Anda di halaman 1dari 105

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN F DAN NY AR DENGAN

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN


DAN MELATIH MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA
MENGHARDIK HALUSINASI DIRUANG PUSPANIDRA
RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

KARYA TULIS ILMIAH


Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Ahli Madya Keperawatan

Ajeng Reny Okta Caesarea


NIM.P1337421018054

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TEGAL


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN F DAN NY AR DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN
DAN MELATIH MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA
MENGHARDIK HALUSINASI DIRUANG PUSPANIDRA
RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

KARYA TULIS ILMIAH


Untuk Memenuhi Persyaratan Memenuhi Gelar Ahli Madya Keperawatan

AJENG RENY OKTA CAESAREA


NIM.P1337421018054

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TEGAL


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Ajeng Reny Okta Caesarea
NIM : P1337421018054

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapan dibuktikan laporan penglolaan kasus
ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut dengan ketentuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Tegal, November 2020


Yang membuat pernyataan

Ajeng Reny Okta Caesarea

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah Hasil Oleh Ajeng Reny okta Caesarea, NIM P1337421018054
dengan judul Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn F Dan Ny Ar Dengan
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Dan Melatih
Mengontrol Halusinasi Dengan Cara Menghardik Halusinasi Diruang
Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal ini telah di periksa dan di setujui
untuk di uji.

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Agus mulyadi, Ns, MM Sri hidayati S . Kep ., Ns ., M.Kes


NIK. 197510050203 NIP. 197212291998032001
Tanggal:_____________________ Tanggal:____________________

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Ajeng reny okta caesarea,


NIM.p1337421018054, dengan judul Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn F
Dan Ny Ar Dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Dan
Melatih Mengontrol Halusinasi Dengan Cara Menghardik Halusinasi
Diruang Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal ini telah dipertahankan di
depan dewan penguji pada tanggal

Dewan Penguji

Hudinoto Eko Y Ketua penguji (.........................................)


NIK. 198203100202

Agus Mulyadi Anggota (.........................................)


NIK. 197510050203

Sri Hidayati Anggota (.........................................)


NIP.1972212291998032001

Mengetahui,
Ketua Prodi D III Keperawatan Tegal

Deddy Utomo,SKM., MH
NIP. 1967122819880

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur ke hadlirat Alloh SWT,


atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan Karya Tulis
Ilmiah tentang asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran dan latihan mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik halusinasi diruang puspanidra di rumah sakit umum daerah kardinah
kota tegal Penulis menyadari bahwa kegiatan penulisan ini dapat diselesaikan
berkat adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang atas dukungan dan , Ketua Jurusan Keperawatan,
Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan tegal Direktur rumah sakit umum
daerah kardinah kota tegal, dan klien yang dengan sukarela berpartisipasi dalam
asuhan keperawatan.
Dalam penyusunan ini, penulis mendapatkan bantuan dari beberapa pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengungkapkan terima kasih
kepada
1. Bapak Marsum, BE, S.Pd., MHP selaku direktur Poltekkes Kemenkes
Semarang
2. Bapak Suharto, S.Pd., MN selaku ketua jurusan keperawatan poltekkes
kemenkes semarang
3. Bapak Deddy Utomo, SKM., MH. Selaku kaprodi DIII keperawatan tegal
poltekkes kemenkes semarang
4. Bapak Agus mulyadi, Ns, MM dan ibu Sri Hidayati S . Kep ., Ns ., Mkes
selaku pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan,
dorongan, serta saran-saranya hingga terselesaikanya proposal ini
5. Seluruh dosen dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang
bermanfaat,serta kesabaran saat mendidik kami
6. Kedua orang tua kandung saya, bapak suyatno dan alm ibu diah erawati yang
telah melahirkan saya di dunia

vi
Peneliti berharap semoga hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat
khususnya untuk asuhan keperawatan klien dengan gangguan persepsi karena
halusinasi pendengaran. Penulis menyadari bahwa laporan Karya Tulis Ilmiah
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan kritik untuk
perbaikan penulisan karya ilmiah pada masa mendatang sangat penulis
harapkan.

vii
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY M DAN NY AR DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN
DAN MELATIH MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA
MENGHARDIK HALUSINASI DIRUANG PUSPANIDRA
RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

Ajeng reny okta caesarea


Pembimbing 1 agus mulyadi
Pembimbing 2 sri hidayati

ABSTRAK

Latar belakang. Halusinasi pendengaran adalah suatu keadaan dimana seseorang


mendengar suara yang berbicara yang mengenai orang tersebut ,yang sebetulnya
tidak ada, sehingga seorang tersebut berespon pada suara tersebut
Tujuan. Memahami bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada pasien halusinasi
pendengaran diruang puspanidra rumah sakit umum daerah kardinah kota tegal
Metode. Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode desain karya tulis
ilmiah dalam bentuk studi kasus , studi kasus ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan metode meliputi pengkajian, diagnose, perencanaan, implementasi
dan evaluasi keperawatan
Hasil. Setelah dilakukan intervensi strategi pelaksanaan pasien dan keluarga
selama 6 hari dalam waktu kurang lebih 30 menit , didapatkan pengurangan
kejadian pasien mengalami hal – hal halusinasi yang berulang sehingga pasien
bisa menjalani kehidupan seperti orang lain umumnya
Kesimpulan dan saran. Didapatkan peningkatan kemampuan klien dengan
gangguan persepsi sensori ; halusinasi pendengaran disbanding sebelum
melakukan strategi pelaksanaan intervensi baik pasien 1 dan 2, diharapkan
perawat dapat melakukan strategi pelaksanaan halusinasi dengan menyertakan
keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam kesembuhan pasien
Kata kunci : ruang puspanidra, halusinasi pendengaran

viii
MENTAL NURSING CARE IN NY M AND NY AR WITH HEARING
HEARING HALLUCINATION SENSORY DISTURBANCE AND TRAINING
CONTROL HALLUSINATION BY HARDING HALUSINATION IN
PUSPANIDRA'S CONTROL RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

Ajeng reny okta caesarea


Supervisor 1, Agus Mulyadi
Supervisor 2 sri hidayati

ABSTRACT

Background. Auditory hallucinations are a condition where a person hears a


voice speaking about that person, which is actually not there, so that a person
responds to the voice.
Destination. Understand how mental nursing care for patients with auditory
hallucinations in the Puspanidra room of the Kardinah General Hospital, Tegal
City.
Method. Writing scientific papers uses the scientific paper design method in the
form of case studies, this case study is conducted using a method approach
including assessment, diagnosis, planning, implementation and evaluation of
nursing.
Result. After the patient and family implementation strategy intervention was
carried out for 6 days in approximately 30 minutes, it was found that there was a
reduction in the incidence of patients experiencing recurring hallucinations so that
patients could live their lives like other people in general.
Conclusions and suggestions. There is an increase in the ability of clients with
sensory perception disorders; auditory hallucinations compared to before
implementing intervention strategies for both patients 1 and 2, it is hoped that
nurses can carry out hallucination strategies by involving families to participate in
the patient's recovery.

Keywords: puspanidra room, auditory hallucinations

DAFTAR ISI

ix
HALAMAN COVER................................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
C. Manfaat Penulisan.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Halusinasi......................................................................................................4
B. Konsep pengelolaan Keperawatan.............................................................10
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................17
A. Rancangan penelitian..................................................................................17
B. Subjek penelitian.........................................................................................17
C. Tempat dan waktu.......................................................................................17
D. Teknik pengumpulan data...........................................................................17
E. Teknik analisa data......................................................................................18
F. Etika penelitian...........................................................................................19
G. Instrumen penelitian....................................................................................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................21
A. Hasil............................................................................................................21
B. Pembahasan.................................................................................................22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................42
A. Kesimpulan.................................................................................................42
B. Saran............................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

x
Gambar Rentang Respon Halusinasi...................................................................5
Gambar Pohon Masalah Halusinasi...................................................................12

DAFTAR LAMPIRAN

xi
Lampiran 1 : informed consent
Lampiran 2 : lembar bimbingan 1
Lampiran 3 : lembar bimbingan 2
Lampiran 4 : strategi pelaksanaan
Lampiran 5 : askep
Lampiran 6 : formulir skrinning kesehatan klien 1
Lampiran 7 : formulir skrinning kesehatan klien 2
Lampiran 8 : jadwal kegiatan harian
Lampiran 9 : jadwal kegiatan harian

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut world health organization kesehatan jiwa merupakan
keadaan ketika orang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu
menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima orang lain sebagaimana
seharusnya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendri dan orang
lain, kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut
gangguan jiwa. (WHO, 2011).
Menurut world health organization (WHO, 2013) menyatakan
setidaknya ada satu dari empat prang di dunia mengalami masalah dan
masalah masalah gangguan jiwa yang ada di seluruh dunia sudah menjadi
masalah yang serius. Dimana terdapat sekitar 35 juta orang terkena
depresi,60 juta terkena bipolar,21 juta terkena skizofrenia serta 47,5 juta
terkena gangguan jiwa yang lain.
Menurut data dari WHO (2017) pada umumnya yang terjadi adalah
kecemasan dan gangguan depresi. Diperkirakan 4,4% dari populasi global
menderita gangguan depresi dan 3,6% dari gangguan kecemasan. Depresi
dan dari lingkungan kerja merupakan penyebab terbesar kecacatan di
seluruh dunia , lebih dari 80% penyakit ini dialami oleh orang orang yang
tinggal di negara yang berpenghasilan rendah dan menengah .
Menurut data dari kementrian kesehatan (Riskesdas,2013)
Keanekaragaman penduduk indonesia menyebabkan peningkatan gangguan
mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan mencapai 14 juta
orang erta prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia mencapai 400
ribu orang.
Riskesdas (2018) yang dilakukan kementrian kesehatan, prevalensi
gangguan jiwa berat yaitu skizofrenia meningkat dari 0,15% menjadi 0,18%
sementara jumlah gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun

1
ke atas meningkat dari 6,1% pada tahun 2013 menjadi 9,3% pada tahun
2018.
( Pengprov Jateng,2019 ) Berdasarkan hasil data di tingkat provinsi
jawa tengah sekitar 25% warga jawa tengah mengalami gangguan jiwa
ringan, sedangkan kategori dalam gangguan jiwa berat rata-rata 1,7% atau
kurang lebih 12 ribu orang
( Dinas kesehatan kota Tegal, 2019 ) Data di tingkat kabupaten
kota tegal, tercatat jumlah orang dengan gangguan jiwa mencapai 602 orang
di tahun 2019
Data tersebut naik di bandingkan tahun 2018 dengan jumlah kasus
537 yang di tangani oleh dinas kesehatan kota tegal
Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat jelas bahwa kasus ODGJ
dengan halusinasi meningkat setiap tahunya. Hal ini perlu di tindak lanjuti
untuk menurunkan angka ODGJ pertahunya walaupun dengan selisih yang
sedikit . harus ada upaya yang menanggulanginya , baik itu dari pihak rumah
sakit , pemerintah maupun masyarakat yang sangat andil dalam upaya
preventif kasus halusinasi. Upaya kuratif atau yang disebut dengan
pengobatan hendaknya juga bisa dilakukan dirumah sakit untuk mengatasi
halusinasi adalah latihan mengontrol secara verbal dengan menghardik,
secara spiritual dengan ibadah, nafas dalam, dan minum obat dengan teratur,
serta secara fisik yaitu menutup telinga dengan tangan dan tidak
menghiraukan halusinasi tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan oleh penulis bahwa
yang dimaksud halusinasi adalah salah persepsi salah satu gangguan jiwa
pada individu. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dan tidak pas dengan
stimulus yang di terima oleh pikiranya atau yang disebut dengan ilusi. Yang
ditandai dengan perubahan persepsi sensori seorang yang hanya mengalami
rangsang internal (pikiran) tanpa disertai adanya rangsang eksternal (dunia
luar) yang sesuai

2
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran dirumah sakit daerah kardinah kota tegal
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan Asuhan Keperawatan klien dengan
gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran dan latihan menghardik
halusinasi di Rumah Sakit umum daerah kardinah kota tegal
C. Manfaat Penulisan
1. Institusi
Dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkaitan dengan
gangguan sensori persepsi pada kasus halusinasi dimana hal ini dapat
dicapai dalam bentuk pengembangan pembelajaran keperawatan jiwa.
2. Rumah Sakit Jiwa
Dapat memberi masukan kepada rumah sakit untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dalam menanggulangi gangguan jiwa terutama
pada kasus halusinasi.
3. Perawat
Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada klien yang mempunyai
masalh gangguan jiwa terutama pada kasus halusinasi.
4. Masyarakat
Dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam
mengenal masalah kesehatan terutama masalah gangguan jiwa
5. Penulis
Dapat memberikan manfaat bagi penulis dalam menambah pengalaman
dan pengetahuan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
dipendidikan.

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

A. Halusinasi
1. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi (Maramis,1998)
Menurut para ahli, Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif
individu yang berada dalam rentang respon neurobiologis (stuart dan
Laraia,2005).
Halusinasi juga dinyatakan sebagai persepsi klien terhadap lingkungan
tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterpretasikan sesuatu
yang nyata tanpa rangsangan dari luar, Pasien tidak bisa menerima
persepsi apa yang diterimanya. (Direja, 2011).
Halusinasi pendengaran adalah klien mendengar suara-suara yang tidak
berhubungan dengan stimulasi nyata yang orang lain tidak dapat
mendengarnya (Dermawan dan Rusdi, 2013)
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar).
Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada
objek atau rangsangan yang nyata (Farida, 2010).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan oleh penulis,
bahwa yang dimaksud halusinasi adalah persepsi salah satu gangguan
jiwa pada individu. halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana
klien mempersepsikan sesuatu yang tidak ada, tidak benar, dan tidak
terjadi secara nyata, klien mengalami sesuatu yang tidak akurat atau
tidak pas sesuai dengan stimulus yang di terima oleh pikiranya atau
yang di sebut dengan ilusi.
yang ditandai dengan perubahan persepsi sensori seseorang yang hanya
mengalami rangsang internal (pikiran) tanpa disertai adanya rangsang
eksternal (dunia luar) yang sesuai.

4
2. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

1. Pikiran logis 1.Distorsi pikiran ilusi 1.Gangguan pikir atau


2. persepsi akurat 2.Reaksi emosi berlebih delusi
2.halusinasi

Gambar 2.1 : rentang respon halusinasi


Sumber : (Stuart dan Laraia, 2005)

Rentang respon halusinasi yang paling adaptif adalah yaitu adanya


pikiran yang logis atau normal, persepsi yang akurat atau pas dengan
apa yang di terima, sedangkan pada respon maladaptive yang meliputi
gangguan pikir,halusinasi dan sulit merespon emosi, serta perilaku
disorganisasi dan isolasi sosial, yaitu suatu perilaku yang tidak percaya
yang mengakibatkan adanya sebuah kerusakan atau sebuah penolakan
di masyarakat.
3. Mekanisme koping
(Stuart, Laraia, 2005) meliputi :
a. Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari
b. Mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda
c. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan senang dengan
stimulus internal
d. Keluarga mengingkari masalah yang di alami oleh klien

4. Etiologi
a. Faktor predisposisi (Stuart, 2007)
1. Biologis

5
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf –
syaraf pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gejala yang
mungkin timbul adalah : hambatan dalam belajar, berbicara,
daya ingat dan muncul perilaku menarik diri.
2. Psikologis
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respons psikologis klien, sikap atau keadaan
yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah :
penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
3. Sosiobudaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti : kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi
disertai stress.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi,
perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya.
5. Tanda dan Gejala
Menurut Budi Anna Keliat (1999), gejala atau karakteristik
prilaku dari halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
Klien dengan halusinasi, akan mendengarkan,menjawab apa yang
sebenarnya tidak ada di depan mereka, merasakan atau melihat
sebuah visualisasi yang tidak nyata
2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
Pada pasien halusinasi, akan menarik diri dari pergaulan,baik di
masyarakat ataupun di keluarganya sendiri,disebabkan mereka
asik dengan dunia mereka sendiri, dan tidak suka diganggu
apabila orang lain mencegah atau sekedar di peringatkan .
3. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata.

