Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN INTRA & PASCA

OPERATIF FRAKTURMK KEPERAWATAN


PERIOPERATIF
KELOMPOK 1
Aisyah Eka
Fitriani
Julia Ulandari
Sri Ayu Hastari
Wanda Dwi Putri
Anis Mariska
Rahma Nuranjani
Amel Jihania
Afni Noverliana
Elliza Nediyah
Maharani Puspita Sari
KONSEP DASAR MATERI

Keperawatan perioperatif merupakan proses keperawatan untuk mengembangkan


rencanaasuhan secara individual danmengkoordinasikan serta memberikan asuhan
pada pasien yang mengalami pembedahan atau prosedur invasif (AORN, 2013).

Keperawatan perioperatif tidak lepas dari salah satu ilmu medis yaitu ilmu bedah.
Tahap pembedahan mencakup sebelum waktu pembedahan (pra operasi),prosedur
aktual pembedahan (intra operasi) dan periode setelah pembedahan (pascaoperasi).
A. Konsep Fase Intra Operasi

Fase intra operasi dimulai ketika pasien masuk kamar bedah dan berakhir saatpasien dipindahkan ke
ruang pemulihan atau ruang perawatan intensif. Pengkajian pada intra operasi yaitu, identifikasi klien,
validasi data yangdibutuhkan, telaah catatan pasien (informed consent), lengkapi
pengkajiankeperawatan praoperasi (HIPKABI, 2014). Diagnosa keperawatan yang mungkinmuncul pada
fase intra operasi ORIF adalah: Nyeri akut, gangguan integritasjaringan, hipotermi dan risiko hipotermi.

B. Konsep Fase Pasca operasi

Fase pasca operasi dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan (recoveryroom) dan
berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan rawat inap, klinik,maupun di rumah (Iqnatavicius et
al., 2016).Pengkajian pasca ooperasi yaitu Aktivitas keperawatan kemudian berfokuspada peningkatan
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatantindak lanjut, serta rujukan untuk
penyembuhan, rehabilitasi, dan pemulangan.

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada fase pasca operasi adalah: nyeri akut, gangguan
mobilitas fisik, intoleransi aktivitas, risiko infeksi, risiko jatuh dandefisit pengetahuan tentang perawatan
pasca operasi.
Konsep Dasar Fraktur

A. Definisi

Fraktur merupakan suatu patahan pada kontinuitas struktur jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma, baik trauma langsung ataupun
tidak langsung (Manurung, 2018). Fraktur terjadi apabila tulang terkena stres yang lebih
besar dari yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung,
gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Smeltzer
& Bare, 2013).

B. Fatofisiologi

Menurut (Elizabeth, 2009), Ketika tulang patah, sel tulang mati, Perdarahan biasanya
terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut.
jaringan lunak biasanya mengalami kerusakan akibat cedera. Reaksi inflamasi yang
intens terjadi setelah patah tulang. Sel darah putih dan sel mast terakumulasi sehingga
menyebabkan peningkatan aliran darah ke area tersebut.
C. Etiologi

Fraktur terjadi ketika tulang mendapat tekanan yang lebih besar dari yang dapat
diserapnya. Fraktur dapat disebabkan oleh hantaman langsung, kekuatan yang
meremukkan, gerakan memuntir yang mendadak, atau bahkan karena kontraksi otot
yang ekstrem (Smeltzer & Bare, 2013).

D. Klasifikasi

Klasifikasi penyebab fraktur dapat digolongkan ke dalam fraktur traumatik, fraktur


patologis dan fraktur stres (Noor Helmi, 2014). Berdasarkan sifat fraktur (luka yang
ditimbulkan), fraktur terbagi menjadi dua yaitu :

Fraktur Tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.

Fraktur Terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara hubungan antara


fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya permukaan kulit.
E. Manifestasi klinis

1.Nyeri, Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimmobilisasi.
2.Deformitas, Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan cenderung
bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid seperti normalnya
3. Pemendekan , Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena
kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur.
4. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru terjadi setelah beberapa jam atau
hari setelah cedera
5.Krepitus , Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rontgen : menetukan lokasi/luasnya fraktu/ luasnya trauma, skan tulang, temogram, scan CI :
memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
Pemeriksaan darah lengkap : HB mungkin meningkat/menurun.
Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk ginjal.
profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi multiple.
9. Penatalaksanaan
Menurut(Rasjad, Chairuddin. 2012), Prinsip terapi fraktur yaitu :
- Reduksi Adalah pemulihan keselarasan anatomi bagi tulang fraktur. Reposisi memerlukan pemulihan
panjang serta koreksi deformitas angular dan rotasional.
- Immobilisasi , Bila reposisi telah dicapai, maka diperlukan imobilisasi tempat fraktur sampai timbul
penyembuhan yang mencukupi. Kebanyakan fraktur ekstremitas dapat diimobilisasi dengan dengan gips
fiberglas atau dengan brace yang tersedia secara komersial.
- Rehabilitasi, Bila penyatuan tulang padat terjadi, maka rehabilitasi terutama merupakanmasalah pemulihan
jaringan lunak.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Data Subjektif
 Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.

 Keluhan Utama
Biasanya klien dengan fraktur akan mengalami nyeri saat beraktivitas / mobilisasi pada daerah fraktur
tersebut

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pada klien fraktur / patah tulang dapat disebabkan oleh trauma / kecelakaan, degeneratif dan pathologis
yang didahului dengan perdarahan, kerusakan jaringan sekitar yang mengakibatkan nyeri, bengkak,
kebiruan, pucat / perubahan warna kulit dan kesemutan.

 Riwayat Penyakit Dahulu


Pada klien fraktur pernah mengalami kejadian patah tulang atau tidak sebelumnya dan ada / tidaknya
klien mengalami pembedahan perbaikan dan pernah menderita osteoporosis sebelumnya
 Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga klien ada / tidak yang menderita osteoporosis, arthritis dan tuberkolosis
atau penyakit lain yang sifatnya menurun dan menular
 
Data Objektif
 keadaan Umum: apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantung pada keadaan
klien.

 Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk.

 pemeriksaan fisik :  Mulut / Faring


 Sistem Integumen  Thoraks
 Kepala  Paru
 Leher  Jantung
 Muka  Abdomen
 Mata  Ingunal-Genetalia-
 Telinga Anus
 Hidung
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan intra/post op
meliputi :
1. Nyeri berhubungan dengan agen pecedera fisik yaitu prosedur
operasi
2. Intoleransi aktivitas berhubungan kelemahan/keletihan,.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
5. Risiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invansif
6. Deficit pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif,
Intervensi
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil

1 Nyeri Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238)


berhubungan intervensi keperawatan INTRA OPERASI
dengan agen selama ... x 24jam Observasi
diharapkan tingkat nyeri • Identifikasi lokasi, karakteristik,
pecedera fisik
menurun dengan kriteria durasi, frekwensi, kualitas, intensitas
yaitu prosedur hasil : nyeri
operasi • Keluhan nyeri • Identifikasi skala nyeri
menurun • Identivikasi respon nyeri non verbal
• Meringis menurun • Identifikasi faktor yang memperberat
• Gelisah menurun dan memperingan nyeri
• Kesulitan tidur Terapeutik
menurun • Berikan teknik non farmakologis
• Perasaan takut untuk mengurangi rasa
mengalami cedera • Kontrol lingkungan yang
berulang menurun memperberat rasa
• Frekuensi nadi • Fasilitasi istirahat tidur
membaik
Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri 12
• Jelaskan strategi meredahkan nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

POST OPERASI
Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas,
intensitas nyeri
• Identivikasi respon nyeri non verbal
• Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
Terapeutik
• Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
• Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredahkan nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2 Intoleransi Setelah dilakukan intervensi Manajemen energi (I.05178) Hal. 176
aktivitas keperawtan ... x24jam POST OPERASI
berhubungan diaharapkan toleransi aktivitas Observasi
kelemahan/kelet meningkat dengan kriteria • Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
ihan hasil : kelelahan
• Frekuensi nadi membaik • Monitor kelelahan fisik dan emosional
• Kemudahan dalam • Monitor pola dan jam tidur
melakukan aktivitas sehari- Terapeutik
hari membaik • Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus ( mis.
• Kecepatan berjalan Cahaya, suara, 15 kunjungan )
membaik • Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
• Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
• Anjurkan tirah baring
• Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
• Anjurkan menghubungi perawatb jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
• Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan

3 Gangguan Setelah dilakukan intervensi Perawatan Integritas Kulit (I.11353) Hal 316
integritas kulit keperawatan...x24 jam INTRA OPERASI
berhubungan diharapkan integritas kulit dan Observasi
dengan jaringan meningkat dengan • Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
perubahan kriteria hasil : Terapeutik
sirkulasi • Elastisitas membaik • Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
• Perfusi jaringan membaik • Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
Kerusakan jaringan menurun Bersihkan parineal dengan air hangat, terutama
Kerusakan lapisan kulit menurun selama periode diare
Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

4 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan intervensi Dukungan Mobilisasi (I.05173) hal 30


fisik berhubungan keperawatan selama POST OPERASI
dengan nyeri diharapkan Mobilitas fisik Observasi
meningkat, dengan kriteria • Identifikasi adanya nyeri atau keleuhan fisik
lainnya
hasil :
• Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
• Pergerakan ekstremitas • Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
meningkat sebelum memulai mobilisasi
• Kekuatan otot meningkat Terapeutik
• Rentang gerak (ROM) • Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
meningkat (mis. Pagar tempat tidur)
• Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
• Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
• Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
• Anjurkan melakukan mobilisasi dini
• Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
5 Risiko infeksi dibuktikan Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Infeksi (14539)
dengan efek prosedur keperawatan selama ...x24 jam POST OPERASI
invansif diharapkan tingkat infeksi menurun Observasi
dengan kriteria hasil : • Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
• Kebersihan tangan meningkat Terapeutik
• Kebersihan badan meningkat • Batasi jumlah pengunjung
• Nyeri menurun • Berikan perawatan kulit pada area edema
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Edukasi
• Jelaskan tanda dan gejala infeksi
• Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
• Ajarkan etika batuk
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

6 Deficit pengetahuan Setelah dilakukan intervensi Edukasi Kesehatan (I.12383)


tentang kondisi, prognosis keperawatan selama ...x24jam POST OPERASI
dan kebutuhan diharapkan tingkat pengetahuan Observasi
pengobatan berhubungan meningkat dengan kriteria hasil : • Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
dengan keterbatasan • Perilaku sesuai anjuran meningkat • Identifikasi faktor-faktor yang dapay meningkatkan dan
kognitif, • Verbalisasi minat dalam belajar menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
meningkat Terapeutik
•Kemampuan menjelaskan • Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
pengetahuan tentang suatu topik • Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
meningkat • Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
• Jelaskan factor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
• Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
• Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini
perawat menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia (komunikasi) dan
kemampuan teknis keperawatan, penemuan perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh,
pencegahan komplikasi, penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan
lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman dan keselamatan
klien.

Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai kesehatan klien dengan
tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk mengatasi pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
TINJAUAN KASUS
 
 

Pengkajian
 
Hari : Rabu
Tanggal : 13 Mei 2022
Tempat : RSUD Prabumulih Palembang
Jam : 10.30 WIB
 
1. Identitas pasien
Nama : Tn. N
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Alamat : Gang 2 saudara pasar 16 ilir
Pekerjaan : PNS
Status : Duda
Diagnosa : Fraktur clavicula dextra
No. RM : 02.98.36
Tanggal masuk : 13 Mei 2022
2.Penanggung jawab
Nama : Ny. T
Umur : 65 tahun
Alamat : Gang 2 saudara pasar 16 ilir
Hub. Dengan pasien : Ibu kandung

  3. Riwayat Kesehatan
a). Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri bahu kanan Pasca kecelakaan motor dan sulit untuk menggerakkan tangan karena
nyeri dan sulit beraktivitas
b). Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dari ruangan pada tanggal 13 Juli 2022 pukul 10.00 WIB dengan rencana pemasangan ORIF
dengan fraktur Clavicula dextra. Pasien tampak meringis, terdapat luka lecet di bahu kanan. pasien post
kecelakaan jatuh dari motor, sedikit terasa nyeri P: Nyeri bertambah ketika bergerak ,nyeri berkurang saat
diimobilisasi, Q: Nyeri seperti tertusuk, R : Region bahu dextra S: 5 , T: hilang timbul mulai sampai
diimobilisasi. Pasien dipersiapkan untuk operasi,
pasien merasa cemas dan tampak tegang pada saat akan dioperasi, pasien juga mengatakan khawatir operasinya
akan terasa sangat sakit.
c). Riwayat penyakit terdahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan dan mengalami patah pada pergelangan kaki, belum pernah
menjalani operasi sebelumnya, klien tidak punya riwayat alergi,
d). Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada
 
4. Pola fungsional
a). Pola nafas
Sebelum sakit : Pasien mampu bernafas dengan normal dan
adekuat.
Saat sakit : RR 20x/menit, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada cuping hidung, bernafas
normal
b). Pola nutrisi
Sebelum sakit : Pasien biasa makan sehari 3x / hari dengan
nasi lauk dan sayur, minum 6 – 8 x /hari (1200 cc).
Saat sakit : Pasien dipuasakan 7 jam untuk memenuhi persyaratan operasi.
c). Pola eliminasi
Sebelum dan saat sakit: Pasien BAB normal ( konsistensi lembek,
tanpa kelainan), BAK 4-5 kali ( tanpa kelainan).
d). Pola gerak dan keseimbangan tubuh
Sebelum sakit : Pasien terpasang gips pada pergelangan
kaki kanan sehingga susah bergerak dengan seimbang
Saat sakit : Selama sakit ada gangguan pergerakan, khususnya tangan kiri dan pada kaki kanan
e). Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : Pasien biasa tidur dari jam 21. 00 sampai
05. 30 WIB atau tidur siang 1- 2 jam.
  Saat sakit : Pasien tidur ± 7- 8 jam dan
kadang tidak nyaman dan sulit tidur karena nyeri
f). Pola berpakaian
Sebelum sakit : Pasien dapat mengenakan pakaian tanpa
bantuan orang lain
Saat sakit : Pasien tidak mampu berpakaian sendiri.

5). Keadaan umum


Suhu : 36,4oC
Nadi : 105x/menit
TD : 120/80 mmhg
RR : 20x/menit
6). Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis Pemeriksaan fisik head to
toe
a) Kepala : Mesocephal, simetris, rambut bersih
b) Mata : Simetris, konjungtiva anemis
c) Hidung : Tidak terdapat polip, tidak ada penumpukan sekret
d) Telinga : Tidak ada serumen
e) Mulut : Gigi bersih, mukosa bibir lembab
f) Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
g) Thoraks
Inspeksi : Tidak ada retraksi dada, terdapat lecet di bahu kanan , tidak ada penggunaan otot
bantu nafas, pulsasi jantung kuat.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa tambahan.
Perkusi : Paru sonor, jantung pekak, tidak ada efusii
Auskultasi : Paru bersih, jantung regular tanpa suara tambahan
h) Abdomen
Inpeksi : Tidak ada jejas
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Suara timpani, tanpa redup
i) Ekstremitas
Atas : Terpasang IVFD RL 20tpm, Luka lecet di jari tengah tangan kiri
Bawah : Terpasang gips pada pergelangan kaki kanan
7). Data penunjang
9). Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan radiologi ( Rontgen Thorak )
Terdapat fraktur klavikula dextra. N Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan
8). Persiapan pasien O Penunjang
1 Hematologi Lekosit 12.2 10^3/uL 4.4 – 10.8
a) Cairan parental : Infus RL 500cc Erittrosit : 4.26 4.50 – 5.90
b) Jenis anastesi : Anastesi umum 10^6/uL Hemoglobin 10.8 -15.6
c) Latihan : Pasien sudah diajarkan teknik 13.3 g/DL 40.0 – 52.o
Hematokrit 39.7 % 80.0 – 100.0
nafas dalam
MCV 93.2 fL 26.0 – 34.0
d) Inform consent : sudah MCH 31.2 pg 32.0 – 36.0
e) Persiapan mental : sudah (berdoa) MCHC 33.5 g/L 150 – 450
Trombosit 253 10^3/uL 0–1
Basofil 0% 2–4
Eosinofil 0% 50 -70
Neutrofil 71% 25 – 40
Limfosit 29% 2–8
Monosit 0% < 3.13
Ratio N/L 2.4

2 Kimia darah GDS 99 mg/dL <200

3 Elektrolit Natrium 143 mmol/L 135 – 148


Kalium 3.9 mmol/L 3.5 – 5.3
Clorida 105 mmol/L 98 – 107
Analisa data

Data Etiologi Masalah

DS : Diskontinuitas tulang Nyeri akut b.d


- Pasien Perubahan jaringan agen pencedera
mengatakan nyeri sekitar fraktur fisik
pada bahu kanan Pergerakan fragmen
- Pasien mengatakan tulang - pasien tampak Impuls nyeri dikirim  
sulit tidur karena meringis
nyeri - N : 105x/menit melalui serabut saraf
DO : - S : 36,4oC
- KU baik - TD : 120/80 mmhg Stimulus nyeri
- Kes CM mencapai
- RR : 20x/menit kites serebral
- Spo2 : 98%
- P : Nyeri bertambah Pasien meringis
ketika bergerak ,nyeri mengeluh nyeri, nadi
berkurang saat
diimobilisasi Nyeri akut
- Q : Nyeri seperti  
tertusuk  
- R : region bahu dextra  
-S:5  
- T : hilang timbul  
DS : Diskontinuitas tulang Gangguan
- Pasien mengatakan sulit mobilitas
 

fisik
menggerakkan tangan Perubahan jaringan b.d kerusakan
karena nyeri sekitar fraktur integritas
- pasien mengeluh sulit struktur
 

tulang
melakukan aktivitas Deformitas  
DO :  
 

DS : Fraktur Ansietas b.d


- KU baik Gangguan fungsi  
- Kes CM - pasien mengatakan kurang terpapar
 

- N : 105x/menit Gangguan mobilitas fisik   diriya merasa cemas saat Orif informasi
- S : 36,4oC     akan dioperasi  
 

- TD : 120/80 mmhg     - pasien mangatakan Pre Operasi  


- RR : 20x/menit     khawatir operasinya akan  
 

- Spo2 : 98%     terasa sangat sakit Akan dilakukan  


tindakan
DO : pembedahan  
- KU baik  
- Kes CM Pasien merasa cemas  
- pasien tampak tegang  
 

- N : 105x/menit Ansietas  
- S : 36,4oC    
- TD : 120/80 mmhg    
- RR : 20x/menit
- Spo2 : 98%

Diagnosa keperawtan
A.Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (D.0077)
B.Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang (D.0054)
C.Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)
Intervensi keperawatan

NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)


Keperawatan
(SDKI)
1 Nyeri Akut TINGKAT NYERI MENURUN MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
(D.0077) (L.08066) Observasi
Setelah dilakukan tindakan asuhan - lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
keperawatan selama 3.x24 jam - Identifikasi skala nyeri
Diharapkan nyeri pada pasien berkurang - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
atau menurun dengan kriteria hasil: nyeri
- Keluhan nyeri menurun Terapeutik
- Meringis menurun
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Kesulitan tidur menurun
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
- Frekuensi nadi membaik
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2 Gangguan Mobilitas Mobilitas Fisik meningkat DUKUNGAN AMBULASI (1.06171)
Fisik (L.05042) Observasi
(D.0054) Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
3x24 jam diharapkan mobilitas fisik - Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
meningkat - Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
- Pergerakan ekstremitas memulai ambulasi
meningkat - Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
- Nyeri menurun Terapeutik
- Kecemasan menurun - Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis.
tongkat, kruk)
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis.
berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
3 Ansietas (D. 0080) Tingkat Ansietas menurun REDUKSI ANXIETAS (I.09314)
(L.009093) Observasi
Setelah dilakukan intervensi - Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis.
keperawatan selama 1 x24 jam Kondisi, waktu, stressor)
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan

    maka ansietas menurun dengan - Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
kriteria hasil : Terapeutik
- Verbalisasi khawatir akibat - Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kondisi yang dihadapi kepercayaan
menurun - Pahami situasi yang membuat anxietas
- Perilaku tegang menurun - Dengarkan dengan penuh perhatian
- Tremor menurun - Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
- Frekeunsi nadi membaik - Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
- Tekanan darah membaik kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Implementasi Keperawatan

Hari/tanggal operasi Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


● Hari pertama pre
keperawatan Keperawatan keperawatan

Rabu, Nyeri akut b.d agen • Monitor TTV S:


Pasien mengatakan nyeri pada
• Mengobservasi lokasi,
13 Mei 2022 pencedera fisik karakteristik, durasi, bahu kanan
Pasien mengatakan sulit tidur
10.40 WIB Dinas (D.0077) frekuensi, kualitas,
karena nyeri
intensitas nyeri
Pagi • Mengidentifikasi skala
O:
KU baik
nyeri - Kes CM
• Mengidentifikasi faktor pasien tampak meringis
yang memperberat dan N : 105x/menit
memperingan nyeri - S : 36,4oC
• Menlaskan penyebab, - TD : 120/80 mmhg
periode, dan pemicu nyeri RR : 20x/menit
• Ajarkan teknik - Spo2 : 98%
P : Nyeri bertambah ketika
nonfarmakologis untuk
bergerak nyeri berkurang saat
mengurangi rasa nyeri diimobilisasi
• Kolaborasi pemberian Q : Nyeri seperti tertusuk
analgetik R : region bahu dextra
• Injeksi Keterolac 3x1 -S:5
T : hilang timbul
A : Masalah nyeri akut belum
teratatasi
P : Lanjutkan intervensi
Memonitor TTV
Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi pemberian
analgetik

Rabu, Gangguan mobilitas  Memonitor TTV S:


 Identifikasi adanya Pasien mengatakan sulit
13 Mei 2022 fisik b.d kerusakan nyeri atau keluhan fisik menggerakkan tangan
10.40 WIB Dinas integritas struktur lainnya karena nyeri
pasien mengeluh sulit
Pagi tulang (D.0054)  Identifikasi toleransi
melakukan aktivitas
fisik melakukan O:
ambulasi KU baik
 Libatkan keluarga - Kes CM
untuk membantu N : 105x/menit
pasien dalam - S : 36,4oC
meningkatkan ambulasi - TD : 120/80 mmhg
 Anjurkan melakukan RR : 20x/menit
ambulasi dini - Spo2 : 98%
 Ajarkan ambulasi A : Masalah gangguan
sederhana yang harus mobilitas fisik belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
dilakukan
Rabu, Ansietas b.d kurang • Memonitor TTV S:
• Identifikasi saat tingkat - pasien mengatakan
13 mei 2022 terpapar informasi anxietas berubah (mis. diriya merasa cemas saat
10.40 WIB Dinas Pagi (D.0080) Kondisi, waktu, stressor) akan dioperasi
• Monitor tanda anxietas
- pasien mangatakan
(verbal dan non verbal)
• Ciptakan suasana khawatir
terapeutik untuk operasinya akan terasa
menumbuhkan sangat sakit
kepercayaan O:
• Pahami situasi yang - KU baik
membuat anxietas - Kes CM
• Dengarkan dengan pasien tampak tegang
penuh perhatian N : 105x/menit
• Gunakan pedekatan - S : 36,4oC
yang tenang dan - TD : 120/80 mmhg
meyakinkan
• Motivasi mengidentifikasi
RR : 20x/menit
situasi yang memicu - Spo2 : 98%
kecemasan A : Masalah ansietas
• Jelaskan prosedur, belum teratasi P:
termasuk sensasi yang Lanjutkan intervensi
mungkin dialami Memonitor TTV
• Latihan teknik relaksasi Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
Latihan teknik raksasi
Kamis, 14 Nyeri akut b.d • Monitor TTV S:
Mei 2022 agen pencedera • Mengidentifikasi Pasien mengatakan
skala nyeri nyeri pada luka
17.00 WIB Dinas fisik d.d prosedur
• Mengidentifikasi operasi hilang timbul
Sore operasi (D.0077) faktor yang O:
memperberat dan KU baik
memperingan - Kes CM
nyeri - N : 95x/menit
• Menlaskan - S : 36,4oC
penyebab, - TD : 120/80 mmhg
periode, dan RR : 20x/menit
pemicu nyeri - Spo2 : 99%
• Ajarkan teknik A : Masalah nyeri akut
nonfarmakologis belum teratasi P :
untuk mengurangi Lanjutkan intervensi
rasa nyeri Memonitor TTV
• Kolaborasi Ajarkan teknik
pemberian nonfarmakologis
analgetik untuk mengurangi
• Injeksi Keterolac rasa nyeri
3x1 Kolaborasi pemberian
• Injeksi anbacim analgetik
2x1
Kamis, 14 Gangguan • Memonitor S:
Pasien mengatakan sulit
Mei 2022 mobilitas fisik b.d TTV menggerakan tangan
17.00 WIB Dinas nyeri (D.0054) • Libatkan karena nyeri setelah
operasi
Sore keluarga untuk Pasien mengeluh sulit
membantu melakukan aktivitas
pasien dalam O:
KU baik
meningkatkan - Kes CM
ambulasi N : 95x/menit
- S : 36,5oC
• Anjurkan - TD : 120/80 mmhg
melakukan RR : 20x/menit
ambulasi dini - Spo2 : 99%
A : Masalah gangguan
• Ajarkan mobilitas fisik belum
ambulasi teratasi
P : Lanjutkan intervensi
sederhana Memonitor TTV
yang harus Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
dilakukan meningkatkan ambulasi
Anjurkan melakukan
ambulasi dini
Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan
Jumat, 15 Nyeri akut b.d agen • Memonitor TTV S:
Mei 2022 pencedera fisik d.d • Mengobservasi Pasien mengatakan
lokasi, karakteristik, nyeri pada luka
11.00 WIB Dinas prosedur operasi
durasi, frekuensi, operasi berkurang
Pagi (D.0077) kualitas, intensitas O:
nyeri KU baik
• Mengidentifikasi - Kes CM
skala nyeri pasien tampak
• Mengidentifikasi meringis
faktor yang N : 853x/menit
memperberat dan - S : 36,6oC
memperingan nyeri - TD : 120/80 mmhg
• Menlaskan RR : 17x/menit
penyebab, periode, - Spo2 : 100%
dan pemicu nyeri A : Masalah nyeri akut
• Ajarkan teknik teratasi sebagian P :
nonfarmakologis Lanjutkan intervensi
untuk mengurangi Memonitor TTV
rasa nyeri Ajarkan teknik
• Kolaborasi nonfarmakologis untuk
pemberian analgetik mengurangi rasa nyeri
• Injeksi Keterolac Kolaborasi pemberian
3x1 analgetik
• Injeksi anbacim 2x1
Jumat , 15 Gangguan • Memonitor S:
Mei 2022 mobilitas fisik b.d TTV Pasien
11.00 WIB Dinas nyeri (D.0054) • Libatkan mengatakan
Pagi sudah bisa
keluarga bergerak dan
untuk sudah bisa
membantu beraktivitas O :
pasien KU baik
dalam - Kes CM
meningkatka pasien tampak
n ambulasi meringis
• Anjurkan N : 853x/menit
- S : 36,6oC
melakukan - TD : 120/80
ambulasi dini mmhg
• Ajarkan RR : 17x/menit
ambulasi - Spo2 : 100%
sederhana A : Masalah
yang harus gangguan
dilakukan mobilitas fisik
teratasi
P : Intervensi
dihentikan (pasien
pulang)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai