat jalan, rawat
inap, gawat darurat, milik seorang pasien dipisahkan pada
folder (map) yang berbeda.
Penjajaran Dokumen Rekam Medis
Dokumen rekam medis yang disimpan didalam rak penyimpanan
tidak ditumpuk melainkan disusun, berdiri sejajar satu dengan yang
lain.MenurutBambang Shofari dalam bukunya Pengantar Sistem
Rekam Kesehatan (PSRK) tahun edisi 1998 penjajaran dokumen
rekam medis ada 3 cara yaitu:
a. Sistem Nomor Langsung (Straight Numerical Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan
menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan
urutan nomor rekam medis dari awal.
b. Sistem Angka Tengah (Middle Digit Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan
menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan
urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok tengah.
c. Sistem Angka Akhir (Terminal Digit Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan
menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan
urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok akhir.

13
2.5 Alur Pelayanan Rekam Medis

ALUR PELAYANAN

Pasien datang

Unit Pendaftatran

Unit pelyanan
-poli PTM
- poli Dewasa
- Poli gigi
- poli KIA/KB
- Poli Anak

1. Setelah pembelian pelayanan kesehatan di poliklinik , petugas


poliklinik mengembalikan selutuh berkas rekam medis rawat jalan
serta buku ekspedisi ke petugas rekam medis 1x24 jam
2. Petugas rekam medis memeriksa kelengkapan pengisian berkas rekam
medis untuk yang belum lengkap segera di upayakan kelengkapannya.
3. Petugas intansi rekam medis mengelola rekam medis yang sudah
lengkap
4. Berkas rekam medis pasien di simpan berdasarkasn nomor rekam
medis di ruang penyimpanan rekam medis.

2.5 Hal – hal yang di temukan di puskesmas pembina


1. Masih terdapat petugas selain rekam medis yang dapat masuh ke
ruang filing.
2. Pintu ruang filing tidak terkunci..
3. Tidak adanya tulisan “SELAIN PETUGAS REKAM MEDIS
DILARANG MASUK” di pintu utama.

14
BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 Gambaran Umum Puskesmas

A. Sejarah Perkembangan Puskesmas Pembina Palembang


Puskesmas Pembina terletak di kecamatan Seberang Ulu I tepatnya
di kelurahan Silaberanti. Puskesmas ini terletak di pinggir jalan sehingga
masyarakat yang memerlukannya mudah untuk menjangkaunya.

Puskesmas ini dahulunya adalah sebuah klinik bersalin yang


merupakan cabang dari Rumah Sakit Umum M. Husin. Sehingga sampai
dengan saat ini Puskesmas Pembina dikenal sebagai sebuah Puskesmas
dengan tempat tidur khusus bersalin yang buka 24 jam dengan berbagai
macam kegiatan sebagaimana Puskesmas lainnya disertai dengan adanya
kehadiran Dokter Spesialis Kebidanan, Dokter Spesialis Anak, Dokter
Spesialis Penyakit Dalam dan para Dokter Muda (calon dokter).

SEJARAH KEPEMILIKAN PUSKESMAS PEMBINA


PALEMBANG
Puskesmas Pembina dahulunya adalah sebuah klinik bersalin yang
merupakan klinik cabang Rumah Sakit Umum M. Husin (RSU Palembang
dahulunya). Klinik bersalin ini cukup ramai dikunjungi oleh masyarakat

15
yang membutuhkannya. Dengan semakin ramainya pengunjung
dan semakin luasnya kebutuhan kesehatan masyarakat sekitar klinik maka
klinik bersalin ini dikembangkan menjadi sebuah poliklinik yang dikelola
oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Sehingga semenjak tanggal 2 Mei 1993, klinik bersalin cabang
RSU M. Husin ini diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Daerah
Kota Palembang yang pelaksanaannya diserahkan kepada Dinas Kesehatan
Kota Palembang yang diberi nama Puskesmas Pembina 8 Ulu. Oleh
karenanya sejak saat itu dalam pelaksanaan kegiatannya Puskesmas selalu
dalam pengawasan Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Setelah menjalani masa uji coba Puskesmas Swakelola Pembina
dan Berdasarkan Keputusan Walikota Palembang Nomor 443 Tahun
2011 , Puskesmas Pembina Sebagai Unit Kerja yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK-BLUD )

