LAPORAN OBSERVASI
DISUSUN OLEH
ANGGOTA KELOMPOK = 2 (DUA)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan hasil observasi dengan tepat waktu pada
blok Etika Kedokteran Gigi.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Blok Etika Kedokteran Gigi. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Etika PraktikKedokteran Gigi
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada drg.Hj.Nurasisah Lestari,M.Kes
dan drg.Sari Aldiawati,M.Kes . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar isi........................................................................................................................ii
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. LANDASAN TEORI........................................................................................3
BAB 3............................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................5
3.1 Analisis........................................................................................................5
3.2 Pembahasan dan analisis bioetik...............................................................10
BAB 4..........................................................................................................................11
HASIL ……………………………………………………………………………...11
BAB V.........................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Adapun pelaksanaan observasi dilakukan dengan cara mengamati video berita
yang membahas mengenai pria yang mebuka praktik dokter gigi tetapi pria
tersebut bukanlah lulusan dari sekolah kedokteran melainkan lulusan SMK yang
diskusikan online melalui zoom.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Malpraktek
a. Definisi Malpraktek
Malpraktek (malapraktek) atau malpraktik terdiri dari suku kata mal
dan praktik atau praktek. Mal berasal dari kata Yunani, yang berarti
buruk. Praktik (Kamus Umum Bahasa Indonesia, Purwadarminta,
1976) atau praktik (Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka kementrian
Pendidikan Malaysia, 1971) berarti menjalankan perbuatan yang
tersebut dalam teori atau menjalankan pekerjaan (profesi). Jadi,
malpraktik berarti menjalankan pekerjaan yang buruk kualitasnya,
tidak lege artis, tidak tepat. Malpraktik tidak hanya terdapat dalam
bidang kedokteran, tetapi juga dalam profesi lain seperti perbankan,
pengacara, akuntan publik, dan wartawan. Dengan demikian,
malpraktik medik dapat diartikan sebagai kelalaian atau kegagalan
seorang dokter atau tenaga medis untuk mempergunakan tingkat
keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam
mengobati pasien atau orang cedera menurut ukuran di lingkungan
yang sama. (Hanafiah, M.Yusuf dan Amri Amir, 1999: 96) Banyak
persoalan malpraktek, atas kesadaran hukum pasien diangkat menjadi
masalah pidana. Menurut Maryanti, hal tersebut memberi kesan
adanya kesadaran hukum masyarakat terhadap hak-hak kesehatannya
(Anny Isfandyarie,2005 :24 -25)
b. Kaidah Dasar Bioetika
1. Respect for Autonomy ( Menghormati otonomi pasien)
Dasar –Dasar Respect for autonomy terkait erat dengan dasar
mengenai rasa hormat terhadap martabat manusia dengan segala
karakteristik yang dimilikinya karena ia adalah seorang manusia
yang memiliki nilai dan berhak untuk meminta. Otonomi adalah
aturan personal yang bebas dari campur tngan pihak lain.
2. Beneficience ( Bebuat Baik)
Dasar- Dasar dari Beneicience menurut lebih banyak agent
disbanding denga dasar- dasar non maleficience. Beuchamp dan
childress menulis:” dalam bentuk yang umum, dasar-dasar
3
beneficience mempunyai tujuan untuk membantu orang lain
melebihi kepentingan dan minta mereka.”
3. Non-Maleficence (Tidak merugikan orang lain)
Tujuan prinsip ini adalah untuk melindungi seseorang yang tidak
mampu atau orang yang non-otonomi. Prinsip ini mengutamakan
bahwa keharusan untuk tidak melukai orang lain lebih kuat
dibandingkan keharusan berbuat baik.
4. Justice (Keadilan)
Beuchamp dan Childress menyatakan bahwa teori ini sangat erat
kaitanya dengan sikap adil seseorang pada orang lain, seperti
memutuskan siapa yang membutuhkan pertolongan kesehatan
terlebih dahulu dilihat dari derajat keparahan penyakitnya.
4
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Analisis
1. KAIDAH DASAR BIOETIK
BENEFICIENCE
5
pasien secara keseluruhan awal sudah memalsukan
identitasnya.
12) Tidak menarik v Tujuannya menarik banyak
honorarium diluar pasien sehingga memasang
kepantasan harga yang relatif murah.
13) Maksmalisasi kepuasan v Karena Pria tersebut
tertinggi secara sejatinya bukanlah dokter.
keseluruhan
14) Mengembangkan profesi v Pria tersebut tidak pernah
secara terus menerus menempuh pendidikan
kedokteran gigi.
15) Memberikan obat v Memberikan obat layaknya
berkhasiat namun murah seorag dokter gigi.
16) Menerapkan Golden Rule v Tidak berkompetensi
Principle layaknya dokter gigi.
NONMALEFICINCE
6
maki/memanfaatkan pasien pasiennya untuk mendapat
bayaran namun tindakan yang
dilakukan tidak sesuai SOP
6) Tidak memandang pasien v Pria tersebut hanya
hanya sebagai objek memandang pasien sebagai
objek untuk meraup
keuntungan
7) Mengobati secara v proporsional di ukur dari
proporsional kualitas dan kuantitas nya
sedangkan pada video hanya
memiliki alat tanpa memiliki
kualitas.
8) Tidak mencegah pasien dari v Pria tersebut dapat
bahaya membahayakan keselamatan
pasien
9) Menghindari misrepresentasi v Pria tersebut dari awal sudah
dari pasien melalukan pemalsuan praktik
10) Tidak membahayakan v Membahayakan karena tidak
kehidupan pasien mempunyai surat izin dan tidak
berkompeten di bidang tersebut
11) Tidak memberikan semangat v Tidak terdapat di dalam video
hidup
12) Tidak melindungi pasien dari v Tidak terdapat di dalam video
serangan
13) Tidak melakukan White v karena termasuk pemalsuan
Collar Chrime identitas
AUTONOMI
7
efektif)
3) Berterus terang v Tidak terdapat di dalam
video.
4) Menghargai privasi v Tidak terdapat di dalam
video.
5) Menjaga rahasia pasien v Tidak terdapat di dalam
video.
6) Menghargai rasionalitas v Tidak terdapat di dalam
pasien video.
7) Melaksanakan informed v Tidak terdapat di dalam
consent video.
8) Membiarkan pasien v Tidak terdapat di dalam
dewasa dan kompeten video.
mengambil keputusan
sendiri
9) Tidak mengintervensi atau v Tidak terdapat di dalam
menghalangi autonomi video.
pasien
10) Mencegah pihak lain v Tidak terdapat di dalam
mengintervensi pasien video.
dalam membuat
keptusan,termasuk
keluarga pasien sendiri
11) Sabar menunggu v Tidak terdapat di dalam
keputusan yang akan video.
diambil pasien pada kasus
non emergency
12) Tidak berbohong ke v Pria tersebut berbohong
pasien meskipun demi mengakui diri sebagai dokter
kebaikan pasien gigi
13) Menjaga hubungan v Karena pria tersebut bukan
(kontrak) seorang dokter gigi.
Justice
8
2) Mengambil porsi terakhir dari v Tidak terdapat di
proses membagi yang telah ia dalam video.
lakukan
3) Memberikan kesempatan yang v Tidak terdapat dalam
sama terhadap pribadi dalam posisi video.
yang sama
4) Menghargai hak sehat Karena pria terssebut
pasien(affordability,equality,accessi v tidak mengetahui
bility,availability,and quality) tentang kode etik
dokter dan dokter
gigi, serta tentang hak
dan kewajiban pasien.
5) Menjaga rahasia pasien v Tidak terdapat di
dalam video.
6) Menghargai hak orang lain v Tidak terdapat di
dalam video.
7) Menjaga kelompok yang rentan v Semua tindakan yang
yang paling dirugikan dilakukan pria
tersebut dapat
membahayakan dan
merugikan pasiennya.
8) Tidak melakukan penyalahgunaan v sejak awal pria
tersebut sudah
melakukan
penyalahgunaan
praktik dokter gigi.
9) Bijak dalam makro alokasi
9
15) Menghormati hak populasi yang v Tidak terdapat dalam
sama-sama rentan video.
penyakit/gangguan kesehatan
16) Tidak membedakan layanan pasien v Tidak terdapat dalam
atas dasar SARA,status social,dan video.
lain-lain
10
BAB 4
HASIL
11
Pasal 66 ayat (3) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004, apabila ada diduga
tindak pidana, maka dapat melaporkan kepada pihak yang berwenang yaitu Polisi
Negara Republik indonesia, sebagai penanggungjawab fungsi penyedikan
berdasarakn Pasal 6 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, selain
polisi yang dapat melakuka fungsi penyidikan, adalah pejawab Ngeri sipil tertentu
yang diberikan wewenang oleh Undang-Undang.
Adapun tata cara untuk mengajukan laporan atas dugaan malpraktik tindakan
medis pidana sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Pasal 108
yaitu sebagai berikut. :
1) Setiap orang boleh mengajukan laporan atau pengaduan atas hal-hal yang
dialaminya,dilihat, disaksikan dan atau sebagai korban, pasien atau keluarga pasien,
dengan menyertakan identitasnya.
2) Laporan atau pengaduan dapat berupa lisan atau tertulis yang ditandatangani oleh
pelapor atau pengadu
3) Setelah melapor atau mengadu, maka mendapat surat tanda penerimaan laporan
atau pengaduan.
pelanggaran etik semata-mata, ada juga merupakan pelanggaran etik dan sekaligus
pelnggaran hukum yang dikenal dengan istilah pelanggaran etikolegal yang antara
lain : (1) Pelayanan dokter di bawah standar ; (2) Menerbitkan surat keterangan palsu
(melanggar Pasal 7 Kodeki sekaligus Pasal 267 KUHP) ;(3) Membuka rahasia jabatan
atau pekerjaan dokter (melanggar Pasal 13 Kodeki dan Pasal 322 KUHP); (4) Tidak
dan teknologi (5) Abortus provokatus : (6) Pelecehan seksual (7) Tidak mau
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
13
“Berkata pada kami Nashr bin Āsim al-Anthākī dan Muhammad bin al-Shabbah bin
Sufyān, sesungguhnya al-Walīd bin Muslim mengabarkan pada mereka dari Ibnu
Juraij dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah
saw. bersabda:
“Berkata pada kami Muhammad bin al-„Alā‟, berkata pada kami Hafsh, berkata pada
kami „Abd al-„Azīz bin „Umar bin „Abd al-„Azīz, berkata pada saya sebagian utusan
yang didatangkan pada ayah saya, mereka berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Seseorang yang bertindak sebagai seorang dokter lalu merawat orang sakit,
sedangkan dirinya tidak mengetahui sebelumnya cara perawatan secara medis yang
mengakibatkan penyakit si pasien semakin parah, maka ia harus bertanggung jawab.
14
DAFTAR PUSTAKA
15