Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR KLINIK

“INJEKSI INTRACUTAN DAN INJEKSI SUBCUTAN”


DOSEN PEMBIMBING: HENNIWATI, SST, M.Kes

DISUSUN OLEH:

1. SITI DARA HUMAYRA


2. ANGGRI SAGITA
3. CUT NABILA AZRAVIA
4. FACHRANI AUFA
5. FITRI CAHYANI

POLTEKKES KEMENKES ACEH


PRODI DIII KEBIDANAN LANGSA
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3. Tujuan..........................................................................................................................................2
1.4. Manfaat.......................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1. Injeksi intracutan.........................................................................................................................3
2.1.1 Definisi injeksi IC (intracutan)..............................................................................................3
2.1.2 Tujuan injeksi IC (intracutan)...............................................................................................3
2.1.3 Lokasi Injeksi IC....................................................................................................................4
2.1.4 Indikasi injeksi IC (intracutan)..............................................................................................4
2.1.5 Kontraindikasi injeksi IC (intracutan)...................................................................................4
2.1.6 Tindakan Injeksi IC...............................................................................................................4
2.1.7 Keuntungan injeksi IC (intracutan).......................................................................................6
2.1.8 Kerugian injeksi IC (intracutan)............................................................................................6
2.2. Injeksi subcutan...........................................................................................................................7
2.2.1 Definisi injeksi subcutan.......................................................................................................7
2.2.2 Tujuan injeksi subcutan.......................................................................................................7
2.2.3 Lokasi injeksi........................................................................................................................7
2.2.4 Indikasi injeksi subcutan......................................................................................................7
2.2.5 Kontraindikasi injeksi subcutan............................................................................................8
2.2.6 Tindakan injeksi subcutan....................................................................................................8
2.2.7 Keuntungan injeksi subcutan.............................................................................................10
2.2.8 Kerugian injeksi subcutan..................................................................................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan................................................................................................................................11
3.2. Saran..........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................12
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Kebutuhan Dasar klinik ini
dengan tepat waktu. Karena tanpa pertolongan-Nya saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam terlimpah curah kepada nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan pembuatan
makalah yang berjudul “Injeksi Intracutan dan subcutan’’ adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kebutuhan Dasar Klinik.

Tak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada Dosen yang sudah memberikan tuga
makalah ini. Saya dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangu demi
kesempurnaan makalah ini. Saya mohon maaf apa bila banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

27 februari 2023

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemberian obat kepada klien ada beberapa cara, yaitu melalui rute oral, parenteral,
rektal, vagina, kulit, mata, telinga dan hidung. Pemberian obat secara parenteral adalah
pemberian obat selain melalui saluran pencernaan. Pemberian obat parenteral ada empat
cara yaitu, intracutan (IC), subcutan (SC atau SQ), intramuscular (IM), dan intravena (IV).
Pemberian obat secara parenteral lebih cepat diserap dibandingkan dengan obat oral
tetapi tidak dapat diambil kembali setelah diinjeksikan.Oleh karena itu perawat harus
menyiapkan dan memberikan obat tersebut secara hati – hati dan akurat. Pemberian obat
parenteral memerlukan pengetahuan keperawatan yang sama dengan obat – obat dan
topikal (lokal pada kulit). Namun karena injeksi merupakan prosedur invasif, teknik aseptik
harus digunakan untuk meminimalkan resiko injeksi.
Tujuan dari pemberian obat secara parenteral adalah mencegah penyakit dengan jalan
memberikan kekebalan atau imunisasi (misalnya memberikan suntikan vaksin DPT, ATS,
BCG, dan lain – lain), mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk mempercepat proses
penyembuhan, melaksanakan uji coba obat, dan melaksanakan tindakan diagnostik.
Indikasi pemberian obat secara parenteral adalah kepada klien yang memerlukan obat
dengan reaksi cepat, klien yang tidak dapat diberi obat melalui mulut, dan klien dengan
penyakit tertentu yang harus mendapat pengobatan dengan cara suntik, misalnya
Streptomicin atau Insulin.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi injeksi IC dan SC
1.2.2 Apa tujuan injeksi IC dan SC
1.2.3 Apa indikasi injeksi IC dan SC
1.2.4 Apa kontraindikasi injeksi IC dan SC
1.2.5 Cara kerja injeksi IC dan SC
1.2.6 Apa keuntungan dan keunggulan injeksi IC dan SC

