Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
Pembimbing Akademik : Ns Bagja Angga Sukma S. MAN
Pembimbing Rumah Sakit: Adah Saadah, S.Kep., Ners
Disusun Oleh:
Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Stase Keperawatan Jiwa Tingkat II
Semester IV Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Budi Luhur Cimahi dengan
judul:
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.L DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG NURI RUMAH SAKIT JIWA
PROV JAWA BARAT
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Meyetujui, Menyetujui,
Mengetahui,
i
Reini Astuti, S.Kp., M.Kep
NIDN. 0424047604
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan laporan dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA
NY.L DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN
DI
RUANG NURI RUMAH SAKIT JIWA PROV JAWA BARAT” dengan tepat waktu.
Adapun pembuatan laporan ini dilakukan sebagai pemenuhan tugas prakerin dannilai tugas
mata kuliah Keperawatan Jiwa. Mudah – mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Dalam penyusunan laporan PKL ini masih jauh dari kata sempurna, baik bentuk
maupun Teknik penulisannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan,
pengalaman, serta kemampuan penulis dalam menelaah suatu masalah.
Dalam proses penyelesaian laporan ini kami banyak mendapatkan bimbingan, bantuan
dan saran dari berbagai pihak, oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih yang
setulus- tulusnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran selama praktek dan penyusunan
laporan.
2. Kedua Orang Tua kami yang telah mendoakan dan memberikan semangat selama
berlangsungnya praktek.
3. dr. Hj. Elly Marliyani, SP.KJ. M.K.M selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa
Barat yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan praktek
di Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat
4. Sri Wahyuni., S.Pd., M.Kes., Ph.D., selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Budi Luhur Cimahi
5. Reini Astuti, S.Kp., M.Kep. selaku Kaprodi Diploma 3 keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi
6. Bagja Angga Sukmana, S.Kep., Ners., MAN selaku Koordinator Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa
iii
7. Bagja Angga Sukmana, S.Kep., Ners., MAN selaku Pembimbing Akademik Mata
Kuliah Keperawatan Jiwa
8. Adah Saadah, S.Kep., Ners selaku pembimbing di Ruangan Nuri Rumah Sakit Jiwa
Prov Jawa Barat
9. Kepala ruangan dan staff ruangan Nuri yang telah membimbing kami selama praktek
di Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat
10. Teman seperjuangan yang telah bekerjasama dalam menjalankan tugas dan saling
mendukung satu sama lain.
11. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di
masa yang akan datang. Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan
memberi manfaat bagi pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
2.1 Definisi..........................................................................................................................4
3.4 Fisik.............................................................................................................................13
3.5 Psikososial...................................................................................................................14
v
3.7 Kebutuhan Persiapan Pulang......................................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................30
BAB V PENUTUP..................................................................................................................31
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................31
5.2 Saran............................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................33
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO, 2018) Angka kejadian gangguan mental
kronis dan parah yang menyerang lebih dari 221 jiwa dan secara umum terdapat lebih
dari 23 juta orang jiwa di seluruh dunia. Lebih dari 50% orang dengan skizofrenia yang
tidak diobati tinggal dinegara berpenghasilan rendah dan menengah. Berdasarkan data
kemenkes prevalensi gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 1,7/mil dan
mengalami peningkatan pada tahun 2018 menjadi 7/mil. (Kemenkes).
Kesehatan jiwa di Indonesia masih menjadi tantangan yang sangat berat karena
memiliki perspektif yang berbeda beda terutama dalam konteks kesehatan. Gangguan
kejiwaan atau gangguan mental masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia saat ini.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (Riskesdas Kemenkes),
pada tahun 2018 sebanyak 282,654 anggota rumah tangga atau 0,67% masyarakat di
Indonesia mengalami Skizofrenia/Psikologis. Riskesdas Kemenkes juga menuturkan
prevalensi (GME) atau Gangguan Mental Emosional pada gangguan jiwa halusinasi
sebesar 9,8% dari total penduduk berusia lebih dari 15 tahun. Prevalensi ini menunjukan
peningkatan sebesar 6% pada tahun 2013. Provinsi Riau menduduki peringkat ke 24 dari
34 Provinsi di Indonesia dengan masalah gangguan jiwa berat dengan prevalensi
6,2/1000 penduduk untuk masalah gangguan mental emosional Provinsi Riau dengan
jumlah prevalensi sebesar 10/1000 penduduk (Riskesdas,2018).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menulis makalah dengan
judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. L Dengan Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi Pendengaran Di Ruang Rajawali Kamar 4 Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa
Barat”
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada klien dengan gangguan persepsi
sensori: haluasinasi pendengaran
2. Mampu mendeskripsikan diagnosa keperawatan dengan gangguan persepsi sensori;
halusinasi pendengaran
3. Mampu mendeskripsikan rencana asuhan keperawatan dengan gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran
4. Mampu mendeskripsikan tindakan asuhan keperawatan dengan gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran
5. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada klien dengan dengan gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati
& Hartono, 2012).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
ada (Damaiyanti, 2012). Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami perubahan
sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien
gangguan jiwa mengalami perubahan
dalam hal orientasi realitas (Yusuf, PK, & Nihayati, 2015).
1. Factor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu
maka individu mengalami stress dan kecemasan.
2. Factor sosiokultural
Berbagai factor dimasyarakat dapat meyebabkan seseorang merasa diasingkan,
sehingga merasa kesepian di lingkungan
4
3. Faktor biokimia
Jika mengalami stress berlebihan maka didalam tubuhnya akan dihasilkan suatu zat
yang bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethyfranferase
4. Factor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis serta danya peran ganda bertentangan yang sering diterima
oleh seseorang akan mengakibatkab stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada
gangguan orientasi realitas
5. Faktor genetik dan pola asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua dengan hasil studi
menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh
pada penyakit ini.
1. Bicara sendiri
2. Senym sendiri
3. Ketawa sendiri.
4. Menggerakkan bibir tanpa suara.
5. Penggerakan mata yang cepat.
6. Respon verbal yang lambat.
7. Menarik diri dari orang lain.
8. Berusaha untuk menghindari orang lain.
9. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
10. Terjadi peningkata denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah.
11. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik.
5
12. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
13. Sulit berhubungan dengan orang lain.
14. Ekspresi muka tegang
15. Mudah tersinggung jengkel dan marah.
16. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat
6
17. Tampak tremor dan berkeringat.
18. Perilaku panik.
19. Agitasi dan kataton.
20. Curiga dan bemusuhan.
21. Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan
22. Ketakutan.
23. Tidak dapat mengurus diri.
24. Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang (Damaiyanti. 2012)
7
2.7 Pohon Masalah Kasus
Isolasi sosial
8
Setelah…
SP.2 (Tgl..........................................)
pertemuan, pasien
1. Evaluasi kegiatan yang
mampu :
lalu (SP.1)
1. Menyebutkan
2. Latih berbicara/ bercakap dengan
kegiatan yang
orang lain saat halusinasi muncul
sudah
3. Masukan dalam jadwal kegiatan
dilakukan
pasien
2. Memperagaka
n cara
bercakap-
cakap dengan
orang lain
Setelah………
SP.3 (Tgl........................................)
pertemuan, pasien
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
mampu :
(SP.1 & 2)
1. Menyebutkan
2. Latih kegiatan agar halusinasi
kegiatan yang
tidak muncul
sudah
Tahapannya :
dilakukan, dan
- Jelaskan pentingnya aktivitas
2. Membuat
yang teratur untuk mengatasi
jadwal
halusinasi
kegiatan
- Diskusikan aktivitas yang
sehari-hari &
biasa dilakukan oleh
mampu
pasien
memperagaka
- Latih pasien melakukan
nnya
aktivitas
- Susun jadwal aktivitas sehari-
hari sesuai dengan aktivitas
yang telah dilatih (dari
bangun pagi sampai tidur
malam)
3. Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku pasien yang
9
(+)
10
Setelah …
pertemuan, pasien SP.4 (Tgl..........................................)
mampu : 1. Evaluasi kegiatan yang lalu
1. Menyebutkan (SP.1, 2 & 3)
kegiatan yang 2. Tanyakan program pengobatan
2. Menyebutkan jiwa
11
dijangkau
4. Bermain peran cara merawat
12
5. Rencana tindak lanjut keluarga,
jadwal keluarga untuk merawat
pasien
dilakukan
2. Memperagaka
n cara
merawat
pasien
Setelah……… SP.3 (Tgl........................................)
pertemuan, 1. Evaluasi kemampuan
yang sudah
dilakukan
2. Memperagak
an cara
merawat
pasien serta
mampu
membuat
RTL
Setelah……… SP.4 (Tgl.........................................)
n kegiatan - Follow Up
13
yang sudah - Rujukan
dilakukan
2. Melaksanaka
n Follow Up
rujukan
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
15
3.3 Faktor Predisposisi
Pasien mengalami gangguan jiwa dimasa lalu saat 8 tahun yang lalu sesak usia 17
tahun. Dengan pengobatan yang tidak berhasil. Ranap 3 kali di rumah sakit jiwa, pulang
ranap 18 Juli 2022. Pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik, aniaya seksual,
kekerasan dalam keluarga dan tindak criminal baik sebagai pelaku, korban, ataupun
saksi. Pasien mengalami penolakan dari seoarang perempuan dan keluarga perempuan
sehingga membuat pasien depresi.
Masalah keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
Pasien mengatakan pernah mendapatkan penolakan dari seorang perempuan dan
keluarga dari perempuan.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
3.4 Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/82 mmHg
Nadi : 98x/menit
Suhu : 36,1 C
Respirasi : 20x/menit
2. Ukur
TB : 155 cm
BB : 51.2 kg
3. Keluhan Fisik
Klien tidak ada keluhan fisik
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
16
3.5 Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Klien
Klien anak ketiga dari tiga bersaudara, klien tinggal bersama ibu dan kedua saudaranya,
ibu dan ayah klien sudah bercerai.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya dan tidak ada yang cacat
b. Identitas
Klien mengatakan belum pernah menikah, klien anak ketiga dari tiga bersaudara
c. Peran
Peran klien dalam keluarga adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Klien
membantu orangtuanya dirumah biasanya mengerjakan pekerjaan rumah dan
pesantren klien suka membantu untuk memasak namun saat dirawat di RSJ
17
klien tidak mempedulikan perannya
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan ingin cepat pulang karena
klien ingin bekerja kembali
e. Harga diri
Klien mengatakan percaya diri dan dan mudah bersosialisasi dengan psien ataupun
perawat
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti adalah ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien tampak antusias dalam berbagai kegiatan saat di ranap
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien beragama Islam dan percaya terhadap kesembuhannya karena Allah SWT
b. Kegiatan ibadah
Pasien sering bertanya mengenai waktu sholat dan sering melaksanakan sholat dan
berwudhu
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
3.6 Status Mental
1. Penampilan
Penggunakan pakaian sesuai dan rapih, pasien meminta untuk mandi
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Klien berbicara cepat dan jelas namun saat berbicara sering berpindah topicpembicaraan
dan tidak ada kaitannya atau inkoheren
Masalah keperawatan: Halusinasi
3. Aktivitas motoric
Klien menunjukan sikap gelisah/agitasi dan mengulangi kegiatan mencuci
tangan/konpulsif.
18
Masalah keperawatan: Halusinasi
4. Alam perasaan
Klien tampak bergembira secara berlebihan
Masalah keperawatan: Halusinasi
5. Afek
Pasien menunjukan emosi yang cepat berubah ubah atau
labih Masalah keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
6. Interaksi selama wawancara
Klien saat interaksi menunjukan sikap sesuai dan kooperatif saat diajak berbicara oleh
perawat.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
7. Persepsi
Klien sering berbicara sendiri, sering melantur dan sering mendengar suara perintah
untuk sholat diwaktu yang tidak seharusnya
Masalah keperawatan: Halusinasi
8. Proses pikir
Saat dilakukan wawancara pasien bicara berbelit tetapi sampai pada topic yang
dibicaran.
Masalah keperawatan: Halusinasi
9. Isi pikir
Adanya waham karena klien mengatakan memiliki tidak memiliki batas limit wudhu
yang berlaku seumur hidup dank lien ketakutan tentang kondisi ibunya dirumah
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
Klien sadar secara penuh dan saat ditanya waktu klien menjawab pukul 09.10 WIB,
saat ditanya dimana klien menjawab sedang dirumah sakit jiwa dan saat ditanya
perawat yang sedang mengkaji klien dapat mengingat.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
11. Memori
Klien mampu mengingat ingatan jangka panjang, seperti saat ditanya tahun kelahiran
klien menjawab 1995. Klien mampu menjawab kegiatan selama di RSJ. Saar ditanya
makan pagi klien menjawab “nasi, sayur dan daging”
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
19
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat dikaji konsentrasi klien mudah beralih ke topic pembicaraan yang lain.
