ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapan dibuktikan laporan penglolaan kasus
ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut dengan ketentuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Tulis Ilmiah Hasil Oleh Ajeng Reny okta Caesarea, NIM P1337421018054
dengan judul Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn F Dan Ny Ar Dengan
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Dan Melatih
Mengontrol Halusinasi Dengan Cara Menghardik Halusinasi Diruang
Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal ini telah di periksa dan di setujui
untuk di uji.
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji
Mengetahui,
Ketua Prodi D III Keperawatan Tegal
Deddy Utomo,SKM., MH
NIP. 1967122819880
v
KATA PENGANTAR
vi
Peneliti berharap semoga hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat
khususnya untuk asuhan keperawatan klien dengan gangguan persepsi karena
halusinasi pendengaran. Penulis menyadari bahwa laporan Karya Tulis Ilmiah
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan kritik untuk
perbaikan penulisan karya ilmiah pada masa mendatang sangat penulis
harapkan.
vii
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY M DAN NY AR DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN
DAN MELATIH MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA
MENGHARDIK HALUSINASI DIRUANG PUSPANIDRA
RSUD KARDINAH KOTA TEGAL
ABSTRAK
viii
MENTAL NURSING CARE IN NY M AND NY AR WITH HEARING
HEARING HALLUCINATION SENSORY DISTURBANCE AND TRAINING
CONTROL HALLUSINATION BY HARDING HALUSINATION IN
PUSPANIDRA'S CONTROL RSUD KARDINAH KOTA TEGAL
ABSTRACT
DAFTAR ISI
ix
HALAMAN COVER................................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
C. Manfaat Penulisan.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Halusinasi......................................................................................................4
B. Konsep pengelolaan Keperawatan.............................................................10
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................17
A. Rancangan penelitian..................................................................................17
B. Subjek penelitian.........................................................................................17
C. Tempat dan waktu.......................................................................................17
D. Teknik pengumpulan data...........................................................................17
E. Teknik analisa data......................................................................................18
F. Etika penelitian...........................................................................................19
G. Instrumen penelitian....................................................................................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................21
A. Hasil............................................................................................................21
B. Pembahasan.................................................................................................22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................42
A. Kesimpulan.................................................................................................42
B. Saran............................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar Rentang Respon Halusinasi...................................................................5
Gambar Pohon Masalah Halusinasi...................................................................12
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lampiran 1 : informed consent
Lampiran 2 : lembar bimbingan 1
Lampiran 3 : lembar bimbingan 2
Lampiran 4 : strategi pelaksanaan
Lampiran 5 : askep
Lampiran 6 : formulir skrinning kesehatan klien 1
Lampiran 7 : formulir skrinning kesehatan klien 2
Lampiran 8 : jadwal kegiatan harian
Lampiran 9 : jadwal kegiatan harian
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut world health organization kesehatan jiwa merupakan
keadaan ketika orang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu
menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima orang lain sebagaimana
seharusnya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendri dan orang
lain, kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut
gangguan jiwa. (WHO, 2011).
Menurut world health organization (WHO, 2013) menyatakan
setidaknya ada satu dari empat prang di dunia mengalami masalah dan
masalah masalah gangguan jiwa yang ada di seluruh dunia sudah menjadi
masalah yang serius. Dimana terdapat sekitar 35 juta orang terkena
depresi,60 juta terkena bipolar,21 juta terkena skizofrenia serta 47,5 juta
terkena gangguan jiwa yang lain.
Menurut data dari WHO (2017) pada umumnya yang terjadi adalah
kecemasan dan gangguan depresi. Diperkirakan 4,4% dari populasi global
menderita gangguan depresi dan 3,6% dari gangguan kecemasan. Depresi
dan dari lingkungan kerja merupakan penyebab terbesar kecacatan di
seluruh dunia , lebih dari 80% penyakit ini dialami oleh orang orang yang
tinggal di negara yang berpenghasilan rendah dan menengah .
Menurut data dari kementrian kesehatan (Riskesdas,2013)
Keanekaragaman penduduk indonesia menyebabkan peningkatan gangguan
mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan mencapai 14 juta
orang erta prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia mencapai 400
ribu orang.
Riskesdas (2018) yang dilakukan kementrian kesehatan, prevalensi
gangguan jiwa berat yaitu skizofrenia meningkat dari 0,15% menjadi 0,18%
sementara jumlah gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun
1
ke atas meningkat dari 6,1% pada tahun 2013 menjadi 9,3% pada tahun
2018.
( Pengprov Jateng,2019 ) Berdasarkan hasil data di tingkat provinsi
jawa tengah sekitar 25% warga jawa tengah mengalami gangguan jiwa
ringan, sedangkan kategori dalam gangguan jiwa berat rata-rata 1,7% atau
kurang lebih 12 ribu orang
( Dinas kesehatan kota Tegal, 2019 ) Data di tingkat kabupaten
kota tegal, tercatat jumlah orang dengan gangguan jiwa mencapai 602 orang
di tahun 2019
Data tersebut naik di bandingkan tahun 2018 dengan jumlah kasus
537 yang di tangani oleh dinas kesehatan kota tegal
Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat jelas bahwa kasus ODGJ
dengan halusinasi meningkat setiap tahunya. Hal ini perlu di tindak lanjuti
untuk menurunkan angka ODGJ pertahunya walaupun dengan selisih yang
sedikit . harus ada upaya yang menanggulanginya , baik itu dari pihak rumah
sakit , pemerintah maupun masyarakat yang sangat andil dalam upaya
preventif kasus halusinasi. Upaya kuratif atau yang disebut dengan
pengobatan hendaknya juga bisa dilakukan dirumah sakit untuk mengatasi
halusinasi adalah latihan mengontrol secara verbal dengan menghardik,
secara spiritual dengan ibadah, nafas dalam, dan minum obat dengan teratur,
serta secara fisik yaitu menutup telinga dengan tangan dan tidak
menghiraukan halusinasi tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan oleh penulis bahwa
yang dimaksud halusinasi adalah salah persepsi salah satu gangguan jiwa
pada individu. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dan tidak pas dengan
stimulus yang di terima oleh pikiranya atau yang disebut dengan ilusi. Yang
ditandai dengan perubahan persepsi sensori seorang yang hanya mengalami
rangsang internal (pikiran) tanpa disertai adanya rangsang eksternal (dunia
luar) yang sesuai
2
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran dirumah sakit daerah kardinah kota tegal
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan Asuhan Keperawatan klien dengan
gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran dan latihan menghardik
halusinasi di Rumah Sakit umum daerah kardinah kota tegal
C. Manfaat Penulisan
1. Institusi
Dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkaitan dengan
gangguan sensori persepsi pada kasus halusinasi dimana hal ini dapat
dicapai dalam bentuk pengembangan pembelajaran keperawatan jiwa.
2. Rumah Sakit Jiwa
Dapat memberi masukan kepada rumah sakit untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dalam menanggulangi gangguan jiwa terutama
pada kasus halusinasi.
3. Perawat
Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada klien yang mempunyai
masalh gangguan jiwa terutama pada kasus halusinasi.
4. Masyarakat
Dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam
mengenal masalah kesehatan terutama masalah gangguan jiwa
5. Penulis
Dapat memberikan manfaat bagi penulis dalam menambah pengalaman
dan pengetahuan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
dipendidikan.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Halusinasi
1. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi (Maramis,1998)
Menurut para ahli, Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif
individu yang berada dalam rentang respon neurobiologis (stuart dan
Laraia,2005).
Halusinasi juga dinyatakan sebagai persepsi klien terhadap lingkungan
tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterpretasikan sesuatu
yang nyata tanpa rangsangan dari luar, Pasien tidak bisa menerima
persepsi apa yang diterimanya. (Direja, 2011).
Halusinasi pendengaran adalah klien mendengar suara-suara yang tidak
berhubungan dengan stimulasi nyata yang orang lain tidak dapat
mendengarnya (Dermawan dan Rusdi, 2013)
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar).
Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada
objek atau rangsangan yang nyata (Farida, 2010).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan oleh penulis,
bahwa yang dimaksud halusinasi adalah persepsi salah satu gangguan
jiwa pada individu. halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana
klien mempersepsikan sesuatu yang tidak ada, tidak benar, dan tidak
terjadi secara nyata, klien mengalami sesuatu yang tidak akurat atau
tidak pas sesuai dengan stimulus yang di terima oleh pikiranya atau
yang di sebut dengan ilusi.
yang ditandai dengan perubahan persepsi sensori seseorang yang hanya
mengalami rangsang internal (pikiran) tanpa disertai adanya rangsang
eksternal (dunia luar) yang sesuai.
4
2. Rentang Respon
4. Etiologi
a. Faktor predisposisi (Stuart, 2007)
1. Biologis
5
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf –
syaraf pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gejala yang
mungkin timbul adalah : hambatan dalam belajar, berbicara,
daya ingat dan muncul perilaku menarik diri.
2. Psikologis
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respons psikologis klien, sikap atau keadaan
yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah :
penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
3. Sosiobudaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti : kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi
disertai stress.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi,
perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya.
5. Tanda dan Gejala
Menurut Budi Anna Keliat (1999), gejala atau karakteristik
prilaku dari halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
Klien dengan halusinasi, akan mendengarkan,menjawab apa yang
sebenarnya tidak ada di depan mereka, merasakan atau melihat
sebuah visualisasi yang tidak nyata
2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
Pada pasien halusinasi, akan menarik diri dari pergaulan,baik di
masyarakat ataupun di keluarganya sendiri,disebabkan mereka
asik dengan dunia mereka sendiri, dan tidak suka diganggu
apabila orang lain mencegah atau sekedar di peringatkan .
3. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata.
6
Pasien halusinasi tidak dapat membedakan mana yang nyata dan
yang tidak nyata, dikarenakan pada pasien halusinasi sistem
persepsi sensori mereka sudah mengalami kerusakan
4. Tidak dapat memusatkan perhatian.
Pada pasien gangguan jiwa, khususnya pada pasien halusinasi,
mereka tidak bisa memusatkan perhatian mereka kepada satu hal
yang ada di depan mereka, dikarenakan mereka lebih suka dengan
dunia mereka sendiri, sehingga tidak bisa fokus dengan apa yang
terjadi secara nyata di depan mereka
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya), takut.
Pada pasien gangguan jiwa akan menganggap bahwa orang lain di
sekitarnya adalah musuh atau pengganggu bagi mereka,
khususnya pada pasien halusinasi, mereka akan menganggap
bahwa orang lain yang ada di depan mereka adalah orang-orang
yang akan mencelakakan mereka.
6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
Pasien gangguan jiwa akan merasa bahwa mereka tidak di
terima,tidak di hargai, dan tidak dianggap oleh masyarakat, dan
keluarganya, pada pasien halusinasi,mereka akan mudah
tersinggung dengan orang lain,sebab apa yang di
dengar,dilihat,dirasakan oleh pasien halusinasi,selalu berbeda
dengan yang dikatakan orang lain kepada mereka, karena
memang sebenarnya apa yang pasien alami, adalah kejadian yang
tidak nyata dan tidak terjadi
7
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap
antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang
terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh
untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan nyawa
klien sendiri.
2. Halusinasi.Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,
gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan
bias yang menyenangkan atau menakutkan seperti melihat
hantu,setan,sosok yang ditakuti atau monster atau hal-hal yang di
takuti oleh klien
3. Halusinasi Penciuman
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan dan tidak sedap
4. Halusinasi Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses atau
mengecap makanan dan minuman
5. Halusinasi Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas.
Rasa kesetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
7. Proses Terjadinya Halusinasi
Proses terjadinya halusinasi diawali dari orang yang menderita
halusinasi akan menganggap sumber dari halusinasinya berasal dari
lingkunganya atau stimulus eksternal (Yosep, 2011). Pada proses awal
terjadinya masalah itu akan menimbulkan peningkatan kecemasan
yang terus dan sistem pendukung yang kurang, akan menghambat atau
membuat persepsi untuk membedakan antara apa yang di pikirkan
dengan perasaan sendiri menurun.
8
8. Fase – Fase Halusinasi
Tahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase menurut
(Rasmun, 2001)
1) Tahap Pertama
Klien mengalami kecemasan, stress dan perasaan kesepian, klien
mungkin akan banyak melamun, dan terlalu fokus pada dunianya
sendiri
2) Tahap kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman
internal dan eksternal, pikiran dari dalam dunianya sangat
menonjol seperti mendengar bisikan,gambaran suara yang muncul,
dan mempersepsikan halusinasi itu seperti nyata
3) Tahap ketiga
Halusinasi lebih menonjol, dan menguasai diri pasien, klien akan
menjadi lebih dalam di halusinasinya dan akan terus mengikuti apa
yang ada di dalam halusinasinya
4) Tahap keempat
Klien akan merasa tidak kontrol akan halusinasinya dan tidak dapat
membedakan mana yang secara nyata dan yang hanya sebuah ilusi
9. Penatalaksanaan secara umum pada Halusinasi Pendengaran
Penatalaksanaan klien skizoprenia adalah dengan pemberian obat–
obatan dan tindakan lain (Sadock, B & Sadock, V, 2010) yaitu :
a. Psikofarmakologis
Obat – obatan yang lazim digunakan pada gejala halusinasi
pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klien
skizoprenia adalah obat – obatan anti psikosis,seperti
phenotiazine,alifatik, chlorporamazine, piperazine, pimozide
9
B. Konsep pengelolaan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu langkah awal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan, pengkajian dapat dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara pada klien dan keluarga pasien (O’brien,2014)
isi pengkajian meliputi:
a. keluhan atau masalah utama
berdasarkan pengkajian sewaktu pertama kali dibawa ke rumah
sakit jiwa, apa yang dirasakan,dilihat,didengar oleh pasien
b. status kesehatan fisik dan mental
pasien dalam kondisi sehat atau sedang mengalami kondisi tekanan
seperti kehilangan anggota keluarga, kehilangan
pekerjaan,kehilangan teman dan orang yang disayang
c. riwayat keluarga
apakah dari keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa
d. lingkungan keluarga
apakah pasien di terima di keluarga, di hargai dan mau di
dengarkan, kebanyakan pasien mengalami gangguan jiwa, karena
dari lingkungan keluarga yang kurang mendukung dan kurang
mensupport pasien atau mendapat tekanan yang berlebihan,seperti
tekanan belajar,tekanan bekerja,dll
e. kegiatan sehari hari
sehari-hari apakah pasien bertindak normal atau memang sudah ada
gangguan sejak dini
f. kebiasaan dan keyakinan
pasien dikaji secara keagamaanya, waktu ibadah , sering ikut dalam
organisasi keagamaan atau tidak
Dalam proses pengkajian dapat dilakukan secara observasional dan
wawancara,data pengkajian memerlukan data yang dapat dinilai secara
observasional. Menurut Yosep (2014) data pengkajian pada pasien
halusinasi yaitu :
10
a. data subjektif
1) mendengar suara menyuruh,mengajak berbincang atau
mengancam
2) melihat bayangan
3) mencium bau
4) merasakan sesuatu di permukaan
5) merasakan makanan tertentu
b. Data Objektif
1) Bicara atau tertawa sendiri
2) Marah marah tanpa sebab
3) Tatapan mata pada suatu objek dan menunjuk ke arah tertentu
Selanjutnya dalam pengkajian wawancara menurut (Yosep,2014) yaitu:
1. Isi dan jenis halusinasi
Yang dialami oleh klien. Ini dapat dikaji dengan menanyakan suara
siapa yang di dengar, apa saja yang di katakan, apa saja yang di
dengar, bentuk bayangan bagaimana yang dilihat klien, bau apa yang
tercium, rasa apa yang di kecap, atau merasakan apa yang di
permukaan tubuh.
2. Waktu dan frekuensi halusinasi
dengan menanyakan kepada klien, kapan halusinasi muncul,beberapa
hari sekali,seminggu atau sebulan halusinasi itu muncul, informasi ini
penting untuk mengidentifikasikan pencetus halusinasi dan
menentukan jika klien perlu di perhatikan saat mengalami halusinasi
3. Situasi pencetus halusinasi
dapat dikaji dengan menanyakan kepada klien peristiwa atau kejadian
yang di alami sebelum halusinasi itu muncul, apa yang dialami klien
menjelang muncul halusinasinya
4. Respon klien
bisa dikaji dengan menanyakan pada klien, hal apa saja yang
dilakukan klien saat mengalami halusinasi , apakah klien masih bisa
mengontrol stimulus halusinasi atau sudah tidak berdaya lagi terhadap
11
halusinasi
5. Pohon Masalah :
Menurut Azizah, Zainuri & Akbar (2016, p. 302), pohon masalah pasien
dengan halusinasi sebagai berikut :
Effect Resiko perilaku kekerasan
Core problem
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran
Cause Isolasi sosial
12
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanya nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan tepat janji
6) Tunjukan sikap empati dan peduli Beri perhatian kepada klien
Tujuan khusus yang kedua (TUK)
1. Klien dapat mengenal halusinasinya
Klien dapat menyebutkan waktu,isi,frekuensi timbulnya halusinasi
Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya
a. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
b. Observasi tingkah laku klien setiap saat
c. Bantu klien mengenal halusinasi
1. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apakah
mendengar sesuatu
2. Jika klien menjawab ada, lanjutkan dengan menanyakan apa yang di
dengar
3. Katakanlah bahwa klien mendengar, tetapi perawat tidak mendengar
dengan nada yang bersahabat
4. Katakanlah bahwa ada klien yang seperti klien
5. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
d. Diskusikan dengan klien :
1. Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi
13
3. Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasinya seperti yang telah di
diskusikan dengan klien
4. Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan
halusinasinya
Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok
a. Identifikasikan bersama klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
b. Diskusikan manfaat dan cara yang di gunakan klien , jika bermanfaat beri
pujian
c. Diskusikan manfaat dan cara yang di gunakan klien
d. Diskusikan cara baru dalam mengontrol ataupun memutus timbulnya
halusinasi dengan
1. Katakan : saya tidak mendengar kamu (pada saat halusinasi timbul)
2. Menemui orang lain seperti perawat,teman,anggota keluarga
3. Membuat jadwal kegiatan sehari hari agar halusinasi tidak muncul
4. Meminta keluarga atau perawat menyapa jika terlihat bicara sendiri
e. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya
f. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dipilih
Anjurkan klien untuk mengikuti aktifitas kelompok yang di jadwalkan
Tujuan khusus yang keempat 4 (TUK)
Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
1. Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Keluarga dapat menyebutkan pengertian,tanda dan tindakan untuk
mengendalikan halusinasinya
3. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
4. Diskusikan dengan keluarga pada saat kunjungan kerumah
14
3. Klien dapat informasi tentang manfaat dan efek samping obat
4. Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat,dosis,dan efek samping
obat
5. Klien dapat mengetahui jika berhentinya obat tanpa konsultasi
Klien dapat menyebutkan prinsip benar penggunaan obat
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis frekuensi serta
manfaat obat
b. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat obat dan efek
samping yang dirasakan
d. Diskusikan akibat berhentinya obat tanpa berkonsultasi
Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 (lima ) benar
8. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal yang harus di
perhatikan ketika melakukan implementasi adalah tindakan yang akan di
lakukan kepada pasien dilakukan secara interaksi dalam melakukan dan
melaksanakan tindakan keperawatan (Afnuhazi,2015)
Menurut Keliat (2007) tindakan keperawatan yang akan di lakukan :
a) Membantu klien mengenal halusinasi
b) Melatih klien mengontrol halusinasi kolaborasi dengan keluarga klien
c) SP1 ( komunikasi theurapetik)
d) SP 2 (menghardik)
e) SP3 ( menggunakan obat secara teratur)
9. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan sesuai dengan tindakan
keperawatan yang dilakukan kepada klien (Dalami,dkk,2014) :
1. Evaluasi
15
menurut Yusuf, (2015) evaluasi dibagi menjadi dua diantaranya :
a. Pada pasien
1.) Pada pasien mampu menyebutkan tanda dan gejala perilaku
halusinasi, perilaku yang biasa dilakukan, serta akibat dari
halusinasi yang dilakukan
2.) Pasien mampu menggunakan cara mengontrol halusinasi
secara teratur sesuai jadwal, yang meliputi mengontrol
halusinasi secara fisik,sosial,verbal,spiritual dan terapi
psikofarmaka
b. Pada keluarga
1.) Keluarga mampu mencegah terjadinya halusinasi
2.) Keluarga mampu menunjukan sikap yang mendukung dan
menghargai pasien
3.) Keluarga mampu memotivasi pasien dalam mengontrol
halusinasi
4.) Keluarga mampu mengidentifikasi perilaku halusinasi yang
dapat dilaporkan pada perawat
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
Hasil karya ilmiah ini menggunakan studi kasus, studi kasus sendiri
adalah rangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif,
terperinci, dan mendalam tentang suatu program,peristiwa, dan aktivitas,
baik pada tingkat perorangan,sekelompok orang untuk memperoleh
pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut (Creswell,2010)
Studi kasus dalam karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk
menggambarkan pengelolaan asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi pendengaran latihan menghardik halusinasi.
B. Subjek penelitian
Partisipan dalam penelitian ini yang akan di sertakan adalah pasien
halusinasi : pendengaran
1. Pasien dengan diagnosa pada pasien gangguan jiwa halusinasi :
pendengaran
2. Pasien yang Kooperatif
3. pasien dan keluarga yang bersedia bekerjasama dan menyetujui
untuk dilakukan tindakan keperawatan
C. Tempat dan waktu
Pengelolaan kasus dilakukan di Ruang puspanidra RSUD kardinah kota
tegal, dilakukan pada tanggal 17 mei 2021 sampai tanggal 22 mei 2021
D. Teknik pengumpulan data
Beberapa hasil teknik dalam pengumpulan data, dapat dipakai dalam
pengelolaan pasien,pengumpulan data dengan lingkungan dan masalah,
serta dapat mengumpulkan data yang berbeda dan secara bersama.
1) Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai upaya pengumpulan data dan
penunjang dalam penegakan diaognosa keperawatan keluarga
17
dengan menggunakan pedoman wawancara yang berupa format
pengkajian keluarga.
2) Observasi (pengamatan)
Observasi merupakan cara melakukan pengumpulan data penelitian
dengan observasi secara langsung kepada responden. Yang
dilakukan peneliti untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan
di teliti, dapat di gunakan antara lain lembar observasi,cheklist
wawancara
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data penelitian melalui
dokumen. Dalam penelitian ini, dokumen yang dimaksud terbagi
menjadi 2 yaitu data primer dan sekunder.
Data primer dilakukan dengan mencatat semua proses asuhan
keperawatan jiwa beserta dokumen pendukung seperti cheklist
wawancara,hasil dari pengamatan, sedangkan data sekunder
meliputi catatan kesehatan dan catatan riwayat keluarga,status
pemeriksaan pasien.
E. Teknik analisa data
Analisa data dilakukan dari pengelolaan di lapangan, saat
pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data
dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya
membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya di tuangkan
dalam opini pembahasan. Teknik yang digunakan dengan cara
merahasiakan jawaban-jawaban yang di peroleh dari hasil wawancara
mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah.
Teknik analisis yang di gunakan dengan cara observasi dan
studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya di
intepretasikan dan di bandingkan dnegan teori sebagai bahan untuk
memberikan rekomendasi dalam intervensi, urutan dalam analisa data
antara lain :
18
1. Mereduksi data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan
lapangan disajikan data kelompokkan menjadi data subjektif dan
objektif berdasarkan hasil pemeriksaan kemudian di bandingkan
nilai normal.
2. Penyajian data
Penyajian data di lakukan dengan tabel, teks naratif. Kerahasiaan
dari responden dijamin dengan jalan memberikan kode inisial pada
identitas dari responden
3. Kesimpulan
Dari data yang di sajikan, kemudian dibahas dan di bandingkan
dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya. Selanjutnya dibuat
kesimpulan studi kasus
F. Etika penelitian
Etika penulisan laporan kasus yang di gunakan oleh penulis
memperhatikan etika penulisan yang mencakup hal sebagai berikut :
1. Inform consent (lembar persetujuan)
Penulis memberikan informasi singkat tentang tujuan asuhan
keperawatan atau laporan kasus pada responden. Informed concent
merupakan bentuk persetujuan anta penulis dengan responden dengn
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Isi informed
concent yaitu. :
a. penjelasan tentang manfaat yang akan di dapatkan setelah dilakukan
intervensi adalah memberikan pengetahuan pada pasien dan
keluarga tentang pentingnya menjaga lingkungan tempat tinggal
klien
b. penjelasan kemungkinan resiko dan akibat yang dapat di timbulkan
adalah partisipan mempunyai hak untuk menghentikan tindakan dan
mendapatkan pelayanan keperawatan dari tenaga kesehatan lain
c. persetujuan responden dapat mengundurkan diri kapan saja
19
2. anonymity (tanpa nama)
penulis memberikan jaminan dalam penggunaan subjek dengan cara
tidak memberikan dan tidak mencantumkan nama responden dalam
lembar asuhan keperawatan seperti pengkajian, intervensi,
implementasi, evaluasi dan hanya menuliskan inisial nama pada lembar
pengumpulan data atau hasil yang di sajikan.
3. confidentialy (kerahasiaan)
penulis menjaga kerahasiaan informasi yang telah di kumpulkan dari
responden dan hanya di gunakan untuk kepentingan karya tulis ilmiah,
seperti terkait nama responden yang merupakan subjek karya tulis
ilmiah sudah di rahasiakan.
G. Instrumen penelitian
Instrument yang digunakan oleh penulis untuk alat pengumpulan data
adalah sebagai berikut :
1. Format asuhan keperawatan jiwa (terlampir)
2. Strategi pelaksanaan klien dengan perilaku halusinasi (terlampir)
3. Alat tulis (pulpen,buku)
4. Laptop
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran lokasi penulisan
Pengambilan data klien bertempat di ruang puspanidra rumah sakit umum
daerah kardinah kota tegal yang didirikan pada tahun 1927 oleh raden RA
Kardinah yaitu adik dari RA Kartini , bangunan ruang puspanidra terdiri
dari 1 ruang perawat, 1 ruang interaksi, 2 ruang pasien yang terdiri masing
masing tiga bangsal, 1 ruang isolasi, 1 ruang kamar mandi pasien dan 1
ruang evaluasi
2. Pengkajian
Ny AR berusia 35 tahun datang dari IGD karena kondisi kesehatanya
menurun,kondisi hamil 5 bulan, dan berbicara sendiri, klien dapat berorientasi
dengan cukup baik, mampu untuk diajak berbicara walaupun hanya sedikit
kata yang keluar, menurut keluarga klien , klien sering menyendiri di dalam
rumah,tidak mau diajak bicara dengan orang, tetapi sering terlihat mengobrol
sendiri, saat ditanyai oleh keluarga, klien selalu berbicara bahwa klien
mendengar suara ibunya yang sedang mengajak ngobrol, klien adalah korban
dari pemerkosaan, klien juga mengalami depresi karena ditinggal wafat oleh
ibunya saat masih bersekolah dasar , menurut keluarga klien, klien akan
mengobrol sendiri jika jam sudah berada di pukul 9 pagi dan 9 malam saat
menjelang akan tidur.
Klien adalah anak kedua dari keempat bersaudara, pendidikan tamatan SD
ayahnya bekerja sebagai pedagang, menurut keluarga klien, klien sering
mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungan sekitar,sering di
ejek dan tentunya di jauhi oleh masyarakat karena takut jika klien sewaktu-waktu
bisa mengamuk dan mencelakai orang lain.
21
Tn F berusia 59 tahun datang dari IGD karena post mengamuk dari rumah, sering
berbicara sendiri dan selalu mengatakan bahwa ada suara-suara yang selalu
membuat dia ingin melukai istrinya,sorot mata tajam, namun tidak mencelakai
orang lain, penampilan kurang terurus, toileting baik cukup mandiri, makan masih
mampu, masih berorientasi dengan cukup baik, status menikah dan memiliki 1
orang istri dan 1 orang anak laki-laki, pasien memiliki riwayat pengobatan poli
jiwa di rsud kardinah, kumat karena 3 hari tidak mau minum obat, sebelumnya
sudah pernah datang dan dirawat diruang puspanidra pada tanggal 01/03/2021
sampai 12/03/2021, dan kumat lagi datang dirawat kembali pada 19/03/2021
sampai 24/03/2021, dan datang kembali pada 19/05/2021, memiliki riwayat
keluarga yang memiliki ODGJ, beliau mengalami depresi karena memikirkan
anaknya yang tidak bias di atur dan semaunya sendiri sampai ahirnya sering
marah-marah dan ngamuk-ngamuk tanpa sebab
A. Riwayat penyakit
Tn F , klien diantar oleh keluarganya datang dari IGD dengan keluhan sudah 3
hari tidak mau makan dan selalu menyediri dikamar dan sering terlihat mengobrol
sendiri di pojok kamar, klien tidak mau berinteraksi dengan masyarakat karena
sering di ejek oleh warga dirumah,ketika datang di IGD klien terlihat bingung dan
tenang, klien masih bias kooperatif dan dapat berorientasi dengan cukup baik,
klien dibawa keruang puspanidra dengan tenang klien selalu menyendiri,tidak
mau dan sering bicara sendiri klien takut dengan warga sekitar karena sering
dibicarakan tidak baik.
Ny AR, klien diantar oleh istrinya datang dari igd, post mengamuk dari rumah dan
saat dibawa ke igd pasien terlihat berbicara sendiri dan berbicara meracau, kondisi
klien terlihat tidak terurus,rambut panjang dan acak acakan, jenggot yang tidak
rapi serta tatapan mata yang tajam Klien selalu ngamuk tanpa sebab dan selalu
berbicara meracau sendiri Klien depresi karena memikirkan anaknya yang tidak
bias diatur dan masalah pekerjaan
B. Faktor predisposisi
Tn F, klien sering bolak balik dirawat di ruang puspanidra, dan menjalani terapi di
poli kejiwaan klien berobat jalan di poli kejiwaan klien mengalami gangguan jiwa
22
kurang lebih sudah 5 tahun ini dan rutin berobat jalan di poli kejiwaan , klien
mengalami depresi karena anaknya yang tidak mau di atur dan faktor stress dari
pekerjaan sebagai guru , klien merasa tidak mampu untuk mendidik anaknya dan
tidak mampu untuk menyelesaikan pekerjaannya
Ny AR, klien mengatakan baru pertama kali dirawat diruang puspanidra klien
belum pernah menjalani terapi obat kejiwaan klien mengalami gangguan jiwa saat
masih sekolah dasar karena ditinggal alm ibunya wafat,keluarga tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa, klien memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan
karena dulu pernah menjadi korban kekerasan seksual dari orang lain saat berusia
18 tahun
C. Pemeriksaan fisik
Pada Tn F, didapatkan data sebagai berikut Keadaan umum Compos mentis ,
suhu 36,7 C ,nadi 80 X/ menit, TD120/80 mmhg , RR 20X/ menit, Rambut kusut,
berantakan, konjungtiva Tidak anemis , kepala Tidak ada kelainan, Gigi
bersih,dan simetris, hidungTidak ada polip, Tidak ada pembesaran tiroid , dada
simetris , akral hangat, tidak ada jejas, ataupun lesi, kulit lembab.
Ny AR didapatkan data sebagai berikut Keadaan umum Compos mentis , suhu
36,7 C ,nadi 80 X/ menit, TD 100/80 mmhg , RR 20X/ menit, Rambut kusut,
berantakan, konjungtiva Tidak anemis , kepala Tidak ada kelainan, Gigi
bersih,dan simetris, hidungTidak ada polip, Tidak ada pembesaran tiroid , dada
simetris , akral hangat, tidak ada jejas, ataupun lesi, kulit lembab
D. Genogram
Klien Ny AR adalah anak kedua dari keempat bersaudara, memiliki dua orang
adik dan satu orang kakak perempuan, memiliki satu ayah dan satu ibu, tetapi
ibunya sudah wafat dan kini beliau tinggal dengan orangtuanya dirumah milik
ayahnya, sedangkan pada Tn F Klien adalah seorang ayah juga seorang suami,
memiliki satu orang istri dan satu anak laki-laki, klien tinggal bersama istri dan
anaknya dirumah milik istrinya
E. Konsep diri
Pada Ny AR didapatkan data bahwa klien malu terhadap dirinya karena sering di
ejek oleh orang orang sekitar rumah klien adalah anak kedua dari keempat
23
bersaudara,klien berusia 35 tahun klien belum menikah dan hanya di dalam rumah
saja membantu pekerjaan rumah
klien tidak betah lama lama diruang perawatan karena memikirkan pekerjaan
rumah klien mengatakan minder terhadap ucapan orang tentang dirinya yang
dulunya korban bekas kekerasan seksual, klien 2 yaitu Tn F bahwa Klien tidak
menyukai dirinya sendiri Karena menganggap dirinya sebagai beban keluarga
Klien adalah seorang ayah juga seorang suami dari satu anak laki-lakinya
Klien adalah seorang guru dulunya Klien tidak ingin pulang dan tidak ingin
melihat anaknya Klien merasa disisihkan dari keluarga dan tidak dianggap sebagai
kepala keluarga
F. Hubungan social
Pada Ny AR didapatkan data bahwa klien lebih menyayangi alm ibunya dan
kakak pertama, klien tidak mau berbaur karena takut di kata tidak baik oleh orang-
orang klien sering mendengar ejekan dan perkataan tidak enak dari warga jadi
klien lebih suka di dalam rumah, klien Tn F mengatakan bahwa tidak ada yang
berarti dalam keluarga menurut klien klien lebih suka menyendiri klien merasa
bahwa orang lain akan mencelakakan dirinya
G. Spiritual dan status mental
Ny AR didapatkan data, Klien terlihat acak-acakan Klien jelas dalam berbicara
namun dengan nada yang lirih ,Klien merasa biasa saja, klien bias melakukan hal
sederhana seperti merapikan tempat tidur dan membersihkan tempat tidur atau
menyapu lantai, Klien hanya mau bicara jika ditanya Klien kooperatif dan sesekali
kadang jawabanya tidak pas dengan pertanyaanya Klien merasa takut dengan
masyarakat karena dibicarakan yang tidak baik oleh mereka Selama wawancara
dan pengkajian, klien terlihat tenang dan cukup mampu menjawab pertanyaan
Klien mengatakan memiliki pengalaman di bicarakan yang tidak baik dalam
masyarakat sehingga klien lebih suka di dalam rumah sajaKlien bingun kenapa dia
dibawa dirumah sakit , pada klien 2 yaitu Tn F didapatkan data klien terlihat tidak
terurus dan terlihat kusam
klien hanya sedikit menjawab seperlunya , klien sudah tidak peduli dengan
keluarga,istri maupun dengan anaknya, klien hanya mau menjawab pertanyaan
24
jika ditanya klien menjawab dengan ketus,sesekali klien diam saja ,klien juga
mengatakan tidak suka dengan orang lain karena orang lain akan mencelakakan
dirinya, selama dilakukan pengkajian dan wawancara, klien sedikit tidak mau
kooperatif, kadang diam saja jika ditanya, klien mengatakan memiliki tekanan di
dalam pekerjaanya dan istrinya serta anaknya kurang bias menghargai beliau,
klien bosan bolak balik kerumah sakit, klien mampu berhitung dengan baik, klien
cukup mampu mengambil keputusan sederhana , klien menganggap bahwa dia
normal saja saat sedang jengkel atau mengamuk
H. Mekanisme koping
Ny AR didapatkan data bahwa Klien tidak pernah memiliki masalah dengan
kelompok manapun dan lingkungan manapun, Klien tidak memiliki masalah
dengan pendidikan dan pekerjaan Klien tidak mengalami masalah dirumah
maupun dengan ekonomi, Klien masih di bimbing dalam pemberian obat oleh
perawat, pada Tn F Klien tidak pernah memiliki masalah dengan kelompok
manapun dan lingkungan manapun, Klien memiliki masalah dengan pekerjaan
karena klien tidak bias menyelesaikan pekrjaan dengan professional, Klien
memiliki masalah dengan ekonomi karena klien yang sudah berhenti dari
pekerjaanya karena kondisi kejiwaanya terganggu sehingga klien merasa tidak
mampu lagi menjadi kepala rumah tangga dan merasa tidak dihargai oleh istri dan
anaknya , Klien mengatakan sudah bosan dengan yang namanya obat
3. Analisa data
Klien 1 Ny AR , klien mengatakan lebih sering berada didalam rumah dan lebih
suka di dalam rumah sambil mengerjakan pekerjaan rumah tangga, klien
mengatakan jika terkadang ada suara-suara yang mengatakan bahwa dirinya sudah
tidak pantas dan ternodai, klien takut keluar rumah karena omongan warga yang
tidak baik dan sering mengejek dirinya tidak baik karena klien adalah korban
kekerasan seksual dulunya, dalam hal ini klien merasa bahwa harga dirinya
rendah Klien terlihat tenang,tidak berorientasi yang merugikan,tatapan mata klien
tidak terfokus dan sesekali klien bicara meracau dan ngobrol sendiri, Klien 2 Tn F
Klien merasa marah dan tidak puas terhadap dirinya dan perlakuan istri serta
anaknya, klien juga sering mendengar suara-suara agar melukai istrinya serta
25
orang sekitar klien mengatakan lebih senang dirumah dan bersantai sambal
merokok dan menonton tv ,mata klien tampak tajam,berbicara meracau, sedikit
tidak kooperatif,lebih banyak diam,jawab ketus, dan hanya mau bicara seperlunya
Berdasarkan analisa data diatas, didapatkan masalah keperawatan yaitu
gangguan persepsi halusinasi : pendengaran,resiko perilaku
kekerasan,isolasi social
akibat Resiko perilaku kekerasan
26
bertahap, Observasi tingkah laku klien setiap saat dan Bantu klien mengenal
halusinasinya Katakan bahwa perawat akan membantu klien Jika melihat tanda
klien mengalami halusinasi, segera tanyakan apakah mendengar
sesuatu,Katakanlah jika klien mendengar, tapi perwat tidak mendengarnya,
Tujuan khusus TUK 3 : klien dapat mengontrol halusinasinya dengan menghardik
halusinasi yang timbul Klien dapat menyebutkan tindakan yang bisa dilakukan
untuk menghilangkan halusinasinya, Klien dapat melakukan cara untuk
mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik , Tujuan khusus TUK 4 : Klien
dapat dukungan dalam mengontrol halusinasinya dari keluarga Anjurkan klien
untuk memberitahu keluarga jika sedang mengalami halusinas, iDiskusikan
dengan keluarga saat kunjungan,Beri penkes kepada keluarga tentang prinsip 6
benar penggunaan obat,Anjurkan klien untuk minta sendiri obat kepada perawat
atau keluarga jika sudah diperbolehkan pulang dan rawat jalan, Tujuan khusus
TUK 5 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik, Beri penkes kepada
keluarga, juga klien tentang prinsip 6 benar penggunaan obat,Anjurkan klien
untuk minta sendiri obat kepada perawat atau keluarga jika sudah diperbolehkan
pulang dan rawat jalan
6. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan intervensi yang akan dilakukan , maka penulis akan melakukan
implementasi , pada Ny AR dan Tn F pada hari selasa tanggal 18 mei 2021 jam
08.45 yaitu melakukan SP1P Membina hubungan saling percaya,Menyapa klien
dengan ramah, Memperkenalkan diri dengan sopan, Menanyakan nama dan
alamat pasien, Memfasilitasi klien untuk mandi sore, Membantu pasien mengenal
penyebab halusinasi, Membantu mengenal keuntungan mengontrol halusinasi,
Membantu mengenal kerugian tidak mengontrol halusinasi, Mengajarkan klien
berkenalan secara bertahap, Mengadakan kontak sering dan singkat,
Mengobservasi tingkah laku klien, Mengobservasi tanda-tanda vital,
Memfasislitasi klien untuk makan dan minum obat, Memberi arahan kepada klien
untuk masuk ke kamar masing-masing , pada hari rabu 19 mei 2021 perawat
melakukan SP2P yaitu Mengevaluasi SP 1P Menyapa klien,Membantu pasien
mengenal penyebab halusinasi, Membantu mengenal keuntungan dan kerugian
tidak mengontrol halusinasi,Mengajarkan klien secara bertahap, Memfasilitasi
klien untuk mandi sore, Mengajarkan SP 2P tentang cara menghardik halusinasi,
Mengobservasi tanda-tanda vital, Mengevaluasi SP 2P tentang mengajarkan klien
untuk menghardik halusinasi, , Mengajarkan klien untuk mengontrol halusinasi
27
dengan minum obat, Memfasilitasi klien untuk makan dan minum obat, Memberi
arahan kepada klien untuk masuk kamar masing-masing, pada hari kamis 20 mei
2021 perawat kembali melakukan tindakan SP3P yaitu SP 3P, Mengavaluasi SP
1P 2P, Menyapa klien dengan ramah, Berbincang kembali tentang kegiatan
kemarin, Membantu pasien mengenal halusinasi, Membantu mengenal
keuntungan mengontrol halusinasi, Membantu mengenal kerugian tidak
mengontrol halusinasi Mengevaluasi SP 2P, Mengajak klien untuk bermain
olahraga tenis meja, bermain gitar therapy musik bersama pasien lain untuk
meningkatkan komunikasi dengan perawat dan pasien lain ,Memberi tantangan
klirn untuk mempraktekan menghardik halusinasi, Mengevaluasi SP 3P,
Mengajak pasien mengontrol halusinasi dengan minum obat Mengevaluasi klien
cara penggunaan obat dengan prinsip 6 benar, Kontrak waktu untuk
berkomomunikasi selanjutnya
7. Evaluasi keperawatan
- berdasarkan implementasi diatas yang sudah penulis lakukan kepada klien,
maka penulis akan melakukan evaluasi dari hasil strategi pelaksanaan yang
telah dilakukan sebelumnya pada Ny AR dan Tn F,pada hari selasa 18 mei
2021, menjawab salam “waalaikum salam “ , Klien mengatakan bahwa
dirinya tidak betah, Klien mengatakan bahwa banyak suara-suara
mengganggu disini, Klien mengatakan bahwa saya sudah, sedikit berani
untuk memulai berbicara, Klien mau menjawab salam, Klien mau duduk
berhadapan dengan perawat, Pasien mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan perawat, TD 120/80 mmhg, Nadi : 80 X / menit, RR : 20 X /
menit , SP 1P terlaksana, Melanjutkan SP2 pasien ( melatih mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik), Bina hubungan saling percaya ,
Selalu motivasi klien dengan beri pujian jika berhasil melakukan Berikan
terapi sesuai advis dokter, s pada hari rabu 19 mei 2021, dilakukan SP2P
Klien mengatakan sudah mampu untuk menghardik halusinasinya, Klien
mengatakan mau diajak bicara dengan perawat, Klien terlihat kooperatif,
Klien dapat menununjukan cara mengontrol halusinasinya sesuai dengan
cara yang dipilihnya, SP 2Pasien tercapai, Bina hubungan saling percaya,
Libatkan keluarga untuk ikut mengontrol halusinasinya, Latih kembali
SP1 dan SP2, Berikan terapi sesuai advis dokter pada hari kamis tanggal
20 mei 2021 dilakukan SP3P pada pasien , dan diperoleh hasil Klien
28
mengatakan mau minum obat dan paham cara minum dengan benarKlien
mengatakan paham dengan kerugian jika terlat minum obat atau putus
obat, Pasien kooperatif, Pasien mampu berorientasi dengan baik, Pasien
Nampak sudah mau mulai berbicara dengan perawat tentang obat yang
diberikan, SP3 pasien tercapai, Evaluasi kembali SP1, SP2 dan SP3,
Libatkan keluarga dalam pemberian obat selama perawatan dirumah nanti
a. Hasil pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas pengelolaan keperawatan
jiwa gangguan persepsi sensori : halusinasi pada Tn. F dan Ny. AR di
ruang puspanidra RSUD kardinah kota tegal dan akan mencoba
membandingkan antara dua pasien berbeda dengan kasus yang sama.
Penulis menggunakan metode ilmiah yaitu proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Menurut Keliat (2005) dikutip oleh Dalami (2009) pengkajian
merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan, tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data
biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Untuk pengkajian pasien halusinasi pendengaran merupakan
Halusinasi juga dinyatakan sebagai persepsi klien terhadap lingkungan
tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterpretasikan sesuatu
yang nyata tanpa rangsangan dari luar, Pasien tidak bisa menerima
persepsi apa yang diterimanya. (Direja, 2011).
a. Klien 1
pada ny ar di dapatkan data subyektif dan data obyektif , pasien
mengatakan mendengar suara yang mengajaknya mengobrol dan
pasien terlihat berbicara sendiri, tidak berorientasi yang dapat
mengancam fisiknya ataupun orang lain, klien tampak menarik diri
jika diajak bicara denga perawat, tetapi berani berbicara jika
29
keluarganya yang mengajaknya mengobrol, 1 hari saat kedatangan
klien dirumah sakit, klien tampak gelisah tan tidak tau kenapa klien
dibawa kerumah sakit, padahal klien merasa bahwa klien sehat-sehat
saja, sorot mata klien kurang, klien tidak berani memulai pembicaraan,
klien juga sering terlihat berbicara sendiri jika sedang sepi, setelah
dilakukan SP1,SP2 dan SP3 klien menjadi lebih berani untuk bercakap
dengan orang lain maupun perawat, klien juga mampu menyebutkan
keuntungan mengontrol halusinasi, klien mampu menyebutkan
kerugian jika putus obat dan keuntungan jika minum obat teratur
b. Klien 2
pada Tn F didapatkan data subyektif dan obyektif, pasien mengatakan
mendengar suara-suara yang mengganggu untuk mencelakai diri
sendiri juga orang lain, klien tidak berorientasi yang merugikan selama
dirawat di rumah sakit, klien mengeluh sudah tidak dihargai oleh anak
dan istrinya, satu hari saat kedatangan klien dirumah sakit, klien
tampak marah-marah,berbicara sendiri dan meracau, tatap mata klien
juga tajam,penuh amarah dan tidak kooperatif jika dilakukan
pengkajian, dengan pendekatan komunikasi theurapetik ahirnya klien
mau diajak bicara walaupun sorot matanya masih tajam, setelah
dilakukan SP1, SP2, dan SP3 klien tampak lebih tenang dan
bersahabat, sorot mata klien juga sudah tidak tajam lagi seperti saat
dilakukan strategi pelaksanaan pertama kali, klien mampu dan sudah
percaya dengan perawat, klien juga mampu menyebutkan keuntungan
mengontrol halusinasi, klien juga mampu memperagakan cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik,klien juga mampu
minum obat sendiri tanpa dibantu dan mau kooperatif terhadap
perawat dan keluarga
Pembahasan : Hasil pengkajian yang ditemukan penulis dalam melakukan
pengkajian pada klien 1 dan klien 2 ditemukan data klien yang
mengatakan “ mendengar suara-suara yang mengganggu” data tersebut
merupakan pengertian pengkajian halusinasi pendengaran menurut
30
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi (Maramis,1998)
Menurut para ahli, Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif
individu yang berada dalam rentang respon neurobiologis (stuart dan
Laraia,2005).
sehingga dari teori di atas tidak terjadi kesenjangan antara
teori dan praktik.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang didapat, penulis menegakkan
diagnosa 2 partisipan yaitu : gangguan persepsi sensori : halusinasi
a. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi
(Maramis,1998)
Menurut para ahli, Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif
individu yang berada dalam rentang respon neurobiologis (stuart dan
Laraia,2005).
b. Alasan diagnosa ini ditegakkan
Diagnosa ini diangkat karena penulis menemukan data subjektif
dan data objektif sesuai dengan tanda dan gejala Menurut Budi Anna
Keliat (1999), gejala atau karakteristik prilaku dari halusinasi adalah
sebagai berikut : Bicara, senyum dan tertawa sendiri, Menarik diri
dan menghindar dari orang lain, Tidak dapat membedakan antara
keadaan nyata dan tidak nyata. Ekspresi muka tegang, mudah
tersinggung.
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Prabowo (2014) rencana tindakan keperawatan
merupakan rangkaian tindakan yang dapat mencapai tujuan khusus. Untuk
menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus, penulis perlu meiliki
31
kemampuan berfikir kritis dan kemampuan berhubungan kemitraan
dengan pasien dan keluarganya.
Rencana tindakan keperawatan dibuat perawat untuk mengatasi
masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan lain adalah menurut
Prabowo (2018) yaitu dengan pendekatan Strategi pelaksanaan dengan
harapan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 hari pertemuan,
diharapkan klien dapat berinteraksi dengan orang lain san menurut
Damaiyanti dan Iskandar (2014), tujuan khusus 1 membina hubungan
saling percaya, yang kedua mengenal halusinasi, yang ketiga dapat
mengontrol halusinasi, yang keempat dapat menggunakan obat,yang
kelima mampu menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu
tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien atau keluarga, dan
berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat implementasi
menggunakan strategi pelaksana pasien dan strategi pelaksana keluarga
(Keliat, 2009). Implementasi yang dilakukan pada Klien 1 dan 2 pada
masalah keperawatan jiwa khususnya gangguan persepsi halusinasi :
pendengaran sesuai dengan teori Prabowo (2018) yaitu menggunakan tiga
strategi pelaksana pada pasien dan tiga strategi pelaksana pada keluarga
dengan harapan agar klien dapat mengenal penyebab halusinasi,
keuntungan mengontrol halusinasi, kerugian tidak mengontrol halusinasi
mampu menggunakan obat denganbaik dan benar.
Pada klien Tn. F pada strategi pelaksanaan pasien tercapai dari SP
1 pasien, SP 2 pasien dan SP 3 pasien. Pada strategi pelaksaan keluarga
penulis tidak melakukan strategi pelaksanaan terhadap keluarga karena
keluarga klien tidak bisa dateng ke rumah sakit dan penulis tidak bisa
melakukan kunjungan ke rumah keluarga klien. Sedangkan pada klien Ny.
AR pada strategi pelaksanaan pasien tercapai dari SP 1 pasien, SP 2
pasien dan SP 3 pasien belum maksimal karena ada hambatan pada Ny.
AR responnya sedikit lama, lebih sering menunduk dan tidak terlalu
32
fokus. Pada strategi pelaksaan keluarga penulis tidak melakukan strategi
pelaksanaan terhadap keluarga karena keluarga klien tidak bisa dateng ke
rumah sakit dan penulis tidak bisa melakukan kunjungan ke rumah
keluarga klien.
Pada klien 1 dan 2 dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
bermain game dengan therapy musik pada hari ke 3 sesuai dengan Jurnal
Keliat dan Akemat (2005) yang dikutip oleh Saswati dan Sutinah (2018)
yang berjudul “Pengaruh Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap
Kemampuan Sosialisasi Klien Halusinasi” TAK metode pengobatan yang
membantu klien untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar klien. Terapi ini memfasilitasi psikoterapi untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan orang lain dan
menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan TAK
adalah untuk meningkatkan klien bersosialisasi terhadap kelompok secara
bertahap. Adapun penjelasan implementasi SP pasien antara lain:
a. Klien 1
Pada tanggal 18 mei 2021 mulai pukul 14.30 penulis
melaksanakan membina hubungan saling percaya dengan klien dngan
cara menyapa klien dengan ramah dan menanyakan nama dan alamat
klien, penulis membantu mengenal keuntungan dan kerugian dalam
membina suatu hubungan dengan orang lain. Respon dari klien, klien
mau mengikuti dan dalam melakukan SP1 19 mei 2021 melatih
mengontrol halusinasi dengan menghardik Pada tanggal pukul 15.00
penulis melakukan bina hubungan saling percaya dengan klien, karena
dengan kepercayaan yang diberikan klien, penulis dapat melaksanakan
tindakan keperawatan lainnya. Pukul 15.30 penulis melakukan SP 2
Pasien dengan cara mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
( minum obat dengan prinsip 6 benar ) dan klien bisa
melaksanakannya dengan baik dan lancar lalu dievaluasi SP 2 Pasien
dan dilanjutkan SP 3 dengan mengajarkan klien prinsip 6 benar pada
33
obat Pada tanggal 13 Februari 2020 pukul 14.30 penulis mengajak
klien 1 dan klien lainnya untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok
bermain game dengan therapi musik, dan dilanjutkan klien tetap
melakukan bina hubungan saling percaya. Klien di suruh mengingat
kembali kegiatan kemarin yang telah dipelajari mengevaluasi SP 1
Pasien, SP 2 pasien dan SP 3 pasien. Klien dan penulis tetap
melakukan kegiatan terjadwal seperti biasa dan klien terlihat mau dan
kooperatif.
b. Klien 2
Pada tanggal 18 Februari 2020 pukul 15.45 penulis
melaksanakan membina hubungan saling percaya dengan klien sama
halnya yang dilakukan kepada klien 1, namun Ny. AR dinilai kurang
mampu dalam melakukannya karena klien lebih sering menunduk
tetapi dapat memahami keuntungan dan kerugian klien jika membina
hubungan dan klien disuruh untuk mengulang kembali apa yang sudah
di jelaskan oleh penulis. Pukul 15.50 klien diajarkan penulis SP 1
tentang mengenal halusinasi. Klien terlihat antusias walau terkadang
masih menghindari kontak mata dan bersuara lirih. Klien dapat
melakukan SP 1 Pasien sebagian.
Pada tanggal 19 Februari 2020 penulis melakukan bina
hubungan saling percaya, jika klien percaya maka akan lebih mudah
melakukan tindakan keperawatan lainnya. Klien di ingatkan yang telah
diajarkan kemarin, klien pun ingat apa yang telah diajarkan kemarin
sehingga dapat dievaluasi dengan baik. klien diajarkan untuk mengenal
halusinasi, Klien terlihat sedikit takut namun dengan motivasiklien
untuk belajar berinteraksi dengan orang lain, klien akhirnya mau dan
dapat dengan baik melakukan SP 2.
Pada tanggal 20 april 2021 pukul 09.00 penulis membina
hubungan saling percaya dengan klien dan mengoservasi tingkah laku
klien. klien disuruh mengulang SP 1 dan SP 2 yang sudah diajarkan.
Klien terlihat mampu. Klien di motivasi setiap saat untuk melakukan
34
hubungan dengan orang lain dan teman teman sesama pasien di
ruangan. klien diajarkan SP 3 untuk dapat menggunakan obat dengan
prinsip 6 benar, dank lien terlihat mampu melakukan apa yang telah
perawat ajarkan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yang telah dilakukan pada klien 1 dan klien
2 menggunakan teori Damaiyanti dan Iskandar (2014) yang meliputi SP
1, SP 2, SP 3 dan merupakan pengembangan dari TUK 1, TUK 2, TUK 3,
TUK 4, TUK 5 yang memiliki kriteria evaluasi masing-masing dari
setiap TUK.
a. Klien 1
Pada tanggal 18 mei 2021 klien menjawab salam dari perawat,
mengatakan ingin pulang dan dapat mengatakan salah satu penyebab
isolasi sosial, klien mengatakan sudah tahu cara berkenalan, klien mau
duduk bersebelahan dengan perawat klien mampu menjawab
pertanyan yang diajukan perawat dan klien mau belajar mengenal
halusinasi Sehingga dapat dianalisis SP 1 pasien tercapai menurut
Damayanti dan Iskandar (2014) yang merupakan intervensi
keperawatan dari pengembangan tujuan khusus (TUK) yaitu TUK 1
sampai TUK 3 dimana evaluasi keperawatan SP 1 dari beberapa
kriteria evaluasi antara lain ekspresi wajah bersahabat menunjukkan
rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab
salam dari perawat, klien mau duduk berdampingan dengan perawat
dan mau mengutarakan masasalah yang dihadapi.
Pada tanggal 19 mei 2021 klien mengatakan ingin pulang,
mengerti keuntungan mengontrol halusinasi, dan kerugian jika tidak
mau mengontrol halusinasi klien terlihat kooperatif dan terlihat
mengikuti perawat untuk mengontrol halusinasi dan mau diajak
berinteraksi dengan orang lain. Dianalisis oleh penulis kegiatan SP 2
35
pasien tercapai menurut teori kriteria evaluasi yang dikemukakan oleh
Damaiyanti dan Iskandar (2014) yaitu pasien dapat
mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap.
Pada tanggal 20 mei 2021 klien tampak tenang, dan mampu
mengulang SP 1 pasien, SP 2 pasien, klien mengatakan mulai
mengenal halusinasi yang muncul Klien mengatakan ingin pulang
kerumah rindu dengan keluarganya, Klien mengatakan mau sembuh,
dan mampu berinteraksi dengan dengan orang lain. Dianalisis oleh
penulis klien memiliki perkembangan yang bagus karena dapat
mencapai SP 1 paein, SP 2 pasien, SP 3 pasien
beri tanggapan positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai,
bantu klien untuk mengevaluasi manfaat mengontrol halusinasi,
diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu, motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan dan
beri dukungan positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan.
b. Klien 2
Pada tanggal 18 mei 2021 klien masih tampak bingung, klien
mengatakan ingin pulang, klien mangatakan masih tidak tau mengenal
halusinasi klien mampu menyebutkan salah satu keuntungan
mengontrol halusinasi, klien mampu menyebutkan kerugian tidak
mengontrol halusinasi. Dianalisis oleh penulis SP 1 Tercapai
walaupun melakukannya masih mempunyai rasa malu dan mengulang
kegiatan SP 1 keesokan harinya. SP 1 pasien tercapai menurut
Damayanti dan Iskandar (2014) yang merupakan intervensi
keperawatan dari pengembangan tujuan khusus (TUK) yaitu TUK 1
sampai TUK 3 dimana evaluasi keperawatan SP 1 dari beberapa
kriteria evaluasi antara lain ekspresi wajah bersahabat menunjukkan
rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab
salam dari perawat, klien mau duduk berdampingan dengan perawat
dan mau mengutarakan masasalah yang dihadapi.
36
Pada tanggal 19 mei 2021 klien melakukan evaluasi SP 1 pasien
sebelumnya dan berjalan dengan baik dan diajarkan SP 2 pasien
dengan mengajarkan mengontrol halusinasi dengan menhardik
Sehingga dapat dianalisis SP 2 Tercapai sebagian berdasarkan teori
kriteria evaluasi yang dikemukakan oleh Damaiyanti dan Iskandar
(2014) yaitu pasien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara
bertahap.
Pada tanggal 20 mei 2021 klien tampak tenang, lemas, dan
meminta pulang, klien mampu mengulang SP 1 pasien dan SP 2
pasien dan perkembangan meningkat dari hari sebelumnya, klien
terlihat mau ketika diajarkan untuk mengontrol halusinasi :
menghardik halusinasi Dianalisis oleh penulis klien memiliki
perkembangan yang cenderung lambat, karena lebih sering menunduk
sehingga klien hanya mencapai SP 1 pasien, SP 2 pasien dan SP 3
pasien tercapai sebagian yang merupakan kriteria evaluasi menurut
Damaiyanti dan Iskandar (2014)
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan yang penulis dapatkan dalam laporan kasus dan
pembahasan pada pengelolaan keperawatan jiwa gangguan persepsi sensori
halusinasi : pendengaran dan melatih menghardik halusinasi di ruang
puspanidra RSUD kardinah Tegal maka penulis mengambil kesimpulan :
1. Pengkajian
1. Pengkajian
Data yang digunakan penulis menggunakan format pengkajian
keperawatan jiwa sehingga menggambarkan data subjektif dan objektif
yang terdiri dari biodata Tn. F dan Ny. AR. Hasil pengkajian yang
ditemukan penulis dalam melakukan pengkajian pada klien 1 dan klien 2
ditemukan data klien yang mengatakan “ mendengar suara – suara yang
mengganggu “
2. Diagnosa
Dari kedua klien tersebut maka penulis mengambil diagnosa
keperawatan jiwa gangguan persepsi halusinasi : pendengaran
3. Perencanaan Perawatan
Rencana keperawatan yang dilakukan penulis terhadap kedua klien
yaitu dengan tujuan umum agar klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Intervensi juga dilakukan dengan lima tujuan khusus antara lain : tujuan
38
khusus pertama, Klien dapat membina hubungan saling percaya. Tujuan
khusus kedua, Klien dapat menyebut penyebab halusinasi. Tujuan khusus
ketiga yaitu klien dapat menyebutkan keuntungan mengontrol halusinasi
dan kerugian tidak mengontrol halusinasi Tujuan khusus keempat, yaitu
klien dapat melaksanakan cara mengontrol halusinasi secara bertahap.
Tujuan khusus kelima adalah dapat menggunakan obat dengan prinsip 6
benar
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis selama 3 hari
kepada 2 klien berbeda. klien 1 mampu melaksanakan strategi pelaksanaan
1 sampai 3 yaitu klien mampu mengenal halusinasi, mampu mengontrol
halusinasi, mampu menggunakan obat dengan prinsip 6 benar.
5. Evaluasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang telah diterapkan kepada klien 1 dan
klien 2 selama tiga hari pengelolaan untuk dapat berinteraksi dengan orang
lain didapatkan klien 2 perkembangannya agak lambat dibandingkan klien
1. Klien 1 mampu melaksanankan SP 1-3 Pasien dengan maksimal dan
lebih banyak kemajuannya ketimbang klien 2, sedangkan klien 2 mampu
melakukan SP 1-3 namun SP yang ke 3 belum tercapai maksimal karena
ada kendala pada klien 2.
A. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran
antara lain :
1. Bagi Institusi Pendidikan
39
Diharapkan institusi memberikan referensi terbaru supaya nantinya
dapat digunakan mahasiswa untuk meberikan asuhan keperawatan jiwa
dengan maksimal.
2. Bagi Perawat
Diharapkan Rumah Sakit mampu melayani dan memberi
pelayanan yang baik pada klien.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil laporan kasus dpat digunakan sebagai bahan informasi dan
referensi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan asuhan keperawatan
jiwa isolasi sosial: menarik diri.
4. Bagi Keluarga
Aktif dalam keterlibatan klien saat dilakukan perawatan di Rumah Sakit
supaya keluarga mampu merawat dan memberi dukungan klien dengan
gangguan jiwa khususnya isolasi sosial: menarik diri.
40
41
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Zainuri & Akbar (2016, p. 302), pohon masalah pasien dengan
halusinasi pendengaran
Budi anna keliat (2009)., strategi pelaksanaan keluarga dan strategi
pelaksaan pasien
Cecilia, K. I., Meidiana, D., & Sri, S. P. (2019). Terapi Keperawatan dalam
Mengatasi Masalah Interaksi Sosial Pada Paien Skizofrenia: Literatur Review.
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 41
Data persentase warga jawa tengah dengan orang gangguan jiwa ringan dan
berat., (pengprov jateng. 2019) (jatengprov.go.id)
Jurnal keperawatan indonesia., volume 12,no.1, maret (2008) ISSN 1410 – 4490.,
(terapi komplementer dalam keperawatan)
Stuart & Sundenn, (1998)., keperawatan jiwa (terjemahan) alih bahasa : Jakarta :
ECG
Stuart & Laraia, (2005)., fase-fase pada halusinasi., mekanisme koping pada
pasien halusinasi Jakarta : ECG
Stuart, dan Laraia (2005)., Mekanisme Koping Pada pasien halusinasi
Stuart, G. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Buku saku
kedokteran. Jakarta: EGC.
Lampiran 1 informed consent
LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
Tegal…………………2021
LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TEGAL
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH
3
4
9
10
LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TEGAL
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH
3
4
9
10
Tegal , Mei 2021
Ketua program studi DIII keperawatan tegal
J. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit Klien 1 Klien 2
Alasan masuk RS klien diantar oleh klien diantar oleh
keluarganya datang dari istrinya datang dari
IGD dengan keluhan igd, post mengamuk
sudah 3 hari tidak mau dari rumah dan saat
makan dan selalu dibawa ke igd pasien
menyediri dikamar dan terlihat berbicara
sering terlihat mengobrol sendiri dan berbicara
sendiri di pojok kamar, meracau, kondisi
klien tidak mau klien terlihat tidak
berinteraksi dengan terurus,rambut
masyarakat karena sering panjang dan acak
di ejek oleh warga acakan, jenggot yang
dirumah,ketika datang di tidak rapi serta
IGD klien terlihat bingung tatapan mata yang
dan tenang, klien masih tajam
bias kooperatif dan dapat
berorientasi dengan cukup
baik, klien dibawa
keruang puspanidra
dengan tenang
Keluhan utama klien selalu Klien selalu ngamuk
menyendiri,tidak mau dan tanpa sebab dan selalu
sering bicara sendiri berbicara meracau
sendiri
Riwayat penyakit klien takut dengan warga Klien depresi karena
sekarang sekitar karena sering memikirkan anaknya
dibicarakan tidak baik yang tidak bias diatur
dan masalah
pekerjaan
K. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi Klien 1 Klien 2
L. Pemeriksaan fisik
Observasi Klien 1 Klien 2
Keadaan umum
Kesadaran Compos mentis Composmentis
Suhu 36,7 C 35,8 C
Nadi 80 X/ menit 83X/ menit
Tekanan darah 120/80 mmhg 130/80 mmhg
Pernafasan 20X/ menit 20X/ menit
Head to toe
Kepala Rambut kusut,jilbab Rambut
berantakan panjang,kusut,berminyak
Mata Tidak anemis Tidak anemis
Telinga Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Mulut dan gigi Gigi bersih,dan Gigi bersih dan simetris
simetris
hidung Tidak ada polip Tidak ada polip
leher Tidak ada Tidak ada pembesaran
pembesaran tiroid tiroid
dada simetris simetris
ekstremitas akral hangat akral hangat
system integumen tidak ada jejas terdapat lesi di daerah
ataupun lesi, kulit lengan atas, kulit tidak
lembab kering
M. Genogram
Klien 1 Klien 2
klien adalah anak kedua dari Klien adalah seorang ayah juga
keempat bersaudara, memiliki dua seorang suami, memiliki satu orang
orang adik dan satu orang kakak istri dan satu anak laki-laki, klien
perempuan, memiliki satu ayah dan tinggal bersama istri dan anaknya
satu ibu, tetapi ibunya sudah wafat dirumah milik istrinya
dan kini beliau tinggal dengan
orangtuanya dirumah milik ayahnya
N. Konsep diri
Konsep diri Klien 1 Klien 2
Gambaran diri klien malu terhadap Klien tidak menyukai
dirinya karena sering di dirinya sendiri Karena
ejek oleh orang orang menganggap dirinya
sekitar rumah sebagai beban keluarga
klien adalah anak kedua Klien adalah seorang
Identitas diri dari keempat ayah juga seorang
bersaudara,klien suami dari satu anak
berusia 35 tahun laki-lakinya
klien belum menikah Klien adalah seorang
Peran dan hanya di dalam guru dulunya
rumah saja membantu
pekerjaan rumah
klien tidak betah lama Klien tidak ingin
Ideal diri lama diruang perawatan pulang dan tidak ingin
karena memikirkan melihat anaknya
pekerjaan rumah
klien mengatakan Klien merasa
Harga diri minder terhadap ucapan disisihkan dari
orang tentang dirinya keluarga dan tidak
yang dulunya korban dianggap sebagai
bekas kekerasan kepala keluarga
seksual
O. Hubungan social
Hubungan social Klien 1 Klien 2
Orang yang paling alm ibu klien dan tidak ada yang berarti
berarti kakak pertama klien dalam keluarga
menurut klien
Peran dalam kegiatan klien tidak mau klien lebih suka
kelompok berbaur karena takut di menyendiri
kata tidak baik oleh
orang-orang
Hambatan dalam klien sering klien merasa bahwa
berhubungan mendengar ejekan dan orang lain akan
perkataan tidak enak mencelakakan dirinya
dari warga jadi klien
lebih suka di dalam
rumah
P. Spiritual
Status mental Klien 1 Klien 2
Penampilan Klien terlihat acak- klien terlihat tidak
acakan terurus dan terlihat
kusam
Pembicaraan Klien jelas dalam klien hanya sedikit
berbicara namun menjawab seperlunya
dengan nada yang
lirih
Aktivitas motoric Klien merasa biasa klien sudah tidak
saja peduli dengan
keluarga,istri maupun
dengan anaknya
Afek Klien hanya mau klien hanya mau
bicara jika ditanya menjawab pertanyaan
jika ditanya
Interaksi selama Klien kooperatif dan klien menjawab
wawancara sesekali kadang dengan ketus,sesekali
jawabanya tidak pas klien diam saja
dengan pertanyaanya
Persepsi Klien merasa takut klien mengatakan
dengan masyarakat tidak suka dengan
karena dibicarakan orang lain karena
yang tidak baik oleh orang lain akan
mereka mencelakakan dirinya
Proses pikir Selama wawancara selama dilakukan
dan pengkajian, klien pengkajian dan
terlihat tenang dan wawancara, klien
cukup mampu sedikit tidak mau
menjawab pertanyaan kooperatif, kadang
diam saja jika
ditanyai
Klien mengatakan klien mengatakan
Isi pikir memiliki pengalaman memiliki tekanan di
di bicarakan yang dalam pekerjaanya
tidak baik dalam dan istrinya serta
masyarakat sehingga anaknya kurang bias
klien lebih suka di menghargai beliau
dalam rumah saja
Klien bingun kenapa klien bosan bolak
Waham dia dibawa dirumah balik kerumah sakit
sakit
Composmentis composmentis
Tingkat kesadaran
memori Klien tidak bias klien mampu
Tingkat konsentrasi berhitung dengan baik berhitung dengan
dan berhitung baik
Klien tidak mampu klien cukup mampu
Penilaian mengambil keputusan mengambil keputusan
kemampuan yang sederhana sederhana
Klien menganggap klien menganggap
Daya tilik diri dirinya tidak sakit dan bahwa dia normal
sehat-sehat saja saja saat sedang
jengkel atau
mengamuk
8. Analisa data
Tabel 2.1 Analisa data
17.00
WIB
Rabu, 19 SP 2P
mei 2021 Mengevaluasi SP 1P
14.20 - Menyapa klien
WIB - Membantu pasien mengenal
penyebab halusinasi
- Membantu mengenal keuntungan
dan kerugian tidak mengontrol
halusinasi
- Mengajarkan klien secara bertahap
- Memfasilitasi klien untuk mandi
sore
- Mengajarkan SP 2P tentang cara
menghardik halusinasi
- Mengobservasi tanda-tanda vital
15.00 - Mengevaluasi SP 2P tentang
WIB mengajarkan klien untuk
menghardik halusinasi
- Melaksanakan SP 3P dengan
mengajarkan pasien berkenalan
15.30 dengan orang kedua
WIB - Mengajarkan klien untuk
mengontrol halusinasi dengan
minum obat
16.00 - Memfasilitasi klien untuk makan
WIB dan minum obat
- Memberi arahan kepada klien
untuk masuk kamar masing-
16.30 masing
WIB
17.00
WIB
Kamis, 20 SP 3P
mei 2021 Mengavaluasi SP 1P 2P
14.20 - Menyapa klien dengan ramah
WIB - Berbincang kembali tentang
kegiatan kemarin
- Membantu pasien mengenal
halusinasi
- Membantu mengenal keuntungan
mengontrol halusinasi
- Membantu mengenal kerugian
tidak mengontrol halusinasi
- Mengajarkan klien secara bertahap
- Memfasilitasi klien untuk mandi
sore
Mengevaluasi SP 2P
- Mengajarkan klien untuk
berkenalan dengan satu orang
perawat
15.00 - Mengajak klien untuk bermain
WIB olahraga tenis meja, bermain gitar
therapy musik bersama pasien lain
15.15 untuk meningkatkan komunikasi
WIB dengan perawat dan pasien lain
- Memberi tantangan klirn untuk
15.30 mempraktekan menghardik
WIB halusinasi
Mengevaluasi SP 3P
- Mengajak pasien mengontrol
halusinasi dengan minum obat
Mengevaluasi klien cara
penggunaan obat dengan prinsip 6
benar
- Kontrak waktu untuk
berkomomunikasi selanjutnya
16.30 - Memfasilitasi klien untuk makan
WIB dan minum obat
- Memfasilitasi klien untuk minum
obat
- Memberi arahan kepada klien
untuk masuk kamar
17.00
WIB
2 Gangguan persepsi Selasa, -18 SP 1P
sensori : halusinasi mei 2021 14.45 - Membina hubungan saling percaya
WIB - Menyapa klien dengan ramah
- Memperkenalkan diri dengan
sopan
- Menanyakan nama dan alamat
pasien
- Memfasilitasi klien untuk mandi
sore
15.00 - Membantu pasien mengenal
WIB penyebab halusinasi
- Membantu mengenal keuntungan
mengontrol halusinasi
- Membantu mengenal kerugian
15.50 tidak mengontrol halusinasi
WIB - Mengajarkan klien secara bertahap
- Memberi motivasi untuk klien
dalam berkomunikasi
- Kontrak waktu untuk
berkomunikasi kembali
- Memfasilitasi klien untuk makan
16.15 sore dan minum obat
WIB - Memberi arahan pada klien untuk
memasuki kamar masing-masing
16.30
WIB
17.00
WIB
Rabu, 19 SP 1P
mei 2021 Melakukan kembali SP 1P
14.20 - Membantu mengenal penyebab
WIB halusinasi
- Membantu mengenal keuntungan
tidak mengontrol halusinasi
- Membantu mengenal kerugian
tidak mengontrol halusinasi
- Mengajarkan klien berkenalan
secara bertahap
- Memfasilitasi klien untuk mandi
sore
SP 2P
Mengevaluasi SP 1P
15.00 - Membantu pasien mengenal
WIB penyebab isolasi sosial
- Membantu mengenal keuntungan
tidak berhubungan dengan orang
lain
- Membantu mengenal kerugian
tidak berhubungan dengan orang
lain
- Mengajarkan klien secara bertahap
Melakukan SP 2P
- Mengajarkan pasien cara untuk
menghardik halusinasi
- Memperagakan cara menghardik
halusinasi yang akan dilakukan
oleh klien
- Melihat respon dari klien dalam
melakukan kegiatan
- Menanyakan perasan klien setelah
16.00 melakukan menghardik halusinasi
WIB - Memberikan motivasi dalam
kegiatan berinteraksi dengan orang
lain
- Memfasilitasi klien untuk makan
sore dan meminum obat
- Memberi arahan pada klien untuk
16.30 masuk ke kamar masing-masing
WIB setelah mainum obat
17.00
WIB
Kamis, 20 Mengevaluasi SP 1P 2P
mei 2021 14.20 - Membina hubungan saling percaya
WIB dengan klien
- Membantu pasien mengenal
penyebab isolasi sosial
- Membantu mengenal keuntungan
tidak berhubungan dengan orang
lain
- Membantu mengenal kerugian
tidak berhubungan dengan orang
lain
- Mengajarkan klien berkenalan
secara bertahap dengan satu orang
perawat
- Memperagakan cara berkenalan
dengan pasien lain yang nantinya
akan dilakukan oleh klien
- Melihat respon dari klien dalam
melakukan kegiatan berkenalan
dengan pasien lain
- Menanyakan perasan klien setelah
berkenalan dengan pasien lain.
- Bermain game bersama pasien lain
untuk meningkatkan komunikasi
pasien dan perawat
- Memberikan motivasi dalam
kegiatan berinteraksi dengan orang
lain
15.30 - Menanyakan kepada klien
WIB sudahkah berbincang dengan
pasien lain sambil berkenalan dan
melihat bagaimana respon klien
- Mengajarkan klien berkenalan
lebih dari 1 pasien (SP3)
- Memperagakan berkenalan dengan
15.45 pasien lain
WIB - Melihat respon klien saat
melakukkan kegiatan berkenalan
lebih dari 1 pasien
- Memotivasi serta memfasilitasi
16.30 klien dalam membina hubungan
WIB terhadap orang lain
- Memfasilitasi klien untuk makan
sore dan minum obat
- Memberi arahan pada klien untuk
masuk kamar masing-masing
17.00
WIB
8. Evaluasi keperawatan
Tabel 1.6 evaluasi keperawatan
Klien Diagnosis Hari/tanggal evaluasi
keperawatan
1 Gangguan Selasa 18 mei S:
persepsi 2021 - Klien menjawab salam “waalaikum salam nama
sensori saya AR dari tegal”
halusinasi : - Klien mengatakan bahwa dirinya tidak betah
pendengaran - Klien mengatakan bahwa banyak suara-suara
mengganggu disini
- Klien mengatakan bahwa saya sudah sedikit
berani untuk memulai berbicara
O:
- Klien mau menjawab salam
- Klien mau duduk berhadapan dengan perawat
- Pasien mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan perawat
- TD 120/80 mmhg
- Nadi : 80 X / menit
- RR : 20 X / menit
A:
- SP 1P terlaksana
P:
- Melanjutkan SP2 pasien ( melatih mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik)
- Bina hubungan saling percaya
- Selalu motivasi klien dengan beri pujian jika
berhasil melakukan
- Berikan terapi sesuai advis dokter
S:
Rabu - Klien mengatakan sudah mampu untuk
19/05/2021 menghardik halusinasinya
- Klien mengatakan mau diajak bicara dengan
perawat
O:
- Klien terlihat kooperatif
- Klien dapat menununjukan cara mengontrol
halusinasinya sesuai dengan cara yang dipilihnya
A:
- SP 2Pasien tercapai
P:
- Bina hubungan saling percaya
- Libatkan keluarga untuk ikut mengontrol
halusinasinya
- Latih kembali SP1 dan SP2
- Berikan terapi sesuai advis dokter
S:
Kamis - Klien mengatakan mau minum obat dan paham
20/05/2021 cara minum dengan benar
- Klien mengatakan paham dengan kerugian jika
terlat minum obat atau putus obat
O:
- Pasien kooperatif
- Pasien mampu berorientasi dengan baik
- Pasien Nampak sudah mau mulai berbicara
dengan perawat tentang obat yang diberikan
A:
- SP3 pasien tercapai
P:
- Evaluasi kembali SP1, SP2 dan SP3
- Libatkan keluarga dalam pemberian obat selama
perawatan dirumah nanti
S:
2 Gangguan Selasa - Klien menjawab salam “waalaikum salam”
persepsi 18/05/2021 dengan baik
sensori - Klien mengatakan nama saya F dan tinggal di
halusinasi : brebes
pendengaran - Klien mengatakan bosan di ruangan
- Klien mengatakan ingin menonton tv
O:
- Ada kontak mata pasien dengan perawat
- Pasien mau diajak berbincang-bincang
- Sorot mata pasien masih agak tajam
- Pasien mau duduk berhadapan dengan perawat
A:
- SP1 pasien tercapai
P:
- Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Melanjutkan SP2 pasien
- Memotivasi pasien selama dirumah sakit
- Berikan terapi sesuai advis dokter
S:
Rabu - Klien mengatakan mau diajak mengontrol
19/05/2021 halusinasinya
- Klien mengatakan mampu menyebutkan
keuntungan berlatih mengontrol halusinasi
- Klien mengatakan “sana kamu pergi suara –suara
palsu
O:
- Klien mampu mengontrol halusinasi dengan
menghardik
- Klien menyebutkan keuntungan berlatih
menghardik
- Klien terlihat kooperatif
A:
- SP2 pasien tercapai
P:
- Lanjutkan intervensi
- Beri motivasi serta pujian jika pasien mampu
melaksanakan sp dengan baik
- Berikan obat sesuai advis dokter
- Lanjut ke SP3
S:
Kamis - Pasien menjawab salam “waalaikum salam”
20/05/2021 dengan baik
- Pasien mengatakan bahwa sudah tau kerugian
jika berhenti minum obat
O:
- Pasien tampak tenang
- Pasien kooperatif
- Sorot mata pasien sudah tidak tajam lagi
- Pasien tampak sudah mau bercakap dengan
perawat dengan baik
- Pasien mampu mengatakan kerugian dan
keuntungan minum obat dan putus obat
A:
- SP1 , SP2 , SP3 tercapai
P:
- Mengevaluasi SP1, SP2, dan SP3
- Bina hubungan baik dengan klien
- Libatkan keluarga jika ada kunjungan keluarga
tentang pemberian obat dan cara mengontrol
halusinasi
- Beri pujian jika klien mampu melaksanakan
- Motivasi kesembuhan pasien
Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
No rekam medik :
Ruang :
No Tanda dan gejala Ya Tidak
1 Kurang spontan
6 Mengisolasi diri
7 kurang tidur
9 Aktifitas menurun
10 Rendah diri
11 Kurang energy
12 Posisi tidur seperti fetus
Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
No rekam medik :
Ruang :
No Tanda dan gejala Ya Tidak
1 Kurang spontan
6 Mengisolasi diri
7 kurang tidur
9 Aktifitas menurun
10 Rendah diri
11 Kurang energy
12 Posisi tidur seperti fetus
A. Data pribadi
- Nama lengkap : Ajeng reny okta caesarea
- NIM : P1337421018054
- Tempat tanggal lahir : Tegal 23 oktober 2000
- Jenis kelamin : perempuan
- Alamat rumah : desa purwahamba rt 02 rw 01 jalan raya tegal pemalang
kabupaten tegal provinsi jawa tengah
- Email : Ajengreny23@gmail.com
B. Riwayat pendidikan :
- TK : PERTIWI SURADADI
- SD : SDN 02 SURADADI
- SMP : SMPN 09 KOTA TEGAL
- SMA : MAN KOTA TEGAL
TEGAL…………….2021
egiatan Minggu ke- Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Tahap Persiapan
Persetujuan judul dan
mencari referensi
Pembuatan BAB I dan
BAB II
Studi Kasus di Rumah
akit
Konsul BAB I dan
BAB II
Pembuatan BAB III
Konsul BAB I, II, III
Persetujuan Proposal
Penelitian
Sidang proposal
Revisi BAB I, II, III
Mulai penerapan
enelitian
Penbuatan askep
eminatan jiwa
Konsul askep
eminatan jiwa
Pembuatan BAB IV
an BAB V
Persetujuan KTI
Revisi BAB IV dan
BAB V