Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PERNAPASAN

DENGAN PENYAKIT PNEUMONIA

OLEH

FEBRONIUS ALVIANTO 225202000442

MARIA ELFRIDA S. METY 225202000459

VERONIKA ARI NDEDHA 225202000503

YAYASAN ST.LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE

AKADEMIK KEPERAWATAN ST.ELISABETH LELA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyusun Asuhan Keperawatan ini dengan judul
“Asuhan keperawatan klien dengan “Gangguan Sistem Pernapasan (Pneumonia)”.

Dalam menyusun Asuhan Keperawatan ini, penulis menemui banyak hambatan dan
kesulitan, namun berkat dorongan dan motivasi dari pembimbing dan dari semua pihak, penulis
akhirnya dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini.

Berkenan dengan ini, maka penulis menghaturkan rasa syukur dan terima kasih sedalam-
dalamnya kepada yang terhormat:

1. Direktur Akademi Keperawatan St.Elisabeth Lela Maria K.Ringgi Kuwa, S.ST.,M.Kes


beserta staf pengajar yang membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan
selama menempuh pendidikan.
2. Ibu Emerensiana Watu S.Kep.,Ns sebagai pembimbing utama Asuhan Keperawatan ini
yang dengan setia membimbing penulis dalam menyelesaikan Asuhan Keperawatan.
3. Teman-teman seperjuangan yang telah menyumbangkan pikiran dan pendapat dalam
menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini.

Penulis menyadari bahwa Asuhan Keperawatan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan Asuhan
Keperawatan ini.Semoga Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Maumere, juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER……………………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….……………..ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….……iii

BAB :1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………..………1

A. Pendahuluan……………………………………………………………………..…...1
B. Tujuan…………………………………………………………………………...……3
BAB:II TINJAUAN TEORI………………………………………………………………….…4
A. Anatomi Fisiologi………………………………...…………………………………..4
B. Konsep Penyakit Pneumonia………………………………………………………...8
1. Pengertian Pneumonia
2. Etiologi Pneumonia
3. Patofisiologi Pneumonia
4. Patway Pneumonia
5. Manifestasi Klinis Pneumonia
6. Komplikasi Pneumonia
7. Pemeriksaan Diagnostik Pneumonia
8. Penatalaksanaan Pneumonia
9. Pencegahan Pneumonia
C. Asuhan Keperawatan Pneumonia………………………………………………...…15
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB :III PENUTUP……………………………………………………………………………39
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...…40
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia adalah suatu peradangan paru-Paru biasanya disebabkan oleh virus
bacterial (staphylococcus,pneumococcus,atau streptococcus) atau infeksi viral (respiratori
syncytial virus). Sedangkan menurut Djojodibroto, pneumonia adalah peradangan
parenkim paru yang disebbakan oileh mikroorganisme bakteri, virus, jamur,parasit-
pneumoni juga di sebabkan oleh bahan kimia ataupun karna paparan fisik seperti suhu
arau radiasi. Peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh penyebab selain
mikroorganisme (fisik,kimia) sering disebut sebagai pneumonitis.
Adapun menurut Muttaqin, pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru
yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat
disebakan oleh bakteri,virus,jamur dan benda-benda asing . pneumonia juga mungkin
disebbakan oleh terapi radiasi untuk kanker payudara atau paru biasanya terjadi selama 6
minggu atau lebih setelah pengobatan selesai. Dari beberapa pernyataan diatas, dapat
disimpulkan bahwa pneumonia merupakan infeksi pada bagian system pernapasan
terutama parenkim paru yang disebabakan bakteri dan virus ataupun benda asing yang
biasanya menimbulkan gejala demam,napas cepat dan muntah aau diare.( muhamad
jauhar,2013).
Menurut UNICEF/WHO (2006) pneumonia adalah sakit yang terbentuk dari
infeksi akut dari daerah saluran pernapasan bagian bawah secara spesifik mempengaruhi
paru-paru. Penyakit pneumonia termasuk dalam 3 besar penyebab kematian di Indonesia
(Misnadiarly,2008) prevalensi pneumonia di Indonesia yang terdiagnosis tenaga
kesehatan yaitu sebesar 4,5%. Penyebab pneumonia bervariasi tergantung pada populasi
pasien yang diamati. Pneumonia diklasifikasikan berdasarkan lingkungannya menjadi
pneumonia komunitas dan pneumonia nosocomial (Nurarif & Kusuma,2015).
Pneumonia adalah bentuk dari infeksi saluran pernapasan akut yang sering
disebabkan oleh virus atau bakteri.Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecilyang
disebut alveoli, yang berisi udara Ketika dalam kondisi sehat. Ketika seseorang menderita
pneumonia, Alveoli dipenuhi dengan nanah dan cairan yang membuat pernapasan terasa
sakit dan membatasi asupan oksgen (WHO, 2019).
Terjadinya pneumonia komunitas biasanya di dapat diluar sarana pelayanan
Kesehatan dan penyebabnya adalah streptococcus pneumoniae, namun pneumonia
nosocomial biasanya terjadi saat menjalankan perawatan di Rumah Sakit karena system
pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi sering terganggu. Pneumonia sering
disebabkan oleh bakteri staphylococcus aereus (menurut Somantri,2012). Proses
peradangan pada pneumonia mengakibatkan produk secret meningkat dan menimbulkan
manifesatsi klinis yang ada sehingga muncul bersihan jalan nafas tidak efektif. Bersihan
jalan nafas tidak efektif merupakan ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi
jalan napas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten (PPNI,2017 Menurut
penelitian Sari, Rumende & Harimurti 2016). Dampak dari bersihan jalan nafas tidak
efektif yaitu penderita mengalami kesulitan bernapas karena sputum atau dahak yang
sulit keluar dan penderita akan mengalami penyempitan jalan napas dan terjadi obstruksi
jalan nafas (Nugroho, 2011).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang konsep medis dan Asuhan Keperawatan Pada
Klien dengan Pneumonia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi Pneumonia
b. Untuk Mengetahui Konsep Penyakit Pneumonia
c. Untuk Mengetahiu Asuhan Keperawatan Pneumonia.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

1. Pengertian Proses Respirasi


Pernapasan ( Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung C02 (Karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari
tubuh.Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut
ekspirasi
2. Anatomi Sistem Respirasi
Sistem respirasi dibentuk oleh saluran napas dan paru-paru beserta pembungkusnya
(pleura) dan rongga dada yang melindunginya.Didalam rongga dada terdapat juga
jantung. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.
a. Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang
(cavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (Septum nasi).Di dalam terdapat
bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran
yang masuk ke dalam lubang hidung.
Fungsi Hidung antara lain:
1) Bekerja sebagai saluran udara pernapasan
2) Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung
3) Dapat menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa
4) Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernapasan
oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lender (Mukosa) atau hidung.
b. Tekak (laring)
Merupakan tempat persimpangan anatar jalan pernapasan dan jalan makanan.
Terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut
sebelah depan ruas tulang leher.
Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:
1) Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana, disebut
nasofaring
2) Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium,disebut
orofaring
3) Bagian bawah sekali, disebut laringofaring.
c. Pangkal Tenggorokan (Laring)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di
depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke
dalam trakea dibawaahnya.Paangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh
sebuah empang tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang-
tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi
laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
1) Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria
2) Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker
3) Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
4) Kartilago epiglottis (1 buah)
Laring dilapisi oleh selaput lender, kecuali pita suaradan bagian epiglottis
yang dilapisi oleh el epitelium berlapis.
d. Batang Tenggorokan (Trakea)
Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri
dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam
diliputi oleh selaput lender yang berbulu getar yang disebut sel bersilia,
hanya bergerak kearah luar. Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri
dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.sel-sel bersilia gunanya untuk
mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara
pernapasan. Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan
disebut karina.
e. Cabang Tenggorokan (Bronkus)
Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan (3
lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Bronkus segmentsl ini kemudian
terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat
yang memiliki: arteri, limfatik, dan saraf.
f. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida.Terdapat sekitar
300 juta yang jika Bersatu membentuk satu lembar seluas 70 m² terdiri atas 3
tipe:
1) Sel-sel alveolar tipe I: Sel epitelyang membentuk dinding alveoli
2) Sel-sel aveolar tipe II: Sel yang aktif secara metabolic dan mensekresikan
surfaktan
3) Sel-sel alveolar tipe III: Makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan
bekerja sebagai mekanisme pertahanan.
g. Paru-paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut.Terletak dalam rongga dada
atau toraks.Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi
jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap parunya mempunyai
apeks dan basis, paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus dan fisura
interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-lobus
tersebut terbagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya.
h. Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan
elastis.Terbagi menjadi pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada dan
pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru.
3. Mekanisme Respirasi
a. Jenis dan Mekanisme Respirasi
1) Pernapasan Dada
Merupakan pernapasan yang melibatkan otot antar tulan rusuk.Fase
inspirasi, fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga
rongga dada membesar akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi
lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen
masuk.
2) Pernapasan Perut
Merupakan Pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktivitas otot-otot
diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
3) Volume udara pernapasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500
cc. udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan
manusia.Besarnya volume udara pernapasan ersebut dapat dipengaruhi
oleh beberapa factor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan
kebiasaan bernapas, serta kondisi Kesehatan.
4) Pertukaran O2 dan CO2 dalam pernapasan
Jumlah oksigen yang diaambil melalui udara pernapasan tergantung pada
kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan,
ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.
Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen
sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit.
Kebutuhan tersebut berbanding dengan volume udara dan ekspirasi biasa
kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara berkurang
B. Konsep Dasar Pneumonia
1. Pengertian
Pneumonia adalah Suatu peradangan paru-paru biasanya disebabkan oleh virus
bacterial (Staphylococcucus, pneumococcus,atau Streptococcucus) atau infeksi viral
(Respiratory syncytial virus).
a. Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebbakan oileh
mikroorganisme bakteri, virus, jamur,parasit-pneumoni juga di sebabkan oleh
bahan kimia ataupun karna paparan fisik seperti suhu arau radiasi. Peradangan
parenkim paru yang disebabkan oleh penyebab selain mikroorganisme
(fisik,kimia) sering disebut sebagai pneumonitis.(Djojodibroto 2013)
b. Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan
terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebakan oleh
bakteri,virus,jamur dan benda-benda asing (Mutaqqin, 2013)

2. Etiologi
Menurut Astuti, Etiologi pada pneumonia adalah virus pernapasan yang paling sering
dan lajim yaitu mikoplasma pneumonia yang terjadi pada usia beberapa tahun pertama
dan anak sekolah dan ana lebih tua. Bakteri streptococcus pneumoniae, s. pyogenes,
dan straphylococcus aures yang lazim terjadi pada anak normal. Haemopilus influenza
tipe B menyebabkan pneumonia bakteri pada anak muda, dan kondisi akan jauh
berkurang dengan penggunaan vaksin efektif rutin. Virus nonspesifik, bakteri enteric
gram negative, mikobakteria, chlamydia spp, rickettsia spp, Coxiella, pneumocytis
carinii, dan sejumlah jamur. Virus penyebab pneumonia yang paling lazim adalah
virus sinsitial pernapasan ( respiratori syncytial virus/RVS), parainfluenzae,
influenza,adenovirus.

3. Patofisiologi
Pneumonia kimia adalah pneumonia yang terjadi setelah menghirup kerosin atau
inhalasi gas yang mengiritasi. Pneumonia bakteri terjadi akibat inhalasi microbat yang
ada di udara, aspirasi organisme dari nasofaring (penyebap pneumonia bakterialis yang
paling sering), atau penyebaran hematogen dari focus infeksi yang jauh bakteri yang
masuk ke paru melalui saliran pernapasan, masuk ke bronkiolus dan alveoli lalu
menimbukan reaksi perdangan hebat yang menghasilkan cairan edema yang kaya
protein dalam alveoli dan jaringan intersitial. Bakteri pneumokokus dapat meluas
melalui prus khon dari alveoli ke alveoli di seluruh segmen/lobus. Timbulnya
hepatitasi merah adalah akibat perembesan eritrosi dan beberapa leukosit dari kapiler
paru. Alveoli dan septa menjadi penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosi dan
fibrin serta relatis sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar. Bakteri
pneumokokus difagositosis oleh leukosit dan sewaktu resolusi berlangsung, makrofag
masuk kedalam alveoli dan menelan leukosit bersama bakteri pneumokokus di
dalamnya. Paru masuk dalam tahap hepatisasi abu-abu dan tampak bewarna abu-abu
kekuningan. Secara perlahan-lahan sel darah merah yang mati dan eksudet -fibreing
dibuang dari alveoli, terjadi resolusi sempurna, paru menjadi normal Kembali tanpa
kehilangan kemampuanya dalam melakukan pertukaran gas.
4. Patway

Virus Bakteri Micoplsma (Mirip Bakteri)

Masuk Saluran Pernafasan Reseptor Peradangan

Paru-paru Hipotalamus

Ujung saraf paru Bronkus & Alveoli Suhu Tubuh Hipertermi

Menggangu Kerja Makrofag Keringat berlebih

Infeksi Intake Cairan

Gangguan rasa nyaman: Nyeri Peradangan/inflamasi Resiko Kekurangan Volume caira

Odema Produksi Sekret

Kelelahan Dispnea Bersihan Jalan napas tidak efektif


Pola Napas Tidak Efektif
Intoleransi Aktifitas

Batuk Disfusi gas antara 02 & CO2 di alveoli terganggu


Penekanan Diafragma Kapasitas transportasi 02 Menurun
Tekanan intra abdomen Daya tahan tubuh menurun
Susah Tidur
Saraf Pusat
Gangguan Pola Tidur
Anoreksia Gangguan Pertukaran Gas Perokok/Alkoholisme
Nutrisi Berkurang

Peningkatan Metabolisme Defesiensi Pengetahuan

Resiko Ketidakseimbangan
nutrisi: Kurang dari kebutuhan Tubuh
5. Manifestasi Klinis
a. Demam
Salah satu gejala umum dari pneumonia adalah seseorang ternyata dapat
mengalami pneumonia tanpa demam. Demam disini berarti seseorang memilki
suhu tubuh 38 °C atau lebih. Demam terjadi sebagai respon terhadap infeksi di
tubuh.
b. Dingin
Pada penyakit pneumonia dapat digambarkan sebagai infeksi yang cenderung
mengobarkan kantung udara di satu atau kedua paru-paru.Terserang
pneumonia,kantung udara mungkin berisi cairan atau nanah yang menyebabkan
batuk berdahak atau nanah.Pengidapnya akan merasa kedinginan dan mengalami
masalah pernapasan.Pneumonia dapat disebabkan pleh berbagai organisme,
termasuk bakteri, virus dan jamur.
c. Batuk Produktif/kering
Salah satu gejala umum pneumonia adalah batuk. Namum, seseorang yang
mengidap penyakit tersebut juga bisa tidak mengalami gejala batuk.Pengidap
pneumonia yang tidak mengalami batuk biasanya akan mengalami gejala lain.
d. Kelelahan
Gejala kelelahan juga merupakan tanda dari pneumonia. Hal ini disebabkan
karena adanya sesak yang dialami seorang klien sehingga kapasitas paru-paru
untuk bekerja dari batas normal dan kebutuhan energi yang juga terkuras akibat
usaha dalam bernapas.
e. Nyeri Pleura
Nyeri yang paling sering adalah timbulnya sesak nafas terutama saat berbaring
timbulnya nyeri dada pleuitis Ketika bernafas ( pneumonia ), demam menggigil,
panas tinggi ( kokus ). Kondisi ini anatara lain disebabkan paru-paru tidak bisa
mengembang sempurna saat menarik nafas.
f. Kadang Dyspnea
Adanya gejala sesak nafas pada pasien pneumonia dapat terjadi karena
penumpukan secret atau dahak pada saluran pernapasan sehingga udara yang
masuk dan keluar pada paru-paru mengalami hambatan.
g. Sel darah putih berubah (>10.000/mm3 atau <6.000/mm3)
Biasanya virus masuk kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup
melalui mulut dan hidung.setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan
alveoli.invasi ini sering menunjukkan kematian sel.Ketika system imun merespon
terhadap infeksi virus, dapat tejadi kerusakan paru.Sel darah putih, Sebagian besar
limfosit,akan mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke dalam
alveoli. Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli mempengaruhi
pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah.Orang dengan masalah pada system
imun sangat beresiko terhadap Pneumonia.
6. Komplikasi
Komplikasi pada klien pneumonia adalah sebagai berikut:
a. Sianosis disertai hipoksia mungkin terjadi ventilasi mungin menurun akibat
akumulasi mucus, yang dapat berkembang menjadi atelectasis absorpsi (obstruksi
saluran nafas menghambat masuknya udara ke dalam alveolus yang terletak distal
terhadap sumbatan).
b. Gagal napas dan kematian dapat terjadi pada kasus ekstrem berhubugan dengan
kelelahan atau sepsis (Penyebaran infeksi ke darah).
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik bisa berupa :
a. Rontgen dada/ CT SCAN
Rontgen dada/CT SCAN Merupakan Mesin pemindai berbentuk lingkaran yang
besar,cukup untuk dimasukki orang dewasa dengan posisi berbaring.
Ketidak normalan mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.Foto thorax bronkopneumoni terdapat bercak-bercak
infiltrate pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia mikroplasma, sinar x
dada mungkin bersih.
b. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah
Merupakan Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya bakteri penyebab infeksi
pernapasan terutama infeksi paru-paru (Pneumonia).
Dapat diambil dengan biopsy jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopi fiberoptik,
atau biopsy pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab,seperti bakteri
dan virus.
c. Pemeriksaan darah lengkap
Merupakan Tes darah yang dilakukan untuk mengetahui jumlah sel darah merah,
sel darah putih, trombosit dalam tubuh.
Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
(Meningkatnya jumlah netrofi).
d. Bronkoscopi untuk melihat ada tidaknya benda asing pada saluran pernapasan
Merupakan Tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan visualisasi trakea
dan bronkus,melalui bronkoskop, yang berfungsi dalam prosedur diagnostic dan
terapi penyakit paru.
e. Tes fungsi paru
Merupakan Prosedur untuk memeriksa kondisi dan fungsi system pernapasan.
Pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit saluran
pernapasan serta memantau efektivitas pengobatan.
Volume mungkin menurun, tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan complain
menurun, mungkin terjadi perembesan (Hipokemia).
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Klien di posisikan dalam keadaan fowler dengan sudut 45°C. Kematian seringkali
berhubungan dengan hipotensi, Hipoksia,Aritmia Kordis, dan penekanan susunan
saraf pusat, maka penting untuk dilakukan pengaturan keseimbangan cairan
elektrolit asam basa dengan baik, pemberian 02 yang adekuat untuk menurunkan
perbedaan 02 di alveoli arteri, dan mencegah hipoksia seluler. Pemberian 02
sebaiknya dalam konsentrasi yang tidak beracun (P0240) untuk mempertahankan
P02varteri sekitar 60-70 mmHg dan juga penting mengawasi pemeriksaan Analisa
gas darah. Pemberian cairan intravena untuk IV lain dan pemenuhan hidrasi tubuh
untuk mencegah penurunan dan volume cairan tubuh secara umum. Bronkodilator
sepert aminofilin dapat diberikan untuk memperbaiki drainase sekresi dan
distribusi ventilasi.
Kadang-kadang mungin timbul dialatasi lambung mendadak,terutama jika
pneumonia mengenai lobus bawah yang dapat menyebabkan hipotensi. Jika
hipotensi terjadi, segera atasi hipoksemia arteri dengan cara memperbaiki volume
intravaskuler dan melakukan dekompresi lambung. Kalau hipotensi tidak dapat
dilatasi, dapat dipasang kateter awan-Ganz dan infuse dopamin (2-5 ug/kg/menit).
Bila perlu dapat diberikan analgesik untuk mengatasi nyeri pleura. Pemberian
antibiotic terpilih seperti penisilin diberikan secara intramuscular 2 x 600.000 unit
sehari.Penisilin diberikan selama sekurang-kurangnya seminggu sampai klien
tidak mengalami sesak napas lagi selama 3 hari dan tidak ada komplikasi lain.
Klien dengan abses paru dan empyema memerlukan antibiotic yang lebih lama.
Untuk klien yang alergi terhadap penisilin dapat diberikan eritromisin. Tetrasiklin
jarang digunakan untuk pneumonia karena banyak yang resisten.
b. Penatalaksanaan Perawat
1) Terapi Oksigen
Terapi ini diberikan pasien yang sesak.
2) Terapi Rehidrasi Oral
3) Cairan IV
Cairan ini untuk menjaga keseimbangan cairan dan kecukupan nutrisi.
9. Pencegahan Pneumonia
a. Berikan dorongan untuk sering batuk dan mengeluarkan sekresi
b. Ajarkan Latihan napas dalam
c. Lakukan tindak kewaspadaan khusus untuk mencegah infeksi
d. Ubah posisi pasien dengan teratur
e. Lakukan terapi fisik dada untuk mengencerkan sekresi dan meningkatkan
pengeluaran sekresi
f. Waspadalah terhadap pneumonia pada lansia, pasien-pasien pascaoperatif, mereka
dengan supresi system imun, mereka yang mengalami gangguan fungsi
pernapasan, dan mereka yang tidak sadar
g. Pastikan bahwa peralatan pernapasan telah dibersihkan dengan tepat
h. Berikan dorongan pada individu untuk berhenti merokok dan mengurangi masukan
alcohol.

C. Konsep Asuhan Pneumonia


A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Meliputi, Nama, umur, agama, jenis kelamin, status, Pendidikan pekerjaan,
suku bangsa, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register dan
Diagnosa medis.
b. Identitas Penanggung Jawab
Meliputi, Nama, umur, hubungan dengan klien, Pekerjaan dan alamat.
2. Riwayat penyakit
a. Keluhan Utama
Pasien biasanya mengeluh batuk dan sesak napas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada awalnya keluhan batuk tidak produktif, tapi selanjutnya akan berkembang
menjadi batuk produktif dengan mucus purulent kekuning-kuningan, kehijau-
hijauan, kecokletan, atau kemerahan, dan seringkali berbau busuk.Klien
biasanya mengeluh demam tinggi dan menggigil. Adanya keluhan nyeri dada
pleuritis, sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan, dan nyeri kepala.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit seperti ISPA, TBC Paru,
trauma.Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya factor
predisposisi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Dikaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang
disinyalir sebagai penyebab pneumoni seperti Ca paru, asma, TB paru dan lain
sebagainya.
e. Riwayat Alergi
Dikaji apakah pasien memiliki Riwayat alergi terhadap beberapa
obat,makanan,udara dan debu.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum: Tampak lemas,sesak napas
b. Kesadaran: Somnolen.
c. Tanda-tanda viral:
- TD: 120/80 mmHg
- Nadi: Takikardi
- RR:Dispneu,
- Suhu: 39°C
d. Kepala :
Inspeksi:tidak ada kelainan
e. Mata:
Inspeksi:Konjungtiva anemis
f. Hidung:
Inspeksi: adanya secret, adanya bersin yang berulang hidung terasa gatal
g. Paru
Inspeksi: Pengembangan paru berat dan tidak simetris,ada penggunaan otot
bantu napas.
Palpasi:Adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah yang
terkena.
Perkusi:Pekak bila ada cairan, normalnya timpani.
Auskultasi: didapatkan bunyi napas melemah dan adanya suara napas
tambahan ronchi .
h. Abdomen
Inspeksi: Biasanya tidak ada pembengkakan dan Massa,adanya Retraksi
abdomen, Kesimetrisan gerakan abdomen saat inspirasi dan ekspirasi
Auskultasi : bunyi peristaltik usus 5-30 x/mnt
Palpasi : Terhadap pembesaran atau adanya masa (hati, Lien, ginjal, kandung
kemih)
Perkusi : Biasanya didapatkan bunyi timpani

i. Jantung:
Inspeksi : lokasi denyut apical
Palpasi : denyutan apical
Auskultasi : bunyi jantung tunggal atau ada suara tambahan
j. Ekstremitas:
Inspeksi: Sianosis, Turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan
4. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Kebiasaan makan-makanan yang berminyak serta minum-minuman yang
dingin dapat memicu timbulnya peradangan pada saluran pernapasan bagian
atas kemudian masuk kesaluran pernapasan bagian bawah sedangkan pada
saat sakit pasien dengan pneumonia sering muncul anoreksia (Akibat respon
sistemik melalui control saraf pusat mual dan muntah karena peningkatan
rangsangan gaster sebagai dampak peningkatan toksik mikroorganisme.
b. Istirahat Tidur
Kurang istirahat tidur sering terjaga sepanjang malam menyebabkan daya
tahan tubuh menurun sehingga virus atau bakteri mudah masuk ke dalam
tubuh.sedangkan pada saat sakit data yang sering muncul adalah penderita
mengalami kesulitan tidur karena sesak napas.penampilan pasien terlihat
lemah, sering menguap, mata merah,sering bangun dimalam hari karena
ketidaknyamanan
c. Aktifitas
Aktifitas yang berlebihan seperti bekerja teralalu lama tidak memperhatikan
jondisi tubuh bisa memicu timbulnya serangan. Saat gejala muncul saat
gejala timbul aktifitas menjadi terbatas karena adanya sesak napas, nyeri
dada, aktivitas [pasien tamoak menurun dan latihannya, dampak kelemahan
fisik, pasien lebih senang berada ditempat tidur.
d. Hygiene Personal
Pengaruh aktivitas terbatas, semua kebutuhan pasien dialayani oleh perawat
atau keluarga seprti kebutuhan personal hygiene atau kebersihan diri.

