DISUSUN OLEH:
JUDUL:
IMPLEMENTASI PENERAPAN K3
DIPUSKESMAS PEMBINA
PALEMBANGTAHUN 2021
Laporan PKL III ini telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian PKL
Program Studi D-III Rekam Medik dan Informasi Kesehatan
Apikes Widya DharmaPalembang,
Tanda Tangan
Mengetahui,
Direktur Apikes Widya Dharma Palembang
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PKL III
Judul:
IMPLEMENTASI PENERAPAN K3
DIPUSKESMAS PEMBINA
PALEMBANGTAHUN 2021
Tanda Tangan
Mengetahui,
Direktur Apikes Widya Dharma Palembang
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan Semester V (lima) ini tepat pada waktunya.
Laporan Praktik Kerja Lapangan Semester V (lima) ini membahas tentang
“Implementasi penerapan K3 di Puskesmas Pembina Palembang ”.
Dalam kesempatan ini perkenanlah kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu dr. Hj.Erfiana Umar,M.Kes,MARS, selaku Kepala Puskesmas Pembina
Palembang
2. Ibu Afria Hartini,Amd.PK selaku pembimbing praktikkrerja lapangan di
Puskesmas Pembina Palembang.
3. Staf Bagian Rekam Medik Puskesmas Pembina palembang
4. Bapak dr. H. Syarif Darwin Ansori, Sp.A(K), selaku Pembina Yayasan
WIMEL LITOGA.
5. Bapak Wisuda Diwansha, A.Md, selaku Ketua Yayasan WIMEL LITOGA.
6. Bapak Novdaly Fillamenta, S.Sn., M.Si., M.Kes, selaku Direktur Apikes
Widya Dharma Palembang.
7. Bapak Lupri Davisena, ST., MM, selaku Wadir I Apikes Widya Dharma
Palembang.
8. Bapak Limisran, S.Kep., M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-III Rekam
Medik dan Informasi Kesehatan Widya Dharma Palembang.
9. Bapak M.Ariq Dwi Rizky Pagamini,S.Pd, selaku Dosen Pembimbing
LapanganPKL.
10. Semua dosen dan staf Apikes Widya Dharma Palembang.
11. Teman-teman Angkatan 2018, yang telah membantu, baik moril maupun
materil sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan
ini.
iv
Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan, baik segi isi maupun
dari segi penulisan. Untuk itu mohon saran dan kritik yang membangun dan
pembaca sehingga dapat membantu kami untuk meningkatkan kreatifitas kami ke
arah penyempurnaan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Harapan kami semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan semester V yang
kami buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi rekan-
rekan mahasiswa Prodi Rekam Medik dan Informatika Kesehatan serta pembaca.
Semoga Allah SWT meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Palembang,Februari 2021
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 LatarBelakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2
1.4 Manfaat............................................................................................ 3
1.5 Ruang Lingkup................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
2.1 SejarahRekamMedis........................................................................ 5
2.2 TujuanRekamMedis......................................................................... 7
2.3 Sistem dan Subsistem Rekam Medis............................................... 8
2.4 Alur RM........................................................................................... 12
BAB III HASIL PENGAMATAN................................................................. 17
3.1 Gambaran Umum Puskesmas.......................................................... 18
3.2 Struktur Organisasi Puskesmas........................................................ 20
3.3 Struktur Organisasi Unit Rekam Medis........................................... 21
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 25
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 27
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 27
5.2 Saran ................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung
dalam implementasi keilmuan dari suatu kerangka sistem di Puskesmas
khususnya masalah keselamatan petugas di ruang penyimpanan di
puskesmas Pembina Palembang
3
B. Tujuan Khusus
1.Untuk mengetahui ruangan Rekam Medis
2.Untuk mengetahui rak penyimpanan
3.Untuk mengetahui keselamatan pekerja di ruang pennyimpanan
1.4. Manfaat
A. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai permasalahan nyata di
lapangan.
b. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang
lebih aplikatif.
c. Mahasiswa mendapatkan pengalaman bekerja secara tim untuk
memecahkan suatu masalah di lapangan.
