Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN OKSIGENASI

PROSES OKSIGENASI

Disusun oleh kelompok 2:

1. NABILA MIZLIANI ( NIM : 172311031 )


2. FAISAL ( NIM : 172311015 )
3. IL HAADIY HAFIIDH ( NIM: 172311024 )
4. INFANTRY ADJI ( NIM : 172311025 )

Dosen Pembimbing:

Wasis Pujiati, S. Kep, Ns, M. Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

TANJUNGPINANG

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Konsep dan Prinsip Kebutuhan Oksigenasi beserta Proses Oksigenasi.”
Makalah ini disusun dengan maksud agar mahasiswa/i dapat memperluas ilmu
dan pengetahuan tentang Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih


kepada ibu Wasis Pujiati, S. Kep, Ns, M. Kep selaku dosen pembimbing mata
kuliah, teman-teman serta orang tua yang telah memberikan dukungan, doa dan
motivasi.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik pada


penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Tanjungpinang, 21 Agustus 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB 1.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI....................................................................................................................................3
A. Definisi...........................................................................................................................................3
B. Anatomi dan Fisiologi Proses Pernafasan......................................................................................3
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi...........................................................7
D. Masalah yang Terkait Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi............................................................9
E. Terapi Oksigen...............................................................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat
berperan dalam proses metabolisme tubuh. Masalah kebutuhan oksigen
merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini
telah terbukti pada seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia
dan akan terjadi kematian. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi
karena jika kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka akan terjadi
kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal itu berlangsung lama akan
menimbulkan kematian. Sistem yang berperan dalam proses pemenuhan
kebutuhan adalah sistem pernapasan, persarafan, dan kardiovaskuler. (Andina &
Yuni 2017).

Pada manusia, proses pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan


dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernapasan, memulihkan dan
memperbaiki organ pernapasan agar berpungsi secara normal serta membebaskan
saluran pernapasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen.
Mengingat oksigen merupakan kebutuhan manusia, maka dalam lingkup
keperawatan, perawat harus paham dengan manifestasi tingkat pemenuhan
kebutuhan oksigen pada kliennya, serta mampu mengatasi berbagai masalah yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan tersebut. Itulah sebabnya, perawat perlu
memahami secara mendalam konsep oksigenasi pada manusia. (Andina & Yuni
2017).

Kondisi tidak tercukupnya pemenuhan oksigen dalam tubuh akibat


defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel,
ditandai dengan adanya warna kebiruan pada kulit (sianosis) kondisi ini disebut
hipoksia (Hidayat & Musrifatul, 2015). Pola napas tidak efektif adalah
ketidakmampuan proses sistem pernapasan : inspirasi atau ekspirasi yang tidak
memberi ventilasi adekuat (Huda Amin & Kusuma Hardhi, 2015). Menurut PPNI
(2016), pola nafas tidak efektif suatu keadaan dimana inspirasi dan atau ekspirasi
yang tidak memberi ventilasi yang adekuat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan oksigenasi?

2. Bagaimana anatomi fisiologi sistem pernapasan?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi fungsi pernafasan?

4. Bagaimana konsep prinsip kebutuhan oksigenasi?

1
C. Tujuan
1. Menambah ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai konsep dan
prinsip oksigenasi.

2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dalam sistem pernafasan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007).

Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam pemenuhan


oksigen yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel (Potter & Perry,
2005). Tanpa oksigen dalam waktu tertentu sel tubuh akan mengalami kerusakan
yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat
sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu mentoleransi
kekurangan oksigen hanya 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung
lebih dari 5 menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan
Erb, 1998).

Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan


kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya
pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat tersendiri. Oleh
karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan
oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.

B. Anatomi dan Fisiologi Proses Pernafasan


Stuktur Sistem Pernafasan:

1. Sistem pernafasan Atas

Sistem pernafasaan atas terdiri atas mulut,hidung, faring, dan laring. Pada
hidung udara yang masuk akan mengalami penyaringan, humidifikasi, dan
penghangatan. Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan
makanan, faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan
limfoid yang berfungsi menangkap dan dan menghancurkan kuman pathogen
yang masuk bersama udara. Laring merupakan struktur yang merupai tulang
rawan yang bisa disebut jakun. Selain berperan sebagai penghasil suara, laring
juga berfungsi mempertahankan kepatenan dan melindungi jalan nafas bawah
dari air dan makanan yang masuk.

3
Sistem pernafasan atas

2. Sistem pernafasan Bawah

Sistem pernafasaan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang


dilengkapi dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru dan
pleura. Trakea merupakan pipa membran yang dikosongkan oleh cincin kartilago
yang menghubungkan laring dan bronkus utama kanan dan kiri. Paru-paru ada
dua buah teletak di sebelah kanan dan kiri. Masing-masing paru terdiri atas
beberapa lobus (paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok
oleh satu bronkus. Jaringan-jaringan paru sendiri terdiri atas serangkain jalan
nafas yang bercabang-cabang, yaitu alveoulus, pembuluh darah paru, dan
jaringan ikat elastic. Permukaan luar paru-paru dilapisi oleh dua lapis pelindung
yang disebut pleura. Pleura pariental membatasi toralk dan permukaan diafragma,
sedangkan pleura visceral membatasi permukaan luar paru. Diantara kedua
lapisan tersebut terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas guna
mencegah gerakan friksi selama bernafas.

Sistem pernafasan bawah

4
Berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi menjadi dua yaitu:

a. Pernapasan eksternal

Pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan


proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Secara
umum proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni :

1. Ventilasi pulmoner

Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses


ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan
alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu jalan napas
yang bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks
yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru
yang adekuat.

2. Pertukaran gas alveolar

Setelah oksigen masuk alveolar, proses-proses pernapasan berikutnya


adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah
pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area
berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan
membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan
tekanan gas.

3. Transpor oksigen dan karbon dioksida

Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah transpor gas-gas pernapasan.


Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbon dioksida
diangkut dari jaringan kembali menuju paru.

b. Pernapasan internal

Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengaju pada proses


metabolisme intra sel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan
oksigen dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrien.
Pada proses ini darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh
hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2
antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini
juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.

5
Menurut Tarwoto Wartonah (2006) ada 3 sistem yang bekerja dalam
penyampaian oksigen ke jaringan tubuh yaitu sistem respirasi, sistem
kardiovaskuler dan sistem hematologi.

a. Sistem respirasi terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah
pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diafragma, isi
abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak.

Pada sistem respirasi ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi,
perfusi paru dan difusi:

1) Ventilasi

Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru,


jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya
perbedaan tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat
inspirasi tekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg) daripada tekanan
atmosfer (760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatenan ventilasi yaitu kebersihan jalan nafas (adanya sumbatan
atau obstruksi jalan nafas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan
ke paru-paru), adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan, adekuatnya
pengembangan dan pengempisan paru, kemampuan otot-otot pernafasan seperti
diafragma, eksternal interkosta, internal interkosta, otot abdominal (Wartonah,
2006). Universitas Sumatera Utara

2) Perfusi Paru

Perfusi paru adalah pergerakan aliran darah melalui sirkulasi paru untuk
dioksigenasi dimana pada sirkulasi paru darah yang dioksigenasi mengalir dalam
arteri pulmonalis dari ventrikel kanan jantung. Darah ini ikut serta dalam proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus. Fungsi utama
sirkulasi pulmonal adalah mengalirkan darah yang dioksigenasi dari dan ke
paruparu agar dapat terjadi pertukaran gas. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari
curah jantung. Dengan demikian, adekuatnya pertukaran gas dalam paru
dipengaruhi oleh keadaan ventilasi dan perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat
istirahat ventilasi alveolar (volume tidal = V) sekitar 4 lt/menit, sedangkan aliran
darah kapiler pulmonal (Q) sekitar 5 lt/menit (Wartonah, 2006).

3) Difusi

Dalam difusi pernafasan, komponen yang berperan penting adalah alveoli


dan darah. Untuk memenuhi kebutuhan O2 dari jaringan, proses difusi gas pada
system respirasi haruslah optimal. Difusi gas adalah bergeraknya O2 dan CO2
atau partikel lain dari area bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah. Di
dalam alveoli, O2 melintasi membran alveoli-kapiler dari alveoli berdifusi

6
kedalam darah karena adanya perbedaan tekanan PO2 yang tinggi dialveolus (100
mmHg) dan tekanan pada kapiler lebih rendah (PO2 40 mmHg), sedangkan CO2
berdifusi keluar alveoli akibat adanya perbedaan tekanan PCO2 darah 45 mmHg
dan di alveoli 40 mmHg. Proses difusi dipengaruhi oleh faktor ketebalan
membran, luas permukaan membran, komposisi membran, koefisien difusi O2
dan CO2, serta perbedaan tekanan gas O2 dan CO2 (Muttaqin, 2010).

b. Sistem Kardiovaskuler

Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi


jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium
kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta
melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan keseluruh sirkulasi
sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk
vena yang kemudian di alirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari
atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis kemudian
keluar ke arteri pulmonalis melalui katup pulmonalis untuk kemudian di alirkan
ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena
pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersirkulasi secara sistemik. Sehingga tidak
adekuatnya sirkulasi sistemik berdampak pada kemampuan transpor gas oksigen
dan karbon dioksida (Wartonah, 2006).

c. Sistem Hematologi

Dalam Tarwoto Wartonah (2006) dijelaskan bahwa oksigen membutuhkan


transpor dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-
paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan
dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah
merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat
molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen
membentuk oksihemoglobin (HbO2). Reaksi pengikatan Hb dengan O2 adalah Hb
+ O2 ↔ HbO2. Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 di pengaruhi oleh suhu, pH,
konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah. Dengan demikian, besarnya
Hb dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transport gas.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi


Dalam Tarwoto Wartonah (2006) disebutkan beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan oksigenasi antara lain faktor fisiologi, perkembangan,
perilaku, dan lingkungan. Tabel dibawah ini menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan oksigenasi :

7
No Faktor Yang mempengaruhi kebutuhsn oksigenasi
1. Faktor fisiologi 1. Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti pada
anemia.
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang di inspirasi
seperti pada obstruksi saluran nafas bagian atas.
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun
mengakibatkan transport O2 terganggu.
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi,
demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain.
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding
dada seperti pada kehamilan, obesitas,
penyakit kronik TB paru.
2. Faktor 1. Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya
perkembangan pembentukan surfaktan.
2. Bayi dan toddler : adanya risiko saluran pernafasan
akut
3. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran
pernafasan dan merokok.
4. Dewasa muda dan pertengahan :
Diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
5. Dewasa tua :
Adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun,
ekspansi paru menurun.
3. Faktor perilaku 1. Nutrisi:
Misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia
sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi
lemak menimbulkan arteriosklerosis.
2. Exercise:
exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
3. Merokok:
Nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
perifer dan koroner.
4. Alkohol dan obat-obatan :
Menyebabkan intake nutrisi/ Fe menurun
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol
menyebabkan depresi pusat pernafasan.
5. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
4. Faktor lingkungan 1. Tempat kerja (polusi)
2. Suhu lingkungan
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut

8
D. Masalah yang Terkait Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
Masalah atau gangguan yang terkait pemenuhan kebutuhan oksigenasi
yaitu perubahan fungsi jantung dan perubahan fungsi pernafasan. Perubahan
fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi yaitu gangguan
konduksi jantung seperti disritmia (takikardia/bradikardia), menurunnya cardiac
output seperti pada pasien dekompensi kordis menimbulkan hipoksia jaringan,
kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, myokardial iskemia/infark
mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium
sedangkan pada perubahan fungsi pernafasan masalah yang dapat mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi yaitu hiperventilasi, hipoventilasi dan hipoksia (Wartonah,
2006). Tabel berikut menjelaskan perubahan fungsi pernafasan yang
mempengaruhi kebutuhan oksigenasi.

No Perubahan fungsi Defenisi Tanda dan gejala


pernafasan
1. Hiperventilasi Upaya tubuh dalam Takikardia, nafas
meningkatkan jumlah pendek, nyeri dada
O2 dalam paru-paru agar (chest pain),
pernafasan lebih cepat menurunnya
dan dalam. konsentrasi, disorientasi.
2. Hipoventilasi Terjadi ketika ventilasi Nyeri kepala, penurunan
alveolar tidak adekuat kesadaran, disorientasi,
untuk memenuhi kardiak disritmia,
penggunaan O2 tubuh ketidakseimbangan
atau mengeluarkan CO2 elektrolit, kejang
dengan cukup. Biasanya dan kardiak arrest.
terjadi pada atelektasis
(kolaps paru).
3. Hipoksia Kondisi tidak Kelelahan, kecemasan,
tercukupinya pemenuhan menurunnya
O2 dalam tubuh akibat kemampuan
dari defisiensi O2 yang konsentrasi, nadi
diinspirasi atau meningkat, pernafasan
meningkatnya cepat dan dalam,
penggunaan O2 di sel. sianosis, sesak nafas dan
clubbing finger.

E. Terapi Oksigen
Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru
melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan (Standar
Pelayanan Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005).

Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada tekanan 1
atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah (Andarmoyo,
2012).

9
Indikasi Menurut Standar Keperawatan ICU Depkes RI (2005) dan
Andarmoyo (2012), indikasi terapi oksigen adalah :

1. Pasien hipoksia

2. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal

3. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal

4. Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak normal

5. Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen konsentrasi tinggi

6. Pasien dengan tekanan partial karbondioksida ( PaCO2 ) rendah.

Indikasi terapi oksigen pada neonatus adalah :

1. Pasien asfiksia

2. Pasien dengan napas lebih dari 60 kali/menit

3. Pasien Takipnu

4. Pasien Febris

5. Pasien BBLR.

Kontraindikasi

Menurut Potter (2005) kontra indikasi meliputi beberapa :

a. Nasal kanul / Kateter binasal / nasal prong : jika ada obstruksi nasal.

b. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur dasar tengkorak kepala,
trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal.

c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing : pada pasien dengan PaCO2 tinggi,
akan lebih meningkatkan kadar PaCO2 nya lagi.

Metode pemberian oksigen

Untuk cara pemberian oksigen bermacam- macam seperti dibawah ini (Potter,
2005):

a. Melalui inkubator

b. Head box

10
c. Nasal kanul ( low flow atau high flow)

d. Nasal CPAP (continuous positive airway pressure)

e. Nasal Intermittent Positive Pressure Ventilation (NIPPV)

f. Ventilator (dengan memasukkan endotracheal tube)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, dapat disimpulkan beberapa
hal mengenai pemenuhan kebutuhan oksigen, yaitu sebagai berikut: Kebutuhan
oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Ada 3
sistem yang bekerja dalam penyampaian oksigen ke jaringan tubuh yaitu sistem
respirasi, sistem kardiovaskuler dan sistem hematologi. Proses pemenuhan
oksigenisasi dalam tubuh (respirasi) terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi,
perfusi paru dan difusi. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-
prosedur tersendiri dalam mempraktekkannya. Selain itu, ada juga faktor-faktor,
masalah dan terapi yang terkait pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat kami buat yaitu untuk
lebih memperdalam lagi tentang macam-macam pemberian oksigen karena dalam
makalah kami tentunya masih banyak terdapat kekurangan. Semoga apa yang kita
pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan sungguh-sungguh, dan dapat
kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah tentang kebutuhan dasar
oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik
kami yang membuat maupun anda yang membaca. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca, kami harapkan demi kesempurnaan makalah.

12
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses
dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Direktorat Keperawatan dan Ketehnikan Medis, Direktorat Jenderal


Pelayanan Medik Depkes RI ( 2005 ). Standar Pelayanan Perawatan di
ICU. Jakarta: Depkes.

Kozier, B., Erb., & Oliver, R. (1998), Fundamental of nurshing; consept, process
and practice, (fourth Edition) California : Addison-Wesley Publishing CO.

Muttaqin, A. (2010). Pengkajian Keperawatan : Aplikasi Pada Praktik Klinik.


Jakarta: Salemba Medika

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,


Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk.
Jakarta : EGC.2005

Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan. Edisi Ke -3. Jakarta: Salemba Medika.

13

Anda mungkin juga menyukai