e. Eliminasi
Penderita biasanya sering mengalami penurunan produksi urin akibat
perpindahan cairan melalui proses evaporasi karena demam.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b/d Dispnea
Kode Diagnosis:00032
a.Pengertian:
Ketidakmampuan untuk membresihkan secret atau obstruksi saluran napas guna
mempertahankan jalan napas yang bersih
b. Batasan Karakteristik:
1) Subjektif : Dispnea
2) Objektif
a) Suara napas tambahan ( Misalnya rale, crackle, ronki dan mengi)
b) Perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan
c) Batuk tidak ada atau tidak efektif
d) Sianosis
e) Kesulitan untuk berbicara
f) Penurunan Suara Napas
g) Ortopnea
h) Gelisah
i) Sputum Berlebihan
j) Mata Terbelalak
2. Hipertermi b/d Suhu Tubuh Meningkat
Kode Diagnosis: 00007
a. Pengertian
Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal

b. Batasan Karakteristik
1) Postur Abnormal
2) Apnea
3) Koma
4) Kulit Kemerahan
5) Hipotensi
6) Bayi tidak dapat mempertahankan menyusu
7) Gelisah
8) Letargi
9) Kejang
10) Kulit terasa hangat
11) Stupor
12) Takikardia
13) Takipnea
14) Vasodilatasi
3. Resiko Kekurangan Volume Cairan b/d Intake Cairan
Kode Diagnosis:00025
a. Pengertian
Kondisi Individu yang beresiko mengalami dehidrasi vascular, selular, atau
intraselular.
b. Batasan Karakteristik
Objektif:
1) Kehilangan yang berlebihan melalui rute normal (misalnya Diare)
2) Berat badan ekstrem (kurang atau berlebih)
3) Defisiensi Pengetahuan ( Yang berhubungan dengan volume cairan)
4) Obat (Diuretuk)
4. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d Produksi Sekret
Kode Diagnosis:0001
a. Pengertian
Ketidakmampuan untuk membresihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas
untuk mempertahanakan bersihan jalan napas.

b. Batasan Karakteristik
1) Tidak ada batuk
2) Suara napas tambahan
3) Perubahan pola napas
4) Perubahan Frekuensi Napas
5) Sianosis
6) Kesulitan Verbalisasi
7) Penurunan bunyi napas
8) Dispnea
9) Sputum dalam jumlah yang berlebihan
10) Batuk yang tidak efektif
11) Ortopnea
12) Gelisah
13) Mata terbuka lebar
5. Gangguan Pertukaran Gas b/d Kapasitas Transportasi 02 Menurun
Kode Diagnosa:0003
a. Pengertian
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi atau eliminasi karbon dioksida di
membrane kapiler-alveolar
b. Batasan Karakteristik
1) Subjektif
a) Dispnea
b) Sakit kepala pada saat bangun tidur
c) Gangguan Penglihatan
2) Objektif
a) Gas darah arteri yang tidak normal
pH arteri yang tidak normal
b) Ketidaknormalan frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
c) Warna kulit tidak normal (Misalnya pucat dan kehitaman)
d) Konfusi
e) Sianosis
f) Karbon dioksida menurun
g) Hiperkapnia
h) Hiperkarbia
i) Hipoksemia
j) Iritabilitas
k) Napas Cuping Hidung
l) Gelisah
m) Samnolen
n) Takikardia
6. Resiko Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d
Peningkatan Metabolisme
Kode Diagnosis:00002
a. Pengertian
Asupan Nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Batasan Karakteristik
1) Subjektif
a) Kram Abdomen
b) Nyeri abdomen (dengan atau tanpa penyakit)
c) Menolak makan
d) Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan
e) Melaporkan perubahan sensasi rasa
f) (Melaporkan) kurangnya makanan
g) Merasa cepat kenyang setelah mengonsumsi makanan
2) Objektif
a) Pembuluh kapiler rapuh
b) Diare atau steatore
c) (Adanya bukti) kekurangan makanan
d) Kehilangan rambut yang berlebihan
e) Bising usus hiperaktif
f) Kurang informasi, informasi yang salah
g) Kurangnya minat terhadap makanan
h) Salah paham
i) Membran mukosa pucat
j) Tonus otot buruk
k) Menolak untuk makan
l) Rongga mulut terluka (Inflamasi)
m) Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah
7. Gangguan rasa nyaman: Nyeri b/d Peradangan
Kode Diagnosa:0074
a. Pengertian
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi
fisik,psikosspiritual lingkungan dan sosial.
b. Batasan Karakteristik
1) Pola tidur
2) Tingkat Ansietas
3) Tingkat Nyeri
4) Tingkat Keletihan
8. Intoleransi Aktifitas b/d Kelelahan
Kode Diagnosis:00092
a. Pengertian
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan
atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang
ingin dilakukan.
b. Batasan Karakteristik
1) Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
2) Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
3) Perubahan elektrokardiogram (EKG)
4) KetidaknyamanaN setelah beraktifitas
5) Dispnea setelah beraktivitas
6) Keletihan
7) Kelemahan Umum

9. Gangguan Pola Tidur b/d Susah Tidur


Kode Diagnosis:00198
a. Pengertian
Interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat factor eksternal
b. Batasan Karakteristik
1) Kesulitan berfungsi sehari-hari
2) Kesulitan memulai tertidur
3) Kesulitan mempertahankan tetap tidur
4) Ketidakpuasan tidur
5) Tidak merasa cukup istirahat
6) Terjaga tanpa jelas penyebabnya
10. Defisiensi pengetahuan( kurang informasi kognitif yang berakiatan dengan
pokok tertentu) berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
Kode Diagnosa:00126
a. Pengertian
Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu atau kemahiran.
b. Batasan Karakteristik
1) Ketidakakuratan mengikuti perintah
2) Ketidakakuratan melakukan tes
3) Perilaku tidak tepat
4) Kurang Pengetahuan

C. Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
1 Pola napas Setelah dilakukan 1. Posisikan Pasien semi fowler 1. Untuk memaksimalkan
tidak efektif Tindakan keperawatan 2. Auskultasi Suara nafas, catat potensial ventilasi
b/d Dispnea 3x24 jam pasien hasil penurunan daerah 2. Memonitor kepatenan
menunjukkan ventilasi atau tidak adanya jalan napas
keefetifan pola napas. suara nafas tambahan.
Dengan kriteria hasil: 3. Mempertahankan jalan napas 3. Menjaga keadekuatan
NOC Label: pasien ventilasi
Respiratory 4. Kolaborasi dalam pemberian 4. Meningkatan ventilasi
Status: Airway patency oksiegn terapi dan asupan oksigen
1. Frekuensi,
irama,kedalaman 5. Monitor aliran oksigen 5. Menjaga aliran oksigen

pernapasan dalam mencukupi kebutuhan

batas normal . pasien

2. Tidak 6. Monitor 6. Monitor keadekuatan

menggunakan otot kecepatan,ritme,kedalaman pernapasan

bantu pernapasan. dan usaha pasien saat

NOC Label Vital bernapas 7. Melihat apakah ada


Sign 7. Catat pergerakan dada, obstruksi disalah satu
1. Tanda-tanda vital simetris atau tidak bronkus atau adanya
dalam rentang normal menggunakan otot bantu gangguan pada ventilasi
pernafasan
8. Memonitor keadaan
8. Monitor pola napas: pernapasan klien.
bradypnea,tachypnea,hiperven
tilasi, respirasi
kussmaul,respirasi Cheyne-
stokes

