00/FRM-04/AKD-SPMI
PMI
Disusun oleh:
NAMA : NABILA DWI SAPUTRI
NPM : 221FI10006
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA KLINIK KEBIDANAN II
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “A” DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI PUSKESMAS CAKRANEGARA TANGGAL 11 MARET 2024
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktik Kerja
Klinik Kebidanan II Program Studi D-III Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Bhakti Kencana
Disetujui oleh:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2. Tujuan.....................................................................................................................................3
1.3. Manfaat...................................................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................5
2.1. Definisi Persalinan.................................................................................................................5
2.2. Sebab-sebab Terjadinya Persalinan........................................................................................5
2.3. Tanda-tanda Masuk persalinan...............................................................................................6
2.4. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Persalinan......................................................................7
2.5. Mekanisme Persalinan Normal..............................................................................................8
2.6. Partograf...............................................................................................................................16
2.7. Pendokumentasian SOAP.....................................................................................................25
BAB III PROFIL PUSKESMAS CAKRANEGARA........................................................28
3.1. Gambaran umum..................................................................................................................28
3.2. Karakteristik wilayah kerja Puskesmas Cakranegara meliputi :..........................................28
3.3. Visi Misi Puskesmas Cakranegara.......................................................................................30
BAB IV TINJAUAN KASUS................................................................................................31
4.1. DATA SUBJEKTIF (S).......................................................................................................31
4.1.1. Identitas............................................................................................................................31
4.1.2. Keluhan Utama................................................................................................................31
4.1.3. Riwayat Perjalanan Penyakit...........................................................................................31
4.1.4. Riwayat kehamilan sekarang...........................................................................................32
4.1.5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.........................................................32
4.1.6. Riwayat kesehatan yang lalu atau Penyakit yang Pernah Diderita..................................32
4.1.7. Riwayat biopsikososial, spiritual dan budaya..................................................................33
4.1.8. Riwayat kebutuhan Biologis............................................................................................33
4.2. DATA OBJEKTIF (O).........................................................................................................34
4.2.1. Pemeriksaan umum..........................................................................................................34
4.2.2. Pemeriksaan Fisik............................................................................................................35
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Halaman
.
.
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB I
PENDAHULUAN
Kematian ibu menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam
periode 42 hari setelah persalinan atau berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang
terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Berdasarkan hasil Long Form SP2020 angka
kematian ibu di Indonesia sebesar 189 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka
kematian ibu di NTB sebesar 257 per 100.000 kelahiran hidup. (Profil Dinkes NTB,
2022)
Menurut Daisy, berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, angka kematian ibu
melahirkan mencapai 189 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka ini, kata Daisy, membuat
Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di ASEAN dalam hal kematian ibu, jauh
lebih tinggi daripada Malaysia, Brunei, Thailand, dan Vietnam yang sudah di bawah 100
per 100 ribu kelahiran hidup. Adapun kematian bayi tercatat mencapai 16,85 per 1.000
kelahiran hidup.
Sedangkan jumlah kematian ibu pada tahun 2022 mencapai 4.005 dan di tahun
2023 meningkat menjadi 4.129. Sementara itu, untuk kematian bayi pada 2022 sebanyak
20.882 dan pada tahun 2023 tercatat 29.945.
Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus kematian ibu di Provinsi
NTB selama tahun 2022 adalah 97 kasus, menurun jika dibandingkan tahun 2021 dengan
jumlah kematian ibu 144 kasus. Trend jumlah kematian ibu tahun 2018 - 2022 terlihat
pada tabel gambar berikut :
Gambar 1. 1 Perkembangan Jumlah Kematian Ibu di Provinsi NTB Tahun 2018-2022
lebih intensif serta memaksimalkan penyelenggaraan kelas ibu hamil. (Profil Dinkes
NTB, 2022)
Kematian ibu terbanyak pada tahun 2022 terjadi pada ibu nifas sebesar 64,95
persen, selanjutnya pada ibu hamil sebesar 23,71 persen dan ibu bersalin sebesar 11,34
persen. Penyebab kematian ibu terbanyak karena hipertensi dalam kehamilan sebanyak 27
kasus, 23 kasus karena perdarahan, 8 kasus karena kelainan jantung dan pembuluh darah,
7 kasus karena infeksi, 2 kasus karena covid 19, 1 kasus karena komplikasi pasca abortus
dan sisanya oleh penyebab lain-lain. (Profil Dinkes NTB, 2022).
Kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari
persalinan atau berakhirnya kehamilan akibat semua sebab yang terkait dengan atau di
perberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan/cedera. (Renja Dinas Kesehatan Provinsi NTB 2022)
Berdasarkan laporan dari Kabupaten/Kota, jumlah kasus kematian ibu di provinsi
NTB terjadi peningkatan, jumlah kasus kematian Ibu pada tahun 2020 sebanyak 122
meningkat sebanyak 25 kasus dibandingkan tahun 2019 sebanyak 97 Kasus Kematian
Ibu. Jumlah kasus kematian ibu terbanyak terdapat di kabupaten Lombok Timur dengan
kasus sebanyak 43 dan kabupaten Lombok Tengah yaitu 29 kasus kematian ibu. Angka
kematian ibu di Provinsi NTB mengalami peningkatan dari tahun 2019 sebesar 93.92 per
100.000 kelahiran hidup menjadi 119.05 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan
dengan capaian kinerja pada RPJMN maka provinsi masih dibawah target Nasional.
Kematian bayi adalah kematian bayi terjadi pada bayi usia 0-11 bulan (termasuk
neonatal) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri.
Angka kematian Bayi (AKB) merupakan tolak ukur yang sensitif dari semua upaya
intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya bidang Kesehatan. Kasus Kematian
Bayi di Provinsi NTB pada tahun ini menurun dari tahun sebelumnya yaitu 863 kasus
kematian menjadi 859 kasus kematian. Sehingga Proporsi kematian Bayi menurun dari
tahun 2019 sebesar 8.36 (per 1000 KH) menjadi 8.38 (per 1000 KH). Jumlah kematian
Bayi terbanyak terdapat di Kabupaten Lombok Timur yaitu 243 kasus ematian dan
Lombok Tengah 158 kasus kematian Bayi, penyebab kematian terbanyak adalah BBLR
dan Asfiksia.
Data tersebut menunjukan bahwa pengelolaan dan Asuhan Ibu saat persalinan
merupakan salah satu faktor penentu dalam penurunan angka kematian Ibu. Untuk dapat
memberikan Asuhan pada Ibu bersalin yang berkualitas, di butuhkan tenaga Kesehatan
terampil yang di bekali pengetahuan lengkap tentang persalinan. (sulistiawaty,2010)
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
1.3. Manfaat
1. Bagi Institusi Pelayanan
Meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan yang telah di berikan pada
kasus persalinan, sehingga tercapai asuhan sesuai standar dan tetap tercermin citra
bidan yang profesional.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi Prodi DIII Kebidanan PSDKU Mataram Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Bhakti Kencana diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa
kebidanan untuk melakukan pelayanan asuhan persalinan normal.
3. Bagi Mahasiswa
a. Menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa terutama dalam
menolong persalinan, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, dan pemeriksaan fisik
ibu nifas, dan memberikan peluang bagi mahasiswa untuk menerapkan teori
yang di peroleh dari kampus
b. Menambah wawasan mahasiswa dalam melakukan praktik kebidanan
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah cukup
berada dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu (Fitriana, 2021). Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan
sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat (Walyani, 2021).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain (Diana, 2019).
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan turunnya Janin ke
dalam jalan lahir. Proses tersebut menyebabkan adanya kontraksi uterus, dilatasi
serviks dan peregangan segmen bawah uterus yang menyebabkan rasa nyeri
(Rudiyanto et al., 2021).
2.2. Sebab-sebab Terjadinya Persalinan
Menurut (Diana & Erfiani, 2019) yang menyebabkan mulainya persalinan
adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Kadar Progesteron
Pada saat 1-2 minggu sebelum persalinan di mulai terjadi penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron. Progesteron berkerja sebagai penenanng otot-
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila kadar progesteron menurun.
2. Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu, timbul
kontraksi otot-otot rahim.
3. Keregangan Otot-otot rahim
Seperti halnya dengan kandung kencing dan Lambung, bila 8 dindingnya teregang
oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang
otot-otot dan otot rahim makin rentan.
4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
12
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak
terbentuk hipotalamus.
5. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandinF2
atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan
kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat
hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat
keluar. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal
ini juga didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air
ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama
persalinan.
2.3. Tanda-tanda Masuk persalinan
1. Menjelang minggu ke-36, pada ibu bersalin terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala janin sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh
kontraksi Braxton Hicks.
2. Terjadinya his permulaan. Kontraksi ini terjadi karena perubahan keseimbangan
estrogen dan progesteron dan memberikan rangsangan oksitosin. Semakin tua
kehamilan, maka pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang,
sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his
palsu.
13
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
dengan berjalan
Ada hubungan antara tingkat kekuatan Tidak ada hubungan antara tingkat
kontraksi dengan intensitas Nyeri kekuatan kontraksi denganintensitas
nyeri
Lendir darah sering tampak Tidak ada lendir darah
Ada penurunan bagian kepala janin Tidak ada kemajuan penurunan bagian
terendah janin
Kepala janin sudah terfiksasi di PAP Kepala belum masuk PAP walaupun
diantara kontraksi ada kontraksi
Pemberian obat penenang tidak Pemberian obat penenang yangefisien
menghentikan proses persalinan menghentikan rasa nyeri pada
Sesungguhnya persalinan semu
14
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
15
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
16
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
17
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
18
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
19
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
1) Semburan darah
Semburan darah ini disebabkan karena penyumbatan retroplasenter pecah
saat plasenta lepas
2) Pemanjangan tali pusat
Hal ini disebabkan karena plasenta turun ke segmen uterus yang lebih
bawah atau rongga vagina
3) Perubahan bentuk uterus dari diskoid menjadi globular (bulat)
Perubahan bentuk ini disebabkan oleh kontraksi uterus
4) Perubahan dalam posisi uterus yaitu uterus naik ke dalam abdomen
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sesaat setelah plasenta lepas TFU
akan naik, hal ini disebabkan oleh adanya pergerakan plasenta ke segmen
uterus yang lebih bawah
b. Asuhan pada Kala III
1) Pemberian suntik oksitosin
a) Letakkan bayi baru lahir di atas kain bersih yang telah disiapkan
diperut bawah ibu dan minta ibu atau pendampingnya untuk
membantu memegang bayi tersebut
b) Pastikan tidak ada bayi lain di dalam uterus
c) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik
d) Segera (dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin
10 unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar
e) Dengan mengerjakan semua prosedur tersebut terlebih dahulu maka
akan memberi cukup waktu pada bayi untuk memperoleh sejumlah
darah kaya zat besi dan setelah itu (setelah dua menit) baru dilakukan
tindkaan penjepitan dan pemotongan tali pusat
f) Serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk inisiasi
menyusui dini dan kontak kulit dengan ibu
g) Tutup kembali perut bawah ibu dengan kain bersih
Alasan kain akan mencegah kontaminasi tangan penolong persalinan
yang sudah memakai sarung tangan dan mencegah kontaminasi oleh
darah pada perut ibu.
2) Penegangan tali pusat terkendali
a) Berdiri di samping ibu
20
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
b) Pindahkan klem (penjepit untuk memotong tali pusat pada saat kala II)
pada tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari vulva
c) Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (beralaskan kain) tepat
di atas simfisis pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi
uterus dan menekan uterus pada saat melakukan penegangan tali
pusat. Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat dengan
satu tangan dan tangan yang lain (pada dinding abdomen) menekan
uterus ke arah lumbal dan kepala ibu (dorso – kranial). Lakukan secara
hati – hati untuk mencegah inversio uteri
d) Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali
(sekita 2 – 3 menit berselang) untuk mengulangi kembali penegangan
tali pusat terkendali
e) Saat mulai kontraksi (uterus menjadi bulat atau tali pusat menjulur)
tegangkan tali pusat ke arah bawah, lakukan dorso – kranial hingga
tali pusat makin menjulur dan korpus uteri bergerak ke atas yang
menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan
f) Tetapi jika langkah 5 diatas tidak berjalan sebagaimana mestinya dan
plasenta tidak turun setelah 30 – 40 detik dimulainya penegangan tali
pusat dan tidak ada tanda – tanda yang menunjukkan lepasnya
plasenta, jangan lanjutkan penegangan tali pusat. (pegang klem dan
tali pusat dengan lembut dan tunggu sampai kontraksi berikutnya. Jika
perlu pindahkan klem lebih dekat dengan perineum pada saat tali pusat
memanjang. Pertahankan kesabaran pada saat melahirkan plasenta.
Pada saat kontraksi berikutnya terjadi, ulangi penegangan tali pusat
terkendali dan tekanan dorso – kranial pada korpus uteri secara
serentak. Ikuti langkah – langkah tersebut pada setiap kontraksi hingga
terasa plasenta terlepas dari dinding uterus)
g) Setelah plasenta lepas, anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta
terdorong keluar melalui introitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat
dengan arah sejajar lantai (mengikuti poros jalan lahir)
h) Pada saat plasenta terlihat pada intoritus vagina, lahirkan plasenta
dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menopang tali pusat ke atas
dan menopang plasenta dengan tangan lainnya untuk diletakkan dalam
wadah penampung. Karena selpaut ketuban mudah robek, pegang
21
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plasenta hingga
selaput ketubah terpilin menjadi satu
i) Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan – lahan untuk
melahirkan selaput ketuban
j) Jika selaput robek dan tertinggal di jalan lahir saat melahirkan
plasenta, dengan hati – hati periksa vagina dan serviks dengan
seksama. Gunakan jari – jari tangan atauklem DTT atau forsep untuk
keluarkan selaput ketuban yang teraba
3) Rangsangan taktil (massase) fundus uteri
Segera setelah plasenta lahir, lakukan massase fundus uterus :
a) Letakkan telapak tangan pada fundus uterus
b) Menjelaskan tindakan kepada ibu, bahwa ibu mungkin merasa agar
tidak nyaman karena tindakan yang diberikan. Anjurkan ibu untuk
menarik nafas dalam dan perlahan serta rileks
c) Dengan lembut tapi mantap gerakan tangan dengan arah memutar
pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi. Jika uterus tidak
berkontraksi dalam waktu 15 detik, lakukan penatalaksanaan atonia
uteri
d) Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap
dan utuh (periksa plasenta sisi maternal yang melekat pada dinding
uterus untuk memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh, tidak
ada bagian yang hilang. Pasangkan bagian – bagian plasenta yang
robek atau terpisah untuk memastikan tidak adanya kemungkinan
lobus tambahan. Evaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya
e) Periksa kembali uterus setelah 1 – 2 menit untuk memastikan uterus
berkontraksi. Jika uterus masih belum berkontraksi baik, ulangi
massase fundus uetri. Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan
massase fundus uterus sehingga mampu untuk segera mengetahui jika
uterus tidak berkontraksi dengan baik
f) Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasaca persalinan.
4. Kala IV
a. Definisi
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1- 2 jam setelah bayi dan plasenta
22
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
lahir untuk memantau kondisi ibu. Harus diperiksa setiap 15 menit selama 1
jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
b. Asuhan pada Kala IV
1) Lakukan rangsangan taktil (massase) uterus untuk merangsang uterus
berkontraksi baik dan kuat
2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang
dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uterus setinggi atau
beberapa jari di bawah pusat
3) Perkiraan kehilangan darah secara keseluruhan
4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)
perineum
5) Evaluasi keadaan umum ibu
Pantau keadaan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang
keluar setiap 15 menut selama satu jam pertama dan setiap 30 menit
selama satu jam kedua kala empat
6) Dokumentasi semua asuhan selama persalinan kala IV di bagian belakang
partograf, segera setelah asuhan dan persalinan dilakukan.
2.6. Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif
persalinan. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian,
juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus
lama.
Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu
penolong persalinan untuk:
a. Mencatat kemajuan persalinan.
b. Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
c. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
d. Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi
adanya penyulit.
23
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
24
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
d) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan
waktu penolong persalinan mulai merawat ibu).
e) Waktu pecahnya selaput ketuban.
2) Kondisi janin:
a) DJJ
b) Warna dan adanya air ketuban
c) Penyusupan (molase) kepala janin
3) Kemajuan persalinan:
a) Pembukaan serviks
b) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
c) Garis waspada dan garis bertindak
4) Jam dan waktu:
a) Waktu mulainya fase aktif persalinan
b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
5) Kontraksi uterus:
Frekuensi dan lamanya
6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan:
a) Oksitosin
b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
7) Kondisi ibu:
a) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
b) Urin (volume, aseton atau protein)
8) Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam
kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan
persalinan)
b. Mencatat temuan Partograf
1. Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: "jam" pada partograf) dan
perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu
terjadinya pecah ketuban.
2. Kesehatan dan kenyamanan janin
25
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
Kolom, lajur dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut
jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin).
a. Denyut jantung janin
Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian
Pemeriksaan fisik, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30
menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin).Setiap kotak pada
bagian ini, menunjukkan waktu 30 menit.Skala angka di sebelah kolom
paling kiri menunjukkan DJJ.Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada
garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ.Kemudian
hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak
terputus.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka
180 dan 100.Tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah
120 atau di atas 160.Untuk tindakan-tindakan segera yang harus
dilakukan jika DJJ melampaui kisaran nor¬mal ini.Catat tindakan-
tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari
kedua sisi partograf.
b. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai
warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.Catat temuan-temuan
dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang
berikut ini:
1) U : Ketuban utuh (belum pecah)
2) J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
3) M:Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur meconium
4) D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
5) K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban ("kering").
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya
gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk
mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada
tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau >180 kali per
menit), ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai.Tetapi jika
terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki
asuhan kegawat daruratan obstetri dan bayi baru lahir.
26
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
27
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
(lebih sering dilakukan jika ada tanda-¬tanda penyulit). Saat ibu berada
dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan dari setiap
pemeriksaan. Tanda "X" harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan
lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan-temuan dari
pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif
persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda "X" dari setiap
pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
b. Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan
fisik di bab ini. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam),
atau lebih sering jika ada tanda¬-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya
bagian terbawah atau presentasi janin.
Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti
dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Tapi kadangkala,
turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah
pembukaan serviks sebesar 7 cm.
1) Garis waspada dan garis bertindak
2) Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir
pada titik di mana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju
pembukaan 1 cm per jam.
3) Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis
waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis
waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus
dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase aktif yang
memanjang, macet, dll).
4) Pertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang diperlukan,
misalnya persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah
sakit atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit dan
kegawat daruratan obstetri.
5) Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan
oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks
berada di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk
menyelesaikan persalinan harus dilakukan. Ibu harus tiba di tempat
rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
28
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
29
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
30
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
31
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
tempat yang telah disediakan, atau dengan cara memberi tanda pada
kotak di samping jawaban yang sesuai.
b) Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat
melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi,
penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut.
c) Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin,
distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya.
d) Kala III
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan
tali pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap,
plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah
perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya, isi
jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di
samping jawaban yang sesuai.
e) Bayi baru lahir
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang
badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian
ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya.Isi
jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda ada kotak di
samping jawaban yang sesuai.
f) Kala IV
Di mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.
Pantau tekanan darah, nadi tinggi fundus kandung kemih dan
perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan
setiap 30 menit dalam 1 jam kedua kala I. jika ada temuan yang
tidak normal, lakukan observasi dan penilaian secara lebih serimg.
Lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida
Primigrav Multigrav
ida ida
Kala I 10-12 6-8 jam
jam
Kala II 1-2 jam 1 jam
32
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
33
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
dimaksukkan dalam data obyektif ini sebagai data penunjang.Data ini memberi
bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa.
3. A = ASSESMENT/ ANALYSIS
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari
data subyektif dan obyektif. Karena keadaan pasien yang setiap saat bisa
mengalami dan akan ditemukan informasi baru dalam data subyektif maupun data
obyektif. Analisis data adalah melakukan interpretasi data yang telah
dikumpulkan, mencangkup: diagnosa/ masalah kebidanan, diagnosa / masalah
potensial serta perlunya antisipasi diagnosis/ masalah potensial dan tindakan
segera.
4. P = PLANNING/ PERENCANAAN
Planning/ Perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang.
Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk
kriteria tujuan terdiri dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu
tertentu. Tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan
dalam kesehatannya harus sesuai proses pslnnya dan harus mendukung rencana
dokter bila itu dalam manajemen kolaborasi/rujukan.
Meskipun secara istilah, P adalah Planning/ Perencanaan saja, namun P adalah
metode SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi. Sebanyak mungkin
pasien harus berubah, analisis juga berubah maka rencana auhan maupun
implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus
disesuaikan. Dalam planning juga mencantumkan evaluasi yaitu tafsiran dari efek
tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas asuhan/ hasil pelaksanaan
asuhan.
34
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB III
PROFIL PUSKESMAS CAKRANEGARA
35
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
pada lansia.
dan logam.
perekonomian
wisata.
d. Sarana kesehatan
e. Keterangan
36
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
Apoteker 1 orang - -
Tenaga HS 2 orang - -
Pekarya kesehatan - - -
Kesmas 3 orang - -
Sopir - 2 orang -
Satpam - 3 orang -
Misi
b. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan tata kelola manajemen
yang baik.
37
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB IV
TINJAUAN KASUS
DI PUSKESMAS CAKRANEGARA
38
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
39
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
4.1.6. Riwayat kesehatan yang lalu atau Penyakit yang Pernah Diderita
a. Kordiovaskuler : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Diabetes : Tidak ada
d. Malaria : Tidak ada
e. HIV / AIDS : Non Reaktif
f. Sipilis : Non Reaktif
g. Hepatitis B : Non Reaktif
h. Campak : Tidak ada
i. TBC : Tidak ada
j. Anemia berat : Tidak ada
k. Gangguan mental : Tidak ada
l. Asma : Ada, terakhir kali kumat 3 bulan yang lalu
m. Riwayat kembar : Tidak ada
n. Lain-lain : Tidak ada
40
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
b. Minum terakhir
Tanggal / jam 10-03-2024, Pukul 22:45WITA
Banyak 1 gelas
Komposisi Air putih
Pantangan Tidak ada
c. BAB terakhir
Tanggal / jam 10-03-2024, Pukul 06:30 WITA
Konsistensi Padat lunak
Warna Kuning kecoklatan
Kesulitan Tidak ada
d. BAK terakhir
Tanggal / jam 10-03–2024, Pukul 22:00WITA
Warna Kuning
Kesulitan Tidak ada
e. Kebersihan diri
41
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
f. Istirahat terakhir
Tanggal 10-03-2024, Pukul 07:00 WITA
Lama (siang) ± 1 Jam
Lama (malam) ± 7 Jam
Kesulitan Sakit pingang menjalar ke perut bagian
bawah
42
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
43
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
44
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
yaitu minta suami melakukan pijatan lembut pada area panggul,dan berlatih teknik
pernafasan.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang manis-manis. Dan jalan jalan
kalau masih kuat.
4. Menganjurkan ibu untuk miring kiri. Ibu mengerti dan mau melakukannya.
5. Menganjurkan pada suami dan keluarga untuk tetap memberikan dukungan pada
ibu. Keluarga sudah mengerti dan bersedia melakukannya
6. Menganjurkan ibu untuk tetap tenang dan tidak tegang dalam menghadapi proses
persalinan, karena keadaan ibu dan janin masih dalam keadaan baik.
7. Memberitahu posisi yang nyaman saat persalinan yaitu posisi berbaring dengan
menekuk dan melebarkan kedua kaki.
Tgl/ His DJJ Pengeluar Keluhan
TTV Keterangan
Jam an
Frek Lama Inten +/- Frek TD N S
pervagina
MmHg
m
Selasa. 4× 45 Kuat + 140 110/70 84 36 Lendir, Sakit VT Ø 4 cm,
11/03/ detik (teratur) mmhg x/m bercampur pinggang eff 50%, ket
2024 darah menjalar ke (-), preskep,
05:40 perut bagian denominator
WITA `bawah UUK, kepala
↓ HII+, ttb
kecil janin /
Tali Pusat
45
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
KALA II
Tanggal : 11 Maret 2024
Pukul : 06:40 WITA
C. ANALISA (A)
1. Diagnosa
G5P4A0H4, Umur kehamilan 38-39 minggu, Tunggal/Hidup/Iintra Uterin,
Presentasi kepala, keadaan umum ibu dan janin baik dengan kala II
2. Masalah kebidanan : Ketidaknyamanan pada ibu karena sakit pinggang, dan
keluar air di sertai lendir bercampur darah.
3. Diagnosa potensial : Tidak ada
46
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
D. PENATALAKSANAAN (P)
Hari/Tanggal : Senin 11 Maret 2024
Jam : 06:40 WITA
1. Melihat dan memastikan tanda gejala kala II, ibu ingin mengedan, tekanan pada
anus, perineum menonjol, vulva membuka dan his kuat.
2. Penolong mempersiapkan diri dan memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan
obat-obattan untuk menolong persalinan. Kemudianmematahkan ampul oxytosin,
dan memasukkan spuit 3 cc kedalam wadah partus set.
3. Penolong memakai APD
4. Penolong mencuci tangan dan dikeringkan dengan handuk bersih.
5. Setelah itu penolong memakai sarung tangan steril
6. Kemudian penolong mengambil spuit 3 cc dan menyedot oxytosin 10 IU,
kemudian spuit dimasukkan kembali didalam partus set.
7. Kemudian penolong membersihkan vulva dan perineum dengan kapas anti septic.
8. Setelah itu penolong melakukan VT untuk memastikan membukaan lengkap, hasil
VT Ø 10 cm, eff 100 %, ket (-), presentasi kepala, denominator UUK di depan,
penurunan kepala di H3+, tidak teraba bagian terkecil janin / Tali pusat
9. Kemudian penolong mendekontaminasi sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5
% selama 10 menit dalam keadaan terbalik.
10. Setelah itu penolong memeriksa DJJ (+), irama (11-12-12), frekuensi
(133x/menit).
11. Selanjutnya ibu diberi tahu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap,
dan keadaan ibu dan janin baik, serta ibu disiapkan untuk proses persalinan.
12. Kemudian salah satu keluarga ibu membantu ibu dalam posisi setengah duduk
atau posisi lain sesuai dengan keinginan ibu.
13. Mengajarkan ibu cara mengedan yang benar dan efektif, seperti tarik nafas
panjang, gigi dirapatkan, mata menghadap ke perut, dan dianjurkan untuk
mengedan pada saat terjadi kontraksi yang kuat.
14. Menganjurkan ibu untuk mengedan saat kontraksi dan istirahat saat his hilang
sambil ibu diminta untuk makan dan minum yang manis dan keluarga diminta
uutuk mendukung ibu. Keluarga bersedia.
15. Saat kepala bayi tampak membuka vulva degan diameter 5-6 cm. Penolong
meletakkan handuk bersih diatas perut ibu
47
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
16. Letakkan kain yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.
17. Penolong membuka partus set.
18. Lalu penolong memakai sarung tangan steril pada kedua tangan.
19. Saat suboksipito bregmatika berada dibawah simfisis, tangan kanan penolong
menaran perineum dengan dialasi kain dibawah bokong ibu. Sedanngkan tangan
kiri menahan puncak kepala bayi untuk menahan defleksi yang terlalu cepat serta
membantu lahirnya kepala.
20. Kemudian penolong terus menganjurkan ibu untuk meneran perlahan, bernafas
cepat dan dangkal, kemudian lahirlah berturut-turut UUB, dahi, mata, hidung,
mulut, dagu, secara keseluruhan. Kemudian penolong memeriksa apakah ada
lilitan tali pusat dan tidak ada lilitan tali pusat.
21. Setelah itu penolong menunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar, sesuai
arah punggungnya.
22. Tangan penolong berada dalam posisi bipareital kepala janin.Kemudian penolong
dengan lembut meggerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul ( bahu anterior) dibawah arkus pubis dan kemudian penolong
menggerakkan kepala bayi keatas untuk melahirkan bahu belakang (bahu
posterior).
23. Setelah kedua bahu lahir, penolong menyangga kepala dan bahu bayi dengan
tangan kanan dan tangan kiri memegang lengan dan siku bayi sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusuri lengan atas berlanjut kepunggung,
bokong, tungkai dan kaki. Lalu memegang kedua mata kaki dengan cara
memasukan telunjuk diantara kaki dan memegang masing-masing mata kaki
dengan ibu jari dan jari-jari lainnya. Setelah seluruh badan bayi lahir memegang
bayi bertumpu pada tangan kanan sedemikian rupaSehingga bayi menghadap
kearah penolong.
25. Melakukan penilaian. Bayi menangis, bayi bernafas dan gerakan otot tonus kuat
26. Pukul 06:55 WITA
Bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala, dengan jenis kelamin
perempuan, dilakukan penilaian sepintas pada bayi. Bayi menangis dengan (kuat),
warna kulit (merah muda), bayi bergerak (aktif).
27. Kemudia bayi dikeringkan seluruh tubuhnya kecuali tangan tanpa membersihkan
verniks, lalu handuk basah diganti dengan handuk kering.
48
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
Jumlah 7
KALA III
Tanggal : 11 Maret 2024
Pukul : 07:00 WITA
Temapat : Puskesmas cakranegara
49
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
No
Aspek yang dinilai 5 menit kedua Nilai
.
Jumlah 9
7. Penolong meletakkan bayi diatas perut ibu dan bahunya diluruskan sehingga badan
bayi menempel pada dada atau perut ibu, usahakan kepala bayi tetap berada diantara
50
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari kedua puting susu ibu. Biarkan bayi
melakukan kontak kulit dan IMD.
8. Bayi dan ibu diselimuti dengan kain hangat serta bayi di pakaikan topi. Penolong
membiarkan bayi tetap berada diatas perut ibu.
9. Kemudian penolong memindahkan klem dengan berjarak 5-10 cm di depan vulva, dan
melakukan peregangan tali pusat terkendali.
10. Penolong meletakkan tangan kiri di atas sympisis ibu, meraba kontraksi dan tangan
kanan meregangkan tali pusat.
11. Apabila uterus telah berkontraksi penolong melakukan peregagan tali pusat dengan
tangan kanan dan tangan kiri melakukan kontra penegangan dengan posisi tangan kiri
ke arah dorso granial (belakang atas secara hati-hati untuk mencegah impersio uteri).
12. Telah terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta (uterus membulat, tali pusat bertambah
panjang atau tanda alifeld, adanya semburan darah mendadak), ibu diminta untuk
mengedan perlahan, lalu tali pusat ditarik kebawah sejajar dengan lantai kemudian
keatas searah dengan sumbu jalan lahir.
13. Setelah plasenta muncul diintroitus vagina, pegang plasenta dengan kedua tangan dan
diputar searah jarum jam sampai selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan plasenta.
14. Pukul 07:07 WITA Plasenta lahir dengan cara (schulze), ditandai dengan dampaknya
bagian (fetal) terlebih dahulu di vulva. Kemudian penolong segera melakukan masase
fundus uteri baik atau tidak searah jarum jam dengan posisi palmer selama 15 detik.
Setelah itu penolong memeriksa apakah adanya robekan jalan lahir ternyata (tidak ada
robekan).
15. Plasenta lengkap baik kotiledon, selaput amnion maupun korion, diameter plasenta 22
x 4 x 20 cm insersinya di depan. Kemudian penolong memeriksa kontraksi uterus baik,
jumlah darah ±10cc tidak terjadi perdarahan dan kandung kemih kosong.
KALA IV
Tanggal : 11 maret 2024
Waktu : 07:15 WITA
Tempat : Puskesmas cakranegara
51
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
52
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
53
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB IV
PEMBAHASAN
54
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Mahasiswa telah melakukan asuhan kebidanan dengan metode SOAP dan tidak
menemukan kesulitan dalam melakukan asuhan.
1. Mahasiswa telah mampu melaksanakan pengkajian data Subyektif pada Ny. “A”
di Puskesmas Cakranegara.
2. Mahasiswa telah mampu melaksanakan pengkajian data Obyektif pada Ny. “A” di
Puskesmas Cakranegara.
3. Mahasiswa telah mampu membuat Analisa pada kasus Ny. “A” di Puskesmas
Cakranegara.
55
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapatlah penyusun mengajukan beberapa saran
antara
1. Puskesmas Cakranegara
Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan asuhan
kebidanan yang telah diberikan sehingga mencapai asuhan sesuai standar dan
tetap tercermin citra bidan yang profesional.
1. Universitas Bhakti Kencana PSDKU Mataram
Diharapkan dapat mendidik dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah
di dapatkan oleh mahasiswa sehingga mahasiswa mengethui cara pelayanan yang
baik, benar dan konsisten.
2. Bagi Mahasiswa
Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan yang telah
ada dan selalu menerapkan teori-teori yang telah di dapatkan dan di sesuaikan
dengan kondisi lapangan sehingga tetap tercermin citra bidan yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Profil Dinkes NTB, 2022"Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2022.pdf - Google Drive"
https://drive.google.com/file/d/1rFIHqjNEZdQ7NvLH-GtoDYfnIlPwVDrL/view?pli=1
56
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
https://jurnal.unigal.ac.id/mj/article/viewFile/6828/4416
GtoDYfnIlPwVDrL/view?pli=1
https://ppid.sumbarprov.go.id/images/2019/04/file/SPO_partograf.docx
https://puskesmascakranegara.wordpress.com/visi-misi/
57