OLEH
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyusun Asuhan Keperawatan ini dengan judul
“Asuhan keperawatan klien dengan “Gangguan Sistem Pernapasan (Pneumonia)”.
Dalam menyusun Asuhan Keperawatan ini, penulis menemui banyak hambatan dan
kesulitan, namun berkat dorongan dan motivasi dari pembimbing dan dari semua pihak, penulis
akhirnya dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini.
Berkenan dengan ini, maka penulis menghaturkan rasa syukur dan terima kasih sedalam-
dalamnya kepada yang terhormat:
Penulis menyadari bahwa Asuhan Keperawatan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan Asuhan
Keperawatan ini.Semoga Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER……………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….……………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….……iii
A. Pendahuluan……………………………………………………………………..…...1
B. Tujuan…………………………………………………………………………...……3
BAB:II TINJAUAN TEORI………………………………………………………………….…4
A. Anatomi Fisiologi………………………………...…………………………………..4
B. Konsep Penyakit Pneumonia………………………………………………………...8
1. Pengertian Pneumonia
2. Etiologi Pneumonia
3. Patofisiologi Pneumonia
4. Patway Pneumonia
5. Manifestasi Klinis Pneumonia
6. Komplikasi Pneumonia
7. Pemeriksaan Diagnostik Pneumonia
8. Penatalaksanaan Pneumonia
9. Pencegahan Pneumonia
C. Asuhan Keperawatan Pneumonia………………………………………………...…15
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB :III PENUTUP……………………………………………………………………………39
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...…40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumonia adalah suatu peradangan paru-Paru biasanya disebabkan oleh virus
bacterial (staphylococcus,pneumococcus,atau streptococcus) atau infeksi viral (respiratori
syncytial virus). Sedangkan menurut Djojodibroto, pneumonia adalah peradangan
parenkim paru yang disebbakan oileh mikroorganisme bakteri, virus, jamur,parasit-
pneumoni juga di sebabkan oleh bahan kimia ataupun karna paparan fisik seperti suhu
arau radiasi. Peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh penyebab selain
mikroorganisme (fisik,kimia) sering disebut sebagai pneumonitis.
Adapun menurut Muttaqin, pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru
yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat
disebakan oleh bakteri,virus,jamur dan benda-benda asing . pneumonia juga mungkin
disebbakan oleh terapi radiasi untuk kanker payudara atau paru biasanya terjadi selama 6
minggu atau lebih setelah pengobatan selesai. Dari beberapa pernyataan diatas, dapat
disimpulkan bahwa pneumonia merupakan infeksi pada bagian system pernapasan
terutama parenkim paru yang disebabakan bakteri dan virus ataupun benda asing yang
biasanya menimbulkan gejala demam,napas cepat dan muntah aau diare.( muhamad
jauhar,2013).
Menurut UNICEF/WHO (2006) pneumonia adalah sakit yang terbentuk dari
infeksi akut dari daerah saluran pernapasan bagian bawah secara spesifik mempengaruhi
paru-paru. Penyakit pneumonia termasuk dalam 3 besar penyebab kematian di Indonesia
(Misnadiarly,2008) prevalensi pneumonia di Indonesia yang terdiagnosis tenaga
kesehatan yaitu sebesar 4,5%. Penyebab pneumonia bervariasi tergantung pada populasi
pasien yang diamati. Pneumonia diklasifikasikan berdasarkan lingkungannya menjadi
pneumonia komunitas dan pneumonia nosocomial (Nurarif & Kusuma,2015).
Pneumonia adalah bentuk dari infeksi saluran pernapasan akut yang sering
disebabkan oleh virus atau bakteri.Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecilyang
disebut alveoli, yang berisi udara Ketika dalam kondisi sehat. Ketika seseorang menderita
pneumonia, Alveoli dipenuhi dengan nanah dan cairan yang membuat pernapasan terasa
sakit dan membatasi asupan oksgen (WHO, 2019).
Terjadinya pneumonia komunitas biasanya di dapat diluar sarana pelayanan
Kesehatan dan penyebabnya adalah streptococcus pneumoniae, namun pneumonia
nosocomial biasanya terjadi saat menjalankan perawatan di Rumah Sakit karena system
pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi sering terganggu. Pneumonia sering
disebabkan oleh bakteri staphylococcus aereus (menurut Somantri,2012). Proses
peradangan pada pneumonia mengakibatkan produk secret meningkat dan menimbulkan
manifesatsi klinis yang ada sehingga muncul bersihan jalan nafas tidak efektif. Bersihan
jalan nafas tidak efektif merupakan ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi
jalan napas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten (PPNI,2017 Menurut
penelitian Sari, Rumende & Harimurti 2016). Dampak dari bersihan jalan nafas tidak
efektif yaitu penderita mengalami kesulitan bernapas karena sputum atau dahak yang
sulit keluar dan penderita akan mengalami penyempitan jalan napas dan terjadi obstruksi
jalan nafas (Nugroho, 2011).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang konsep medis dan Asuhan Keperawatan Pada
Klien dengan Pneumonia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi Pneumonia
b. Untuk Mengetahui Konsep Penyakit Pneumonia
c. Untuk Mengetahiu Asuhan Keperawatan Pneumonia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Menurut Astuti, Etiologi pada pneumonia adalah virus pernapasan yang paling sering
dan lajim yaitu mikoplasma pneumonia yang terjadi pada usia beberapa tahun pertama
dan anak sekolah dan ana lebih tua. Bakteri streptococcus pneumoniae, s. pyogenes,
dan straphylococcus aures yang lazim terjadi pada anak normal. Haemopilus influenza
tipe B menyebabkan pneumonia bakteri pada anak muda, dan kondisi akan jauh
berkurang dengan penggunaan vaksin efektif rutin. Virus nonspesifik, bakteri enteric
gram negative, mikobakteria, chlamydia spp, rickettsia spp, Coxiella, pneumocytis
carinii, dan sejumlah jamur. Virus penyebab pneumonia yang paling lazim adalah
virus sinsitial pernapasan ( respiratori syncytial virus/RVS), parainfluenzae,
influenza,adenovirus.
3. Patofisiologi
Pneumonia kimia adalah pneumonia yang terjadi setelah menghirup kerosin atau
inhalasi gas yang mengiritasi. Pneumonia bakteri terjadi akibat inhalasi microbat yang
ada di udara, aspirasi organisme dari nasofaring (penyebap pneumonia bakterialis yang
paling sering), atau penyebaran hematogen dari focus infeksi yang jauh bakteri yang
masuk ke paru melalui saliran pernapasan, masuk ke bronkiolus dan alveoli lalu
menimbukan reaksi perdangan hebat yang menghasilkan cairan edema yang kaya
protein dalam alveoli dan jaringan intersitial. Bakteri pneumokokus dapat meluas
melalui prus khon dari alveoli ke alveoli di seluruh segmen/lobus. Timbulnya
hepatitasi merah adalah akibat perembesan eritrosi dan beberapa leukosit dari kapiler
paru. Alveoli dan septa menjadi penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosi dan
fibrin serta relatis sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar. Bakteri
pneumokokus difagositosis oleh leukosit dan sewaktu resolusi berlangsung, makrofag
masuk kedalam alveoli dan menelan leukosit bersama bakteri pneumokokus di
dalamnya. Paru masuk dalam tahap hepatisasi abu-abu dan tampak bewarna abu-abu
kekuningan. Secara perlahan-lahan sel darah merah yang mati dan eksudet -fibreing
dibuang dari alveoli, terjadi resolusi sempurna, paru menjadi normal Kembali tanpa
kehilangan kemampuanya dalam melakukan pertukaran gas.
