Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN SEMINAR KASUS

HALAMAN JUDUL
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Nn.Q DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH
SAKIT JIWA MENUR SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Disusun Oleh :

Nama kelompok Flamboyan :

Nindia Puspita Sari (2020029)


Prastika Nur Annisa (2020030)
Putri Alri Wirananggala (2020031)
Salsa Bella Rahmadina (2020032)
Sherly Mega Yuansari (2020033)
Shintia Novitri (2020034)
Sikhah Ayu Damayanti (2020035)
Hilda Pratiwi Pangestu (2020019)
Yenita Subiyantoro (2020038)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

STIKES HANGTUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2021/2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Seminar Kasus Asuhan Keperawatan Jiwa pada Nn.Q dengan diagnosa
keperawatan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran di Ruang Flamboyan RS
Jiwa Menur Surabaya Provinsi Jawa Timur yang telah dilaksanakan mulai tanggal 4 Juli 2022
sampai dengan 16 Juli 2022 dalam rangka pelaksanaan Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.

Telah disetujui untuk dilaksanakan sebagai Laporan Seminar Kasus Praktik Klinik
Keperawatan Jiwa.

Telah disahkan pada :

11 Juli 2022

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

M. Khoirul Huda, S.Kep., Ns Lela Nurlela, S.Kp.,


M.Kes.

Mengetahui,

Kepala Ruangan

2
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul
“Laporan Seminar Kasus Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Nn.Q” di Ruang Flamboyan
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Provinsi Jawa Timur” ini dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada pembimbing ruangan praktik klinik


keperawatan jiwa Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya yang telah
membimbing dengan baik, beserta para dosen pengajar lainnya yang telah menyampaikan
materi dengan sangat baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan.

Surabaya, 11 Juli 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................1
1.4 Manfaat......................................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................3
2.1 Pengertian..................................................................................................................................3
2.2 Rentang Respon Halusinasi......................................................................................................4
2. 3 Etiologi.......................................................................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis......................................................................................................................5
2.5 Konsep Dasar Keperawatan.....................................................................................................5
BAB 3 DESKRIPSI KASUS DAN PEMBAHASAN........................................................................8
3.1Pengkajian...................................................................................................................................8
3.2 ANALISA DATA SINTESA...................................................................................................17
3.3 RENCANA KEPERAWATAN...............................................................................................18
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI.....................................................................................23
BAB 4 PENUTUP..............................................................................................................................26
4.1 Simpulan...................................................................................................................................26
4.2 Saran.........................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................27

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada (Damaiyanti, 2012).Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia
dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia
luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal
tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012)

Halusinasi yang paling banyak diderita adalah halusinasi pendengaran


mencapai lebih kurang 70%, sedangkan halusinasi penglihatan menduduki peringkat
kedua dengan rata-rata 20%. Sementara jenis halusinasi yang lain yaitu halusinasi
pengucapan, penghidu, perabaan, kinesthetic, dan cenesthetic hanya meliputi 10%,
(Muhith, 2015).Menurut Videbeck (2008) dalam Yosep (2009) tanda pasien
mengalami halusinasi pendengaran yaitu pasien tampak berbicara ataupun tertawa
sendiri, pasien marah-marah sendiri, menutup telinga karena pasien menganggap ada
yang berbicara dengannya

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka penulis ingin mengetahui, “bagaimana
penerapan asuhan keperawatan pasien dengan kasus gangguan persepsi sensori
halusinasi

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penelitian ini dibagi menjadi :
 Tujuan umum
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah mampu memberikan asuhan
keperawatan pasien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi

1
 Tujuan khusus
a) Penulis mampu melakukan pengkajian pada klien dengan halusinasi
b) Mendiagnosis keperawatan berdasarkan data yang diperoleh untuk
mengatasi masalah halusinasi
c) Merencanakan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi
halusinasi
d) Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan yang tepat untuk
mengatasi masalah halusinasi
e) Mengevaluasi untuk mengetahui keberhasilan yang sesuai dengan
rencana tindakan keperawatan yang telah diberikan.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a) Bagi Penulis
Penulis mampu memperdalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan persepsi sensori halusinasi
b) Bagi rumah sakit jiwa
 Asuhan keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
tindakan
 Asuhan keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
meningkatkan mutu pelayanan
c) Bagi institusi pendidikan
Dapat dijadikan acuan dalam penelitian tentang halusinasi lebih lanjut
d) Bagi pembaca dan pasien
Menambah ilmu pengetahuan terkait tentang kasus halusinasi.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan
sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan atau penghidu ( Direja 2011). Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori
tentang suatu objek atau gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan. Halusinasi
hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan
rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata (Kusumawati, 2012)

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan ransangan


internal (pikiran) dan rangsangan ekternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mendengarkan suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati &
Hartono, 2010). Halusinasi pendengaran atau akustik adalah kesalahan dalam
mempersepsikan suara yang disengar klien. Suara bisa menyenangkan, ancaman,
membunuh, dan merusak (yosep, 2010).

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
ada (Damaiyanti, 2012).Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan
yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang
yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012)

3
2.2 Rentang Respon Halusinasi
Berikut ini adalah rentang respon halusinasi menurut Stuart dan Sundeen

2. 3 Etiologi
Menurut Stuart dan Larala (2005). Faktor yang menyebabkan klien gangguan jiwa
mengalami halusinasi adalah :
1. Faktor Perdisposisi
a. Faktor Genetis
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosom-kromosom tertentu. Anak
kembar identic mimiliki kemungkinan mengalami skizifrenia sebesar 50% jika salah
satunya mengalami skizofrenia, sementara jika peluangnya 15% seorang anak salah
satu orang tuanya mengalami skizofrenia berpeluang 15% mengalami skizofrenia,
apabila kedua orang tuanya mengalami maka peluang menjadi 35%.

b. Faktor Neurobiologis Klien skizofrenia mengalami volume dan fungsi otak


yanabnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal, khususnya dofain,
serotonin dan glutamate.
2. Faktor Presipitasi
a. Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan memproses
informasi di thalamus dan frontal otak.

4
b. Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
c. Kondisi kesehatan : nutrisi kurang, kurag tidur, ketidakseimbangan irama sirkadian,
kelelahan
d. Lingkungan : lingkungan yang memusuhi, kritis masalah dirumah tangga,
kehilangan kebebasan hidup.
e. Sikap/perilaku : merasa tidak mampu, harga diri rendah, putus asa, tidak percaya diri,
merasa gagal, perilaku agresif

2.4 Manifestasi Klinis


Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi adalah
sebagai berikut :

a. Berbicara, tersenyum, dan tertawa sendiri.


b. Menggerakkan bibir tanpa suara.
c. Pergerakan mata yang cepat.
d. Respon verbal yang lambat.
e. Menarik diri dari orang lain, berusaha untuk menghindari orang lain.
f. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
g. Sulit berhubungan dengan orang.
h. Ekspresi wajah tegang, udah tersinggung, jengkel dan marah.
i. Curiga dan bermusuhan.
j. Biasa mengalami disorientasi tempat, waktu dan orang

2.5 Konsep Dasar Keperawatan


a) Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan wawancara langsung terhadap klien yang
didukung pula oleh data - data tentang riwayat kesehatan jiwa klien yang
terdapat dalam buku status klien selama dirawat di Rumah Sakit Jiwa . Hal -
hal yang dikaji pada klien dengan gangguan konsep diri menurut Hamid
( 1999 : 29 ) , meliputi gambaran perilaku harga diri rendah antara lain
menghindari kontak tubuh membungkuk , gerakan lambat atau terhenti -
henti , tidak dapat menerima pujian atas dirinya , mengkritik diri sendiri , rasa
bersalah yang berlebihan , mata ,perasaan tidak mampu , merasa tidak berguna

5
, cenderung tidak percaya diri , kurang inisiatif dalam percakapan , menarik
diri secara sosial , mengekspresikan ketakutan dan kecemasan secara
berlebihan , tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi namun enggan
meminta pertolongan.
b) Diagnosa Keperawatan Isolasi sosial : menarik diri
Fokus Intervensi Diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan dari pohon
masalah tersebut diatas adalah sebagai berikut :
 Gangguan persepsi sensori halusinasi

Tujuan Khusus :

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya Kriteria hasil : ekspresi wajah
bersahabat , menunjukkan rasa senang , ada kontak mata , mau berjabat tangan dan
menyebut nama , mau menjawab salam , klien mau duduk berdampingan dengan
perawat , mau mengutarakan masalah yang dihadapi . Intervensi : Bina hubungan saling
percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :

1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

2. Perkenalkan diri dengan sopan

3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

4. Jelaskan tujuan pertemuan

5. Jujur dan menepati janji

6. Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya

7. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien Rasional hubungan saling
percaya merupakan dasar untuk hubungan interaksi selanjutnya .

