Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn.

H
DENGAN ARTRITIS REUMATIK DI DESA DRIEN RAMPAK
KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT
TAHUN 2022

Oleh :

DWI RYAN RAMADHAN, S.Kep


2190007

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKEs MEDIKA SERAMOE BARAT
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis masih bisa menyelesaikan penyusunan laporan
“Asuhan Keperawatan Pada Tn.H Dengan Arthritis Reumatik Di Desa Drien Rampak
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2022” Laporan asuhan
keperawatan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan stase keperawatan gerontik
profesi ners
Penulis menyadari penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. T. Syamsul Bahri, selaku Ketua Yayasan Payung Negeri Aceh Darussalam.
2. Ibu Siti Damayanti, SST M.Ke, selaku Ketua STIKes Medika seramoe Barat.
3. Ibu Ns. Fitri Apriani, S.Kep. CH.,CHKn, M.K.M, selaku Wakil Ketua I STIKes
Medika Seramoe Barat
4. Bapak Ns. Alfi Syahri, S.Kep., CH., CHKn, M.K.M., selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan STIKes Medika Seramoe Barat
5. Ibu Ns. Rizki Andriani, M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi Profesi Ners STIKes
Medika seramoe Barat.
6. Bapak Ns. Anita Tiara, M.Kep,, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan ini
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan masyarakat kiranya
kesejahteraan dilimpahkan Allah SWT kepada kita semua.

Meulaboh, Januari 2022


Penulis

Dwi Ryan Ramadan S.Kep

i
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL …………………………………………………………… i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iii

LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Arthritis Reumatik
1. Pengertian Arthritis Reumatik…………………………………………. 1
2. Etiologi Arthritis Reumatik …..………………………………………. 1
3. Klasifikasi Arthritis Reumatik ..……………………………………… 2
4. Tanda dan gejala...……………………………………………………… 3
5. Patofisiologi Arthritis Reumatik………………………………………. 3
6. Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………. 4
7. Pencegahan Arthritis Reumatik………………………………………. 4
8. Penatalaksanaan Arthritis Reumatik Dalam Keperawatan.………… 4
ASUHAN KEPERAWATAN………………………………………………… 6
PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 26
B. Saran........................................................................................................ 26
.................................................................................................................

ii
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Arthritis Reumatik
1. Pengertian Artritis Reumatik
Artritis Reumatik merupakan penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat
sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris (Chairuddin, 2003). Penyakit rematik meliputi cakupan dari penyakit
yang dikarakteristikkan oleh kecenderungan untuk mengefek tulang, sendi, dan jaringan
lunak (Soumya,2011). Karakteristik dari reumatik adalah terjadinya kerusakan dan
poliferasi pada membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi,
ankilosis, dan deformitas. Mekanisme imunologis tampak berperan penting dalam
memulai dan timbulnya penyakit ini. Pendapat lain mengatakan, arthritis rheomatoid
adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah
salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantai oleh
imunitas.

2. Etiologi Arthritis Reumatik


Penyebab arthritis reumatik masih belum diketahui secara pasti walaupun banyak
hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. Penyakit ini belum dapat
dipastikan mempunyai hubungan dengan faktor genetik. Namun, berbagai faktor
(termasuk kecenderungan genetik) bisa memengaruhi reaksi autoimun. Faktor-faktor
yang berperan antara lain adalah jenis kelamin, infeksi, keturunan, dan lingkungan.
Namun secara ringkasnya faktor penyebab terjadinya arthritis reumatik dapat dlihat
sebagai berikut:
a. Umur
Dari semua faktor resiko timbulnya rematik, faktor ketuaan adalah yang terkuat.
Prevalensi dan beratnya rematik semakin meningkat dengan bertambahnya umur.
Rematik terjadi pada usia lanjut.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena rematik pada lutut dan pria lebih sering terkena pada
paha, pergelangan tangan dan leher.

1
c. Genetik
Faktor herediter juga berperan timbulnya rematik misalnya pada seorang ibu dari
seorang wanita dengan rematik pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua
kali lebih sering rematik pada sendi tersebut. Anaknya perempuan cenderung
mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibunya.
d. Kegemukan (Obesitas)
Berat badan berlebihan berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
rematik pada pria dan wanita. Karena menahan beban berat badan sehinga
mengangu sendi.

