Dosen pengampu :
Kili Astarani, S.Kep.,Ns., M.Kep
Nama kelompok :
Fitriani Saeppu (01.2.23.00936)
Brian Salyabo (01.2.23.00911)
Brella ch . m . malelak (01.2.23.00910)
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “FARMAKOLOGI”. Dalam penyusunan makalah ini
mungkin ada sedikit hambatan , namun berkat bantuan dan
dukungan dari teman -teman serta bimbingan dari dosen pengajar. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dengan adanya makalah ini ,
diharapkan dapat membantu proses penbelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak , atas bantuan ,
dukungan dan doa nya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membaca. Makalah ini mungkin kurang sempurna , untuk itu kami mengharap
kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I................................................................................................................................
PENDAHULUAN............................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................1
BAB II................................................................................................II
PEMBAHASAN................................................................................V
2.1 Pengertian pemberian obat melalui Intramuscular................2
2.2 Indikasi pemberian obat melalui Intramuscular....................2
2.3 Daerah penyuntikan dalam pemberian obat mela
intramuscular.....................................................................................2 2.4
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat melalui
intramuscular.........................................................................2
2.5 Alat dan bahan dalam pemberian obat melalui
intramuscular......................................................................................2
BAB III................................................................................................5
PENUTUP...........................................................................................5 3.1
Kesimpulan..............................................................................5 3.2
Saran.........................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Intramuscular memungkinkan adsorbsi obat yang lebih cepat karena pembuluh darah lebih
banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obatmemasuki otot yang
dalam tetapi bila tidak berhatihati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah.
Dengan injeksi di dalam obat yang terlarut berlangsung dalam 10-30 menit, guna
memperlambat adsorbsi dengan maksud memperpanjang kerja obat, seringkali digunakan
larutan atau suspensi dalam minyak umpamanya suspense penicilin dan hormone kelamin
2.1. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang bagaimana
proses pemberian obat melalui intramuscular secara benar dan tepat
sehingga tidak berisiko bagi pasien dan petugas kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.4. hal-hal yang harus perhatikan dalam pemberian obat melalui intramuscural
1. Pilih lokasi yang tepat
Pilih lokasi yang sesuai untuk pemberian obat intramuscular.
Biasanya, lokasi yang umum digunakan adalah otot deltoid pada lengan
atas, otot gluteus maximus pada pantat, atau otot vastus laterallis pada paha.
2. Sterilitas
Pastikan are yang akan disuntik steril. Gunakan alkohol atau larutan
antiseptik untuk membersihkan kulit sebelum penyuntikan.
3. Jarum dan alat suntik yang tepat Gunakan jarum yang sesuai
dengan ukuran dan jenis obat yang akan disuntikan. Pastikan jarum steril
dan tidak rusak.
4. Teknik penyuntikan yang benar
Suntikan jarum dengan cepat dan tegak lurus ke dalam otot yang dituju.
Pastikan jarum masuk sepenuhnya ke dalam otot dan bukan kedalam
pembuluh darah.
5. Aspirasi
Setelah jarum dimasukkan ke dalam otot, tarik sedikit plunger untuk
memeriksa apakah ada darah yang masuk ke dalam jarum.jika ada darah,
berartijarum masuk ke dalam pembuluh darah dan perlu mengganti lokasi
suntikan.
6. kecepatan penyuntikan
Obat harus disuntikan dengan kecepatan yang tepat. Biasanya obat
intramuscular disuntikan dengan kecepatan yang lambat, sekitar 1 ml per 10
detik.
7. perawatan setelah penyuntikan
Setelah penyuntikan, tekan area suntikan dengan kapas steril untuk
mencegah perdarahan dan meminimalkan rasa sakit. Juga, pastikan untuk
membuang jarum dan alat suntik dengan aman sesuai dengan pedoman
yang berlaku.
8. Observasi dan pemantauan
Setelah pemberian obat intramuscular, perhatikan pasien untuk melihat
adanya reaksi alergi atau efek samping lainnya. Jika ada gejala yang
mencurigakan, segera hubungi tenaga medis.
4. Topeng medis
Digunkan oleh petugas kesehatan yang melakukan penyuntikan untuk
mencegah penuralan infeksi melalui udara
5. Salep anestesi
Digunakan untuk mengurangi rasa sakit saat penyuntikan.
6. Alas pembantu (kasa atau kapas)Digunakan untuk membersikan
bagian yang akan disuntikkan dan menahan jarum jarum setelah
penyuntikan selesai
7. Obat yang disuntikan
Obat yang akan disuntikan biasanya sudah disiapkan dalam bentuk
kemasan yang sesuai dengan metode penyuntikan intramuscural
BAB III
PENUTUPAN
3.1. KESIMPULAN
Pemberian obat melalui intramuscural merupakan pemberian obat dengan
memasukkannya ke dalam jaringan otot. pemberian obat atau cairan dengan
cara dimasukan kedalam otot (kemungkinan untuk menusuk
syaraf,misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian
atas (muskulus).pemberian obat ini dilakukan pada bagian tubuh yang
berotot besar
3.2. SARAN
Sebagai petugas pelayanan kesehatan ketika akan memberikan obat melalui
intramuscural harus sesuai dengan standar oprasinal prosedurnya(sop).
Karena pemberian obat melalui intramuscural harus dilakukan secara teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Ceklist Akbib Brawijaya Husada (2011). Injeksi intramuscural potter, perry. Ganiawara
(2005). Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Famakologi, FKUI
Fitri, S, (2011). Cara pemberian obat (Issue 0751). http://rsp.undand.ac.id
Smith, k. (2018). Pemberian obat secara parenteral. In Get Qualified:portable appliance Testinng. https;/ /fk.
Unsoed.ac.id/wp-contet/uploads/modul labskill/ genap 1p supriyono,A.(2013