Anda di halaman 1dari 30

KEPERAWATAN MATERNITAS

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

OLEH

YOHANA SANDRADATYA DA OGA (225202100586)

TINGKAT IIA / SEMESTER IV

YAYASAN ST. LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE

AKADEMI KEPERAWATAN ST.ELISABETH LELA

2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang telah
dikaruniakan, serta bantuan dari semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
pendahuluan yang berjudul “KEPERAWATAN MATERNITAS KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN IBU HAMIL”

Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, penulis banyak menemukan kesulitan dan
rintangan, tetapi berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya.
Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan :

1. Direktur Maria K. Ringgi Kuwa,S.ST,.M.kes selaku pembimbing yang telah meluangkan


waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing serta arahan awal penulisan sehingga
terselesainya Asuhan Keperawatan ini.
2. Klara Meo, S. ST Selaku dosen mata kuliah Mternitas, yang telah memberikan banyak
materi yang berguna dalam meningkatkan pengetahuan penulis tentang keperawatan
maternitas konsep asuhan keperawatan ibu hamil.
3. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi dan masukan-
masukan terkait dengan penyusunan Laporan Pendahuluan ini dan juga untuk kebersamaan
kita.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Asuhan Keperawatan inimasih jauh dari kata sempurna,
baik isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih dan semoga
Laporan Pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Maumere,

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seseorang wanita
pada umumnya. Kehamilan juga dapat diartikan saat terjadi gangguan dan perubahan identitas
serta peran baru bagi setiap anggota keluarga. Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama
kalinya terdpat periode syok, menyangkal, kebingungan, serta tidak terima apa yang terjadi.
Oleh karena itu berbagai dukungan dan bantuan sangat penting dibutuhkan bagi seorang ibu
untuk mendukung selama kehamilannya (Prawiroharjo, 2009).
Sampai saat ini masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perluh
mendapatkan perhatian yang prioritas, khusunya bagi ibu hamil. Sebenarnya masa kehamilan
ini merupakan masalah fisiologi dan dapat berjalan dengan normal, tetapi msa kehamilan juga
merupakan masa yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya karena terdapat resiko
inspeksi yang lebih tinggi selama proses kehamilan, dan sebaiknya untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan di mulai sejak ibu merasa atau mengetahui dirinya hamil. Selain itu ada
beberapa factor yang dapat mempengaruhi dan berhubungan erat dengan kepatuhan dan
ketaatan ibu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan di antaranya pengetahuan dan
sikap yang baik serta yang mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan
(Prawirohardjo, 2009).
Oleh karena itu, sebagian tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan
kesehatan dengan baik. Tujuan ialah untuk menekan angka kematian ibu dan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia khususnya pada perempuan.
A. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa Dapat Mengetahui Tentang Konsep Asuhan Keperawatan Terhadap
Kehamilan.
2. Tujuan khusus
a. Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
b. Untuk Mengetahui Konsep Teori Kehamilan
c. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Kehamilan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI FISIOLOGI
1. Organ Reproduksi Eksternal

a. Vagina
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh
bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi
sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput
dara. Merupakan saluran muskulo-membranasea (otot-selaput) yang
menghubungkan rahim dengan dunia luar.Bagian ototnya berasal dari otot levator
ani dan otot sfingter ani (otot dubur) sehingga dapat dikendalikan dan dilatih.
Dinding vagina mempunyai lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut “rugae".
Dinding depan vagina berukuran 9cm dan dinding belakangnya 11 cm. Selaput
vagina tidak mempunyai kelenjar sehingga cairan yang selalu membasahi berasal
dari kelenjar rahim atau lapisan dalam rahim. Sebagian dari rahim yang menonjol
pada vagina disebut “porsio" (leher rahim). Vagina (saluran senggama) mempunyai
fungsi penting:
 Sebagai jalan lahir bagian lunak,
 Sebagai sarana hubungan seksual,
 Saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi.
 Lendir vagina banyak mengandung glikogen yang dapat dipecah oleh bakteri
Doderlein, sehingga keasaman cairan vagina sekitar 4,5 (bersifat asam).
b. Vulva
Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2
bagian yaitu:
 Labium Mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas
dan membatasi vulva. Labia mayora (bibir besar) adalah dua lipatan elastis
dari kulit, berfungsi menutup dan melindungi struktur alat kelamin. Terdiri
atas bagian kanan dan kiri lonjong mengecil ke bawah dan bersatu di bagian
bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lamak,
dan kelenjar keringat. Bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung
kelenjar lemak terhadap hubungan seks. Berfungsi untuk menutupi orga-
organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat
menerima rangsangan seksual.
 Labium Minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam
dan membatasi vulva. Labia minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kulit
sebelah dalam, yang Labia minora letaknya di sebelah dalam dari labia
mayora dan lebih tipis, yang dapat menegang bila ada rangsangan seksual.
Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai
pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks
bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada pria. Berfungsi untuk
menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik
yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
c. Mons Pubis
Mons pubis (Mons Veneris) Merupakan suatu bangunan yang terdiri atas kulit
yang di bawahnya terdapat jaringan lemak menutupi tulang kemaluan /simphisis.
Mons veneris ditutupi rambut kemaluan. Fungsi Mons veneris adalah sebagai
pelindung terhadap benturan-benturan dari luar dan dapat menghindari infeksi dari
luar juga berfungsi melindungi organ scksual bagian dalam dan untuk melindungi
alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
d. Klitoris
Klitoris (kelentit) adalah organ yang paling peka terhadap rangsangan. Klitoris
merupakan suatu bangunan yang terdiri dari:
 Glans Klitoris
 Korpus Klitoris
 Krura Klitoris
Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria. Mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sehingga sangat sensitif saat hubungan seks.
Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras
apabila mendapatkan rangsangan seksual.

e. Perineum
Perineum adalah jaringan otot yang berbeda di antara vagina dan anus yang
menopang rongga panggul dan membantu menjaga organ panggul tetap pada
tempatnya.

f. Vestibulum
Vestibulum adalah bagian kelamin yang dibatasi oleh kedua labia kanan-kiri dan
bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian
vestibulum terdapat Muara Vagina (Liang Senggama), Saluran Kencing, Kelenjar
Bartholini Dan Kelenjar Skene (kelenjar ini akan mengeluarkan cairan pada saat
permainan pendahuluan dalam hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi
penis). Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang
berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
g. Himen
Himen (selaput dara) merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang
vagina luar. Pada umumnya himen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah
menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar
endometrium (lapisan dalam rahim). Pada perempuan yang tidak mempunyai
introitus himenalis disebut Atresia Himenalis (Hymen Inferforata), akibatnya darah
mens tidak bisa keluar. Pada saat hubungan seks pertama himen akan robek dan
mengeluarkan darah. Setelah melahirkan himen merupakan tonjolan kecil yang
disebut Kurunkula Mirtiformis.
h. Orificium Vagina
Introitus / orificium vagina terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo)
tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara /hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk
bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma
lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan
(misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut Parous.
Corrunculae Myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada
wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak
berlubang (Hymen Imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan
darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.

i. Titik Grayenbergh
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior
dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
2. Organ Reproduksi Internal
a. Uterus and Adnexa

b. Ovarium
Ovarium (Indung Telur) merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah
sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan
kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti: Estrogen
yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga
membantu dalam proses pematangan sel ovum. Progesterone yang berfungsi dalam
memelihara masa kehamilan. Indung telur terletak antara rahim dan dinding
panggul, dan digantung ke rahim olch Ligamentum Ovarii Proprium dan ke dinding
panggul oleh Ligamentum Infundibulo-Pelvikum. Indung telur merupakan sumber
hormonal perempuan yang paling utama, schingga mempunyai dampak
keperempuanan dalam pengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur
(ovum) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri. Pada saat telur (ovum) dikeluarkan
perempuan di sebut “dalam masa subur".
Fungsi ovarium:
 Sebagai penghasil sel telur/ovum
 Sebagai organ yang menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron).
c. Fimbriae
Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium
berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum
yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.

d. Infundibilum
Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar
dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah
ditangkap oleh fimbriae.
e. Tuba Fallopi

Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas


sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan
silia pada dindingnya. Tuba Fallopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan
ke arah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Tuba Fallopii bukan merupakan
saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya
menjadi empat bagian. Di ujungnya terbuka dan mempunyai fimbriae (rumbai-
rumbai), sehingga dapat menangkap ovum (telur) saat terjadi pelepasan telur
(ovulasi). Saluran telur ini menyalurkan saluran hasil konsepsi (hasil pembuahan)
menuju rahim. Tuba fallopii merupakan bagian yang paling sensitifterhadap infeksi
dan menjadi penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas). Fungsi tuba
fallopii sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi saluran tempat
bertemunya spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi penangkap ovum, tempat
terjadinya pembuahan (fertilitas), menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil
pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam rahim.
Fungsi tuba:
 Tempat terjadinya fertilisasi
 Saluran yang mengeluarkan hasil konsepsi
 Fimbria mengangkat ovum yang keluar dari ovarium
f. Embriologik Uterus Dan Tuba Berasal Dari Ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-
kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium
sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan: serosa,muskular (longitudinal
dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari Pars Interstitialis, Pars
Isthmica, Pars Ampularis, Serta Pars Infundibulum Dengan Fimbria, dengan
karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
g. Pars Isthmica (Proksimal/Isthmus) Merupakan bagian dengan lumen tersempit,
terdapat Sfingter Uterotuba pengendali transfer gamet.

h. Pars Ampularis (Medial/Ampula) adalah tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah
daerah Ampula / Infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga
terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
i. Pars Infundibulum (Distal) dilengkapi dengan Fimbriae Serta Ostium Tubae
Abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium.
j. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan
ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
k. Mesosalping merupakan Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium
pada usus).
l. Oviduct
Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai
tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan Silia pada
dindingnya.
m. Uterus
Uterus (Rahim) merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti
buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu
ruangan yang hanya untuk satu janin. Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat
sekitar 30 gr. Terletak di panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum dubur)
dan di depannya terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya disangga oleh
ligamen yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan.
Ruangan rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya di atas. Dari bagian atas
rahim (fundus) terdapat ligamen menuju lipatan paha (kanalis inguinalis), sehingga
kedudukan rahim menjadi ke arah depan. Lapisan otot rahim terdiri dari tiga lapis,
yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh-kembang sehingga dapat memelihara
dan mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan. Rahim juga merupakan
jalan lahir yang penting dan mempunyai kemampuan untuk mendorong jalan
lahir.Segera setelah persalinan otot rahim dapat menutup pembuluh darah untuk
menghindari perdarahan. Setelah persalinan, rahim dalam waktu 42 hari dapat
mengecil seperti semula.
Fungsi rahim:
 Sebagai alat tempat terjadinya menstruasi
 Sebagai alat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi.
 Tempat pembuatan hormon misal HCG.
B. KONSEP DASAR TEORI KEHAMILAN
1. PENGERTIAN
Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut
sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai
kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan
premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing:
a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
b) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
c) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu)
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup). (Hanifa
Wiknjosastro.2009)
Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik buruk dan
ukuran uterus sama/ sesuai usia kehamilan. Trimester 1 (sebelum 14 minggu).trimester
1I (antara minggu 14-28) dan trimester keliga (antara minggu 28-36 dan sesudah
minggu ke 36). (Hanifa Wiknjosastro,2009)
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanifa Wiknjosastro. 2009).
2. ETIOLOGI
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu:
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter ±0.1 mm yang terdiri dari suatu nukleus
yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom
radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang
dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
3. PATOFISIOLOGI
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-
laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan). Kehamilan
terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel
telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3
cc, dan setiap I ce air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120
juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran
kelamin wanita, Jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling
berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.
(Kusmiyati,Yuni,dkk.2009)
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih
cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina
sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit Sel yang
melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel
telur yang telah dibuahi).Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur atau dengan
kata lain terdapat sel telur yang matang,maka terjadilah pembuahan. Pada proses
pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan
inti sel telur.Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel
telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan
sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.
4. PATWAY
5. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
a. Tanda pasti kehamilan
 Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin.
 Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin.
 Dapat dirasakan gerakan janin.
 Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin.Tidak dilakukan
lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.
 Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin,dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin.
b. Tanda tidak pasti Kehamilan
 Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih.
 Leukore.
secret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan hormon progesterone.
 Epulis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I kehamilan.
 Perubahan payudara payudara menjadi tegang dan membesar karena penganuh
hormon estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli dan alveoli
payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam kaerna deposit pigmen berlebihan.
Terdapat colostrum bila kehamilan lebih dari 12 minggu.
 Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
 Suhu basal meningkat terus antara 37.2-37.8°C.
 Perubahan organ-organ dalam pelvix
c. Tanda kemungkinan kehamilan
 Amenore (tidak mendapat haid)
 Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi hari
pada bulan-bulan pertama kchamilan disebut morning sickness
 Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu).
 Konstipasi/ obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormon
steroid
 Sering kencing
 Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila berada
ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah
kehamilan 18 minggu.
 Anoreksia (tidak ada nafsu makan).
6. KLASIFIKASI KEHAMILAN
Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari. Umur
kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung yang dihitung mulai dari hari
pertama haid terakhir (HPHT).
Menurut usia kehamilan, kehamilan digolongkan:
a. Kehamilan prematur: usia kehamilan antara 28 sampai 37 minggu
b. Kehamilan aterm: kehamilan antara 37 dan 42 minggu
c. Kehamilan posterm: kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih 42 minggu.
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian:
a. Kehamilan trimester I: antara O sampai 12 minggu.
b. Kehamilan trimester II : antara 12 sampai 28 minggu.
c. Kehamilan trimester III: antara 28 sampai 42 minggu. (Wiknjosastro, 2009).
7. PERUBAHAN PADA IBU HAMIL
a. Perubahan Fisiologis
1) Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram. Pembesaran ini
dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
2) Vagina
 Elastisitas vagina bertambah
 Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PIH: 3.5-6
 Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga waran selaput lendimya.
 Berwarna kebiru-biruan (Tanda chadwick).