Masalah keperawatan: Halusinasi
13. Kemampuan penilaian
Saat ditanyakan mandie atau makan dulu klien menjawab mandi dulu karena setealh
mandi baru makan
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
14. Daya tilik diri
Klien menyadari dirinya sedang sakit dan menyadari halusinasi terdapat dirinya.
Masalah keperawatan: Halusinasi
3.7 Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien makan 3x sehari pada pagi, siang dan sore, klien makan dengan benar
menggunakan sendok dan tangan kanan, klien mampu makan secara mandiri.
2. BAB/BAK
Klien mampu ke kamar mandi dan mampu membersihan kamar mandi setelah dipakai,
3. Mandi
Klien mengatakan mandi 2x/hari pagi dan sore, klien mampu mandi secara mandiri
4. Berpakaian/berhiasan
Klien mampu memakai baju dengan baik dan benar, cukup rapih dan bias secara
mandiri
5. Istirahat dan tidur
Klien dapat tidur dengan baik dan cukup nyenyak namun terkadang sering terbangun
di malam hari karena ada bisikan.
6. Penggunan obat
Klien saat diberikan obat harus diarahkan dan dibantu.
7. Pemeliharaan kesehatan
Setelah pulang klien mau berobat rutin ke rumah sakit
8. Kegaiatan didalam rumah
Klien mampu mempersiapkan makanan, menjaga kerapihan rumah, mencuci pakaian
dan pengaturan keuangan.
9. Kegiatan diluar rumah
Klien mampu belanja, transportasi secara mandiri
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
20
3.8 Mekanisme Koping
Saat dilakukan wawancara klien menunjukan sikap:
1. Adaftif:
a. Mengikuti olahraga senam
b. Klien mampu berbicara tanpa harus dimulai oleh perawat dan hanya ingin ditemani
c. Klien dapat berbicara dengan baik dan berkooperatif
3.9 Masalah Psikososial dan lingkungan
Klien tidak mempunyai masalah dengan lingkungan kelompok, lingkungan
pendidikan, pendidikan kesehatan, klien merasa dirinya mempunyai penyakit, tidak mau
berbaur dengan orang lain, merasa dirinya jelek, hitam dan gemuk.
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasa
3.10 Pengentahuan kurang tentang
Klien kurang paham mengenai factor pencetus presipitasi dan predisposisi.
Masalah keperawatan: Defisit Pengetahuan
3.11 Aspek Medik
Diagnosa Medis : Bipolar
Terapi Medik : Lorazepam 2 mg (PO), Serialin 2r mg (PO), Depanoteer 250
mg (PO), Clozapine 100 mg (PO), Risp 2 mg (PO), Alprazolam
1 mg (PO), Halop 1,5 mg (PO)
3.12 Daftar Masalah Keperawatan
1. Halusinasi
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Defisit Pengetahuan
3.13 Daftar Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran d.d Klien mengatakan mendengaar
suara bisikan seperti jangan sholat jangan puasa Klien mengatakan kesal saat mendengar
bisikan tersebut Klien terlihat tertawa sendiri dan marah tanpa sebab Klien terlihat
menyendiri.
2. Resiko Perilaku Kekerasan d.d Klien Berbicara keras dan kasar Klien melempar barang
disekitarnya Klien terlihat menjauh dari orang lain
21
3.14 Analisa Data
NO DATA MASALAH
Ds : Gangguan Persepsi sensori Halusinasi Pendengaran
Klien mengatakan mendengaar suara
bisikan seperti jangan sholat jangan
puasa
1 Klien mengatakan kesal saat mendengar
bisikan tersebut
Do :
Klien terlihat tertawa sendiri dan marah
tanpa sebab
Klien terlihat menyendiri
Ds : Perilaku kekerasan
Klien Berbicara keras dan kasar
Klien melempar barang disekitarnya
Do :
2 Klien terlihat menjauh dari orang lain
22
3.15 Intervensi keperawatan
No. Dx Kep Tujuan Kriteria Intervensi
1. Gangguan Pasien Setelah 3 x SP 1
Persepsi mampu: pertemuan, (Tanggal 02-03 Agustus
Sensori 1. Mengenali pasien dapat 2022 Jam 11.00 WIB)
Halusinasi halusinasi menyebutkan : diruangan Nuri
Pendengar yang 1. Isi waktu, 1. Bantu pasien mengenal
an dialaminya frekuensi, halusinasi :
2. Mengontrol situasi - Isi
halusinasin pencetus, - Waktu terjadinya
ya perasaan - Frekuensi
3. Mengikuti 2. Mampu - Situasi pencetus
program memperaga - Perasaan saat terjadi
pengobatan kan cara halusinasi
secara dalam 2. Latih mengontrol halusinasi
optimal mengontrol dengan cara menghardik :
halusinasi Tahapan tindakannya
meliputi :
- Jelaskan cara
menghardik halusinasi
- Peragakan cara
menghardik
- Minta pasien
memperagakan ulang
23
- Pantau penerapan cara
ini, beri penguatan
perilaku pasien
3. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 2
(Tanggal 04 Agustus 2022 Jam
11.00 WIB) diruangan Nuri
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP.1)
2. Latih berbicara/ bercakap
dengan orang lain saat
halusinasi muncul
3. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 3
(Tanggal 05 Agustus 2022 Jam
11.00 WIB) diruangan Nuri
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP.1 & 2)
2. Latih kegiatan agar
halusinasi tidak muncul
Tahapannya :
- Jelaskan pentingnya
aktivitas yang
teratur untuk
mengatasi halusinasi
- Diskusikan aktivitas yang
biasa dilakukan oleh
pasien
24
- Latih pasien melakukan
aktivitas
- Susun jadwal aktivitas
sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih
(dari bangun pagi sampai
tidur malam)
3. Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku pasien
yang (+)
SP 4
(Tanggal 06 Agustus 2022 Jam
11.00 WIB) diruangan Nuri
27
- Terapi
Psikofarm
aka (patah
obat)
1. Membantu pasien
Persepsi Sensori Pukul 09:00 WIB
mengenal halusinasi
Halusinasi
: S: Klien Mengatakan mendengar
Pendengaran
- Isi suara bisikan jangan sholat
- Waktu terjadinya jangan puasa dan klien juga
- Frekuensi merasa kesal pada bisikan
- Situasi pencetus tersebut
- Perasaan saat terjadi O: Klien terlihat tertawa sendiri,
halusinasi berbicara sendiri, marah tanpa
2. Melatih mengontrol sebab
halusinasi dengan cara A: Gangguan persesi sensori
menghardik : halusinasi pendengaran belum
Tahapan tindakannya teratasi
meliputi : P: Mengevaluasi Sp 1 dan
- Menjelaskan cara melanjutkan Sp 2
menghardik halusinasi
- Memperagakan cara
menghardik
- Meminta pasien
memperagakan ulang
- Memantau penerapan
cara ini, beri
penguatan perilaku
pasien
28
29
3. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
30
Pertemuan 2 (04 Agustus 2022 Pukul 09.00 WIB)
Evaluasi kegiatan
Gangguan Pukul 09.00 WIB
yang lalu (SP1)
Persepsi Sensori
1. Latih berbicara/ S : Klien mengatakan
: Halusinasi
bercakap dengan mendengar suara bisikan-
Pendengaran
orang lain saat bisikan jangan sholat jangan
halusinasi muncul puasa dan klien juga merasa
2. Masukan dalam kesal pada bisikan tersebut
jadwal kegiatan pasien O : Pasien terlihat tertawa
sendiri, berbicara sendiri,
marah tanpa sebab, klien
terlihat menyendiri
A : Gangguan Persepsi Sensori
Halusinasi Pendengaran
belum teratasi
P: Evaluasi sp 1 dan 2 dan
melanjutkan sp
31
Pertemuan 3 (05 Agustus 2022 Pukul 09.00 WIB)
32
- Diskusikan aktivitas A: Klien dapat mengontrol
yang biasa dengan melakukan kegiatan
dilakukan oleh ruangan.
pasien P : Klien : Mampu melakukan SP
- Latih pasien 3 aktivitas harian
melakukan aktivitas Perawat : Klien mampu
- Susun jadwal melakukan SP 3 lanjutkan SP 4
aktivitas sehari-hari
sesuai dengan
aktivitas yang telah
dilatih (dari bangun
pagi sampai tidur
malam)
3. Pantau pelaksanaan
jadwal kegiatan, berikan
penguatan terhadap
perilaku pasien yang (+)
33
Pertemuan 4 (06 Agustus 2022 Pukul 09.00 WIB)
Evaluasi kegiatan
Persepsi Sensori Pukul 09.00 WIB
yanglalu (SP.1, 2 &
Halusinasi
3) S: Klien mengatakan sudah tidak
Pendengaran
1. Tanyakan program mendengar bisikan dan
pengobatan mengatakan sudah tenang
2. Jelaskan pentingnya O: Pasien mampu
penggunaan obat pada mengkonsumsi obat dengan
gangguan jiwa benar tetapi perlu arahan dari
3. Jelaskan akibat bila perawat
tidak digunakan A: Masalah gangguan
sesuai program persepsi sensori halusinasi
4. Jelaskan akibat bila teratasi sebagian
putus obat P: Klien: mampu melakukan SP 1,
5. Jelaskan cara 2,3 secara mandiri. Tetapi perlu
mendapatkan obat/ diarahkan di SP 4.
berobat Perawat: Klien mampu
6. Jelaskan pengobatan melaksanakan SP 1,2,3.
(5B) Optimalkan SP 4
7. Latih pasien minum obat
8. Masukan dalam jadwal
harian pasien
34
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny.L di
Ruang Nuri Kamar 4 Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat. Disini penulis akan membahas
diagnosa keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi yang diaplikasikan dengan
komunikasi terapeutik. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul yaitu Gangguan Persepsi
Sensori: Halusinasi Pendengaran dan Resiko Perilaku Kekerasan
Masalah: Klien mendengar suara bisikan berupa perintah untuk sholat dan mencuci
tangan, klien sering berbicara sendiri, mondar mandir, kebingungan, mudah tersinggung,
marah marah dan terkadang berbicara dengan nada lebih tinggi.
Intervensi tersebut sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan di bab 2 sebelumnya.
Setelah melakukam komunikasi teraputik selama 3x pertemuan untuk diagnose Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran dan diagnose Resiko Perilaku Kekerasan
35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat
selama 13 hari yang dimulai pada tanggal 01 Agustus 2022 sampai 13 Agustus 2022.
Kami melakukan pengkajian di Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat pada Ny,L dengan
diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dan resiko
perilaku kekerasan di ruang Nuri Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat.
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang didapat dari Ny.L yaitu klien mendengar suara bisikan berupa
peritah untuk sholat dan mencuci tangan, klien sering berbicara sendiri, mondar
mandir, kebingungan, mudah tersinggung, marah marah dan terkadang berbicara
dengan nada lebih tinggi.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian penulis menegakan dua diagnose yakni Gangguan Persepsi
Sensori: Halusinasi Pendengaran dan Resiko Perilaku Kekerasan sesusai dengan data
yang didapat setelah melakukan wawancara dengan komunikasi terapeutik.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk diagnosa keperawatan Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran yaitu dengan SP 1 sampai 4. Untuk
diagnose kedua Resiko Perilaku Kekerasan yaitu dengan SP 1 dan 2.
36
4. Implementasi Keperawatan
Dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan diagnosa
keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran dan Resiko Perilaku
Kekerasan yang dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan intervensi keperawatan
yang telah ditentukan.
5. Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 kali pertemuan maka masalah
keperawatan jiwa dapat teratasi dengan hasil klien kebingungan berkurang, berbicara
sendiri berkurang, emosi dapat dikontrol.
5.2 Saran
a. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis terhadap asuhan
keperawatan jiwa pada klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran dan resiko perilaku kekerasan
b. Bagi rumah sakit
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa
bagi klien khususnya yang mengalami gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran dengan penerapan strategi penatalaksanaan 1 sampai 4 dan resiko
perilaku kekerasan dengan pemerapan strategi penatalaksanaan 1 sampai 2
c. Bagi institasi pendidikan
Manfaat praktis bagi instasi akademik yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi
institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang asuhan
keperawatan jiwa pada pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran dan resiko perilaku kekerasan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Keliat. B.A.dkk. (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Kusumawati, Farad, Hartono, Y. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
Yusuf, & Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medik
38
B
39