R DENGAN
DIAGNOSA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUANG BENUAS
RSJ KALAWA ATEI BUKIT RAWI
Oleh :
2
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN TEORI...................................................................................4
2.1 Konsep Dasar.............................................................................................4
2.2 Proses Terjadinya Masalah........................................................................4
2.2.1 Definisi.......................................................................................................4
2.2.2 Tanda dan gejala........................................................................................4
2.2.3 Rentang Respon.........................................................................................5
2.2.4 Penyebab..................................................................................................13
2.2.5 Sumber Koping........................................................................................16
2.2.6 Mekanisme Koping..................................................................................16
2.4.1 Pengkajian................................................................................................17
2.4.2 Diagnosa Keperawatan............................................................................20
2.4.3 Rencana Keperawatan..............................................................................20
2.2.1 Implementasi............................................................................................21
2.4.4 Evaluasi Keperawatan..............................................................................22
2.5 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan..........................................24
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................55
BAB 1
PENDAHULUAN
c. Menarik diri dari orang lain,dan berusaha untuk menghindari diri dari
orang lain
4
e. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah
5
a. Respon adaptif
4. Perilaku social adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran
c. Respon maladaptif
12
1. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakin ioleh orang lain dan bertentangan dengan
kenyataan social.
b. Faktor Presipitasi
1. Biologis
3. Sumber Koping
4. Perilaku
a. Dimensi fisik
14
hingga delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur
dalamwaktu yang lama.
b. Dimensi emosional
c. Dimensi intelektual
d. Dimensi sosial
15
e. Dimensi spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup,
rutinitas, tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan
jarang berupaya secara
Spiritual untuk menyucikan diri, irama sirkardiannya terganggu.
(Damaiyanti, 2012 : 57-58).
2.2.5 Sumber Koping
Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman tentang
pengaruh gangguan otak pada perilaku. Kekuatan dapat meliputi modal, seperti
intelegensi atau kriativitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik
anak-anak dan dewasa muda tentang ketrampilan koping karena mereka biasanya
tidak hanya belajar dari pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan
tentang penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga, dan
kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan Fitria,
(2012).
2.2.6 Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi pasien dari pengalaman
yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis maladaptif Stuart,
(2006):
3. Menarik diri
16
2.3 Pohon Masalah
effect
Core problem
Penyebab
h. Pola koping
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
1) Mengarahkan telinga pada sumber suara
19
2.4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan
halusinasi menurut (Yosep, 2014) yaitu:
1. Resiko Perilaku Kekerasan D.0146 (effect)
2. Gangguan persepsi sensori D.0085 (Core Problem)
3. Isolasi Sosial D.0121 (Causa)
2.4.3 Rencana Keperawatan
Dalam rencana keperawatan yang akan dilakukan pada klien dengan
gangguan persepsi sensori halusinasi memiliki tujuan yaitu klien mampu
mengelola dan meningkatkan respon, perilaku pada perubahan persepsi terhadap
stimulus (SLKI, 2019) dan kriteria hasil:
2.2.1 Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan
yang telah disusun. Semua pelaksanaan yang akan dilakukan pada klien dengan
gangguan persepsi sensori halusinasi ditujukan untuk mencapai hasil maksimal.
1. Membina hubungan saling percaya
21
10. Membantu klien membuat jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih
11. Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan dan memberikan penguatan
terhadap perilaku pasien yang positif
12. Menjelaskan klien menggunakan obat secara teratur
22
3. Keluarga klien mampu memantau dan memberi penguatan
terhadap perilaku positif.
23
2.5 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1)
A. Kondisi
C. Tujuan
D. Intervensi Keperawatan
24
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien
yang sesuai
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum………….. Boleh Saya kenalan
dengan Ibu? Nama Saya………….. boleh panggil Saya……… Saya
Mahasiswa Ners......., Saya sedang praktik di sini dari pukul sampai
dengan pukul..... siang. Kalau boleh Saya tahu nama Ibu siapa dan
senang dipanggil dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi/validasi
25
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”
c. Kontrak
1) Topik
“Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya?
Menurut ibu sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau
kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini Ibu
dengar dan lihat tetapi tidak tampak wujudnya?”
2) Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya berapa
menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa?”
3) Tempat
“Di mana kita akan
bincang-bincang ???
Bagaimana kalau di ruang
tamu saya ???
2. Kerja
“Apakah Ibu mendengar suara tanpa
ada wujudnya?” “Apa yang dikatakan
suara itu?”
“Apakah Ibu melihat sesuatu atau orang atau bayangan
atau mahluk?” “Seperti apa yang kelihatan?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya
sewaktu-waktu saja?” “Kapan paling sering Ibu melihat sesuatu
atau mendengar suara tersebut?”
“Berapa kali sehari Ibu mengalaminya?”
“Pada keadaan apa, apakah pada
waktu sendiri?” “Apa yang Ibu
rasakan pada saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Ibu lakukan saat melihat
sesuatu?”
26
“Apa yang Ibu lakukan saat mendengar suara
tersebut?” “Apakah dengan cara itu suara dan
bayangan tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau
bayangan agar tidak muncul?”
“Ibu ada empat cara untuk mencegah suara-suara
itu muncul.” “Pertama, dengan menghardik
suara tersebut”.
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.” “Ketiga, melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal.” “Keempat,
minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik.” “Caranya seperti ini:
a. Saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang dalam hati, “Pergi
Saya tidak mau dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu.
Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ibu
peragakan! Nah begitu…………..
bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa.”
b. Saat melihat bayangan itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi Saya
tidak mau lihat………………. Saya tidak mau lihat. Kamu palsu.
Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba
Ibu peragakan! Nah begitu………..
bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa.”
27
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa
senang tidak dengan latihan tadi?”
b. Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Ibu
simpulkan pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan
itu agar tidak muncul lagi.”
c. Rencana tindak lanjut
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan Ibu coba
cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam
berapa saja latihannya?” (Masukkan kegiatan latihan menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien, Jika ibu melakukanya
secara mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya
dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat
ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu
mengerti?).
d. Kontrak yang akan dating
1) Topik
“Ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya
berbicara dengan orang lain saat bayangan dan suara-suara itu
muncul?”
2) Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30
WITA, bisa?”
3) Tempat
“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana
ya? Sampai jumpa besok.
Wassalamualaikum,……………
28
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2)
A. Kondisi klien
DO : Klien tenang
DS : Klien mengatakan mendengar ada suara-suara tapi suara itu tidak jelas
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi
C. Tujuan
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
D. Intervensi Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan orang lain.
E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi :
Salam terapeutik : ” Selamat pagi, mas? Bagaimana kabarnya
hari ini? mas masih ingat dong dengan saya? Ibu sudah mandi
belum? Apakah massudah makan?
Evaluasi validasi : ”bagaimana perasaan mas hari ini? Kemarin
kita sudah berdiskusi tentang halusinasi, apakah mas bisa
menjelaskan kepada saya tntang isi suara-suara yang mas dengar
dan apakah mas bisa mempraktekkan cara mengontrol halusinasi
yang pertama yaitu dengan menghardik?”
Konsep Topik :
”sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-
bincang di ruamg tamu mengenai cara-cara mengontrol suara yang
sering mas dengar dulu agar suara itu tidak muncul lagi dengan
cara yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.
Waktu :
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10
menit saja, bagaimana mas setuju?”
Tempat :
”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-
29
bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? mas setuju?”
2. Fase kerja
”kalau mas mendengar suara yang kata mas kemarin mengganggu
dan membuat mas jengkel. Apa yang mas lakukan pada saat itu?
Apa yang telah saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan?”
”cara yang kedua adalah mas langsung pergi ke perawat. Katakan
pada perawat bahwa mas mendengar suara. Nanti perawat akan
mengajak mas mengobrol sehingga suara itu hilang dengan
sendirinya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang
lama. Saya senag sekali mas mau berbincang-bincang denagan
saya. Bagaimana perasaan mas setelah kita berbincang-bincang?”
b. Evaluasi obyektif : ”jadi seperti yang mas katakan tadi, cara yang
mas pilih untuk mengontrol halusinasinya adalah......
c. Tindak lanjut : ”nanti kalau suara itu terdengar lagi, mas terus
praktekkan cara yang telah saya ajarkan agar suara tersebut tidak
menguasai pikiran mas.”
d. Kontrak yang
akan datang :
Topik :
”bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu menyibukkan
diri dengan kegiatan yang bermanfaat.”
waktu :
”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau besok jam ? mas setuju?”
tempat :
”besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain?
Termakasih mas sudah berbincang-bincang dengan saya. Sampai
ketemu besok pagi.”
30
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3)
A. Kondisi klien
DO : Klien tenang
DS : Klien mengatakan sudah lebih mendengar suara-suara yang tidak jelas
B. Diagnosa Keperawatan : halusinasi
C. Tujuan
Agar klien dapat memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktifitas / kegiatan harian.
D. Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian
klien.
2. Fase Kerja
”cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi
tentang cara pertama dan kedua, cara lain dalam mengontrol
halusinasi yaitu caar ketiga adalah mas menyibukkan diri dengan
31
berbagi kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang
untuk melamun saja.”
”jika mas mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri
dengan kegiatan seperti menyapa, mengepel, atau menyibukkan
dengan kegiatan lain.”
3. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang
lama, saya senag sekali mas mau berbincang-bincang dengan saya.
Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang?”
Evaluasi obyektif : ”coba mas jelaskan lagi cara mengontrol
halusinasi yang ketiga?
Tindak lanjut : ”tolong nanti mas praktekkan cara mengontrol
halusinasi seperti yang sudah diajarkan tadi?
Kontrak yang
akan datang
Topik:
”bagaimana mas kalau kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang keempat yaitu dengan patuh
obat.”
Waktu :
”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau jam 08.00? ibu setuju?”
Tempat :
”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain?
Terimakasih mas sudah mau berbincang-bincang dengan saya.
Sampai ketemu besok pagi.”
32
Strategi Pelaksanaan 4 (SP 4)
A. Kondisi klien
DO : Klien tenang
DS : Klien mengatakan sudah lebih mendengar suara-suara yang tidak
jelas
B. Diagnosa Keperawatan : halusinasi
C. Tujuan: Agar klien dapat mengontrol halusinasi dengan patuh obat.
D. Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu
penggunaan obat secara teratur (jenis, dosis, waktu, manfaat, dan efek
samping)
E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi :
a. Salam terapeutik : ” Selamat pagi, mas? Masih ingat saya ???
b. Evaluasi validasi : ”mas tampak segar hari ini. Bagaimana
perasaannya hari ini ? sudah siap kita berbincang bincang ? masih
ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa itu ? apakah mas masih
mendengar suara- suara yang kita bicarakan kemarin.
c. Konsep Topik :
”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang-
bincang tentang obat-obatgan yang mas minum.”
Tempat :
”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-
bincang? Bagaimana kalu di ruang tamu? mas setuju?”
Waktu :
”kita nanti akan berbincang kurang lebih.......menit, bagaimana mas
setuju?”
2. Fase Kerja
”ini obat yang harus diminum oleh mas setiap hari. Obat yang
warnanya………ini namanya....dosisnya.....mg dan yang
warna.....dosisnya.....mg. kedua obat ini diminum....sehari siang dan
malam, kalau yang warna...minumnya....kali sehari.
33
Obat yang warnanya....ini berfungsi untuk mengendalikan suara yang
sering mas dengar sedangkan yang warnanya putih agar mas tidak
merasa gelisah. Kedua obat ini mempunyai efek samping diantaranya
mulut kering, mual, mengantuk, ingin meludah terus, kencing tidak
lancar. Sudah jelas mas? Tolong nanati mas sampaikan ke dokter apa
yang mas rasakan setelah minum obat ini. Obat ini harus diminum
terus, mungkin berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kemudian mas
jangan berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala
seperti yang mas alami sekarang akan muncul lagi, jadi ada lima hal
yang harus diperhatikan oleh mas pada saat mionum obat yaitu beanr
obat, benar dosis, benar cara, benar waktu dan benar frekuensi. Ingat
ya mas..?!!
3. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang
lama, saya senag sekali mas mau berbincang-bincang dengan saya.
Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang?”
Evaluasi obyektif : ”coba mas jelaskan lagi obat apa yang
diminum tadi? Kemudian berapa dosisnya?
Tindak lanjut : ”tolong nanti mas minta obat ke perawat kalau
saatnya minum obat.”
Kontrak yang
akan datang
Topik:
”bagaimana mas kalau kita akan mengikuti kegiatan TAK (Terapi
Aktifitas Kelompok) yaitu menggambar sambil mendengarkan
musik.”
Waktu :
”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau jam ? mas setuju?”
Tempat :
”Besok kita akan melakukan kegiatan di ruang makan. Terimakasih
mas sudah mau berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu
besok pagi.”
34
35
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. R (L)
Umur : 16 Tahun
Tanggal Pengkajian : Kamis 03 Februari 2024
Informan : Perawat dan Pasien
36
3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
− − − − −
Aniaya fisik
Aniaya seksual − − − − −
− − − − −
Penolakan
Tindakan kriminal − − − − − −
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Pasien Riwayat putus obat, selama kurang lebih 2 tahun ini pasien baru rutin control ke
RS.
Masalah Keperawatan : Regimen Terapi Efektif
IV. FISIK
1. Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg N : 83 x/menit
S : 36,2 C
0
RR : 20 x/menit
2. Ukur
TB : - cm BB : - Kg
3. Keluhan fisik : Ya / Tidak
Jelaskan :
Tanda-tanda vital pasien dalam rentang normal
Masalah keperawatan : Tidak Ada
37
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: Perempuan : Klien
: Laki-laki : Hubungan keluarga
: Meninggal -------: Tinggal serumah
Jelaskan : Jelaskan: Klien memiliki kaka laki - laki 2 orang dan klien adalah anak
terakhir dari 3 bersaudara
Masalah Keperawatan : Tidak ada
2. Konsep diri
38
e Harga diri : Pada saat pengakajian pasien mengatakan dirinya
berharga bagi orang lain.
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Pasien mengatakan beragama islam
b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan beribadah Ketika di ajak sholat
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
1. Penampilan
Klien berpenampilan cukup rapi, bersih, mandi sendiri area kepala tampak
bersih
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
2. Pembicaraan
3. Aktivitas Motorik
4. Alam perasaan
39
5. Afek
Klien tampak tidak fokus saat di ajak berbicara kadang tertawa dan bisa
diam tiba tiba
7. Persepsi Halusianasi
8. Proses Pikir
9. Isi Pikir
40
dilahirkan
1. Makan
Pasien dapat dibantu secara minimal dan harus mampu makan secara
mandiri.
2. BAB/BAK
Pasien dapat BAB/BAK sendiri tanpa di bantu
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
3. Mandi
Pasien harus mampu mandi 2x sehari secara mandiri.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
4. Berpakaian / Berhias
Pasien harus mempu berpakaian secara mandiri menggunakan pakaiannya
41
dengan benar, sesuai, dan tidak terbalik.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
Tidur siang 13.00 WIB – 14.30 WIB, tidur malam 20.00 WIB – 04.00
WIB.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
6. Penggunaan Obat
Pasien minum obat harus dibantu secara total oleh keluarga dan selalu
berikan dengan motivasi serta didampingi saat meminum obat.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien disarankan untuk perawatan lanjutan untuk kontrol dan ambil obat
rutin dan perawatan pendukung dari keluarga
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
8. Kegiatan Di Dalam Rumah
- Adaktif
Pasien mengatakan selalu menghindar masalah yang dihadapi
Pasien mengatakan terkadang sulit mempercayai orang lain
- Maladaktif
42
-
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
Koping obat-obatan
Lainnya :
43
ANALISA DATA
Data Masalah
Ds
- Klien mengatakan mendengar
suara bisikan orang yang di
kenalnya ada di sekitar klien
- Klien mengatakan susah tidur
Karena mendengar suara-suara
seperti bisikan Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendenggaran
Do
- Klien terlihat bicara sendiri
- Klien terlihat melamun
- Klien terlihat mendengar dan
berhenti berbicara di tengah-
tengah kalimat untuk mendengar
sesuatu
- Klien tampak mengarahkan telinga
ke arah tertentu
- Klien tampak menutup telinga
- Terlihat konsentrasi rendah
- Pikiran cepat Berubah- ubah
- Terlihat berjalan kesana kemari
44
Ds
- Pasien mengatakan pernah
melakukan pengobatan
sebelumnya namun berhenti
minum obat selama kurang lebih 2 Regimen Terapi Infektif
tahun
Do :
- Pengobatan pasien sebelumnya
tampak kurang berhasil sehingga
pasien masuk rumah sakit jiwa.
- Pasien tampak minum obat harus
dibantu secara total oleh keluarga
dan selama di rs diawasi oleh
perawat
- Pasien tidak rutin kontrol ke
rumah sakit Jiwa untuk
melanjutkan pengobatan.
45
Efek Samping : - Efek samping yang sering terjadi adalah agitasi,
kecemasan, konstipasi, mengantuk peningkatan
berat badan, dan gejala ekstrapiramidal.
46
Efek Samping - Sama seperti penggunaan obat lainnya,
clozapine juga bisa mengakibatkan beberapa
efek samping. Berikut adalah beberapa efek
samping yang kerap ditemukan pada lebih
dari 5% pasien. Mengantuk. Pusing.
POHON MASALAH
Mahasiswa,
47
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN
PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGGARAN
Diagnosa Perencanaan
NO
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
1 Risiko Perilaku TUM: Setelah 3 x interaksi Lakukan tindakan SP 1 Halusinasi
Kekerasan 1. Pasien dapat 1. Klein mampu membina hubungan 1. Identifikasi halusinasi : dengan
mengontrol saling percaya mendiskusikan isi, frekuensi,
Halusinasi 2. Klien mampu mengidenfikasi waktu terjadi situasi pencetus,
halusinasi dengan mendiskusikan isi, perasaan dan respon
2. Latih cara mengontrol halusinasi
frekuensi, waktu, situasi pencetus, dengan menghardik
perasaan dan reson. 3. Masukkan pada jadwal kegiatan
3. Klien mampu klien mampu untuk latihan menghardik
menjelaskan cara mengontrol
halusinasi: hardik, obat, bercakap- Lakukan SP 2 Halusinasi
cakap dan melakukan kegiatan 1. Evaluasi kegiatan menghardik. Beri
4. Klien mampu mengontrol halusinasi pujian
dengan menghardik 2. Latih cara mengontrol halusinasi
dengan obat (jelaskan 6 benar
Setelah 3 x interaksi obat, jenis, guna, dosis, frekuensi,
1. Klien mampu mengevaluasi kegiatan kontinuitas minum obat)
menghardik 3. Jelaskan pentingnya penggunaan
2. Klien mampu mengetahui cara obat pada gangguan jiwa
mengontrol halusinasi dengan obat, 4. Jelaskan akibat jika obat tidak
mengetahui dan mampu menjelaskan
48
jenis, guna, dosis, frekuensi, diminum sesuai program
kontiuntas minum obat. 5. Jelaskan akibat putus obat
6. Jelaskan cara berobat
3. Klien mampu memahami pentingnya
7. Masukkan pada jadwal kegiatan-
penggunaan obat jiwa
kegiatan untuk latihan menghardik
4. Klien mampu mengetahui akibat
dan beri pujian
jika tidak meminum obat
5. Klien mampu melakukan
Lakukan SP 3 halusinsi
kegiatan harian
1. Evaluasi kegiatan latihan
menghardik dengan obat. Beri
Setelah 3 x interaksi
pujian
1. Klien mampu mengevaluasi kegiatan
2. Latih cara mengontrol
latihan menghardik dan meminum
halusinasi dengan cara
obat
bercakap-cakap ketika muncul
2. Klien mampu mengontrol halusinasi
halusinasi
dengan bercakap-cakap ketika
3. Masukkan pada jadwal
halusinasi muncul
kegiatan untuk latihan
3. Klien mampu melakukan kegiatan
menghardik, minum obat dan
latihan menghardik, minum
bercakap-cakap.
obat,bercakap-cakap
49
jadwal kegiatan harian untuk latihan 3. Masukkan pada jadwal
menghardik, minum obat, bercakap- kegiatan untuk latihan
cakap dan latihan harian menghardik, minum bercakap-
cakap dan kegiatan harian.
50
CATATAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI RSJ
51
dan 15:00 WIB S : 36,50 C
A:
- Gangguan Persepsi
Sensori:Halusinasi
Pendengaran Belum
tercapai
P:
- Pertahankan SP 1
Untuk hari ke-2
- Evaluasi Latihan
mengendalikan
halusinasi cara
menghardik
- Anjurkan berlatih
mengendalikan
halusinasi dengan cara
menghardik
- Memasukkan pada
jadwal kegiatan harian
52
DAFTAR PUSTAKA
Keliat BA, Ria UP, Novy H. 2017. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.Edisi 2.
Jakarta.EGC.
Stuart & Sudeen. 2018. Buku Saku Keperawatan Jiwa .Edisi 3.Jakarta : EGC.
Yosep, (2020). Keperawatan Jiwa. Edisi revisi, cetakan III. Bandung : PT. Refika
Aditama.
Yusuf, A., Fitryasari PK, R., & Nihayati, H. E. (2019). Buku ajar keperawatan
kesehatan jiwa.
53