3) Ovarium (Indung Telur)


Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya
uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone.
4) Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal, dan
linea alba.
5) Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
6) Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting
susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan
lebih tua warnannya.
7) Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan
pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan
kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit
selama kehamilan sehingga ibu akan bemafas lebih dalam sekitar 20-25%.
8) Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang
membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI. (Sarwono, 2010: 94-100)
b. Perubahan Psikologis
1) Trimester Pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam
tubuh maka akan segera muncul berbagai ketidaknyamanan secara fisiologis
pada ibu misalnya mual muntah, keletihan dan pembesaran pada payudara. Hal
ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut ini.
 lbu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan,
kecemasan dan kesedihan.
 Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali memberitahukan
orang lain apa yang dirahasiakannya.
 Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penuruman. Pada
wanita yang mengalami penuruman libido akan menciptakan suatu
kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.

2) Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa schat dan sdah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi, serta rasatidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai
berkurang.Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu dirasakan
ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih kontruktif.Pada trimester ini
pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai meraskaan kehadiran
bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan dirinya sendiri.Banyak ibu yang
merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
3) Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingarkan
ibu akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akantimbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu.
Seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalau- kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi
bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa
sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Trimester juga
saat persiapan aktif untuk kelahiran bayinya dan menjadi orang tua.keluarga
mulai menduga-duga apakah bayi mereka laki- laki atau perempuan dan akan
mirip siapa. Bahkan sudah mulai memilih nama unutk bayi mereka. (Marjati
dkk, 2010;68-69).
8. KOMPLIKASI KEHAMILAN
a. Komplikasi kehamilan pada Trimester I
a. Mual muntah berlebihan
Perdarahan per vagina : Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang
dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervagina yang
berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola,
kehamilan ektopik.
b. Komplikasi pada Trimester ke II
 Hiperemesis Gravidium: yaitu mual dan muntah secara berlebihan.
 Gingivitis: gingivitis atau radang gusi.
 Diabetes Gestasional: Tandanya adalah ibu sering lapar, haus, sering buang air
kecil, tetapi berat badan cenderung menurun.
 Tekanan Darah Tinggi: Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah.
Sebenarnya, hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk
memberikan oksigen pada janin. Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar
tidak terjadi secara berlarut-larut.

c. Komplikasi kehamilan pada trimester III


 Plasenta Previa: Posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir.
 Sakit Kepala Hebat
 Anggota Tubuh Bengkak
 Ketuban Pecah: Ketuban yang pecah sebelum waktunya, disebabkan karena
berbagai hal. Pertama, karena selaput ketuban kurang kuat. Kedua, adanya
infeksi dari mulut rahim atau vagina. (Marjati dkk, 2010;100-106)

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN

A. PENGKAJIAN
Tanggal: Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
No.RM: Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yanglain dalam suatu
ruangan.
a. Biodata
1) Nama: Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan menghindari
terjadinya kekeliruan. (Christina.2000:41).
2) Umur: Ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan normal terjadi
pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan kurang dari 35 tahun.
3) Agama: Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketaluinya agama pasien, akan
memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan
kebidanan. (Depkes RI.2002:14).
4) Suku: Untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan
carapendekatan serta pemberian asuhan.
5) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan.
6) Pekerjaan: Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien dan
apakah pekerjaanibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan klien/tidak.
7) Penghasilan: Untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui pola
kebiasaan yang dapat mempengaruhi keschatan klien.
8) Alamat: Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan
cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah untuk melakukan kunjungan
ulang.
b. Keluhan Utama:
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat pengkajian. Keluhan
yang disampaikan ibu misalnya
c. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis, ataupun penyakit keturunan seperti: Jantung, Hipertensi, Ginjal,
Kencing manis juga apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor.

d. Riwayat Kesehatan yang Lalu


Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu
pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, Malaria ataupun penyakit
keturunan seperii: Jantung, Hipertensi, Ginjal, Kencing manis juga pernakah ibu
menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di
rumah sakit atau tidak.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
 Anggola keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis.
 Penyakit keluarga yung diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan
darah, jiwa, asma.
 Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar
adalah faktor ras, keturunan, umur, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang
pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini
bisa menurun pada ibu. (Manuaba, 2000:265)
f. Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai:
 Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas
yaitu sekitar12-16 tahun.
 Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal /dianggap
sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur
sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25 32 hari.
 Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-
sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
 Keluhan yang dirasakan.
 Keputihan Wamanya, bau, gatal/tidak.
g. Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang:
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah.
 Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup pertumbuhannya
sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.
 Jika hamil umur >35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta previa, pre-
eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar/ macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR.
h. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu apakah
pernahi ada komplikasi atau penyulit schingga dapat memperkirakan adanya kelainan
atau keabnormalan yang dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya.

i. Riwayat Kehamilan Sekarang


 Berapa kali periksa dan dimana:
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu nomal sampai
kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan
sesudah 36 minggu tiap minggu.
 Gerakan janin.
Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu pada
primigravida dan kehamilan 16 minggu pada muhi gravida. Pengamatan pergerakan
janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
 Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.
Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan interval minimal 4
minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang
lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT boster).
Pemberian TT pada ibu hamil tidk membahayakan janin walupun diberikan pada
kehamilan muda.
 Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual hilang, minimal
sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
 Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan usia kehamilan,
memberikan konseling tentang keluhan hamil yang biasa, dan dapat mendeteksi
adanya komplikasi.
 Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak, apa macamnya, ada keluhan / tidak,
setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.
hpht
j. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
 Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu hamil: kalori, protein, kalsium, zat besi, vitamin A,
vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan makanan yang banyak mengandung
lemak dan hidrat arang seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk
menghindari kelebihan berat badan yang berlebihan.
trimester (tb bb lila)
 Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering kencing, hal ini
dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar secara fisiologis dan pada akhir
kehamilan biasanya ibu jugn mengeluh sering kencing karena kandung kemih
tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal mempenguruhi aktifitas usus halus
dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara
mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan kepala
janin terhadap usus besar dan rektum.
bab dan bak

 Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ±10-11 jam.Untuk wanita hamil, juga dianjurkan
untuk tidur siang (Christina. 2000:168).
Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena istirahat dan tidur
yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
pertumbuhan dan perkembungan janin (Manuaba, 2000:140).
usia kehamilan
 Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak melelahkan dan tidak
mengganggu kehamilan. Misalnya: Pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak,
menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru,
pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu
kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik rokok, percetakan,
yang mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya
(Christina, 2000:163).
 Personal Higiene
1) Rambut harus sering dicuci.
2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah caries.
3) Bunh dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan dan nifas,
sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh karena itu bila kurang
kebersihannya bisa menyebabkan infeksi.
4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah BAK/BAB
harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari depan ke belakang.
5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa tersembunyi
kuman penyakit.
6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari.Mandi tidak hanya
membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan, karena pembuluh darah
terangsang dan badan terasa nyaman.
7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih, kalau dapat pagi dan
sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti B dan celana dalam. (Christina.2000:159-
160).
 Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu lerhadap kehamilannya serta
bagaiamana tanggapan suami dan keluarga lentang kehamialn. Budaya
ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan
keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat dan
semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
 Pola Spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.
k. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum: Baik/cukup/lemah.
 Kesadaran: Composmentis/apatis/samnolen
 Tinggi badan: Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145
cm kemungkinan panggul sempit.
 Berat badan sebelum hamil: Mengetahui perubahan berat badan sebelum hamil
dan saat hamil adalah penambahan berat badan atau penurunan berat badan.
 Berat badan sekarang: Selama kehamilan TM II dan III pertambahan berat badan
± 0,5kg perminggu. Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang normal
sekitar 9-13,5 kg
 Lingkar lengan atas: Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat
untuk status gizi ibu yang kurang baik/ buruk, sehingga beresiko untuk
melahirkan BBLR
 TTV:
Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur.
2) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan leher
 Kepala: Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi
 Rambut: Warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan distribusi merata.
 Wajah: tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan tidak pucat.
 Mata: Konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak icterus.
 Mulut dan gigi: bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis, gigi
tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
 Leher: Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kalenjar
limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Payudara
 Inspeksi: Bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi pada aerola, puting
susu menonjol, tidak ada retraksi atau dimplin. putting masuk/keluar
 Palpasi: Tidak ada masa/ benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).
c. Abdomen
 Inspeksi: Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra dan pembesaran
uterus sesuai dengan umur kehamilan.
 Palpasi:
Leopold I
1) hangatkan tangan
2) Kaki klien sedikit ditekut pada lutut dan lipatan paha.
3) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien
4) letakkan tangan kiri pada daerah fundus
5) Tinggi fundus uteri ditemukan. berapa tinggi dengan pita senti
6) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting.
Sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan kurang melenting.
Pada letak lintang fundus uteri kosong.
Variasi menurut knebel: Menentukan letak kepala atau bokong dengan
satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis

Leoplod II

1) Kedua tangan pindah ke samping


2) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
3) Tentukan letak punggung anak
4) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin

Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana


letaknya bagian-bagian kecil. Variasi menurut poudin: Menentukan letak
punggung dengan satu tangan menekan di fundus

Leoplod III

1) Dipergunakan satu tangan saja


2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan

Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian
bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Variasi
menurut Ahlfeld: Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri
diletakkan tegak di tengah perut.

Leopold IV

1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita.


2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.

Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan:


1) Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran lebesar kepala
sudah melewati pintu atas panggul)
2) Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala
belum melewati pintu atas panggul).
Leopold IV untuk menentukan bagian yang terendah dan berapa
masuknya bagian yang bawah ke dalam rongga panggul.
l. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
 Hb: Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien lemah serta
pucat. Kemungkinan pasien mengalami anemia.
 Urin: dicurigai ada protein urin yang memperberat
 Inspeculo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari
osteum uteri ekstemum atau dari kelainan cerviks dan vagina. Apabila perdarahan
dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
 USG: Untuk menentukan letak placenta.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
pertrimester
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek dari
perubahan hormone.
b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan Penekanan kandung kemih karena
pembesaran uterus.
c. Kurang pengetahuan perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya informasi.
d. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan
e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah abdomen yang
mengalirkan O2.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek dari
perubahan hormone
Tujuan: Ketidaknyamanan berkurang/hilang
Kriteria Hasil:
1) Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri yang
lepat
2) Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan

Intervensi:

1) Kaji faktor pencetus perasaan tidak nyaman yang dirasakan klien


R//: Menentukan intervensi selanjutnya
2) Kaji TTV klien
R//: Ketidaknyamanan dapat diakibatkan pola nafas, curah jantung, temperature/
suhu yang tidak stabil
3) Atur posisi klien senyaman mungkin saat dilakukan pengkajian/ pemeriksaan
R//: Posisi menentukan perasaan/ ketidaknyamanaan dari klien atau ibu hamil
4) Ajarkan klien/ibu untuk meminimalkan ketidaknyamanan saat berada dirumah
dengan mengatur posisi tubuh, porsi makan (6 x dengan porsi sedikit), dan aktivitas

R//: Posisi tubuh, porsi makan, dan aktivitas berlebih adalah factor penyebab
munculnya ketidaknyamanan saat hamil
5) Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien saat pengkajian/ pemeriksaan
R//: Peningkatan kenyamanan bagi klien
6) Kolaborasikan dengan dokter ahli kandungan dalam tindakan pengobatan bila perlu.
R//: Pefektif dan aman nada ibu hamil.
b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan kandung kemih karena
pembesaran uterus.
Tujuan: Masalah eliminasi urin dapat teratasi
Kriteria hasil:
1) Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah.
2) Klien dapat mengidentifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi/intervensi
medis.
3) Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada daerah wajah
dan ekstremitas
Intervensi:
1) Kaji kenaikan berat badan
R//: Mendeteksi penambahan BB berlebih dan retensi cairan yang tidak terlihat
2) Memberi penjelasan tentang perubahan sistem perkemihan selama kehamilan.
R//: Penekan terjadi pada kandung kemih akibat pembesaran uterus.
3) Menganjurkan ibu untuk melakukan posisi miring saat tidur
R//: Meningkatkan perkusi ginjal, memobilisasi bagian edema.
4) Anjurkan klien menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
R//: Posisi memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan menurunnya aliran
vena.
5) Berikan info mengemi perlunya masukan cairan 6-8 gelas perhari.
R//: Memungkinkan diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi
paru
c. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya informasi.
Tujuan: menambah wawasan tentang perawatan kehamilan
Kriteria Hasil:
1) Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan.
2) Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan.
3) Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan.

Intervensi:

1) Kaji tingkat pendidikan ibu.


R//: Mengetahui tingkat pendidikan ibu dapat memudahkan memberikan penjelsan
tentang perawatan kehamilan.
2) Berikan penjelasan tentang perubahan- perubahan biologis dan psikologis normal
pada ibu hamil
R//: Mencegah tingkat kekhawatiran pada ibu selama kehamilan.
3) Berikan imunisasi TT 0.5 mlIM.
R//: Melindungi bayi pada saat lahir dari tempat yang tidak bersih dan mencegah
bakteri menyerang bayi baru lahir.
4) Lakukan diskusi tentang penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan
resiko komplikasi kehamilan, dan hal-hal yang dapat membahayakan janin.
R//: Membantu ibu mengetahui tentang hal-hal yang beresiko selama kehamilan
5) Jelaskan rencana perawatan dan pengobatan.
R//: Membantu ibu mengetahui hal - hal yang perlu dilakukan saat kehamilan dan
proses pengobatan jika terjadi sakit pada ibu.
d. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan
Tujuan: Masalah gangguan tidur teratasi
Kriteria hasil:
1) Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
2) Klien mendaptkan istirahat yang maksimal.
Intervensi:
1) Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan
R//: Membantu mengidentifikasi kebutuhan pola tidur.
2) Evaluasi lingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 1-2 jam pada siang hari
dan 8 jam pada malam hari
R//: Meringankan rasa lelah
3) Kaji insomnia, anjurkan teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan
penurunan aktivitas.
R//: Ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, dapat
mempersulit tidur.
4) Anjurkan tidur pada posisi semi fowler.
R//: Memungkinkan diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi
dada.
e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah abdomen yang
mengalirkan Oksigen.
Tujuan: Pola nafas kembali normal
Kriteria Hasil:
1) Klien mengatakan sesak napas berkurang
2) Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernapasan.

Intervensi:

1) Kaji status, pola, frekuensi pernafasan


R//: Menentukan luas atau beratnya masalah.
2) Kaji riwayat medis terdahulu. Misalnya: Riwayat alergi, asma, tuberculosis
R//: Masalah lain dapat mempengaruhi pola nafas dan menurunkan oksigenasi
jaringan ibu/janin.
3) Posisikan ibu dengan posisi senyaman mungkin
R//: Menghindari masalah pola nafas akibat posisi yang salah /kurang tepat
4) Beri informasi pada ibu tentang kesulitan pernafasan dan program latihan yang
realistis
R//: Menurunkan kemungkinan gejala pernafasan yang tidak stabil/tidak efektif dan
agar ibu dapat mengatasi apabila terjadi sesak tiba-tiba.
5) Berikan lingkungan yang nyaman, aman, tenang, bebas dari asap rokok / bau yang
menyengat.
R//: Menghindari sesak akibat rangsangan zat kimia yang berbau menyengat
6) Kolaborasi
Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian oksigen bila diperlukan
R//: Tindakan efektif dan efisien dalam menangani sesak.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi keperawatan.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
1) Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakam perawatan diri yang
tepat.
2) Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan.
3) Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah.
4) Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan evaluasi intervensi medis.
5) Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada daerah wajah dan
ekstremitas.
6) Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan.
7) Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan.
8) Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kchamilan.
9) Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur.
10) Klien mendaptkan istirahat yang maksimal.
11) Klien mengatakan sesak nafas berkurang
12) Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seseorang wanita
pada umumnya. Kehamilan juga dapat diartikan saat terjadi gangguan dan perubahan identitas
serta peran baru bagi setiap anggota keluarga. Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama
kalinya terdpat periode syok, menyangkal, kebingungan, serta tidak terima apa yang terjadi.
Oleh karena itu berbagai dukungan dan bantuan sangat penting dibutuhkan bagi seorang ibu
untuk mendukung selama kehamilannya (Prawiroharjo, 2009).
Sampai saat ini masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perluh
mendapatkan perhatian yang prioritas, khusunya bagi ibu hamil. Sebenarnya masa kehamilan
ini merupakan masalah fisiologi dan dapat berjalan dengan normal, tetapi msa kehamilan juga
merupakan masa yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya karena terdapat resiko
inspeksi yang lebih tinggi selama proses kehamilan, dan sebaiknya untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan di mulai sejak ibu merasa atau mengetahui dirinya hamil. Selain itu ada
beberapa factor yang dapat mempengaruhi dan berhubungan erat dengan kepatuhan dan
ketaatan ibu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan di antaranya pengetahuan dan
sikap yang baik serta yang mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan
(Prawirohardjo, 2009).

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis merekomendasikan beberapa hal berupa saran
sebagai berikut:
1. Bagi klien
Diharapakan agar klien meningkatkan pengetahuan tentang Kehamilan
2. Bagi tenaga kesehatan
Khususnya perawat di ruangan perawatan di harapakan selalu meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
yang di berikan dengan mengikuti pelatihan atau pendidikan berkelanjutan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Riyadi.Sujono, Biologi Reprodksi,(Yogyakarta: STIKES Yogyakarta,2012). hlm.111-116

Budiman Rizki (2012). konsep antenatal care.

http://nerskiky.blogspot.com/2011/10/askep-anc.html.[Intemei].Diakses tanggal 18/09/2014

Haerani Aisyah (2011). Konsep Kehamilan.

http://jumalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasar

kchamilan-lengkap.html.[Internet].Diakses tanggal 18/09/2014

Syukriah Windayani (2012). Konsep anc kehamilan

http://boulluwellwinda.blogspot.com/2013/04/konsep-kehamilan:

antenatal-care_29.html.[Internet].Diakses tanggal 18/09/2014

Ns. Deswani, Skp. M.Kes, Sp.Mat, dkk. 2018. Asuhan Keperawatan Prenatal dengan Pendekatan Neurosains.

Malang: Wineka Media

Anda mungkin juga menyukai