Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAMUSCULAR (IM)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktik Klinik Kebidanan Mata Kuliah
Kebutuhan Dasar Manusia

DISUSUN OLEH

ADINDA ZAHRA LAKSMITA P17331221018

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JEMBER

TAHUN 2022/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan puja kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan dan kelancaran sehingga laporan pendahuluan ini bisa
diselesaikan dengan tepat waktu dan dengan baik. Tanpa rahmat dan pertolongan-
Nya kami tidak akan bisa untuk menyelesaikan laporan ini dengan sebaik ini.
Shalawat serta salam kami limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Laporan Pendahuluan ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Kebutuhan Dasar Manusia yang sekaligus menjadi persyaratan dalam melakukan
tugas praktik klinik kami nantinya. Dengan demikian laporan ini bertujuan untuk
menjadi acuan dalam melakukan praktik klinik yang akan kami laksanakan. Semoga
dengan dibuatnya laporan pendahuluan pemeriksaan umum ini akan membantu
siapapun yang akan melaksanakan praktik pemeriksaan fisik.

Kami menyadari bahwa tulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
dan meyakini masih ada kesalahan maupun kekurangan yang ada di dalamnya. Maka
dari itu kami mengharapkan pembaca untuk bisa memberikan kritik serta saran agar
nantinya pemahaman saya mengenai topik ini bisa lebih baik lagi dan karya tulis
selanjutnya bisa menjadi referensi yang lebih berkualitas bagus lagi.

Jember, 24 April 2023

Hormat saya,

Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia dengan judul


“Pemberian Obat Secara Intra Muskular” ini disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Disusun oleh :

Adinda Zahra Laksmita


NIM : P17331221018

Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Drs. Hendro Prasetyo, S.Kep., Ns., ………………………………………..


M.Kes
NIP: NIP :

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................1
1.4 Manfaat.........................................................................................................1
BAB II....................................................................................................................2
TINJAUAN TEORI............................................................................................... 2
2.1 Definisi tentang pemberian obat secara intramuscular..................................2
2.2 Tujuan Pemberian Obat secara Intramuscular...............................................2
2.3 Indikasi Pemberian Obat Secara Intramuscular.............................................3
2.4 Daerah Penyuntikan Intramuscular...............................................................3
BAB III.................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Praktik klinik kebidanan merupakan bentuk pengalaman belajar yang


dilaksanakan pada suatu tatanan nyata keterampilan pada setiap peserta didik.
Pengalaman belajar dimana peserta didik bertolak dari keadaan yang dihadapi
secara nyata untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
di pendidikan sehingga pada praktik klinik yang akan dilakukan ini akan
membentuk suatu pribadi yang terampil dan berbudi, mampu memberikan
pelayanan dalam bidang kebidanan secara mandiri.
Pada kesempatan kali ini,Saya mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Jember diberikan kesempatan
untuk melakukan praktik klinik dalam rangka memenuhi tugas dari mata
kuliah Kebutuhan Dasar Manusia yaitu pemberian obat secara intamuscular
kepada pasien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definis tentang Pemberian Obat secara Intramuscular
2. Apa tujuan pemberian Obat secara Intramuscular
3. Apa Indikasi dan kontraindikasi pemberian obat secara Intramuscular
4. Daerah mana penyuntikan Intramuscular

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum:
Mencari informarsi tentang Pemberian obat secara intramuscular
2. Tujuan Khusus
1) Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa tentang bagaimana proses
pemberian obat secara intramuscular secara benar dan tepat sehingga
tidak beresiko bagi pasien dan petugas kesehatan.
1.4 Manfaat
Sebagai pedoman mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktik klinik dalam
pemberian obat secara intramuscular.

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi tentang pemberian obat secara intramuscular


Pengertian pemberian obat secara intramuskular adalah pemberian
obat/cairan dengan cara dimasukkan langsung kedalam otot (muskulus).
Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar,
agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki
bagian atas atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat seperti ini
memungkinkan obat akan dilepas secara berkala dalam bentuk depot obat.
Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai
banyak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot ditempat
penyuntikan.Pada orang dewasa tempat yang paling sering digunakan untuk
suntikan intramuskular adalah seperempat bagian atas luar otot gluteus
maximus, sedangkan pada bayi,tempat penyuntikan dibatasi sebaiknya paling
banyak 5 ml bila disuntikkan ke daerah gluteal dan 2 ml di daerah deltoid.
Tujuannya adalah agar absorsiobat dapat lebih cepat.
Rute intramuscular (IM) memungkinkan absorbsiobat yang lebih cepat dari pada
rute subcutan (SC), karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya
kerusakan jaringan berkurang Ketika obat memasuki otot dalam, tetapi bila
tidak hati-hati, ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh
darah.Perawat menggunakan jarum berukuran lebih panjang dan lebih besar
untuk melewati jaringan SC dan mempenetrasi jaringan otot dalam. Berat
badan mempengaruhi pemilihan ukuran jarum.Sudut insersi untuk injeksi IM
ialah 90°

2.2 Tujuan Pemberian Obat secara Intramuscular


Tujuan umum pemberian obat secara intramuscular ialah
1. Memasukan obat dengan suntikan ke dalam otot.
2. Agar absorpsi obat lebih cepat dibandingkan dengan pemberian
secara subcutan karena lebih banyaknya suplai darah di otot tubuh.
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar dibanding
obat yang diberikan melalui subcutan.
4. Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah atau mengurangi
iritasi obat.

2
2.3 Indikasi Pemberian Obat Secara Intramuscular

1. Indikasi:

o Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara
oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang,
otot atau saras besar di bawahnya.
2. Kontraindikasi

o Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf
besar di bawahnya.

2.4 Daerah Penyuntikan Intramuscular


1. Paha (vastus lateralis)
Posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi. Area ini terletak antar sisi
median anterior dan sisi midlateral paha. Otot vastus lateralis biasanya tebal
dan tumbuh secara baik pada orang deawasa dan anak-anak. Bila melakukan
injeksi pada bayi disarankan menggunakan area ini karena pada area ini tidak
terdapat serabut saraf dan pemubuluh darah besar. Area injeksi disarankan
pada 1/3 bagian yang tengah. Area ini ditentukan dengan cara membagi area
antara trokanter mayor sampai dengan kondila femur lateral menjadi 3 bagian,
lalu pilih area tengah untuk lokasi injeksi. Untuk melakukan injeksi ini pasian
dapat diatur miring atau duduk.

a. Pada orang dewasa m. vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha
bagian luar. Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit diatasnya perlu
ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman
yang tepat.
b. Indikasi : - Bayi dan anak-anak
c. Dosis obat 1 – 4 ml (1 – 3 ml u/ bayi)
d. Langkah:

1. Posisikan os telentang atau duduk.

3
2. Temukan trochanter terbesar dan kondilus femur lateral. Area
suntik : 1/3 tengah dan aspek antero lateral paha.
3. Volume ideal antara 1 – 5 ml (untuk bayi 1 - 3 ml).

2. Ventrogluteal
Posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan
lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini
juga disebut area von hoehstetter. Area ini paling banyak dipilih untuk
injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah
dan saraf besar. Area ini ini jauh dari anus sehingga tidak atau
kurangterkontaminasi.

a. Indikasi : - Orang dewasa dan anak-anak


b. Dosis obat 1 – 3 cc, 20 – 23 gauge, 1 – ½ inch jarum.
c. Langkah :

a. Posisikan os telentang lateral


b. Letakan tangan kanan anda pada pinggul kiri pasien pada
trochanter mayor atau sebaliknya, posisikan jari telunjuk
sehingga menyentuh SIAS (Spina Iliaca Anterior Superior).
Kemudian gerakkan jari tengah anda sejauh mungkin
menjauhi jari telunjuk sepanjang crista iliaca. Maka jari
telunjuk dan jari tengah anda akan membentuk huruf V.
Suntikan jarum ditengah-tengah huruf V, maka jarum akan
menembus M.Gluteus Medius.
c. Volume suntikan ideal antara 1 – 4 ml

3. Lengan atas (deltoid)


Posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi
tetapi rileks menyilangi abdomen atau pangkuan. Area ini dapat
ditemukan pada lengan atas bagian luar. Area ini jarang digunakan
untuk injeksi intramuscular karena mempunyai resiko besar terhadap

4
bahaya tertusuknya pembuluh darah, mengenai tulang atau serabut
saraf. Cara sederhana untuk menentukan lokasi pada deltoid adlah
meletakkan dua jari secara vertical dib awah akromion dengan jari
yang atas diatas akromion. Lokasi injeksi adalah 3 jari dibawah
akromion.

a. Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi. Namun,


kekurangannya adalah area penyuntikan kecil, jumlah obat yang
ideal (antara 0,5 – 1 mm).
b. Jarum disuntikan kurang lebih 2,5 cm tepat dibawah tonjolan
akromion.
c. Organ penting yang mungkin terkena adalah arteri brachialis atau
nervus radialis. Hal ini terjadi apabila kita menyuntik terlalu jauh
kebawah.
d. Minta pasien untuk meletakkan tangan di pinggul, dengan
demikian tonus ototnya akan berada pada kondisi yang mudah
disuntik dan dapat mengurangi nyeri.

4. Dorsogluteal
Dalam melakukan injeksi dorsogluteal, perawat harus teliti dan
hati- hati sehingga injeksi tidak mengenai saraf skiatik dan pembuluh
darah. Lokasi ini dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-anak
diatas usia 3 tahun,lokasi ini tidak boleh digunakan pada anak dibawah
3 tahun karena kelompok usia ini otot dorsogluteal belum berkembang.
Salah satu cara menentukan lokasi dorsogluteal adalah membagi area
glutael menjadi kuadran-kuadran. Area glutael tidak terbatas hanya
pada bokong saja tetapi memanjang kearah Kristal iliaka. Area injeksi
dipilih pada kuadran area luar atas.

Perlu diingat :

a. Paling mudah dilakukan, namun angka terjadinya komplikasi


paling tinggi.

5
b. Hati-hati terhadap nervus sciatus dan arteri glutea superior.
c. Volume suntikan ideal adalah antara 2-4 ml.
d. Minta pasien berbaring ke samping dengan lutut sedikit fleksi.
e. Indikasi : dosis 1 – 3 cc, (≤ 5 cc), 20 – 23 gauge, 1 – ½ inch
jarum, sudut 90⁰
f. KI: anak < 2 tahun atau os berbadan kurus

5. Rectus femoris
Pada orang dewasa, m. rectus femoris terletak pada sepertiga
tengah paha bagian depan. Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang
kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu
jarum mencapai kedalaman yang tepat. Volume injeksi ideal antara 1-
5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml). Lokasi ini jarang digunakan, namun
biasanya sangat penting untuk melakukan auto-injection, misalnya
pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini
untuk menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana

6
BAB III

PENATALAKSANAAN

NILAI
NO KEGIATAN KET
1 2 3 4
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri pada klien / keluarga
2* Menjelaskan tujuan serta daerah yang akan disuntik
3* Mencuci tangan kemudian dikeringkan .
4* Persiapan alat-alat secara sistematik
5 Memasang sketsel / menutup pintu, korden dan mengatur posisi
pasien
6 Memakai sarung tangan
7* Melarutkan obat bila masih dalam bentuk serbuk
8* Memasukan obat kedalam spuit sesuai kebutuhan.
9* Mengeluarkan udara dari dalam spuit .
10 Memasukkan obat yang sudah siap kedalam bak instumen
11* Mengambil buku daftar obat , mencocokkan dengan nama pada
papan nama , selanjutnya mengatur sikap sesuai daerah yang
akan disuntik
12 Menentukan lokasi penyuntikan dengan tepat
13* Melakukan disinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang
akan disuntik dengan sekali oles
14* Meregangkan daerah yang akan disuntik dengan jari telunjuk dan
ibu jari
15* Memasukkan jarum dengan posisi tegak lurus dengan cepat,
panjang jarum yang masuk ¾
16* Melakukan pengecekkan apakah ada darah atau tidak
17* Bila tak ada darah masukkan obat perlahan-lahan dengan jari
tengah dan ibu jari kiri menahan pangkal jarum
18* Telunjuk tangan kiri menahan daerah bekas suntikan dengan
kapas alkohol dan tangan kanan mencabut jarum dengan cepat
19 Menekan daerah yang telah disuntik dan mengadakan
komunikasi dengan klien / keluarga bahwa perasat sudah
dikerjakan
20* Merapikan klien kembali
21 Alat-alat dibereskan / dirapikan kembali
22 Mencuci tangan
23* Mencatat hasil kegiatan dan reaksi klien
....................................
= x100
TOTAL NILAI

Jember, ....- ................20

Pembimbing Praktek, Pembimbing Akademik,

............................................... .................................................
NIP. NIP.

8
DAFTAR PUSTAKA

Tambunan, Evelyn. "TEKNIK INJEKSI INTRAMUSKULAR TANPA


ASPIRASI UNTUK MENURUNKAN INTENSITAS NYERI SAAT
PROSEDUR INJEKSI VITAMIN NEUROBION 5000 PADA PASIEN
POLI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG." Jurnal
Skolastik Keperawatan 3.2 (2017): 105-113.

Tambunan, E. (2017). TEKNIK INJEKSI INTRAMUSKULAR TANPA


ASPIRASI UNTUK MENURUNKAN INTENSITAS NYERI SAAT
PROSEDUR INJEKSI VITAMIN NEUROBION 5000 PADA PASIEN
POLI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG. Jurnal
Skolastik Keperawatan, 3(2), 105-113.

TAMBUNAN, Evelyn, et al. TEKNIK INJEKSI INTRAMUSKULAR TANPA


ASPIRASI UNTUK MENURUNKAN INTENSITAS NYERI SAAT
PROSEDUR INJEKSI VITAMIN NEUROBION 5000 PADA PASIEN
POLI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG. Jurnal
Skolastik Keperawatan, 2017, 3.2: 105-113.

Anda mungkin juga menyukai