B. Gambaran Umum
1. Geografi
Puskesmas Pembina terletak di Jl. Ahmad Yani Kelurahan
Silaberanti Kecamatan Seberang Ulu I. Letak Puskesmas ini tepat di
pinggir jalan raya yang cukup strategis dan mudah dijangkau oleh
masyarakat. Selain itu juga banyak dilalui oleh kendaraan umum.
Wilayah kerjanya meliputi 3 kelurahan yaitu Kelurahan Silaberanti
,Kelurahan 8 Ulu, dan Kelurahan 9/10 ulu dengan luas wilayah kerjanya
± 713,5 Ha.

Tabel 1. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Pembina


No
Nama Kelurahan Luas Wilayah
.
1 Kelurahan Silaberanti 381 Ha
2 Kelurahan 8 Ulu 297 Ha
3 Kelurahan 9/10 Ulu 35,5 Ha
Total 713,5 Ha
Wilayah Kerja Puskesmas Pembina ini berbatasan dengan :
 Sebelah Utara berbatasan dengan sungai musi

16
 Sebelah Selatan berbatasan dengan 13 Ulu
 Sebelah Barat berbatasan dengan 7 Ulu
 Sebelah Timur berbatasan dengan Plaju Ilir
Kondisi geografi wilayah kerjanya terdiri dari dataran rendah dan rawa-
rawa.

2. Visi, Misi, Kebijakan Mutu, Motto dan Budaya Kerja

1. Visi Puskesmas Pembina:


Menjadi Puskesmas pilihan utama masyarakat dengan
pelayanan kesehatan yang profesional dan ber mutu
menuju masyarakat yang sehat dan mandiri.
2. Misi Puskesmas Pembina:
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas
untuk menarik simpati pelanggan
b) Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia
secara berkelanjutan
c) Memeliharan dan meningkatkan sarana dan prasarana
d) Meningkatkan peran serta aktif masyarakat terhadap
kesehatan
3. Motto Puskesmas Pembina

“Pembina melayani dengan hati”

3. TATA NILAI:
P EM B I N A
P : Profesional, artinya memberikan pelayanan yang sesuai
    dengan  keahlilan, objektif, bertanggung jawab, fokus
    dan konsisten
E : Empati, artinya mengenali, mempresepsi dan merasakan
   perasaan orang lain
M : Mudah, artinya tidak sukar dari segi proses

17
B :  Bijaksana, artinya bersikap tepat dalam menyikapi setiap
   keadaan
I : Ikhlas, artinya memberikan pertolongan dengan hati
   yang tulus dan bersih
N : Nyaman, artinya merasa senang dan dihargai
A :  Akuntabel, artinya mempertanggungjawabkan tugas
   dengan baik dan tuntas dari segi proses maupun hasil

6. Fasilitas Kesehatan
1. Klinik Pelayanan Kesehatan Ibu (KIA/KB)
2. Klinik Pelayanan Kesehatan Anak (BP Anak)
3. Klinik Pelayanan Kesehatan Umum (BP Dewasa)
4. Klinik Pelayanan Kesehatan Gigi (BP Gigi)
5. Klinik Pelayanan Spesialis (BP Spesialis)
6. Klinik Pelayanan Penderita TB Paru
7. Klinik Penyakit Tidak Menular ( PTM )
8. Klinik Kesehatan Remaja
9. Klinik Santun Lansia
10. Klinik Sehat
11. Laboratorium
12. Penyuluhan Kesehatan

3.2 .Struktur Organisasi Puskesmas

3.3. Struktur Organisasi RM

18
19
BAB IV
PEMBAHASAN

Keamanan Ruangan filling di Puskesmas Pembina

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan faktor yang


mempengaruhi keamanan ruangan penyimpanan dokumen rekam medis di
puskesmas Pembina Palembang tahun 2021.Aspek keamanan ruangan
penyimpanan berkas rekam medis merupakan hal yanng wajib di perhatikan dan
memenuhi oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
a. Aspek biologis
Keamanan berkas rekam medis ditinjau dari segi non fisik
berkas.Keamanan berkas rekam medis dari bencana kebakaran sudah
terlindungi, sudah terdapat alat pemadam kebakaran atau APAR (alat
pemadam api ringan) ,selain itu rutin di lakukan pengecekan sekring listrik
di ruang penyimpanan rekam medis.
Berdasarkan hasil penelitian kami di puskesmas Pembina
palembang sudah terdapat alat pemadam kebakaran atau APAR.

Gambar. Alat pemadam api ringan di puskesmas pembina palembang.

20
b. Aspek keselamatan petugas rekam medis
Pada pintu masuk utama ruang RM tidak terdapat tulisan “SELAIN
PETUGAS REKAM MEDIS DILARANG MASUK”dan pintu nya pun
masih memakai pintu dorong,sedangkan kalau pintunya di buka akan
menyatu sama rak fiiling/penyimpanan berkas rekam medis maka dari itu
keselamatan petugas rekam medis pada pintu utama sangat berbahaya

Gambar. Pintu utama ruang RM di puskesmas pembina palembang.

Sedangkan di pintu kedua ruang penyimpanan berkas RM sudah terdapat


tulisan “SELAIN PETUGAS REKAM MEDIS DILARANG
MASUK”dan pintu nya pun sudah memenuhi standar maka tidak akan
menyelakai petugas saat sedang bekerja

Gambar. Pintu kedua ruang RM di puskesmas pembina palembang.

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarka hasil pengamatan di bab sebelumnya yaitu ruang filling
tidak memenuhi standar karena dapat menyebabkan kecelakaan saat
bekerja
Keselamatan petugas rekam medis pada saat pengambilan berkas
status pasien sangat berbahaya karena pintunya menyatu pada rak
penyimpanan
Keamanan berkas rekam medis ditinjau dari faktor eksternal,
belum aman ,karena pintu rak berkas status pasien ada yang tidak bisa di
kunci untuk menghindari dan menjaga dokumen rekam medis dari
kerusakan,

6.1 Saran
1. Alangkah baiknya petugas rekam medis mengusulkan kepada kepala
puskesmas untuk mengganti pintu utama seperti pintu kedua agar
tidak terjadi kecelakaan kerja pada petugas rekam medis
2. sebaiknya di pintu utama harus di beri tulisan atau tanda “SELAIN
PETUGAS REKAM MEDIS DILARANG MASUK”layak nya
seperti pintu yang kedua

22
DAFTAR PUSTAKA

Diakses:https://alvystw.wordpress.com/2015/06/20/sejarah-singkat-rekam-medis/
sejarah singkat rekam rekam medis (22 februari 2021)
Diakses:http://sisteminformasikesehatanbidan.blogspot.com/2015/10/sistem-
informasi-manajemen-puskesmas 4.htmlSistem Informasi Manajemen
Puskesmas (Simpus). (22 februari 2021)
Hutauruk puput,astuti.2018.Tinjauan aspek keamanan dan kerahasian dokumen
rekam medis di ruang filling rimah sakit khusus (RSK) paru medan
tahun2018.
Prasasti tazia,dkk.tahun 2017.keamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis di
RSUD Dr.soehadi prijonegoro sragen.jurnal kesehatan kokasional.

23
LAMPIRAN

Gambar :foto bersama rekan-rekan Rekam medis

Anda mungkin juga menyukai