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
2 Hipertermi b/d Setelah dilakukan 1. Monitor TTV tiap 6 jam 1. Untuk memonitor
Suhu Tubuh Tindakan asuhan terjadinya peningkatan
Meningkat keperawatan 2x24 jam, suhu tubuh dan untuk
diharapkan suhu tubuh merencanakan
pasien dalam batas intervensi yang
normal. diperlukan untuk
Dengan Kriteria Hasil: mengatasi masalah
 Kulit Pasien tidak klien
kemerahan
2. Beri kompres hangat pada
 Suhu tubuh dalam 2. Kompres hangat dapat
daerah axsila,lipatan paha
batas normal 36- menyebabkan dilatasi
dan temporal
37°C dapat meningkatkan
 Kulit pasien tidak penguapan yang
teraba hangat mempercepat
 TTV dalam batas 3. Anjurkan Klien untuk penurunan suhu
normal memakai pakaian yang dapat ttubuh.
menyerap keringat. 3. Pakaian tipis dapat
membantu
mempercepat proses
evaporasi dan
membuat klien lebih
4. Beri penjelasan kepada nyaman
klien/keluarga tentang 4. Membantu mengurangi
penyebab peningkatan suhu kecemasan yang
tubuh. timbul.
5. Berikan terapi cairan
intravena RL 0,5 dan
pemberian antipiretik 5. Pemberian cairan
sangat penting bagi
klien dengan suhu
tinggi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
3 Resiko Setelah dilakukan 1. Kaji perubahan tanda vital 1. Peningkatan
Kekurangan Tindakan keperawatan contoh peningkatan suhu/memanjangnya
Volume Cairan selama 2x24 jam pasien suhu/demam demam meningatkan
b/d Intake akan menunjukkan memanjang,takikardia,hipote laju metabolic dan
Cairan keseimbangan cairan, nsi ortostatik. kehilangan cairan
turgor kulit baik,dan melaui evaporasi.TD
tanda-tanda vital dalam Ortostatik berubah dan
batas normal. peningkatan takikardia
menunjukkan
kekurangan cairan
sistemik.
2. Kaji turgor kulit,kelembaban
2. Indicator langsung
membrane mukosa
keadekuatan volume
(bibir,lidah)
cairan, meskipun
membrane mukosa
mulut mungkin kering
karena napas mulut dan
oksigen tambahan.

3. Catat laporan mual/muntah


3. Adanya gejala ini
menurunkan masukan
4. Pantau masukkan dan oral.
haluaran, catat warna, 4. Memberikan informasi
karakter urine, Hitung tentang keadekuatan
keseimbangan cairan, volume cairan dan
Waspadai kehilangan yang kebutuhan penggantian.
tak tampak.Ukur berat badan
sesuai indikasi.
5. Tekanan cairan sedikitnya
2500 ml/hari atau sesuai
kondisi individual 5. Pemenuhan kebutuhan
dasar cairan,
6. Beri obat sesuaia indikasi, menurunkan resiko
Misalnya Antipiretik, dehidrasi.
antiemetik. 6. Berguna menurunkan
kehilangan cairan
7. Berikan cairan tambahan IV
sesuai keperluan
7. Pada adanya
penurunan
masukan/banyak
kehilangan,
penggunaan parenteral
dapat
memperbaiki/mencega
h kekurangan.
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
4 Bersihan Jalan Setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi /kedalaman 1. Takipnea,pernapas
Napas Tidak Tindakan keperawatan pernapasan dan Gerakan dada an dangkal, dan Gerakan
Efektif b/d 2x24 jam hasil yang dada tidak simetris
Produksi diharapkan/Kriteria sering terjadi karena
Sekret hasil Pasien akan: ketidaknyamanan
 Mengidentifikasi/ Gerakan dinding
menunjukkan dada/cairan paru.
2. Auskultasi area paru,catat area
perilaku pencapai
penurunan/tidak ada aliran
bersihan jalan napas. 2. Penurunan aliran
udara dan bunyi napas
 Menunjukkan jalan udara terjadi pada area
adventisius,mis,krekles,meng
napas paten dengan konsolidasi dengan
i
bunyi napaas bersih, cairan.bunyi napas
tidak ada bronkial (normal pada
dispnu,sianosis. bronkus).
.
3.Bantu pasien Latihan napas
3. Napas dalam
sering.tunjukkan/bantu pasien
memudahkan ekspansi
mempelajari melakukan batuk,
maksimum
mis, Menekan dada dan batuk
paru-paru/jalan napas
efektif sementara posisi duduk
lebih kecil.
tinggi.

4.Pengisapan sesuai indikasi


4. Merangsang
batuk/pembresihan jalan
napas secara mekanik
pad apsien yang tidak
mampu melakukan
karena batuk tidak
efektif atau penurunan
tingkat kesadaran.
5. Berikan cairan sedikitnya
2.500 ml/hari (kecuali 5. Cairan (Khususnya
kontraindikasi).Tawarkan air yang hangat)
hangat, daripada dingin. memobilisasi
mengeluarkan secret.
6. Bantu mengawasi efek
pengobatan nebulizer dan 6. Memudahkan
fisioterapi lain pengenceran dan
misalnya,spirometer indetif, pembuangan
IPPB, Tiupan botol, secret.drainase postural
perkusi,drainase tidak efektif pada
postural.Lakukan Tindakan pneumonia interstisial
dianatara waktu makan dan atau menyebabkan
batasi cairan bila mungkin. eksudat
alveolar/kerusakan.

7. Berikan obat sesuai indikasi


7. Alat untuk menurunkan
Mukolitik,ekspektoran,bronko
spasme bronkus dengan
dilator,analgesik.
mobilisasi secret.
Anlagesik diberikan
untuk memperbaiki
batuk dengan
menurunkan
krtidaknyamanan tetapi
harus digunakan secara
hati-hati,karena dapat
menurunkan upaya
batukatau menekan
pernapasan.
8. Berikan cairan tambahan
misalnya IV, oksigen
humidifikasi,dan ruangan 8. Cairan diperlukan untuk
humidifikasi menggantikan
kehilangan(Termasuk
yang tidak tampak) dan
memobilisasikan secret.

No Diagnosa Tujuan dan Kriteri Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
5 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi, kedalaman,dan 1. Manifestasi distress
Pertukaran Gas Tindakan keperawatan kemudahan bernapas pernapasan tergantung
b/d Kapasitas 3x24 jam Diharapkan: pada/indikasi derajat
Transportasi  Menunjukkan keterlibatan paru dan
02 Menurun perbaikan ventilasi status Kesehatan
dan oksigenasi umum.
2. Observasi warna kulit,
jaringan dengan
membrane mukos, dan 2. Sianosis kuku
GDA dalam rentang
kuku,catat adanya sianosis menunjukkan
normal dan tidak
perifer (Kuku) atau sianosis vasokntriksi atau respon
ada gejala distress
sentral (Sirkumoral). tubuh terhadap
pernapasan.
 Berpartisipasi pada demam/menggigil
3. Kaji status mental
Tindakan untuk
memaksimalkan 3. Gelisah, mudah

oksigenasi. terangsang,bingung,so
mnolen dapat
menunjukkan
hipoksemia/penurunan
oksigenasi serebral.
4. Awasi frekuensi
jantung/irama 4. Takikardia biasanya ada
sebagai akibat
demam/dehidrasi tetapi
dapat sebagai respon
terhadap hipoksemia.
5. Pertahanakan istirahat
tidur.Dorong menggunakan 5. Mencegah terlalu Lelah
Teknik relaksasi dan aktvitas dan menurunkan
senggang kebutuhan/konsumsi
oksigen untuk
memudahkan perbaikan
infeksi.
6. Tinggikan kepala dan dorong
sering mengubah posisi,
6. Tindakan ini
napas dalam,dan batuk
meningkatkan inspirasi
efektif.
maksimal,
meningkatkan
pengeluaran secret
untuk memperbaiki
ventilasi.

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
6 Resiko Setelah dilakukan 1. Berikan wadah tertutup untuk 1. Mengilangkan tanda
Ketidakseimb Tindakan Keperawatan sputum dan buang sesering bahaya,rasa,bau dari
angan nutrisi: 2x24 jam Diharapkan mungkin.Berikan/bantu lingkungan pasien dapat
Kurang dari Resiko kebersihan mulut setelah menurunkkan mua
Kebutuhan Ketidakseimbangan muntah,setelah Tindakan
Tubuh b/d nutrisi ditasi. aerosol dan draniase postural
Peningkatan Dengan Kriteria Hasil: dan sebelum makan
Metabolisme  Adanya penigkatan Jadwalkan Pengobatan
2. Menurunkan efek mual
berat badan sesuai 2. Pernapasan sedikitnya 1 jam
dengan tujuan sebelum makan yang berhubungan
 Berat badan ideal dengan pengobatan ini.
sesuai dengan tinggi 3. Auskultasi bunyi usus. 3. Bunyi usus mungkin
badan Observasi/ palpasi distensi menurun,/ tidak ada
 Mampu abdomen bila proses infeksi
mengidentifikasi berat/ memanjang.
kebutuhan nutrisi Distensi abdomen
 Tidak ada tanda- 4. Berikan makan porsi kecil dan terjadi sebagai akibat
tanda malnutrisi. sering termasuk makanan menelan.
kering ( roti panggang, 4. Tindakan ini dapat
krekers ) dan atau makanan meningkatkan masukan
yang menarik untuk pasien. meskipun napsu makan
mungkin lambat untuk
5. Evaluasi status nutrisi umum,
Kembali.
ukur berat badan dasar.

5. Adanya kondisi kronis


( seperti PPOM atau
alkoholisme )

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
7 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kaji skala nyeri 1.Mengetahui tingkat
nyaman: Nyeri Tindakan keperawatan 2. Kaji TTV nyeri
b/d Peradangan 3x24 jam diharapkan 2.Untuk mengetahui
gangguan rasa nyaman keadaan umum pasien.
nyeri diatasi Dengan 3. Sarankan pasien untuk

kriteria hasil: mengatur napas dalam 3. Untuk mengurangi rasa


 Paien mengatakan 4. Berikan obat analgesic sesuai nyeri
nyerinya berkurang indikasi 4. Untuk penanganan dan
memudahkan istirahat
adekuat dan
penyembuhan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
8 Intoleransi Setelah dilakukan 1. Identifikasi fungsi tubuh yang 1. Untuk mengetahui
aktifitas b/d Tindakan keperawatan mengakibatkan kelelahan fungsi tubuh yang
Kelelahan 2x24 jam diharapkan dialami pasien akibat
klien mampu kelelahan.
bertoleransi terhadap 2. Monitor kelehan fisik 2. Untuk mengetahui
akktivitas dengan kelehan fisik pasien
kriteria Hasil: 3. Monitor lokasi dan 3. Untuk mengetahui
 Mampu melakukan ketidaknyaman selama lokasi dan tingkat
aktivitas sehari-hari melakukan aktifitas ketidaknyaman pasien
 Keseimbanagan selama melakukan
aktivitas dan istirahat 4. Anjurkan tirah baring aktifitas
4. Untuk memberikan
kenyamanan pasien
5. Lakukan rentang gerak aktif saat beristirahat
dan pasif 5. Untuk menigkatkan
dan melatih masa otot
dan gerak ekstremitas
6. Fasilitasi duduk disisi tempat pasien
tidur, jika tidak dapat 6. Untuk melatih gerak
berpindah atau berjalan mobilisasi pasien
selama dirawat.

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Kepearawatan Kriteria Hasil

9 Gangguan Pola Setelah dilakukan 1. Tentukan kebiasaan tidur 1. Mengkaji perlunya dan
Tidur b/d Susah Tindakan biasanya dan perubahan yang mengidentifikasi
Tidur keperawatan 2x24 terjadi intervensi yang tepat
jam diharapkan 2.Meningkatkan
kualitas tidur pasien 2. Beri tempat tidur yang nyaman kenyamanan tidur dan
membaik dengan mendukung psikologis
Kriteria Hasil: 3.Untuk memastikan klien
 Durasi tidur 3. Pantau pola tidur dan durasi tidur dengan pola dan
pasien meningkat tidur klien durasi yang tepat.
 Pola tidur
membaik 4.Pengubahan posisi
4. Mendorong posisi nyaman,
 Klien merasa mengubah area tekanan
bantu dalam mengubah posisi
pulih setelah tidur dan meningkatkan
 Klien bangun istirahat
tidur pada waktu 5. menunjukan tingkat
5.Evaluasi semua tindakan yang
yang sesuai. perkembangan klien
telah dilakukan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
10 Defisiensi Setelah dilakukan 1. jelaskan keadaan 1. menambakan
pengetahuan(kurang tindakan keperawatan penyakit, nama pengetahuan pasien
informasi kognitif yang selama 2x24 jam penyakit, tanda dan tentang penyakit yang
berakiatan dengan pasien menunjukkan gajala, penyebab, diderita
pokok tertentu) pengetahuan tentang komplikasi, dan cara
berhubungan dengan proses penyakit penanggulanginya
kurang terpaparnya dengan Kriteria Hasil: 2. berikan pujian kepada
informasi  Pasien menyatakan pasien jika dapat 2.meningkatkan motivasi
telah mengetahui menjelaskan kembali pasien dan memahami
tentang penyakit apa yang telah penyakitnya
yang diderita dijelaskan
 Paien dan keluarga
mampu 3. berikan
melaksanakan kesempatan kepada
3. klien mengeksplorasi
prosedur pasien untuk
semua perasaan dalam
penatalaksanaan mengungkapkan
dirinya sehingga tidak
yang telah perasaanya
cemas
dijelaskan ole
tenaga Kesehatan
secara benar

D. Implementasi
Implementasi Keperawatan adalah melaksanakan intervensi keperawatan. Implementasi
merupakan komponen dari proses keperawatan yaitu kategori dari perilaku keperawatan
dimana Tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil yang
diperlukan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.Implementasi mencakup
melakukan membantu dan mengarahkan kerja aktivitas kehidupan sehari-hari.
Implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.

E. Evaluasi
Catatan Perkembangan

No Diagnosa Evaluasi
1 Pola napas tidak efektif b/d Dispnea S:Paien mengatakan sesak nafas berkurang

O:Sesal napas berkurang, frekuensi

pernapasan belum normal

A:Masalah teratasi Sebagian

P:Intervensi dilanjutkan

No Diagnosa Evaluasi

2 Hipertermi b/d Suhu Tubuh S:Pasieng mengatakan badan masih terasa


Meningkat
panas

O;Tampak lemas dan sedikit pucat

A:Masalah hipertermi belum teratasi

P:Intervensi Dilanjutkan

No Diagnosa Evaluasi

3 Resiko Kekurangan Volume Cairan S:Pasien mengatakan sudah mau minum yang
b/d Intake Cairan
banyak

O:Mukosa lembab

A:Pasien tidak ada tanda-tanda dehidrasi lagi

P:Intervensi Dihentikan
No Diagnosa Evaluasi
4 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif S:Pasien mengatakan tidak susah lagi dalam
b/d Produksi Sekret bernapas
O:Diharapkan TTV klien dalam batas normal
TD: 120/80 mmHg
RR:20x/menit
S:36,5-37,5 °C
Nadi: 80×/menit
A: Masalah Teratasi
P:Pertahankan kondisi klien

No Diagnosa Evaluasi
5 Gangguan Pertukaran Gas b/d S: Klien mengatakan tidak sesak lagi
Kapasitas Transportasi 02 Menurun O: Tidak ada pernapasan cuping hidung
A: Intervensi tercapai (Gangguan Pertukarann
Gas)
P: Lanjutkan Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi


6 Resiko Ketidakseimbangan nutrisi: S:Pasien mengtakan sudah mau makan dan
Kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d minum yang banyak
Peningkatan Metabolisme O:Pasien menghabiskan makanan 1 porsi
A:Masalah Teratasi
P:Intervensi Dihentikan

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi


7 Gangguan rasa nyaman: Nyeri b/d S: Klien mengatakan nyerinya berkurang
Peradangan O:-Klien tampak tenang
- Klien dapat mengontrol nyeri yang
dirasakan
A: Masalah diatasi
P: Intervensi Dihentikan
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
8 Intoleransi aktifitas b/d Kelelahan S: Diharapkan pasien mengatakan dapat
melakukan aktivitas dengan baik.
O:Diharapkan pasien sudah mulai bisa
beraktifitas tanpa menggunakan alat bantu
orang lain
A:Masalah teratasi Sebagian
P: Lanjutkan intervensi dengan pertahankan
kondisi pasien.

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi

9 Gangguan Pola Tidur b/d Susah Tidur S:Klien mengatakan dapat tidur dengan

mudah dan merasa lebih segar saat bangun

tidur

O:Klien terlihat tidur dengan nyeyak (Tidak

Gelisah), Terlihat segar saat bangun tidur

A:Intervensi tercapai sebagian

P:lanjutkan intervensi

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi


10 Defisiensi pengetahuan(kurang S: Pasien mengatakan sudah mengetahui
informasi kognitif yang berakiatan
penyakit yang dideritanya
dengan pokok tertentu) berhubungan
O: Wajah klien tampak tenang
dengan kurang terpaparnya informasi
A: Masalah teratasi

P: Intervensi Dihentikan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pneumonia adalah Suatu peradangan paru-paru biasanya disebabkan oleh virus
bacterial (Staphylococcucus, pneumococcus,atau Streptococcucus) atau infeksi viral
(Respiratory syncytial virus).
Pneumonia adalah salah satu penyakit pada gangguan pernafasan yang dapat
menderita pasa semua kalangan mulai dari anak-anak, dewasa maupun lansia.untuk
orang-orang yang rentan terhadap pneumonia Latihan napas dalam dan terapi untuk
membuang dahak,bisa membantu mencegah terjadinya Pneumonia.Disamping itu
pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam, dan sakit
kepala.Pemberian obat anti (Penekanan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya
cukup membuat penderita bisa beristirahat tidur, karena batuk juga akan membantu
proses pembresihan secresi mukosa (riak/dahak) di paru-paru

B. SARAN
Secara umum, pembaca mampu mengetahui apa pengertian dari pneumonia, tanda dan
gejala cara penanganya. Sehingga dapat mengurangi angka kematian yang Sebagian
besar diakibatkan penyakit pneumonia.

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif.2008 C.2001. Buku Ajar Keperawtaan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Vol 1
ed 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Brunner & Suddarth 1997. Keperawatan Medikal Bedah Vol.1 ed.8

Jakarta:Penerbit buku kedokteran (EGC), 2001

Anakardina Kris Buana Devi, S.Kep, 2019 Anatomi Fisologi dan Biokimia Keperawatan
Penerbit: PUSTAKA BARU PRESS

Taqiyyah bararah, M.KeP. & Mohammad Jauhar,S.Pd 2013 Asuhan Keperawatan:Paanduan


Lengkap Menjadi Perawat Profesional Jilid 1 Prestasi Pustakaraya-Jakarta-Indonesia

Anda mungkin juga menyukai