1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk menjelaskan definisi injeksi IC dan SC
1.3.2 Untuk menjelaskan tujuan injeksi IC dan SC
1.3.3 Untuk menjelaskan indikasi dan kontraindikasi injeksi IC dan SC
1.3.4 Untuk menjelaskan cara pemberian injeksi IC dan SC
1.3.5 Untuk menjelaskan keuntungan dan kerugian injeksi IC dan SC

1.4. Manfaat
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kebutuhan Dasar Manusia serta untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa
tentang injeksi intracutan dan subcutan.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Injeksi intracutan

2.1.1 Definisi injeksi IC (intracutan)


Memberikan obat melalui suntikan intracutan dan intrademal adalah suatu tindakan
membantu proses penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau indra dermis.
Istilah intradermal (ID) berasal dari kata “ intra” yang berarti lapis dan “dermis “ yang
berarti sensitif, lapisan pembuluh darah dalam kulit ketika sisi anatominya mempunyai
derajat pembuluh darah tinggi pembuluh darah betul-betul kecil, makanya penyerapan dari
injeksi disini lambat dan dibatasi dengan efek sistemik yang dapat dibandingkan karena
absorsinya terbatas, maka penggunaannya biasa untuk aksi lokal dalam kulit untuk obat
yang sensitif atau untuk menentukan sensitifitas terhadap organisme.
Intracutan adalah obat diinjeksikan ke dalam lapisan kulit bagian atas, sehingga akan
timbul indurasi kulit. Tindakan menyuntikkan obat secara intrakutan yang sering dilakukan
yaitu tindakan skin test, tes tuberkulin/ Mantoux test.

2.1.2 Tujuan injeksi IC (intracutan)


a. Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan
b. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter
c. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari pemberian obat
d. Membantu menentukan diagnosaterhadappenyakit tertentu misalnya (tuberculin
test)
e. Menghindarkan pasin dari efek alergi obat (dengan skin test)
f. Digunakan untuk test tuberculin atau test alergi terhadap obat-obatan
g. Pemberian vaksinasi.

2.1.3 Lokasi Injeksi IC


a. Lengan bawah bagian atas
b. Dada bagian atas
c. Punggung bagian atas di bawah scapula
d. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam, dan pungguang bagian atas.

2.1.4 Indikasi injeksi IC (intracutan)


a. Pasien yang membutuhkan test alergi ( mantoux test )
b. Pasien yang akan melakukan vaksinasi
c. Mengalihkan diagnosa penyakit
d. Sebelum memasukkan obat
e. pasien yang tidak sadar

2.1.5 Kontraindikasi injeksi IC (intracutan)


a. Pasien yang mengalami infeksi pada kulit
b. Pasien dengan kulit terluka
c. Pasien yang sudah dilakukan skin test
d. Pasien yang alergi

2.1.6 Tindakan Injeksi IC


2.1.6.1 Persiapan Alat Dan Bahan
a. Obat dan tempatnya
b. Spuit 1 cc/spuit insuin/sesuai kebutuhan
c. Kapas akohol
d. Jarum sesuai kebutuhan
e. Perlak dan alas dan nierbeken/bengkok
f. Handschoen

2.1.6.2 Prosedur kerja

1) Sikap:
a. Menyambut pasien dengan senyum, ramah dan sopan sambil memberi
salam
b. Memperkenalkan diri sebagi bidan dengan menyebutkan nama sambal
berjabat tangan
c. Mendengar keluhan pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
e. Percaya diri

2) Tindakan:
a. Memasang sampiran
b. Menyiapkan dan mendekatkan alat secara ergonomis
c. Mengatur posisi pasien dengan telentang (supine)
d. Memasang perlak dan pengalas di daerah yang akan disuntikkan
e. Cuci tangan
f. Membebaskan daerah yang disuntikkan dari pakaian
g. Menghapushamakan/mendisinfeksi kulit dengan kapas alkohol (kecuali
pada imunisasi BCG hanya dengan air DTT) secara sirkular dengan
diameter ± 5 cm
h. Memakai sarung tangan bersih
i. Menegangkan kulit dengan tangan yang tidak dominan
j. Menusukkan jarum kedalam kulit dengan tangan yang dominan (jarum
dan kulit membentuk sudut 15-20º)
k. Memasukkan obat perlahan-lahan hingga timbul gelembung berwarna
putih
l. Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan, tidak melakukan massage
pada bekas suntikan
m. Memberi tanda dengan pena secara melingkar pada sekeliling suntikan
dengan diameter ± 2 cm (pada test alergi)
n. Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas vial/ampul obat ke Safety
Box.
o. Mencuci sarung tangan, melepas sarung tangan secara terbalik dan rendam
dalam larutan chlorin 0,5 % selama 10 menit
p. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih

3) Teknik
a. Melakukan tindakan secara sistematis/berurutan
b. Melaksanakan komunikasi dengan suara yang jelas dan mudah dipahami
c. Menjaga privasi klien
d. Mendokumentasikan hasil secara lengkap

2.1.7 Keuntungan injeksi IC (intracutan)


a. Suplai darah sedikit, sehingga absorbsi lambat
b. Bisa mengetahui adanya alergi terhadap obat tertentu.
c. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat

2.1.8 Kerugian injeksi IC (intracutan)


a. Apabila obat sudah disuntikkan maka obat tersebut tidak dapat ditarik
lagi ini berarti pemusnahan obat yang mempunyai efek tidak baik atau
toksit maupun kelebihan dosis karena ketidak hati-hatian dan sukar
dilakukan.
b. Tuntutan sterilitas sangat ketat.
c. Memerlukan petugas terlatih yang berwenang untuk melakukan injeksi.
d. Adanya resiko toksisitas jaringan dan akan terasa sakit saat penyuntikan.

1.2. Injeksi subcutan

2.2.1 Definisi injeksi subcutan


Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat ke dalam
jaringan subcutan dibawah kulit dengan spuit. Injeksi subkutan diberikan dengan
menusuk area dibawah kulit yaitu jaringan konektif atau lemak dibawah dermis.
Injeksi tidak diberikan pada area yang nyeri, merah, pruitis atau edema. Pada
pemakaian injeksi subkutan jangka lama, maka injeksi perlu direncanakan untuk
diberikan secara rotasi pada area yang berbeda. Jenis obat yang lazim diberikan
secara subkutan adalah vaksin, obat-obatan preoperasi, narkotik, insulin, dan
heparin.
Pemberian obat melalui subcutan ini pada umumnya dilakukan dalam program
pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian
insulin terdapat dua tipe larutan, yaitu jernih dan keruh. Larutan jernih atau juga
dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin regular) dan larutan yang
keruh karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbsi obat
atau juga termasuk tipe lambat.

2.2.2 Tujuan injeksi subcutan


Injeksi subkutan bertujuan untuk mengirimkan cairan ke jaringan antara kulit
dan otot. Metode ini membuat penyerapan obat berjalan lebih lambat ketimbang
intramuskular. Jarum yang digunakan pun cenderung lebih pendek, karena tidak
perlu mencapai otot. 
Pemberiannya dilakukan di jaringan lemak di belakang lengan. Injeksi insulin
adalah yang paling umum menggunakan metode ini. Selain itu, vaksin tertentu
seperti MMR (Campak, Gondok, dan Rubela), Varisela (Cacar Air), dan Zoster
(herpes zoster) juga diberikan secara subkutan.

2.2.3 Lokasi injeksi


a. Lengan bagian atas
b. Kaki bagian atas
c. Daerah sekitar pusar

2.2.4 Indikasi injeksi subcutan


a. Pasien yang tidak sadar
b. Tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
c. Pemberian obat secara kontinu dengan dosis yang rendah
d. Tidak alergi

2.2.5 Kontraindikasi injeksi subcutan


a. Adanya tanda inflamasi seperti edema
b. Adanya lesi kulit
c. Adanya luka di bagian yang akan di injeksi
d. Berbulu
e. Kondisi yang meningkatkan resiko perdarahan pada area suntikan seperti
koagulopati

2.2.6 Tindakan injeksi subcutan

2.2.6.1. Persiapan alat dan bahan


a. Obat dan tempatnya
b. Spuit 1 cc/spuit insuin/sesuai kebutuhan
c. Kapas akohol
d. Jarum sesuai kebutuhan
e. Perlak dan alas dan nierbeken/bengkok
f. Handschoen

2.2.6.2. Prosedur Kerja


1) Sikap
a. Menyambut pasien dengan senyum, ramah dan sopan sambil
memberi salam
b. Memperkenalkan diri sebagi bidan dengan menyebutkan nama
sambal berjabat tangan
c. Mendengar keluhan pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
e. Percaya diri

2) Tindakan
a. Memasang sampiran
b. Mendekatkan alat secara ergonomis
c. Mengatur posisi pasien dengan posisi duduk
d. Memasang perlak dan pengalas di daerah yang akan disuntikkan
e. Cuci tangan
f. Memakai sarung tangan bersih
g. Membebaskan daerah yang disuntikkan dari pakaian
h. Menghapushamakan/ mendesinfeksi kulit dengan kapas alcohol
secara sirkular dengan diameter ± 5 cm
i. Mengangkat kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang
tidak dominan
j. Memasukkan jarum kebawah kulit dengan tangan yang dominan
(jarum dan kulit membentuk sudut ± 45 º
k. Melakukan aspirasi untuk mengetahui apakahjarum masuk
pembuluh darah atau tidak apabila dalam aspirasi terdapat darah
spuit segera dicabut
l. Memasukkan obat perlahan-lahan kedalam otot
m. Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan, dengan
meletakkan kapas alkohol diatas bekas suntikan jarum kemudian
tarik jarum keluar
n. Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas tempat obat ke
safety box
o. Mencuci sarung tangan, melepas sarung tangan secara terbalik
dan rendam dalam larutan chlorin 0,5 % selama 10
menitMencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih

3) Teknik
a. Melakukan tindakan secara sistematis/berurutan
b. Melaksanakan komunikasi dengan suara yang jelas dan mudah
dipahami
c. Menjaga privasi klien
d. Mendokumentasikan hasil secara lengkap

2.2.7 Keuntungan injeksi subcutan


Injeksi subkutan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode
injeksi yang lain, yaitu tidak diperlukannya keterampilan khusus untuk tindakan,
lokasi penyuntikan yang bisa berpindah-pindah untuk obat dengan dosis multipel,
efek nyeri yang lebih minimal, serta risiko infeksi yang lebih rendah daripada
injeksi intravena atau intramuskular.

2.2.8 Kerugian injeksi subcutan


1. Mahal
2. Butuh tenaga kesehatan dalam pengaplikasian
3. Butuh peralatan tambahan spt spuit ijksi, jarum dll
4. Tidak bisa di keluarkan lagi klo sdah masuk aliran darah
5. Beresiko penyakit menular lewat peralatan suntik (apabila tidak menggunakan
suntikan sekali pakai)
6. Berisiko tidak sterilnya / sudah terkontaminasinya sediaan injeksi
7. Rasa sakit dan takut pada sebagian orang
8. Butuh keahlian khusus
9. Butuh perlakuan khusus setelah penyuntikan spt nenekan dengn kapas alcohol.
10. Ada rasa nyeri setelah pengaplikasian
BAB III
PENUTUP

2.1. Kesimpulan
Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan
membantu proses penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau intradermis.
Injeksi intracutan dimasukkan langsung kelapisan epidermis tepat dibawah startum
korneum. Umumnya berupa larutan atau suspensi dalam air volume yang disuntikan sedikit
(0,1 – 0,2 ml) digunakan untuk tujuan diagnosa.
Indikasi untuk injeksi intracutan yaitu pasien yang membutuhkan test alergi, pasien
yang akan melakukan vaksinasi, menegakkan diagnose penyakit, dan dilakukan sebelum
memasukan obat. Kontraindikasinya ialah pasien yang mengalami infeksi pada kulit,
pasien dengan kulit terluka dan pasien yang sudah dilakukan skin test.Keuntungan injeksi
intracutan yaitu suplai darah sedikit, sehingga absorbs lambat bias mengetahui adanya
alergi terhadap obat tertentu dan memperlancar proses pengobatan dan menghindari
kesalahan dalam pemberian obat. Sedangkan, kerugiannya yaitu tuntutan sterilitas sangat
ketat, memerlukan petugas terlatih yang berwenang untuk melakukan injeksi dan adanya
resiko toksisitas jaringan dan akan terasasakit saat penyuntikan.
Prinsipnya sebelum memberikan obat, perawat harus mengetahui diagnose medis
pasien, indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar, Setelah
tindakan perawat juga harus melakukan dokumentasi, mencatat tindakan yang telah
dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi/respon klien terhadap obat perawat
yang melakukan) pada catatan keperawatan.

2.2. Saran
Pada saat melakukan injeksi intracutan, hendaknya terjalin hubungan terapeutik antara
perawat dan pasien, karena biasanya pasien berubah menjadi cemas ketika akan dilakukan
injeksi. Kerjasama antara perawat dan pasien juga sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan
agar tindakan yang dilakukan lancar dan mendapat hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz.H. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Salemba Medika


Widyatun, D. (2012). Pemberian Obat Melalui Intracutan. Yogyakarta: Salemba
Medika.
http://diasmutiarab.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-ic.html
http://dhitaalfan.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-intracutan_10.html

Anda mungkin juga menyukai