6
Pasien halusinasi tidak dapat membedakan mana yang nyata dan
yang tidak nyata, dikarenakan pada pasien halusinasi sistem
persepsi sensori mereka sudah mengalami kerusakan
4. Tidak dapat memusatkan perhatian.
Pada pasien gangguan jiwa, khususnya pada pasien halusinasi,
mereka tidak bisa memusatkan perhatian mereka kepada satu hal
yang ada di depan mereka, dikarenakan mereka lebih suka dengan
dunia mereka sendiri, sehingga tidak bisa fokus dengan apa yang
terjadi secara nyata di depan mereka
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya), takut.
Pada pasien gangguan jiwa akan menganggap bahwa orang lain di
sekitarnya adalah musuh atau pengganggu bagi mereka,
khususnya pada pasien halusinasi, mereka akan menganggap
bahwa orang lain yang ada di depan mereka adalah orang-orang
yang akan mencelakakan mereka.
6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
Pasien gangguan jiwa akan merasa bahwa mereka tidak di
terima,tidak di hargai, dan tidak dianggap oleh masyarakat, dan
keluarganya, pada pasien halusinasi,mereka akan mudah
tersinggung dengan orang lain,sebab apa yang di
dengar,dilihat,dirasakan oleh pasien halusinasi,selalu berbeda
dengan yang dikatakan orang lain kepada mereka, karena
memang sebenarnya apa yang pasien alami, adalah kejadian yang
tidak nyata dan tidak terjadi

6. Jenis – jenis halusinasi


Menurut Stuart (2007), halusinasi terdiri dari 5 jenis :
1. Halusinasi Pendengaran

7
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap
antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang
terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh
untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan nyawa
klien sendiri.
2. Halusinasi.Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,
gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan
bias yang menyenangkan atau menakutkan seperti melihat
hantu,setan,sosok yang ditakuti atau monster atau hal-hal yang di
takuti oleh klien
3. Halusinasi Penciuman
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan dan tidak sedap
4. Halusinasi Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses atau
mengecap makanan dan minuman
5. Halusinasi Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas.
Rasa kesetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
7. Proses Terjadinya Halusinasi
Proses terjadinya halusinasi diawali dari orang yang menderita
halusinasi akan menganggap sumber dari halusinasinya berasal dari
lingkunganya atau stimulus eksternal (Yosep, 2011). Pada proses awal
terjadinya masalah itu akan menimbulkan peningkatan kecemasan
yang terus dan sistem pendukung yang kurang, akan menghambat atau
membuat persepsi untuk membedakan antara apa yang di pikirkan
dengan perasaan sendiri menurun.

8
8. Fase – Fase Halusinasi
Tahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase menurut
(Rasmun, 2001)
1) Tahap Pertama
Klien mengalami kecemasan, stress dan perasaan kesepian, klien
mungkin akan banyak melamun, dan terlalu fokus pada dunianya
sendiri
2) Tahap kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman
internal dan eksternal, pikiran dari dalam dunianya sangat
menonjol seperti mendengar bisikan,gambaran suara yang muncul,
dan mempersepsikan halusinasi itu seperti nyata
3) Tahap ketiga
Halusinasi lebih menonjol, dan menguasai diri pasien, klien akan
menjadi lebih dalam di halusinasinya dan akan terus mengikuti apa
yang ada di dalam halusinasinya
4) Tahap keempat
Klien akan merasa tidak kontrol akan halusinasinya dan tidak dapat
membedakan mana yang secara nyata dan yang hanya sebuah ilusi
9. Penatalaksanaan secara umum pada Halusinasi Pendengaran
Penatalaksanaan klien skizoprenia adalah dengan pemberian obat–
obatan dan tindakan lain (Sadock, B & Sadock, V, 2010) yaitu :
a. Psikofarmakologis
Obat – obatan yang lazim digunakan pada gejala halusinasi
pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klien
skizoprenia adalah obat – obatan anti psikosis,seperti
phenotiazine,alifatik, chlorporamazine, piperazine, pimozide

b. Terapi kejang listrik/Electro Compulsive Therapy (ECT)


c. Terapi aktivitas kelompok (TAK)

9
B. Konsep pengelolaan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu langkah awal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan, pengkajian dapat dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara pada klien dan keluarga pasien (O’brien,2014)
isi pengkajian meliputi:
a. keluhan atau masalah utama
berdasarkan pengkajian sewaktu pertama kali dibawa ke rumah
sakit jiwa, apa yang dirasakan,dilihat,didengar oleh pasien
b. status kesehatan fisik dan mental
pasien dalam kondisi sehat atau sedang mengalami kondisi tekanan
seperti kehilangan anggota keluarga, kehilangan
pekerjaan,kehilangan teman dan orang yang disayang
c. riwayat keluarga
apakah dari keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa
d. lingkungan keluarga
apakah pasien di terima di keluarga, di hargai dan mau di
dengarkan, kebanyakan pasien mengalami gangguan jiwa, karena
dari lingkungan keluarga yang kurang mendukung dan kurang
mensupport pasien atau mendapat tekanan yang berlebihan,seperti
tekanan belajar,tekanan bekerja,dll
e. kegiatan sehari hari
sehari-hari apakah pasien bertindak normal atau memang sudah ada
gangguan sejak dini
f. kebiasaan dan keyakinan
pasien dikaji secara keagamaanya, waktu ibadah , sering ikut dalam
organisasi keagamaan atau tidak
Dalam proses pengkajian dapat dilakukan secara observasional dan
wawancara,data pengkajian memerlukan data yang dapat dinilai secara
observasional. Menurut Yosep (2014) data pengkajian pada pasien
halusinasi yaitu :

10
a. data subjektif
1) mendengar suara menyuruh,mengajak berbincang atau
mengancam
2) melihat bayangan
3) mencium bau
4) merasakan sesuatu di permukaan
5) merasakan makanan tertentu
b. Data Objektif
1) Bicara atau tertawa sendiri
2) Marah marah tanpa sebab
3) Tatapan mata pada suatu objek dan menunjuk ke arah tertentu
Selanjutnya dalam pengkajian wawancara menurut (Yosep,2014) yaitu:
1. Isi dan jenis halusinasi
Yang dialami oleh klien. Ini dapat dikaji dengan menanyakan suara
siapa yang di dengar, apa saja yang di katakan, apa saja yang di
dengar, bentuk bayangan bagaimana yang dilihat klien, bau apa yang
tercium, rasa apa yang di kecap, atau merasakan apa yang di
permukaan tubuh.
2. Waktu dan frekuensi halusinasi
dengan menanyakan kepada klien, kapan halusinasi muncul,beberapa
hari sekali,seminggu atau sebulan halusinasi itu muncul, informasi ini
penting untuk mengidentifikasikan pencetus halusinasi dan
menentukan jika klien perlu di perhatikan saat mengalami halusinasi
3. Situasi pencetus halusinasi
dapat dikaji dengan menanyakan kepada klien peristiwa atau kejadian
yang di alami sebelum halusinasi itu muncul, apa yang dialami klien
menjelang muncul halusinasinya
4. Respon klien
bisa dikaji dengan menanyakan pada klien, hal apa saja yang
dilakukan klien saat mengalami halusinasi , apakah klien masih bisa
mengontrol stimulus halusinasi atau sudah tidak berdaya lagi terhadap

11
halusinasi
5. Pohon Masalah :
Menurut Azizah, Zainuri & Akbar (2016, p. 302), pohon masalah pasien
dengan halusinasi sebagai berikut :
Effect Resiko perilaku kekerasan

Core problem
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran
Cause Isolasi sosial

Harga diri rendah

Gambar 2.2 pohon masalah gangguan persepsi sensori : Halusinasi


6. Diagnosa Keperawatan
A. masalah keperawatan yang muncul pada klien gangguan halusinasi
1. gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
2. gangguan gambaran diri : harga diri rendah
3. isolasi social
B. diagnose keperawatan
1. gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
Intervensi keperawatan
Tujuan umum Dalam rencana keperawatan yang akan dilakukan pada
klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi (Dermawan &
Rusdi, 2013)
Memiliki tujuan umum (TUM) dan tujuan khusus (TUK) :

Tujuan khusus yang pertama (TUK)


Klien dapat mengendalikan halusinasinya Ekspresi wajah bersahabat,ada rasa
kontak senang, kontak mata dan kontak sentuhan ramah Bina hubungan saling
percaya dengan prinsip komunikasi theraupetik :
1) Sapa klien dengan ramah dan baik

12
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanya nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan tepat janji
6) Tunjukan sikap empati dan peduli Beri perhatian kepada klien
Tujuan khusus yang kedua (TUK)
1. Klien dapat mengenal halusinasinya
Klien dapat menyebutkan waktu,isi,frekuensi timbulnya halusinasi
Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya
a. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
b. Observasi tingkah laku klien setiap saat
c. Bantu klien mengenal halusinasi
1. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apakah
mendengar sesuatu
2. Jika klien menjawab ada, lanjutkan dengan menanyakan apa yang di
dengar
3. Katakanlah bahwa klien mendengar, tetapi perawat tidak mendengar
dengan nada yang bersahabat
4. Katakanlah bahwa ada klien yang seperti klien
5. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
d. Diskusikan dengan klien :
1. Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi

Tujuan khusus yang ketiga (TUK)


Klien dapat mengontrol halusinasinya
1. Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasa untuk mengendalikan
halusinasinya
2. Klien dapat menyebutkan cara baru dalam mengontrol halusinasinya

13
3. Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasinya seperti yang telah di
diskusikan dengan klien
4. Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan
halusinasinya
Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok
a. Identifikasikan bersama klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
b. Diskusikan manfaat dan cara yang di gunakan klien , jika bermanfaat beri
pujian
c. Diskusikan manfaat dan cara yang di gunakan klien
d. Diskusikan cara baru dalam mengontrol ataupun memutus timbulnya
halusinasi dengan
1. Katakan : saya tidak mendengar kamu (pada saat halusinasi timbul)
2. Menemui orang lain seperti perawat,teman,anggota keluarga
3. Membuat jadwal kegiatan sehari hari agar halusinasi tidak muncul
4. Meminta keluarga atau perawat menyapa jika terlihat bicara sendiri
e. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya
f. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dipilih
Anjurkan klien untuk mengikuti aktifitas kelompok yang di jadwalkan
Tujuan khusus yang keempat 4 (TUK)
Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
1. Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Keluarga dapat menyebutkan pengertian,tanda dan tindakan untuk
mengendalikan halusinasinya
3. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
4. Diskusikan dengan keluarga pada saat kunjungan kerumah

Tujuan khusus yang kelima (TUK)


Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
1. Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat,dosis,dan efek samping
obat
2. Klien dapat mendemonstasikan penggunaan obat

14
3. Klien dapat informasi tentang manfaat dan efek samping obat
4. Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat,dosis,dan efek samping
obat
5. Klien dapat mengetahui jika berhentinya obat tanpa konsultasi
Klien dapat menyebutkan prinsip benar penggunaan obat
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis frekuensi serta
manfaat obat
b. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat obat dan efek
samping yang dirasakan
d. Diskusikan akibat berhentinya obat tanpa berkonsultasi
Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 (lima ) benar
8. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal yang harus di
perhatikan ketika melakukan implementasi adalah tindakan yang akan di
lakukan kepada pasien dilakukan secara interaksi dalam melakukan dan
melaksanakan tindakan keperawatan (Afnuhazi,2015)
Menurut Keliat (2007) tindakan keperawatan yang akan di lakukan :
a) Membantu klien mengenal halusinasi
b) Melatih klien mengontrol halusinasi kolaborasi dengan keluarga klien
c) SP1 ( komunikasi theurapetik)
d) SP 2 (menghardik)
e) SP3 ( menggunakan obat secara teratur)

9. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan sesuai dengan tindakan
keperawatan yang dilakukan kepada klien (Dalami,dkk,2014) :
1. Evaluasi

15
menurut Yusuf, (2015) evaluasi dibagi menjadi dua diantaranya :
a. Pada pasien
1.) Pada pasien mampu menyebutkan tanda dan gejala perilaku
halusinasi, perilaku yang biasa dilakukan, serta akibat dari
halusinasi yang dilakukan
2.) Pasien mampu menggunakan cara mengontrol halusinasi
secara teratur sesuai jadwal, yang meliputi mengontrol
halusinasi secara fisik,sosial,verbal,spiritual dan terapi
psikofarmaka
b. Pada keluarga
1.) Keluarga mampu mencegah terjadinya halusinasi
2.) Keluarga mampu menunjukan sikap yang mendukung dan
menghargai pasien
3.) Keluarga mampu memotivasi pasien dalam mengontrol
halusinasi
4.) Keluarga mampu mengidentifikasi perilaku halusinasi yang
dapat dilaporkan pada perawat

16
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian
Hasil karya ilmiah ini menggunakan studi kasus, studi kasus sendiri
adalah rangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif,
terperinci, dan mendalam tentang suatu program,peristiwa, dan aktivitas,
baik pada tingkat perorangan,sekelompok orang untuk memperoleh
pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut (Creswell,2010)
Studi kasus dalam karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk
menggambarkan pengelolaan asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi pendengaran latihan menghardik halusinasi.
B. Subjek penelitian
Partisipan dalam penelitian ini yang akan di sertakan adalah pasien
halusinasi : pendengaran
1. Pasien dengan diagnosa pada pasien gangguan jiwa halusinasi :
pendengaran
2. Pasien yang Kooperatif
3. pasien dan keluarga yang bersedia bekerjasama dan menyetujui
untuk dilakukan tindakan keperawatan
C. Tempat dan waktu
Pengelolaan kasus dilakukan di Ruang puspanidra RSUD kardinah kota
tegal, dilakukan pada tanggal 17 mei 2021 sampai tanggal 22 mei 2021
D. Teknik pengumpulan data
Beberapa hasil teknik dalam pengumpulan data, dapat dipakai dalam
pengelolaan pasien,pengumpulan data dengan lingkungan dan masalah,
serta dapat mengumpulkan data yang berbeda dan secara bersama.
1) Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai upaya pengumpulan data dan
penunjang dalam penegakan diaognosa keperawatan keluarga

17
dengan menggunakan pedoman wawancara yang berupa format
pengkajian keluarga.
2) Observasi (pengamatan)
Observasi merupakan cara melakukan pengumpulan data penelitian
dengan observasi secara langsung kepada responden. Yang
dilakukan peneliti untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan
di teliti, dapat di gunakan antara lain lembar observasi,cheklist
wawancara
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data penelitian melalui
dokumen. Dalam penelitian ini, dokumen yang dimaksud terbagi
menjadi 2 yaitu data primer dan sekunder.
Data primer dilakukan dengan mencatat semua proses asuhan
keperawatan jiwa beserta dokumen pendukung seperti cheklist
wawancara,hasil dari pengamatan, sedangkan data sekunder
meliputi catatan kesehatan dan catatan riwayat keluarga,status
pemeriksaan pasien.
E. Teknik analisa data
Analisa data dilakukan dari pengelolaan di lapangan, saat
pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data
dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya
membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya di tuangkan
dalam opini pembahasan. Teknik yang digunakan dengan cara
merahasiakan jawaban-jawaban yang di peroleh dari hasil wawancara
mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah.
Teknik analisis yang di gunakan dengan cara observasi dan
studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya di
intepretasikan dan di bandingkan dnegan teori sebagai bahan untuk
memberikan rekomendasi dalam intervensi, urutan dalam analisa data
antara lain :

