Anda di halaman 1dari 5

3.6.

2 HIPERTERMI
A. Pendahuluan
Seperti banyak fungsi biologis lainnya, suhu tubuh manusia memperlihatkan irama
sirkadian. Mengenai batasan “normal”, terdapat beberapa pendapat. Umumnya berkisar
antara 36,10C atau lebih rendah pada dini hari sampai 37,4 oC pada sore hari
.Suhu normal maksimum (oral) pada jam 06.00 adalah 37,2oC dan suhu normal maksimum
pada jam 16.00 adalah 37,70 C. Dengan demikian, suhu tubuh > 37,2 oC pada pagi hari dan
> 37,7 oC pada sore hari disebut demam.
Sebaliknya demam bila suhu > 37,2 oC. Suhu tubuh dapat diukur melalui rektal, oral atau
aksila, dengan perbedaan kurang lebih 0,5- 0,60 C, serta suhu rektal biasanya lebih tinggi.
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila
mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui
oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik). Pada hipertermi,
mekanisme pengaturan suhu gagal, sehingga produksi panas melebihi pengeluaran panas.
Peningkatan suhu tubuh secara abnormal dapat terjadi dalam bentuk hipertermi dan
demam.
Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah penyakit berat dengan ciri temperatur
inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf
pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh pajanan panas lingkungan
(sengatan panas klasik) atau kegiatan fisik yang berat. Lingkungan yang terlalu panas juga
berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat dengan sumber panas,
dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan selimut.

243
B. Defenisi
Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu
tubuhmencapai sekitar 37,8°C per oral atau 38,8°C per rectal secara terus menerus
disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium,
kejang, atau koma yang disebabkan oleh atau dipengaruhi oleh panas eksternal
(lingkungan) atau internal (metabolik). (blog Asuhan Keperawatan.com).
Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan termoregulasi.Hipertermia
terjadi ketika tubuh menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas dari pada
mengeluarkan panas. Ketika suhu tubuh cukup tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat
medis dan membutuhkan perawatan segera untuk mencegah kecacatan dan kematian.
Hypertermia pada bayi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC.

C. Tanda dan gejala


1. suhu tubuh bayi >37,5 ºC (panas)
2. Tanda dehidrasi, yaitu berat badan bayi turun, turgor kulit kurang, mata dan ubun ubun
besar cekung, lidah dan membran mukosa kering, banyaknya air kemih berkurang.
3. Kulit memerah
4. Malas minum
5. Frekuensi nafas lebih dari 60x/menit
6. Denyut jantung lebih dari 160 x/menit
7. Letargi
8. Kedinginan,lemas
9. Bisa disertai kejang

D. Klasifikasi Hipertermia
1. Hipertermia yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas
a. Hipertermia maligna
Hipertermia maligna biasanya dipicu oleh obat-obatan anesthesia. Hipertermia ini
merupakan miopati akibat mutasi gen yang diturunkan secara autosomal dominan.
Pada episode akut terjadi peningkatan kalsium intraselular dalam otot rangka
sehingga terjadi kekakuan otot dan hipertermia. Pusat pengatur suhu di hipotalamus
normal sehingga pemberian antipiretik tidak bemanfaat.
b. Exercise-Induced hyperthermia (EIH)
Hipertermia jenis ini dapat terjadi pada anak besar/remaja yang melakukan aktivitas
fisik intensif dan lama pada suhu cuaca yang panas. Pencegahan dilakukan dengan
pembatasan lama latihan fisik terutama bila dilakukan pada suhu 300C atau lebih
dengan kelembaban lebih dari 90%, pemberian minuman lebih sering (150 ml air
dingin tiap 30 menit), dan pemakaian pakaian yang berwarna terang, satu lapis, dan
berbahan menyerap keringat.
c. Endocrine Hyperthermia (EH)
Kondisi metabolic/endokrin yang menyebabkan hipertermia lebih jarang dijumpai
pada anak dibandingkan dengan pada dewasa. Kelainan endokrin yang sering
dihubungkan dengan hipertermia antara lain hipertiroidisme, diabetes mellitus,
phaeochromocytoma, insufisiensi adrenal dan Ethiocolanolone suatu steroid yang
diketahui sering berhubungan dengan demam (merangsang pembentukan pirogen
leukosit).
2. Hipertermia yang disebabkan oleh penurunan pelepasan panas.
a. Hipertermia neonatal
Peningkatan suhu tubuh secara cepat pada hari kedua dan ketiga kehidupan bisa
disebabkan oleh:
1) Dehidrasi 244
2) Overheating
3) Trauma lahir
4) Heat stroke
5) Haemorrhargic Shock and Encephalopathy (HSE)
6) Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)

E. Faktor Resiko
Kejang/ syok

F. Etiologi
Disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari gangguan
infeksi dan suhu lingkungan yang terlalu panas. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan di
dekat api atau ruangan yang berudara panas.Selain itu, dapat pula disebabkan gangguan
otak atau akibat bahan toksik yang dapat mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang
dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga
menyebabkan demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein , pecahan
protein dan zat lain , terutama toksin polisakarida , yang dilepas oleh bakteri toksik /
pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama
keadaan sakit.
a. Fase – fase Terjadinya Hipertermi
a. Fase I : awal
1) Peningkatan denyut jantung
2) Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
3) Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi
4) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi
5) Rambut kulit berdiri
6) Pengeluaran keringat berlebih
7) Peningkatan suhu tubuh
b. Fase II :
1) proses demam
2) Kulit terasa hangat / panas
3) Peningkatan nadi & laju pernapasan
4) Dehidrasi ringan sampai berat
5) Proses menggigil lenyap
6) Mengantuk , kejang akibat iritasi sel saraf
7) mulut kering
8) bayi Tidak mau minum
9) lemas
c. Fase III : pemulihan
1) Kulit tampak merah dan hangat
2) Berkeringat
3) Menggigil ringan
4) Kemungkinan mengalami dehidrasi

G. PATOFISIOLOGI
Nukleus pre-optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai pusat pengatur suhu dan
bekerja mempertahankan suhu tubuh pada suatu nilai yang sudah ditentukan, yang disebut
hypothalamus thermal set point.

245
H. Penatalaksanaan
1. Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25 ºC-28 ºC)
2. Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila perlu
3. Perikasa suhu aksila setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal
4. Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 39 ºC), bayi dikompres atau dimandikan selama 10-15
menit dalam suhu air 4 ºC, lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan menggunakan air
dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 4 ºC dibawah suhu bayi
5. memastikan bayi mendapat cairan adekuat
a. Izinkan bayi mulai menyusu
b. Jika terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata atau fontanel cekung, kehilangan
elastisitas kulit, atau lidah atau membran mukosa kering)
1) Pasang slang IV dan berikan cairan IV dengan volume rumatan sesuai dengan usia
bayi
2) Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari pertama
dehidrasi terlihat
3) Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6 mmol/l), atasi
glukosa darah yang rendah
6. Cari tanda sepsis
7. berikan antibiotik jaka terjadi infeksi
8. Setelah keadaan bayi normal :
a. Lakukan perawatan lanjutan
b. Pantau bayi selama 12 jamberikutnya, periksa suhu setiap 3 jam
9. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik, serta tidak ada
masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan dan
Nasehati ibu cara menghangatkan bayi dirumah dan melindungi dari pemancar panas
yang berlebihan

I. Pencegahan Terhadap Hipertermia


1. Kesehatan lingkungan.
2. penyediaan air minum yang memenuhi syarat.
3. Pembuangan kotoran manusia pada tempatnya.
4. Pemberantasan lalat.
5. Pembuangan sampah pada tempatnya.
6. Pendidikan kesehatan pada masyarakat.
7. Pemberian imunisasi lengkap kepada bayi.
8. Makan makana yang bersih dan sehat
9. Jangan biasakan anak jajan diluar

J. Kesimpulan
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila
mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui oleh
panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik).
Hipertermi disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari
gangguan infeksi dan suhu lingkungan yang terlalu panas.Untuk pencegahan hipertermi
bisa dengan cara selalu menjaga kesehatan lingkungan, penyediaan air minum yan
memenuhu syarat,pembuangan kotora manusia pada tempatnya,pemberantasan lalat,
pembuangan sampah pada tempatnya, pendidikan kesehatan pada masyarakat, pemberian
iminisasi lengkap pada bayi,makan-makanam yang bersih dan sehat,makan- makan yang
bersih dan sehat.
246

RY
Daftar Pustaka
1. Habel, A.1990, Ilmu Penyakit Anak , Bina Rupa Aksara, Jakarta.
2. Kemala, P.ar.1998, Kamus Suku Kedokteran Dorlan, Penerbit Buku Keokteran
EGC,Jakarta.
3. Sudarti dan Afroh Fauzan. 2012, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
NuhaMedika. Yogyakarta.

247

Anda mungkin juga menyukai