3. Klasifikasi Arthritis Reumatik


Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan dalam
dua kelompok besar yaitu: rematik artikular dan rematik non artikular. Rematik
Artikular atau Arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang berlokasi
pada persendian, diantaranya meliputi Arthritis Rheumatoid, Osteoarthritis, Olimiagia
Reumatik, Artritis gout. Rematik non artikular arau ekstra artikular yaitu gangguan
rematik yang disebabkan oleh proses diluar persendian diantaranya Bursitis, Fibrositis,
Sciatica (Hembing,2006).
Secara umum rheumatic dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Arthritis Rheumatik
Arthritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama Poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
Terlibatnya sendi pada pasien Atritis Rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga
menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
b. Osteoarthritis
Penyakit ini merupakan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat
dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi,dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan
sendi besar menananggung beban.

2
c. Olimialgia Reumatik
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan
yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu, dan panggul.
Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun keatas.
d. Artritis gout
Suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, Artritis akut. Penyakit
ini terjadi pada pria dan wanita pada usia pertengahan.

4. Tanda dan Gejala Arthritis Reumatik


Gejala rheumatoid arthritis tergantung pada tingkat peradangan jaringan. Ketika
jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif. Ketika jaringan berhenti meradang,
penyakit ini tidak aktif. Remisi dapat terjadi secara spontan atau dengan pengobatan
dan pada minggu-minggu terakhir bisa bulan atau tahun, orang-orang pada umumnya
merasa sakit ketika penyakit ini aktif lagi (kambuh) atau pun gejala kembali (Reeves,
2001). Disamping itu juga manifestasi klinis dari arthritis reumatik sangat bervariasi
dan biasanya mencerminkan stadium serta beratnya penyakit. Rasa nyeri,
pembengkakan, panas, eritemia dan gangguan fungsi merupakan klinis yang klasik
untuk Reumatoid Arthritis (Smeltzer & Bare, 2002).
Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi pada
lanjut usia yaitu: sendi terasa nyeri dan kaku pada pagi hari, bermula sakit dan
kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, juga jari-jari,
mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi
kemerahan dan terasa sakit atau nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat menyebabkan
demam, dapat terjadi berulang (Junaidi, 2006).

5. Patofisiologi Arthritis Reumatik


Peradangan Arthritis reumatik berlangsung terus-menerus dan menyebar ke
struktur-struktur sendi dan sekitarnya termasuk tulang rawan sendi dan kapsul fibrosa
sendi. Ligamentum dan tendon meradang. Peradangan ditandai oleh penimbunan sel
darah putih, pengaktivan komplemen, fagositosis ekstensif dan pembentukan jaringan
parut. Peradangan kronik akan menyebabkan membran sinovium hipertrofi dan

3
menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan nekrosis sel dan
respons peradangan berlanjut. Sinovium yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan
granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar ke seluruh sendi sehingga
semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara
lambat merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes seroligi
 BSE positif
 Darah, bisa terjadi anemia dan leukositis 3
 Rheumatoid faktor terjadi 50-90% penderita
b. Pemeriksaan radiologi
 Periarticular osteoporosis, permulaan sendi-sendi erosi
 Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, subluksasi dan ankilosis
c. Aspirasi sendi
 Cairan synovial menunjukan adanya proses radang aseptic, cairan dari sendi
di kultur dan bisa diperiksa secara makrosop

7. Pencegahan Arthritis Reumatik


a. Hindari kegiatan tersebut apabila sendi sudah terasa nyeri, sebaiknya berat
badan diturunkan.
b. Istirahat yang cukup.
c. Hindarilah makanan secara berlebihan fakor pencetus rematik. Makanan yang
mengandung banyak purin misalnya : daging, jeroan, babat, usus, hati

8. Penatalaksanaan Arthritis Reumatik Dalam Keperawatan


a. Memberikan Pendidikan Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian
tentang patofisiologi, penyebab dan prognosis penyakit termasuk komponen
penatalaksanaan regimen obat yang kompleks. Pendidikan tentang penyakit ini
kepada pasien, keluarga dan siapa saja yang berhubungan dengan pasien.
Pendidikan pencegahan yang diberikan pada klien berupa istirahat yang cukup,

4
gunakan kaos kaki atau sarung tangan sewaktu tidur malam, kurangi aktivitas
yang berat secara perlahan-lahan.
b. Istirahat Sangat penting karena Arthritis Reumatik biasanya disertai rasa lelah
yang hebat. Oleh karena itu, pasien harus membagi waktu istirahat dan
beraktivitas.
c. Latihan Fisik Dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan
ini mencakup gerakan aktif dan pasif semua sendi yang sakit, minimalnya 2x
sehari.
d. Termotrafi Lakukan kompres panas pada sendi- sendi yang sakit dan bengkak
mungkin dapat mengurangi nyeri

