Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSCULAR (IM)


DI PMB RUT MARTA,Amd.Keb
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Disusun Oleh :
YULI YANTINI
NPM 230108298

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN INJEKSI INTRAMUSCULAR (IM)

Laporan Pendahuluan KDPK Dengan Injeksi IntraMuskuler (IM)


Telah Memenuhi persyaratan dan Disetujui Tanggal 12 September 2023

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Praktik Pembimbing Akademik

Rut Marta,Amd.Keb Yona Desni Sagita, S.ST, Bdn, M.Kes


NIP. 197805182008012011 NIDN. 0220128801

Mengetahui,
Ketua Prodi Profesi Kebidanan
Universitas Aisyah Pringsewu

Yuni Sulistiawati, S.ST.,M.Tr.Keb


NIDN. 0219068701

ii
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr.Wb

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar klinik ini dengan tepat waktu. Karena
tanpa pertolongan-Nya saya tidak dapat menyelesaikan Laporan pendahuluan ini.
Sholawat serta salam terlimpah curah kepada nabi Muhammad SAW. Adapun
tujuan pembuatan makalah yang berjudul “ Injeksi Intramuscular’’ adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Klinik.

Tak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada Dosen yang sudah
membimbing saya dalam membuat laporan pendahuluan ini. Saya dengan senang
hati akan menerima kritik dan saran yang membangu demi kesempurnaan laporan
pendahuluan ini. Saya mohon maaf apa bila banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan pe n penahuluan ini. Akhirkata saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pringsewu, September 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................ii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................2
C. Tujuan ........................................................................................................2
D. Manfaat ......................................................................................................2
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...............................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Definisi injeksi IM (intramuscular) ........................................................4
B. Tujuan injeksi IM (intramuscular) ...........................................................4
C. Prinsip pemberian obat secara IM ( intramuscular) .................................4
D. Macam-macam obat yang diberikan secara IM (intramuscular) ..........7
E. Indikasi dan kontra indikasi injeksi IM (intramuscular) ......................8
F. Daerah pemberian obat secara IM(intra muscular) ...............................8
G. Prosedur pemberian obat secara IM (intramuscular) ..............................9
H. Keuntungan dan Kerugian Injeksi secara IM (intramuscular) ................13
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................................14
BAB IV PEMBAHASAN .........................................................................................19
BAB V PENUTUP....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................21
LAMPIRAN

iv
BAB I B I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindakan injeksi merupakan salah satu tindakan medis yang paling sering
dikerjakan. Lebih dari 90% tindakan injeksi dikerjakan untuk tujuan
terapeutik, sementara 5-10%untuk tindakan preventif termasuk keluarga
berencana. Tindakan injeksi harus dikerjakan secara aman. Menggunaan alat
injeksi yang berulang dapat menjadi sumber transmisi virus Hepatitis B, virus
Hepatitis C dan HIV. Karena itu WHO merekomendasikan pengunaan alat
injeksi sekali pakai (disposable).

Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala


atau menyembuhkan penyakit. Teknik pemberian obat didapati ada
berbagimacam cara, diantaranya secara oral, parenteral, dermal, bucal,
sublingual dan sebagainya. Pemberian obat secara parenteral adalah
pemberian obat selain melalui saluran pencernaan. Pemberian obat parenteral
ada empat cara yaitu, intracutan (IC), subcutan (SC atau SQ), intramuscular
(IM), dan intravena (IV).Yang akan dibahas lebih lengkap dalam Laporan
pendahuluan kali ini adalah pemberian obat atau sediaan parenteral secara
Intra Muscular (I r (IM).

Injeksi adalah suatu metode untuk memasukkan liquid ke dalam tubuh


dengan menggunakan spuit dan jarum melalui kedalaman kulit tertentu agar
bahan-bahan dapat didorong masuk kedalam tubuh. Injeksi itramuskular
(IM), memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat dari pada rute SC karena
pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot.Bahaya kerusakan jaringan
berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi bila tidak berhati-hati
ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah. Dengan injeksi di
dalam otot yang terlarut berlangsung dalam 10-40 menit, guna memperlambat
absorbsi dengan maksud memperpanjang kerja obat, seringkali digunakan
larutan atau suspensi dalam minyak umpamanya suspense penicilin dan
hormone kelamin.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi injeksi IM (intramuscular) ?

