OLEH
1
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH:
KELOMPOK IV
RUANG MERPATI
(Akhmad Zajuli,S.Kep.Ns)
NIP: 198101142003121002
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
yang telah dikaruniakan, serta bantuan dari semua pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI : PENDENGARAN”
3. Ns. Kukuh Prasetyo Selaku CI/Clinicial Intruktur serta para CI ruangan Merpati yang
telah meluangkan waktu,tenaga dan pikiran dalam membimbing serta arahan awal
penulisan sehingga terselesainya laporan pelaksanaan ini
4. Antonia R. Reong, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah memberikan banyak materi yang
berguna dalam meningkatkan pengetahuan penulis tentang penyakit halusinasi
5. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi dan
masukan-masukan terkait dengan penyusunan asuhan keperawatan ini dan juga untuk
kebersamaan kita.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari kata
sempurna, baik isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis menyampaikan
terima kasih dan semoga Laporan Pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................................1
1.2. Tujuan...................................................................................................................................................................1
2.1.1 Defenisi...............................................................................................................................................................2
2.2.2 Etiologi................................................................................................................................................................2
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................................................7
4.2 Saran......................................................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................................8
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan jiwa dengan halusinasi
1.2.2. Tujuan Khusus
1) Mampu mengetahui Teori halusinasi
2) Mampu memahami serta melakukan ashan keperawatan halusinasi
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
Adanya stress yang berlebihan yang dialami oleh seseorang maka
didalam tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat
halusinogenik neurokimia dan dimetytranferase sehingga terjadi
ketidakseimbangan asetilkolin dan dopamine.
4) Factor psikologi
Tipe kepribadian yang lemas dan tidak bertanggung jawab akan
mudah terjerumus pada penyalah gunaan zat adiktif. Klien lebih
memilih kesenangan sesaat dari alam nyata menuju alam khayal.
5) Factor genetic dan pola asuh
Hasil studi menunjukan bahwa factor keluarga menunjukan
hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
3
depan dan atropi otak kecil ( crebellum). Temuan kelainan
anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
b) Psikologis
Keluraga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon dan kondisi psikologi klien. Salah satu sikap atau keaddan
yang mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau
tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
c) Sosial budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti: kemiskinan, koflik sosial buadaya
2.2 Manifestasi klinis
Karakteristik perilaku yang dapat ditunjukan klien dengan kondisi halusinasi
menurut Direja (2011)
1) Halusinasi pendengaran
Data subyektif :
Data obyektif :
Klien berbicara, senyum dan tertaa sendriri, pembicaraan kacau
dan terkadang tidak masuk akal, tidak dapat membedahkan hal yang
nyata dan tidak nyata, menark diri dan menghindar dari orang lain,
disorentasi, tidak bisa memusatkan perhatian atau konsentrasi
menurun, perasaan curiga, takut, gelisah, bingung, ekspresi wajah
tegang, muka merah dan pucat, tidak mampu melakukan aktifitas
mandiri dan kurang mengontrol diri, menunjukan perilaku, mrusak diri
dan lingkungan.
2) Halusinasi pengelihatan
Data subyektif :
4
Klien akan menunjuk-nunjuk kearah tertentu, akan merasa
ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas
Data obyektif :
Klien melihat bayangan seperti melihat hal-hal yang lan hantu
atau lainya yang sebenarnya tidak ada.
3) Halusinasi penghidung
Data subyektif : klien mebau-bau seperti merasakan bau darah, urine
kadang-kadang bau terasa menyenangkan
5
3) Terapi modalitas : merupakan terapi utama
dalam keperawatan jiwa tetapi diberikan dengan
upaya mengubah perilaku yang maladaptive me
jadi adapatif .
2.4 Pohon Masalah
Risiko perilaku kekerasan
Isolasi sosial
1
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
a. Data primer
Pasien mengatakan “saya di bawah kesini oleh saudara saya karena habis ngamuk
dan marah-marah”. pasien mengatakan dia marah karena mendengar suara-suara
bisikan.
b. Data sekunder
Pasian marah-marah sejak 7 tahun yang lalu,sering kambuh-kambuhan,marah
tanpa sebab yang jelas,sulit tidur,keluyuran,bicara sendiri dan merusak barang.
Pasien Tn.M.S masuk di RSJ diantar oleh saudaranya karena di rumah pasien
mengamuk dan marah-marah akibat pasien mendengar suara-suara aneh. setelah
mendengar hal tersebut pasien marah dan menutup telinganya.
tdk
2
JikaYa,Jelaskan kapan, tanda gejala/keluhan :
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa sejak 7 tahun yang lalu, dan sudah
pernah di obat ke rumas sakit di sana ada perubahan dan menunjukan
kesembuhan. Terakhir ini pasien Kembali kambuh dan saat ini di rawat di RSJ
Lawang
2. Factor penyebab/pendukung
a. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
Jelaskan: Pasien mengatakan tidak pernah melakukan upaya atau percobaan untuk bunuh diri
4
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Jika ada :-
Hubungan keluarga :-
Gejala :-
Riwayat pengobatan :-
Diagnosa Keperawatan :-
3. PEMERIKSAAAN FISIK
1. Keadaan umum
Baik, pasien dapat melakukan kegiatan secara mandiri
2. Kesadaran (Kuantitas)
Composmentis (E4 V5 M6)
3. Tanda vital:
TD : 133/88mm/Hg
N : 100x/menit
S : 36,4 CO
P : 20 x/menit
4. Ukur:
BB: 58 Kg
TB : 150 Cm
5. Keluhan fisik:
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak terdapat keluhan nyeri pada tubuhnya
Diagnosa Keperawatan :tidak ada
4. STATUS MENTAL
1. Penampilan (Penanpilan usia, cara perpakaian, kebersihan)
Jelaskan:
Penampilan pasien cukup rapi baju pasien terlihat bersih pasien selalu mengganti
baju setiap kali mandi dan pasien mencuci bajunya sendiri.
Diagnosa Keperawatan:
2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter)
Jelaskan:
Saat dilakukan anamnese pembicaraan pasien jelas, kadang pasien berbicara dengan
pandangan kearah tempat lain
Diagnosa Keperawatan:
3. Aktifitasmotorik/Psikomotor
Kelambatan:
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitas serea
Jelaskan:
Klien sering tidur karena ada suara yang menyuruhnya untuk banyak
beristirahat
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Stereotipi Otomatisma
Gaduh Gelisah Katatonik Negativisme
Mannarism Reaksikonversi
Katapleksi Tremor
Tik Verbigerasi
Ekhopraxia Berjalankaku/rigid
Command automatism Kompulsif :sebutkan
Jelaskan:
Pasien Nampak diam, berbicara sendiri dan pasien terlihat gelisah
Diagnosa Keperawatan :
4. Mood dan
Afek
a. Mood
Depresi Khawatir
Ketakutan Anhedonia
Euforia Kesepian
Lain lain
Jelaskan
Pasien terlihat murung, pasien terlihat menyendiri dan terlihat sering ngantuk kontak
mata pasien dengan perawat kurang baik,pandangan pasien ketempat lain dan
berbicara sendiri.
b. Afek
Koheren Inkoheren
Sirkumtansial Asosiai longgar
tangensial Flight of Idea
Blocking Perseverasi
Logorhoe Neologisme
Clang Association Main kata kata
Afasia Lain lain…
Jelaskan:
Pasien berbicara tidak lancar dan kadang berhenti sebentar setelah itu pasien berbicara
lagi dan menjawab pertanyaan yang di berikan.
b. Isi Pikir
Obsesif Fobia,sebutkan.
Ekstasi Waham:
Fantasi o Agama
Alienasi o Somatik/hipokondria
Pikiran bunuh diri o Kebesaran
Preokupasi o Kejar / curiga
Pikiran isolasisosial o Nihilistik
Ide yang terkait o Dosa
PikiranRendahdiri o Sisip pikir
Pesimisme o Siar piker
Pikiran magis o Kontrol pikir
Pikiran curiga Lain lain :
Jelaskan:
Pasien mengatakan selama di RSJ pasien tidak ada yang kenal dan tidak
menyambung dengan pasien lain sehingga lebih suka diam dan menyendiri.
c. Bentuk pikir:
Realistik
Non realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:
Pasien berpikir isolasi social dibuktikan pasien lebih suka diam dan menyendiri
dan pasien terlihat ngantuk dan kebanyakan tidur
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:
Pasien saat ditanya pasien dapat menyebutkan alamat tempat tiggalnya
Meninggi
Menurun:
Kesadaran berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi
Stupor
Jelaskan:
Pasien sering tidur dan terlihat berbicara sendiri dan mnyendiri di kamar
Jelaskan:
Pasien masih mengingat kesini dianatar oleh saudaranya dan pasien masih ingat tadi pagi
diajak senam oleh perawat
Jelaskan:
Pada saat di lakukan wawancara pandangan pasien beralih ke tempat lain dan tidak
konsentrasi
b. Berhitung
Jelaskan:
Pasien mampu berhitung 4:2 = 2
Diagnosa Keperawatan: tidak ada
Jelaskan :
Pasien mampu membuang sampah pada tempatnya
Diagnosa Keperawatan:tidak ada
12. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalah kanhal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
Pasien mengatakan pada saat di bawah ke RSJ Lawang pasien merasa binggung denga napa yang
dialaminya sehingga ia di bawah ke RSJ
Jelaskan:
Pasien berjanji akan minum obat secara teratur sehingga tidak kambuh-kambuhan
lagi
2) Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain lain
Jelaskan :
Saat dikaji pasien mengatakan bahwa dirinya selalu berada dirumah karena pasien
merasa malu Ketika keluar dri rumah karena tetangga yang selalu menghinanya
Jelaskan :
pasien kurang berinteraksi terhadap orang lan karena pasien takut dihina.
Jelaskan :
Jelaskan:
pasien mengatakan tidak berpenghasilan setelah pasien keluar dari pekerjaan dan
pasien selalu berharap kepada saudanya.
Jelaskan :
pasien mengatakan tidak ada masalah pada pelayanan Kesehatan karena keluarganya
ada yang sakit maka akan segera di bawah kepuskesmas.
Jelaskan :
DO:
Pasien menyendiri
Isolasi sosial
NO DX PERENCANAAN
KEPERAWATA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
N EVALUASI
1. Gangguan persepsi TMU: Manajemen
1. verbalisasi
sensori halusinasi halusinasi(I09288)
mendengar bisikan
pendengaran Pasien dapat membina Observasi
menurun (5)
hubungan saling
- monitor perilaku
percaya dengan perawat 2. perilaku halusinasi
yang mengindikasi
menurun (5)
halusinasi
TUK:
3. melamun menurun
- monitor isi
1. pasien dapat (5)
halusinasi
mengenal
4. konsentrasimembaik Terapeutik
halusinasi
(5) - pertahankan
2. pasien dapat
lingkungan yang
menyebutka
nyaman
n
peristiwa,fre - diskusikan
kuensi,dan perasaan dan
situasi yang respon terhadap
menimbulka halusinasi
n halusinasi
- hindari perdebatan
3. pasien dapat tentang halusinasi
mengontrol Edukasi
halusinasi
- anjurkan
memonitor sendiri
situasi terjadinya
halusinasi
- anjurkan bicara
pada orang yang
dipercaya untuk
memberikan
dukungan dan
umpan balik
korektif terhadap
- halusinasi
- ajarkan pasien cara
mengontrol
halusinasi
Kolaborasi
- kolaborasi
pemberian obat
anti psikotik dan
anti ansietas jika
perlu
SP halusinasi pendengaran
SP 1:
1. membina
hubungan saling
percaya
2. membantu klien
mengenal
halusinasi
3. mengidentifikasi
jenis halusinasi, isi
halusinasi,
frekwensi
halusinasi, dan
respon klien
terhadap
halusinasi
4. mengajarkan klien
mengontrol
halusinasi dengan
meghardik
halusinasi
SP II
1. mengajarkan
pasien untuk
bercakap- cakap
dengan orang lain
2. melati klien
mengendalikan
halusinasi dengan
cara bercakap-
cakap dengan
orang lain
3. menganjurkan
klien memasukan
kedalam jadwal
hariannya