Anda di halaman 1dari 61

KEPERAWATAN GERONTIK

Asuhan keperawatan dengan penyakit artritis reumatoid

Oleh:

Nama: Haerunnisa

PEMBIMBING
Asri, S.Kep, Ns, M.Kep

Di susun oleh kelompok 2 :


1. Sarmila 8. Nurhasni Wulandari
2. Selfiana 9. Nur Azizah Waris
3. Nurwafiah Ramdhani Sahrir 10. Wiwi Octaviani
4. Trisnawati 11. Juliani
5. Nurul Ihza Luksy 12. Andi mustika
6. Nurul Azizah Nurdin 13. Khairul Mukrimin
7. Tasya Faradiba Zainal

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH

ILMU KESEHATAN (STIKES) PANRITA HUSADA

BULUKUMBA T.A 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt. Karena atas berkat

rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tidak lupa

pula kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah keperawatan

keluarga yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENYAKIT

ARTRITIS REUMATOID” terimakasih kepada pembimbing telah memberikan

tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia berilmu dan

berpengetahuan.

Keberhasilan kami dalam menyelesaian makalah ini tentunya tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu,

kami pengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,

sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca, kami pengharapkan saran

yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi

siapapun yang membacanya.

Bulukumba, 03 November 2021

Penyusun

( Kelompok 2 )

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 5

A. Latar Belakang ............................................................................................ 5

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

B. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 5

BAB II KONSEP TEORI................................................................................. 6

A. Pengertian artritis reumotoid ....................................................................... 6

B. Etiologi artritis reumotoid ........................................................................... 8

C. Patofisiologi artritis reumotoid .................................................................... 9

D. Tanda dan gejala artritis reumotoid............................................................. 10

E. Komplikasi artritis reumotoid ...................................................................... 15

F. Pemeriksaan diagnostik artritis reumotoid................................................... 16

G. Pentalaksanaan artritis reumotoid ............................................................... 18

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................... 21

A. Pengkajian ................................................................................................... 21

B. Diagnosis keperawatan ............................................................................... 46

C. Rencana tindakan keperawatan ................................................................... 47

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 60

A. Kesimpulan ................................................................................................. 60

B. Saran ............................................................................................................ 60

3
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani.Pertama, arthron, yang berarti

sendi kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti

radang sendi. Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun

dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan,

sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan

kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Engram (1998) mengatakan

bahwa, Reumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan

kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi

diartroidial.

Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik

yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi

penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep teori artritis reumatoid

2. Bagaimana asuhan keperawatan artritis reumatoid

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep teori artritis reumatoid

2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan artritis reumatoid

5
BAB II

KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN ARTRITIS REUMATOID

Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani.Pertama, arthron, yang berarti

sendi kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti

radang sendi. Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun

dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan,

sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan

kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Engram (1998) mengatakan

bahwa, Reumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan

kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi

diartroidial.

Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik

yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi

penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).

Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian

(biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan,

sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan

kerusakan bagian dalam sendi (www.medicastore.com).

Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat

sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat

sendi secara simetris. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi,

hal. 165).

6
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan

proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001).

Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai

usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson

dalam Budi Darmojo, 2002).

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak

diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam

membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan

deformitas lebih lanjut. (Susan Martin Tucker.2003).

Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama

mengenai mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai

dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan

keletihan. (Diane C. Baughman. 2000).

Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan

manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.

(Arif Mansjour. 2005).

Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan

kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011).

7
B. ETIOLOGI ARTRITIS REUMATOID

Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa

hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1. Mekanisme IMUN (Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan

faktor Reumatoid

2. Gangguan Metabolisme

3. Genetik

4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)

Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti,

namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi),

faktor metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah,

2008). Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis

reumatoid adalah;

1. Jenis Kelamin

Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya

adalah 2-3:1.

2. Umur

Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun.

Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak

(artritis reumatoid juvenil)

3. Riwayat Keluarga

Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis

Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.

8
4. Merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.

C. PATOFISIOLOGI ARTRITIS REUMATOID

Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya)

terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan

enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen

sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya

pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan

menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi

yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot

akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot

dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,

kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular Peradangan yang

berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular

kartilago dari sendi Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau

penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.

Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi

kartilago artikuer Kartilago menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi

Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan

sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan

kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa

9
menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub

chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.

Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan

adanya masa serangan dan tidak adanya serangan Sementara ada orang yang

sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi Namun

pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan

kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus (Long,

1996).

D. TANDA DAN GEJALA ARTRITIS REUMATOID

Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :

1. Nyeri persendian

2. Bengkak (Reumatoid nodule)

3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari

4. Terbatasnya pergerakan

5. Sendi-sendi terasa panas

6. Demam (pireksia)

7. Anemia

8. Berat badan menurun

9. Kekuatan berkurang

10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi

11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal

12. Pasien tampak anemik

10
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :

1. Gerakan menjadi terbatas

2. Adanya nyeri tekan

3. Kelemahan

Gejala Extraartikular :

1. Pada jantung : Reumatoid heard diseasure, Valvula lesion (gangguan

katub), Pericarditis, Myocarditis

2. Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis

3. Pada lympa : Lhymphadenopathy

4. Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis

5. Pada otot : Mycsitis

Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita

artritis rheumatoid Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat

yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat

bervariasi.

1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan

menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.

2. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di

tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal.

Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.

3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata

tatapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan

11
kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung

selama beberapa menit dan selalu kurang dari 1 jam.

4. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.

Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini

dapat dilihat pada radiogram.

5. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan

perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi

metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah

beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita Pada kaki

terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari

subluksasi metatarsal Sendi-sendi besar juga dapat terserang dan

mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan

gerak ekstensi.

6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada

sekitar sepertiga orang dewasa penderita arthritis Reumatoid. Lokasi yang

paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau

di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan; walaupun demikian

nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya

nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk suatu penyakit yang

aktif dan lebih berat.

7. Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat menyerang

organ-organ lain di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis),

mata, dan pembuluh darah dapat rusak.

12
Gejala umum Reumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada

tingkat peradangan jaringan Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif

Ketika jaringan berhenti meradang, penyakit ini tidak aktif Remisi dapat terjadi

secara spontan atau dengan pengobatan dan pada minggu-minggu terakhir bisa

bulan atau tahun Selama remisi, gejala penyakit hilang dan orang-orang pada

umumnya merasa sehat ketika penyakit ini aktif lagi (kambuh) ataupun gejala

kembali (Reeves, Roux & Lockhart, 2001).

Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan

energi, kurangnya nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan sendi dan

kekakuan.Otot dan kekauan sendi biasanya paling sering di pagi

hari.Disamping itu juga manifestasi klinis Reumatoid arthritis sangat bervariasi

dan biasanya mencerminkan stadium serta beratnya penyakit.Rasa nyeri,

pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi merupakan gambaran

klinis yang klasik untuk Reumatoid arthritis (Smeltzer & Bare, 2002). Gejala

sistemik dari Reumatoid arthritis adalah mudah capek, lemah, lesu, takikardi,

berat badan menurun, anemia (Long, 1996).

Pola karakteristik dari persendian yang terkena adalah: mulai pada

persendian kecil di tangan, pergelangan, dan kaki. Secara progresif mengenai

persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang

serviks, dan temporomandibular Awitan biasanya akut, bilateral dan simetris

Persendian dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari berlangsung

selama lebih dari 30 menit Deformitas tangan dan kaki adalah hal yang umum.

Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :

13
1. Stadium sinovitis

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang

ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak

maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.

2. Stadium destruksi

Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi

juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.

3. Stadium deformitas

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,

deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada penyakit

yang dini sebelum terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi

yang akut pada sendi-sendi tersebut.Persendian yang teraba panas,

membengkak, tidak mudah digerakkan dan pasien cendrung menjaga atau

melinddungi sendi tersebut dengan imobilisasi.Imobilisasi dalam waktu yang

lama dapat menimbulkan kontraktur sehingga terjadi deformitas jaringan

lunak.Deformitas dapat disebabkan oleh ketidaksejajajran sendi yang terjadi

ketika sebuah tulang tergeser terhadap lainnya dan menghilangkan rongga

sendi (Smeltzer & Bare, 2002).

Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi

pada lanjut usia menurut Buffer (2010), yaitu: sendi terasa kaku pada pagi hari,

bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan

dan kaki, juga pada jari-jari, mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila

14
diraba akan terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa sakit/nyeri, bila sudah

tidak tertahan dapat menyebabkan demam, dapat terjadi berulang.

E. KOMPLIKASI ARTRITIS REUMATOID

1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya

prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.

2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.

3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.

4. Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang

disebabkan oleh adanya darah yang membeku.

5. Terjadi splenomegali.

6. Slenomegali merupakan pembesaran limfa jika limfa membesar

kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih

dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah

akan meningkat.

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan

ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi

nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease

modifying antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab

morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.

Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar

dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya

berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan

neuropati iskemik akibat vaskulitis.

15
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ARTRITIS REUMATOID

1. Tes serologi: Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia

dan leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita

2. Sinar X dari sendi yang sakit: menunjukkan pembengkakan pada jaringan

lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan

(perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil

jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara

bersamaan

3. Scan radionuklida: mengidentifikasi peradangan sinovium

4. Artroskopi Langsung: Visualisasi dari area yang menunjukkan

irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi

5. Aspirasi cairan sinovial: mungkin menunjukkan volume yang lebih besar

dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi,

produk-produk pembuangan degeneratif); elevasi SDP dan lekosit,

penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4).

6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan

perkembangan panas

7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration)

atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak

leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang

simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta

16
menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul

subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.

Beberapa faktor yang turut dalam memeberikan kontribusi pada

penegakan diagnosis Reumatoid arthritis, yaitu nodul Reumatoid, inflamasi

sendi yang ditemukan pada saat palpasi dan hasil-hasil pemeriksaan

laboratorium.Pemeriksaaan laboratorium menunjukkan peninggian laju endap

darah dan factor Reumatoid yang positif sekitar 70%; pada awal penyakit

faktor ini negatif.Jumlah sel darah merah dan komplemen C4

menurun.Pemeriksaan C- reaktifprotein (CRP) dan antibody antinukleus

(ANA) dapat menunjukan hasil yang positif. Artrosentesis akan

memperlihatkan cairan sinovial yang keruh, berwarna mirip susu atau kuning

gelap dan mengandung banyak sel inflamasi, seperti leukosit dan komplemen

(Smeltzer & Bare, 2002). Pemeriksaan sinar-X dilakukan untuk membantu

penegakan diagnosis dan memantau perjalanan penyakitnya. Foto rongen akan

memperlihatkan erosi tulang yang khas dan penyempitan rongga sendi yang

terjadi dalam perjalanan penyakit tersebut (Smeltzer & Bare, 2002).

17
G. PENATALAKSANAAN ARTRITIS REUMATOID

Tujuan utama terapi adalah:

1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan

2. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal

penderita.

3. Mencegah atau memperbaiki deformitas

Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang

merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:

1. Istirahat

2. Latihan fisik

3. Panas

4. Pengobatan

a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat

serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml

b. Natrium kolin dan asetamenofen untuk meningkatkan toleransi

saluran cerna terhadap terapi obat

c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600

mg/hari untuk mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing

sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.

d. Garam emas

e. Kortikosteroid

5. Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebih

18
Bila Reumatoid artritis progresif dan menyebabkan kerusakan sendi,

pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki

fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:

a. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk

mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya

kembali inflamasi.

b. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.

c. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan

tangan.

d. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran

pada persendian.

Terapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan

penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik

antara pasien dan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang

merawatnya. Tanpa hubungan yang baik akan sukar untuk dapat

memelihara ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu

yang lama (Mansjoer, dkk. 2001).

Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID dalam dosis

terapeutik. Kalau diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat

ini akan memberikan efek anti inflamasi maupun analgesik. Namun pasien

perlu diberitahukan untuk menggunakan obat menurut resep dokter agar

kadar obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan sehingga

19
keefektifan obat anti-inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang

optimal (Smeltzer & Bare, 2002).

Kecenderungan yang terdapat dalam penatalaksanaan Reumatoid

arthritis menuju pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium

penyakit yang lebih dini Kesempatan bagi pengendalian gejala dan

perbaikan penatalaksanaan penyakit terdapat dalam dua tahun pertama

awitan penyakit tersebut (Smeltzer & Bare, 2002).

Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-

hari, sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari.Dengan air

hangat pergerakan sendi menjadi lebih mudah bergerak. Selain mengobati,

kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini, seperti: tidak melakukan

olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga

asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh,

terutama banyak memakan ikan laut. Mengkonsumsi suplemen bisa

menjadi pilihan, terutama yang mengandung Omega 3.Didalam omega 3

terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara persendian agar tetap

lentur.

20
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN GERONTIK

1. Riwayat klien/data biografis

Nama : Ny A

Alamat : Desa Padangloang

Umur : 62 Tahun

Telp :-

Suku : Bugis

Agama : Islam

Status perkawinan : Janda

Pendidikan : SD

Telpon :-

2. Riwayat Keluarga

Pasangan : hidup

kesehatan :-

umur : 67 tahun

pekerjaan : petani

alamat : desa padangloan

sebab kematian :-

tahun meninggal :-

Anak : hidup

Nama : Tn A

21
Alamat : Desa padangloang

tahun meninggal : -penyebab kematian : -

3. Riwayat Pekerjaan

Status pekerjaan saat ini : IRT

Pekerjaan sebelumnya : IRT

Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : Dari

suaminya klien juga mengatakan di berikan uang bulanan oleh anaknya

untuk biaya kehidupan sehari-hari.

4. Riwayat Lingkungan Hidup

Tipe tempat tinggal : klien tinggal di rumah milik pribadinya dan jenis

bangunannya adalah permanen lantai klien kabin.

Jumlah kamar : klien mengatakan terdiri dari 3 kamar yaitu kamarnya dan

suaminya serta dua kamar anaknya sebelum pindah ke rumah nya masing-

masing.

Jumlah orang yang tinggal di rumah : klien mengatakan hanya tinggal

berdua dengan suaminya

5. Riwayat Rekreasi

Hobby/minat : klien mengatakan tidak memiliki minat dan hobi

Keanggotaan organisasi : klien mengatakan tidak pernah ikut dalam

organisasi

Liburan/perjalanan : klien mengatakan tidak pernah lagi liburan

mengingat usianya yang sudah tua namun dulu klien pernah di ajak

liburan oleh anaknya

22
Kegiatan di panti :-

6. Sumber/sistem pendukung yang digunakan

Dokter :-

Rumah sakit :-

Klinik :-

Pelayanan kesehatan di rumah :-

Perawatan sehari-hari :-

7. Kebiasaan /Ritual

Agama : klien mengatakan menganut agama islam

Istirahat/tidur : kebiasaan tidur di malam hari pada jam 09:00 dan

terbangun di pagi hari pada jam 05:00

Kebiasaan ibadah : klien rutin melakanakan sholat 5 waktu dan jika bia

klien melaksanakannya di mesjid dekat rumahnya.

Kepercayaan : klien mempercayai hal-hal yang terjadi padanya dari

ALLAH SWT dan ini memang karena usia nya yang sudah tua.

Ritual makan : sebelum makan klien selalu berdoa begitupun setelah

makan, klien makan 3 kali sehari porsi sedikit dan di habiskan.

8. Status kesehatan saat ini

Status kesehatan selama 1 tahun dan 5 tahun terakhir : klien mengatakan

rasa sakit pada lutut sampai kakinya sudah lama iya rasakan

Keluhan kesehatan utama (PQRST)

P : ransangan dari lutut

Q : terasa tertusuk-tusuk

23
R : patella

S : 4 (sedang)

T : hilang timbul

Pengetahuan/pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan : klien

mengatakan tidak Mengetahui penyebab peyakitnya klien hanya

mengatakan ini karena factor usia dan sering makan kacang-kacangan.

Obat-obatan

Nama obat : klien mengatakan tidak mengetahui nama obatnya ia hanya

pergi beli di warung terdekat dan hanya mengatakan obat tulang

Dosis obat : klien tidak mengetahui

Waktu dan cara penggunaan : klien mengatakan 3x1

Dokter yang memberi :-

Tanggal resep :-

Masalah karena obat-obatan :-

Alergi (agen dan reaksi fisik)

Obat-obatan: klien mengatakan tida alergi terhadap obat-obatan

Makanan : klien mengatakan tidak alergi terhadap makanan apapun

Faktor-faktor lingkungan : klien mengatakan beradaptasi dengan

lingkungan baik suhu maupun keadaan lingkungan.

Nutrisi

Diet 24 jam terakhir : klien mengatakan tidak melakukan diet apapun

Diet khusus, pembatasan makanan atau pilihan: klien mengatakan tidak

melakukan diet apapun

24
Riwayat peningkatan dan penurunan berat badan: klien mengatakan tidak

menurunkan berat badan ataupun menaikkan

9. Penyakit masa kanak-kanak : klien mengatakan tidak mengingat nya lagi

Penyakit serius atau kronik : klien mengatakan tidak mengingatnya lagi

Trauma : klien mengatakan tidak mengigatnya lagi

Perawatan di Rumah Sakit : klien mengatakan tidak pernah di rawat d

rumah sakit

Alasan :-

Tanggal:-

Tempat.:-

Operasi: klien mengatakan tidak pernah di operasi

Jenis Operasi :-

Tanggal :-

Tempat:-

Alasan :-

Riwayat obstetric :

Gr : 1 A : 0 P : 1

10. Riwayat keluarga

Genogram :klien tidak lagi mengingat silsilah keluarganya

25
11. Tinjauan system

Beri tanda cek ya atau tidak untuk setiap gejala

umum Ya Tidak
Kelelahan ✓
Perubahan berat badan setahun yang lalu ✓
Perubahan nafsu makan ✓
Demam Umum ✓

Keringat malam ✓
Kesulitan tidur ✓
Sering pilek, infeksi ✓

Penilaian diri terhadap status kesehatan : klien mengatakan kesehatan itu

sangat pentig dan klien yakin penyakitnya ini karena factor usia

Kemampuan untuk melakukan ADL: klien mengatakan masih mampu

melaksanakan Adl secara mandiri mulai dari mandi,berpakaian ,amakan

dan lain-lain.

Integumen Ya Tidak
Lesi/luka ✓
Pruritus ✓
Perubahan pigmentasi ✓
Perubahan tekstur ✓
Sering memar ✓
Perubahan rambut ✓
Perubahan kuku ✓
Pemajanan lama terhadap matahari ✓

Pola penyembuhan lesi, memar : klien mengatakan saat bagian kakinya

memar maka akan di beri minyak gosok

26
Hemopoeti Ya Tidak
Perdarahan/memar abnormal ✓
k
Pembengkakan kelenjar limfa ✓
Anemia ✓
Riwayat transfusi darah ✓

Kepala Ya Tidak
Sakit kepala ✓
Trauma berarti pada masa lalu ✓
Pusing ✓
Gatal kulit kepala ✓

Mata Ya Tidak
Perubahan penglihatan ✓
Kaca mata/lensa kontak ✓
Nyeri ✓
Air mata berlebihan ✓
Pruritus ✓
Bengkak sekitar mata ✓
Diplopia ✓
Kabur ✓
Fotofobia ✓
Riwayat infeksi ✓

Tanggal pemeriksaan terakhir : klien tidak meningatnya lagi

Tanggal pemeriksaan glaukoma terakhir : klien tdiak menginatnya lagi

Dampak pada penampilan sehari-hari : klien tidak bias melihat barang

atau benda dari jarak jauh

27
Kemampuan untuk melakukan ADL: klien mampu melakukan kegiatan

sehari-hari secara mandiri

Leher Ya Tidak
Kekakuan ✓
Nyeri/nyeri tekan ✓
Benjolan/massa ✓
Keterbatasan gerak ✓

Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran ✓
Tinitus ✓
Vertigo ✓
Sensitivitas pendengaran ✓
Alat-alat protesa ✓
Riwayat infeksi ✓

Tanggal pemeriksaan terakhir : klien mengatakan tidak mengingatnya

Kebiasaan perawatan telinga : klien mengatakan tidak lagi sering

membersihkan telinganya

Hidung dan sinus Ya Tidak


Rhinore ✓
Epistaksis ✓
Obstruksi ✓
Mendengkur ✓
Nyeri pada sinus ✓
Alergi ✓
Riwayat infeksi ✓
Penilaian diri terhadap kemampuan olfaktori : klien mengatakan saraf

penciuman sangat penting bagi dirinya.

28
Tanggal pemeriksaan gigi terakhir : klien mengatakan tidak mengingatnya

lagi

Mulut dan Tenggorokan Ya Tidak


Sakit tenggorokan ✓
Lesi/ulkus ✓
Serak ✓
Perubahan suara ✓
Kesulitan menelan ✓
Perdarahan gusi ✓
Karies ✓
Kesulitan menelan ✓
Alat-alat protesa ✓
Riwayat infeksi ✓

Pola menggosok gigi : klien menggosok gigi 1 kali sehari dengan pola

depan ke belakang

Masalah dan kebiasaan membersihkan gigi palsu:-

Payudara Ya Tidak
Benjolan/massa ✓
Nyeri/nyeri tekan ✓
Bengkak ✓
Keluar cairan dari putting susu ✓

Pola pemeriksaan payudara sendiri : klien mengatakan tidak pernah

Tanggal dan hasil mammogram terakhir :

29
Pernafasanfasan Ya Tidak
Batuk ✓
Sesak nafas ✓
Hemoptisis ✓
Sputum ✓
Bunyi nafas abnormal ✓
Asma/alergi pernafasan ✓

Tanggal dan pemeriksaan sinar x dada terakhir

Perkemihan Ya Tid
Disuria ✓
ak
Frekuensi ✓
Menetes ✓
Ragu-ragu ✓
Dorongan ✓
Hematuria ✓
Poliuria ✓
Oliguria ✓
Nokturia ✓
Inkontinensia ✓
Nyeri saat berkemih ✓
Batu ✓
Infeksi ✓

Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri/ketidaknyamanan dada ✓
Palpitasi ✓
Sesak nafas ✓
Dispnea pada aktivitas ✓
Ortopnea ✓
Murmur ✓
Edema ✓
Varises ✓
✓ 30
Parastesia
Perubahan warna kaki: warna kaki klien tetap sama dengan warna kulit

pada umum nya

Gastroin Ya Tidak
Disfagia testinal ✓
Tak dapat mencerna ✓
Nyeri ulu hati ✓
Mual/muntah ✓
Hematemesis ✓
Perubahan nafsu makan ✓
Intoleran makanan ✓
Ulkus ✓
Nyeri ✓
Ikterik ✓
Benjolan/massa ✓
Perubahan kebiasaan defekasi ✓
Diare ✓
Konstipasi ✓
Melena ✓
Hemoroid ✓
Perdarahan rectum ✓

Pola defekasi biasanya: klien basanya bab 2 atau 1 kali dalam sehari dank

lien paing sering BAB di pagi hari

Genito reproduksi Pria Ya Tidak


Lesi ✓
Nyeri testikuler ✓
Massa testikuler ✓
Masalah prostat ✓
Penyakit kelamin ✓
Perubahan hasrat seksual ✓
Impotensi ✓
31
Masalah aktifitas seksual : -

Genito reproduksi Wanita Ya Tidak


Lesi ✓
Perdarahan pasca senggama ✓
Sistokel/rektokkel/prolapsed ✓

Penyakit kelamin ✓
Infeksi ✓

Masalah aktifitas seksual : klien mengatakan tidak lagi melakukan

aktivitas seksual menginat usia nya yang sudah tidak memungkinkan

Riwayat menstruasi : klien mengatakan tidak lagi menstruasi karena

usianya yang sudah tua

Riwayat menopause : klien mengatakan tidak mengungat kapan iya

pertama kali mengalami menopause

Tanggal dan hasil pap smear:-

Gr 1 P1 A0

Muskuloskeletal Ya Tidak
Nyeri persendian ✓
Kekakuan ✓
Pembengkakan sendi ✓
Deformitas ✓
Spasme ✓
Kram ✓
Kelemahan otot ✓
Masalah cara berjalan ✓
Nyeri punggung ✓
Protesa ✓
Pola kebiasaan latihan ✓

32
Dampak pada penampilan sehari-hari klien selalu berjalan seperti orang

pincang karena saat berjalan rasa nyeri itu muncul

Sistem Saraf Pusat Ya Tidak


Sakit kepala ✓
Kejang ✓
Paresis ✓
Paralisis ✓
Masalah kordinasi ✓

Tremor/spasme ✓
Parestesia ✓
Cedera kepala ✓

Masalah : gangguan mobilitas fisik dan nyeri kronis

Sistem Reproduksi Ya Tida


Intoleran panas ✓
k
Intoleran dingin ✓
Goiter ✓
Pigmentasi kulit/tekstur ✓
Perubahan rambut ✓
Polifagia ✓
Polidipsi ✓
Poliuria ✓

33
Psikososial Ya Tida
Cemas ✓
Depresi k

Insomnia ✓
Menangis ✓
Gugup ✓
Takut ✓
Masalah dalam mengambil keputusan ✓
Kesulitan berkonsentrasi ✓

Pernyataan perasaan umum mengenai kepuasan/frustasi mekanisme

koping yang biasa: .kien mengatakan menerima masa tua nya dengan baik

sehingga klien menjalani dengan baik

Stress saat ini : klien mengatakan gelisah jika rasa nyeri nya dating

jembali karena klien tidak dapat ke mesjid

Masalah tentang kematian : klien meyakini setiap takdir dan salah satunya

adalah kematian akan di rasakan oleh siapapun di dunia ini

34
MORSE FALL SCAL / SKALA JATUH DARI MORSE

Nama Lansia : Ny A

Umur : 62 Tahun

Tanggal : 3 november 22021

No PENGKAJIAN SKALA NILAI KET

1 Riwayat jatuh : apakah Tidak 0 0

lansia pernah jatuh dalam Ya 25

3 bulan terakhir?

2 Diagnose sekunder : Tidak 0 25

apakah lansia memiliki Ya 25

lebih dari satu penyakit?

3 Alat bantu jalan : • 0 0

• Bed rest/di bantu perawat • 15

• Kruk/tongkat/walker • 30

• Berpegangan pada benda-

benda di sekitar

(kursi,lemari,meja)

4 Terapi intravena : apakah Tidak 0 0

sekarang ini lansia Ya 20

terpasang infuse?

5 Gaya berjalan/cara • 0 20

berpindah: • 10

35
• Normal/bed rest/immobile • 20

(tidak dapat bergerak

sendiri

• Lemah (tidak bertenaga)

• Gangguan atau tidak

normal (pincang/di seret)

6 Status mental: • 0 0

• Lansia menyadari • 15

kondisinya

• Lansia mengalami

keterbatasan daya ingat

Total nilai 45 Resiko

rendah

36
PENGKAJIAN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) untuk

mengkaji depresi pada lansia sebagai berikut :

No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah bapak/ibu sekarang merasa puas dengan kehidupannya ? ✓
2. Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau ✓
kesenangan akhir-akhir ini ?
3. Apakah bapak/ibu merasa hampa/kosong dalam hidup ini ? ✓
4. Apakah bapak/ibu sering merasa bosan ? ✓
5. Apakah bapak/ibu merasa mempunyai harapan yang baik dimasa ✓
depan ?
6. Apakah bapak/ibu mempunyai pikiran jelek yang mengganggu terus ✓
menerus ?
7. Apakah bapak/ibu memiliki semangat yang baik setiap saat ? ✓
8. Apakah bapak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada ✓
anda ?

9. Apakah bapak/ibu merasa bahagia pada sebagian besar waktu ? ✓


10. Apakah bapak/ibu sering merasa tidak mampu untuk berbuat apa- apa ✓

11. ?Apakah bapak/ibu sering merasa resah dan gelisah ? ✓


12. Apakah bapak/ibu senang tinggal dirumah daripada keluar rumah dan ✓
mengerjakan sesuatu ?
13. Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang masa depan ? ✓
14. Apakah bapak/ibu akhir-akhir ini sering lupa ? ✓
15. Apakah bapak/ibu pikir bahwa hidup bapak/ibu sekarang ✓
menyenangkan ?
16. Apakah bapak/ibu sering merasa sedih dan putus asa ? ✓
17. Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga akhir-akhir ini ? ✓
18. Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang masa lalu ? ✓
19. Apakah bapak/ibu merasa hidup ini menggembirakan ? ✓
20. Apakah bapak/ibu untuk memulai kegiatan yang baru ? ✓
21. Apakah bapak/ibu merasa penuh semangat ? ✓
22. Apakah bapak/ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada harapan ? ✓

37
23. Apakah bapak/ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik ✓
keadaannya daripada bapak/ibu?

24. Apakah bapak/ibu sering marah karena hal-hal yang sepele ? ✓


25. Apakah bapak/ibu sering merasa ingin menangis ? ✓
26. Apakah bapak/ibu sering sulit berkonsentrasi ? ✓
27. Apakah bapak/ibu merasa senang waktu bangun tidur ? ✓
28. Apakah bapak/ibu tidak suka berkumpul di pertemuan sosial ? ✓
29. Apakah mudah bagi bapak/ibu membuat suatu keputusan ? ✓
30. Apakah pikiran bapak/ibu masih tetap mudah dalam memikirkan ✓
sesuatu seperti dulu ?

Skor 11: Depresi Ringan

38
BERG BALANCE SCALE

No Item keseimbangan Skor (0-4)


1. Duduk ke berdiri 3 = mampu berdiri secara independen menggunakan tangan.

2. Berdiri tanpa 4 = dapat berdiri dengan aman selama 2 menit.

3. Penunjang
Duduk tanpa penunjang 4 = bisa duduk dengan aman dan aman selama 2 menit

4. Berdiri ke duduk 4 = duduk dengan aman dengan menggunakan minimal tangan

5. Transfer 4 = dapat mentransfer aman dengan penggunaan ringan tangan


6. Berdiri dengan mata

Tertutup 2 = mampu berdiri 3 detik

7. Berdiri dengan kaki 4 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara

Rapat independen

8. Menjangkau ke depan dan berdirimencapai


3 = dapat 1 menit aman
ke depan 12 cm (5 inci)

9. dengan tangan
Mengambil barang dari 4 = dapat mengambil sandal aman dan mudah

10. Lantai ke belakang


Menoleh 2 = hanya menyamping tetapi tetap mempertahankan

keseimbangan
11. Berputar 360 derajat 2 = mampu berputar 360 derajat dengan aman tetapi perlahan-

lahan
12. Menempatkan kaki 2 = dapat menyelesaikan 4 langkah tanpa bantuan dengan

bergantian di bangku pengawasan

13. Berdiri dengan satu 2 = dapat mengambil langkah kecil secara mandiri dan tahan
kaki didepan 30
14. Berdiri dengan satu = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan ≥
2detik
Kaki 3
detik
Total score = 43 (mandiri/independen)

39
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL

( Indeks Kemandirian Katz)

No Aktivitas Mandiri Tergantung


1 Mandi ✓
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu )
atau mandi sendiri sepenuhnya Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar dari bak mandi,
serta tidak mandi sendiri
2 Berpakaian ✓
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat
pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya
sebagian

3 Ke Kamar Kecil ✓
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil
dan menggunakan pispot

4 Berpindah ✓
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk

40
duduk, bangkit dari kursi sendiri

Bergantung :

Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur


5 atau kursi, tidak melakukan satu, atau lebih
Kontinen ✓
perpindahan
Mandiri :

BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri


6 Makan ✓
Tergantung :
Mandiri :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot,
Mengambil enema dan
makanan daripembalut ( pampers)
piring dan
menyuapinya
Keterangan : sendiri
Bergantung :
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama
Analisis Hasil :
sekali, dan makan parenteral ( NGT )
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ),

berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian.

41
MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)

Pemeriksa:- tgl (3 november 2021)

Nilai Nilai
Item Tes maks.

ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 5
Klien menyebutkan semuanya dengan benar.
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah 5 3
sakit), (lantai/kamar)
Klien hanya mengetahui nama Negara,kota desa dan tinggal
di rumah
REGISTRASI
Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap 3 3
3
benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda
tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar.
Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat
jumlah pengulangan
Jeruk uang mawar klien mampu menulangi 3 kali
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar.
5 0
Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata
“ WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
Klien tidak mampu memahami
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
3 3
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas
BAHASA
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( 2
2
kursi, meja) pasien mampu menyebutkan semua benda yang di
tunjuk
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa kalau dan atau 0
1
tetapi ” pasien tidak memahami
8 Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan
3
tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”.
---
Pasien diminta membaca dan melakukan perintah “Angkatlah
9 tangan kiri anda” ---
1
42
1
1
0
Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan)
8 Pasien diminta melakukan perintah “ambil kertas ini
menggunakan tangan kanan ,kemudian lipatlah menjadi 2 3 3
dan letakkan di lantai”pasien melakukan dengan benar

9 Pasien diminta membaca dan mengikuti perintah “angkatlah


tangan kiri”pasien tidak mampu membaca 1 0

10 Pasien di minta menulis sebuah kalimat spontan 1 0


Klien tidak mampu
11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini,namun klien tidak 1 0
mampu

19
\ Skor Total 30

43
DATA FOKUS

1. NYERI/SAKIT PADA LUTUT SAMPAI PERGELANGAN


KAKI
2. TERDAPAT LESI PADA SEKIAT SENDI
3. TERDAPAT MEMAR PADA SEKITAR LUTUT
4. PERUBAHAN PENGLIHATAN YAITU RABUN JAUH
5. NYERI PERSENDIAN
6. KEKAKUAN PADA SENDI
7. KRAM PADA SENDI
8. KELEMAHAN OTOT
9. MASALAH CARA BERJALAN YAITU PINCANG YAITU
SULIT MENGGERAKKAN EKSTREMITAS BAWAH
SECARA NORMAL SAAT BERJALAN
10. PARESIS GERAK BADAN BAGIAN EKSTREMITAS
BAWAH MELEMAH
11. PARESTESIA (KESEMUTAN)
12. DEPRESI RINGAN
13. TAMPAK MERINGIS

44
ANALISA DATA

Tanda Dan Gejala Penyebab Masalah


1. Ds : Kondisi Nyeri Kronis
• Mengeluh nyeri musculoskeletal kronis
• Mengeluh depresi
Do :
• Gelisah
• Tampak meringis
2. Ds : Kekakuan sendi Gangguan Mobilitas

• Mengeluh sulit Fisik

menggerakkan ekstremitas
• Nyeri saat bergerak
Do :
• Kekuatan otot menurun
• Sendi kaku
3. Do :
Penurunan mobilitas Gangguan integritas
• Kerusakan lapisan kulit
jaringan dan kulit
• Nyeri

45
DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIAGNOSA TGL DITEMUKAN TGL TERATASI


KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis Bd 3-11-2021 3-11-2021
kondisi
musculoskeletal
kronis
2. Gangguan mobilitas 3-11-2021 3-11-2021
fisik Bd kekakuan
sendi
3. Gangguan integritas 3-11-2021 3-11-2021
kulit Bd penurunan
mobilitas

46
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosis Rencana Tindakan Keperawatan


Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
1 Nyeri Kronis Tujuan : INTERVENSI UTAMA
Untuk pengalaman sensorik atau 1. Manajemen Nyeri
emosional yang berkaitan dengan Definisi
kerusakan jaringan aktual atau Mengidentifikasi dan mengelolah
fungsional, dengan onset mendadak pengalaman sensorik atau emosioanl yang
atau lambat dan berintensitas ringan berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
hingga berat dan konstan. fungsional dengan onset mendadak atau
Setelah dilakukan intervensi lambat dan berinterssitas ringan hingga
selama...(waktunya, mis. 3 jam atau berat dan konstan.
2x24 jam), maka tingkat nyeri Tindakan
menurun dengan kriteria hasil : Observasi
- - Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik

47
- Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
- Fasilitas istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan pengaruh penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan Strategi meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri Secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.
2. Perawatan kenyamanan
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien
untuk meningkatkan rasa nyaman.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi gejala yang tidak
menyenangkan (misal. Mual
muntah,dll)

48
- Identifikasi pemahaman tentang
kondisi, situasi dan perasaannya
- Identifikasi masalah emosional dan
spiritual
Terapeutik
- Berikan posisi nyaman
- Berikan kompres dingin atau hangat
- Ciptakan lingkungan nyaman
- Berikan pemijatan
- Berrikan terapi akupuntur
- Berikan terapi hipnosis
- Dukungan keluarga dan pengasuh
terhadap pengobatan
- Diskusikan mengenai situasi
Edukasi
- Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan
terap
- Ajarkan terapi relaksasi
- Ajarkan latihan pernapasan
- Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi
terbimbing
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesik,
antiprutus, jika perlu.
3. Terapi relaksasi
Definisi
Menggunakan teknik peragangan untuk
mengurangi tanda dan gejala
ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan
otot atau kecemasan.
Tindakan

49
Observasi
- Mengidentifikasi penurunan tingkat
energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain yang
mengganggu kemampuan kognetif
- Identifikasi teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan
- Identifikasi kesediaan, kemampuan
dan penbggunaan teknik sebelumnya
- Periksa ketegangan otot,frekuensi
nadi,tekanan darah dan suhu sebelum
dan sesudah latihan
- Monitor respon terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang yng nyaman,jika
memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgesik dengan
tindakan medis lain jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan
jenis relaksasi yang tersedia

50
- Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dilakukan
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileksasi dan merasakan
sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulang dan atau
melatih teknik yang dipilih
- Dekomentasikan dan latih teknik
relaksasi.
INTERVENSI PENDUKUNG
1. Aromaterapi
Definisi
Memberikan minyak esensial melalui
inhalasi, mandi uap atau kompres untuk
meredakan nyeri, menurukan tekanan
darah, meningkatkan relaksasi dan
kenyamanan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pilihan aroma yang di
sukai dan tidak di sukai
- Identifikasi tingkat nyeri, stress,
kecemasan, dan alam perasaan
sebelum dan sesudah aromaterapi
- Monitor ketidaknyamanan sebelum
dan setelah pemberian
(mis,mual,pusing)
- Monitor masalah yang terjadi saat
pemberian aromaterapi (mis,
dermatitis kontak, asma)

51
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah aromaterapi
Terapeutik
- Pilih minyak esensial yang tepat
sesuai dengan indikasi
- Lakukan uji kepekaan kulit dengan uji
tempat (patch lest) dengan larutan 2%
pada daerah lipatan lengan atau lipatan
belakang leher
- Berikan minyak esensial dengan
metode yang tepat (mis, inhalasi,
pemijatan, mandi uap atau kompres)
Edukasi
- Ajarkan cara menyimpan minyak
esensial dengan tepat
- Anjurkan menggunakan minyak
esensial secara bervariasi
- Anjurkan menghindarkan kemasan
minyak esensial dari jangkuan anak-
anak
Kolaborasi
- Konsultasikan jenis dan dosis minyak
esensial yang tepat dan aman.
2 Gangguan Tujuan : INTERVENSI UTAMA
mobilitas fisik Untuk kemampuan dalam gerakan 1. Dukungan ambulasi
fisik dari satu atau lebih ekstremitas Definisi
secara mandiri. Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan
Setelah dilakukan intervensi aktivitas berpindah.
selama...(waktunya, mis. 3 jam atau Tindakan
Observasi

52
2x24 jam), maka mobilitas fisik - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
meningkat dengan kriteria hasil : fisik lainya
- - Identifikasi toleransi fisik melakukan
ambulasi
- Monitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
- Monitor kondisi umum selama
melakukan ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan
alat bantu (mis. Tongkat, kruk)
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik,
jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan (mis, berjalan dari
tempat tidur ke kursi roda, berjalan
dari tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi
2. Dukungan mobilisasi
Definisi
Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan
aktivitas pergerakan fisik.
Tindakan

53
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
fisik lainya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan
- Monitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
- Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisas
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
alat bantu (mis. Pagar tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan pergerakan,jika
perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergeraka
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. Duduk
ditempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi).
INTERVENSI PENDUKUNG
1. Teknik Latihan Penguatan Sendi
Definisi

54
Menggunakan teknik gerakan tubuh aktif
atau pasif untuk mempertahankan atau
mengembalikan meningkatkan
fleksibilitas sendi.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi keterbatasan fungsi dan
gerak sendi
- Monitor lokasi dan sifat
ketidaknyamanan atau rasa sakit
selama gerakan / aktivitas
Teraputik
- Lakukan pengendalian nyeri sebelum
memulai latihan
- Berikan posisi tubuh optimal untuk
gerakan sendi pasif atau aktif
- Fasilitasi menyusun jadwal latihan
rentang gerak aktif maupun pasif
- Berikan penguatan positif untuk
melakukan latihan bersama
Edukasi
- Jelaskan kepada pasien /keluarga
tujuan dan rencanakan latihan bersama
- Anjurkan duduk di tempat tidur, di sisi
tempat tidur (‘menjuntai’), atau
dikursi ,sesuai toleransi
- Ajarkan melakukan latihan rentang
gerak aktif dan pasif secara sistematis
- Anjurkan memvisualisasikan gerak
tubuh sebelum memulai gerakan

55
- Anjurkan ambulasi, sesuai toleransi
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan fisioterapi dalam
mengembangkan dan melaksanakan
program Latihan.
3 Gangguan Tujuan : INTERVENSI UTAMA
integritas kulit Untuk keutuhan kulit (deformis 1. Perawatan integritas kulit
dan jaringan dan/atau epidermis) atau jaringan Definisi
(membran mukosa, kornea, fasia, otot, Mengidentifikasi dan merawat kulit untuk
tendon, tulang, kartilago, kapsul sedni menjaga keutuhan, kelembapan, dan
dan/atau ligamen). mencegah perkembangan
Setelah dilakukan intervensi mikroorganisme.
selama...(waktunya, mis. 3 jam atau Tindakan
2x24 jam), maka integritas kulit dan Observasi
jaringan meningkat dengan kriteria - Mengidentifikasi penyebab gangguan
hasil : integritas kulit (mis. Perubahan
- sirkulasi, status nutrisi, penurunan
kelembapan, suhu lingkungan dan
penurunan mobilitas)
Terapiutik
- Ubah posisi tiap 2 jam jika tira baring
- Bersihkan parinial dengan air hangat
- Lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang, jika perlu
- Gunakan produk berbahan petrolium
atay minyak pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan
- Hindari penggunaan produk dengan
bahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi

56
- Anjurkan menggunakan pelembab
- Anjurkn minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah
dan sayur
- Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrim
- Anjurkan menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat berada diluar
rumah
- Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
2. Perawatan luka
Definisi
Mengidentifikasi dan meningkatkan
penyembuhan luka serta mencegah
terjadinya komplikasi luka.
Tindakan
Observasi
- Monitor karakteristik luka (mis.
Distrase, ukuran bau)
- Monitor tanda-tanda infeksi
Terapiutik
- Lepaskan balutan dan plaster secara
perlahan
- Cukur rambut diarea sekitar luka, jika
perlu
- Bersihkan dengan cairan NACL atau
pembersih nontoksin

57
- Bersihkan jaringan neokrotik
- Berikan salep yang sesuai
- Pasang balutan sesuai dengan jenis
luka
- Pertahankan teknin streril saat
lekakukan perawatan luka
- Ganti balutan sesuai jumlah dreinase
dan eksudat
- Jadwalkan perubhan posisi setiap 2
jam
- Berikan suplemen vitamin dan mineral
- Berikan terapi TENS
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Anjurkan mengkomsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
- Anjurkan prosedur perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi prosedur debridement
- Kolaborasi pemberian antibiotik.
INTERVENSI PENDUKUNG
1. Edukasi perawatan kulit
Definisi
Memberikan informasi untuk memperbaiki
atau meningkatkan jaringan kulit.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi

58
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Anjurkan menggunakan tabir Surya
saat berada diluar rumah
- Anjurkan minum cukup cairan
- Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
- Anjurkan menggunakan pelembab
- Anjurkan melaporkan jika ada lesi
kulit yang tidak biasa.

59
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik

yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi

penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).

Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian

(biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan,

sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan

kerusakan bagian dalam sendi

B. Saran

Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat bekerjasama dengan setiap

kader dan keluarga untuk mengadakan penyuluhan kesehatan sesuai dengan

pendidikan masyarakat setempat, untuk melakukan pendeteksian lebih dini

dengan cara kontrol kesehatan setiap bulan untuk mencegah terjadinya akibat

lebih lanjut.

60
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI

KEDOKTERAN Edisi 11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC

Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam:

Textbook of Rheumatology Philadhelpia: Saunders Co

Hirmawan, Sutisna., 1973. PATOLOGI.Jakarta : Bagian Patologi Anatomik

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp : 437, 1

Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee,

Papadakis MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed.,

Appleton & Lange, International Edition, Connecticut 2005, 729-32.

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth.Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah.Jakarta : EGC. 2002.

Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007.BUKU AJAR PATOLOGI Edisi

7.Jakarta : EGC

Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000.KAPITA

SELEKTA KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua.Jakarta : Media

Aesculapius

Nasution..1996.Aspek Genetik Penyakit Reumatik dalam Noer S (Editor) Buku

Ajar Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses

Penyakit bag 2. Jakarta: EGC

61

Anda mungkin juga menyukai