2. Apa tujuan injeksi IM (intramuscular) ?

3. Apa prinsip pemberian obat secara IM ( intramuscular)?

4. Apa macam-macam obat yang diberikan secara IM (intramuscular) ?

5. Apa indikasi dan kontra indikasi injeksi IM (intramuscular) ?

6. Dimana daerah pemberian obat secara IM(intra muscular)?

7. Bagaimana prosedur pemberian obat secara IM (intramuscular)?

8. Apa keuntungan dan Kerugian Injeksi secara IM (intramuscular)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi injeksi IM (intramuscular).

2. Untuk mengetahui apa tujuan injeksi IM (intramuscular).

3. Untuk mengetahui prinsip pemberian obat secara IM(intramuscular).

4. Untuk mengetahui macam-macam obat yang diberikan secara IM


(intramuscular).
5. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi injeksi IM
(intramuscular).
6. Untuk mengetahui dimana daerah pemberian obat secara IM(intra
muscular).
7. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian obat secara IM
(intramuscular).
8. Untuk mengetahui keuntungan dan Kerugian Injeksi secara IM
(intramuscular).

D. Manfaat
1. Agar mengetahui definisi injeksi IM (intramuscular).

2. Agar mengetahui tujuan injeksi IM (intramuscular).

3. Agar mengetahui prinsip pemberian obat secara IM( i ( intramuscular).

4. Agar mengetahui macam - macam obat yang diberikan secara IM


(intramuscular).
5. Agar mengetahui indikasi dan kontra indikasi injeksi IM (intramuscular).

2
6. Agar mengetahui dimana daerah pemberian obat secara IM(intra
muscular).
7. Agar mengetahui bagaimana prosedur pemberian obat secara IM
(intramuscular).
8. Agar mengetahui keuntungan dan Kerugian Injeksi secara IM
(intramuscular

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Laporan pendahuluan ini dibuat pada tanggal 12 September 2023 di Praktek


Mandiri Bidan Rut Marta,Amd.Keb

3
BAB I B II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Injeksi IM (Intramuscular)

Injeksi intramuscular (IM) adalah pemberian obat atau cairan dengan


cara dimasukan langsung kedalam otot (muskulus). Otot memeiliki lebih
benyak pe k pembuluh da uh darah da h dari pada jaringan l n lemak, s k, sehingga
obat- obatan yang
diberikan secara IM akan lebih cepat diabsorbsi dari pada secara SC. Volume
larutan untuk i uk injeksi IM adalah 0.5-3.0 mL, dengan rata-rata 1-
2 mL. Volume
obat yang lebih dari dari pada 3 mL menyebabkan perpindahan jaringan otot
yang lebih banyak dan kemungkinan terjadinya kerusakan jaringan. Kadang –
kadang 5 mL dari obat tertentu seperti magnesium sulfat, dapat disuntikan
kedalam otot yang besar, sepertidorsogluteal. Dosis yang lebih besar 3 mL
biasanya dibagi dan diberikan pada dua tempat yang berbeda. ( Majestika
Septikasari, 2018) ,

B. Tujuan Injeksi Intramuscular (IM)


a) obat akan lebih cepat terabsorbsi dari pada injeksi secara SC karena
pembuluh da uh darah l h lebih ba h banyak t k terdapat di otot.
b) untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih besar disbanding obat
yangdiberikan m n melalui subcutan.
c) Dapat mengurangi bahaya kerusakan jaringan ketika obat memasuki otot
yang dalam, tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat
langsung ke pembuluh darah.

C. Prinsip pemberian obat secara IM ( intramuscular)

Para petugas medis dituntut harus mengetahui semua kompnen dari


perintah pemberian obat, termasuk 6 prinsip pemberian obat yang benar.
Adapun 6 prinsip tersebut antara lain:
a) Benar Klien / Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang

4
diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan
mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan
pada pasien.

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas


ditempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien
ataukeluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal,
respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika
pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau
kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan
langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu di u diidentifikasi dari gela
ng identitasnya.

b) Benar obat

Sebelum mempersipakan obat ketempatnya kita harus


memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan
nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa
nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama
generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien,
label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat
membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua
label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat
dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Jika pasien
meragukan obatnya, kita harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat,
kita harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat
nama obat dan kerjanya.

c) Benar dosis
Dosis yang diberikan klien harus sesuai dengan kondisi klien. Dosis yang

5
diberikan harus pula dalam batas yang direkomendasikan untuk obat
yang bersangkutan. Kita harus teliti dalam menghitung secara akurat
jumlah dosis yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut/ tersedianya obat dan dosis yang diresepkan/diminta,
pertimbangan berat badan klien (mg/Kg/hari), jika ragu-ragu dosis obat
harus dihitung kembali dan diperiksa oleh Nakes lain. Sertamelihat batas
yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.

d) Benar waktu

Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dosis
obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti
2 x sehari, 3 x sehari, 4 x sehari, dan 6 x sehari. Sehingga kadar obat
dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan. Pemberian obat harus sesuai
dengan waktu paruh obat (t 1/2 ). Obat yang mempunyai waktu paruh
panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yangmemiliki aktu paruh
pendek diberika beberapa kali sehari pada selang aktu tertentu.pemberian
obat juga memperhatikan dibeikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makan. Ingat pula untuk memberikan obat-obat seperti kalium
dan aspirinyang dapat mengiritasi mukosa lambung bersama-sama
dengan makanan. Menjadi tanggung jawab kita untuk memeriksa apakah
klien telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah
puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.

e) Benar Cara/ Rute

Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan


memadai. Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda.
Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan
umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik
obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral,
sublingual , parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

6
f) Benar dokumentasi

Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah


sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang
telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan. Setelah obat itu
diberikan, harus didokumentasikan, dosis,rute, waktu dan oleh siapa obat
itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya,atau obat itu tidak
dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

D. Macam - macam obat yang diberikan secara IM (intramuscular)


Berikut adalah macam-macam obat yang diberikan secara intramuscular
a. Motolac

1. Untuk penggunaan jangka pendek untuk nyeri akut sedang sampai


dengan berat.
2. Dosis: 10-30 m 30 mg tiap 4 p 4- 6 jam. Maks: sehari 90 mg,
lama terapi
maksimal (pemberian IM / IV) tidak boleh dari 5 hari. km : 5 amp 10
mg
b. Fentanyl

1. Untuk depresi pernafasan, cedera kepala, alkhoholisme akut,


serangan asma akut, intolerensi hamil, laktasi.
2. Dosis : Premedikasi 100 mg secara IM 30- 60 sebelum oprasi.

c. Dolgesik

1. Untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri paska
oprasi.
2. Dosis: dosis tunggal untuk dewasa dan anak-anak >12 tahun: 1 amp
(100mg) IM di suntikkan perlahan-lahan. Maksimal 4 ampul . anak-
anak 1 tahun 2 mg/kg.
d. Duralgin

1. Untuk analgesik seperti / nyeri setelah oprasi, neuralgia.

2. Dosis : Dewasa 25 - 100 mg ,maksimal sehari 300 mg dalam dosis.


Bagi, anak 6 tahun sehari maksimal 100 mg IM. Dosis bagi anak-
anak 6 - 12 tahun sehari maksimal 20000 mg.

7
e. Imunisasi BCG

f. Imunisasi DPT/DT

g. Obat hepatitis

h. Suntik K KB

i. Hormon Kelamin

E. Indikasi dan kontraindikasi injeksi IM (intramuscular)

Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan pada


pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberika obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit,
jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya. Pemeberian
obat secara intramuskular ha r harus dilakukan atas perintah dokt h dokter.

Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu:


infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar
dibawahnya.

F. Daerah pemberian obat secara IM(intramuscular)


a. Daerah dorsogluteal yaitu terdiri dari otot gluteus bokong yang tebal

b. Daerah ventrogluteal yaitu bagian otot gluteus yang tidak memiliki saraf
atau pembuluh darah yang besar dan tidak banyak memiliki lemak

8
c. Daerah deltoid (lengan atas) yaitu merupakan otot kecil yang berdekatan
dengan arteri radialis dan brakialis

d. Daerah vastus lateralis atau paha samping ditentukan dengan mengukur


satu lebar tangan dibawah trokenter mayor dan satu lebar tangan di atas
lutut

G. Prosedur pemberian obat secara IM (Intramuscular)


a) Pada daerah dorsogluteal

Cara injeksi IM di anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut diputar


kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan
diletakkan di depan tungkai bawah agar bokong tampak jelas. Pilih
daerah penyuntikan secara tepat untuk menghindari penusukan pada
nervus iskiadikus, pembuluh darah besar atau tulang.

Dalam melakukan injeksi dorsogluteal, perawat harus teliti dan hati- hati
sehingga injeksi tidak mengenai saraf skiatik dan pembuluh darah.
Lokasi ini dapat digunakan pa n pada orang dewasa dan a n anak- anak di k
diatas usia
3 tahun,lokasi ini tidak boleh digunakan pada anak dibawah 3 tahun
karenakelompok usia ini otot dorsogluteal belum berkembang. "alah satu

9
caramenentukan lokasi dorsogluteal adalah membagi area glutael
menjadi kuadran- kuadran. Area glutael tidak terbatas hanya pada
bokong saja tetapimemanjang kearah Kristal iliaka. area injeksi dipilih
pada kuadran area luar atas.

b) Pada ventrogluteal

Injeksi IM di lakukan dengan cara menganjurkan pasien untuk berbaring


miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau panggul miring
dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini juga disebut area non
hoehstetter. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena
pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar. Area ini ini
jauh da uh dari anus sehingga tidak a k atau kur u kurang terkontaminasi.

c) Pada daerah deltoid (lengan atas)

Posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi rilek
menyilangi abdomen atau pangkuan. Area ini dapat ditemukan pada lengan
atas bagian luar. Area ini jarang digunakan untu injeksi intramuscular karen
a mempunyai resiko besar terhadap bahaya
tertusuknya pembuluh darah, mengenai tulang atau serabut saraf. Cara
sederhana untuk menentukan lokasi pada deltoid adlah meletakkan dua
jari secara fertical dibawah akromion dengan jari yang atas diatas
akromion.Lokasi injeksi adalah 3 jari dibawah akromion.

d)
Pada daerah paha samping (vastus lateralis)

Posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi. Area ini terletak antar
sisi median anterior dan sisi midlateral paha. Otot vastus lateralis
biasanya tebal dan tumbuh secara baik pada orang dewasa dan anak-
anak. Bila melakukan injeksi pada bayi disarankan menggunakan area ini
karena pada area ini tidak terdapat serabut saraf dan pemubuluh darah
besar. Area injeksi disarankan pada 1/3 bagian yang tengah. Area ini
ditentukan dengan cara membagi area antara trokanter mayor sampai
dengan kondila femur lateral menjadi 3 bagian, lalu pilih area tengah

10
untuk lokasi injeksi.Untuk melakukan injeksi ini pasian dapat diatur
miring atau duduk.
Cara Pemberian obat Melalui Injeksi Intramuskular
1. Alat dan bahan

a. Sarung tangan 1 pasang

b. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan

c. Semprit dan jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1-1.5 inci untuk
dewasa, 25 , 25- 27G dan panjang 1 inci untuk anak- anak)
d. Bak spuit

e. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)

f. Perlak dan pengalas

g. Obat sesuai program terapi

h. 1 Bengkok

i. Buku injeksi / daftar obat

2. Cara Kerja
a. Siapkan peralatan ke dekat pasien

b. Pasang sketsel atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien

c. Mencuuci tangan

d. Munakan sarung tangan

e. Mengkaji adanya alergi

f. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (benar obat, dosis,


pasien, cara pemberian dan waktu)
g. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan

h. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan diinjeksi

i. Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan disuntik dari


pakaian pasien
j. Mematahkan ampula dengan kikir

k. Memakai handscoon dengan baik

l. Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice dokter


dengan teknik septic dan aseptic

11
m. Menentukan daerah yang akan di n disuntik

1) Pada daerah lenganatas (Deltoid)

2) Pada daerah Dorsogluteal (Gluteus maximus)

3) Pada daerah Paha /bagian luar (Vastus lateralis)