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Kriteria hasil : Klien dapat menyebutkan kemampuan yang dimiliki klien di rumah sakit ,
rumah , dan tempat kerja . Daftar positif keluarga klien dan daftar positif lingkungan klien
. Intervensi :

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien , buat daftarnya

6
2. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif

3. Utamakan memberi pujian yang realistis pada kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klient Rasional : diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai
realitas , kontrol diri atau integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan
keperawatannya , reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien , dan
pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatannya hanya
karena ingin mendapatkan pujian .

TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan Kriteria hasil : klien dapat
menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit dan klien menilai kemampuan
yang dapat digunakan dirumah.

7
BAB 3
DESKRIPSI KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1Pengkajian
Pada Nn.Q dengan masalah utama Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
Pendenagaran dan diagnosa medis F20.3 Undifferentiated Schizopherenia di ruang
Flamboyan rumah sakit jiwa menur surabaya. pasien dirawat diruangan Flamboyan
pada tanggal 28 juni 2022.

Asuhan Keperawatan DS dan DO


I. IDENTITAS KLIEN Inisial: Nn.Q
Umur : 19 th
Informan : pasien dan RM
Tanggal pengkajian : 5 Juli 2022
RM No : 06-66-xx

II. KELUHAN UTAMA SAAT DIKAJI Pasien mengatakan saat sedang sepi atau saat
menjelang tidur sering mendengar suara
marahan kakaknya, dengan isi marahan yang
tidak dapat disebutkan pasien hanya
mengtakan gaduh, kemudian pasien sering
mengatakan meresponnya dengan menangis
saat suara-suara itu datang

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Gangguan jiwa dimasa lalu Pengkajian didapatkan tidak pernah
mengalami gangguan jiwa dimasa
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan pada pasien

2. Pengobatan sebelumnya Pengkajian didapatkan tidak pernah


mengkomsumsi obat gangguan jiwa dimasa

8
lalu
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan pada pasien

3. Pengalaman Pengkajian didapatkan pasien mengakatan


sering dimarah marahin oleh keluarga saat
berada dirumah
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan pada pasien

4. Pengalaman masa lalu tidak Pengkajian didapatkan pasien mengatakan


mnyenangkan orang tuanya bercerai sehingga membuat
orangtuanya saling menikah lagi dan pasien
harus tinggal bersama kakaknya, dan mulai
saat itu emosi kakaknya selalu dilimpahakan
kepada pasien setiap hari
Masalah Keperawatan : Distress masa lalu
IV. FISIK TD :117/67 mmHg
N : 85x/menit
S : 36,5
P : 20x/menit
TB : 156 cm
BB : 58 kg
Masalah Keperawatan : Distress masa lalu
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram Pasien mengatakan dirinya anak keduadari dua
bersaudara, pasien tinggal bersama kakaknya.
Ibunya tidak tahu sekarang berada di mana,
kemudian ayahnya sudah menikah lagi dan
mempunyai anak. Namun ayah dan ibu
sambungnya tidak tinggal bersama pasien dan
kakaknya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

9
keperawatan

2. Konsep diri Pengkajian didapatkan gambaran diri pasien


bahwa pasien mengatakan mimiliki bekas luka
pukulan oleh kakanya, karena pasien sempat
membuat kesalahan sehingga kakanya marah.
Indentitas pasien, bahwa pasien adalah
seorang perempuan usia 19 tahun, setelah
kedua orang tuanya bercerai, kini pasien
tinggal bersama kakaknya saja
Peran, bahwa pasien mengatakan saat tinggal
hanya bersama kakaknya, pasien mempunyai
kewajiban memasak nasi, mengepel rumah
serta menyapu rumah karena pasien tidak
bekerja
Ideal diri pasien berharap saat halusinasi
pendengarannya menggangu, ingin bisa
melawan dan mengatasinya
Harga diri pasien mengatakan bahwa orang
orang disekitarnya selalu menyalakan dia atas
apa yang terjadi, pasien merasa orang orang
tidak pernah ada yang menghargai dia
Masalah Keperawatan: Halusinasi
Pendengaran

