DISUSUN OLEH:
TINGKAT II A
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini, kami memilih judul, ”Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Pneumonia” . Kami menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan kemampuan kami
sangat terbatas, sehingga penulisan makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi sempurnanya penulisan makalah ini.
Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini ada
kesalahan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................
A. DEFINISI...............................................................................................................
B. ANATOMI FISIOLOGI.......................................................................................
C. ETIOLOGI.............................................................................................................
D. KLASIFIKASI.......................................................................................................
E. PATOFISIOLOGI.................................................................................................
F. MANIFESTASI KLINIK......................................................................................
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK........................................................................
H. KOMPLIKASI.......................................................................................................
I. PENATALAKSANAAN.......................................................................................
J. DISCHARGE PLANNING...................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A. KESIMPULAN......................................................................................................
B. SARAN...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau
alveoli. Terjadi pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan
proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronco nomonia.
Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru
meradang secara mendadak dan juga bisa menjadi penyebab kematian diantara semua
kelompok umur. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga
kematian bayi baru lahir disebabkan oleh Pneumonia. Lebih dari 2.000.000 anak
balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa
sampai dengan 1 Juta ini (vaksin dicegah) kematian yang disebabkan oleh bakteri
streptococcus pneumonia, dan lebih dari 90% dari kematian ini terjadi dinegara-
negara berkembang. Oleh karena itu kami diberi tugas untuk membahas masalah
pneumonia ini, agar dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami dapat merumuskan masalah yang akan
dibahas yaitu:
1. Bagaimana konsep medis mengenai pneumonia?
2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dan penerapan askep pada pasien
pneumonia?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mahasiswa mampu mengerti konsep dasar medik dari gangguan sistem
pernapasan (Pneumonia)
2. Agar mahasiswa mampu memahami dan mampu melakukan proses keperawatan
pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan (Pneumonia)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Pneumonia merupakan proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan
terjadi pengisian rongga alveoli yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
Pneumonia bisa disebabkan oleh terapi radiasi, bahan kimia, dan aspirasi. Pneumonia radiasi
dapat menyertai radiasi untuk kanker payudara atau paru, pneumonia kimiawi terjadi setelah
menghirup kerosin atau inhalasi gas (Mutaqqin, 2008).
Pneumonia merupakan proses inflamasi parenkim paru yang terjadi pengisian rongga
alveoli dan eksudat, yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing
(Ardiansyah, 2012). Salah satu penyebab kematian pada anak usia balita karena infeksi
adalah penyakit pneumonia. Setiap tahun pneumonia membunuh sekitar 1,6 juta anak balita
(WHO, 2009).
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Selain gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda-tanda
klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang seperti rontgen dan pemeriksaan
laboratorium(Wilson, 2006)
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Hidung/Naso : Nasa
Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 lubang dipisahkan oleh
secret hidung, terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu
dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung(Evelyn, 2004).
2. Faring
Merupakan tempat persimpanan antara jalan makan, yang berbentuk seperti
pipa yang memiliki otot, memanjang mulai dari dasar tengkorak sampai
dengan esofagus. Letaknya didasar tengkorak dibelakang rongga hidung dan
mulut sebelah depan ruas tulang belakang(Evelyn, 2004).
6. Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-
gelembung (alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan sel
endotel. Pernafasan paru-paru (pernafasan pulmoner) merupakan pertukaran
oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru atau pernafasan
eksternal, oksigen diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung
disampaikan keseluruh tubuh. Di dalam paru-paru, karbondioksida
dikeluarkan melalui pipa bronchus berakhir pada mulut dan hidung (Evelyn,
2004).
a. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer kedalam
alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventiasi ini terdapat beberapa hal
yang mempengaruhi diantaranya adalah perbedaan tekanan antar atmosfer
dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah.
b. Difusi Gas
Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru dan CO2
kapiler dan alveoli. Dalam proses pertukaran ini terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi, yang pertama yaitu luasnya permukaan paru-paru.
Kedua, ketebalan membrane respirasi/ permeabilitas yang terdiri dari epitel
alveoli dan intestinal keduanya.
c. Transportasi Gas
Merupakan transportasi antara O2 kapiler kejaringan tubuh dan CO2 jaringan
tubuh kapiler. Proses transportasi, O2 akan berkaitan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin dan larutan dalam plasma. Kemudian pada transportasi CO2
akan berkaitan dengan Hb membentukkarbohemoglobin dan larut dalam
plasma, kemudian sebagian menjadi HCO3 (Hidayat, 2006).
C. ETIOLOGI
3. Umur
Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernafasan dan
puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun. Kejadian ISPA pada bayi dan balita
umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta sebelum terbetuknya secara
optimal proses kekebalan secara alamiah. Selain itu imunitas anak belum baik dan
lumen saluran nafasya masih sempit. Oleh karena itu kejadian ISPA pada bayi dan
anak balita akan lebih tinggi jika dibadingkan dengan orang dewasa. (Nurul Indah
Sari ;Dkk.2017)
4. Faktor nutrisi
a) Bayi tidak menerima ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa pemberian makanan tambahan
seperti pisang, pepaya, bubur, biscuit, serta tambahan makanan cair lainnya.
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi agar dapat mencegah pneumoia
pada anak. Air susu ibu mengandung protein, lemak, gula dan kalsium dengan
kadar yang tepat, air susu ibu juga mengadung zat zat yang disebut antibodi yang
dapat melindungi bayi dari serangan peyakit selama ibu menyusuinya dan
beberapa waktu sesudah itu. Bayi yang senantiasa mengkonsumsi air susu ibu
jarang mengalami salesma dan infeksi saluran pernafasan bagian atas pada tahun
pertama kelahiran, jika dibandingkan dengan bayi yang tidak mengkonsumsinya.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi pun berlangsung dengan baik berkat air
susu ibu atau ASI. (Choyron Via Al Ghafii;dkk.2015)
b) Malnutrisi
Malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan energi protein akan disertai
dengan kekurangan vitamin A (betakaroten), vitamin E (alfatokoferol), vitamin B,
vitamin C (asam askorbat), folat , zink, zat besi, tembaga dan selenium. Vitamin
A,E dan C merupakan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas yang
tidak stabil. Antioksidan dapat menghalangi terjadinya tekanan oksidatif dan
kerusakan jaringan, serta mencegah peningkatan produksi pro-inflamatori sitokin.
Antioksidan juga dapat memperbaiki jaringan/sel yang telah dirusak oleh radikal
bebas, kekuragan antioksidan juga dapat menyebabkan supresi imun yang
mempegaruhi mediasi sel T dan respon imun adaptif. Kekurangan vitamin B6
dapat menurunkan pembentukan antibodi. Kerusakan asam folat dapat
menyebabkan gangguan metabolisme DNA sehingga terjadi perubahan dalam
morfologi sel sel yang cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah putih,
serta epitel sel lambung dan usus. (Nurnajiah Mia ; dkk.2016)
Pasien dengan malnutrisi mengalami masalah pada sistem imunitas,
khususnya IgA. Malnutrisi menyebabkan terjadinya penurunan level IgA, IgA
pada sistem imun berfungsi untuk melindungi saluran nafas atas dari infeksi
organisme patogenik. Oleh karena itu, penurunan level IgA mengakibatkan
penurunan sistem imun saluran pernafasan sehingga akan memperparah derajat
infeksi sistem saluran nafas. (Artawa.2016)
7. Faktor Lingkungan
a) Luas ventilasi, Rumah yang sehat merupakan tempat tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan, salah satunya adalah ventilasi yang baik sebab ventilasi
berperan dalam menjaga keseimbangan kadar oksigen dan sekaligus
mengendalikan kadar CO2 dalam ruangan, selain itu ventilasi berperan dalam
menjaga kelembapan udara dalam ruangan (Mahalastri Ni Nyoman
Dayu.2014)
Tidak ada atau tidak biasa membuka jendela akan membuat bahan pencemar
berada dalam ruangan lebih lama akan menambah resiko pajanan terhadap
bahan pencemar didalam ruangan. (Anwar Athena;Dkk.2014)
b) Berdasarkan tipe tempat tinggal, rumah dengan lantai yang terbuat dari tanah,
dinding bukan tembok , atap rumah tidak berplafon/langit-langit menyebabkan
ruang rumah menjadi panas, berdebu dan menjadi lebih lembab. Suhu yang
panas meningkatkan penguapan didalam ruangan sehingga tidak hanya
kelembapan yang meningkat tetapi juga kandungan pencemar yang berasal
dari bahan bangunan rumah. Kelembaban yang tinggi (>80) , yang berarti
kandungan uap air diudara cukup tinggi, merupakan kondisi yang baik untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri (pneumococcus) sehingga
bakteri dapat tumbuh dengan cepat. (Anwar Athena;Dkk.2014)
c) Perokok aktif didalam rumah, adanya perokok aktif dalam rumah dapat
meningkatkan pajanan asap rokok kepada anggota keluarga. Konsumsi rokok
didalam rumah merupakan factor resiko gangguan pernafasan pada anak
balita, apabila anak balita sudah tercemar asap pembakaran dari keluarga maka
daya tahan tubuh akan melemah. . (Anwar Athena;Dkk.2014)
D. KLASIFIKASI
a) Pneumonia Lobaris
Biasanya gejala penyakit secara mendadak, tapi kadang didahului oleh infeksi traktus
respiratorius bagian atas. Pneumonia ini terjadididaerah lobus paru. Gejala awal
hampir sama dengan pneumonia lain, hanya pada pemeriksaan fisik kelainan khas
tampak setelah 1-2 hari.
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia melalui
udara, aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga
membran paru-paru meradang dan berlobang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas,
anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar
masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan bronkospasme yang menimbulkan
manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanyapartial
oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat (konsolidasi). Konsolidasi paru
menyebabkan meluasnya permukaan membran respirasi dan penurunan rasio ventilasi
perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi menurun dan selanjutnya terjadi
hipoksemia.
Empat tahap respon yang khas pada pneumonia menurut pendapat Prince dan Wilson
(2005) meliputi :
a) Kongesti (4 sampai 12 jam pertama) Eksudat serosa masuk kedalam alveoli melalui
pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor.
b) Hepatitis merah (48 jam berikutnya) Paru-paru tampak merah dan bergranula
(hepatisasi seperti hepar) karena sel-sel darah merah, fibrin dan leukosit
polimorfonuklear mengisi alveoli.
c) Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari) Paru-paru tampak kelabu karena leukosit dan
fibrin mengalami konsolidasi didalam alveoli yang terserang.
d) Resolusi (7 sampai 11 hari) Eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi oleh makrofag
sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula.
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam
Suhu mencapai 39,50-40,50C bila terjadi proses inflamasi.
2. Penyumbatan pada jalan nafas
3. Batuk dan nyeri pada dada
4. Perubahan sistem pernafasan
Sistem pernafasan yang mengalami infeksi untuk memaninfestasikan pernafasan yang
cepat dapat juga disertai dengan cairan (ninorea), kental bernanah, tergantung dari
tipe dan tempat inflamasi.
5. Bunyi nafas
Sesak, merintih, stridor, wheezing, crackles, tanpa bunyi.
6. Tenggorakan luka
Komplikasi dari inflamasi tingkat tinggi.
7. Anoreksia
Menyerang yang terinfeksi akut.
8. Muntah
Mudah muntah jika sakit, hal ini menunjukan ada serangan infeksibiasanya tidak lama
tetapi tetap terjadi selama sakit.
9. Diare
Biasanya ringan kemudian berat, sering menyertai infeksi pernafasan dan dapat
menyebabkan dehidrasi.
10. Nyeri perut
Spasme otot mungkin disebabkan karena faktor muntah, takut, gelisah dan
ketegangan.
Tanda dan gejala aspirasi benda asing kedalam saluran respratori yang timbul dapat
dibagi berdasarkan urutan dari perjalanan gejala. Berdasarkan perjalanan dan urutannya,
gejala yang timbul dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Gejala awal
Gejala awal yang timbul berupa tersedak, serangan batuk keras dan tiba-tiba
sesak nafas, rasa tidak enak didada, mata berair, rasa perih ditenggorokan dan
dikerongkongan.
2. Periode laten atau tanpa gejala
Setelah gejala awal dilalui ikut periode bebas gejala yang disebut masa laten.
3. Gejala susulan atau lanjutan.
Gejala susulan tidak spesifik, sebagai perubahan fisiologi atau patologis yang
ditimbulkan benda asing.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Mutaqin (2008), komplikasi yang dapat terjadi pada anakdengan pneumonia
adalah:
1. Pleuritis
2. Atelektasis
3. Empiema
4. Abses paru
5. Edema pulmonary
6. Infeksi super pericarditis
7. Meningitis
8. Arthritis
I. PENATALAKSANAAN
J. DISCHARGE PLANNING
Mengajarkan kepada orang tua tentang discharge planning yang penting untuk
membantu perawatan optimal setelah pulang dari rumah sakit.
1. Mencegah terjadinya hal yang sama dengan vaksinasi. Vaksin influenza
dianjurkan untuk anak usia 6 bulan dan lebih tua. Vaksin konjugasi pneumokokus
(PCV13) direkomendasikan untuk semua anak di bawah 59 bulan. Vaksin
polisakarida 23-valent (PPV23) direkomendasikan untuk anak-anak berusia 24
bulan atau lebih yang berisiko tinggi terkena penyakit pneumonia.
2. Memberi pengertian langsung kepada suami dan bapak mertua untuk tidak
merokok di ruangan yang sama dengan si bayi. Karena salah satu faktor penyebab
pneumonia adalah masuknya asap rokok secara langsung ke paru-paru.
3. Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat, seperti dosis, rute dan waktu yang
cocok. Jika dokter anak meresepkan antibiotik, berikan pada anak pada waktu
yang benar setiap hari dan untuk seluruh durasi yang sudah ditentukan. Jangan
menghentikan antibiotik setelah beberapa hari bahkan jika anak merasa lebih baik.
Antibiotik harus dihabiskan.
4. Berikan gizi seimbang dan cukup sesuai usia anak.
5. Menjaga anak tetap terhidrasi dengan baik untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
6. Ventilasi dan kelembaban udara harus terjaga dengan baik agar anak dapat
bernafas dengan lebih baik.
7. Tutup mulut saat batuk karena penyebaran pneumonia banyak berasal dari
percikan batuk atau bersin.
8. Jika anak memperlihatkan gejala kesulitan bernafas (kenaikan dada yang cepat,
perut bergerak masuk dan keluar dengan cepat, mengisap atau di bawah tulang
rusuk dengan pernapasan cuping hidung), segera bawa ke ruang gawat darurat
untuk dievaluasi kembali.
Menjelaskan peran perawat anak pada asuhan keperawatan pada kasus tersebut
terkait dengan pengobatan dan pendidikan kesehatan pada keluarga.
1. Edukator : memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga terutama pada ibu untuk
mengetahui lebih baik dalam mengenali gangguan pernafasan pada anak agar
penanganan dapat dilakukan lebih dini. Serta pada ayah dan ayah mertua untuk lebih
memperhatihan kondisi lingkungan jika saat ingin merokok untuk menghindari bayi
ikut terkena hirupan asap rokok.
2. Care giver : memperhatikan serta memberikan apa yang menjadi kebutuhan pasien,
memberikan pelayanan sederhana memperhatikan keadaan bayi dan hingga kompleks
penanganan lebih lanjut.
3. Kolaborator : melakukan kolaborasi terhadap tenaga kesehatan fisioterapis untuk
penanganan lebih lanjut pada anak.
4. Konselor : memberikan solusi pada pasien untuk mengahadapi kesulitan dalam
menangani keadaan situasi rumah yang ada perokok aktif serta untuk discharge
terhadap Ibu untuk memperhatiakan sirkulasi udara dirumah.
BAB III
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
a. Identitas Klien
Nama Klien : An. N
Umur : 4 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan :-
Agama : Kristen protestan
Suku : Maluku
Bahasa sehari-hari : Ambon, Indonesia
Gol. Darah :
Alamat : Jl. Dr. Malaihollo, Benteng-Ambon
b. Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Ny.R
Umur : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : sma
Agama : Kristen protestan
Suku : Maluku
Hub dengan klien : Ibu klien
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Dr. Malaihollo, Benteng-Ambon
c. Tanggal Pengkajian : Rabu, 1 juli 2020
d. Diagnosa medis : Hipertermi dan sesak nafas
II. Riwayat kesehatan
1. Keluahan utama
Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami demam dan sesak nafas
2. Riwayat kesehatan saat ini
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah mengalami demam dan
sesak nafas sejak sehari yang lalu, namun belum sempat di bawah ke
rumah sakit di karenakan RSUD yang tutup akibat pandemi. Ibu pasien
juga mengatakan bahwa sesak nafas yaang dialami hanya terjadi pada
malam hari ketika pasien tidur
5. Genogram
Keterangan:
: laki-laki : menikah
: klien
Selama sakit:
Ibu pasien mengatakan pasien mengalami penurunan berat badan selama
sakit
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakan tidak ada gangguan pada pola eliminasi urin pasien
dan pasien tidak memakai pempers
Selama sakit :
Pasien tidak menggunakan pempers, jika ingin BAK selalu
membangunkan ibunya
4. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidur 6-8 jam /hari dan tidak
mengalami gangguan tidur
Selama sakit :
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien selalu terbangun dan menangis pada
malam hari karena sesak nafas.
Selama sakit:
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien hanya bermain di dalam rumah
8. Pola seksual-reproduksi
3. Pemeriksaan telinga
Infeksi telinga luar: bentuk simetris kanan dan kiri, kurang
bersih
Infeksi telinga dalam : kurang bersih, tidak ada lesi, massa,
tidak ada serumen
Palpasi daun telinga : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
Pemeriksaan rine: Tidak terkaji
4. Sistem pernafasan
Pernafasan : frekuensi 37x/menit, reguler, pengembangan dada
sama kanan dan kiri
Taktil premitus: paru kanan sama dengan paru kiri
Perkusi sonor
Auskultasi gurgling
5. Sistem kardiovaskuler
a. Denyut nadi / pulsasi
Radialis 107x/menit
6. Sistem pencernaan
Data obyektif
a. BB sekarang : 10,6 kg
b. TB: 76 cm
c. LILA: 14 cm
d. Mulut kurang bersih
e. Tidak terdapat karies gigi pada anak
f. Adanya sekret pada daerah mulut
g. Pemeriksaaan abdomen
Inspeksi : bentuk bulat, tidak ada luka
Auskultasi : bising usus 12x/ menit
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
7. Sistem perkemihan
TIDAK DI KAJI
8. Sistem reproduksi
Pada laki - laki
Tidak ada kelainan pada penis
Penis bersih
Anak berumur 4 tahun dan belum mengalami pubertas
9. Sistem integumen
Tidak ada lesi atau luka atau massa
10. Sistem endokrin
a. Pertumbuhan dan perkembangan
BB sebelum sakit : 10,8 kg
BB selama sait :10,6 kg
LILA : 14 cm
b. Pekembangan
Rentang gerak berkurang
Komunikasi berkurang dikarenakan kondisi anak lemas
Anak cemas, gelisah, tampak tidak rileks
c. Ekspresi wajah cemas
d. Leher simetris
e. Tidak ada hiperpigmentasi pada kulit
f. Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid
11. Sistem imun
a. Tidak ada riwayat alergi makanan atau obat
b. Tidak ada riwayat infeksi kronis
c. Imunisasi lengkap
12. Sistem hematologi
a. Tidak ada riwayat transfusi darah
b. Konjungtiva tidak anemis
c. Pucat pada kulit dan kuku
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d mukus berlebihan
2. Ketidakefektifan pola nafas b/d keletihan otot pernapasan
3. Hipertemi b/d penyakit
4. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang
disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing.
Insiden pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan
dipengaruhi oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun
dengan meningkatnya umur. Faktor resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur
2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara,
kepadatan tempat tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi
vitamin A, dosis pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat
diturunkan kurang dari 1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,
(MEP) dan terlambat berobat, kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya
masih tinggi. Maka kita sebagai perawat yang profesional dalam melakukan proses
keperawatan harus memperhatikan hal-hal tersebut. Agar implementasi yang kita
berikan sesuai dengan diagnosa keperawatan dan tepat pada sasaran.
B. SARAN
Diharapkan sebagai mahasiswa keperawatan mampu untuk menerapkan
asuhan keperawatan yang terbaik untuk pasiennya.
DAFTAR PUSTAKA