Keperawatan perioperatif tidak lepas dari salah satu ilmu medis yaitu ilmu bedah.
Tahap pembedahan mencakup sebelum waktu pembedahan (pra operasi),prosedur
aktual pembedahan (intra operasi) dan periode setelah pembedahan (pascaoperasi).
A. Konsep Fase Intra Operasi
Fase intra operasi dimulai ketika pasien masuk kamar bedah dan berakhir saatpasien dipindahkan ke
ruang pemulihan atau ruang perawatan intensif. Pengkajian pada intra operasi yaitu, identifikasi klien,
validasi data yangdibutuhkan, telaah catatan pasien (informed consent), lengkapi
pengkajiankeperawatan praoperasi (HIPKABI, 2014). Diagnosa keperawatan yang mungkinmuncul pada
fase intra operasi ORIF adalah: Nyeri akut, gangguan integritasjaringan, hipotermi dan risiko hipotermi.
Fase pasca operasi dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan (recoveryroom) dan
berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan rawat inap, klinik,maupun di rumah (Iqnatavicius et
al., 2016).Pengkajian pasca ooperasi yaitu Aktivitas keperawatan kemudian berfokuspada peningkatan
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatantindak lanjut, serta rujukan untuk
penyembuhan, rehabilitasi, dan pemulangan.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada fase pasca operasi adalah: nyeri akut, gangguan
mobilitas fisik, intoleransi aktivitas, risiko infeksi, risiko jatuh dandefisit pengetahuan tentang perawatan
pasca operasi.
Konsep Dasar Fraktur
A. Definisi
Fraktur merupakan suatu patahan pada kontinuitas struktur jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma, baik trauma langsung ataupun
tidak langsung (Manurung, 2018). Fraktur terjadi apabila tulang terkena stres yang lebih
besar dari yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung,
gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Smeltzer
& Bare, 2013).
B. Fatofisiologi
Menurut (Elizabeth, 2009), Ketika tulang patah, sel tulang mati, Perdarahan biasanya
terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut.
jaringan lunak biasanya mengalami kerusakan akibat cedera. Reaksi inflamasi yang
intens terjadi setelah patah tulang. Sel darah putih dan sel mast terakumulasi sehingga
menyebabkan peningkatan aliran darah ke area tersebut.
C. Etiologi
Fraktur terjadi ketika tulang mendapat tekanan yang lebih besar dari yang dapat
diserapnya. Fraktur dapat disebabkan oleh hantaman langsung, kekuatan yang
meremukkan, gerakan memuntir yang mendadak, atau bahkan karena kontraksi otot
yang ekstrem (Smeltzer & Bare, 2013).
D. Klasifikasi
Fraktur Tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.
1.Nyeri, Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimmobilisasi.
2.Deformitas, Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan cenderung
bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid seperti normalnya
3. Pemendekan , Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena
kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur.
4. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru terjadi setelah beberapa jam atau
hari setelah cedera
5.Krepitus , Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rontgen : menetukan lokasi/luasnya fraktu/ luasnya trauma, skan tulang, temogram, scan CI :
memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
Pemeriksaan darah lengkap : HB mungkin meningkat/menurun.
Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk ginjal.
profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi multiple.
9. Penatalaksanaan
Menurut(Rasjad, Chairuddin. 2012), Prinsip terapi fraktur yaitu :
- Reduksi Adalah pemulihan keselarasan anatomi bagi tulang fraktur. Reposisi memerlukan pemulihan
panjang serta koreksi deformitas angular dan rotasional.
- Immobilisasi , Bila reposisi telah dicapai, maka diperlukan imobilisasi tempat fraktur sampai timbul
penyembuhan yang mencukupi. Kebanyakan fraktur ekstremitas dapat diimobilisasi dengan dengan gips
fiberglas atau dengan brace yang tersedia secara komersial.
- Rehabilitasi, Bila penyatuan tulang padat terjadi, maka rehabilitasi terutama merupakanmasalah pemulihan
jaringan lunak.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Data Subjektif
Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
Keluhan Utama
Biasanya klien dengan fraktur akan mengalami nyeri saat beraktivitas / mobilisasi pada daerah fraktur
tersebut
Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk.
POST OPERASI
Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas,
intensitas nyeri
• Identivikasi respon nyeri non verbal
• Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
Terapeutik
• Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
• Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredahkan nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2 Intoleransi Setelah dilakukan intervensi Manajemen energi (I.05178) Hal. 176
aktivitas keperawtan ... x24jam POST OPERASI
berhubungan diaharapkan toleransi aktivitas Observasi
kelemahan/kelet meningkat dengan kriteria • Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
ihan hasil : kelelahan
• Frekuensi nadi membaik • Monitor kelelahan fisik dan emosional
• Kemudahan dalam • Monitor pola dan jam tidur
melakukan aktivitas sehari- Terapeutik
hari membaik • Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus ( mis.
• Kecepatan berjalan Cahaya, suara, 15 kunjungan )
membaik • Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
• Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
• Anjurkan tirah baring
• Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
• Anjurkan menghubungi perawatb jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
• Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
3 Gangguan Setelah dilakukan intervensi Perawatan Integritas Kulit (I.11353) Hal 316
integritas kulit keperawatan...x24 jam INTRA OPERASI
berhubungan diharapkan integritas kulit dan Observasi
dengan jaringan meningkat dengan • Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
perubahan kriteria hasil : Terapeutik
sirkulasi • Elastisitas membaik • Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
• Perfusi jaringan membaik • Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
Kerusakan jaringan menurun Bersihkan parineal dengan air hangat, terutama
Kerusakan lapisan kulit menurun selama periode diare
Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini
perawat menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia (komunikasi) dan
kemampuan teknis keperawatan, penemuan perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh,
pencegahan komplikasi, penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan
lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman dan keselamatan
klien.
Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai kesehatan klien dengan
tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk mengatasi pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Hari : Rabu
Tanggal : 13 Mei 2022
Tempat : RSUD Prabumulih Palembang
Jam : 10.30 WIB
1. Identitas pasien
Nama : Tn. N
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Alamat : Gang 2 saudara pasar 16 ilir
Pekerjaan : PNS
Status : Duda
Diagnosa : Fraktur clavicula dextra
No. RM : 02.98.36
Tanggal masuk : 13 Mei 2022
2.Penanggung jawab
Nama : Ny. T
Umur : 65 tahun
Alamat : Gang 2 saudara pasar 16 ilir
Hub. Dengan pasien : Ibu kandung
3. Riwayat Kesehatan
a). Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri bahu kanan Pasca kecelakaan motor dan sulit untuk menggerakkan tangan karena
nyeri dan sulit beraktivitas
b). Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dari ruangan pada tanggal 13 Juli 2022 pukul 10.00 WIB dengan rencana pemasangan ORIF
dengan fraktur Clavicula dextra. Pasien tampak meringis, terdapat luka lecet di bahu kanan. pasien post
kecelakaan jatuh dari motor, sedikit terasa nyeri P: Nyeri bertambah ketika bergerak ,nyeri berkurang saat
diimobilisasi, Q: Nyeri seperti tertusuk, R : Region bahu dextra S: 5 , T: hilang timbul mulai sampai
diimobilisasi. Pasien dipersiapkan untuk operasi,
pasien merasa cemas dan tampak tegang pada saat akan dioperasi, pasien juga mengatakan khawatir operasinya
akan terasa sangat sakit.
c). Riwayat penyakit terdahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan dan mengalami patah pada pergelangan kaki, belum pernah
menjalani operasi sebelumnya, klien tidak punya riwayat alergi,
d). Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada
4. Pola fungsional
a). Pola nafas
Sebelum sakit : Pasien mampu bernafas dengan normal dan
adekuat.
Saat sakit : RR 20x/menit, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada cuping hidung, bernafas
normal
b). Pola nutrisi
Sebelum sakit : Pasien biasa makan sehari 3x / hari dengan
nasi lauk dan sayur, minum 6 – 8 x /hari (1200 cc).
Saat sakit : Pasien dipuasakan 7 jam untuk memenuhi persyaratan operasi.
c). Pola eliminasi
Sebelum dan saat sakit: Pasien BAB normal ( konsistensi lembek,
tanpa kelainan), BAK 4-5 kali ( tanpa kelainan).
d). Pola gerak dan keseimbangan tubuh
Sebelum sakit : Pasien terpasang gips pada pergelangan
kaki kanan sehingga susah bergerak dengan seimbang
Saat sakit : Selama sakit ada gangguan pergerakan, khususnya tangan kiri dan pada kaki kanan
e). Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : Pasien biasa tidur dari jam 21. 00 sampai
05. 30 WIB atau tidur siang 1- 2 jam.
Saat sakit : Pasien tidur ± 7- 8 jam dan
kadang tidak nyaman dan sulit tidur karena nyeri
f). Pola berpakaian
Sebelum sakit : Pasien dapat mengenakan pakaian tanpa
bantuan orang lain
Saat sakit : Pasien tidak mampu berpakaian sendiri.
fisik
menggerakkan tangan Perubahan jaringan b.d kerusakan
karena nyeri sekitar fraktur integritas
- pasien mengeluh sulit struktur
tulang
melakukan aktivitas Deformitas
DO :
- N : 105x/menit Gangguan mobilitas fisik diriya merasa cemas saat Orif informasi
- S : 36,4oC akan dioperasi
- N : 105x/menit Ansietas
- S : 36,4oC
- TD : 120/80 mmhg
- RR : 20x/menit
- Spo2 : 98%
Diagnosa keperawtan
A.Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (D.0077)
B.Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang (D.0054)
C.Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)
Intervensi keperawatan
maka ansietas menurun dengan - Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
kriteria hasil : Terapeutik
- Verbalisasi khawatir akibat - Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kondisi yang dihadapi kepercayaan
menurun - Pahami situasi yang membuat anxietas
- Perilaku tegang menurun - Dengarkan dengan penuh perhatian
- Tremor menurun - Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
- Frekeunsi nadi membaik - Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
- Tekanan darah membaik kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Implementasi Keperawatan