FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah field study yang berjudul “Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah CHOP yang banyak memberi masukan demi terwujudnya
laporan ini.
Makalah ini berisi pembahasan mengenai Kunjungan kami ke PT YKK Zipper Indonesia
dimana kami mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat tentang K3 ( Kesehatan Keselamatan
Kerja ) di perusahaan YKK Zipper yang notabene sudah termahsyur , Makalah ini juga
diperuntukan untuk memenuhi kewajiban mahasiswa tingkat 3 FK UPN Veteran Jakarta untuk
memenuhi Nilai CHOP.
Kami mohon maaf apabila di dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan. Kami
sadar masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar dapat menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
i
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
BAB 5 : PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut (Depnakes: 2005), Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya
upaya pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan mengurangi
terjadinya kecelakan dan dampak melalui langkah-langkah identifikasi, analisis dan
pengendalian bahaya dengan menerapkan pengendalian bahaya secara tepat dan
melaksanakan perundang- undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) LAPOR diartikan sebagai
sebuah pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan: tenaga kerja dan
manusia pada umumnya (baik jasmani maupun rohani), hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dansejahtera. Sedangkan ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan
kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya
1
1.2.2 Waktu dan Kegiatan
Field Study dilaksanakan pada tanggal 4 November 2019, adapun waktu dan
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
2
10. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sistem limbah di perusahaan.
11. Mahasiswa mampu bekerjasama secara lintas sektoral.
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
Kesehatan kerja menurut Flippo, dalam Sibarani Mutiara (2012:113), kesehatan kerja di
bagi menjadi dua, yaitu:
1. Physical Health
4
c. Education Of Company Personnel Concerning The Nature And Importance Of
The Mental Health Problem (Pendidikan Personalia Perusahaan Sehubungan
Dengan Hakikat Dan Pentingnya Masalah Kesehatan Mental)
d. Development And Maintenance Of Aproper Human Relations Program
(Pengembangan Dan Pemeliharaan Program Hubungan Kemanusiaan Yang
Tepat).
Tujuan kesehatan kerja menurut Tarkawa (2008) yaitu:
Menurut Bangun Wilson (2012:379) terdapat tiga alasan keselamatan kerja merupakan
keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain alasan moral, hukum,
dan ekonomi.
1. Moral
Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu sepatutnya
manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam organisasi. Manusia
memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja, moral dan kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia dan nilai-nilai agama (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Para pemberi kerja melaksanakan itu untuk
membantu dan memperingan beban pederitaan atas musibah kecelakaan kerja yang
dialami para karyawan dan keluarga.
5
2. Hukum
Undang-Undang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja
untuk menghadapi resiko kerja yang dihadapi yang ditimbulkan pekerjaan. Para
pemberi kerja yang lalai atas tanggung jawab dalam melindungi pekerja yang
mengakibatkan kecelakaan kerja akan mendapat hukuman yang setimpal yang
sesuai dengan Undang-undang ketenagakerjaan. Yang tertara pada undang-undang
nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi para
pekerja pada segala lingkungan kerja baik di darat, dalam tanah, permukaan air, di
dalam air maupun di udara, yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
3. Ekonomi
Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena mengelurkan
biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang dialami
pekerja. Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian kecelakaan kerja yang
dialami karyawan kepada pihak asuransi. Kerugian tersebut bukan hanya berkaitan
dengan biaya pengobatan dan pertanggungan lainnnya, tetapi banyak faktor lain
yang menjadi perhitungan akibat kecelakaan kerja yang diderita para pekerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya upaya pemikiran yang dilakukan
dalam rangka mencegah, menanggulangi dan mengurangi terjadinya kecelakan dan dampak
melalui langkah-langkah identifikasi, analisis dan pengendalian bahaya dengan menerapkan
pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang- undangan tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (Depnakes, 2005)
Oleh karena itu disimpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan efektif.