18
1. Mereduksi data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan
lapangan disajikan data kelompokkan menjadi data subjektif dan
objektif berdasarkan hasil pemeriksaan kemudian di bandingkan
nilai normal.
2. Penyajian data
Penyajian data di lakukan dengan tabel, teks naratif. Kerahasiaan
dari responden dijamin dengan jalan memberikan kode inisial pada
identitas dari responden
3. Kesimpulan
Dari data yang di sajikan, kemudian dibahas dan di bandingkan
dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya. Selanjutnya dibuat
kesimpulan studi kasus
F. Etika penelitian
Etika penulisan laporan kasus yang di gunakan oleh penulis
memperhatikan etika penulisan yang mencakup hal sebagai berikut :
1. Inform consent (lembar persetujuan)
Penulis memberikan informasi singkat tentang tujuan asuhan
keperawatan atau laporan kasus pada responden. Informed concent
merupakan bentuk persetujuan anta penulis dengan responden dengn
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Isi informed
concent yaitu. :
a. penjelasan tentang manfaat yang akan di dapatkan setelah dilakukan
intervensi adalah memberikan pengetahuan pada pasien dan
keluarga tentang pentingnya menjaga lingkungan tempat tinggal
klien
b. penjelasan kemungkinan resiko dan akibat yang dapat di timbulkan
adalah partisipan mempunyai hak untuk menghentikan tindakan dan
mendapatkan pelayanan keperawatan dari tenaga kesehatan lain
c. persetujuan responden dapat mengundurkan diri kapan saja

19
2. anonymity (tanpa nama)
penulis memberikan jaminan dalam penggunaan subjek dengan cara
tidak memberikan dan tidak mencantumkan nama responden dalam
lembar asuhan keperawatan seperti pengkajian, intervensi,
implementasi, evaluasi dan hanya menuliskan inisial nama pada lembar
pengumpulan data atau hasil yang di sajikan.
3. confidentialy (kerahasiaan)
penulis menjaga kerahasiaan informasi yang telah di kumpulkan dari
responden dan hanya di gunakan untuk kepentingan karya tulis ilmiah,
seperti terkait nama responden yang merupakan subjek karya tulis
ilmiah sudah di rahasiakan.
G. Instrumen penelitian
Instrument yang digunakan oleh penulis untuk alat pengumpulan data
adalah sebagai berikut :
1. Format asuhan keperawatan jiwa (terlampir)
2. Strategi pelaksanaan klien dengan perilaku halusinasi (terlampir)
3. Alat tulis (pulpen,buku)
4. Laptop

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran lokasi penulisan
Pengambilan data klien bertempat di ruang puspanidra rumah sakit umum
daerah kardinah kota tegal yang didirikan pada tahun 1927 oleh raden RA
Kardinah yaitu adik dari RA Kartini , bangunan ruang puspanidra terdiri
dari 1 ruang perawat, 1 ruang interaksi, 2 ruang pasien yang terdiri masing
masing tiga bangsal, 1 ruang isolasi, 1 ruang kamar mandi pasien dan 1
ruang evaluasi
2. Pengkajian
Ny AR berusia 35 tahun datang dari IGD karena kondisi kesehatanya
menurun,kondisi hamil 5 bulan, dan berbicara sendiri, klien dapat berorientasi
dengan cukup baik, mampu untuk diajak berbicara walaupun hanya sedikit
kata yang keluar, menurut keluarga klien , klien sering menyendiri di dalam
rumah,tidak mau diajak bicara dengan orang, tetapi sering terlihat mengobrol
sendiri, saat ditanyai oleh keluarga, klien selalu berbicara bahwa klien
mendengar suara ibunya yang sedang mengajak ngobrol, klien adalah korban
dari pemerkosaan, klien juga mengalami depresi karena ditinggal wafat oleh
ibunya saat masih bersekolah dasar , menurut keluarga klien, klien akan
mengobrol sendiri jika jam sudah berada di pukul 9 pagi dan 9 malam saat
menjelang akan tidur.
Klien adalah anak kedua dari keempat bersaudara, pendidikan tamatan SD
ayahnya bekerja sebagai pedagang, menurut keluarga klien, klien sering
mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungan sekitar,sering di
ejek dan tentunya di jauhi oleh masyarakat karena takut jika klien sewaktu-waktu
bisa mengamuk dan mencelakai orang lain.

21
Tn F berusia 59 tahun datang dari IGD karena post mengamuk dari rumah, sering
berbicara sendiri dan selalu mengatakan bahwa ada suara-suara yang selalu
membuat dia ingin melukai istrinya,sorot mata tajam, namun tidak mencelakai
orang lain, penampilan kurang terurus, toileting baik cukup mandiri, makan masih
mampu, masih berorientasi dengan cukup baik, status menikah dan memiliki 1
orang istri dan 1 orang anak laki-laki, pasien memiliki riwayat pengobatan poli
jiwa di rsud kardinah, kumat karena 3 hari tidak mau minum obat, sebelumnya
sudah pernah datang dan dirawat diruang puspanidra pada tanggal 01/03/2021
sampai 12/03/2021, dan kumat lagi datang dirawat kembali pada 19/03/2021
sampai 24/03/2021, dan datang kembali pada 19/05/2021, memiliki riwayat
keluarga yang memiliki ODGJ, beliau mengalami depresi karena memikirkan
anaknya yang tidak bias di atur dan semaunya sendiri sampai ahirnya sering
marah-marah dan ngamuk-ngamuk tanpa sebab
A. Riwayat penyakit
Tn F , klien diantar oleh keluarganya datang dari IGD dengan keluhan sudah 3
hari tidak mau makan dan selalu menyediri dikamar dan sering terlihat mengobrol
sendiri di pojok kamar, klien tidak mau berinteraksi dengan masyarakat karena
sering di ejek oleh warga dirumah,ketika datang di IGD klien terlihat bingung dan
tenang, klien masih bias kooperatif dan dapat berorientasi dengan cukup baik,
klien dibawa keruang puspanidra dengan tenang klien selalu menyendiri,tidak
mau dan sering bicara sendiri klien takut dengan warga sekitar karena sering
dibicarakan tidak baik.
Ny AR, klien diantar oleh istrinya datang dari igd, post mengamuk dari rumah dan
saat dibawa ke igd pasien terlihat berbicara sendiri dan berbicara meracau, kondisi
klien terlihat tidak terurus,rambut panjang dan acak acakan, jenggot yang tidak
rapi serta tatapan mata yang tajam Klien selalu ngamuk tanpa sebab dan selalu
berbicara meracau sendiri Klien depresi karena memikirkan anaknya yang tidak
bias diatur dan masalah pekerjaan
B. Faktor predisposisi
Tn F, klien sering bolak balik dirawat di ruang puspanidra, dan menjalani terapi di
poli kejiwaan klien berobat jalan di poli kejiwaan klien mengalami gangguan jiwa

22
kurang lebih sudah 5 tahun ini dan rutin berobat jalan di poli kejiwaan , klien
mengalami depresi karena anaknya yang tidak mau di atur dan faktor stress dari
pekerjaan sebagai guru , klien merasa tidak mampu untuk mendidik anaknya dan
tidak mampu untuk menyelesaikan pekerjaannya
Ny AR, klien mengatakan baru pertama kali dirawat diruang puspanidra klien
belum pernah menjalani terapi obat kejiwaan klien mengalami gangguan jiwa saat
masih sekolah dasar karena ditinggal alm ibunya wafat,keluarga tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa, klien memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan
karena dulu pernah menjadi korban kekerasan seksual dari orang lain saat berusia
18 tahun
C. Pemeriksaan fisik
Pada Tn F, didapatkan data sebagai berikut Keadaan umum Compos mentis ,
suhu 36,7 C ,nadi 80 X/ menit, TD120/80 mmhg , RR 20X/ menit, Rambut kusut,
berantakan, konjungtiva Tidak anemis , kepala Tidak ada kelainan, Gigi
bersih,dan simetris, hidungTidak ada polip, Tidak ada pembesaran tiroid , dada
simetris , akral hangat, tidak ada jejas, ataupun lesi, kulit lembab.
Ny AR didapatkan data sebagai berikut Keadaan umum Compos mentis , suhu
36,7 C ,nadi 80 X/ menit, TD 100/80 mmhg , RR 20X/ menit, Rambut kusut,
berantakan, konjungtiva Tidak anemis , kepala Tidak ada kelainan, Gigi
bersih,dan simetris, hidungTidak ada polip, Tidak ada pembesaran tiroid , dada
simetris , akral hangat, tidak ada jejas, ataupun lesi, kulit lembab
D. Genogram
Klien Ny AR adalah anak kedua dari keempat bersaudara, memiliki dua orang
adik dan satu orang kakak perempuan, memiliki satu ayah dan satu ibu, tetapi
ibunya sudah wafat dan kini beliau tinggal dengan orangtuanya dirumah milik
ayahnya, sedangkan pada Tn F Klien adalah seorang ayah juga seorang suami,
memiliki satu orang istri dan satu anak laki-laki, klien tinggal bersama istri dan
anaknya dirumah milik istrinya
E. Konsep diri
Pada Ny AR didapatkan data bahwa klien malu terhadap dirinya karena sering di
ejek oleh orang orang sekitar rumah klien adalah anak kedua dari keempat

23
bersaudara,klien berusia 35 tahun klien belum menikah dan hanya di dalam rumah
saja membantu pekerjaan rumah
klien tidak betah lama lama diruang perawatan karena memikirkan pekerjaan
rumah klien mengatakan minder terhadap ucapan orang tentang dirinya yang
dulunya korban bekas kekerasan seksual, klien 2 yaitu Tn F bahwa Klien tidak
menyukai dirinya sendiri Karena menganggap dirinya sebagai beban keluarga
Klien adalah seorang ayah juga seorang suami dari satu anak laki-lakinya
Klien adalah seorang guru dulunya Klien tidak ingin pulang dan tidak ingin
melihat anaknya Klien merasa disisihkan dari keluarga dan tidak dianggap sebagai
kepala keluarga
F. Hubungan social
Pada Ny AR didapatkan data bahwa klien lebih menyayangi alm ibunya dan
kakak pertama, klien tidak mau berbaur karena takut di kata tidak baik oleh orang-
orang klien sering mendengar ejekan dan perkataan tidak enak dari warga jadi
klien lebih suka di dalam rumah, klien Tn F mengatakan bahwa tidak ada yang
berarti dalam keluarga menurut klien klien lebih suka menyendiri klien merasa
bahwa orang lain akan mencelakakan dirinya
G. Spiritual dan status mental
Ny AR didapatkan data, Klien terlihat acak-acakan Klien jelas dalam berbicara
namun dengan nada yang lirih ,Klien merasa biasa saja, klien bias melakukan hal
sederhana seperti merapikan tempat tidur dan membersihkan tempat tidur atau
menyapu lantai, Klien hanya mau bicara jika ditanya Klien kooperatif dan sesekali
kadang jawabanya tidak pas dengan pertanyaanya Klien merasa takut dengan
masyarakat karena dibicarakan yang tidak baik oleh mereka Selama wawancara
dan pengkajian, klien terlihat tenang dan cukup mampu menjawab pertanyaan
Klien mengatakan memiliki pengalaman di bicarakan yang tidak baik dalam
masyarakat sehingga klien lebih suka di dalam rumah sajaKlien bingun kenapa dia
dibawa dirumah sakit , pada klien 2 yaitu Tn F didapatkan data klien terlihat tidak
terurus dan terlihat kusam
klien hanya sedikit menjawab seperlunya , klien sudah tidak peduli dengan
keluarga,istri maupun dengan anaknya, klien hanya mau menjawab pertanyaan

24
jika ditanya klien menjawab dengan ketus,sesekali klien diam saja ,klien juga
mengatakan tidak suka dengan orang lain karena orang lain akan mencelakakan
dirinya, selama dilakukan pengkajian dan wawancara, klien sedikit tidak mau
kooperatif, kadang diam saja jika ditanya, klien mengatakan memiliki tekanan di
dalam pekerjaanya dan istrinya serta anaknya kurang bias menghargai beliau,
klien bosan bolak balik kerumah sakit, klien mampu berhitung dengan baik, klien
cukup mampu mengambil keputusan sederhana , klien menganggap bahwa dia
normal saja saat sedang jengkel atau mengamuk
H. Mekanisme koping
Ny AR didapatkan data bahwa Klien tidak pernah memiliki masalah dengan
kelompok manapun dan lingkungan manapun, Klien tidak memiliki masalah
dengan pendidikan dan pekerjaan Klien tidak mengalami masalah dirumah
maupun dengan ekonomi, Klien masih di bimbing dalam pemberian obat oleh
perawat, pada Tn F Klien tidak pernah memiliki masalah dengan kelompok
manapun dan lingkungan manapun, Klien memiliki masalah dengan pekerjaan
karena klien tidak bias menyelesaikan pekrjaan dengan professional, Klien
memiliki masalah dengan ekonomi karena klien yang sudah berhenti dari
pekerjaanya karena kondisi kejiwaanya terganggu sehingga klien merasa tidak
mampu lagi menjadi kepala rumah tangga dan merasa tidak dihargai oleh istri dan
anaknya , Klien mengatakan sudah bosan dengan yang namanya obat
3. Analisa data
Klien 1 Ny AR , klien mengatakan lebih sering berada didalam rumah dan lebih
suka di dalam rumah sambil mengerjakan pekerjaan rumah tangga, klien
mengatakan jika terkadang ada suara-suara yang mengatakan bahwa dirinya sudah
tidak pantas dan ternodai, klien takut keluar rumah karena omongan warga yang
tidak baik dan sering mengejek dirinya tidak baik karena klien adalah korban
kekerasan seksual dulunya, dalam hal ini klien merasa bahwa harga dirinya
rendah Klien terlihat tenang,tidak berorientasi yang merugikan,tatapan mata klien
tidak terfokus dan sesekali klien bicara meracau dan ngobrol sendiri, Klien 2 Tn F
Klien merasa marah dan tidak puas terhadap dirinya dan perlakuan istri serta
anaknya, klien juga sering mendengar suara-suara agar melukai istrinya serta

25
orang sekitar klien mengatakan lebih senang dirumah dan bersantai sambal
merokok dan menonton tv ,mata klien tampak tajam,berbicara meracau, sedikit
tidak kooperatif,lebih banyak diam,jawab ketus, dan hanya mau bicara seperlunya
Berdasarkan analisa data diatas, didapatkan masalah keperawatan yaitu
gangguan persepsi halusinasi : pendengaran,resiko perilaku
kekerasan,isolasi social
akibat Resiko perilaku kekerasan

masalah utama Gangguan persepsi sensori : halusinasi


pendengaran

etiologi Isolasi sosial

Gambar 2.2 pohon masalah gangguan persepsi halusinasi pendengaran ny ar dan


tn f
4. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data diatas yang diperoleh penulis, baik dari pengkajian dan
observasi serta dari pohon masalah penulis menyimpulkan diagnose
keperawatan pada pasien Ny AR dan tn F yaitu gangguan persepsi
halusinasi : pendengaran
5. Intervensi keperawatan
Rencana keperawatan untuk diagnosa halusinasi pendengaran dilakukan pada
tanggal 18 mei 2021 pda jam 08.00 , tujuan umum setelah dilakukan intervensi
adalah : klien tidak mencederai diri sendiri maupun orang lain, wajah
bersahabat,ada kontak mata yang ramah, bina ubungan saling percaya, untuk TUK
yang pertama Sapa klien dengan ramah dan baik, Perkenalkan diri dengan
sopan,Tanya nama lengkap pasien danpanggilan kesukaanya dengan
sopan,Jelaskan tujuan dengan jelas dan baik, Jujur dan tepat janji,Tunjukan sikap
empati dan peduli ,Beri dan tunjukan perhatian pada klien, TUK yang kedua klien
dapat mengenal halusinasinya, Klien dapat menyebutkan waktu,isi,frekuensi
timbulnya halusinasi, Klien dapat mengungkapkan perasaanya saat terjadi
halusinasinya, dengan melakukan intervensi Adakan kontak dan sering secara

26
bertahap, Observasi tingkah laku klien setiap saat dan Bantu klien mengenal
halusinasinya Katakan bahwa perawat akan membantu klien Jika melihat tanda
klien mengalami halusinasi, segera tanyakan apakah mendengar
sesuatu,Katakanlah jika klien mendengar, tapi perwat tidak mendengarnya,
Tujuan khusus TUK 3 : klien dapat mengontrol halusinasinya dengan menghardik
halusinasi yang timbul Klien dapat menyebutkan tindakan yang bisa dilakukan
untuk menghilangkan halusinasinya, Klien dapat melakukan cara untuk
mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik , Tujuan khusus TUK 4 : Klien
dapat dukungan dalam mengontrol halusinasinya dari keluarga Anjurkan klien
untuk memberitahu keluarga jika sedang mengalami halusinas, iDiskusikan
dengan keluarga saat kunjungan,Beri penkes kepada keluarga tentang prinsip 6
benar penggunaan obat,Anjurkan klien untuk minta sendiri obat kepada perawat
atau keluarga jika sudah diperbolehkan pulang dan rawat jalan, Tujuan khusus
TUK 5 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik, Beri penkes kepada
keluarga, juga klien tentang prinsip 6 benar penggunaan obat,Anjurkan klien
untuk minta sendiri obat kepada perawat atau keluarga jika sudah diperbolehkan
pulang dan rawat jalan
6. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan intervensi yang akan dilakukan , maka penulis akan melakukan
implementasi , pada Ny AR dan Tn F pada hari selasa tanggal 18 mei 2021 jam
08.45 yaitu melakukan SP1P Membina hubungan saling percaya,Menyapa klien
dengan ramah, Memperkenalkan diri dengan sopan, Menanyakan nama dan
alamat pasien, Memfasilitasi klien untuk mandi sore, Membantu pasien mengenal
penyebab halusinasi, Membantu mengenal keuntungan mengontrol halusinasi,
Membantu mengenal kerugian tidak mengontrol halusinasi, Mengajarkan klien
berkenalan secara bertahap, Mengadakan kontak sering dan singkat,
Mengobservasi tingkah laku klien, Mengobservasi tanda-tanda vital,
Memfasislitasi klien untuk makan dan minum obat, Memberi arahan kepada klien
untuk masuk ke kamar masing-masing , pada hari rabu 19 mei 2021 perawat
melakukan SP2P yaitu Mengevaluasi SP 1P Menyapa klien,Membantu pasien
mengenal penyebab halusinasi, Membantu mengenal keuntungan dan kerugian
tidak mengontrol halusinasi,Mengajarkan klien secara bertahap, Memfasilitasi
klien untuk mandi sore, Mengajarkan SP 2P tentang cara menghardik halusinasi,
Mengobservasi tanda-tanda vital, Mengevaluasi SP 2P tentang mengajarkan klien
untuk menghardik halusinasi, , Mengajarkan klien untuk mengontrol halusinasi

27
dengan minum obat, Memfasilitasi klien untuk makan dan minum obat, Memberi
arahan kepada klien untuk masuk kamar masing-masing, pada hari kamis 20 mei
2021 perawat kembali melakukan tindakan SP3P yaitu SP 3P, Mengavaluasi SP
1P 2P, Menyapa klien dengan ramah, Berbincang kembali tentang kegiatan
kemarin, Membantu pasien mengenal halusinasi, Membantu mengenal
keuntungan mengontrol halusinasi, Membantu mengenal kerugian tidak
mengontrol halusinasi Mengevaluasi SP 2P, Mengajak klien untuk bermain
olahraga tenis meja, bermain gitar therapy musik bersama pasien lain untuk
meningkatkan komunikasi dengan perawat dan pasien lain ,Memberi tantangan
klirn untuk mempraktekan menghardik halusinasi, Mengevaluasi SP 3P,
Mengajak pasien mengontrol halusinasi dengan minum obat Mengevaluasi klien
cara penggunaan obat dengan prinsip 6 benar, Kontrak waktu untuk
berkomomunikasi selanjutnya
7. Evaluasi keperawatan
- berdasarkan implementasi diatas yang sudah penulis lakukan kepada klien,
maka penulis akan melakukan evaluasi dari hasil strategi pelaksanaan yang
telah dilakukan sebelumnya pada Ny AR dan Tn F,pada hari selasa 18 mei
2021, menjawab salam “waalaikum salam “ , Klien mengatakan bahwa
dirinya tidak betah, Klien mengatakan bahwa banyak suara-suara
mengganggu disini, Klien mengatakan bahwa saya sudah, sedikit berani
untuk memulai berbicara, Klien mau menjawab salam, Klien mau duduk
berhadapan dengan perawat, Pasien mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan perawat, TD 120/80 mmhg, Nadi : 80 X / menit, RR : 20 X /
menit , SP 1P terlaksana, Melanjutkan SP2 pasien ( melatih mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik), Bina hubungan saling percaya ,
Selalu motivasi klien dengan beri pujian jika berhasil melakukan Berikan
terapi sesuai advis dokter, s pada hari rabu 19 mei 2021, dilakukan SP2P
Klien mengatakan sudah mampu untuk menghardik halusinasinya, Klien
mengatakan mau diajak bicara dengan perawat, Klien terlihat kooperatif,
Klien dapat menununjukan cara mengontrol halusinasinya sesuai dengan
cara yang dipilihnya, SP 2Pasien tercapai, Bina hubungan saling percaya,
Libatkan keluarga untuk ikut mengontrol halusinasinya, Latih kembali
SP1 dan SP2, Berikan terapi sesuai advis dokter pada hari kamis tanggal
20 mei 2021 dilakukan SP3P pada pasien , dan diperoleh hasil Klien

28
mengatakan mau minum obat dan paham cara minum dengan benarKlien
mengatakan paham dengan kerugian jika terlat minum obat atau putus
obat, Pasien kooperatif, Pasien mampu berorientasi dengan baik, Pasien
Nampak sudah mau mulai berbicara dengan perawat tentang obat yang
diberikan, SP3 pasien tercapai, Evaluasi kembali SP1, SP2 dan SP3,
Libatkan keluarga dalam pemberian obat selama perawatan dirumah nanti
a. Hasil pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas pengelolaan keperawatan
jiwa gangguan persepsi sensori : halusinasi pada Tn. F dan Ny. AR di
ruang puspanidra RSUD kardinah kota tegal dan akan mencoba
membandingkan antara dua pasien berbeda dengan kasus yang sama.
Penulis menggunakan metode ilmiah yaitu proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian
Menurut Keliat (2005) dikutip oleh Dalami (2009) pengkajian
merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan, tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data
biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Untuk pengkajian pasien halusinasi pendengaran merupakan
Halusinasi juga dinyatakan sebagai persepsi klien terhadap lingkungan
tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterpretasikan sesuatu
yang nyata tanpa rangsangan dari luar, Pasien tidak bisa menerima
persepsi apa yang diterimanya. (Direja, 2011).
a. Klien 1
pada ny ar di dapatkan data subyektif dan data obyektif , pasien
mengatakan mendengar suara yang mengajaknya mengobrol dan
pasien terlihat berbicara sendiri, tidak berorientasi yang dapat
mengancam fisiknya ataupun orang lain, klien tampak menarik diri
jika diajak bicara denga perawat, tetapi berani berbicara jika

29
keluarganya yang mengajaknya mengobrol, 1 hari saat kedatangan
klien dirumah sakit, klien tampak gelisah tan tidak tau kenapa klien
dibawa kerumah sakit, padahal klien merasa bahwa klien sehat-sehat
saja, sorot mata klien kurang, klien tidak berani memulai pembicaraan,
klien juga sering terlihat berbicara sendiri jika sedang sepi, setelah
dilakukan SP1,SP2 dan SP3 klien menjadi lebih berani untuk bercakap
dengan orang lain maupun perawat, klien juga mampu menyebutkan
keuntungan mengontrol halusinasi, klien mampu menyebutkan
kerugian jika putus obat dan keuntungan jika minum obat teratur
b. Klien 2
pada Tn F didapatkan data subyektif dan obyektif, pasien mengatakan
mendengar suara-suara yang mengganggu untuk mencelakai diri
sendiri juga orang lain, klien tidak berorientasi yang merugikan selama
dirawat di rumah sakit, klien mengeluh sudah tidak dihargai oleh anak
dan istrinya, satu hari saat kedatangan klien dirumah sakit, klien
tampak marah-marah,berbicara sendiri dan meracau, tatap mata klien
juga tajam,penuh amarah dan tidak kooperatif jika dilakukan
pengkajian, dengan pendekatan komunikasi theurapetik ahirnya klien
mau diajak bicara walaupun sorot matanya masih tajam, setelah
dilakukan SP1, SP2, dan SP3 klien tampak lebih tenang dan
bersahabat, sorot mata klien juga sudah tidak tajam lagi seperti saat
dilakukan strategi pelaksanaan pertama kali, klien mampu dan sudah
percaya dengan perawat, klien juga mampu menyebutkan keuntungan
mengontrol halusinasi, klien juga mampu memperagakan cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik,klien juga mampu
minum obat sendiri tanpa dibantu dan mau kooperatif terhadap
perawat dan keluarga
Pembahasan : Hasil pengkajian yang ditemukan penulis dalam melakukan
pengkajian pada klien 1 dan klien 2 ditemukan data klien yang
mengatakan “ mendengar suara-suara yang mengganggu” data tersebut
merupakan pengertian pengkajian halusinasi pendengaran menurut

30
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi (Maramis,1998)
Menurut para ahli, Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif
individu yang berada dalam rentang respon neurobiologis (stuart dan
Laraia,2005).
sehingga dari teori di atas tidak terjadi kesenjangan antara
teori dan praktik.

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang didapat, penulis menegakkan
diagnosa 2 partisipan yaitu : gangguan persepsi sensori : halusinasi
a. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi
(Maramis,1998)
Menurut para ahli, Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif
individu yang berada dalam rentang respon neurobiologis (stuart dan
Laraia,2005).
b. Alasan diagnosa ini ditegakkan
Diagnosa ini diangkat karena penulis menemukan data subjektif
dan data objektif sesuai dengan tanda dan gejala Menurut Budi Anna
Keliat (1999), gejala atau karakteristik prilaku dari halusinasi adalah
sebagai berikut : Bicara, senyum dan tertawa sendiri, Menarik diri
dan menghindar dari orang lain, Tidak dapat membedakan antara
keadaan nyata dan tidak nyata. Ekspresi muka tegang, mudah
tersinggung.
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Prabowo (2014) rencana tindakan keperawatan
merupakan rangkaian tindakan yang dapat mencapai tujuan khusus. Untuk
menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus, penulis perlu meiliki

31
kemampuan berfikir kritis dan kemampuan berhubungan kemitraan
dengan pasien dan keluarganya.
Rencana tindakan keperawatan dibuat perawat untuk mengatasi
masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan lain adalah menurut
Prabowo (2018) yaitu dengan pendekatan Strategi pelaksanaan dengan
harapan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 hari pertemuan,
diharapkan klien dapat berinteraksi dengan orang lain san menurut
Damaiyanti dan Iskandar (2014), tujuan khusus 1 membina hubungan
saling percaya, yang kedua mengenal halusinasi, yang ketiga dapat
mengontrol halusinasi, yang keempat dapat menggunakan obat,yang
kelima mampu menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu
tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien atau keluarga, dan
berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat implementasi
menggunakan strategi pelaksana pasien dan strategi pelaksana keluarga
(Keliat, 2009). Implementasi yang dilakukan pada Klien 1 dan 2 pada
masalah keperawatan jiwa khususnya gangguan persepsi halusinasi :
pendengaran sesuai dengan teori Prabowo (2018) yaitu menggunakan tiga
strategi pelaksana pada pasien dan tiga strategi pelaksana pada keluarga
dengan harapan agar klien dapat mengenal penyebab halusinasi,
keuntungan mengontrol halusinasi, kerugian tidak mengontrol halusinasi
mampu menggunakan obat denganbaik dan benar.
Pada klien Tn. F pada strategi pelaksanaan pasien tercapai dari SP
1 pasien, SP 2 pasien dan SP 3 pasien. Pada strategi pelaksaan keluarga
penulis tidak melakukan strategi pelaksanaan terhadap keluarga karena
keluarga klien tidak bisa dateng ke rumah sakit dan penulis tidak bisa
melakukan kunjungan ke rumah keluarga klien. Sedangkan pada klien Ny.
AR pada strategi pelaksanaan pasien tercapai dari SP 1 pasien, SP 2
pasien dan SP 3 pasien belum maksimal karena ada hambatan pada Ny.
AR responnya sedikit lama, lebih sering menunduk dan tidak terlalu

32
fokus. Pada strategi pelaksaan keluarga penulis tidak melakukan strategi
pelaksanaan terhadap keluarga karena keluarga klien tidak bisa dateng ke
rumah sakit dan penulis tidak bisa melakukan kunjungan ke rumah
keluarga klien.
Pada klien 1 dan 2 dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
bermain game dengan therapy musik pada hari ke 3 sesuai dengan Jurnal
Keliat dan Akemat (2005) yang dikutip oleh Saswati dan Sutinah (2018)
yang berjudul “Pengaruh Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap
Kemampuan Sosialisasi Klien Halusinasi” TAK metode pengobatan yang
membantu klien untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar klien. Terapi ini memfasilitasi psikoterapi untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan orang lain dan
menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan TAK
adalah untuk meningkatkan klien bersosialisasi terhadap kelompok secara
bertahap. Adapun penjelasan implementasi SP pasien antara lain:

a. Klien 1
Pada tanggal 18 mei 2021 mulai pukul 14.30 penulis
melaksanakan membina hubungan saling percaya dengan klien dngan
cara menyapa klien dengan ramah dan menanyakan nama dan alamat
klien, penulis membantu mengenal keuntungan dan kerugian dalam
membina suatu hubungan dengan orang lain. Respon dari klien, klien
mau mengikuti dan dalam melakukan SP1 19 mei 2021 melatih
mengontrol halusinasi dengan menghardik Pada tanggal pukul 15.00
penulis melakukan bina hubungan saling percaya dengan klien, karena
dengan kepercayaan yang diberikan klien, penulis dapat melaksanakan
tindakan keperawatan lainnya. Pukul 15.30 penulis melakukan SP 2
Pasien dengan cara mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
( minum obat dengan prinsip 6 benar ) dan klien bisa
melaksanakannya dengan baik dan lancar lalu dievaluasi SP 2 Pasien
dan dilanjutkan SP 3 dengan mengajarkan klien prinsip 6 benar pada

33
obat Pada tanggal 13 Februari 2020 pukul 14.30 penulis mengajak
klien 1 dan klien lainnya untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok
bermain game dengan therapi musik, dan dilanjutkan klien tetap
melakukan bina hubungan saling percaya. Klien di suruh mengingat
kembali kegiatan kemarin yang telah dipelajari mengevaluasi SP 1
Pasien, SP 2 pasien dan SP 3 pasien. Klien dan penulis tetap
melakukan kegiatan terjadwal seperti biasa dan klien terlihat mau dan
kooperatif.
b. Klien 2
Pada tanggal 18 Februari 2020 pukul 15.45 penulis
melaksanakan membina hubungan saling percaya dengan klien sama
halnya yang dilakukan kepada klien 1, namun Ny. AR dinilai kurang
mampu dalam melakukannya karena klien lebih sering menunduk
tetapi dapat memahami keuntungan dan kerugian klien jika membina
hubungan dan klien disuruh untuk mengulang kembali apa yang sudah
di jelaskan oleh penulis. Pukul 15.50 klien diajarkan penulis SP 1
tentang mengenal halusinasi. Klien terlihat antusias walau terkadang
masih menghindari kontak mata dan bersuara lirih. Klien dapat
melakukan SP 1 Pasien sebagian.
Pada tanggal 19 Februari 2020 penulis melakukan bina
hubungan saling percaya, jika klien percaya maka akan lebih mudah
melakukan tindakan keperawatan lainnya. Klien di ingatkan yang telah
diajarkan kemarin, klien pun ingat apa yang telah diajarkan kemarin
sehingga dapat dievaluasi dengan baik. klien diajarkan untuk mengenal
halusinasi, Klien terlihat sedikit takut namun dengan motivasiklien
untuk belajar berinteraksi dengan orang lain, klien akhirnya mau dan
dapat dengan baik melakukan SP 2.
Pada tanggal 20 april 2021 pukul 09.00 penulis membina
hubungan saling percaya dengan klien dan mengoservasi tingkah laku
klien. klien disuruh mengulang SP 1 dan SP 2 yang sudah diajarkan.
Klien terlihat mampu. Klien di motivasi setiap saat untuk melakukan

34
hubungan dengan orang lain dan teman teman sesama pasien di
ruangan. klien diajarkan SP 3 untuk dapat menggunakan obat dengan
prinsip 6 benar, dank lien terlihat mampu melakukan apa yang telah
perawat ajarkan.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yang telah dilakukan pada klien 1 dan klien
2 menggunakan teori Damaiyanti dan Iskandar (2014) yang meliputi SP
1, SP 2, SP 3 dan merupakan pengembangan dari TUK 1, TUK 2, TUK 3,
TUK 4, TUK 5 yang memiliki kriteria evaluasi masing-masing dari
setiap TUK.
a. Klien 1
Pada tanggal 18 mei 2021 klien menjawab salam dari perawat,
mengatakan ingin pulang dan dapat mengatakan salah satu penyebab
isolasi sosial, klien mengatakan sudah tahu cara berkenalan, klien mau
duduk bersebelahan dengan perawat klien mampu menjawab
pertanyan yang diajukan perawat dan klien mau belajar mengenal
halusinasi Sehingga dapat dianalisis SP 1 pasien tercapai menurut
Damayanti dan Iskandar (2014) yang merupakan intervensi
keperawatan dari pengembangan tujuan khusus (TUK) yaitu TUK 1
sampai TUK 3 dimana evaluasi keperawatan SP 1 dari beberapa
kriteria evaluasi antara lain ekspresi wajah bersahabat menunjukkan
rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab
salam dari perawat, klien mau duduk berdampingan dengan perawat
dan mau mengutarakan masasalah yang dihadapi.
Pada tanggal 19 mei 2021 klien mengatakan ingin pulang,
mengerti keuntungan mengontrol halusinasi, dan kerugian jika tidak
mau mengontrol halusinasi klien terlihat kooperatif dan terlihat
mengikuti perawat untuk mengontrol halusinasi dan mau diajak
berinteraksi dengan orang lain. Dianalisis oleh penulis kegiatan SP 2

35
pasien tercapai menurut teori kriteria evaluasi yang dikemukakan oleh
Damaiyanti dan Iskandar (2014) yaitu pasien dapat
mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap.
Pada tanggal 20 mei 2021 klien tampak tenang, dan mampu
mengulang SP 1 pasien, SP 2 pasien, klien mengatakan mulai
mengenal halusinasi yang muncul Klien mengatakan ingin pulang
kerumah rindu dengan keluarganya, Klien mengatakan mau sembuh,
dan mampu berinteraksi dengan dengan orang lain. Dianalisis oleh
penulis klien memiliki perkembangan yang bagus karena dapat
mencapai SP 1 paein, SP 2 pasien, SP 3 pasien
beri tanggapan positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai,
bantu klien untuk mengevaluasi manfaat mengontrol halusinasi,
diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu, motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan dan
beri dukungan positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan.
b. Klien 2
Pada tanggal 18 mei 2021 klien masih tampak bingung, klien
mengatakan ingin pulang, klien mangatakan masih tidak tau mengenal
halusinasi klien mampu menyebutkan salah satu keuntungan
mengontrol halusinasi, klien mampu menyebutkan kerugian tidak
mengontrol halusinasi. Dianalisis oleh penulis SP 1 Tercapai
walaupun melakukannya masih mempunyai rasa malu dan mengulang
kegiatan SP 1 keesokan harinya. SP 1 pasien tercapai menurut
Damayanti dan Iskandar (2014) yang merupakan intervensi
keperawatan dari pengembangan tujuan khusus (TUK) yaitu TUK 1
sampai TUK 3 dimana evaluasi keperawatan SP 1 dari beberapa
kriteria evaluasi antara lain ekspresi wajah bersahabat menunjukkan
rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab
salam dari perawat, klien mau duduk berdampingan dengan perawat
dan mau mengutarakan masasalah yang dihadapi.

36
Pada tanggal 19 mei 2021 klien melakukan evaluasi SP 1 pasien
sebelumnya dan berjalan dengan baik dan diajarkan SP 2 pasien
dengan mengajarkan mengontrol halusinasi dengan menhardik
Sehingga dapat dianalisis SP 2 Tercapai sebagian berdasarkan teori
kriteria evaluasi yang dikemukakan oleh Damaiyanti dan Iskandar
(2014) yaitu pasien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara
bertahap.
Pada tanggal 20 mei 2021 klien tampak tenang, lemas, dan
meminta pulang, klien mampu mengulang SP 1 pasien dan SP 2
pasien dan perkembangan meningkat dari hari sebelumnya, klien
terlihat mau ketika diajarkan untuk mengontrol halusinasi :
menghardik halusinasi Dianalisis oleh penulis klien memiliki
perkembangan yang cenderung lambat, karena lebih sering menunduk
sehingga klien hanya mencapai SP 1 pasien, SP 2 pasien dan SP 3
pasien tercapai sebagian yang merupakan kriteria evaluasi menurut
Damaiyanti dan Iskandar (2014)

37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan yang penulis dapatkan dalam laporan kasus dan
pembahasan pada pengelolaan keperawatan jiwa gangguan persepsi sensori
halusinasi : pendengaran dan melatih menghardik halusinasi di ruang
puspanidra RSUD kardinah Tegal maka penulis mengambil kesimpulan :
1. Pengkajian
1. Pengkajian
Data yang digunakan penulis menggunakan format pengkajian
keperawatan jiwa sehingga menggambarkan data subjektif dan objektif
yang terdiri dari biodata Tn. F dan Ny. AR. Hasil pengkajian yang
ditemukan penulis dalam melakukan pengkajian pada klien 1 dan klien 2
ditemukan data klien yang mengatakan “ mendengar suara – suara yang
mengganggu “
2. Diagnosa
Dari kedua klien tersebut maka penulis mengambil diagnosa
keperawatan jiwa gangguan persepsi halusinasi : pendengaran
3. Perencanaan Perawatan
Rencana keperawatan yang dilakukan penulis terhadap kedua klien
yaitu dengan tujuan umum agar klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Intervensi juga dilakukan dengan lima tujuan khusus antara lain : tujuan

38
khusus pertama, Klien dapat membina hubungan saling percaya. Tujuan
khusus kedua, Klien dapat menyebut penyebab halusinasi. Tujuan khusus
ketiga yaitu klien dapat menyebutkan keuntungan mengontrol halusinasi
dan kerugian tidak mengontrol halusinasi Tujuan khusus keempat, yaitu
klien dapat melaksanakan cara mengontrol halusinasi secara bertahap.
Tujuan khusus kelima adalah dapat menggunakan obat dengan prinsip 6
benar
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis selama 3 hari
kepada 2 klien berbeda. klien 1 mampu melaksanakan strategi pelaksanaan
1 sampai 3 yaitu klien mampu mengenal halusinasi, mampu mengontrol
halusinasi, mampu menggunakan obat dengan prinsip 6 benar.
5. Evaluasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang telah diterapkan kepada klien 1 dan
klien 2 selama tiga hari pengelolaan untuk dapat berinteraksi dengan orang
lain didapatkan klien 2 perkembangannya agak lambat dibandingkan klien
1. Klien 1 mampu melaksanankan SP 1-3 Pasien dengan maksimal dan
lebih banyak kemajuannya ketimbang klien 2, sedangkan klien 2 mampu
melakukan SP 1-3 namun SP yang ke 3 belum tercapai maksimal karena
ada kendala pada klien 2.

A. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran
antara lain :
1. Bagi Institusi Pendidikan

39
Diharapkan institusi memberikan referensi terbaru supaya nantinya
dapat digunakan mahasiswa untuk meberikan asuhan keperawatan jiwa
dengan maksimal.
2. Bagi Perawat
Diharapkan Rumah Sakit mampu melayani dan memberi
pelayanan yang baik pada klien.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil laporan kasus dpat digunakan sebagai bahan informasi dan
referensi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan asuhan keperawatan
jiwa isolasi sosial: menarik diri.
4. Bagi Keluarga
Aktif dalam keterlibatan klien saat dilakukan perawatan di Rumah Sakit
supaya keluarga mampu merawat dan memberi dukungan klien dengan
gangguan jiwa khususnya isolasi sosial: menarik diri.

40
41
DAFTAR PUSTAKA

Abdul M, (2015) pendidikan keperawatan jiwa, teori dan aplikasi . Yogyakarta


penerbit andi

Azizah, Zainuri & Akbar (2016, p. 302), pohon masalah pasien dengan
halusinasi pendengaran
Budi anna keliat (2009)., strategi pelaksanaan keluarga dan strategi
pelaksaan pasien
Cecilia, K. I., Meidiana, D., & Sri, S. P. (2019). Terapi Keperawatan dalam
Mengatasi Masalah Interaksi Sosial Pada Paien Skizofrenia: Literatur Review.
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 41

Data persentase warga jawa tengah dengan orang gangguan jiwa ringan dan
berat., (pengprov jateng. 2019) (jatengprov.go.id)

Depkes RI. (1996). Proses keperawatan jiwa, jilid 1. Jakarta : direktorat


kesehatan jiwa
Dermawan , D., & Rusdi. (2013) KEPERAWATAN JIWA konsep dan
kerangka kerja asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta: dwi sukatno
Dalami, & dkk. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperwatan Jiwa. Dalam D. Deden, & Rusdi, Keperawatan Jiwa: Konsep
dan Kerangka Kerja Asuhan Keperwatan Jiwa (hal. 40). Yogyakarta: Dwi
Sukatno.

Damaiyanti, M., & Iskandar. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT


Refika Aditama.

Departemen , K. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan


Keperawatan Jiwa. Dalam D. Deden , & Rusdi, Keperawatan Jiwa:
Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa (hal. 34).
Yogyakarta: Dwi Sukatno.

Dermawan, D. (2018). Modul Laboratorium Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Dwi


Sukatno.

Direja. A. H. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika


Farida ,(2010). Pengertian halusinasi , 41 . Jakarta : ECG

Friedman, Marlyn M. (1998). Praktik keperawatan keluarga:


teori,pengkajian,diagnosa,dan intervensi. Toronto: appleton & lange

Herdman, T. Heather. (2012). NANDA internasional diagnosis keperawatan :


definisi dan klasifikasi., (2012 – 2014). Jakarta : ECG

Izzudin, (2005) di akses pada 23 oktober 2020 pukul 13.45 WIB


Internet : http://blogspot.com/Askep Halusinasi
Jumlah data orang dengan gangguan jiwa., (dinas kota tegal 2019). Diakses
pada 20 oktober 2020 (http//regional.kompas.com)

Jurnal keperawatan jiwa. ISSN 2338-2090., (2013) vol 1 nomor 1 ., (perbedaan


pengetahuan keluarga tentang cara merawat pasien sebelum dan
sesudah pada kegiatan family gathering pada halusinasi)

Jurnal keperawatan indonesia., volume 12,no.1, maret (2008) ISSN 1410 – 4490.,
(terapi komplementer dalam keperawatan)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peran Keluarga Dukungan


Kesehatan Jiwa Masyarakat. (Diakses tanggal 6 Oktober 2020). didapat
dari : https://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga-
dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html

Keliat, BA dan akemat. (2009). Model praktik keperawatan profesional jiwa.


Jakarta: ECG
Keliat A. B., Akemat, W. P., & Herni, S (2015). Manajemen gangguan jiwa.
Jakarta : buku kedokteran ECG

Muhith., B (2016) proses keperawatan jiwa., Jakarta : ECG


orang dengan gangguan jiwa berat ., di akses pada november 2020 pukul
11.00 WIB (http//m.harnas.co)

organization, w. h. (2013). jumlah orang dengan gangguan jiwa. jumlah gangguan


jiwa, 1-30.

organization, w. h. (2011). kesehatan jiwa1-20 diakses pada 20 november 2020.


(jurnal.unimus),

organization, w. h. (2017). macam masalah jiwa, 20-30. Diakses pada 20


november 2020. (jurnal who),

Prabowo, E (2014). Konsep dan aplikasi keperawatan jiwa


Yogyakarta: Nuhamedika

Riskesdas (2013). jumlah orang dengan gangguan jiwa di indonesia diakses


pada 23 oktober 2020 (http//kesmas.kemkes.go.id)

Riskesdas (2018).,persentase dan kenaikan kasus orang dengan gangguan jiwa di


akses pada 23 november 2020 pukul 14.00 WIB
(http//kesmas.kemkes.go.id)

Stuart & Sundenn, (1998)., keperawatan jiwa (terjemahan) alih bahasa : Jakarta :
ECG

Stuart & Laraia, (2005)., fase-fase pada halusinasi., mekanisme koping pada
pasien halusinasi Jakarta : ECG
Stuart, dan Laraia (2005)., Mekanisme Koping Pada pasien halusinasi
Stuart, G. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Buku saku
kedokteran. Jakarta: EGC.
Lampiran 1 informed consent
LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Saya menyatakan bahwa :
1. Saya telah membaca informasi dan mendengarkan penjelasan kegiatan dari
mahasiswa tentang ujian, manfaat dan prosedur kegiatan dan saya
memahami penjelasan tersebut
2. Saya mengerti bahwa kegiatan ini menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai
pasien atau keluarga
3. Saya memiliki hak untuk berpartisipasi dan hak untuk berhenti jika suatu
saat saya merasa keberatan dengan kegiatan yang dilakukan
4. Saya memahami bahwa hasil dari kegiatan ini akan disimpan oleh
mahasiswa dan hanya akan digunakan untuk keperluan pendidikan
5. Saya memahami bahwa keikutsertaan saya akan sangat bermanfaat bagi
ilmu terutama dibidang keperawatan
Dengan pertimbangan tersebut saya memutuskan secara sukarela tanpa adanya
paksaan darimanapun dan siap berrpartisipasi dalam penelitian ini.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan dengan semestinya

Tegal…………………2021

Tanda tangan peneliti tanda tangan partisipan


( ajeng reny okta caesarea) ( )
Lampiran 2 lembar bimbingan

LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TEGAL
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

Nama mahasiswa : Ajeng reny okta caesarea


NIM : P1337421018054
Nama pembimbing 1 : Agus mulyadi,. S.Kep.,Ns,MM
Judul KTI : asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan persepsi
sensori : halusinasi pada Ny AR dan Tn F mengontrol
halusinasi dengan menghardik diruang puspanidra RSUD
Kardinah kota tegal

No Hari dan Materi bimbingan Saran Tanda Monitor


tanggal tangan kaprodi
pembimbing
1

3
4

9
10

Tegal , Mei 2021


Ketua program studi DIII keperawatan tegal

Deddy utomo, SKM., MH


NIP. 196712281988011002
Lampiran 3 lembar bimbingan

LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TEGAL
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

Nama mahasiswa : Ajeng reny okta caesarea


NIM : P1337421018054
Nama pembimbing 1 : Sri hidayati S,. S.Kep.,Ns,M.Kes
Judul KTI : asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan persepsi
sensori : halusinasi pada Ny AR dan Tn F mengontrol
halusinasi dengan menghardik diruang puspanidra RSUD
Kardinah kota tegal

No Hari dan Materi bimbingan Saran Tanda Monitor


tanggal tangan kaprodi
pembimbing
1

3
4

9
10
Tegal , Mei 2021
Ketua program studi DIII keperawatan tegal

Deddy utomo, SKM., MH


NIP. 196712281988011002
Lampiran 4 Srategi pelaksanaan

SP 1 PASIEN : membantu pasien menganal halusinasi,menjelaskan


cara mengontrol halusinasi,mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik.
ORIENTASI
“ selamat pagi, hari ini saya perawat yang akan merawat anda, perkenalkan
dulu saya suster AR, senang dipanggil suster R, nama ibu siapa? Senang
dipanggil apa?”
“bagaimana perasaan S hari ini?, apa ada keluhan saat ini ?”
“baiklah bagaimanna kalau kita bercakap-cakap dulu tentang selama ini
yang anda dengar, tapi tidak tampak wujudnya ? dimana akan kita duduk?
Atau mau di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“ apakah S mendengar suara tanpa ada wujudnya ? apa yang di ucapkan
oleh suara itu?”
“kapan suara itu selalu datang ? paling sering kapan ? berapa kali sehari?
Apa yang dirasakan S pada saat mendengar suara itu? Bagaimana suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara mencegah atau mengusir suara itu
saat muncul?”
“S,ada 4 cara untuk mencegah suara-suara itu muncul, bagaimana kalau kita
belajar satu cara dulu ya, yaitu dengan cara menghardik , caranya yaitu jika
suara itu muncul langsung S bilang, pergi saya tidak mau dengar... saya
tidak mau dengar ! kamu suara palsu ! begitu di ulang-ulang sampai suara
itu tidak terdengar lagi. Coba S peragakan, nah begitu.... bagus ! coba lagi !
ya bagus, S sudah bisa.”
TERMINASI
Bagaimana perasaan S setelah coba mempraktekkan latihan tadi ?
bagaimana kalau kita buat jadwal latihanya? Mau jam berapa latihanya?
Kira-kira S mau dimana tempatnya? Kira-kira mau berapa menit latihanya?
Baiklah kalau begitu, sampai jumpa”
SP 2 PASIEN : menggunakan obat secara teratur
ORIENTASI
“selamat siang S, bagaimana perasaan S hari ini? Apakah suara suaranya
itu masih muncul? Apa jadwal kegiatanya sudah di lakukan ? apakah pagi
tadi sudah minum obat ? baik hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat
obatan yang akan diminum oleh S ya, kita akan diskusi selama 20 menit
sambil menunggu makan siang, disini saja ya S.”
KERJA
“ S, apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah minum obat secara teratur?
Apakah suara-suara itu berkurang? Minum obat sangat penting untuk
mengurangi suara suara itu, berapa macam obat yang diminum? (perawat
menyiapkan obat) ini yang warna oranye (CPZ) gunanya untuk
menghilangkan suara-suara, obat yang berwarna putih (THP) gunanya agar
S merasa nyaman dan rileks, sedangkan yang pink ini (haloperidol) untuk
menenangkan pikiran S, semua diminum 3x sehari dan jika suara itu tidak
muncul lagi, jangan di hentikan, konsultasikan dulu kepada dokter ,sebab
kalau putus obat S akan kambuh dan sulit sembuh lagi,kalau obatnya
habis,S bisa minta obatnya ke dokter untuk mendapatkan obat lagi, S harus
tepat saat meminum obat itu, jangan sampai keliru nama dan waktu
minumnya,dan jumlahnya,S juga harus cukup minum 10 gelas perhari”
TERMINASI
“bagaimana perasaan S setelah kita berbincang tentang obat? Mari kita
masukan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan S, jangan lupa
waktunya minta obat pada perawat atau keluarga kalau di rumah,
bagaimana S, baiklah sampai jumpa, selamat makan siang”
SP 3 PASIEN : melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan orang lain
ORIENTASI
“selamat pagi S, bagaimana perasaan S hari ini? Apakah suara-suara itu masih
muncul ? apa sudah pakai cara yang kita ajarkan ? bagus, sekarang sesuai janji,
kita akan berlatih untuk mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain,kita akan latihan selama 20 menit, mau dimana ? baiklah
kalau begitu.”
KERJA
“cara ketiga untuk mengontrol halusinasi adalah dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain, jadi kalau S mulai mendengar suara-suara, langsung saja S
cari teman untuk mengajak ngobrol dengan S, contohnya begini “tolong saya
mulai dengar suara-suara, tolong ajak ngobrol dengan saya” atau misal ada
dirumah, coba S ajak keluarga bercakap-cakap”
“coba S praktekan sendiri, baik bagus!”
TERMINASI
“ bagaimana perasaan S setelah melakukan latihan mengontrol halusinasi hari
ini? Sudah berapa cara yang S pelajari untuk mengatasi halusinasi jika datang?
Bagaimana kalau kita masukan ke daftar jadwal kegiatan harian, besok saya
akan kesini lagi untuk latihan cara yang selanjutnya, yaitu melakukan aktivitas
terjadwal, mau jam berapa? Bagaimana kalau besok pagi saja jam 10, mau
dimana? Oke baiklah, sampai besok lagi ya, selamat pagi”
SP 4 PASIEN : melakukan aktifitas terjadwal
ORIENTASI
“ selamat pagi S, bagaimana perasaan S hari ini? Apakah suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai cara-cara yang sudah kita latih kemarin?
Bagaimana hasilnya? Bagus! “
“sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan belajar tentang terapi aktivitas
terjadwal ya, “
“mau dimana kita? Baiklah disini saja, bagaimana kalau 30 menit kita latihan
ya? Baiklah”
KERJA
“apa saja yang dilakukan S pada pagi hari? Kegiatanya apa saja? Terus jam
berikutnya melakukan apa? (kaji kegiatanya sampai kegiatan di malam hari)
“ wah banyak sekali ya kegiatanya, mari kita latih dua kegiatan pada hari ini,
(latih kegiatan tersebut) “
“ kegiatan ini dapat S lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul”
TERMINASI
“bagaimana perasaan S setelah bercakap-cakap cara tadi untuk mencegah
suara-suara? Mari kita masukan dalam jadwal kegiatan harian S , coba lakukan
sesuai jadwal ya.” Baik sudah cukup latihan kita hari ini, bagaimana perasaan
S? Baiklah, sampai jumpa.”
SP 1 Keluarga : memberikan penkes tentang pengertian,jenis halusinasi
pasien,tanda dan gejala, dan cara-cara merawat pasien halusinasi
ORIENTASI
“selamat pagi bapak/ ibu, perkenalkan saya perawat AR ,biasa dipanggil suster
R, bagaimana perasaan bapak/ ibu hari ini tentang anak bapak/ibu?”
“hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah apa yang anak bapak/ibu alami”
“kita mau diskusi dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu saja? Berapa lama
waktunya? Baiklah 30 menit ya”
KERJA
“masalah apa yang bapak/ibu yang dialami ketika merawat pasien S? Baiklah
akan saya jelaskan, anak bapak/ibu ini di diagnosis halusinasi pendengaran,
yaitu anak bapak/ibu akan sering mendengar suara-suara yang sebetulnya itu
tidak ada, tanda gejalanya bisa berbicara sendiri,marah marah sendiri,suka
menyendiri dan tertawa sendiri,”
“ baik disini saya akan mengajarkan beberapa cara untuk merawat pasien S,dan
di harapkan agar nanti saat sudah diperbolehkan pulang, keluarga yang
berperan dlam merawat pasien S, serta memberikan lingkungan yang nyaman
bagi pasien S, “
“yang pertama, jangan dukung halusinasi anak bapak/ibu pada saat
halusinasinya muncul, tetapi beri pengertian bahwa pasien S memang
mendengar, tetapi ibu/bapak tidak mendengarnya,”
“yang kedua, jangan biarkan anak bapak/ibu melamun sendirian, jika terlihat
beliau berbicara sendiri,sesegera mungkin panggil dia atau ajak bicara dia”
“yang ketiga, pantau anak bapak dan ibu untuk meminum obat secara benar
dan teratur, dan jangan sampai putus obat, karena akan menyebabkan kambuh
lagi dan akan semakin sulit untuk pengobatan lagi”
“yang keempat, sesering mungkin ajak anak bapak/ibu untuk melakukan
kegiatan dirumah sehari-hari bersama keluarga, jadi dia akan merasa bahwa dia
ada,dianggap dan dihargai sebagai anggota keluarga, sebisa mungkin buat
lingkungan dirumah nyaman untuk dia”
TERMINASI
“bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita bercakap-cakap ? sekarang coba
bapak/ibu sebutkan 4 cara tadi untuk merawat anak ibu/bapak dirumah”
“bagus sekali bapak/ibu , bagaimana kalau 2 hari kedepan kita bertemu
kembali untuk mempraktekan cara merawat pasien langsung di depan pasien ?
“jam berapa kita akan bertemu? Baik, sampai jumpa lagi”
SP 2 KELUARGA : melatih keluarga pasien untuk praktek merawat
langsung di depan pasien
ORIENTASI
“selamat pagi, bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?”
“apakah bapak/ibu masih ingat cara untuk memutus halusinasi? Ada 4 cara ya,
coba bapak/ibu sebutkan lagi”
“bagus, benar sekali , sesuai dengan perjanjian kita , selama 30 menit kita akan
coba untuk mempraktekan 4 cara tadi di depan pasien S, mari kita datangi
pasien S”
KERJA
“ selamat pagi S, hari ini bapak dan ibu sangat ingin membantu untuk
mengendalikan suara-suara yang sering S dengar, untuk itu pagi ini, bapak dan
ibu datang kesini untuk melaksanakan 4 cara untuk mengontrol halusinasi pada
S”
“ nanti kalau S senyum-senyum sendiri, bapak dan ibu akan mengingatkan ya,
sekarang coba bapak dan ibu peragakan cara memutus halusinasi yang datang
pada S, lalu bapak dan ibu suruh d mengusir suara dengan mengajak
ngobrol,menghardik ataupun memanggil nama S”
“ bagus sekali, bagaimana S? Senang atau tidak dibantu oleh bapak dan ibu?
(kemudian perawat mendorong agar orangtua memberikan pujian kepada S)
“ baik saya dan bapak ibu akan kembali lagi ke ruang prawat”
TERMINASI
“bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah ikut membantu S untuk
mengontrol halusinasi S langsung di hadapan pasien S ? ”
“di ingat -ingat pelajaran kita hari ini ya pak/bu , ibu dan bapak bisa
melakukan cara ersebut jika nanti saat pulang kerumah, anak S terlihat
halusinasinya kambuh,”
“ bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi? Untuk membicarakan tentang
jadwal kegiatan dirumah , pukul berapa bapak ibu bisa datang? Mau di tempat
mana? Oke baiklah kita bertemu disini lagi ya, sampai jumpa”
SP 3 KELUARGA : membuat perencanaan pulang pasien bersama
keluarga
ORIENTASI
“selamat pagi bapak ibu , karena besok S sudah boleh pulang, maka sesuai
janji kita sekarang bertemu untuk membicarakan jadwal S untuk dirumah”
“bagaimana bapak dan ibu selama membesuk apakah sudah mempraktekan apa
yang kita ajarkan kemarin ?”
“ nah, sekarang kita bicarakan jadwal S dirumah , mari kita duduk diruang
perawat”
“mau berapa lama bapak atau ibu? Baiklah 30 menit “
KERJA
“ini jadwal kegiatan S di rumah sakit, jadwal ini dapat dilanjutkan oleh bapak
dan ibu di rumah, siapa yang kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan ?
jadwal yang dibuat selama S dirawat disini tolong dilanjutkan dirumah,baik
jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“hal-hal yang perlu di perhatikan adalah ketika pasien S menunjukan tanda-
tanda kambuhnya, segera hubungi pihak kami, akan kami berikan kontak kami
kepada bapak atau ibu, selanjutnya kami akan tetap memantau perkembangan
S selama dirumah.”
TERMINASI
“bagaimana bapak atau ibu apa ada yang ikin di tanyakan ?
“coba bapak/ibu sebutkan cara-cara merawat S dirumah”
“bagus, selanjutnya ibu atau bapak silahkan menyelesaikan administrasi yang
dibutuhkan, kami akan siapkan S untuk persiapan pulang .”
Lampiran 5 : Asuhan keperawatan
Data asuhan keperawatan
Pengkajian
I. Identitas klien
Identitas klien klien 1 klien 2
Nama Ny AR Tn F
Umur 35 th 59 th
Pendidikan SD SMA
Pekerjaan tidak bekerja guru sma
Status pernikahan belum menikah menikah
Alamat tegal brebes
Nomor RM 299XXX 122XXX
Diagnose medis skizofrenia skizofrenia

J. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit Klien 1 Klien 2
Alasan masuk RS klien diantar oleh klien diantar oleh
keluarganya datang dari istrinya datang dari
IGD dengan keluhan igd, post mengamuk
sudah 3 hari tidak mau dari rumah dan saat
makan dan selalu dibawa ke igd pasien
menyediri dikamar dan terlihat berbicara
sering terlihat mengobrol sendiri dan berbicara
sendiri di pojok kamar, meracau, kondisi
klien tidak mau klien terlihat tidak
berinteraksi dengan terurus,rambut
masyarakat karena sering panjang dan acak
di ejek oleh warga acakan, jenggot yang
dirumah,ketika datang di tidak rapi serta
IGD klien terlihat bingung tatapan mata yang
dan tenang, klien masih tajam
bias kooperatif dan dapat
berorientasi dengan cukup
baik, klien dibawa
keruang puspanidra
dengan tenang
Keluhan utama klien selalu Klien selalu ngamuk
menyendiri,tidak mau dan tanpa sebab dan selalu
sering bicara sendiri berbicara meracau
sendiri
Riwayat penyakit klien takut dengan warga Klien depresi karena
sekarang sekitar karena sering memikirkan anaknya
dibicarakan tidak baik yang tidak bias diatur
dan masalah
pekerjaan
K. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi Klien 1 Klien 2

Pernah mengalami klien mengatakan klien sering bolak


gangguan jiwa baru pertama kali balik dirawat di ruang
dimasalalu dirawat diruang puspanidra, dan
puspanidra menjalani terapi di
poli kejiwaan
Pengobatan klien belum pernah klien berobat jalan di
sebelumnya menjalani terapi obat
kejiwaan poli kejiwaan
Adakah anggota klien mengalami
keluarga yang gangguan jiwa saat klien mengalami
mengalami masih sekolah dasar gangguan jiwa
gangguan jiwa dan karena ditinggal alm kurang lebih sudah 5
pengalaman tidak ibunya tahun ini dan rutin
menyenangkan dari wafat,keluarga tidak berobat jalan di poli
klien sendiri ada yang mengalami kejiwaan , klien
gangguan jiwa, klien mengalami depresi
memiliki pengalaman karena anaknya yang
yang tidak tidak mau di atur dan
menyenangkan faktor stress dari
karena dulu pernah pekerjaan sebagai
menjadi korban guru , klien merasa
kekerasan seksual tidak mampu untuk
dari orang lain saat mendidik anaknya
berusia 18 tahun dan tidak mampu
untuk menyelesaikan
pekerjaannya

L. Pemeriksaan fisik
Observasi Klien 1 Klien 2
Keadaan umum
Kesadaran Compos mentis Composmentis
Suhu 36,7 C 35,8 C
Nadi 80 X/ menit 83X/ menit
Tekanan darah 120/80 mmhg 130/80 mmhg
Pernafasan 20X/ menit 20X/ menit
Head to toe
Kepala Rambut kusut,jilbab Rambut
berantakan panjang,kusut,berminyak
Mata Tidak anemis Tidak anemis
Telinga Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Mulut dan gigi Gigi bersih,dan Gigi bersih dan simetris
simetris
hidung Tidak ada polip Tidak ada polip
leher Tidak ada Tidak ada pembesaran
pembesaran tiroid tiroid
dada simetris simetris
ekstremitas akral hangat akral hangat
system integumen tidak ada jejas terdapat lesi di daerah
ataupun lesi, kulit lengan atas, kulit tidak
lembab kering
M. Genogram
Klien 1 Klien 2
klien adalah anak kedua dari Klien adalah seorang ayah juga
keempat bersaudara, memiliki dua seorang suami, memiliki satu orang
orang adik dan satu orang kakak istri dan satu anak laki-laki, klien
perempuan, memiliki satu ayah dan tinggal bersama istri dan anaknya
satu ibu, tetapi ibunya sudah wafat dirumah milik istrinya
dan kini beliau tinggal dengan
orangtuanya dirumah milik ayahnya
N. Konsep diri
Konsep diri Klien 1 Klien 2
Gambaran diri klien malu terhadap Klien tidak menyukai
dirinya karena sering di dirinya sendiri Karena
ejek oleh orang orang menganggap dirinya
sekitar rumah sebagai beban keluarga
klien adalah anak kedua Klien adalah seorang
Identitas diri dari keempat ayah juga seorang
bersaudara,klien suami dari satu anak
berusia 35 tahun laki-lakinya
klien belum menikah Klien adalah seorang
Peran dan hanya di dalam guru dulunya
rumah saja membantu
pekerjaan rumah
klien tidak betah lama Klien tidak ingin
Ideal diri lama diruang perawatan pulang dan tidak ingin
karena memikirkan melihat anaknya
pekerjaan rumah
klien mengatakan Klien merasa
Harga diri minder terhadap ucapan disisihkan dari
orang tentang dirinya keluarga dan tidak
yang dulunya korban dianggap sebagai
bekas kekerasan kepala keluarga
seksual
O. Hubungan social
Hubungan social Klien 1 Klien 2
Orang yang paling alm ibu klien dan tidak ada yang berarti
berarti kakak pertama klien dalam keluarga
menurut klien
Peran dalam kegiatan klien tidak mau klien lebih suka
kelompok berbaur karena takut di menyendiri
kata tidak baik oleh
orang-orang
Hambatan dalam klien sering klien merasa bahwa
berhubungan mendengar ejekan dan orang lain akan
perkataan tidak enak mencelakakan dirinya
dari warga jadi klien
lebih suka di dalam
rumah

P. Spiritual
Status mental Klien 1 Klien 2
Penampilan Klien terlihat acak- klien terlihat tidak
acakan terurus dan terlihat
kusam
Pembicaraan Klien jelas dalam klien hanya sedikit
berbicara namun menjawab seperlunya
dengan nada yang
lirih
Aktivitas motoric Klien merasa biasa klien sudah tidak
saja peduli dengan
keluarga,istri maupun
dengan anaknya
Afek Klien hanya mau klien hanya mau
bicara jika ditanya menjawab pertanyaan
jika ditanya
Interaksi selama Klien kooperatif dan klien menjawab
wawancara sesekali kadang dengan ketus,sesekali
jawabanya tidak pas klien diam saja
dengan pertanyaanya
Persepsi Klien merasa takut klien mengatakan
dengan masyarakat tidak suka dengan
karena dibicarakan orang lain karena
yang tidak baik oleh orang lain akan
mereka mencelakakan dirinya
Proses pikir Selama wawancara selama dilakukan
dan pengkajian, klien pengkajian dan
terlihat tenang dan wawancara, klien
cukup mampu sedikit tidak mau
menjawab pertanyaan kooperatif, kadang
diam saja jika
ditanyai
Klien mengatakan klien mengatakan
Isi pikir memiliki pengalaman memiliki tekanan di
di bicarakan yang dalam pekerjaanya
tidak baik dalam dan istrinya serta
masyarakat sehingga anaknya kurang bias
klien lebih suka di menghargai beliau
dalam rumah saja
Klien bingun kenapa klien bosan bolak
Waham dia dibawa dirumah balik kerumah sakit
sakit
Composmentis composmentis
Tingkat kesadaran
memori Klien tidak bias klien mampu
Tingkat konsentrasi berhitung dengan baik berhitung dengan
dan berhitung baik
Klien tidak mampu klien cukup mampu
Penilaian mengambil keputusan mengambil keputusan
kemampuan yang sederhana sederhana
Klien menganggap klien menganggap
Daya tilik diri dirinya tidak sakit dan bahwa dia normal
sehat-sehat saja saja saat sedang
jengkel atau
mengamuk

Q. Kebutuhan persiapan pulang


Kebutuhan klien Klien 1 Klien 2
Makan dan minum Klien dirumah makan klien dirumah tetap
tiga kali sehari dengan makan tiga kali
porsi setengah piring sehari dengan porsi
habis , ketika dirumah satu piring penuh,
sakit klien mengatakan saat dirumah sakit
makananya sering klien tetap makan
tidak habis namun sering tidak
habis
Klien BAK 5 sampai 7 Klien BAK 5 sampai
BAK/BAB kali sehari, bab 1 kali 7 kali sehari, bab 2
sehari tempatnya kali sehari tempatnya
dikamar dikamar
mandi,dilakukan mandi,dilakukan
secara mandiri tanpa secara mandiri tanpa
bantuan orang lain bantuan orang lain
Klien tetap mandi saat Klien tetap mandi
Mandi dirumah, dilakukan saat dirumah,
tanpa bantuan orang dilakukan tanpa
lain dan mandi 3 kali bantuan orang lain
sehari pagi siang dan dan mandi 2 kali
sore sehari pagi dan sore
Klien mengganti Klien hanya
Berpakaian atau kaosnya dua kali mengganti pakaianya
berhias sehari dirumah dank satu kali saja saat
lien tidak terlihat dirumah
memakai perhiasan
Klien tidak mengalami Klien tidak
Istirahat dan tidur gangguan tidur mengalami gangguan
tidur selama ini
Klien mengatakan Klien mengatakan
Penggunaan obat dirumah sakit wajib bosan minum obat
minum obat yang di
berikan
Klien membutuhkan Klien membutuhkan
Pemeliharaan perawatan untuk perawatan untuk
kesehatan kesehatanya kesehatanya
Klien membantu Klien hanya nonton
Kegiatan di dalam pekerjaan rumah tv dan tidak mampu
rumah sehari – hari mengerjakan
pekerjaan rumah
Klien jarang keluar Klien lebih suka
Kegiatan diluar rumah Karena takut dirumah saja dan
rumah bersantai
R. Mekanisme koping
Psikososial dan Klien 1 Klien 2
lingkungan
Masalah dengan Klien tidak pernah Klien tidak pernah
dukungan kelompok memiliki masalah memiliki masalah
dan lingkungan dengan kelompok dengan kelompok
manapun dan manapun dan
lingkungan manapun lingkungan manapun
Masalah dengan Klien tidak memiliki Klien memiliki
pendidikan dan masalah dengan masalah dengan
pekerjaan pendidikan dan pekerjaan karena klien
pekerjaan tidak bias
menyelesaikan
pekrjaan dengan
professional
Masalah perumahan Klien tidak Klien memiliki
dan ekonomi mengalami masalah masalah dengan
dirumah maupun ekonomi karena klien
dengan ekonomi yang sudah berhenti
dari pekerjaanya
karena kondisi
kejiwaanya terganggu
sehingga klien merasa
tidak mampu lagi
menjadi kepala rumah
tangga dan merasa
tidak dihargai oleh
istri dan anaknya
Masalah dengan Klien masih di Klien mengatakan
pelayanan bimbing dalam sudah bosan dengan
kesehatan pemberian obat oleh yang namanya obat
perawat
S. Aspek penunjang
Aspek penunjang Klien 1 Klien 2
Diagnosis medis Skizofrenia Skizofrenia
Terapi medis Ceftriaxone 2x 1 Injeksi lodonier
Desketoprofen 2 x 1 Rispenidol 2mg 2x1
Rispenidon Trihexpinidyl 2mg
Trihexipenidyl 2 x 1 2x1
Curcuma 2 x 1 Clorilex 2mg 2x1
Vit B complex 2 x 1 Blomp 2mg 2x1
Etabion 1 x 1

8. Analisa data
Tabel 2.1 Analisa data

Analisa data Masalah


Klien 1 Halusinasi : pendengaran
Data subyektif :
klien mengatakan lebih sering berada didalam
rumah dan lebih suka di dalam rumah sambil
mengerjakan pekerjaan rumah tangga, klien
mengatakan jika terkadang ada suara-suara yang
mengatakan bahwa dirinya sudah tidak pantas dan
ternodai, klien takut keluar rumah karena omongan
warga yang tidak baik dan sering mengejek dirinya
tidak baik karena klien adalah korban kekerasan
seksual dulunya
Data obyektif :
Klien terlihat tenang,tidak berorientasi yang
merugikan,tatapan mata klien tidak terfokus dan
sesekali klien bicara meracau dan ngobrol sendiri
Klien 2
Data subyektif
Klien merasa marah dan tidak puas terhadap
dirinya dan perlakuan istri serta anaknya, klien juga
sering mendengar suara-suara agar melukai istrinya Halusinasi : pendengaran
serta orang sekitar klien mengatakan lebih senang
dirumah dan bersantai sambal merokok dan
menonton tv
Data obyektif
mata klien tampak tajam,berbicara meracau, sedikit
tidak kooperatif,lebih banyak diam,jawab ketus,
dan hanya mau bicara seperlunya
9. Diagnosa keperawatan
Tabel 1.3 diagnosa keperawatan
Diagnosa Klien 1 Klien 2
keperawatan
Gangguan persepsi Gangguan persepsi sensori
sensori halusinasi : halusinasi : pendengaran
pendengaran
10. Intervensi keperawatan
Tabel 1.4 intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi dan
keperwatan implementasi
Gangguan Tujuan umum : Klien klien tidak mencelakai Bina hubungan saling
persepsi dapat mengontrol diri sendiri,maupun percaya dengan prinsip
sensori halusinasi orang lain, ekspresi komunikasi therapeutic
halusinasi : 1. Tujuan khusus wajah bersahabat,ada 1. Sapa klien dengan
pendengaran 1 : klien tidak kontak mata yang ramah, ramah dan baik
mencederai bina ubungan saling 2. Perkenalkan diri
diri sendiri percaya dengan sopan
maupun orang 3. Tanya nama
lain lengkap pasien
dan panggilan
kesukaanya
dengan sopan
4. Jelaskan tujuan
dengan jelas dan
baik
5. Jujur dan tepat
janji
6. Tunjukan sikap
empati dan peduli
7. Beri dan tunjukan
perhatian pada
klien

2. Tujuan khusus 1. Klien dapat 1. Adakan


2: klien dapat menyebutkan kontak dan
mengenal waktu,isi,frekuen sering secara
halusinasinya si timbulnya bertahap
halusinasi 2. Observasi
2. Klien dapat tingkah laku
mengungkapkan klien setiap
perasaanya saat saat
terjadi 3. Bantu klien
halusinasinya mengenal
halusinasinya
4. Katakan
bahwa perawat
akan
membantu
klien
5. Jika melihat
tanda klien
mengalami
halusinasi,
segera
tanyakan
apakah
mendengar
sesuatu
6. Katakanlah
jika klien
mendengar,
tapi perwat
tidak
mendengarnya

3. Tujuan khusus 1. Klien dapat 1. Meminta


3 : klien dapat menyebutkan keluarga untuk
mengontrol tindakan yang ikut
halusinasinya bisa dilakukan berpartisipasi
dengan untuk mengontrol
menghardik menghilangkan halusinasinya
halusinasi halusinasinya 2. Bantu klien
yang timbul 2. Klien dapat dan keluarga
melakukan cara melatih untuk
untuk mengontrol mengontrol
halusinasinya Halusinasinya
3. Diskusikan
manfaat cara
yang di sukai
dan digunakan
klien untuk
mengontrol
halusinasinya
4. Klien mau
menemui
orang lain

Tujuan khusus 4 : 1. Keluarga dapat 1. Anjurkan klien untuk


Klien dapat dukungan membina memberitahu keluarga
dalam mengontrol hubungan baik jika sedang
halusinasinya dari dan saling mengalami halusinasi
keluarga percaya kepada 2. Diskusikan dengan
perawat keluarga saat
2. Keluarga klien kunjungan
mampu
menyebutkan
pengertian,tanda
dan tindakan
untuk
mengendalikan
halusinasinya

Tujuan khusus 5 : 1. Klien dan Beri penkes kepada keluarga


1. Klien dapat keluarga tentang prinsip 6 benar
memanfaatkan dapat penggunaan obat
obat dengan menyebabkan Anjurkan klien untuk minta
baik manfaat sendiri obat kepada perawat
obat,dosis atau keluarga jika sudah
obat yang diperbolehkan pulang dan
benar,penggu rawat jalan
naan obat
yang
benar,serta
kerugian jika
obat tersebut
tidak
diminum atau
berhenti
7. Implementasi Keperawatan
Tabel 1.5 Implementasi Keperawatan
Klien Diagnosa Keperawatan Hari / Jam Tindakan
Tanggal
1 Gangguan persepsi Selasa, 18 SP 1P
sensori : halusinasi mei 2021 08.45 - Membina hubungan saling percaya
WIB - Menyapa klien dengan ramah
- Memperkenalkan diri dengan
sopan
- Menanyakan nama dan alamat
pasien
- Memfasilitasi klien untuk mandi
sore
15.00 - Membantu pasien mengenal
WIB penyebab halusinasi
- Membantu mengenal keuntungan
mengontrol halusinasi
- Membantu mengenal kerugian
tidak mengontrol halusinasi
- Mengajarkan klien berkenalan
secara bertahap
- Mengadakan kontak sering dan
singkat
- Mengobservasi tingkah laku klien
- Mengobservasi tanda-tanda vital
- Memfasislitasi klien untuk makan
16.00 dan minum obat
WIB - Memberi arahan kepada klien
untuk masuk ke kamar masing-
masing

17.00
WIB

Rabu, 19 SP 2P
mei 2021 Mengevaluasi SP 1P
14.20 - Menyapa klien
WIB - Membantu pasien mengenal
penyebab halusinasi
- Membantu mengenal keuntungan
dan kerugian tidak mengontrol
halusinasi
- Mengajarkan klien secara bertahap
- Memfasilitasi klien untuk mandi
sore
- Mengajarkan SP 2P tentang cara
menghardik halusinasi
- Mengobservasi tanda-tanda vital
15.00 - Mengevaluasi SP 2P tentang
WIB mengajarkan klien untuk
menghardik halusinasi
- Melaksanakan SP 3P dengan
mengajarkan pasien berkenalan
15.30 dengan orang kedua
WIB - Mengajarkan klien untuk
mengontrol halusinasi dengan
minum obat
16.00 - Memfasilitasi klien untuk makan
WIB dan minum obat
- Memberi arahan kepada klien
untuk masuk kamar masing-
16.30 masing
WIB

17.00
WIB
Kamis, 20 SP 3P
mei 2021 Mengavaluasi SP 1P 2P
14.20 - Menyapa klien dengan ramah
WIB - Berbincang kembali tentang
kegiatan kemarin
- Membantu pasien mengenal
halusinasi
- Membantu mengenal keuntungan
mengontrol halusinasi
- Membantu mengenal kerugian
tidak mengontrol halusinasi
- Mengajarkan klien secara bertahap
- Memfasilitasi klien untuk mandi
sore
Mengevaluasi SP 2P
- Mengajarkan klien untuk
berkenalan dengan satu orang
perawat
15.00 - Mengajak klien untuk bermain
WIB olahraga tenis meja, bermain gitar
therapy musik bersama pasien lain
15.15 untuk meningkatkan komunikasi
WIB dengan perawat dan pasien lain
- Memberi tantangan klirn untuk
15.30 mempraktekan menghardik
WIB halusinasi
Mengevaluasi SP 3P
- Mengajak pasien mengontrol
halusinasi dengan minum obat
Mengevaluasi klien cara
penggunaan obat dengan prinsip 6
benar
- Kontrak waktu untuk
berkomomunikasi selanjutnya
16.30 - Memfasilitasi klien untuk makan
WIB dan minum obat
- Memfasilitasi klien untuk minum
obat
- Memberi arahan kepada klien
untuk masuk kamar

17.00
WIB
2 Gangguan persepsi Selasa, -18 SP 1P
sensori : halusinasi mei 2021 14.45 - Membina hubungan saling percaya
WIB - Menyapa klien dengan ramah
- Memperkenalkan diri dengan
sopan
- Menanyakan nama dan alamat
pasien
- Memfasilitasi klien untuk mandi
sore
15.00 - Membantu pasien mengenal
WIB penyebab halusinasi
- Membantu mengenal keuntungan
mengontrol halusinasi
- Membantu mengenal kerugian
15.50 tidak mengontrol halusinasi
WIB - Mengajarkan klien secara bertahap
- Memberi motivasi untuk klien
dalam berkomunikasi
- Kontrak waktu untuk
berkomunikasi kembali
- Memfasilitasi klien untuk makan
16.15 sore dan minum obat
WIB - Memberi arahan pada klien untuk
memasuki kamar masing-masing

16.30
WIB

17.00
WIB

Rabu, 19 SP 1P
mei 2021 Melakukan kembali SP 1P
14.20 - Membantu mengenal penyebab
WIB halusinasi
- Membantu mengenal keuntungan
tidak mengontrol halusinasi
- Membantu mengenal kerugian
tidak mengontrol halusinasi
- Mengajarkan klien berkenalan
secara bertahap
- Memfasilitasi klien untuk mandi
sore
SP 2P
Mengevaluasi SP 1P
15.00 - Membantu pasien mengenal
WIB penyebab isolasi sosial
- Membantu mengenal keuntungan
tidak berhubungan dengan orang
lain
- Membantu mengenal kerugian
tidak berhubungan dengan orang
lain
- Mengajarkan klien secara bertahap
Melakukan SP 2P
- Mengajarkan pasien cara untuk
menghardik halusinasi
- Memperagakan cara menghardik
halusinasi yang akan dilakukan
oleh klien
- Melihat respon dari klien dalam
melakukan kegiatan
- Menanyakan perasan klien setelah
16.00 melakukan menghardik halusinasi
WIB - Memberikan motivasi dalam
kegiatan berinteraksi dengan orang
lain
- Memfasilitasi klien untuk makan
sore dan meminum obat
- Memberi arahan pada klien untuk
16.30 masuk ke kamar masing-masing
WIB setelah mainum obat

17.00
WIB

Kamis, 20 Mengevaluasi SP 1P 2P
mei 2021 14.20 - Membina hubungan saling percaya
WIB dengan klien
- Membantu pasien mengenal
penyebab isolasi sosial
- Membantu mengenal keuntungan
tidak berhubungan dengan orang
lain
- Membantu mengenal kerugian
tidak berhubungan dengan orang
lain
- Mengajarkan klien berkenalan
secara bertahap dengan satu orang
perawat
- Memperagakan cara berkenalan
dengan pasien lain yang nantinya
akan dilakukan oleh klien
- Melihat respon dari klien dalam
melakukan kegiatan berkenalan
dengan pasien lain
- Menanyakan perasan klien setelah
berkenalan dengan pasien lain.
- Bermain game bersama pasien lain
untuk meningkatkan komunikasi
pasien dan perawat
- Memberikan motivasi dalam
kegiatan berinteraksi dengan orang
lain
15.30 - Menanyakan kepada klien
WIB sudahkah berbincang dengan
pasien lain sambil berkenalan dan
melihat bagaimana respon klien
- Mengajarkan klien berkenalan
lebih dari 1 pasien (SP3)
- Memperagakan berkenalan dengan
15.45 pasien lain
WIB - Melihat respon klien saat
melakukkan kegiatan berkenalan
lebih dari 1 pasien
- Memotivasi serta memfasilitasi
16.30 klien dalam membina hubungan
WIB terhadap orang lain
- Memfasilitasi klien untuk makan
sore dan minum obat
- Memberi arahan pada klien untuk
masuk kamar masing-masing
17.00
WIB
8. Evaluasi keperawatan
Tabel 1.6 evaluasi keperawatan
Klien Diagnosis Hari/tanggal evaluasi
keperawatan
1 Gangguan Selasa 18 mei S:
persepsi 2021 - Klien menjawab salam “waalaikum salam nama
sensori saya AR dari tegal”
halusinasi : - Klien mengatakan bahwa dirinya tidak betah
pendengaran - Klien mengatakan bahwa banyak suara-suara
mengganggu disini
- Klien mengatakan bahwa saya sudah sedikit
berani untuk memulai berbicara
O:
- Klien mau menjawab salam
- Klien mau duduk berhadapan dengan perawat
- Pasien mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan perawat
- TD 120/80 mmhg
- Nadi : 80 X / menit
- RR : 20 X / menit
A:
- SP 1P terlaksana
P:
- Melanjutkan SP2 pasien ( melatih mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik)
- Bina hubungan saling percaya
- Selalu motivasi klien dengan beri pujian jika
berhasil melakukan
- Berikan terapi sesuai advis dokter

S:
Rabu - Klien mengatakan sudah mampu untuk
19/05/2021 menghardik halusinasinya
- Klien mengatakan mau diajak bicara dengan
perawat
O:
- Klien terlihat kooperatif
- Klien dapat menununjukan cara mengontrol
halusinasinya sesuai dengan cara yang dipilihnya
A:
- SP 2Pasien tercapai
P:
- Bina hubungan saling percaya
- Libatkan keluarga untuk ikut mengontrol
halusinasinya
- Latih kembali SP1 dan SP2
- Berikan terapi sesuai advis dokter
S:
Kamis - Klien mengatakan mau minum obat dan paham
20/05/2021 cara minum dengan benar
- Klien mengatakan paham dengan kerugian jika
terlat minum obat atau putus obat
O:
- Pasien kooperatif
- Pasien mampu berorientasi dengan baik
- Pasien Nampak sudah mau mulai berbicara
dengan perawat tentang obat yang diberikan
A:
- SP3 pasien tercapai
P:
- Evaluasi kembali SP1, SP2 dan SP3
- Libatkan keluarga dalam pemberian obat selama
perawatan dirumah nanti

S:
2 Gangguan Selasa - Klien menjawab salam “waalaikum salam”
persepsi 18/05/2021 dengan baik
sensori - Klien mengatakan nama saya F dan tinggal di
halusinasi : brebes
pendengaran - Klien mengatakan bosan di ruangan
- Klien mengatakan ingin menonton tv
O:
- Ada kontak mata pasien dengan perawat
- Pasien mau diajak berbincang-bincang
- Sorot mata pasien masih agak tajam
- Pasien mau duduk berhadapan dengan perawat
A:
- SP1 pasien tercapai
P:
- Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Melanjutkan SP2 pasien
- Memotivasi pasien selama dirumah sakit
- Berikan terapi sesuai advis dokter

S:
Rabu - Klien mengatakan mau diajak mengontrol
19/05/2021 halusinasinya
- Klien mengatakan mampu menyebutkan
keuntungan berlatih mengontrol halusinasi
- Klien mengatakan “sana kamu pergi suara –suara
palsu
O:
- Klien mampu mengontrol halusinasi dengan
menghardik
- Klien menyebutkan keuntungan berlatih
menghardik
- Klien terlihat kooperatif
A:
- SP2 pasien tercapai
P:
- Lanjutkan intervensi
- Beri motivasi serta pujian jika pasien mampu
melaksanakan sp dengan baik
- Berikan obat sesuai advis dokter
- Lanjut ke SP3
S:
Kamis - Pasien menjawab salam “waalaikum salam”
20/05/2021 dengan baik
- Pasien mengatakan bahwa sudah tau kerugian
jika berhenti minum obat
O:
- Pasien tampak tenang
- Pasien kooperatif
- Sorot mata pasien sudah tidak tajam lagi
- Pasien tampak sudah mau bercakap dengan
perawat dengan baik
- Pasien mampu mengatakan kerugian dan
keuntungan minum obat dan putus obat
A:
- SP1 , SP2 , SP3 tercapai
P:
- Mengevaluasi SP1, SP2, dan SP3
- Bina hubungan baik dengan klien
- Libatkan keluarga jika ada kunjungan keluarga
tentang pemberian obat dan cara mengontrol
halusinasi
- Beri pujian jika klien mampu melaksanakan
- Motivasi kesembuhan pasien

Lampiran 6 : skrinning halusinasi pendengaran

Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
No rekam medik :
Ruang :
No Tanda dan gejala Ya Tidak
1 Kurang spontan

2 Apatis atau acuh

3 Ekspresi wajah kurang berseri

4 Tidak merawat diri

5 Tidak membersihkan diri

6 Mengisolasi diri

7 kurang tidur

8 kurang spontan terhadap lingkungan

9 Aktifitas menurun

10 Rendah diri

11 Kurang energy
12 Posisi tidur seperti fetus

Lampiran 7 : formulir skrinning halusinasi pendengaran

Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
No rekam medik :
Ruang :
No Tanda dan gejala Ya Tidak
1 Kurang spontan

2 Apatis atau acuh

3 Ekspresi wajah kurang berseri

4 Tidak merawat diri

5 Tidak membersihkan diri

6 Mengisolasi diri

7 kurang tidur

8 kurang spontan terhadap lingkungan

9 Aktifitas menurun

10 Rendah diri

11 Kurang energy
12 Posisi tidur seperti fetus

Lampiran 8 : jadwal kegiatan


JADWAL KEGIATAN HARIAN
NAMA :
UMUR :

No Hari / tgl Jenis kegiatan Dilakukan


YA TIDAK
1 Selasa Bangun pagi
18/05/2021 Senam pagi
Ssrapan
Interaksi
Minum obat
Sholat dzuhur
Tidur siang
Bangun
Sholat ashar
Ngaji
Makan sore
Sholat mahrib
Ngaji
Makan malam
Minum obat
Tidur
2 Rabu Bangun pagi
19/05/2021 Senam pagi
Ssrapan
Interaksi
Minum obat
Sholat dzuhur
Tidur siang
Bangun
Sholat ashar
Ngaji
Makan sore
Sholat mahrib
Ngaji
Makan malam
Minum obat
Tidur
3 Kamis Bangun pagi
20/0502021 Senam pagi
Ssrapan
Interaksi
Minum obat
Sholat dzuhur
Tidur siang
Bangun
Sholat ashar
Ngaji
Makan sore
Sholat mahrib
Ngaji
Makan malam
Minum obat
Tidur
4 Jumat Bangun pagi
21/05/2021 Senam pagi
Ssrapan
Interaksi
Minum obat
Sholat dzuhur
Tidur siang
Bangun
Sholat ashar
Ngaji
Makan sore
Sholat mahrib
Ngaji
Makan malam
Minum obat
Tidur
5 Sabtu Bangun pagi
22/05/2021 Senam pagi
Ssrapan
Interaksi
Minum obat
Sholat dzuhur
Tidur siang
Bangun
Sholat ashar
Ngaji
Makan sore
Sholat mahrib
Ngaji
Makan malam
Minum obat
Tidur

Lampiran 9 : jadwal kegiatan


JADWAL KEGIATAN HARIAN
NAMA :
UMUR :

No Hari / tgl Jenis kegiatan Dilakukan


YA TIDAK
1 Selasa Bangun pagi
18/05/2021 Senam pagi
Ssrapan
Interaksi
Minum obat
Sholat dzuhur
Tidur siang
Bangun
Sholat ashar
Ngaji
Makan sore
Sholat mahrib
Ngaji
Makan malam
Minum obat
Tidur
2 Rabu Bangun pagi
19/05/2021 Senam pagi
Ssrapan
Interaksi
Minum obat
Sholat dzuhur
Tidur siang
Bangun
Sholat ashar
Ngaji
Makan sore
Sholat mahrib
Ngaji
Makan malam
Minum obat
Tidur
3 Kamis Bangun pagi
20/0502021 Senam pagi
Ssrapan
Interaksi
Minum obat
Sholat dzuhur
Tidur siang
Bangun
Sholat ashar
Ngaji
Makan sore
Sholat mahrib
Ngaji
Makan malam
Minum obat
Tidur
4 Jumat Bangun pagi
21/05/2021 Senam pagi
Ssrapan
Interaksi
Minum obat
Sholat dzuhur
Tidur siang
Bangun
Sholat ashar
Ngaji
Makan sore
Sholat mahrib
Ngaji
Makan malam
Minum obat
Tidur
5 Sabtu Bangun pagi
22/05/2021 Senam pagi
Ssrapan
Interaksi
Minum obat
Sholat dzuhur
Tidur siang
Bangun
Sholat ashar
Ngaji
Makan sore
Sholat mahrib
Ngaji
Makan malam
Minum obat
Tidur

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data pribadi
- Nama lengkap : Ajeng reny okta caesarea
- NIM : P1337421018054
- Tempat tanggal lahir : Tegal 23 oktober 2000
- Jenis kelamin : perempuan
- Alamat rumah : desa purwahamba rt 02 rw 01 jalan raya tegal pemalang
kabupaten tegal provinsi jawa tengah
- Email : Ajengreny23@gmail.com
B. Riwayat pendidikan :
- TK : PERTIWI SURADADI
- SD : SDN 02 SURADADI
- SMP : SMPN 09 KOTA TEGAL
- SMA : MAN KOTA TEGAL

TEGAL…………….2021

AJENG RENY OKTA C


NIM P1337421018054

egiatan Minggu ke- Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Tahap Persiapan
Persetujuan judul dan
mencari referensi
Pembuatan BAB I dan
BAB II
Studi Kasus di Rumah
akit
Konsul BAB I dan
BAB II
Pembuatan BAB III
Konsul BAB I, II, III
Persetujuan Proposal
Penelitian
Sidang proposal
Revisi BAB I, II, III
Mulai penerapan
enelitian
Penbuatan askep
eminatan jiwa
Konsul askep
eminatan jiwa
Pembuatan BAB IV
an BAB V
Persetujuan KTI
Revisi BAB IV dan
BAB V

Anda mungkin juga menyukai