4. Patway
Paru-paru Hipotalamus
Resiko Ketidakseimbangan
nutrisi: Kurang dari kebutuhan Tubuh
5. Manifestasi Klinis
a. Demam
Salah satu gejala umum dari pneumonia adalah seseorang ternyata dapat
mengalami pneumonia tanpa demam. Demam disini berarti seseorang memilki
suhu tubuh 38 °C atau lebih. Demam terjadi sebagai respon terhadap infeksi di
tubuh.
b. Dingin
Pada penyakit pneumonia dapat digambarkan sebagai infeksi yang cenderung
mengobarkan kantung udara di satu atau kedua paru-paru.Terserang
pneumonia,kantung udara mungkin berisi cairan atau nanah yang menyebabkan
batuk berdahak atau nanah.Pengidapnya akan merasa kedinginan dan mengalami
masalah pernapasan.Pneumonia dapat disebabkan pleh berbagai organisme,
termasuk bakteri, virus dan jamur.
c. Batuk Produktif/kering
Salah satu gejala umum pneumonia adalah batuk. Namum, seseorang yang
mengidap penyakit tersebut juga bisa tidak mengalami gejala batuk.Pengidap
pneumonia yang tidak mengalami batuk biasanya akan mengalami gejala lain.
d. Kelelahan
Gejala kelelahan juga merupakan tanda dari pneumonia. Hal ini disebabkan
karena adanya sesak yang dialami seorang klien sehingga kapasitas paru-paru
untuk bekerja dari batas normal dan kebutuhan energi yang juga terkuras akibat
usaha dalam bernapas.
e. Nyeri Pleura
Nyeri yang paling sering adalah timbulnya sesak nafas terutama saat berbaring
timbulnya nyeri dada pleuitis Ketika bernafas ( pneumonia ), demam menggigil,
panas tinggi ( kokus ). Kondisi ini anatara lain disebabkan paru-paru tidak bisa
mengembang sempurna saat menarik nafas.
f. Kadang Dyspnea
Adanya gejala sesak nafas pada pasien pneumonia dapat terjadi karena
penumpukan secret atau dahak pada saluran pernapasan sehingga udara yang
masuk dan keluar pada paru-paru mengalami hambatan.
g. Sel darah putih berubah (>10.000/mm3 atau <6.000/mm3)
Biasanya virus masuk kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup
melalui mulut dan hidung.setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan
alveoli.invasi ini sering menunjukkan kematian sel.Ketika system imun merespon
terhadap infeksi virus, dapat tejadi kerusakan paru.Sel darah putih, Sebagian besar
limfosit,akan mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke dalam
alveoli. Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli mempengaruhi
pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah.Orang dengan masalah pada system
imun sangat beresiko terhadap Pneumonia.
6. Komplikasi
Komplikasi pada klien pneumonia adalah sebagai berikut:
a. Sianosis disertai hipoksia mungkin terjadi ventilasi mungin menurun akibat
akumulasi mucus, yang dapat berkembang menjadi atelectasis absorpsi (obstruksi
saluran nafas menghambat masuknya udara ke dalam alveolus yang terletak distal
terhadap sumbatan).
b. Gagal napas dan kematian dapat terjadi pada kasus ekstrem berhubugan dengan
kelelahan atau sepsis (Penyebaran infeksi ke darah).
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik bisa berupa :
a. Rontgen dada/ CT SCAN
Rontgen dada/CT SCAN Merupakan Mesin pemindai berbentuk lingkaran yang
besar,cukup untuk dimasukki orang dewasa dengan posisi berbaring.
Ketidak normalan mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.Foto thorax bronkopneumoni terdapat bercak-bercak
infiltrate pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia mikroplasma, sinar x
dada mungkin bersih.
b. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah
Merupakan Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya bakteri penyebab infeksi
pernapasan terutama infeksi paru-paru (Pneumonia).
Dapat diambil dengan biopsy jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopi fiberoptik,
atau biopsy pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab,seperti bakteri
dan virus.
c. Pemeriksaan darah lengkap
Merupakan Tes darah yang dilakukan untuk mengetahui jumlah sel darah merah,
sel darah putih, trombosit dalam tubuh.
Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
(Meningkatnya jumlah netrofi).
d. Bronkoscopi untuk melihat ada tidaknya benda asing pada saluran pernapasan
Merupakan Tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan visualisasi trakea
dan bronkus,melalui bronkoskop, yang berfungsi dalam prosedur diagnostic dan
terapi penyakit paru.
e. Tes fungsi paru
Merupakan Prosedur untuk memeriksa kondisi dan fungsi system pernapasan.
Pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit saluran
pernapasan serta memantau efektivitas pengobatan.
Volume mungkin menurun, tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan complain
menurun, mungkin terjadi perembesan (Hipokemia).
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Klien di posisikan dalam keadaan fowler dengan sudut 45°C. Kematian seringkali
berhubungan dengan hipotensi, Hipoksia,Aritmia Kordis, dan penekanan susunan
saraf pusat, maka penting untuk dilakukan pengaturan keseimbangan cairan
elektrolit asam basa dengan baik, pemberian 02 yang adekuat untuk menurunkan
perbedaan 02 di alveoli arteri, dan mencegah hipoksia seluler. Pemberian 02
sebaiknya dalam konsentrasi yang tidak beracun (P0240) untuk mempertahankan
P02varteri sekitar 60-70 mmHg dan juga penting mengawasi pemeriksaan Analisa
gas darah. Pemberian cairan intravena untuk IV lain dan pemenuhan hidrasi tubuh
untuk mencegah penurunan dan volume cairan tubuh secara umum. Bronkodilator
sepert aminofilin dapat diberikan untuk memperbaiki drainase sekresi dan
distribusi ventilasi.
Kadang-kadang mungin timbul dialatasi lambung mendadak,terutama jika
pneumonia mengenai lobus bawah yang dapat menyebabkan hipotensi. Jika
hipotensi terjadi, segera atasi hipoksemia arteri dengan cara memperbaiki volume
intravaskuler dan melakukan dekompresi lambung. Kalau hipotensi tidak dapat
dilatasi, dapat dipasang kateter awan-Ganz dan infuse dopamin (2-5 ug/kg/menit).
Bila perlu dapat diberikan analgesik untuk mengatasi nyeri pleura. Pemberian
antibiotic terpilih seperti penisilin diberikan secara intramuscular 2 x 600.000 unit
sehari.Penisilin diberikan selama sekurang-kurangnya seminggu sampai klien
tidak mengalami sesak napas lagi selama 3 hari dan tidak ada komplikasi lain.
Klien dengan abses paru dan empyema memerlukan antibiotic yang lebih lama.
Untuk klien yang alergi terhadap penisilin dapat diberikan eritromisin. Tetrasiklin
jarang digunakan untuk pneumonia karena banyak yang resisten.
b. Penatalaksanaan Perawat
1) Terapi Oksigen
Terapi ini diberikan pasien yang sesak.
2) Terapi Rehidrasi Oral
3) Cairan IV
Cairan ini untuk menjaga keseimbangan cairan dan kecukupan nutrisi.
9. Pencegahan Pneumonia
a. Berikan dorongan untuk sering batuk dan mengeluarkan sekresi
b. Ajarkan Latihan napas dalam
c. Lakukan tindak kewaspadaan khusus untuk mencegah infeksi
d. Ubah posisi pasien dengan teratur
e. Lakukan terapi fisik dada untuk mengencerkan sekresi dan meningkatkan
pengeluaran sekresi
f. Waspadalah terhadap pneumonia pada lansia, pasien-pasien pascaoperatif, mereka
dengan supresi system imun, mereka yang mengalami gangguan fungsi
pernapasan, dan mereka yang tidak sadar
g. Pastikan bahwa peralatan pernapasan telah dibersihkan dengan tepat
h. Berikan dorongan pada individu untuk berhenti merokok dan mengurangi masukan
alcohol.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum: Tampak lemas,sesak napas
b. Kesadaran: Somnolen.
c. Tanda-tanda viral:
- TD: 120/80 mmHg
- Nadi: Takikardi
- RR:Dispneu,
- Suhu: 39°C
d. Kepala :
Inspeksi:tidak ada kelainan
e. Mata:
Inspeksi:Konjungtiva anemis
f. Hidung:
Inspeksi: adanya secret, adanya bersin yang berulang hidung terasa gatal
g. Paru
Inspeksi: Pengembangan paru berat dan tidak simetris,ada penggunaan otot
bantu napas.
Palpasi:Adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah yang
terkena.
Perkusi:Pekak bila ada cairan, normalnya timpani.
Auskultasi: didapatkan bunyi napas melemah dan adanya suara napas
tambahan ronchi .
h. Abdomen
Inspeksi: Biasanya tidak ada pembengkakan dan Massa,adanya Retraksi
abdomen, Kesimetrisan gerakan abdomen saat inspirasi dan ekspirasi
Auskultasi : bunyi peristaltik usus 5-30 x/mnt
Palpasi : Terhadap pembesaran atau adanya masa (hati, Lien, ginjal, kandung
kemih)
Perkusi : Biasanya didapatkan bunyi timpani
i. Jantung:
Inspeksi : lokasi denyut apical
Palpasi : denyutan apical
Auskultasi : bunyi jantung tunggal atau ada suara tambahan
j. Ekstremitas:
Inspeksi: Sianosis, Turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan
4. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Kebiasaan makan-makanan yang berminyak serta minum-minuman yang
dingin dapat memicu timbulnya peradangan pada saluran pernapasan bagian
atas kemudian masuk kesaluran pernapasan bagian bawah sedangkan pada
saat sakit pasien dengan pneumonia sering muncul anoreksia (Akibat respon
sistemik melalui control saraf pusat mual dan muntah karena peningkatan
rangsangan gaster sebagai dampak peningkatan toksik mikroorganisme.
b. Istirahat Tidur
Kurang istirahat tidur sering terjaga sepanjang malam menyebabkan daya
tahan tubuh menurun sehingga virus atau bakteri mudah masuk ke dalam
tubuh.sedangkan pada saat sakit data yang sering muncul adalah penderita
mengalami kesulitan tidur karena sesak napas.penampilan pasien terlihat
lemah, sering menguap, mata merah,sering bangun dimalam hari karena
ketidaknyamanan
c. Aktifitas
Aktifitas yang berlebihan seperti bekerja teralalu lama tidak memperhatikan
jondisi tubuh bisa memicu timbulnya serangan. Saat gejala muncul saat
gejala timbul aktifitas menjadi terbatas karena adanya sesak napas, nyeri
dada, aktivitas [pasien tamoak menurun dan latihannya, dampak kelemahan
fisik, pasien lebih senang berada ditempat tidur.
d. Hygiene Personal
Pengaruh aktivitas terbatas, semua kebutuhan pasien dialayani oleh perawat
atau keluarga seprti kebutuhan personal hygiene atau kebersihan diri.
e. Eliminasi
Penderita biasanya sering mengalami penurunan produksi urin akibat
perpindahan cairan melalui proses evaporasi karena demam.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b/d Dispnea
Kode Diagnosis:00032
a.Pengertian:
Ketidakmampuan untuk membresihkan secret atau obstruksi saluran napas guna
mempertahankan jalan napas yang bersih
b. Batasan Karakteristik:
1) Subjektif : Dispnea
2) Objektif
a) Suara napas tambahan ( Misalnya rale, crackle, ronki dan mengi)
b) Perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan
c) Batuk tidak ada atau tidak efektif
d) Sianosis
e) Kesulitan untuk berbicara
f) Penurunan Suara Napas
g) Ortopnea
h) Gelisah
i) Sputum Berlebihan
j) Mata Terbelalak
2. Hipertermi b/d Suhu Tubuh Meningkat
Kode Diagnosis: 00007
a. Pengertian
Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
b. Batasan Karakteristik
1) Postur Abnormal
2) Apnea
3) Koma
4) Kulit Kemerahan
5) Hipotensi
6) Bayi tidak dapat mempertahankan menyusu
7) Gelisah
8) Letargi
9) Kejang
10) Kulit terasa hangat
11) Stupor
12) Takikardia
13) Takipnea
14) Vasodilatasi
3. Resiko Kekurangan Volume Cairan b/d Intake Cairan
Kode Diagnosis:00025
a. Pengertian
Kondisi Individu yang beresiko mengalami dehidrasi vascular, selular, atau
intraselular.
b. Batasan Karakteristik
Objektif:
1) Kehilangan yang berlebihan melalui rute normal (misalnya Diare)
2) Berat badan ekstrem (kurang atau berlebih)
3) Defisiensi Pengetahuan ( Yang berhubungan dengan volume cairan)
4) Obat (Diuretuk)
4. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d Produksi Sekret
Kode Diagnosis:0001
a. Pengertian
Ketidakmampuan untuk membresihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas
untuk mempertahanakan bersihan jalan napas.
b. Batasan Karakteristik
1) Tidak ada batuk
2) Suara napas tambahan
3) Perubahan pola napas
4) Perubahan Frekuensi Napas
5) Sianosis
6) Kesulitan Verbalisasi
7) Penurunan bunyi napas
8) Dispnea
9) Sputum dalam jumlah yang berlebihan
10) Batuk yang tidak efektif
11) Ortopnea
12) Gelisah
13) Mata terbuka lebar
5. Gangguan Pertukaran Gas b/d Kapasitas Transportasi 02 Menurun
Kode Diagnosa:0003
a. Pengertian
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi atau eliminasi karbon dioksida di
membrane kapiler-alveolar
b. Batasan Karakteristik
1) Subjektif
a) Dispnea
b) Sakit kepala pada saat bangun tidur
c) Gangguan Penglihatan
2) Objektif
a) Gas darah arteri yang tidak normal
pH arteri yang tidak normal
b) Ketidaknormalan frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
c) Warna kulit tidak normal (Misalnya pucat dan kehitaman)
d) Konfusi
e) Sianosis
f) Karbon dioksida menurun
g) Hiperkapnia
h) Hiperkarbia
i) Hipoksemia
j) Iritabilitas
k) Napas Cuping Hidung
l) Gelisah
m) Samnolen
n) Takikardia
6. Resiko Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d
Peningkatan Metabolisme
Kode Diagnosis:00002
a. Pengertian
Asupan Nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Batasan Karakteristik
1) Subjektif
a) Kram Abdomen
b) Nyeri abdomen (dengan atau tanpa penyakit)
c) Menolak makan
d) Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan
e) Melaporkan perubahan sensasi rasa
f) (Melaporkan) kurangnya makanan
g) Merasa cepat kenyang setelah mengonsumsi makanan
2) Objektif
a) Pembuluh kapiler rapuh
b) Diare atau steatore
c) (Adanya bukti) kekurangan makanan
d) Kehilangan rambut yang berlebihan
e) Bising usus hiperaktif
f) Kurang informasi, informasi yang salah
g) Kurangnya minat terhadap makanan
h) Salah paham
i) Membran mukosa pucat
j) Tonus otot buruk
k) Menolak untuk makan
l) Rongga mulut terluka (Inflamasi)
m) Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah
7. Gangguan rasa nyaman: Nyeri b/d Peradangan
Kode Diagnosa:0074
a. Pengertian
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi
fisik,psikosspiritual lingkungan dan sosial.
b. Batasan Karakteristik
1) Pola tidur
2) Tingkat Ansietas
3) Tingkat Nyeri
4) Tingkat Keletihan
8. Intoleransi Aktifitas b/d Kelelahan
Kode Diagnosis:00092
a. Pengertian
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan
atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang
ingin dilakukan.
b. Batasan Karakteristik
1) Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
2) Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
3) Perubahan elektrokardiogram (EKG)
4) KetidaknyamanaN setelah beraktifitas
5) Dispnea setelah beraktivitas
6) Keletihan
7) Kelemahan Umum
C. Intervensi
oksigenasi. terangsang,bingung,so
mnolen dapat
menunjukkan
hipoksemia/penurunan
oksigenasi serebral.
4. Awasi frekuensi
jantung/irama 4. Takikardia biasanya ada
sebagai akibat
demam/dehidrasi tetapi
dapat sebagai respon
terhadap hipoksemia.
5. Pertahanakan istirahat
tidur.Dorong menggunakan 5. Mencegah terlalu Lelah
Teknik relaksasi dan aktvitas dan menurunkan
senggang kebutuhan/konsumsi
oksigen untuk
memudahkan perbaikan
infeksi.
6. Tinggikan kepala dan dorong
sering mengubah posisi,
6. Tindakan ini
napas dalam,dan batuk
meningkatkan inspirasi
efektif.
maksimal,
meningkatkan
pengeluaran secret
untuk memperbaiki
ventilasi.
9 Gangguan Pola Setelah dilakukan 1. Tentukan kebiasaan tidur 1. Mengkaji perlunya dan
Tidur b/d Susah Tindakan biasanya dan perubahan yang mengidentifikasi
Tidur keperawatan 2x24 terjadi intervensi yang tepat
jam diharapkan 2.Meningkatkan
kualitas tidur pasien 2. Beri tempat tidur yang nyaman kenyamanan tidur dan
membaik dengan mendukung psikologis
Kriteria Hasil: 3.Untuk memastikan klien
Durasi tidur 3. Pantau pola tidur dan durasi tidur dengan pola dan
pasien meningkat tidur klien durasi yang tepat.
Pola tidur
membaik 4.Pengubahan posisi
4. Mendorong posisi nyaman,
Klien merasa mengubah area tekanan
bantu dalam mengubah posisi
pulih setelah tidur dan meningkatkan
Klien bangun istirahat
tidur pada waktu 5. menunjukan tingkat
5.Evaluasi semua tindakan yang
yang sesuai. perkembangan klien
telah dilakukan
D. Implementasi
Implementasi Keperawatan adalah melaksanakan intervensi keperawatan. Implementasi
merupakan komponen dari proses keperawatan yaitu kategori dari perilaku keperawatan
dimana Tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil yang
diperlukan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.Implementasi mencakup
melakukan membantu dan mengarahkan kerja aktivitas kehidupan sehari-hari.
Implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
E. Evaluasi
Catatan Perkembangan
No Diagnosa Evaluasi
1 Pola napas tidak efektif b/d Dispnea S:Paien mengatakan sesak nafas berkurang
P:Intervensi dilanjutkan
No Diagnosa Evaluasi
P:Intervensi Dilanjutkan
No Diagnosa Evaluasi
3 Resiko Kekurangan Volume Cairan S:Pasien mengatakan sudah mau minum yang
b/d Intake Cairan
banyak
O:Mukosa lembab
P:Intervensi Dihentikan
No Diagnosa Evaluasi
4 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif S:Pasien mengatakan tidak susah lagi dalam
b/d Produksi Sekret bernapas
O:Diharapkan TTV klien dalam batas normal
TD: 120/80 mmHg
RR:20x/menit
S:36,5-37,5 °C
Nadi: 80×/menit
A: Masalah Teratasi
P:Pertahankan kondisi klien
No Diagnosa Evaluasi
5 Gangguan Pertukaran Gas b/d S: Klien mengatakan tidak sesak lagi
Kapasitas Transportasi 02 Menurun O: Tidak ada pernapasan cuping hidung
A: Intervensi tercapai (Gangguan Pertukarann
Gas)
P: Lanjutkan Intervensi
9 Gangguan Pola Tidur b/d Susah Tidur S:Klien mengatakan dapat tidur dengan
tidur
P:lanjutkan intervensi
P: Intervensi Dihentikan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pneumonia adalah Suatu peradangan paru-paru biasanya disebabkan oleh virus
bacterial (Staphylococcucus, pneumococcus,atau Streptococcucus) atau infeksi viral
(Respiratory syncytial virus).
Pneumonia adalah salah satu penyakit pada gangguan pernafasan yang dapat
menderita pasa semua kalangan mulai dari anak-anak, dewasa maupun lansia.untuk
orang-orang yang rentan terhadap pneumonia Latihan napas dalam dan terapi untuk
membuang dahak,bisa membantu mencegah terjadinya Pneumonia.Disamping itu
pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam, dan sakit
kepala.Pemberian obat anti (Penekanan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya
cukup membuat penderita bisa beristirahat tidur, karena batuk juga akan membantu
proses pembresihan secresi mukosa (riak/dahak) di paru-paru
B. SARAN
Secara umum, pembaca mampu mengetahui apa pengertian dari pneumonia, tanda dan
gejala cara penanganya. Sehingga dapat mengurangi angka kematian yang Sebagian
besar diakibatkan penyakit pneumonia.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif.2008 C.2001. Buku Ajar Keperawtaan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Vol 1
ed 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Anakardina Kris Buana Devi, S.Kep, 2019 Anatomi Fisologi dan Biokimia Keperawatan
Penerbit: PUSTAKA BARU PRESS