6
Jika sebuah perusahaan melakukan tindakan tindakan keselamatan dan kesehatan yang
efektif, maka lebih sedikit pekerja yang menderita cidera atau penyakit jangka pendek maupun
jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilaksanakan secara efektif oleh suatu
perusahaan, karena hal itu dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja. Di samping itu, dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan.
Menurut Mangkunegara (2013), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai
berikut:
a. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik fisik,
psikologis dan sosial.
b. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif
mungkin.
c. Agar semua produksi dipelihara keamanannya.
d. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi terhadap
pegawai.
e. Meningkatnya akan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja
f. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau
kondisi kerja.
g. Setiap pegawai akan merasa aman dan terlindungi dalam melakukan pekerjaan.
Sedangkan menurut S.Gotto (2002) adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja
adalah sebagai berikut:
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
c. Memelihara sumber produksi dan menggunakan secara aman dan efisien
7
2.1.5 Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut UU No.1 tahun 1970 dalam dokumen Binwasnaker Kemenakertrans RI,
sasaran keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Work Life Safe
Melindungi buruh dan orang lain di temapat kerja (lingkungan kerja) upaya mencegah
kecelakaan.
b. Property Safe
Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien upaya mencegah
terjadinya kebakaran, peledakan, kerusakan, kerugian, dan lain-lain.
c. Environmental Safe
Menjamin proses produksi tidak menimbulkan pencemaran lingkungan
8
menentukan seperti apa ataupun bagaimana program K3 tersebut harus diterapkan (Ibrahim,
2010) menjelaskan, sumber-sumber hukum yang menjadi dasar penerapan program K3 di
Indonesia adalah sebagai berikut:
9
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih
dan/atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja
yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Tujuan yang ingin dicapai pada sistem manajemen K3 meliputi berbagai golongan. Dari
beberapa golongan tersebut diharapkan dapat menjadikan sebuah sistem manajemen K3 yang
baik dalam pelaksanaannya. Sistem manajemen K3 tersebut dapat digolongkan meliputi:
d. Sertifikasi penerapan K3
Sistem manajemen K3 juga dapat digunakan untuk sertifikasi penerapan manajemen K3
dalam organisasi.sertifikat diberikan oleh lembaga sertifikat yang telah diakreditasi oleh
suatu badan akreditasi. Sistem sertifikasi dewasa ini telah berkembang secara global
Karena dapat diacu di Seluruh dunia
10
a. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur sistem
operasional sebelum timbul gangguan operasional, kecelakaan, insiden dan
kerugian-kerugian lainnya.
c. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa
aman dalam bekerja
f. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur
alat semakin lama.
1. Penerapan, meliputi perkiraan dengan penerapan tujuan sasaran yang akan dicapai,
menganalisis data, serta menyusun program.
11
3. Pengawasan, meliputi pementasan evaluasi hasil kerja serta pengendalian.
Menurut OHSAS tahun 1992, bahwa Process Safety Management adalah pendekatan
sistematik pada manajemen bahaya proses kimia, yang jika diterapkan akan memastikan arti
penting pencegahan lepasnya zat kimia berbahaya, kebakaran dan ledakan yang akan di
pahami. Adapun manfaat dari OHSAS tersebut adalah sebagai berikut:
1. Berpotensi sebagai pengurangan biaya resultan
2. Menjamin kecocokan dengan kebijakan K3
3. Memperagakan keselarasan dengan pihak ketiga dan ketentuan umum
4. Konsisten dan pendekatan terhadap resiko keselamatan dan kesehatan terbukti, saat
ini dan masa depan
7. Lingkungan kerja yang aman menurunkan claim asuransi dan penurunan biaya
kehilangan jam kerja
Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai “kejadian yang tak terduga”.
Sebenarnya, setiap kecelakaan kerja dapat diramalkan atau diduga dari semula jika perbuatan dan
kondisi tidak memenuhi persyaratan (Bennet N. B. Silalahi, 1995:40). Kecelakaan sebelumnya
dianggap sebagai kehendak Tuhan, karena itu orang tertimpa kecelakaan menerimanya sebagai
nasib atau takdir. Heinrich adalah orang yang pertama mengamati kecelakaan. Ia menyimpulkan
bahwa kecelakaan mempunyai urut-urutan tertentu (Syukri Sahab, 1997:7).
12
Dalam Permenaker No.03/MEN/1998 tentang tata cara pelaporan dan pemeriksaan
kecelakaan, disebutkan bahwa kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula yang
dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda (Himpunan Peraturan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, 2004:88). Sedangkan menurut M. Sulaksomo (1997) dalam Gempur Santoso
(2004:7) kecelakaan adalah kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses
suatu aktivitas yang telah diatur. Adapun definisi lain dari kecelakaan adalah kejadian yang tak
terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat
unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan (Suma’mur PK., 1989:5).
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja pada
perusahaan. Hubungan kerja dapat berarti bahwa kecelakaan itu terjadi karena pekerjaan atau pada
waktu melaksanakan pekerjaan. Kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang
lingkupnya, sehingga meliputi juga 15 kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat
perjalanan atau transpor ke dan dari tempat kerja (Suma’mur PK., 1989:5).
Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, karena untuk
sampai pada kecelakaan akibat kerja harus melalui prosedur investigasi (Depkes RI, 2007:2)
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) tahun 1952, kecelakaan kerja dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (ILO, 1980:43):
13
Menurut jenisnya, kecelakaan dapat dikategorikan sebagai berikut: (1) Terjatuh,(2)
Tertimpa benda jatuh,(3) Tertumbuk atau terkena benda, terkecuali benda jatuh, (4)
Terjepit oleh benda, (5) Gerakan yang melebihi kemampuan, (6) Pengaruh suhu tinggi, (7)
Terkena arus listrik, (8) Kontak dengan bahan berbahaya atau radiasi, (9) Jenis lain
termasuk kecelakaan yang datanya tidak cukup atau kecelakaan lain yang belum masuk
klasifikasi tersebut
A. Mesin
Mesin yang dapat menjadi penyebab kecelakaan, diantaranya: (1) Pembangkit tenaga terkecuali
motor listrik, (2) Mesin penyalur (transmisi), (3) Mesin-mesin untuk mengerjakan logam, (4)
Mesin pengolah kayu, (5) Mesin pertanian, (6) Mesin pertambangan, (7) Mesin lain yang tak
terkelompokkan.
(1) Mesin pengangkat dan peralatannya, (2) Alat angkutan yang menggunakan rel, (3) Alat
angkutan lain yang beroda, (4) Alat angkutan udara, (5) Alat angkutan air, (6) Alat angkutan lain.
C. Peralatan lain
Penyebab kecelakaan kerja oleh peralatan lain diklasifikasikan menjadi: (1) Alat bertekanan
tinggi, (2) Tanur, tungku dan kilang, (3) Alat pendingin, (4) Instalasi listrik, termasuk motor listrik
tetapi dikecualikan alat listrik (tangan), (5) Perkakas tangan bertenaga listrik, (6) Perkakas,
instrumen dan peralatan, diluar peralatan tangan bertenaga listrik, (7) Tangga, tangga berjalan, (8)
Perancah (Scaffolding), (9) Peralatan lain yang tidak terklasifikasikan.
Material, Bahan-bahan dan radiasi Material, Bahan-bahan dan radiasi yang dapat menjadi
penyebab kecelakaan diklasifikasikan menjadi: (1) Bahan peledak, (2) Debu, gas, cairan, dan zat
14
kimia, diluar peledak , (3) Keping terbang, (4) Radiasi, (5) Material dan bahan lainnya yang tak
terkelompokkan.
D. Lingkungan kerja
Faktor dari Lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan diantaranya berupa: (1) Di luar
bangunan, (2) Di dalam bangunan, (3) Di bawah tanah.
Penyebab kecelakaan berdasarkan perantara lain yang tidak terkelompokkan terbagi atas: (1)
Hewan, (2) Penyebab lain.
Perantara yang tidak terklasifikan karena kurangnya data. Kurangnya data penunjang dari
penyebab kecelakaan, dapat diklasifikasikan tersendiri dalam satu kelompok.
Menurut sifat luka atau kelainan, kecelakaan dapat dikelompokkan menjadi: (1) Patah
tulang, (2) Dislokasi atau keseleo, (3) Regang otot atau urat, (4) Memar dan luka yang lain, (5)
Amputasi, (6) Luka lain-lain, (7) Luka di permukaan, (8) Gegar dan remuk, (9) Luka bakar, (10)
Keracunan-keracunan mendadak, (11) Akibat cuaca dan lain-lain, (12) Mati lemas, (13) Pengaruh
arus listrik, (14) Pengaruh radiasi, (15) Luka yang banyak dan berlainan sifatnya. 2.1.4.4
Berdasarkan letak kelainannya, jenis kecelakaan dapat dikelompokkan pada: (1) Kepala,
(2) Leher, (3) Badan, (4) Anggota atas, (5) Anggota bawah, (6) Banyak tempat, (7) Kelainan
umum, (8) Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut.
Sedangkan menurut Bennet NB. Silalahi (1995:156) dalam analisa sejumlah kecelakaan,
kecelakaan-kecelakaan tersebut dapat dikelompokkan kedalam pembagian kelompok yang jenis
dan macam kelompoknya ditentukan sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya kelompok:
15
- Tingkat Keparahan Kecelakaan
Dalam Mijin Politie Reglement Sb 1930 No. 341 kecelakaan dibagi menjadi 3 tingkat keparahan,
yakni mati, berat dan ringan. Dalam PP 11/1979 keparahan dibagi dalam 4 tingkat yakni mati,
berat, sedang dan ringan.
Dalam pertambangan minyak dan gas bumi, ditentukan kelompok daerah kerja: seismik,
pemboran, produksi, pengolahan, pengangkutan, dan pemasaran.
Korban kecelakaan kerja mengeluh dan menderita, sedangkan sesama pekerja ikut bersedih
dan berduka cita. Kecelakaan seringkali disertai terjadinya luka, kelainan tubuh, cacat bahkan juga
kematian. Gangguan terhadap pekerja demikian adalah suatu kerugian besar bagi pekerja dan juga
keluarganya serta perusahaan tempat ia bekerja.
Tiap kecelakaan merupakan suatu kerugian yang antara lain tergambar dari pengeluaran dan
besarnya biaya kecelakaan. Biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya kecelakaan seringkali sangat
besar, padahal biaya tersebut bukan semata-mata beban suatu perusahaan melainkan juga beban
masyarakat dan negara secara keseluruhan. Biaya ini dapat dibagi menjadi biaya langsung meliputi
biaya atas P3K, pengobatan, perawatan, biaya angkutan, upah selama tidak mampu bekerja,
kompensasi cacat, biaya atas kerusakan bahan, perlengkapan, peralatan, mesin dan biaya
tersembunyi meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu dan beberapa waktu pasca
kecelakaan terjadi, seperti berhentinya operasi perusahaan oleh karena pekerja lainnya menolong
korban, biaya yang harus diperhitungkan untuk mengganti orang yang ditimpa kecelakaan dan
sedang sakit serta berada dalam perawatan dengan orang baru yang belum biasa bekerja pada
pekerjaan di tempat terjadinya kecelakaan (Suma’mur, 2009)
16
sebagaimana mestinya. Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa kecelakaan,
untuk pencegahan kecelakaan kerja sangat penting artinya dilakukan identifikasi bahaya yang
terdapat dan mungkin menimbulkan insiden kecelakaan di perusahaan serta mengases besarnya
risiko bahaya. Pencegahan kecelakaan kerja menurut Suma’mur (2009) ditujukan kepada
lingkungan, mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja dan terutama faktor manusia.
1. Lingkungan
a. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara, pencahayaan dan
penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara ruang kerja
b. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja yang dapat menjamin
keselamatan
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman
pada bagian-bagian mesin atau perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila
pagar atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif tidaknya pagar
atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang sesuai terhadap mesin
atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.
3. Perlengkapan kerja
Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi pekerja. Alat
pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok
ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya.
17
4. Faktor manusia
BAB 3
3.1 Pengukuran dan pengendalian
Faktor-faktor yang di pantau pada pengukuran dan pengendalian oleh PT. YKK Zipper
Indonesia (PERMENAKER 05 / 2018) yaitu :
18
Pencahayaan
Medan magnet
19
Dalam pelaksanaannya pelathan K3 juga perlu dilakukan terhadap pekerja yang
berada disekitar lingkungan PT. YKK Zipper Indonesia karena apabila terjadi
kesalahan maupun kecelakaan kerja PT. YKK Zipper Indonesia lah yang
bertanggung jawab apa yang terjadi pada lingkungan sekitar mereka
2. Perancangan
Perancangan yaitu merubah atau memodifikasi alat/mesin/tempat kerja yang lebih
aman. apabila terdapat sedikit kecacatan pada alat-alat produksi di PT YKK Indonesia,
maka dilakukan perancangan pada bagian tertentu pada mesin sehingga dapat
meningkatkan fungsi alat tersebut. Modifikasi pada bagian tertentu mesin produksi
selain dapat meningkatkan fungsi produksi juga dapat menjadikan alat tersebut aman
saat digunakan para pegawai adar mengurangi terjadinya kecelakaan di PT YKK
3. Administrasi
Administrasi yaitu prosedur, aturan, pelatihan, durasi kerja, tanda bahaya, rambu,
poster dan label yang tertera di perusahaan. Di PT YKK, prosedur tentang keselamatan
pegawai saat proses produksi berlangsung telah ditetapkan oleh Direksi K3 yang tertera
pada Peraturan Perusahaan pada bagian Standart Operational Production (SOP) PT
YKK Indonesia
Terdapat 17 aturan oleh PT YKK yang telah ditetapkan untuk menjaga keselamatan
pegawai, yaitu:
a. Memperhatikan jalur evakuasi dan area evakuasi kedaaan darurat
b. Dilarang memasuki area terbatas kecuali dengan izin khusus
c. Menggunakan sepatu tertutup selama berada di pabrik
d. Merespon segala bentuk tanda bahaya/ alarm
e. Dalam keadaan darurat/bahya wajib menghubungi dan menginformasikan ke
petugas keamanan atau pendamping
f. Dilarang merokok, kecuali ditempat yang telah ditentukan
g. Dalam keaadaan darurat, mengikuti jalur evakuasi untuk menuju area evakuasi
h. Dilarang makan dan minum, kecuali pada waktu yang ditentukan oleh
pendamping
20
i. Dilarang menumpahkan bahan kimia, cat, thinner, oli, minyak tanah/bahan
berbahaya lainnya
j. Membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan dan menjaga kelestarian
lingkungan
k. Tidak diperkenankan membawa handphone dan melakukan pemotretan di area
pabrik
l. Menanyakan kepada bagian keamanan, resepsionis, atau pendamping untuk
hal-hal yang belum dipahami
m. Dilarang mengambil apapun yang terjatuh atau tercecer di area lantai produksi
n. Menjaga jarak aman dengan mesin dan dilarang melewati garis pembatas putih
di sepanjang lantai produksi
o. Bekerjasama agar selalu tertib saat di area produksi
p. Mematuhi segala peraturan yang ada sebab area prosuksi merupakan area
dengan potensi bahaya tinggi
a) Pelindung wajah
o Pegawai menggunakan pelindung wajah yang menutupi seluruh area
wajah
b) Respirator
Respirator digunakan pegawai guna melindungi organ pernafasan pegawai
yaitu tenggorokan dan paru-paru agar pegawai tidak menghirup udara yang
telah terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia berbahaya di sekitar pabrik.
Penyakit akibat kerja di PT YKK yang terbanyak adalah Infeksi Saluran
Pernafasan Atas sehingga pegawai wajib untuk menggunakan respirator
c) Masker
o Masker yang digunakan pegawai merupakan masker yang tertutup pada
bagian hidung dan mulut sehingga menurunkan zat polutan masuk
melalui pernafasan
d) Sarung tangan
o Sarung tangan yang digunakan oleh pegawai merupakan sarung tangan
lateks yang tebal agar tidak teriritasi oleh zat-zat kimia berbahaya di
pabrik
e) Kacamata
21
o Lingkungan pabrik PT YKK yang panas menyebabkan pegawai
menggunakan kacamata agar mata tidak mudah teriritasi dan kornea
menjadi kering
f) Sepatu
o Sepatu jenis boot yang tebal pada bagian sol wajib digunakan pegawai
saat berada di area pabrik
g) Helm
o Helm digunakan untuk mecegah cedera kepala yang mungkin terjadi
seperti tertimpa barang-barang berat di pabrik saat proses produksi
berlangsung
BAB 4
4.1 Hasil
1. Profil PT. YKK
PT. YKK Zipper Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
Pembuatan Restleting. YKK merupakan kepanjangan dari Yoshida Kogyo
Kabushikikaisha, tahun 1934 Tadao Yoshida mendirikan Yoshida Kogyo
Kabushikikaisha. Perusahaan ini di dunia kini terkemuka sebagai produsen Retsleting,
membuat sekitar 90 persen dari seluruh Retsleting di lebih dari 206 fasilitas di 52
negara.
22
Pada kenyataannya, mereka tidak hanya membuat Retsleting, mereka juga
memproduksi mesin pembuat Retsleting; tidak ada kata "tidak" jika mereka sekaligus
membuat spare parts, mesin-mesin yang membuat ritsleting. Pabrik YKK terbesar
berada di Georgia, Amerika dan membuat lebih dari 7 juta ritsleting per hari.
Hal ini pada gilirannya akan menguntungkan produsen yang menggunakan
ritsleting dan pelanggan akhir (konsumen) dan karena hal-hal yang menguntungkan
perusahaan YKK itu, maka referensi penjualan ritsleting mereka menjadi meningkat,
sehingga Mr Yoshida mampu menyelesaikan "Cycle of Goodness" atau "Lingkaran
Kebajikan. Jadi waktu berikutnya ketika teman-teman membuka-tutup celana, tas dan
peralatan lain yang menggunakan ritsleting, maka luangkan waktu untuk mengingat Mr
Yoshida, karena dialah pencetus YKK di hampir semua risleting yang ada di dunia ini.
Sejak awal thn 1972, PT YKK Zipper Indonesia sudah tumbuh jadi YKK Fastening
Indonesia kelompok, dan terkonsentrasi dalam memberikan bermacam keuntungan
bagi perdagangan Indonesia & industri. Produk yang di bahas ini sudah bermanfaat
untuk dukungan industri dalam negeri. Nyaris 80% dari produk ini diekspor ke
bermacam macam ruangan di seluruhnya dunia. Yang Merupakan salah satu sentra
produksi YKK Corporation, YKK di inginkan utk mengikuti perkembangan industri
erat & perdagangan global, terutama yang berjalan di Asia.
PT. YKK Zipper Indonesia didirikan pada tanggal 23 Mei 1972 yang merupakan
perusahaan manufaktur resleting-gabungan antara YKK Memegang Asia & PT
Andityawarman. PT YKK Zipper Indonesia beroperasi sukses bersama 1,478
karyawan & dukungan dari 2 pabrik, satu di Cimanggis, Bogor & yang lain di Cibitung,
Bekasi.
23
Request
Konsumen melakukan pemesanan dengan spesifikasi tertentu. PT YKK Zipper hanya
memproduksi ritsleting sesuai pesanan
Diecasting
Pencetakan logam cair/plastik panas dalam cetakan untuk membentuk komponen ritsleting
Assembling
Finishing
Terbagi menjadi 3 proses pewarnaan, pemanasan, dan pemasangan risleting pada strap
b. Kimia
- Bahan pewarna dapat menyebabkan iritasi dan alergi
- Bau dan menghirup partikel bahan kimia dapat menyebabkan sesak napas dan
kekambuhan asma
c. Ergonomi
24
- Lantai licin dapat beresiko tergelincir
- Posisi angkat yang kurang ergonomis dapat menyebabkan cedera tulang
belakang
d. Psikososial
- Pekerjaan yang repetitive dapat menyebabkan kejenuhan dan gangguan
psikososial
4. Sistem Manajemen K3
Bertujuan untuk menyediakan Health and safety at the workplace dengan
mengendalikan atau mencegah resiko yang dapat timbul di area kerja. Health and safety
at the workplace adalah kondisi dan factor-faktor yang berpengaruh atau dapat
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan, pekerja sementara (temporer),
pekerja kontraktor, tamu dan pekerja lainnya di area kerja. Adapun Management
System Certification yang telah dimiliki oleh PT. YKK sebagai berikut:
a. OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018 (Sertifikasi pada 25 Oktober 2017)
b. SMK3 PP No. 50 Tahun 2012
a. Plan
Memahami konteks organisasi termasuk OH&S risiko dan peluang. Mendirikan
tujuan, proses, dan OH&S sumber daya yang dibutuhkan untuk dikirim hasil sesuai
dengan kebijakan K3 organisasi
b. Do
25
Mengimplementasikan proses sebagai sesuatu yang terencana dengan melibatkan
partisipasi dari pekerja, identifikasi bahaya dan kesiapsiagaan dalam keadaan
darurat
c. Check
Monitoring dan evaluasi pada proses dan kegiatan OHS
d. Act
Mengambil tindakan untuk peningkatan berkelanjutan termasuk dalam penanganan
temuan audit, insiden, dan ketidaksesuaian yang terdapat dalam proses.
a. Mengidentifikasi bahaya.
Dalam mengidentifikasi bahaya, meliputi teknik-teknik yang harus dilakukan,
yaitu:
26
1.) Melakukan inspeksi
2.) Melalui patrol dan inspeksi keselamatan kerja
3.) Laporan dari operator
4.) Laporan dalam jurnal-jurnal teknis
b. Menghilangkan bahaya.
1.) Dengan sarana-sarana teknis
2.) Mengubah material
3.) Mengubah proses
c. Mengurangi bahaya hingga seminim mungkin jika penghilangan bahaya tidak
dapat dilakukan.
1.) Dengan saran teknis dan memodifikasi perlengkapan
2.) Pemberian pelindung/kumbung
3.) Pemberian alat pelindung diri (personal protective equipment)
d. Melakukan penelitian resiko residual.
e. Mengendalikan resiko residual.
a. Teknik (Engineering)
Adalah tindakan pertama yang melengkapi semua perkakas dan mesin dengan
alat pencegah kecelakaan (safety guards).
b. Pendidikan (Education)
Adalah perlu memberikan memberikan pendidikan dan latihan kepada para
pegawai untuk menanamkan kebiasaan bekerja dan cara kerja yang tepat dalam
rangka mencapai keadaan yang aman (safety) semaksimal mungkin.
c. Pelaksanaan (Enforcement)
Adalah tindakan pelaksanaan, yang memberi jaminan bahwa peraturan
pengendalian kecelakaan dilaksanakan.
4.2 Pembahasan
Dalam setiap proses produksi yang dilakukan pada pabrik, pastinya akan membutuhkan
banyak mesin-mesin untuk proses produksi beserta karyawan-karyawan untuk mendukung
27
proses produksi tersebut. Pada PT. YKK Zipper Indonesia yang khususnya memproduksi
ritsleting ini pasti memiliki mesin dan karyawan yang sangat mencukupi untuk menunjang
proses tersebut. Maka dari itu, kombinasi produksi antara karyawan dan mesin-mesin produksi
dapat menimbulkan bahaya-bahaya beserta factor resiko bagi karyawan seperti yang tertera
pada di atas. Bahaya-bahaya ini dapat diatasi dengan pengendalian dengan menggunakan APD
(Alat Pelindung Diri) dan pengendalian dari lingkungan kerja itu sendiri serta peraturan yang
ditetapkan dari pihak pabrik sendiri.
Selain minimalisasi resiko kecelakaan kerja dan penyesuaian waktu kerja, PT YKK
juga menyediakan klinik yang dijaga oleh satu orang dokter dan satu orang perawat. Hal ini
telah sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER.03/MEN/1982 yang
mewajibkan perusahaan untuk melakukan pelayanan kesehatan kerja. Jumlah tenaga kesehatan
yang melayani juga telah sesuai dengan kaidah pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja dimana
perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 500 orang wajib menyediakan klinik yang dijaga
satu orang dokter setiap hari. Selain itu, penatalaksanaan kasus emergensi atau gawat darurat
dapat dilakukan dengan rujukan ke Rumah Sakit Tugu Ibu, Cimanggis yang berjarak ± 5 km.
PT YKK Indonesia juga telah menerapkan sistem manajemen K3 dengan membentuk
Komite Direktif sebagai P2K3. Komite ini akan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pelatihan maupun dalam pengawasan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Komite ini
juga bertanggung jawab dalam pembuatan peraturan yang berkaitan dengan K3. Selain komite
direktif, terdapat divisi independen yang bergerak dalam pengembangan dan pengawasan
kualitas perusahaan (Research and Development dan Quality Control). Divisi ini akan
melakukan pengawasan berbagai faktor kualitas berupa faktor manusia, mesin, metode,
material, dan lingkungan.
28
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan atas Field Study di PT. YKK yang sudah kami lewati adalah
1. PT. YKK Zipper Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Industri
pembuatan Resleting yang didirikan pada tanggal 23 Mei 1972 dan beroperasi sukses
bersama 1,478 karyawan
2. Sistem Manajemen K3 yang dimiliki oleh PT. YKK adalah OHSAS 18001:2007 / ISO
45001:2018 (Sertifikasi pada 25 Oktober 2017) dan SMK3 PP No. 50 Tahun 2017
3. PT.YKK menggunakan PDCA (Plan, Do, Check, Act) Cycle sebagai Sistem Manajemen
K3 di lingkungan kerja
4. PT.YKK menggunakan Hirarki Pengendalian Resiko untuk mengevaluasi hal hal yang
dapat membahayakan karyawan pekerja PT.YKK
5. PT.YKK juga mempunyai klinik yang dijaga oleh satu orang dokter dan satu orang
perawat yang telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER.03/MEN/1982
6. PT. YKK membentuk Komite Direktif sebagai P2K3 yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pelatihan maupun dalam pengawasan mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja
5.2 Saran
Saran atas Field Study di PT. YKK yang sudah kami lewati
1. Karyawan PT. YKK Zipper Indonesia diharapkan dapat meningkatkan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) di dalam kawasan kerja agar tidak terjadi hal yang dapat
mengancam jiwa
29
2. Pihak K3 dari PT.YKK Zipper Indonesia diharapkan selalu mengingatkan betapa
pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada karyawan PT. YKK Zipper
Indonesia agar tidak terjadi hal yang dapat mengancam jiwa
3. PT. YKK Zipper Indonesia diharapkan meningkatkan pemantauan dari berbagai aspek
(Fisika, Kimia, Ergonomi, Psikososial) dan mengevaluasi hal hal apa saja yang dapat
melukai karyawan saat bekerja
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN – LAMPIRAN
31
32
33