4) Pada Daerah Paha /bagian depan (Rectus Femoris)

n. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik

o. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan


dilakukan injeksi.
p. Mengangkat kulit sedikit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangankiri
(tangan yang tidak dominant)
q. Tusukkan jarum ke dalam otot dengan jarum dan kulit membentuk
sudut 90 derajat
r.
Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap sedikit untuk memeriksa
apakah jarum sudah masuk kedalam pembuluh darah yang ditandai
dengan darah masuk ke dalam tabung spuit (saat aspirasi jika ada
darah berarti jarum mengenai pembuluh darah, maka cabut segera
spuit dan ganti dengan spuit dan obat yang baru) .Jika tidak keluar
darah maka masukkan obat secara perlahan- lahan.
s. Tarik jarum keluar setelah obat masuk (pada saat menarik
jarumkeluar tekan bekas suntikan dengan kapas alcohol agar darah
tidak keluar)

t. Lakukan masase pada tempat bekas suntikan (pada injeksi suntikan)


maka daerah bekas injeksi tidak boleh dilakukan masase, karena
akan mempercepat reaksi obat, sehingga menurunkan efektifitas obat
u. Rapikan pasien dan bereskan alat (spuit diisi dengan larutanchlorine
0.5% sebelum dibuang)
v. Lepaskan sarung tangan rendam dalam larutan chlorine

w. Cuci tangan

x. Dokumentasi

12
H. Keuntungan Dan Kerugian Injeksi IM ( Intramuskular)
a. Keuntungan

1. Tidak diperlukan keahlian khusus

2. Dapat dipakai untuk pemberian obat larut dalam minyak

3. Absorbsi cepat obat larut dalam air

b. Kerugian

1. Rasa sakit

2. Tidak dapat dipakai pada gangguan bekuan darah

3. Bioavibilitas berfariasi

4. Obat dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan.

13
BAB III
TINJAUAN KASUS

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


Jl. A. Yani No. 1A Tambahrejo Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu

Nama mahasiswa : Yuli Yantini NIM : 230108298 Target ke : 1

ASUHAN KEBIDANAN

TERHADAP Ny. A

DI BPM RUTH MARTA,Amd.Keb

Tanggal Pengkajian : 12-09-2023 Jam: 09.00 WIB No rekam medis : -

A. SUBJEKTIF

a. Identitas

Nama : An. D

Umur : 10 tahun

Alamat Sekolah : SD N Gunung Raya

Suku/Bangsa :Indonesia

Agama
: Islam

Alamat : Bandar sari

Kec. Padang Ratu Kab.


Lampung Tengah
No. telp. :-

b. Keluhan utama

Anak-anak perempuan kelas 5 SD disekolahan mengatakan ingin suntik


imunisasi HPV karena takut terkena kanker serviks

14
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :(√ ) Baik ( ) Cukup ( ) Lemah
a.

b.
Kesadaran : (√ ) Compos mentis ( ) Apatis ( ) Samnolen ( )
Sopor ( )Koma
c. TTV

TD : - mmHG ( ) Berbaring () Duduk (√) B ( ) B ( ) Berdiri


RR : 21 x/menit (√)Teratur ( ) Tidak teratur ( ) Dalam ( ) dangkal
N : : 86 x/menit (√ ) Teratur ( ) Tidak teratur
S : 36 C (√) Aksila ( ) Oral ( ) Rektal
BB : 28 Kg
TB : 112 Cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : (√ ) Tidak Pucat ( ) Pucat
b. Mata
Kelopak mata : Odema ( ) Ya (√) Tidak
: (√) Merah muda ( ) Pucat ( ) Hiperemi
Konjungtiva
: (√) Putih ( ) Kuning ( ) Perdarahan
Sclera

c. Hidung : (√) Bersih ( ) Kotor


d. Gigi dan mulut
Lidah : (√) Bersih ( ) Kotor
Gigi dan geraham : ( ) Bersih ( ) Kotor, (√) Karies ( ) Perdarahan gusi
Dada
e.
Bentuk : (√) Simetris, ( ) Asimetris
Auskultasi jantung : Lup Dup (√) Teratur ( ) Tidak teratur

Auskultasi paru-paru : (√) Vasikuler ( ) Whezing ( ) Ronchi


Mammae : ( ) Radang ( ) Ada benjolan (√) Tidak ada benjolan
f.
Pembesaran : (√) Simetris ( ) Asimetris
Putting susu : (√) Menonjol ( ) Datar ( ) Tenggelam (√ ) Bersih
( ) Kotor ( ) Hiperpigmentasi areola/papilla
Pengeluaran : ( ) Kolostrum ( ) ASI
Rasa nyeri : ( ) Ada (√ ) Tidak a k ada

15
g. Abdomen

Konsistensi : (√) Lunak ( ) Keras


Benjolan: ( ) Ada (√) Tidak ada
Kandung kemih : ( ) Kosong (√) Penuh
h. Pungung dan pinggang :
Posisi : (√) Skiolosi ( ) Lordosis ( ) Kiposis
Pinggang : ( ) Nyeri (√) Tidak ada nyeri

i. Ekstermitas atas dan bawah : (√) Kanan (+) (√) Kiri (+)
Ekstermitas bagian atas
: (√) Kanan (-) (√) Kiri (-)
Oedema
: (√) Kanan (+) (√) Kiri (+)
Kekakuan Otot dan sendi
: (√) Kanan (+) (√) Kiri (+)
Ketegangan
: (√) Kanan (+) (√) Kiri (+)
Kemerahan

Ekstermitas bagian bawah


: (√) Kanan (-) (√) Kiri (-)
Oedema
: (√) Kanan (-) (√) Kiri (-)
Varises
Ketegangan : (√) Kanan (+) (√) Kiri (+)
: (√) Kanan (+) (√) Kiri (+)
Kemerahan
: (√) Kanan (+) (√) Kiri (+)
Reflek pa k patella

3. Pemeriksaan Laboratorium Tidak dilakukan

C. ASSESMENT
An. D umur 10 tahun dengan Imunisasi Vaksin HPV

D. PLANNING
1. Perencanaan
a. Memperkenalkan diri
b. Memberitahukan Anak tentang hasil pemeriksaan
c. Menyiapkan alat dan bahan
d. Posisikan Anak

16
e. Beritahu Anak bahwa dirinya akan disuntik
f. Lakukan suntik Imunis
asi HPV
g. Bereskan alat
h. Pencatatan dokumentasi dan beritahu Anak tentang akan di suntik
kembali

2. Penatalaksanaan
a.. Memperkenalkan diri pada Anak
b. Memberitahu Anak bahwa hasil pemeriksaan hasilnya anak
dalam keadaan sehat.
c. Menyiapkan alat dan bahan, seperti;
1) spuit 0,5 cc /
1cc
P
2) Kapas alcohol
3) Obat Vaksin HPV
4) Termos es dan gel
ice
5) Handscoon 1 pasang.
d. Memasukan Vaksin
HPV kedalam spuit.
e. Mencuci tangan.
f. Memakai handscoon.
g. Memberitahu anak untuk mengambil posisi duduk dikorsi atau berdiri
sambil membuka kancing baju sekolah dan membuka lengan sebelah
kiri.
h. Memberitahu anak bahwa anak akan
di suntik, mengaspirasi pada daerah yang akan di suntik.
i. Melakukan suntik Vaksin HPV pada anak
dengan cara IM (intramuscular) yaitu
memasukan jarum suntik posisi 90 derajat pada area Lengan kiri,
dengan mengaspirasi terlebih dahulu, lalu suntikan obat dan cabut
jarum secara perlahan dan deep menggunakan alcohol swab.
j. Membereskan alat bekas pakai, membuang spuit pada safety box,

dan membuang kapas alcohol pada kotak sampah.


k. Melepas dan membuang sarung tangan.
l. Mencuci tangan.

m. Mencatat dan memberitahu anak jadwal kunjungan ulang dan jika ada
keluhan segera minta antar keluarga kerumah tenaga kesehatan terdekat

17
3. Evaluasi

a. Sebelum melakuakan tindakan sudah memperkenalkan diri.

b. Anak Tersebut sudah


mengetahui kondisinya saat ini dalam keadaan sehat.
c. Anak sudah mengambil posisi Duduk atau
posisi Berdiri.
d. Anak mengetahui bahwa dirinya akan disuntik.

e. Penyuntikan Vaksin HPV sudah dilakukan.

f. Alat bekas pakai sudah dibereskan dan di buang pada tempatnya.

g. Pencatatan sudah dilakukan dan Anak sudah mengerti kapan jadwal


kunjungan ulang dan Anak sudah mengerti jika ada keluhan segera
minta anter keluarga ke tenaga kesehatan terdekat.

18
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Injeksi intramuscular (IM) adalah pemberian obat atau cairan dengan cara
dimasukan langsung kedalam otot (muskulus). Otot memeiliki lebih benyak
pembuluh darah dari pada jaringan lemak, sehingga obat- obatan yang
diberikan secara IM akan lebih cepat diabsorbsi dari pada secara SC.
2.
Menurut teori dalam persiapan alat ada bak instrumen kecil yang telah diberi
alas, Sedangkan dilapangan tidak memakai bak instrumen. Jadi persiapan alat
antara teori dan praktek dilapangan ada kesenjangan, keefisiensi waktu dan
banyaknya pasien yang menunggu merupakan faktor utama penyebab
terjadinya kesenjangan.
3. Pada saat persiapan pasien, terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.
Bidan tidak memberikan salam dam memperkenalkan diri dan tidak menjelaskan
kegunaannya, keefisieni waktu dan banyaknya pasien yang menunggu merupakan
faktor utama penyebab terjadinya kesenjangan tersebut.
4. Pada saat melakukan tindakan

a.
Setiap melakukan suatu tindakan injeksi, petugas tidak selalu mencuci
tangan, tetapi hanya di akhir tindakan saja. Hal ini dikarenakan sudah ada
pasien lain yang menunggu dan untuk keefisienan waktu. Selain itu
handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan bukan handuk sekali
pakai, melainkan handuk yang setiap kali digunakan untuk mengeringkan
tangan sesudah selesai melakukan tindakan, untuk setiap orang yang
memakai. Petugas juga tidak selalu memperkenalkan diri pada setiap
pasien, yang sekali lagi disebabkan dengan tujuan efisiensi waktu karena
merasa buru-buru ingin pidah sekolah dan mengerjakan tugas lainnya.
b. Menurut teori selesai melakukan tindakan spuit harus di spool dengan
larutan clorin sebelum dibuang, sedangkan di lapangan tidak dilakukan
karena spuit langsung dibuang di safety box. Karena spuit yang
digunakan memakai spuit disposibble

19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Injeksi intramuscular (IM) adalah pemberian obat atau cairan dengan
cara dimasukan langsung kedalam otot (muskulus).
2. Pasien yang di periksa adalah An. D umur 10 Tahun
dengan diagnosa Imunisasi Vaksin HPV
3. Dalam melakukan tindakan injeksi IM tersebut ada beberapa kesenjangan
antara teori yang di dapat dengan kenyataan pada praktik di lapangan.
4. Setelah di lakukan tindakan keadaan pasien baik tidak mengalami pusing,
pasien merasa lega dan puas.

B. Saran
1. Lahan Praktek

Diharapkan bagi lahan praktek untuk terus meningkatkan mutu


pelayanan pada masyarakat/pasien sekitar guna meningkatkan
kesejahteraan kesehatan pasien.

2. Mahasiswi

Diharapkan bagi mahasiswa lebih meningkatkan ilmu pengetahuan, lebih


banyak membaca buku tentang kesehatan, serta dapat memahami dan
menerapkan tindakan sesuai dengan teori.

3. Institusi

Institusi pendidikan sebagai tempat untuk mencari ilmu, diharapkan


dapat menjadi tempat pengembangan ilmu khususnya tentang injeksi
yang sering dijumpai dalam lahan praktek.

20
DAFTAR PUSTAKA

Endang Susilowati, S.SiT, M.Kes, Isna Hudaya, S.SiT, M.Biomed , Meilia


Rahmawati K, S.ST, M.Keb. 2021, Penuntun Praktikum Basic Skill
Training Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK) 1 Jilid 3.Bandung: Media
Sains Indonesia.

Hidayat,Aziz alimul dan Musrifatul Uliyah.2014,Pengantar Kebutuhan Dasar


Manusia Edisi 2 Buku 2.Jakarta: Salemba Medika.

Hj. Hasnidar S.ST., M.Kes.2021, Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan


(KDPK).Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha.

http://robiah-robiahadawiyah59gmailcom.blogspot.com/2014/03/makalah-
pemberian-obat- melalui-injeksi.html

Majestika Septikasari,S.ST.,MPH.2018,Konsep Dasar Pembrian Obat Untuk


Bidan.Cilacap:STIKES Al Irsyad Al Ismamiyyah Ci h Cilacap.

21
LAMPIRAN
22
LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswi : Yuli Yantini


NPM : 230108298
Pembimbing : Yona Desni Sagita, S.ST.,Bdn.,M.Kes

Hari/
No Catatan Pembimbing Paraf
Tanggal

Pringsewu, 2023

Yona Desni Sagita, S.ST.,Bdn.,M.Kes


NIDN. 0220128801

Anda mungkin juga menyukai