Anda di halaman 1dari 11

HIPERTERMIA

Siti Aisyah
Pengertian Hipertermia

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan


ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi
produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme
kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga
terjadi peningkatan suhu tubuh. Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 39°C
Selain adanya tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada
pembacaan suhu pada waktu yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan
dengan nilai normal individu tersebut
Penyebab Hipertermia
Pada umumnya, hipertermia disebabkan oleh paparan suhu panas yang berlebihan. dari luar
tubuh serta kegagalan sistem regulasi suhu tubuh untuk mendinginkan tubuh. Beberapa kondisi yang
bisa menyebabkan hipertemia adalah: Peningkatan suhu yang ada di lingkungan, Bayi atau pasien
berada di lingkungan yang panas, Terpapar sinar matahari, Berada di inkubator atau dibawah
pemancar panas Dan Disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari
gangguan infeksi dan suhu lingkungan yang terlalu panas. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan di
dekat api atau ruangan yang berudara panas. Selain itu, dapat pula disebabkan gangguan otak atau
akibat bahan toksik yang dapat mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan
efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan deman disebut pirogen.
Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein dan zat lain, terutama toksin polisakarida, yang
dilepas oleh bakteri toksik pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Gejala Hipertermia
Gejala hipertermia dapat mencakup:
a. Peningkatan Suhu Tubuh: Tubuh mengalami peningkatan suhu di atas batas normal, yaitu 37°C.
b. Keringat Berlebihan: Proses tubuh untuk mengatur suhu melalui keringat yang lebih banyak dari
biasanya.
c. Pusing dan Kelelahan: Gejala umum termasuk pusing, lemah, dan kelelahan yang berlebihan.
d. Mual dan Muntah: Beberapa orang dapat mengalami mual atau bahkan muntah sebagai respons
terhadap kondisi suhu tubuh yang tinggi.
e. Kesulitan Bernapas: Pada kasus yang lebih parah, seseorang dapat mengalami kesulitan bernapas
dan detak jantung yang cepat.
Gejala ini dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan hipertermia dan penyebabnya. Penting
untuk segera mengatasi hipertermia dengan tindakan pendinginan dan mencari pertolongan medis jika
gejalanya memburuk.
Jenis-jenis Hipertermia

a. Hipertermia Akibat Lingkungan d. Hipertermia Neuroleptik

b. Hipertermia Eksertional
e. Hipertermia pada Bayi:

c. Hipertermia Maligna
Pencegahan primer pada Hipertermia
Pencegahan primer hipertermia melibatkan langkah-langkah untuk menghindari terjadinya kondisi
peningkatan suhu tubuh. Beberapa tindakan yang dapat diambil mencakup:

a. Pemantauan Suhu Lingkungan

b. Pengaturan Aktivitas Fisik

c. Pakaian yang Sesuai

d. Hidrasi yang Cukup

e. Istirahat yang Cukup

f. Penyaringan Obat-obatan

Pencegahan primer berfokus pada tindakan-tindakan ini untuk mengurangi kemungkinan


terjadinya hipertermia. Memahami faktor risiko dan mengadopsi kebiasaan sehat dapat membantu
menjaga suhu tubuh tetap stabil dan mencegah terjadinya kondisi berbahaya ini.
Pencegahan sekunder pada Hipertemia

Pencegahan skunder hipertermia melibatkan tindakan untuk mengurangi risiko dan dampak dari
peningkatan suhu tubuh setelah terjadi paparan suhu tinggi atau aktivitas fisik intens. Beberapa langkah
pencegahan skunder hipertermia melibatkan:
a. Pendinginan Tubuh:
b.Rehidrasi
c. Istirahat
d. Pemantauan Kesehatan
e. Penghindaran Paparan Berlebihan:
f. Konsultasi Medis
Langkah-langkah ini membantu mengelola dampak hipertermia setelah terjadi dan mencegah
komplikasi yang mungkin timbul. Pencegahan skunder berfokus pada tindakan responsif setelah
paparan suhu tinggi atau aktivitas fisik yang berlebihan telah terjadi.
Pencegahan Tersier pada Hipertermia
Pencegahan tersier pada hipertermia melibatkan langkah-langkah jangka panjang untuk mencegah
kekambuhan dan mengelola kondisi secara efektif. Beberapa tindakan pencegahan tersier hipertermia
mencakup:

a. Edukasi Kesehatan

b. Perubahan Kebijakan Kerja

c. Penelitian dan Pengembangan

d. Infrastruktur Publik

e. Pemantauan Kesehatan Masyarakat:

f. Regulasi dan Standar Keselamatan

Pencegahan tersier bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan keselamatan,
mengurangi insiden hipertermia, dan meningkatkan respons terhadap kondisi tersebut jika terjadi.
Pengobatan Hipertermia

Pengobatan hipertermia tergantung pada penyebabnya


dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Beberapa
langkah pengobatan umum melibatkan:

a. Pendinginan Tubuh c. Obat-obata

b. Rehidrasi d. Perawatan Medis Darurat

e. Pengobatan Penyebab Dasar


Kesimpulan

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan


ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas.
Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk
mengimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.
Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 390C.Selain adanya tanda klinis, penentuan
hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu yang berbeda dalam satu
hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai