Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post

Operasi Hernia dengan Masalah


Hambatan Mobilitas Fisik di RSUD
Kardinah Kota Tegal
Di susun oleh : Agnes Silvia
 Latar Belakang
Hernia yaitu kondisi yang terjadi ketika organ didalam tubuh menekan dan keluar
melalui jaringan otot atau jaringan ikat di sekitar yang lemah.

Word Health Organization (WHO) Bank data kementerian kesehatan Indonesia

Tahun 2013 rata-rata 35% dari orang dewasa


Hernia menempati urutan ke-8 dengan jumlah
berumur diatas 20 tahun di dunia mempunyai
18.145 kasus, 273 diantaranya meninggal
kategori overweight dan 11% obesitas dan
dunia dan hal ini bisa disebabkan karena
wilayah Asia Tenggara 14% overweight dan 3%
proses pembedahan tidak berhasil
obesitas.

Rumah Sakit dr. Soedarso Pontianak

Pada tahun 2009 ada 91 kasus post operasi


hernia dari 524 kasus bedah umum yang
mempunyai rentang perawatan yang lama
dikarenakan tidak melakukan mobilisasi.
Tujuan dan Manfaat

Tujuan Manfaat
Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan hambatan
Manfaat Teoritis
mobilitas fisik pada klien post operasi Hernia di
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan
RSUD Kardinah Kota Tegal.
sumbangan untuk meningkatkan pengetahuan
terutama dalam asuhan keperawatan pasien dengan
Tujuan Khusus post operasi hernia.
Menggambarkan pengkajian pada pasien,
menggambarkan diagnose, menggambarkan
Manfaat Praktis
perencanaan, menggambarkan tindakan
• Peningkatan pelayanan Kesehatan
keperawatan, menggambarkan evaluasi masalah,
• Peningkatan kesehatan masyarakat
membahas hasil pengkajian, masalah keperawatan,
perencanaan, tindakan yang ditekankan pada
prosedur-prosedur keperawatan-sop, dan evaluasi
Patofisiologi
Post op hernia mengalami hambatan Definisi
mobilitas fisik karena adanya nyeri pada luka Klasifikasi
Hernia adalah penonjolan sebuah organ • Hernia berdasarkan letaknya
post operasiAkibat dari tindakan operatif ini jaringan yang melewati dinding rongga
perlu adanya perawatan luka sehingga pasien • Hernia berdasarkan terjadinya
yang secara normal berisi bagian-bagian • Hernia berdasarkan sifatnya
perlu melakukan tirah baring ditempat tidur tersebut
yang mengakibatkan pasien mengalami
hambatan mobilitas fisik

Manifestasi Klinis Etiologi


• Berupa benjolan • Congenital
• Adanya rasa nyeri disertai rasa mual TINJAUAN • Obesitas
• Karena batuk atau bersin maka • Ibu hamil
benjolan hernia akan bertambah PUSTAKA • Mengejan
besar. • Pengangkatan beban berat

Komplikasi
• Terjadi perlekatan antara isi dengan
Penatalaksanaan Medis Pemeriksaan Penunjang kantong hernia
• Konservatif Radiografi abdomen • Terjadi penekanan pada cincin hernia
• CT Scan •
Operatif Bila incarcerata dibiarkan, maka
Sinar X
timbul edema
Hitung darah lengkap dan serum elektrolit • Timbul edema bila terjadi obstruksi
usus
 Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien Post Hernia
Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien Post Jenis Mobilisasi
Operasi Hernia • Mobilisasi penuh, Mobilisasi sebagian
Tujuan Mobilisasi Dini
Definisi
Mengurangi komplikasi pasca bedah, terutama
• Mobilisasi atau Aktivitas, Hambatan Mobilitas
atelektasis dan pneunomia hipostasis.
Fisik
Pelaksanaan Mobilisasi Dini
Batasan Karakteristik • 6 jam pertama post operasi hernia
• Dispnea setelah beraktifitas, Gangguan sikap
• 6-10 jam post operasi hernia
berjalan, Gerakan lambat, dll. • Setelah 24 jam pasien belajar untuk duduk
Faktor yang Berhubungan • Dianjurkan pasien dapat berjalan
• Kerusakan intergritas struktur tulang, Perubahan
metabolism, dll.
Kondisi Terkait Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik
• Stroke, Cedera medula spinalis, dll.
Pada Pasien Post Operasi Hernia
Pengkajian
• Disfungsi neuromuscular, Status musculoskeletal, • Pengkajian
status neurologik • Diagnosis
• Perencanaan
• Implementasi
• Evaluasi
Metode Penelitian

Rancangan Penelitian

Karya tulis ilmiah ini mengunakan metode deskriptif yaitu penulis menggambarkan hasil asuhan keperawatan
dengan memfokuskan salah satu masalah seperti hambatan mobilitas fisik pada Post Operasi Hernia

Subjek Penelitian
Pasien yang dirawat di RSUD Kardinah KotaTegal, pasien yang dirawat dari hari pertama sampai pulang
dengan minimal perawatan 3 hari, pasien yang memiliki masalah hambatan mobilitas fisik pada post operasi
hernia, pasien dengan kesadaran composmentis, pasien yang bersedian bekerjasama dan menyetujui
dilakukan tindakan keperawatan

Tempat dan Waktu

Ruang Wijaya Kusuma Bawah RSUD Kardinah Kota Tegal pada tanggal 8 Maret - 5 April 2021.
Definisi Operasional

Ketika penonjolan suatu rongga melalui lubang atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan,

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara, Observasi, Dokumentasi

Teknik Analisa Data

Reduksi data, Penyajian data, Verifikasi data

Etika Penelitian

• Autonomy
• Justice (Keadilan)
• Benefience dan non malfience
• Privacy, Anonymity, dan Confidentiality
HASIL DAN PEMBAHASAN

Identitas Klien
Identitas Pasien
Nama Tn. W
Umur 60 tahun
Jenis Kelamin Laki – laki
Status Perkawinan Kawin
Agama Islam
Pendidikan SMP
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Rumah Jl xxxx
Suku Jawa
No RM 623.xxx
Tanggal Masuk RS 29 Maret 2021
Diagnosa Post Operasi Hernioraphy
Tanggal Operasi 30 Maret 2021 / jam 08.00
Tanggal Pengkajian 31 Maret 2021 / jam 09.00
Riwayat Penyakit Pasien
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
KlienPasien mengatakan nyeri pada bagian luka post operasi dan sulit untuk merubah
posisi karena nyeri post operasi hernioraphy
P : nyeri pada luka post operasi
Q : pada bagian kiri perut bawah
R : seperti ditusuk – tusuk
S:6
T : terus –menerus

  Pasien mengatakan ada benjolan di lipatan paha sebelah kiri sudah 6 bulan, jika
Riwayat Penyakit Sekarang benjolan itu timbul terasa nyeri. Pada tanggal 29 Maret datang ke Poli dan langsung
dirujuk segera ke IGD untuk rencana program operasi hernioraphy pada tanggal 30
Maret 2021 dan didiagnosa dengan penyakit Hernia scrotalis sin. Saat selesai operasi
dan dikaji pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi dengan skala 6, pasien
mengatakan sulit untuk merubah posisi.

   Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit asma tetapi tidak pernah memiliki
Riwayat Penyakit Dahulu penyakit hernia dan tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi dan
diabetes.
 Riwayat Penyakit Keluarga  Pasien mengatakan di k
eluarga nya tidak pernah memiliki penyakit hernia dan tidak mempunyai penyakit
menurun seperti hipertensi dan diabetes.
 Riwayat Alergi  Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat - obatan maupun makanan
Analisis Masalah
Analisis data Etiologi Problem
Data Subjektif: Pembedahan Pembedahan
- Pasien mengatakan sulit merubah posisi karena    
terdapat luka post operasi yang mengakibatkan
nyeri. Skala 6 Resiko pendarahan Resiko pendarahan
- Pasien mengatakan takut merubah posisi karena & infeksi & infeksi
nyeri bertambah ketika pasien bergerak    
Terputusnya jar. syaraf
Data Objektif: Pusat Terputusnya jar.
- Terdapat balutan luka dibagian perut bawah kiri   Syaraf pusat
- Pasien terlihat hanya berbaring ditempat tidur  Nyeri  
(pasien tirah baring)   Nyeri
- Kedua kakinya tampak tidak digerakan    
- Kekuatan otot pada ekstermitas bawah adalah 4/4    Hambatan Mobilitas
- Semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Fisik
- Keterbatasan gerak pada ekstermitas bawah
- Kesulitan membolak- balikan posisi
- Indeks barthel 3 (ketergantungan total)
Diagnosa Keperawatan
Data Subjektif:
• Pasien mengatakan sulit merubah posisi karena terdapat luka post operasi
yang mengakibatkan nyeri. Skala 6
• Pasien mengatakan takut merubah posisi karena nyeri bertambah ketika
pasien bergerak
Data Objektif:
• Terdapat balutan luka dibagian perut bawah kiri
• Pasien terlihat hanya berbaring ditempat tidur (pasien tirah baring)
• Kedua kakinya tampak tidak digerakan
• Kekuatan otot pada ekstermitas bawah adalah 4/4
• Semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
• Keterbatasan gerak pada ekstermitas bawah
• Kesulitan membolak- balikan posisi
Intervensi keperawatan Implementasi Keperawatan
1. Melakukan hubungan terapetik dengan pasien dan
1. Dukungan Mobilisasi
keluarga
a. Observasi 2. Mengobservasi tingkat kemandirian pasien dengan
b. Teraupetik menggunakan indeks Barthel Nilai indeks barthel
c. Edukasi 3. Memberi penjelasan pada pasien tentang pentingnya
2. Dukungan Ambulansi mobilisasi,
a. Observasi 4. Mengobservasi kemampuan pasien dalam mobilisasi,
b. Terapeutik 5. Mengukur tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi
3. Manajemen Nyeri pasien
6. Kolaborasi pemberian obat
a. Observasi
7. Pada hari 1 (Membantu klien untuk miring ke kanan
b. Terapeutik dan miring ke kiri), pada hari 2 (membantu pasien
c. Edukasi untuk duduk), pada hari 3 (membantu pasien untuk
d. Kolaborasi berjalan) dengan dibantu keluarga pasien
Evaluasi keperawatan
Pada hari pertama
S: Pasien mengatakan kakinya sudah bisa digerakan, sudah bisa miring kanan dan kiri, Pasien mengatakan
nyeri pada luka post operasi jika kakinya di tekuk
O: Pasien tampak sudah bisa miring kanan dan kiri, Makan dan minum dibantu oleh keluarga, Indeks barthel 3
(ketergantungan total)
Pada hari kedua
S : Pasien mengatakan kakinya sudah bisa digerakkan, sudah bisa miring, duduk dan sudah bisa berdiri tetapi
masih tertatih-tatih karena nyeri pada bagian post operasi, Pasien mengatakan sudah mulai bisa melakukan
aktivitas, walaupun masih dalam bantuan keluarga
O: Pasien tampak sudah bisa duduk di tempat tidur dan sudah bisa berdiri, Aktivitas pasien ada yang dibantu
oleh keluarganya, Indeks barthel 11 (ketergantungan sedang)
Pada hari ketiga
S: Pasien mengatakan sudah berjalan ke kamar mandi dan jalan-jalan keluar ruangan, Pasien mengatakan
sudah bisa melakukan aktivitas mandiri
O: Pasien sudah bisa berjalan, Aktivitas pasien mandiri, Indeks barthel 21 (mandiri)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
(pasien pulang jam 21.30 WIB)
Kesimpulan
1. Hasil dari pengkajian didapatkan masalah Hambatan Mobilitas Fisik disebabkan
karena adanya luka post operasi hernia yang menyebabkan nyeri sehingga
pasien membatasi pergerakannya.
2. Diagnosa keperawatan yang diperoleh dari pasien post operasi hernia adalah
nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, dan resiko infeksi.
3. Untuk mengatasi masalah Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri
post operasi maka digunakan intervensi keperawatan yaitu setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah dapat teratasi
dengan kriteria hasil .
4. Implementasi keperawatan dilakukan tidak hanya menggunakan mobilisasi dini
dan pendidikan kesehatan, tetapi dengan menggabungkan tindakan kolaboratif
dan pemberian terapi pada pasien
5. Evaluasi keperawatan ini dilakukan dengan menggunakan indeks barthel.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai