DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1. Selfiana (A.18.10.056)
2. Siska Cahyati Fatimah (A.18.10.057)
3. Makrifatul Hikma(A.18.10.039)
4. Nurul Khaerah (A.18.10.050)
5. Sri Ramadani (A.18.10.059)
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya
penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PADA PASIEN OPEN THORAKS” ini disusun untuk memenuhi tugas
mahasiswa dari mata kuliah diprogram studi ilmu keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah
ini dimasa akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................................................1
Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
Metode Penulisan.............................................................................................................1
Pengertian........................................................................................................................3
Anatomi Fisiologis...........................................................................................................3
Etiologi.............................................................................................................................5
Patofisiologi.....................................................................................................................5
Manifestasi Klinik............................................................................................................6
Penatalaksanaan Medik....................................................................................................7
Pemeriksaan Diagnosis....................................................................................................8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada trauma (luka tusuk di dada), biasanya disebabkan oleh benda tajam bila tidak
mengenai jantung biasanya dapat menembus rongga paru-paru. Mekanisme penyebabnya
bisa satu tusukan kuat ataupun satu gerakan mendadak yang hebat.
Akibatnya selain terjadi pendarahan dari rongga paru-paru, udara juga akan masuk
kedalam rongga paru-paru oleh karena itu paru-paru pada sisi yang luka akan
mengempis. Penderita Nampak kesakitan ketika bernafas dan mendadak merasa sesak
dan gerakan iga disisi yang luka menjadi berkurang (Kartono, M. 1991)
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
b. Untuk mengetahui cara penanganan secara darurat pada pasien dengan OPEN
PNEUMOTORAKS
c. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang ditimbulkan jika tidak ditangani secara
segera pada pasien OPEN PNEUMOTORAKS
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
b. Open pneumotoraks adalah adanya trauma tembus pada dinding dada dimana
udara yang masuk diruang pleura lebih banyak berasal dari paru-paru yang rusak
dari pada defek dinding dada. Jika dinding dada cukup lebar udara dapat masuk
dan keluar dari ruang pleura pada setiap pernafasan sehingga mnyebabkan paru
didalamnya kolaps.
2. ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi
Dinding thorax terdiri atas kulit, fascia, saraf, otot, dan tulang. Kerangka
dinding thorax membentuk sangkar dada osteokartilaginous yang melindungi
jantung, paru-paru, dan beberapa organ rongga abdomen. Kerangka thorax terdiri
dari vertebra thoracica dan discus entervertebralis, kostae dan cartilago costalis,
serta sternum. Beberapa otot pernapasan yang melekat pada dinding dada antara
lain:
b. Fisiologi
Proses inspirasi terjadi bila tekanan paru lebih kecil dari tekanan atmosfer.
Tekanan paru dapat lebih kecil jika volumenya diperbesar. Membesarnya volume paru
diakibatkan oleh pembesaran rongga dada. Pembesaran rongga dada terjadi akibat dua
factor yaitu factor thoraca dan abdominal. Faktor thoraca (gerakan otot-otot
pernapasan pada dinding dada) akan memperbesar rongga dada kearah tranversal dan
anterior superior sedangkan factor abdominal (kontraksi diafragma) akan
memperbesar ventrikel rongga dada. Akibat membesarnya rongga dada dan tekanan
negative pada cavum pleura paru-paru menjaidi terhisap sehingga mengembang dan
volumenya membesar, tekanan intrapulmoner menurun. Oleh karena itu udara yang
kaya O2 akan bergerak dari lingkungan luar ke alveolus. Di alveolus O2 akan
berdifusi masuk ke kapiler sementara CO2 akan berdifusi dari kapiler ke alveolus.
Sebaliknya proses ekspirasi terjadi bbila tekanan intra pulmonal lebih besar dari
tekanan atmosfir . kerja otot-otot respirasi dan relaksasi diaphragm akan
mengakibatkan rongga dada kemballi keukuran semula sehingga tekanan pada cavum
pleura menjadi lebih positif dan mendesak paru-paru. Akibatnya tekanan intra
pulmoner akan meningkat sehingga udara yang kaya CO2 akan keluar dari paru-paru
ke atmosfir.
3. ETIOLOGI
Open pneumotoraks disebabkan oleh trauma tembus dada. Berdasarkan kecepatannya,
trauma tembus dada dapat dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan kecepatannya, yaitu :
a. Luka tusuk
b. Luka tembak
4. PATOFISIOLOGI
Pada manusia normal tekanan dalam rongga pleura adalah negatif. Tekanan
negatif disebabkan karena kecenderungan paru untuk kolaps (elastic recoil) dan dinding
dada yang cenderung mengembang. Bilamana terjadi hubungan antara alveol atau ruang
udara intrapulmoner lainnya (kavitas, bulla) dengan rongga pleura oleh sebab apapun,
maka udara akan mengalir dari alveol ke rongga pleura sampai terjadi keseimbangan
tekanan atau hubungan tersebut tertutup. Serupa dengan mekanisme di atas, maka bila ada
hubungan antara udara luar dengan rongga pleura melalui dinding dada, udara akan
masuk ke rongga pleura sampai perbedaan tekanan menghilang atau hubungan menutup.
1. Kegagalan ventilasi
5. MANIFESTASI KLINIK
Gejala-gejalanya sangat bervariasi, tergantung kepada jumlah udara yang masuk ke dalam
rongga pleura dan luasnya paru-paru yang mengalami kolaps (mengempis). Gejalanya
bisa berupa:
Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba, dan semakin nyeri jika penderita menarik
nafas dalam atau terbatuk
c. Sesak nafas
e. Mudah lelah
Gejala-gejala tersebut mungkin timbul pada saat istirahat atau tidur.Gejala lainnya yang
mungkin ditemukan:
6. PENATALAKSANAAN MEDIK
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Ro. Thoraks
Menyatakan akumulasi udara atau cairan pada area pleura; dapat menunjukkan
penyimpangan struktur mediastinal (jantung).
Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi atau gangguan mekanik
pernafasan dan kemampuan mengkompensasi PaCO2 kadang meningkat. PaCO2
mungkin normal atau menurun ;saturasi O2 bisa menurun.
c. Torasentesis
d. Hb
b. ASUHAN KEPERAWATAN
Tn. D (30 tahun) dibawa penolong dan keluarganya ke rumah sakit M.Yunus
bengkulu pada tanggal 01 Januari 2019 karena mengalami kecelakaan bermobil. Dari
pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran. Penolong mengatakan dada
korban tertusuk pecahan kayu yang diangkut mobil lain yang di tabraknya, setelah
kecelakaan pasien muntah darah lalu kemudian pasien tidak sadar. Keaadaan pasien
saat di IGD klien mengalami penurunan kesadaran, napas cepat dan dangkal,
auskultasi suara napas ronchi, dan pasien ngorok. Terdapat bengkak dan luka
di dada sebelah kiri. Hasil pemeriksaan GCS 8(E2V2M4) kesadaran sopor,
hasil pemeriksaan TTV, TD :90/70 mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 35x/menit,
o
suhu : 38,7 C, akral teraba dingin, tampak sianosis, penggunaan otot-otot
pernapasan, dan napas cuping hidung.
FORMAT PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Identitas Pasien
Nama inisial klien : Tn D
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : islam
Pendidikan : sma
Pekerjaan : sopir travel
Status Perkawinan : menikah
Sumber Informasi : istri
Alamat : pagar dewa
Tanggal masuk RS/RB : 21 mei 2018
Nomor Rekam Medis :-
Diagnosa Medis : pulmonalis embolus
2. PenanggungJawab
Nama : Ny D
Umur :-
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Irt
Almat : Pagar dewa
Hubungandenganklien : istri
B. ALASAN MASUK RS
Pasien mengalami kecelakaan dan kesadaran menurun
C. KELUHAN UTAMA
Kesadaran menurun,bengkak, dan luka tusuk di bagian dada sebelah kiri
D. PENGKAJIAN PRIMER
Airway :
Pernapasan ada , napas ronchi, cepat dan dangkal dengan RR 35x/menit, tampak
gelisa dan sesak, ketidakefektifan bersihan jalan napas.
Breathing :
Pernapasan cuping hidung, pasien ngorok, penggunaan otot – otot pernapasan,
pasien sesak dengan RR 35x/menit, gangguan pola napas.
Circulation :
Nadi 110x/menit,Td : 90/70MMhg,akral teraba dingin dan Nampak
sianosis,gangguan perfusi jaringan
Disability :
Penurunan kesadaran
Exposure :
Terdapat bengkak dan luka tusuk dada sebelah kiri
E. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Riwayat Penyakit : Tidak ada
G. PENGKAJIAN SEKUNDER
Keadaan Umum : penurunan kesadran dan sesak
Kesadaran : spoor Gcs 8
Vital Sign : Td 90/70 MMhg
N 110X/Menit
RR 35x/menit
Suhu 38,7◦c
PemeriksaanFisik (Head to Toe) :
o Kepala dan rambut
Bentuk kepala simetris dan distribusi rambut baik
o Kulit
Kulit teraba hangat,dan terdapat beberapa jejas pada bagian tubuh,dan
sianosis
o Kuku
Bentuk simetris
o Mata/penglihatan
Anemis, skelera dan ikterik bentuk simetrik
o Hidung
Bentuk simetris,pernafasan cuping hidung,penggunaan otot bantu
pernafasan
o Telinga
Bentuk simetris,terdapat darah dan juga lesi
o Mulut dan gigi
Bentuk simetris,sianosis,serta keluarnya darah dan lendir
o Leher
Bentuk simetris dan tidak ada nyeri tekan
o Dada
Bentuk tidak simeris terdapat luka tusuk dan bengkak, pergerakan dinding
dada tidak simetris terdapat otot bantu pernafsan
o Abdomen
Bentuk simetris, ada nyeri tekan
o Perineum dan genitalia
Bentuk simetris dan tidak ada jejas
o Ekstremitas atas dan bawah
Bentuk simetris dan terdapat jejas di tangan sebelah kanan pasien
H. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI
1. Nutrisi
2. Cairan
3. Eliminasi BAB
4. Eliminasi BAK
Tidur malam 8 jam dan Normal tidur di malam Tidur malam 4 jam
tidur siang kurang lebih 30 hari 8 jam akibat nyeri yang
menit adalah batan selalu muncul
normalmistirahat dan tidur menghambat tidurnya
dengan istirahat tanpa
memikirkan ataupun
melakukan apapun
7. Personal hygiene
NamaPasien :
Umur/J. Kelamin :
Ruangan/Kamar :
DiagnosaMedis :
Data focus
Ds :
Muntah
Dispnea
Do :
Penurunan kesadaran
Luka tusuk
Td 90/70MMhg
Nadi 110x/menit
RR 35x/menit
Suhu 38,7◦c
Sianosis
NamaPasien :
Umur/J. Kelamin :
Ruangan/Kamar :
DiagnosaMedis :
tambahan,rr 35x/menit,napas
cuping hidung,penurunan
kesadaran,penggunaan otot
bantu pernafasan
Sirkulasi Td 90/70 MMhg,nadi
110x/menit,
Nutrisi dan Cairan
Eliminasi Muntah
Aktivitas dan Istirahat
Neorosensori
Reprodukdi dan Seksualitas
Psikologis Nyeri dan Kenyamanan
Integritas Ego
Pertumbuhan dan Perkembangan
Perilaku KebersihanDiri
Penyuluhan dan Pembelajaran
Relasional InteraksiSosial
Lingkungan Keamanan dan Proteksi Suhu tubuh meningkat,akral
teraba hangat
ANALISA DATA
NamaPasien :
Umur/J. Kelamin :
Ruangan/Kamar :
DiagnosaMedis :
1 Ds Perubahan Gangguan
membrane alveolus- pertukaran gas
Dispnea kapiler
Do
Takikardia
Sianosis
Kesadaran menurun
Takikardia
Takipnea
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NamaPasien :
Umur/J. Kelamin :
Ruangan/Kamar :
DiagnosaMedis :
Pola nafas tidak efektif Bd April 18, 2021 April 18, 2021
Deformitas dinding dada
Hipertermi Bd proses April 18, 2021 April 18, 2021
penyakit
Umur/J. Kelamin :
Ruangan/Kamar :
DiagnosaMedis :
takikardia AGD
Setelah di
atur interval
lakukan
pemantauan
tindakan
respirasi sesuai
keperawatan
kondisi pasien
selama 2x24
dokumentasikan
jam maka
hasil pemantauan
sianosis
Edukasi
meningkat
Setelah di pemantauan
keperawatan perlu
napas Memberikan
Setelah di kondisi
lakukan kekurangan
keperawatan b. Tindakan
alat terap
ioksigen
Monitor aliran
oksigen secara
periodic dan
pasti kan
fraksi yang
diberikan
cukup
Monitor
efektifitas
terapi oksigen
(mis.oksimetri
,analisa gas
darah),jika
perlu
Monitor
kemampuan
melepaskan
oksigen saat
makan
Monitor
tanda-tanda
hipoventilasi
Monitor tanda
dan gejala
toksikasi
oksigen dan
atelectasis
Monitor
tingkat
kecemasan
akibat terapi
oksigen
Monitor
integritas
mukosa
hidung akibat
pemasangan
oksigen
Terapiutik
Bersihkan
secret pada
mulut,hidung
dan trakea,jika
perlu
Pertahankan
kepatenan
jalan nafas
Siapkan dan
atur peralatan
pemberian
oksigen
Berikan
oksigen
tambahan,jika
perlu
Tetap berikan
oksigen saat
pasien
ditransportasi
Gunakan
perangkat
oksigen yang
sesuai dengan
tingkat
mobilitas
pasien
Edukasi
Ajarkan pasien
menggunakan
oksigen di rumah
Kolaborasi
Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
Kolborasi
penggunaan
oksigen saat
tidur
Setelah di (frekuensi,
lakukan kedalaman,
membaik mengi,
Setelah di Monitor
lakukan sputum
tindakan (jumlah,
pernafasan kepatenan
jika curiga
trauma
servikal)
Posisikan
semi- fowler
atau fowler
Berikan
minum hangat
Lakukan
fisioterapi
dada, jika
perlu
Lakukan
penghisapan
lendir kurang
dari 15 detik
Lakukan
hiperoksigena
si sebelum
penghisapan
endotrakeal
Keluarkan
sumbatan
benda padat
dengan forsep
McGill
Berikan
oksigen, jika
perlu
Edukasi :
Anjurkan
asupan cairan
2000 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
Ajarkan
teknik batuk
efektif.
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik,
jika perlu.
3. Pemantauan
Respirasi
a. Definisi :
Mengumpulkan
dan menganalisis
data untuk
memastikan
kepatenan jalan
napas dan
keefektifan
pertukaran gas.
b. Tindakan :
Observasi :
Monitor
frekuensi,
irama,
kedalaman
dan upaya
napas.
Monitor pola
napas (seperti
bradipnea,
takipnea,
hiperventilasi,
kussmaul,
cheyne-stokes,
biot ataksik).
Monitor
kemampuan
batuk efektif
Monitor
adanya
produksi
sputum
Monitor
adanya
sumbatan
jalan napas
Palpasi
kesimetrisan
ekspansi paru
Auskultasi
bunyi napas
Monitor
saturasi
oksigen
Monitor nilai
AGD
Monitor hasil
x-ray toraks
Terapeutik :
Atur interval
pemantauan
respirasi
sesuai kondisi
pasien.
Dokumentasik
an hasil
pemantauan.
Edukasi :
Jelaskan
tujuan dan
prosedur
pemantauan
Informasikan
hasil
pemantauan,
jika perlu
4. Pengaturan posisi
a. Definisi :
Menempatkan
bagian tubuh
untuk
meningkatkan
kesehatan
fisiologis dan/atau
psikologis.
b. Tindakan :
Observasi :
Monitor status
oksigenasi
sebelum dan
sesudah
mengubah
posisi
Monitor alat
traksi agar
selalu tepat
Terapeutik :
Tempatkan
pada
matras/tempat
tidur
terapeutik
yang tepat
Tempatkan
pada posisi
terapeutik
Tempatkan
objek yang
sering
digunakan
dalam
jangkauan
Tempatkan
panggilan
dalam
jangkauan
Sediakan
matras yang
kokoh/padat
Atur posisi
tidur yang
disukai, jika
tidak
kontraindikasi
Atur posisi
untuk
mengurangi
sesak (mis.
Semi-fowler)
Atur posisi
yang
meningkatkan
drainage
Posisikan
pada
kesejajaran
tubuh yang
tepat
Imobilisasi
dan topang
bagian tubuh
yang cedera
dengan tepat
Tinggikan
bagian tubuh
yang sakit
dengan tepat
Tinggikan
anggota gerak
di atas level
jantung
Tinggikan
tempat tidur
bagian kepala
Berikan bantal
yang tepat
pada leher
Berikan
topangan pada
area edema
(mis. Bantal
dibawah
lengan dan
skrotum)
Posisikan
untuk
mempermuda
ventilasi/perfu
si (mis.
Tengkurap/go
od lung down)
Motivasi
melakukan
ROM aktif
atau pasif
Motivasi
terlibat dalam
perubahan
posisi, sesuai
kebutuhan
Hindari
menempatkan
pada posisi
yang dapat
meningkatkan
nyeri
Hindari
menempatkan
stump
amputasi pada
posisi fleksi
Hindari posisi
yang
menimbulkan
ketegangan
pada luka.
Minimalkan
gesekan dan
tarikan saat
mengubah
posisi
Ubah posisi
setiap 2 jam
Ubah posisi
dengan teknik
log roll
Pertahankan
posisi dan
integritas
traksi
Jadwalkan
secara tertulis
untuk
perubahan
posisi
Edukasi :
Informasikan
saat akan
dilakukan
perubahan
posisi
Ajarkan cara
menggunakan
postur yang
baik dan
mekanika
tubuh yang
baik selama
melakukan
perubahan
posisi.
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
premedikasi
sebelum
mengubah posisi,
jika perlu
3 Hipertermia Bd Proses 1. Termoregulasi 1. Manajemen
penyakit Hipertermia
Setelah di
Takikardia a. Defenisi
lakukan
mengidentifikasi dan
Suhu tubuh di tindakan mengelolah peningkatan
atas batas
suhu tubuh akibat
normal keperawatan
disfungsi termoregulasi
Kulit teraba selama 2x24
Tindakan
hangat
jam maka Observasi
Takipnea
takikardia -Identifikasi penyebab
hipertermia (mis.
menmbaik
Dehidrasi, terpapar
dengan criteria lingkungan panas,
penggunaan incubator)
hasil 5 menurun
-Monitor suhu tubuh
Setelah di
-Monitor kadar elektrolit
lakukan -Monitor haluan urine
tindakan -Monitor komplikasi
akibat hipertermia
keperawatan
Terapiutik
selama 2x24
-Sediakan lingkungan
jam maka yang dingin
Observasi
Terapiutik
-Tingkatkan asupan
cairan dan nutria yang
adekuat
-Pertahankan kelembaban
incubator 50% atau lebih
untuk mengurangi
kehilangan panas karena
proses evaporasi
-Atur suhu inkubatur
sesuai kebutuhan
-Hangatkan terlebih
dahulu bahan-bahan
yang akan kontak dengan
bayi (mis. Selimut, kain ,
bedongan, stetoskop)
-Gunakan matras
penghangat, selimut
hangat dan penghangat
ruangan untuk menaikkan
suhu tubuh, jika perlu
-Gunakan Kasur
pendingin, water
circulating blankets, ice
pack atau gel pad pada
intravascular cooling
catheterization untuk
menurunkan suhu tubuh
-Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
-Jelaskan cara
pencegahan heat
exhaustion dan heat
stroke
-Jelaskan cara
pencegahan hipotermi
karena terpapar udara
dingin
-Demonstrasikan Teknik
perawatan metode
kanguru (PMK) untuk
bayi BBLR
Kalaborasi
-Kalaborasi pemberian
antiseptic, jika perlu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga
penulis mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga
makalah ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat
berarti bagi kami guna evaluasi untuk menyempurnakan
makalah ini.
37
DAFTAR
PUSTAKA
Aru W, Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.
Jakarta: Interna Publishing
Nugroho, T. Putri, B.T, & Kirana, D.P. (2015). Teori asuhan keperawatana
gawat darurat. Padang : Medical book
Rendy , M.C, & Th, M. (2012). Asuhan keperawatan medikal bedah penyakit
dalam . yogjakarta : Nuha medika
3
8