S DENGAN DIAGNOSA
Oleh :
Kelompok 1 ( 1A )
Latif ( 202014401200 )
Mahmudah ( 202014401200 )
JURUSAN KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Klien Tn.s Dengan Masalah
Utama Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran”
Dalam penyelesaian masalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, maka kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar
besarnya
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, meskipun
demikian kami merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami mengharapkan kritik saran sehingga dapat lebih menyempurnnakannya.
Penyususun
LEMBAR PENGESAHAN
(.................................................) (...................................................)
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan..................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................
1.4 Manfaat..................................................................................................
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN....................................................
2.1 Masalah Utama......................................................................................
2.2 Proses Terjadinya Masalah.....................................................................
2.2.1 Pengertian.......................................................................................
2.2.2 Rentang Respon..............................................................................
2.2.3 Penyebab........................................................................................
2.2.4 Macam-Macam Halusinasi.............................................................
2.2.5 Tanda dan Gejala............................................................................
2.2.6 Akibat.............................................................................................
2.3 Pohon Masalah.......................................................................................
2.4 Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji...............................
2.5 Rencana Keperawatan............................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian..............................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan..........................................................................
3.3 Rencana Tindakan..................................................................................
3.4 Tindakan Keprawatan............................................................................
3.5 Evaluasi..................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
dunia ini sudah menjadi masalah yang semakin serius. Paling tidak, ada satu dari
empat orang di dunia ini mengalami gangguan jiwa. WHO memperkirakan ada
sekitar 450 juta orang di dunia ini ditemukan mengalami gangguan jiwa.
optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain.
ilmu perilaku manusia sebagai ilmu dan penggunaan diri sendiri secara
kesehatan jiwa.
Dirumah Sakit Jiwa di indonesia, sekitar 70 % halusinasi yang dialami pasien
halusinasi cukup tinggi. Berdasarkan hasil pengkajian dirumah sakit jiwa medan
ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Menurut perawat dirumah sakit
Grhasia propinsi daerah istimewa yogyakarta khususnya diruang kelas III rata-
dan berespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal
dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien juga tidak
mampu untuk memberikan respon yang akurat, sehingga tampak perilaku yang
tidak jelas, dimana suara tersebut bisa mengajak klien berbicara atau melakukan
mengevaluasi.
Tujuan Khusus : 1. Melaksanakan pengakajian data pada klien dengan masalah
pendengaran.
2.2.1 Pengertian
1). Perubahan Sensori Persepsi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang
mendekati (yang diprakarsai secara internal/ eksternal) disertai dengan
suatu pengurangan berlebih-lebihan distorsi atau kelainan berespon
terhadap suatu stimulus. (Townsend, 1998)
2). Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa
stimulus yang nyata artinya klien menginteprestasikan sesuatu yang nyata
tanpa stimulus/ rangsangan dari luar. (Maramis, 1980)
3). Halusinasi merupakan reaksi terhadap stress dan usaha dari alam
tak sadar untuk melindungi egonya atau pernyataan simbolik dari gangguan
psikotik individu. Halusinasi adalah gejala sekunder dari Skizofrenia dan
klien dengan skizofrenia 70 % mengalami halusinasi dan 20 % mengalami
campuran halusinasi pendengaran dan halusinasi penglihatan (Stuart dan
Sundeen, 1995)
2.2.3 Penyebab
1. Faktor Predisposisi.
a. Biologis.
Gangguan perkembangan dan fungsi otak / susunan saraf pusat.
Gejala yang mungkin muncul adalah: hambatan dalam belajar,
berbicara, daya ingat dan mungkin perilaku kekerasan
b. Psikologis.
Sikap dan keadaan keluarga juga lingkungan.
Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien.
Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat mis: tidak
ada kasih sayang, diwarnai kekerasan dalam keluarga.
c. Sosial budaya.
Kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan keamanan).
Kehidupan yang terisolir disertai stres yang menumpuk.
2. Faktor Presipitasi.
a. Kurangnya sumber daya atau dukungan sosial yang dimiliki
b. Respon koping yang maladaptif.
c. Komunikasi dalam keluarga kurang atau juga kemampuan
finansial keluarga.
3. Fase-fase dalam halusinasi.
1. Fase pertama / Comforting (Ansietas sedang)
Klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, kesepian
yang memuncak dan tidak dapat diselesaikan.
Klien mulai melamun dan memikirkan tentang hal-hal yang
menyenangkan. Cara ini hanya menolong sementara.
2. Fase ke kedua / Condemning (Ansietas Berat)
Kecemasan meningkat, melamun, berfikir sendiri jadi domonan.
Mulai diresahkan oleh bisikan yang tidak jelas.
Klien tidak ingin orang lain tahu dan dia tetap dapat mengontrol.
3. Fase ketiga / Controlling (Ansietas Berat)
Bisikan suara, isi halusinasi makin menonjol, menguasai dan
mengontrol klien.
Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya tehadap halusinasinya.
4. Fase keempat / Conquering (Panik)
Halusinasi berubah menjadi mengancam, mamerintah dan
memarahi klien.
Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan tidak dapat
berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan.
4. Identifikasi adanya perilaku halisinasi.
1) Isi halusinasi.
Menanyakan suara siapa yang didengar.
Apa bentuk bayangan yang dilihat.
Bau apa yang tercium.
Rasa apa yang dikecap.
Merasakan apa dipermukaan tubuh.
2) Waktu dan frekuensi halusinasi
Kapan pengalaman halusinasi itu muncul.
Bila mungkin klien diminta menjelaskan kapan persis waktu
terjadinya halusinasi tersebut.
3) Situasi pencetus halusinasi
Menanyakan kepada klien peristiwa atau kejadian yang dialami
sebelum halusinasi muncul.
Mengobserfasi apa yang dialami klien menjelang munculnya
halusinasi.
4) Respon klien
Apa yang dilakukan oleh klien saat mengalami pengalaman
halusinasi.
Apakah masih bisa mengontrol stimulus halusinasi atau sudah
tidak berdaya lagi terhadap halusinasi.
2. Halusinasi Penglihatan
3. Halusinasi Penciuman
4. Halusinasi Pengecapan
5. Halusinasi Perabaan
2.2.4 Tanda dan gejala
1. Bicara dan senyum sendiri
4. Merusak / menyerang.
6. Suka menyendiri
9. Bermusuhan.
2.2.5 Akibat
1. Mencederai diri / orang lain / lingkungan.
2. Bermusuhan dan perilaku kekerasan
DO : - Klien gelisah.
- Klien marah-marah ingin memukul
- Bermusuhan,
merusak /
menyerang.
Pada bab ini akan disajikan tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka
dengan tinjauan askep jiwa dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran.
4.1 Pengkajian
Terdapat kesesuaian identitas data pasien dengan data yang didapat dari
pengkajian pasien perawat.
4.1.1 Identitas Pasien
Terdapat kesesuaian identitas data pasien dengan data yang didapat dari
pengkajian pasien perawat. Alasan masuk rumah sakit sesuai dengan tinjauan
pustaka yang dinyatakan oleh pasien atau Perawat atau pihak terkait (Klien, 2005)
sedangkan pada tinjauan kasus alasan diuraikan berdasarkan data dari perawat
dan penjabaran penyebab pasien berdasarkan status.
4.1.2 Riwayat Penyakit Sekarang dan Faktor Presipitasi
Terdapat kesesuaian antara teori dengan faktor yang memperberat atau
memperparah gangguan jiwa. Pada tinjauan kasus menjabarkan pasien
sebelumnya tinggal di Dinsos Pasuruan, di Dinsos tinggal bersama pegawai
Dinsos disuruh kerja nyapu dll, karena marah-marah dan sering bicara sendiri, dan
pasien pernah kabur dari dinsos lalu pasien di bawa ke RSJ Sambang Lihum
4.1.3 Faktor Predisposisi
Terdapat kesesuaian antara teori dan kasus pasien pernah MRS jiwa 2x ini
di RSJ Sambang Lihum, untuk data pasien pernah mrs di rsj sambang lihum
sebelumnya data tidak terkaji karena di status pasien tidak tertuliskan data pasien
tinggal di Dinsos, minum obat tidak teratur, sering marah-marah, bicara sendiri
dan suka
senyum-senyum.
4.1.4 Pemeriksaan Fisik
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian dan pendekatan terdapat pasien dengan
halusinasi di Ruang Tenang pria RSJ sambang lihum , maka yang dapat
disimpulkan adalah :
1. Pengkajian pada Tn.S di Ruang Tenang Pria RSJ Sambang Lihum
didapatkan data fokus bahwa:
a. Pasien terlihat sering bicara sendiri, tidak nyambung, dari
buku status didapatkan pasien marah-marah dan bicara sendiri
b. Dalam pembicaraannya pasien mengalami gangguan isi
pikir: yaitu pengucapan kalimat yang berulang-ulang dengan topic
yang sama.
2. Beberapa diagnosa yang muncul pada Tn.S adalah:
a. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
b. Gangguan proses pikir : Waham
c. Isolasi sosial
d. Defisit Perawatan Diri
e. Gangguan Konsep Diri : HDR
f. Gangguan Pola Tidur
g. Ketidakefektifan koping individu
h. Defisiensi pengetahuan
3. Intervensi keperawatan yang kami gunakan sebagai rencana
tindakan sesuai dengan prioritas diagnosa halusinasi, dengan
menggunakan TUK, diawalai dengan BHSP sampai anjuran bagi pasien
untuk berhubungan dengan orang lain serta secara bertahap
4. Implementasi yang kami gunakan mengacu pada SP 1 sampai
dengan 4 dimana kegiatan tersebut dilakukan selama 3 hari setelah
pengkajian.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung: RSJP.2000
Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman
untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998
Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang. 20 – 22
Novembr 2004. unpublished