Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYAKIT GANGGUAN PERNAFASAN PNEUMOTORAKS

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Patofisiologi

Dosen Pengampu: DR. Hj. Tri Hapsari R A., SKp., MKes

Disusun oleh:

Meisya Alieffa Syakir

NIM P17320121424

TINGKAT I
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita, termasuk kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Penyakit Gangguan Pernafasan Pneumotoraks. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Patofisiologi.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang di peroleh dari berbagai
sumber yang berkaitan dengan judul. Penyusun sangat berterima kasih atas pengetahuan yang
diberikan, sehingga makalah ini dibuat untuk digunakan dengan baik sebagai pembelajaran
dan untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Patofisiologi yang diberikan dan dibimbing
oleh Ibu DR. Hj. Tri Hapsari R. A., S.Kp., M.Kes.

Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan
dari teknik penulisan maupun materi dalam makalah ini. Untuk itu penyusun mengharapkan
saran dan kritik dari semua pihak. Penyusun juga berharap makalah ini dapat bermanfaat
dalam menambah wawasan atau ilmu, umumnya bagi kita semua dan khususnya bagi
penyusun.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. I

DAFTAR ISI............................................................................................................................ II

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

A. Pengertian Penyakit Pneumotoraks................................................................................. 3

B. Etiologi dan Patofisiologi Penyakit Pneumotoraks......................................................... 3

C. Gejala Klinis dan Pengobatan Penyakit Pneumotoraks .................................................. 6

BAB III...................................................................................................................................... 9

PENUTUP................................................................................................................................. 9

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernafasan merupakan sebuah proses yang terjadi secara otomatis di dalam tubuh
manusia. Bahkan ketika seseorang tertidur sekalipun. Pernapasan dibedakan menjadi dua
yaitu pernapasan luar ialah terjadinya pertukaran udara di dalam alveolus dengan darah
yang berada di dalam kapiler. Dan pernapasan dalam adalah terjadinya pernapasan antara
darah yang ada di dalam kapiler dengan semua sel-sel yang ada di dalam tubuh.

Pernapasan dapat disebut dengan respirasi, dalam proses respirasi terdapat 2 siklus
yaitu inspirasi (proses masuknya udara ke dalam tubuh) dan ekspirasi (proses keluarnya
udara dari dalam tubuh). Mekanismenya dapat melalui pernapasan dada dan pernapasan
perut. Organ sistem pernapasan yaitu hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkheolus,
alveolus dan paru-paru.

Sistem pernapasan tentu menjadi bagian yang paling penting dalam kehidupan
manusia. Karena sistem organ pernapasan memiliki proses pertukaran gas oksigen (O2)
dan karbon dioksida (CO2) terjadi di alveolus. Dari alveolus oksigen masuk ke dalam
pembuluh darah kapiler secara difusi. Oleh darah, oksigen lalu diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh hingga ke sel-sel tubuh yang hidup.

Di dalam sel inilah darah melepaskan oksigen. Oksigen yang dilepaskan oleh darah ke
sel-sel tubuh dipakai untuk proses oksidasi (pembakaran) zat makanan. Di dalam sel-sel
tubuh ini lah terjadi proses respirasi dan menghasilkan energi. Setelah oksigen dilepaskan
oleh darah untuk membakar makanan dan menghasilkan energi, sel mengeluarkan sisa
pembakaran berupa karbon dioksida dan uap air.

Selanjutnya, karbon dioksida dan uap air akan diangkut ke paru-paru untuk
dikeluarkan sebagai udara pernapasan. Apabila kondisi paru-paru cedera dada yang
tumpul atau menembus, prosedur medis tertentu, atau kerusakan akibat penyakit paru
maka akan menganggu tekanan yang membuat paru-paru menggembung. Penyakit ini
dinamakan dengan pneumotoraks dan dapat terjadi tanpa alasan yang jelas.

1
Gejala pneumotoraks biasanya mengalami nyeri dada mendadak dan sesak napas.
Pada beberapa kasus, paru-paru yang kolaps kemungkinan berisiko kematian. Oleh sebab
itu, dalam makalah ini akan membahas tentang “Penyakit Gangguan Pernapasan
Pneumotoraks”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit pneumotoraks?


2. Mengapa penyakit pneumotoraks dapat terjadi?
3. Bagaimana gejala klinis dan pengobatan penyakit pneumotoraks?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami pengertian dari penyakit pnemotoraks.


2. Memahami etiologi dan patofisiologi penyakit pnemotoraks.
3. Mengetahui gejala klinis dan pengobatan penyakit pnemotoraks.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Pneumotoraks

Menurut WHO (Word Health Organization). Pneumotoraks merupakan suatu cedera


dada yang umum di temukan pada kejadian trauma diluar rumah sakit, serta merupakan
kegawat daruratan yang harus di berikan penanganan secepat mungkin untuk menghindari
dari kematian. Pneumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara pada rongga
potensial diantara pleura visceral dan pleura parietal. Pada keadaan normal rongga pleura
di penuhi oleh paru-paru yang mengembang pada saat inspirasi disebabkan karena adanya
tegangan permukaaan (tekanan negatif) antara kedua permukaan pleura.

Adanya udara pada rongga potensial di antara pleura visceral dan pleura parietal
menyebabkan paru-paru terdesak sesuai dengan jumlah udara yang masuk kedalam
rongga pleura tersebut, semakin banyak udara yang masuk kedalam rongga pleura akan
menyebabkan paru-paru menjadi kolaps karena udara yang masuk meningkat tekanan
pada intra pleura. Secara otomatis terjadi juga gangguan pada proses perfusi oksigen
kejaringan atau organ, akibat darah yang menuju kedalam paru yang kolaps tidak
mengalami proses ventilasi, sehingga proses oksigenasi tidak terjadi. (Punarbawa)

B. Etiologi dan Patofisiologi Penyakit Pneumotoraks

1. Etiologi Penyakit Pneumotoraks


a. Traumatis Pneumotoraks
Pneumotoraks trauma adalah pneumotoraks yang disebabkan oleh trauma
yang secara langsung mengenai dinding dada, bisa disebabkan oleh benda tajam.
Mekanisme terjadinya pneumotoraks trauma tumpul, akibat terjadinya
peningkatan tekanan pada alveolar secara mendadak, sehingga menyebabkan
alveolar menjadi ruptur akibat kompresi yang ditimbulkan oleh trauma tumpul
tersebut, pecahnya alveolar akan menyebabkan udara menumpuk pada pleura
visceral dan menyebabkan pleura visceral rupture robek sehingga pneumotoraks.
1. Pneumotoraks traumatic non iatrogenic yaitu pneumotoraks yang terjadi
karena jejas kecelakaan, misalnya jejas pada dinding dada, barotrauma

3
2. Pneumotoraks traumatic iatrogenic yaitu pneumotoraks yang terjadi akibat
komplikasi dari tindakan medis Pneumotoraks jenis ini pun masih dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a) Pneumotoraks traumatik iatrogenik aksidental Adalah suatu pneumotoraks
yang terjadi akibat tindakan medis karena kesalahan atau komplikasi dari
tindakan tersebut, misalnya pada parasentesis dada biopsi pleura.
b) Pneumotoraks traumatik iatrogenik artifisial (deliberute) Adalah suatu
pneumotoraks yang sengaja dilakukan dengan cara mengisikan udara ke
dalam rongs pleura. Biasanya tindakan ini dilakukan untuk tujuan
pengobatan, misalnya pada pengobatan tuberkulosis sebelum era
antibiotik, maupun untuk menilai permukaan paru (Bowman, 2010).
b. Non Traumatis (Spontaneuos) Pneumotoraks
Pneumotoraks spontan, yaitu setiap pneumotoraks yang terjadi secara tiba-
tiba. Pneumotoraks tipe ini dapat diklasifikasikan lagi ke dalam dua jenis, yaitu:
1. Primer Spontan Pneumotoraks yaitu pneumotoraks yang terjadi secara tiba
tiba tanpa diketahui sebabnya atau tanpa penyakit dasar yang jelas. Lebih
sering pada laki-laki muda sebat dibandingkan wanita. Timbul akibat ruptur
bulla kecil (12 cm) subpleural, terutama di bagian puncak paru
2. Pneumotoraks Spontan Sekunder, yaitu pneumotoraks yang terjadi dengan
didasari oleh riwayat penyakit paru yang telah dimiliki sebelumnya, Tersering
pada pasien bronkitis dan emfisema yang mengalami rupture emfisena
subpleura atau bulla Penyakit dasar lain: Tb panu, asma lanjut, pneumonia,
abses paruatau ca paru fibrosis kistik, penyakit paru obstruktik kronis (PPOK)
kanker paru-paru, asma, dan infeksi paru.
c. Etiologi Menurut Sumber Udara
1. Pneumotoraks Tertutup (Simple Pneumotoraks), pleura dalam keadaan
tertutup (tidak ada jejas terbuka pada dinding dada), sehingga tidak ada
hubungan dengan dunia luar. Tekanan di dalam rongga pleura awalnya
mungkin positif, namun lambat laun berubah menjadi negatif karena diserap
oleh jaringan paru disekitarnya. Pada kondisi tersebut paru belum mengalami
re-ekspansi, sehingga masih ada rongga pleura, meskipun tekanan didalamnya
sudah kembali negatif. Pada waktu terjadi gerakan pernapasan, tekanan udara
di rongga pleura tetap negatif.

4
2. Pneumotoraks Terbuka (Open Pneumotoraks), yaitu pneumotoraks dimana
terdapat hubungan antara rongga pleura dengan bronkus yang merupakan
bagian dari dunia luar (terdapat luka terbuka pada dada). Dalam keadaan ini
tekanan intrapleura sama dengan tekanan udara luar. Pada pneumotoraks
terbuka tekanan intrapleura sekitar nol. Perubahan tekanan ini sesuai dengan
perubahan tekanan yang disebabkan oleh gerakan pernapasan. Pada saat
inspirasi tekanan menjadi negatif dan pada waktu ekspirasi tekanan menjadi
positif. Selain itu, pada saat inspirasi mediastinum dalam keadaan normal,
tetapi pada saat ekspirasi mediastinum bergeser ke arah sisi dinding dada yang
terluka (sucking wound).
3. Pneumotoraks Ventil (Tension Pneumotoraks) adalah pneumotoraks dengan
tekanan intrapleura yang positif dan makin lama makin bertambah besar
karena ada fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil. Pada waktu inspirasi
udara masuk melalui trakea, bronkus serta percabangannya dan selanjutnya
terus menuju pleura melalui fistul yang terbuka. Waktu ekspirasi udara di
dalam rongga pleura tidak dapat keluar. Akibatnya tekanan di dalam rongga
pleura makin lama makin tinggi dan melebihi tekanan atmosfer. Udara yang
terkumpul dalam rongga pleura ini dapat menekan paru sehingga sering
menimbulkan gagal napas.
d. Etiologi Menurut Luasnya Paru yang Mengalami Kolaps
1. Pneumotoraks parsialis, yaitu pneumotoraks yang menekan pada sebagian
kecil paru (<50% volume paru).
2. Pneumotoraks totalis, yaitu pneumotoraks yang mengenai sebagian besar paru
(>50% volume paru) (Alsagaff, 2009).
2. Patofisiologi Penyakit Pneumotoraks
Rongga dada mempunyai dua struktur yang penting dan digunakan untuk
melakukan proses ventilasi dan oksigenasi, yaitu pertama tulang, tulang-tulang yang
menyusun struktur pernapasan seperti tulang klafikula, sternum, scapula. Kemudian
yang kedua adalah otot-otot pernapasan yang sangat berperan pada proses inspirasi
dan ekspirasi. Jika salah satu dari dua struktur tersebut mengalami kerusakan, akan
berpengaruh pada proses ventilasi dan oksigenasi.

5
3. Pathway Penyakit Pneumotoraks

C. Gejala Klinis dan Pengobatan Penyakit Pneumotoraks

1. Gejala Klinis Pneumotoraks


Peningkatan tekanan udara di dalam pleura akan menghalangi paru-paru untuk
mengembang saat menarik napas. Akibatnya, dapat muncul gejala berupa nyeri dada,
sesak napas, keringat dingin, warna kulit kebiruan atau sianosis, jantung berdebar,
lemas dan batuk. Pneumotoraks pada dasarnya dapat dialami oleh siapa saja. Namun,
orang dengan kondisi berikut lebih berisiko untuk mengalami Pneumotoraks yaitu
berjenis kelamin pria, berusia 20ꟷ40 tahun, memiliki kebiasaan merokok, menderita
penyakit paru-paru, terutama PPOK, memiliki keluarga dengan riwayat Pneumotoraks
dan pernah terserang Pneumotoraks sebelumnya.
2. Manifestasi Klinis
a. Tanda Klasik dari Pneumotoraks yaitu trachea datar, ekspansi menurun, tanda
perkusi meningkat, suara nafas menurun, vena leher meningkat.
b. Tanda umum yang ditemukan yaitu nyeri dada, sesak, cemas, tachypnea,
tachycardia, hyper resonance dinding dada pada sisi yang terkena, bunyi nafas
berkurang pada sisi yang terkena

6
c. Tanda yang terlambat ditemukan yaitu menurunan kesadaran, deviasi trachal,
hypotension, peningkatan vena leher (kadang tidak terlihat jika hipotensi berat)
dan cyanosis.
3. Pengobatan Pneumotoraks
a. Observasi
Jika hanya sebagian kecil paru-paru pasien yang kolaps dan tidak ada gangguan
pernapasan berat, dokter mungkin hanya akan memantau kondisi pasien.
Pemantauan dilakukan dengan menjalankan foto Rontgen secara berkala sampai
paru-paru pasien bisa mengembang kembali. Dokter juga akan memberikan
oksigen jika pasien sulit bernapas atau kadar oksigen di dalam tubuhnya menurun.
Selama masa pemantauan, dokter akan meminta pasien tidak melakukan aktivitas
berat atau bepergian menggunakan pesawat terbang sampai paru-paru pulih.
b. Aspirasi jarum atau pemasangan selang dada
Jika sebagian besar paru-paru sudah kolaps, dokter harus mengeluarkan kumpulan
udara di rongga pleura. Untuk melakukannya, dokter dapat menggunakan metode-
metode berikut ini:
• Aspirasi jarum, yaitu dengan menusukkan jarum ke dalam dada pasien.
• Pemasangan selang dada, yaitu dengan memasukkan selang melalui sayatan di
sela-sela tulang dada, sehingga udara bisa keluar melalui selang ini.
c. Tindakan non bedah
Jika paru-paru masih belum mengembang setelah ditangani dengan prosedur di
atas, dokter akan melakukan tindakan nonbedah, seperti:
• Mengiritasi pleura agar pleura melekat ke dinding dada, sehingga udara tidak
bisa masuk lagi ke rongga pleura.
• Mengambil darah dari lengan pasien dan memasukkannya ke selang dada
untuk menyumbat kebocoran udara.
• Memasang katup satu arah di saluran napas melalui selang kecil (bronkoskop)
yang dimasukkan melalui tenggorokan, sehingga paru-paru dapat
mengembang dengan baik dan tidak ada lagi udara yang bocor ke rongga
pleura.
d. Tindakan bedah
Bedah dilakukan jika metode penanganan lain tidak efektif atau Pneumotoraks
kembali kambuh. Operasi dilakukan untuk memperbaiki bagian paru-paru yang
bocor.
7
Pada kasus yang parah, dokter akan melakukan lobektomi, yaitu pengangkatan
bagian (lobus) paru-paru yang kolaps.
4. Komplikasi Pneumotoraks
a. Edema paru, yaitu terkumpulnya cairan di kantong paru-paru.
b. Pneumomediastinum, yaitu terkumpulnya udara di tengah-tengah dada.
c. Empiema, yaitu terkumpulnya nanah di rongga pleura.
d. HemoPneumotoraks, yaitu terkumpulnya udara dan darah di rongga pleura.
e. Pneumopericardium, yaitu terkumpulnya udara di antara lapisan jantung.
f. Hipoksemia, yaitu kekurangan oksigen di dalam darah akibat gagal napas.
g. Henti jantung.
h. Emfisema subkutis.
5. Pencegahan Pneumotoraks
a. Hentikan kebiasaan merokok.
b. Periksakan kondisi ke dokter secara berkala.
c. Hentikan kegiatan fisik yang berat untuk paru-paru, seperti menyelam.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pneumotoraks adalah keadaan kolaps paru yang disebabkan masuknya udara kedalam
rongga pleura yang mana seharusnya rongga pleura tidak boleh diisi udara. Penyakit
pneumotoraks dapat terjadi karena trauma secara langsung atau tidak langsung dan dapat
terjadi secara tiba-tiba. Penyebab pneumotoraks berdasarkan sumber udara ialah
pnemotoraks tertutup, terbuka dan ventil.

Patofisiologi pneumothorax berupa gangguan recoil paru yang terjadi melalui


mekanisme peningkatan tekanan pleura akibat terbentuknya komunikasi abnormal, ini
dapat terjadi antara alveolus dan rongga pleura, atau udara ruang dan rongga pleura.
Gejalanya ialah nyeri dada atau sesak nafas. Kemudian pengobatannya ialah observasi.
Pnemotoraks dapat dicegah dengan hentikan kegiatan yang berat untuk paru-paru.

9
DAFTAR PUSTAKA

Punarbawa, I. W. A., & Suarjaya, P. P. Identifikasi Awal dan Bantuan Hidup Dasar Pada
Pnemotoraks. https://www.academia.edu/download/41316141/ipi82536.pdf. Diakses
pada tanggal 23 April 2022 pukul 09.30 WIB.

Wahyudi, T. J., & Listrikawati, M. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dengan Kasus
Pnemotoraks. https://www.scribd.com/doc/478104154. Diakses pada tanggal 23 April
2022 pukul 09.45 WIB.

Masengi, W. D., Loho, E., & Tubagus, V. (2016). Profil hasil pemeriksaan foto toraks pada
pasien pneumotoraks di Bagian/SMF Radiologi FK Unsrat RSUP Prof. Dr. RD Kandou
Manado periode Januari 2015–Agustus 2016. e-CliniC, 4(2).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/viewFile/14397/13970. Diakses
pada tanggal 23 April 2022 pukul 10.00 WIB.

Darmawan, A., & Agustin, R. (2015). Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada pasien
pneumotoraks di ruang Intensive Care Unit RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2015. https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/1003. Diakses pada tanggal 23
April 2022 pukul 10.30 WIB.

Tamin, R. (2020). Pneumotoraks. Alodokter. https://www.alodokter.com/pneumothorax.


Diakses pada tanggal 23 April 2022 pukul 11.00 WIB.

10

Anda mungkin juga menyukai