Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

SISTEM PERNAFASAN DENGAN PNEUMOTORAKS

O
L
E
H

NAMA KELOMPOK:
1. FERNILIA ARNIATI :225202100534
2. LETTYA DEWITA LEPO :225202100547
3. MARIA EMILIA NATANAELA :225202100553

YAYASAN SANTO LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE


AKADEMI KEPERAWATAN ST.ELISABETH
LELA-MAUMERE
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya sehungga penulis dapat menyelesaikan laporan
pendahuluan yang berjudul”ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM
PERNAFASAN DENGAN PNEUMOTORAX”tepat pada waktunya

Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini,penulis banyak menemukan


kesulitan dan rintangan,tetapi berkat dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak,penulis dapat menyelesaikannya.Untuk itu,pada kesempatan ini perkenankan
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua piha yang telah
memberikan bantuan yakni:
1. Direktur Akademi Keperawatan St.Elisabeth Lela,Maria K. Ringgi
Kuwa,S.ST.,M.Kes yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menimba ilmu keperawatan menjadi calon perawat Ahli Madya
Keperawatan yang professional.
2. Ibu Emirensiana Watu S.Kep,Ns.,M.Kep selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu,tenaga dan pikiran dalam membimbing serta arahan
awal penulisan sehingga terselesainya laporan pendahuluan ini
3. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam meberikan
informasi dan masukan-masukan terkait dengan penyusunan laporan
pendahuluan ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan pendahuluan ini masih jauh


dari kata sempurna,baik isi maupun penulisannya.Oleh sebab itu,penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih dan semoga laporan
pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pneumothorax didefinisikan sebagai suat penyakit yang berbahaya seperti
penyakit jantung, paru-paru, stroke dan kanker banyak dialami oleh orang-orang yang
berusia lanjut. Tetapi di era yang modern ini, penyakit-penyakit berbahaya tersebut
tidak jarang diderita oleh usia yang masih produktif. Faktor utama penyebab penyakit
yang menyerang usia produktif tersebut adalah pola hidup yang tidak seimbang,
jarang berolahraga, dan adanya peningkatan konsumsi rokok di kalangan muda. Salah
satu penyakit yang sering menyerang adalah penyakit paru. Sehingga diperlukan suatu
bentuk rehabilitasi yang dapat memulihkan kondisi kesehatan agar dapat melanjutkan
hidup menjadi lebih baik
Salah satu organ vital manusia adalah paru-paru. Banyak penyakit paru-patu
yang menjadi salah satu penyebab utama kematian seseorang, salah satunya adalah
pneumothorax. Pneumothorax adalah adanya udara dalam rongga pleura.
Pneumothorax dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Terdapat beberapa
jenis pneumotoraks yang dikelompokkan berdasarkan penyebabnya: (a)
pneumotoraks spontan (primer dan sekunder), (b) pneumotoraks traumatik, (luka
tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor), (c)
pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu (misalnya
torakosentesis), (d) pneumotoraks karena tekanan. Kurang lebih 75% trauma tusuk
pneumothorak disertai hemothorak. Tekanan di rongga pleura pada orang sehat selalu
negatif untuk dapat mempertahankan paru dalam keadaan berkembang (inflasi).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penyakit pneumotoraks

2. Tujuan khusus
a. Mengetahui anatomi fisiologi pada system pernafasan
b. Mengetahui konseo dasar penyakit
c. Mengetahui konsep dasar askep
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anatomi

a. Anatomi
Sistem respirasi terbagi menjadi sistem pernafasan atas dan sistem pernafasan
bawah. Sistem pernafasan atas terdiri dari hidung, faring dan laring. Sedangkan
sistem pernafasan bawah terdiri dari trakea, bronkus dan paru-paru

a. Hidung
Masuknya udara bermula dari hidung. Hidung merupakan organ pertama
dalam sistem respirasi yang terdiri dari bagian eksternal (terlihat) dan bagian
internal. Di hidung bagian eksternal terdapat rangka penunjang berupa tulang
dan hyaline kartilago yang terbungkus oleh otot dan kulit. Struktur interior
dari bagian eksternal hidung memiliki tiga fungsi yaitu
1. menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara yang masuk
2. mendeteksi stimulasi olfaktori (indra pembau);
3. modifikasi getaran suara yang melalui bilik resonansi yang besar dan
bergema.

b. Faring
Faring, atau tenggorokan, adalah saluran berbentuk corong dengan panjang 13
cm. Dinding faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membrane
mukosa. Otot rangka yang terelaksasi membuat faring dalam posisi tetap
sedangkan apabila otot rangka kontraksi maka sedang terjadi proses menelan.
Fungsi faring adalah sebagai saluran untuk udara dan makanan, menyediakan
ruang resonansi untuk suara saat berbicara, dan tempat bagi tonsil (berperan
pada reaksi imun terhadap benda asing)

c. Laring
Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tunggal dan 3 bagian
berpasangan. 3 bagian yang berpasangan adalah kartilago arytenoid,
cuneiform, dan corniculate. Arytenoid adalah bagian yang paling signifikan
dimana jaringan ini mempengaruhi pergerakan membrane mukosa (lipatan
vokal sebenarnya) untuk menghasilkan suara. 3 bagian lain yang merupakan
bagian tunggal adalah tiroid, epiglotis, dan cricoid. Tiroid dan cricoid
keduanya berfungsi melindungi pita suara. Epiglotis melindungi saluran udara
dan mengalihkan makanan dan minuman agar melewati esofagus

d. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang dilewati
udara dari laring menuju paru-paru. Trakea juga dilapisi oleh epitel kolumnar
bersilia sehingga dapat menjebak zat selain udara yang masuk lalu akan
didorong keatas melewati esofagus untuk ditelan atau dikeluarkan lewat
dahak. Trakea dan bronkus juga memiliki reseptor iritan yang menstimulasi
batuk, memaksa partikel besar yang masuk kembali keatas

e. Bronkus
Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan dan
kiri, yang mana cabang-cabang ini memasuki paru kanan dan kiri pula.
Didalam masing-masing paru, bronkus terus bercabang dan semakin sempit,
pendek, dan semakin banyak jumlah cabangnya, seperti percabangan pada
pohon. Cabang terkecil dikenal dengan sebutan bronchiole. Pada pasien PPOK
sekresi mukus berlebih ke dalam cabang bronkus sehinga menyebabkan
bronkitis kronis.

f. Paru-paru
Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat tiga
lobus di paru sebelah kanana dan dua lobus di paru sebelah kiri. Diantara
kedua paru terdapat ruang yang bernama cardiac notch yang merupakan
tempat bagi jantung. Masing-masing paru dibungkus oleh dua membran
pelindung tipis yang disebut parietal dan visceral pleura. Parietal pleura
membatasi dinding toraks sedangkan visceral pleura membatasi paru itu
sendiri. Diantara kedua pleura terdapat lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini
mengurangi gesekan antar kedua pleura sehingga kedua lapisan dapat
bersinggungan satu sama lain saat bernafas. Cairan ini juga membantu pleura
8 visceral dan parietal melekat satu sama lain, seperti halnya dua kaca yang
melekat saat basah

B. Konsep teori pneumothorax


1. Pengertian
DefinisiPneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapatnya udara
padarongga potensial diantara pleura visceral dan pleura parietal. Pada
keadaannormal rongga pleura di penuhi oleh paru paru yang mengembang pada
saatinspirasi disebabkan karena adanya tegangan permukaaan ( tekanan
negatif )antara kedua permukaan pleura,adanya udara pada rongga potensial di
antara pleura visceral dan pleura parietal menyebabkan paru-paru terdesak sesuai
dengan jumlah udara yang masuk kedalam rongga pleura tersebut, semakin
banyak udarayang masuk kedalam rongga pleura akan menyebabkan paru paru
menjadi kolapskarena terdesak akibat udara yang masuk meningkat tekanan pada
intrapleura.Secara otomatis terjadi juga gangguan pada proses perfusi oksigen
kejaringan atauorgan, akibat darah yang menuju kedalam paru yang kolaps tidak
mengalami proses ventilasi, sehingga proses oksigenasi tidak terjadi.

2. Etiologi
Masuknya udara ke dalam rongga dapat melalui luka pada dinding
dada, atau meluasnya radang paru-paru.Pada sapi bisa terjadi melalui
diafragma, halini akibattusukan bendatajam.Terdapat beberapa jenis pneumotorx
yang dikelompokan berdasarkan penyebabnya :
1) Pneumothoraks Spontan
Terjadi tanpa penyebab yang jelas. Pneumothoraxspontan primer terjadi jika
pada penderita tidak ditemukan penykait paru-paru.Pneumothoraks ini
diduga disebabkan pecahnya kantong kecil berisi udara didalam paru-
paru yang disebut bleb atau bulla. Pneumothorak spontansekunder merupakan
komplikasi dari penyakit paruparu (misalnya penyakit paru obstruktif menahu
n, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis, batukrejan).

2) Pneumothoraks Traumatik
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada.Traumanya bisa bersifat menembus
(luka tusuk) atau tumpul (benturan pada kecelakaanPneumothoraks juga bisa
merupakan komplikasi daritindakan medis tertentu (misalnya torakosentesis).
Bila akibat jatuh atau patahrusuk, sering akan kita temukan emfisema
subkutan, karena pleura perietalnya juga mengalami kerusakan (robek)

3) Ketegangan Pneumothoraks
Pneumothoraks progresif menyebabkankenaikan tekanan intrapleural
ketingkat yang menjadi positif sepanjang siklus pernafasan dan menutup paru-
paru, pergeseran mediastinum, dan merusakvena kembali kejantung. Air terus
masuk kedalam rongga pleura tetapi tidakdapat keluar

4) Pneumothoraks Iatiogenik
Disebabkan oleh intervensi medis, termasuk jarumtrausthoracic aspirasi,
thoracentesis, penempatan kateter vena pusat, pentilasimekanik dan resusitasi
cardiopulmonari.

3. Patofisiologi
Meningkatnya tekanan intra pleural sehingga akan menyebabkan kemampuan
dilatasialveoli menurun dan lama-kelamaan mengakibatkan atelektasis (layuhnya
paru- paru).Apabila luka pada dinding dada tertutup dan klien masih mampu
bertahan, udara yang berlebihan dapat diserap hingga tekanan udara di dalam
rongga pleura akan kembali normal.Karena adanya luka terbuka atau oleh
pecahnya dinding paru-paru, kuman dapat terhisap
dan berkoloni di dalam pleura hingga terjadi inspeksi pleuritis. Jenis kuman penye
bab radangyang terbanyak adalah F nechrophorum, chorinebacterium Spp,
dan streptococcus spp. Olehradang akan terbentuk exudat yang
bersifat pnukopurulent, purulent akan serosan guineus yang disertai
pembentukan jonjot-jonjot fibrin. Pada luka tembus dada, bunyi aliran
udaraterdengar pada area luka tembus. Yang selanjutnya disebut “sucking chest
wound” (luka dada menghisap). Jika tidak ditangani maka hipoksia
mengakibatkan
kehilangankesadarandan koma. Selanjutnya pergeseran mediastinum ke arah berla
wanan dari area cedera dapatmenyebabkan penyumbatan aliran vena kaca superior
dan inferior yangdapatmengurangi cardiac preload dan menurunkan cardiac outpt.
Jika ini tidak ditangani, pneumothoraks makin berat dapat menyebabkan kematian
dalam beberapa menit. Beberapa pneumothoraks spontan disebabkan pecahnya“bl
ebs”, semacam struktur gelembung pada permukaan paru yang pecah
menyebabkan udaramasuk ke dalam kavum pleura aliran vena kaca superior dan i
nferior yang dapatmengurangi cardiac preload dan menurunkan cardiac output. Jik
a ini tidak ditangani, pneumothoraks makin berat dapat menyebabkan kematian da
lam beberapa menit.Beberapa pneumothoraks spontan disebabkan pecahnya
“blebs”, semacam struktur gelembung pada permukaan paru yang
pecah menyebabkan udara masuk ke dalam kavum pleura Komplikasi Tension
pneumathoraks dapat menyebabkan pembuluh darah kolaps,akibatnya pengisian
jantung menurun sehingga tekanan darah menurun. Paru yang sehat
jugadapat terkena dampaknya. Pneumothoraks dapat menyebabkan hipoksia dan d
ispnea berat. Kematian menjadi akhir dari pneumothoraks jika tidak ditangani den
gan cepat.Gambaran ancaman terhadap kehidupan pada pasien ekstrim yaitu
pertimbangan tension pneumothoraks, nafas pendek, hypotensi, tachykardy,
trachea berubah
4. Manifestasi klinis
Tanda-tanda dan gejala pada trauma thorak :
1. Ada jejas pada thorak
2. Nyeri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi
3. Pembengkakan lokal dan krepitasi pada saat palpasi
4. Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek
5. Dispnea, hemoptisis, batuk dan emfisema subkutan
6. Penurunan tekanan darah

5. Pemeriksaan penunjang
 Sinar X dada
menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleural; dapat menunjukan
penyimpangan struktur mediastinal.
 GDA
variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi, gangguan
mekanik pernapasan dan kemampuan mengkompensasi.
 Torasentesis
menyatakan darah / cairan sero sanguinosa.
 Hb
mungkin menurun, menunjukkan kehilangan darah.

6. Komplikasi
Pneumotoraks yang dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu kondisi lainnya.
Banyak orang yang mengidap satu pneumotoraks bisa mengalami pneumotoraks
jenis lainnya dalam satu atau dua tahun kemudian. Terkadang udara terus bocor
jika lubang di paru-paru tidak menutup. Pembedahan mungkin diperlukan untuk
menutup kebocoran udara.
Sebagian besar pneumotoraks bisa sembuh tanpa masalah, tapi dalam
beberapa kasus komplikasi serius bisa terjadi. Komplikasi pneumotoraks, antara
lain:
 Re-ekspansi edema paru, yaitu kondisi ketika ada cairan ekstra di paru-
paru

 Kerusakan paru-paru atau infeksi yang disebabkan oleh pengobatan.


 Gagal jantung
 Kematian

7. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan pneumotoraks tergantung pada: berat dan lamanya keluhan
ataugejala, adanya riwayat pneumotoraks sebelumnya, jenis pekerjaan
penderita.Sasaran pengobatan adalah secepatnya mengembangkan paru yang sakit

sehinggakeluhan- keluhan juga berkurang dan mencegah kambuh kembali.

Pneumotorak mula-mula diatasi dengan pengamatankonservatif bila kolaps


paru- paru 20% atau kurang. Udara sedikit demi sedikit diabsorpsi melaului
permukaan pleura yang bertindak sebagai membran basah, yang memungkinkan
difusioksigen dan karbondioksida

Tindakan dekompresi,
 Membuat hubungan rongga pleura dengan dunia luar dengan cara:
1. Menususkkan jarum melalui dinding dada terus masuk rongga pleura
2. Membuat hubungan dengan dunia luar melalui kontra ventil:
o dapat memakai infus set
o jarum abbocath
o pipa water scaled drainage (WSD)
 Pngisapan secara terus menerus
 Pencabutan drain

Tindakan bedah
 Di cari lubang penyebab pneumotoraks dan di jahit
 Dekortikasi
 Reseksi
 Pleurodesis

Pengobatan tambahan
Bila terdapat proses lain di paru,pengobatan dapat ditunjukan terhadap
proses penyebabnya:
- Terhadap bronchitis kronis
- Terhadap proses tuberkolosis paru
- Untuk mencegah obstipasi dan memperlancar defekasi

Anda mungkin juga menyukai