3. Hubungan social Pengkajian didapatkan, pasien mengakatan


orang yang berarti di hidupnya adalah
keluarganya, termasuk kakaknya meski pasien
sering dimarahi
Pasien juga mengatakan aktif dalam
perkumpulan kelompok contohnya : kegiataan
senam pagi, makan secara bersama, dan
kegiatan lainnya tanpa mengasingkan diri.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang
10
lain pasien berhubungan baik dengan rekan
rekan dan orang disekitarnya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan

4. Spiritual Pengkajian didapatkan pasien beragama islam


dan terkadang melakukan ibadah meskipun
tidak 5 waktu
Pasien melakukan sholat, dan selalu berdoa,
pasien juga meminta bantuan temannya untuk
mengajarinya doa makan dan doa tidur
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan Dari segi penampilan pasien terlihat cukup
rapi, badan bersih
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan

2. Pembicaraan Pengajian didapatkan pembicaraan pasien


cepat dan gagarp, pasien tanggap saat diajak
berbicara tetapi kadang sedikit gagap karena
bingung

3. Aktivitas motorik Pengkajian didaptkan aktivias motorik pasien,


pasien tampak sedikit gelisah dan merespon
dengan baik tetapi sering lesu
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas

4. Alam perasaan Pengkajian didapatkan pasien merasa


ketakutan saat mendengar suara halusinyasi
kakaknya
Masalah Keperawatan : Gangguan komunikasi

11
nonverbal

5. Afek Pengkajian didaptkan afek pasien berwajah


datar dan mau memulai pembicaraan saat
ditanya
Masalah Keperawatan : Gangguan komunikasi
non verbal

6. Interaksi selama wawancara Pengkajian didapatkan saat pasien ditanya


kontak mata tidak fokus dan kemana mana
Masalah Keperawatan : Gangguan interaksi
sosial

7. Persepsi halusinasi Pengkajian didapatkan persepsi halusinasi


pasien saat sedang sepi atau saat menjelang
tidur sering mendengar suara marahan
kakaknya, kemudian pasien merespon dengan
menagis dan ketakutan
Masalah Keperawatan : Halusinasi
pendengaran

8. Proses pikir Pengkajian didapatkan pasien mampu


menjawab semua pertanyaan perawat
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan

9. Isi pikir Pengkajian didapatkan pasien tidak mengalami


gangguan isi pikir maupun waham
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan
10. Tingkat kesadaran Pengkajian didapatkan pasien memiliki tingkat
kedaran normal mampu meningat nama nama
orang disekitarnya, mampu mengetahui
bahwasannya ini rumah sakit, serta mampu
12
mengingat frekuensi waktu, kurang lebih ia
berapa lama tinggal di RS dengan benar
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan

11. Memori Pengkajian didapatkan pasien mampu


mengingat semua kejadian seperti kapan orang
tuanya bercerai dan menceritakannya dengan
runtut
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan

12. Tingkat kosentrasi dan berhitung Pengkajian didapatkan pasien dapat mrepon
dan berkonsentrasi saat diajak berhitung
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan

13. Kemampuan penilaian Pengkajian didapatkan pasien mengatakan


bahwa gangguan halusinasinya itu
sebeulumnya memang benar benar ia alami
saat dirumah
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan

14. Daya tilik diri Pengkajian didapatkan pasien mengetahui


bahwa dirinya dalam masa pengobatan untuk
mengendalikan halusinasinya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan
VII. KEBUTUHAN PULANG Pengakjian didapatkan pasien tidak
1. kemampuan klien memenuhi mempunyai pekerjaan sehingga kebutuhan
kebutuhan sehari hari bergantung pada kakaknya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

13
keperawatan

Pengkajian didapatakan pasien mampu


melakukan kegiatan sehari hari dengan
2. kegiatan hidup sehari-hari mandiri
Nutrisi, Pasien merasa puas dengan porsi
makan, dan selalu habis, pasien tidak diet
khusus,frekuensi makan sehari 3x dan
frekuensi udapan sehari 1x
Tidur, pasien tidak kebiasaan tidur siang,
lamanya tidur 6 jam dari jam 23.00 dan
bangun jam 05.00,
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan

Pengkajian didapatkan pasien mampu


memenuhi kebutuhan, membuat keputusan,
3. kemampuan klien minum obat, rajin ttv
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan

Pasien memilki sistem pendukung dari


keluarga, terapi, teman sejawat, dan kelompok
4. sistim pendukung sosial
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan

Pengkajian didapatkan pasien ingin sekali


mendapatkan pekerjaan namun pasien belum
5. menikmati saat bekerja kegiatan mendapatkan pekerjaan sampai saat ini
yang menghasilkan atau hobi Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan

14
VIII. MEKANISME KOPING Aadaptif: pasien mampu berbicara dengan
orang lain, serta melakukan olahraga
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN Pengkajian didapatkan, pasien menerima
LINGKUNGAN dirawat di RSJ Menur Surabaya ini karena
mendapat dukungan dari keluarga dan kepala
desa
Pasien mengatakam masih merasa kesal jika
teringat saat dimarah marahi oleh kakaknya
Pasien cukup puas dengan pendidikannya
walaupun tidak tamat SMP dan berijasah SD
saja
Pasien mengatakan tidak mempunyai
pekerjaan dan hanya dirumah saja
Pasien tinggal bersama kakaknya saja saat
dirumah, Keadaan dirumah pasien sering
disalahkan oleh kakaknya
Pasien merupakan keluarga dalam kategori
ekonomi menengah kebawah “ kalau buat
makan aja cukup mabak, tapi kalau mau beli
apa-apa kurang terpenuhi
X. PENGETAHUAN KURANG Pengkajian didapatkan pasien tidak ada
TENTANG masalah keperawatan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan
XI. DATA LAIN-LAIN Swab antigen = negatif
Foto thorax = normal
Lab DL = dalam batas normal
Hb = 11,7
Leukosit = 14.900
XII. ASPEK MEDIK Diagnosa medik (F20.3 Undifferentiated
Schizophrenia)
XIII. DAFTAR MASALAH 1. gangguan sensori halusinasi pendengaran
KEPERAWATAN 2. resiko perilaku kekerasan

15
3. distress masa lalu
4. gangguan pemeliharaan kesehatan
5. gangguan komunikasi nonverbal
6. gangguan interaksi non sosial
7. gangguan pola tidur
8. koping pendukung keluarga tidak efektif
XIV. DAFTAR DIAGNOSIS Gangguan persepsi sensori halusinasi
KEPERAWATAN pendengaran

16
3.2 ANALISA DATA SINTESA

Nama : Nn.Q

Nirm : 06-6x-xx

Ruangan : Flamboyan

Tgl Data Etiologi Masalah TT

5 Juli DS: Resiko perilaku Gangguan YS


2022 kekerasan Persepsi
•Pasien mengatakan saat sedang Sensori
sepi atau saat menjelang tidur (effect)
Halusinasi
sering mendengar suara marahan Pendengaran
kakaknya, dengan isi suara
marahan pasien mengatakan gaduh,
Gangguan persepsi
kemudian pasien merespon keadaan
tersebut dengan menangis saat sensori halusinasi
suara suara itu datang pendengaran

•Pasien mengatakan sulit tidur, (core problem)


karena saat menjelang tidur tiba
tiba mendengar suara marahan
kakaknya yang gaduh Isolasi sosial
DO: (causa)

•Pasien saat duduk snediri atau saat


sebelum istirahat nampak sering
berbicara sendiri tanpa ada lawan
bicaranya

17
3.3 RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Nn.Q

Nirm : 06-6x-xx

Ruangan : Flamboyan

No Tgl Diagnosa Perencanaan

Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatn

1 6 Gangguan TUM : 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
Juli Persepsi bersahabat, menunjukkan mengemukakan prinsip komunikasi terapeutik :
Sensori Klien tidak mencederai rasa senang, ada kontak
2022 Halusinasi diri sendiri, orang lain, dan mata, mau berjabat tangan, a.Sapa klien dengan ramah baik verbal ataupun non
Pendengaran lingkungan. mau menyebutkan nama, verbal

TUK : mau menjawab salam, klien b.Perkenalkan diri dengan sopan,


mau duduk berdampingan
1.Klien dapat membina dengan perawat, mau c.Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan
hubungan saling percaya mengutarakan masalah yang yang disukai klien
dihadapinya.
d.Jelaskan tujuan pertemuan

e.Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa


adanya

f.Beri perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan


dasar klien.

18
2.Klien dapat mengenal 2.1 Klien dapat 2.1.1Adakan kontak sering dan singkat secara
halusinasinya menyebutkan waktu, isi, bertahap.

dan frekuensi timbulnya 2.2.1Observasi tingkah laku klien yang terkait dengan
halusinasi. halusianasinya: bicara dan tertawa tanpa stimulus dan
memandang ke kiri/ kanan/ ke depan seolah-olah ada
2.2 Klien dapat
teman bicara.
mengungkapkan
2.2.2Bantu klien mengenal halusinasinya
bagaimana perasaannya
terhadap halusinasi a.Jika menemukan klien sedang berhalusinasi:
tanyakan apakah ada suara yang didengarnya.
tersebut.
b.Jika klien menjawab ada, lanjutkan: apa yang
dikatakan suara itu.

c.Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar


suara itu, namun perawat sendiri tidak mendengarnya
(dengan nada bersahabat tanpa menuduh/
menghakimi).

d.Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti


klien.

e.Katakan bahwa perawat akan membantu klien.

2.2.3Diskusikan dengan klien:

Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan

a.halusinasi (jika sendiri, jengkel, atau sedih)

19
b.Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,
siang, sore dan malam: terus – menerus atau sewaktu-
waktu).

2.2.4Diskusikan dengan klien tentang apa yang


dirasakannya jika terjadi halusinasi (marah, takut,
sedih dan senang), beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaannya.

3. Klien dapat 3.1Klien dapat 3.1.1Identifikasi bersama klien tindakan yang


mengontrol halusinasinya. menyebutkan tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
biasanya dilakukan untuk menyibukkan diri, dll).
mengendalikan
halusinasinya 3.2.1Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan
klien jika bermanfaat beri pujian kepada klien.
3.2Klien dapat
menyebutkan cara baru 3.2.2Diskusikan dengan klien tentang cara baru
mengontrol halusinasi. mengontrol halusinasinya :

3.3Klien dapat a.menghardik/ mengusir/ tidak memedulikan


mendemonstrasikan cara halusinasinya
menghardik/ mengusir/ b.Bercakap – cakap dengan orang lain jika
tidak memedulikan halusinasinya muncul
halusinasinya
c.Melakukan kegiatan sehari-hari.
3.4Klien dapat
mendemonstrasikan 3.3.1Beri contoh cara menghardik halusinasi: “Pergi!
bercakap-cakap dengan Saya tidak mau mendengar kamu, saya mau mencuci

20
orang lain. piring/ bercakap-cakap dengan suster”.

3.5Klien dapat 3.3.2Beri pujian atas keberhasilan klien.


mendemonstrasikan
pelaksanaan kegiatan sehari 3.3.3Minta klien mengikuti contoh yang diberikan
– sehari. dan minta klien mengulanginya.

Susun jadwal latihan klien dan minta klien untuk


mengisi jadwal kegiatan (self-evaluation).

3.3.4Tanyakan kepada klien: “Bagaimana perasaan


anda setelah menghardik? Apakah halusinasinya
berkurang?”, lalu berikan pujian.

3.4.1Beri contoh percakapan dengan orang lain:


“suster, saya dengar suara-suara, temani saya
bercakap-cakap.

3.4.2Minta klien mengikuti contoh percakapan dan


mengulanginya.

3.4.3Beri pujian atas keberhasilan klien

3.4.4Susun jadwal klien untuk melatih diri, mengisi


kegiatan dengan bercakap-cakap dan mengisi jadwal
kegiatan self-evaluation.

3.4.5Tanyakan kepada klien: “bagaimana perasaan


anda setelah latihan bercakap-cakap? Apakah
halusinasinya berkurang?” berikan pujian.

3.5.1Diskusikan dengan klien tentang kegiatan harian

21
yang dapat dilakukan di rumah dan di rumah sakit
(untuk klien halusinasinya dengan perilaku kekerasan
sesuai dengan kontrol perilaku kekerasan).

3.5.2Latih klien untuk melakukan kegiatan yang


disepakati dan masukkan ke dalam jadwal kegiatan.
Minta klien mengisi jadwal

kegiatan self evaluation).

3.5.3Tanyakan kepada klien: “bagaimana perasaan


anda setelah melakukan kegiatan harian? Apakah
halusinasinya berkurang?“, berikan pujian.

22
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Nn.Q

Nirm : 06-6x-xx

Ruangan : Flamboyan

TGL DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI T.T

6 Juli Gangguan Persepsi SP1: S : Pasien mengatakan saat sedang sendiri atau YS
Sensori Halusinasi menjelang tidur mendengar suara gaduh
2022 Pendengaran 1.Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien kakaknya yang sedang marah
2.Mengidentifikasi halusinasi pasien Pasien menagatakan saat mendengar suara
3.Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien tersebut seketika langsung menangis

O : pasien menerima keberadaan perawat, pasien


4.Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
terkadang berbicara sendiri, pasien tidak
5.Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan menunjukkan tanda tanda curiga
halusinasi
A : masalah belum teratasi
6.Mengidentifikasi respon pasien terhadap
halusinasi P : intervensi dilanjutkan

7.Mengajarkan pasien cara menghardik halusinasi

8.Menganjurkan pasien memasukkan cara


menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian.

7 Juli Gangguan Persepsi SP I S : pasien mengatakan masih sering mendengar YS


Sensori Halusinasi suara marahan kakaknya yang gaduh saat

23
2022 Pendengaran 1. Meminta pasien mengingat obrolan sebelumnya menjelang tidur

2. Meyakinkan pasien dalam keadaan aman Pasien mengatakan sudah mempraktikkan cara
menghardik dengan menutup telingan dan
3. Meminta pasien mengulangi cara menghardik mengatakan “pergi kamu tidak nyata”
halusinasi sesuai jadwal kegiatan harian yang
dibuat sebelumnya O : pasien tampak bersemangat dan antusias

A : Masalah teratasi

P : intervensi dilanjutkan

8 Juli Gangguan Persepsi SP II S : Pasien mengatakan selalu meminum obat YS


Sensori Halusinasi dengan teratur
2022 Pendengaran 1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
O : pasien mampu menyebutkan jumlah obatnya,
2.Memberikan pendidikan kesehatan tentang pasien mampu memahami manfaat obat yang
penggunaan obat secara teratur dikomsumsi
3.Menganjurkan pasien memasukkan dalam A : masalah teratasi
jadwal kegiatan pasien
P : intervensi dilanjutkan

9 Juli Gangguan Persepsi SP III S : pasien mengatakan senang melakukan YS


Sensori Halusinasi kegiatan bersih bersih bersama kawannya yang
2022 Pendengaran 1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien ada di rumah sakit
2.Melatih pasien mengendalikan halusinasi O : pasien mampu melakukan kegiatan kegiatan
dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang bisa secara mandiri seperti mencuci pakaian sendiri,
dilakukan pasien dirumah) dan mampu bercakap cakap dengan kemampuan
3.Menganjurkan pasien memasukkan dalam yang cukup baik bersama temannya

24
jadwal kegiatan harian A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan, identifikasi ketepatan


waktu klien melakukan kegiatan

25
BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada (Damaiyanti, 2012).Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia
dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia
luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal
tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012)
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pada tahap terdiri
dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan. Setelah data terkumpul kemudian
data di kelompokkan baik data subjektif maupun data objektif, langkah selanjutnya
adalah menentukan masalah keperawatan. Buatlah Daftar masalah keperawatan jiwa
sesuai dengan hasil pengkajian, lalu buatlah pohon masalah, dan tegakkanlah
diagnosa keperawatan dengan menyimpulkan core problem (masalah utama).

4.2 Saran
Diharapkan laporan seminar kasus ini dapat menjadi referensi maupun acuan
bagi pembaca dan penulis lain. Dan diharapkan laporan kasus ini dapat menjadi
perbaikan maupun ilmu baru bagi perawat maupun tenaga medis lainnya dalam
melakukan proses keperawatan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Nurhalimah (2016), “Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan, Keperawatan Jiwa”


(halaman 109), (online).

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-
Jiwa-Komprehensif.pdf . Tahun akses Agustus 2017

http://repository.ump.ac.id/4997/3/Mahendra%20Setiyono%20BAB%20II.pdf

http://scholar.unand.ac.id/41401/2/BAB%201.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai