Anda di halaman 1dari 1

LATIH T-6 TEXAN II USAF

Komando Materil Angkatan Udara (AFMC) sedang memainkan peran utama dalam menganalisis
peristiwa fisiologis “hipoksia” yang tak bisa dijelaskan pada platform pesawat latih T-6 Texan II

Mayor Jenderal T. Glenn Davis, asisten komandan mobilisasi AFMC, memimpin sebuah tim untuk
menentukan akar penyebab beserta tindakan korektif untuk masalah sistem pernapasan pilot T-6
baru-baru ini.

Sebagai bagian dari akar penyebab dilakukannya investigasi oleh Angkatan Udara AS, Skuadron Uji
ke-412 di Pangkalan Angkatan Udara Edward akan mengkarakterisasi sistem pernapasan pilot T-6
melalui semua fase penerbangan. Pengujian akan dimulai pada awal April dan diakhiri pada
pertengahan Mei 2018.

Dua pesawat T-6 Texan II dari Komando Pendidikan dan Pelatihan Udara (AETC), dimana satu
pesawat dengan riwayat peristiwa fisiologis hipoksia dan satu pesawat lagi belum pernah
menyebabkan hipoksia, akan mendukung pengujian tersebut.

AETC mengumumkan jeda operasional untuk semua pesawat latih T-6 yang diperintah oleh Mayor
Jenderal Patrick Doherty, Komandan Angkatan Udara AS ke-19, mengikuti kelompok UPE di tiga
markas pelatihan pilot AETC sejak 1 Februari 2018.

Tanggal 27 Februari 2018, pejabat AETC mengijinkan penerbangan kembali pesawat T-6 Texan II
setelah penyelidikan awal difokuskan pada masalah dengan Sistem Penghasil Oksigen Terintegrasi
(OBOGS) pada T-6.

Saat mengumumkan untuk melanjutkan keputusan terbang armada T-6 Texan II AETC, Doherty
mencatat untuk sementara tidak ada akar masalah definitif, data-data yang di kumpulkan hingga kini
mencatat sejumlah masalah yang melibatkan komponen terkait dengan pengiriman oksigen ke pilot
yang gagal pada level yang tidak terduga, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kinerja OBOGS yang
terdegradasi.

Menurut Angkatan Udara AS atau USAF bahwa keselamatan operasional, kesesuaian dan parameter
efektivitas pesaat latih T-6 Texan II tetap menjadi prioritas utama bagi Angkatan Udara.

Menurut Davis, sebagai bagian dari manajemen siklus hidup proaktif, Angkatan Udara memiliki
program yang sedang berlangsung demi menggantikan konsentrator OBOGS yang sudah dan dimulai
pada tahun fiskal 2018 dan berakhir pada tahun fiskal 2021.

Selain menjaga kehandalan sistem, konsentrator itu akan meningkatkan pemeliharaan serta
mencatat data kinerja sistem yang berguna dalam menentukan akar penyebab potensial dari
peristiwa fisiologis hipoksia.

Dalam perannya sebagai pimpinan T-6 Aircrew Breathing System Team, Mayjend Davis bertanggung
jawab untuk penyelidikan akar masalah, termasuk pertimbangan medis dan teknik mengatasi gejala
seperti hipoksia, toksikologi, peralatan penerbangan, dan subsistem pesawat termasuk tekanan
kokpit, udara kabin, prosedur pemeliharaan dan operasi.

Referensi :

https://jakartagreater.com/usaf-selidiki-insiden-hipoksia-di-pesawat-latih

Anda mungkin juga menyukai