B. Bagi Akademi
Terbinanya suatu jaringan kerjasama antara institusi tempat
magang dan antar mahasiswa untuk meningkatkan keterkaitan dan
kepadanan antara substansi akademik dengan kompetensi yang
dibutuhkan di tempat kerja.
C. Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai informasi, penilaian dan
peningkatan kinerja petugas rekam medis di masa yang akan datang
di Puskesmas Pembina Palembang.
3. Lingkup Lokasi
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan di Puskesmas Pembina
Palembang di ruang rekam medis.
4. Lingkup Waktu
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 15 februari
sampai 27 februari 2021.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Amerika dr. Wilson mengemukakan pidato ilmiahnya yaitu tentang
pentingnya nilai rekam medis yang lengkap demi kepentingan pasien
maupun pihak rumah sakit.
Pada abad ke 18 dan 19 rekam medis semakin berkembang dengan
dibukanya rumah sakit umum Massachusetts di Boston, rumah sakit ini
memiliki rekam medis yang lengkap dan banyak ditemukan istilah-istilah
baru dalam rekam medis yaitu salah satunya mulai mengintruksikan bahwa
setiap pasien yang dirawat harus dibuat Kartu Index Utama Pasien (KIUP).
Pada awal abad ke 20, kebutuhan rekam medis terus berkembang dengan
adanya akreditasi dan dengan didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis
di setiap negara.
Pada tahun 1902, American Hospital Association pertama
melakukan diskusi mengenai rekam medis dan berkembang kemudian
muncul empat sekolah rekam medis, tahun 1955 sekolah rekam medis
berkembang menjadi 26 sekolah dengan lulusan sebanyak 1000 orang
siswa, tahun 1948 di Inggris didirikan empat sekolah rekam medis, di
Australia mendirikan rekam medis oleh seorang ahli rekam medis yang
berkebangsaan Amerika bernama Ny. Huffman. Kemudian dengan
kemajuan zaman sampai saat ini rekam medis didefinisikan sebagai berikut:
a. Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 Rekam medis
adalah yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
b. Menurut Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (2006). Rekam medis adalah keterangan baik tertulis
maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, pengobatan,
pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa serta segala pelayanan dan
tindakan medis yang diberikan kepada pasien baik yang rawat inap,
rawat jalan maupun yang mendapat pelayanan gawat darurat.
c. Menurut Pasal 46 ayat (1) UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran. ( UU Praktik Kedokteran ) yang mengatakan
bahwa stiap dokter atau dookter gigi dalam menjalankan praktik
6
kedokteran wajib membuat rekam medis .Arti rekam medis itu
sendiri.menurut penjelasan pasal 46 ayat (1) UU Praktik kedokteran
adalah berkas Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
d. Menurut Huffman dalam Fajri (2008) Rekam medis adalah fakta
yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan
pengobatan masa lalu serta saat ini yang ditulis oleh profesi
kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien tersebut.
e. Menurut Gemala R. Hatta (2008) dalam buku yang berjudul
Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan Rekam medis adalah “berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain kepada pasien di sarana pelayanan
kesehatan”.
7
untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan
masyarakat yang optimal.
3. Pendidikan dan Penelitian
Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis
penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis,
bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran
dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.
4. Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan
kepada pasien.
5. Statistik Kesehatan
Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,
khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat
dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit
tertentu.
6. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga
bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.
8
menegakkan hukum serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti
untuk menegakkan keadilan. Rekam medis adalah milik dokter dan
rumah sakit sedangkan isinya yang terdiri dari identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang dapat
dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku (UU Praktik Kedokteran RI No. 29 Tahun
2004 Pasal 46 ayat (1), Penjelasan)
C. Aspek Keuangan/ Financial, karena isinya mengandung data/
informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
Kaitannya rekam medis dengan aspek keuangan sangat erat sekali
dalam hal pengobatan, terapi serta tindakan – tindakan apa saja yang
diberikan kepada seorang pasien selama menjalani perawatan di
rumah sakit, oleh karena itu penggunaan sistem teknologi komputer
di dalam proses penyelenggaraan rekam medis sangat diharapkan
sekali untuk diterapkan pada setiap instansi pelayanan kesehatan.
D. Aspek Penelitian/ Research, karena isinya menyangkut data dan
informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek pendukung
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan.
E. Aspek Pendidikan/ Education, karena isinya menyangkut
data/informasi tentang kronologis dan kegiataNnpelayanan medis
yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan
sebagai bahan/ referensi pengajaran di bidang profesi penddikan
kesehatan.
F. Aspek Dokumentasi/ Documentation, karena isinya menyangkut
sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. (Depkes RI,
2006)
9
2.4 Sistem an dan Subsitem Rekam Medis
1. Sistem Penamaan
Sistem penamaan dalam pelayanan medis yaitu tata cara penulisan
nama pasien yang bertujuan untuk membedakan satu pasien dengan
pasien yang lain dan untuk memudahkan dalam pengindeksan
Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP). Penulisan nama dalam
formulir rekam medis harus memenuhi persyaratan penulisan untuk
diindeks dan memenuhi kelengkapan nama seseorang. Menurut
Bambang Shofari dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sistem
Rekam Kesehatan (PSRK) tahun edisi 1998 cara menulis dan
mengindeks nama dalam formulir rekam medis adalah sebagai
berikut:
a. Menulis nama orang Indonesia
1. Nama Tunggal
Nama orang dapat terdiri dari satu suku kata, dua kata
atau lebih. Nama orang hanya terdiri dari satu suku
kata, diindeks sebagaimana nama itu disebut Salahsatu
contohnya :
2. Nama Majemuk
Nama orang Indonesia yang majemuk dan oleh si
pemilik nama itu ditulis menjadi satu, diindeks
sebagaimana nama itu ditulis.
3. Nama Keluarga
Nama orang Indonesia yang menggunakan nama
keluarga, yang diutamakan nama keluarganya.
b. Menulis nama orang India, Jepang, Thailand dan sejenisnya
Kata akhir dijadikan kata tangkap utama dalam indeks, tanpa
memperhatikan apakah kata akhir itu nama keluarga atau
nama clan.
c. Menulis nama orang Eropa, Amerika, dan sejenisnya
10
Nama orang Eropa, Amerika, diindeks dan ditulis
berdasarkan nama keluarga.
2. Sistem Penomoran
Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu tata cara
penulisan nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat
sebagai bagian dari identitas pasien yang bersangkutan. Tujuannya
yaitu:
a) Sebagai petunjuk pemilik folder yang bersangkutan.
b) Sebagai pedoman dalam tata cara penyimpanan dokumen
rekam medis.
c) Sebagai petunjuk dalam pencarian dokumen rekam medis
yang telah tersimpan di filing. Menurut Bambang Shofari
dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sistem Rekam
Kesehatan (PSRK) ada tiga sistem pemberian nomor pasien
(Administrasion Numbering System) adalah sebagai berikut:
a. Pemberian nomor cara Serial Numbering System
Yaitu sistem penomoran dimana setiap pasien yang
berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas selalu
mendapatkan nomor baru. Keuntungan menggunakan
sistem ini yaitu petugas lebih mudah mengerjakan,
namun kerugiannya yaitu membutuhkan waktu lama
untuk mencari atau mendapatkan berkas rekam medis
pasien lama karena satu pasien mendapatkan lebih dari
satu nomor rekam medis sehingga informasi pelayanan
klinisnya menjadi tidak berkesinambungan dan dapat
merugikan pasien.
b. Pemberian nomor cara Unit Numbering System
Yaitu sistem penomoran dimana sistem ini memberikan
satu nomor rekam medis pada pasien berobat jalan,
pasien rawat inap, gawat darurat dan bayi baru lahir.
Kelebihan sistem ini adalah informasi klinis dapat
berkesinambungan, tetapi pengambilan data pasien
11
akan lebih lama karena semua data dan informasi
mengenai pasien dan pelayanan pendaftaran pasien
pernah berkunjung (berobat) atau sebagai pasien lama
hanya memiliki satu nomor. Kekurangan ini dapat
diatasi dengan sistem pelayanan yang terpisah antara
pendaftaran pasien lama atau baru.
c. Pemberian nomor cara Serial Unit Numbering System
Yaitu sistem penomoran dengan menggabungkan
sistem seri dan sistem unit. Setiap pasien yang
berkunjung pada sarana pelayanan kesehatan diberikan
nomor baru, tetapi dokumen rekam medis terdahulu
digabungkan dan disimpan jadi satu dibawah nomor
yang paling baru. Kekurangannya yaitu petugas
menjadi lebih repot setelah selesai pelayanan informasi
klinis tidak berkesinambungan.
3. Sistem Penyimpanan
Dokumen rekam medis berisi data individual yang bersifat
rahasia, maka setiap folder harus disimpan dan dilindungi dengan
baik karena bertujuan untuk:
a. Mempermudah dan mempercepat ditemukannya kembali
dokumen yang disimpan dalam rak filing.
b. Mempermudah mengambil dari tempat penyimpanan.
c. Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian,
kerusakan fisik, kimiawi dan biologis.
Syarat dokumen rekam medis dapat disimpan yaitu apabila
pengisian pada lembar formulir rekam medis telah terisi dengan
lengkap dan telah dirakit sehingga riwayat pasien urut secara
kronologis. Ditinjau dari pemusatan atau penyatuan dokumen
rekam medis maka cara penyimpanannya dibagi menjadi dua
yaitu :
12
1. Sentralisasi
Sistem penyimpanan secara sentralisasi yaitu, suatu sistem
penyimpanan dengan cara menyatukan formulir rekam medis
milik pasien kedalam satu kesatuan dimana dokumen rekam
medis rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, milik seorang
pasien menjadi satu dalam satu folder (map).
2. Desentralisasi
Sistem penyimpanan secara desentralisasi yaitu suatu sistem
penyimpanan dengan cara memisahkan formulir rekam medis
milik pasien dimana dokumen rekam medis rawat jalan, rawat
inap, gawat darurat, milik seorang pasien dipisahkan pada
folder (map) yang berbeda.
Penjajaran Dokumen Rekam Medis
Dokumen rekam medis yang disimpan didalam rak penyimpanan
tidak ditumpuk melainkan disusun, berdiri sejajar satu dengan yang
lain.MenurutBambang Shofari dalam bukunya Pengantar Sistem
Rekam Kesehatan (PSRK) tahun edisi 1998 penjajaran dokumen
rekam medis ada 3 cara yaitu:
a. Sistem Nomor Langsung (Straight Numerical Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan
menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan
urutan nomor rekam medis dari awal.
b. Sistem Angka Tengah (Middle Digit Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan
menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan
urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok tengah.
c. Sistem Angka Akhir (Terminal Digit Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan
menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan
urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok akhir.
13
2.5 Alur Pelayanan Rekam Medis
ALUR PELAYANAN
Pasien datang
Unit Pendaftatran
Unit pelyanan
-poli PTM
- poli Dewasa
- Poli gigi
- poli KIA/KB
- Poli Anak
14
BAB III
HASIL PENGAMATAN
15
yang membutuhkannya. Dengan semakin ramainya pengunjung
dan semakin luasnya kebutuhan kesehatan masyarakat sekitar klinik maka
klinik bersalin ini dikembangkan menjadi sebuah poliklinik yang dikelola
oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Sehingga semenjak tanggal 2 Mei 1993, klinik bersalin cabang
RSU M. Husin ini diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Daerah
Kota Palembang yang pelaksanaannya diserahkan kepada Dinas Kesehatan
Kota Palembang yang diberi nama Puskesmas Pembina 8 Ulu. Oleh
karenanya sejak saat itu dalam pelaksanaan kegiatannya Puskesmas selalu
dalam pengawasan Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Setelah menjalani masa uji coba Puskesmas Swakelola Pembina
dan Berdasarkan Keputusan Walikota Palembang Nomor 443 Tahun
2011 , Puskesmas Pembina Sebagai Unit Kerja yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK-BLUD )
B. Gambaran Umum
1. Geografi
Puskesmas Pembina terletak di Jl. Ahmad Yani Kelurahan
Silaberanti Kecamatan Seberang Ulu I. Letak Puskesmas ini tepat di
pinggir jalan raya yang cukup strategis dan mudah dijangkau oleh
masyarakat. Selain itu juga banyak dilalui oleh kendaraan umum.
Wilayah kerjanya meliputi 3 kelurahan yaitu Kelurahan Silaberanti
,Kelurahan 8 Ulu, dan Kelurahan 9/10 ulu dengan luas wilayah kerjanya
± 713,5 Ha.
16
Sebelah Selatan berbatasan dengan 13 Ulu
Sebelah Barat berbatasan dengan 7 Ulu
Sebelah Timur berbatasan dengan Plaju Ilir
Kondisi geografi wilayah kerjanya terdiri dari dataran rendah dan rawa-
rawa.
3. TATA NILAI:
P EM B I N A
P : Profesional, artinya memberikan pelayanan yang sesuai
dengan keahlilan, objektif, bertanggung jawab, fokus
dan konsisten
E : Empati, artinya mengenali, mempresepsi dan merasakan
perasaan orang lain
M : Mudah, artinya tidak sukar dari segi proses
17
B : Bijaksana, artinya bersikap tepat dalam menyikapi setiap
keadaan
I : Ikhlas, artinya memberikan pertolongan dengan hati
yang tulus dan bersih
N : Nyaman, artinya merasa senang dan dihargai
A : Akuntabel, artinya mempertanggungjawabkan tugas
dengan baik dan tuntas dari segi proses maupun hasil
6. Fasilitas Kesehatan
1. Klinik Pelayanan Kesehatan Ibu (KIA/KB)
2. Klinik Pelayanan Kesehatan Anak (BP Anak)
3. Klinik Pelayanan Kesehatan Umum (BP Dewasa)
4. Klinik Pelayanan Kesehatan Gigi (BP Gigi)
5. Klinik Pelayanan Spesialis (BP Spesialis)
6. Klinik Pelayanan Penderita TB Paru
7. Klinik Penyakit Tidak Menular ( PTM )
8. Klinik Kesehatan Remaja
9. Klinik Santun Lansia
10. Klinik Sehat
11. Laboratorium
12. Penyuluhan Kesehatan
18
19
BAB IV
PEMBAHASAN
20
b. Aspek keselamatan petugas rekam medis
Pada pintu masuk utama ruang RM tidak terdapat tulisan “SELAIN
PETUGAS REKAM MEDIS DILARANG MASUK”dan pintu nya pun
masih memakai pintu dorong,sedangkan kalau pintunya di buka akan
menyatu sama rak fiiling/penyimpanan berkas rekam medis maka dari itu
keselamatan petugas rekam medis pada pintu utama sangat berbahaya
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarka hasil pengamatan di bab sebelumnya yaitu ruang filling
tidak memenuhi standar karena dapat menyebabkan kecelakaan saat
bekerja
Keselamatan petugas rekam medis pada saat pengambilan berkas
status pasien sangat berbahaya karena pintunya menyatu pada rak
penyimpanan
Keamanan berkas rekam medis ditinjau dari faktor eksternal,
belum aman ,karena pintu rak berkas status pasien ada yang tidak bisa di
kunci untuk menghindari dan menjaga dokumen rekam medis dari
kerusakan,
6.1 Saran
1. Alangkah baiknya petugas rekam medis mengusulkan kepada kepala
puskesmas untuk mengganti pintu utama seperti pintu kedua agar
tidak terjadi kecelakaan kerja pada petugas rekam medis
2. sebaiknya di pintu utama harus di beri tulisan atau tanda “SELAIN
PETUGAS REKAM MEDIS DILARANG MASUK”layak nya
seperti pintu yang kedua
22
DAFTAR PUSTAKA
Diakses:https://alvystw.wordpress.com/2015/06/20/sejarah-singkat-rekam-medis/
sejarah singkat rekam rekam medis (22 februari 2021)
Diakses:http://sisteminformasikesehatanbidan.blogspot.com/2015/10/sistem-
informasi-manajemen-puskesmas 4.htmlSistem Informasi Manajemen
Puskesmas (Simpus). (22 februari 2021)
Hutauruk puput,astuti.2018.Tinjauan aspek keamanan dan kerahasian dokumen
rekam medis di ruang filling rimah sakit khusus (RSK) paru medan
tahun2018.
Prasasti tazia,dkk.tahun 2017.keamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis di
RSUD Dr.soehadi prijonegoro sragen.jurnal kesehatan kokasional.
23
LAMPIRAN