5
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Nama lansia (inisial) : Tn.H
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Agama :Islam
d. Usia : 65 Tahun
e. Status perkawinan : Kawin
f. Pendidikan terakhir : S1
g. Pekerjaan :Pedagang
h. Alamat : Desa Drien Rampak
2. RIWAYAT ESEHATAN
Keluhan Utama :
Klien mengatakan jika sering merasakan sakit di area pinggang dan menjalar pada
kaki dan sering susah saat akan mengubah posisi dari duduk untuk berdiri. Klien juga
mengatakan pdia sudah mengalami rematik sejak 2 tahun lalu. Jika salat terasa sulit
saat bangun dari posisi sujud. Sakit sering timbul pada malam hari
a. Riwayat kesehatan yang lalu : Reumatik
b. Riwayat kesehatan yang sekarang : Reumatik
c. Riwayat kesehatan keluarga :Tidak ada keluarga yang memiliki
riwayat seperti Tn.H

6
d. Genogram

e.

f.

Keterangan:
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Tingggal serumah
:Garis keturunan
:Garis pernikahan
:Pasien

a. Riwayat penggunaan obat-obatan :


1. -
2. -
3. -

3. RIWAYAT PEKERJAAN DAN STATUS EKONOMI :


a. Pekerjaan saat ini : Pedagang kelontong

b. Pekerjaan sebelumnya :Guru

c. Sumber pendapatan :Pendapatan diperoleh dari hasil berdagang dan


uang pensiunan.

7
4. KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Biologis
1) Pola makan : frekuensi 3x sehari
2) Pola minum :Tn. H mengatakan sering minum saat sedang
bekerja.
3) Pola tidur : Tn. H mengatakan sulit tidur jika terasa nyeri
pada pinggang dan kaki.
4) Pola eliminasi
 BAB
Frekuensi : 1x dalam sehari
Keluhan : Tidak ada
 BAK
Frekuensi :kurang lebih 6x dalam sehari
Warna : Kuning jernih
Bau : Pesing
Keluhan : Tidak ada
5) Aktivitas dan istirahat :
Lama tidur malam : 6 jam
Lama tidur siang : Tn.H mengatakan jarang tidur pada siang hari
6) Rekreasi :
 Hobi/Minat : Duduk dan berbincang-bincang dengan anggota keluarga
 Liburan/Perjalanan : Hanya berkunjung kerumah saudara-saudara
 Hiburan : Nonton TV dan Bermain bersama cucu

b. Psikologis :
1) Stressor :-
2) Strategi koping : Tn. H mengatakan menyerahkan segala sesuatunya
kepada Allah.

8
c. Hubungan sosial
1) Hubungan dengan lingkungan sosial/masyarakat : Tn. H rutin mengikuti
acara dengan masyarakat. Tn.H juga terlibat sebagai pengurus masjid
dilingkungannya.
2) Hubungan dengan keluarga : Tn.H memiliki hubungan yang baik dengan
keluarga dan kerabatnya.

d. Spiritual/kultural
1) Pelaksanaan ibadah : Tn.H rutin melaksanakan shalat 5 waktu.
2) Keyakinan terhadap kesehatan : Tn.H percaya jika mengkonsumsi obat
dapat menyembuhkan penyakitnya.

5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tingkat kesadaran :
E:4
V:5
M :6
Total GCS : 15 (Composmentis)
b. Tanda vital :
TD : 140/100
HR : 90x/menit
Rr : 18x/menit
Temp : 36.8 0C

c. Pengukuran BB dan TB
TB : 165cm
BB : 75kg
IMT : 27,5 (gemuk)

9
d. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
1) Kepala
a) Mata : simetris ki/ka, tidak ada anemis pada konjungtiva,
selalu menggunakan alat bantu penglihatan
b) Rambut : bersih dan beruban, tidak terdapat luka pada kepala.
c) Telinga :simetris ki/ka, tidak ada serumen, fungsi pendengaran
Baik.
d) Hidung :Hidung simetris ki/ka, bersih tidak ada serumen, tidak
terdapat tanda polip dan pendarahan.
e) Mulut : Mulut bersih, memiliki gigi palsu
.
2) Dada
a) Paru
 Inspeksi : bentuk dada normal, terdapat adanya retraksi,
penurunan pernapasan mudah dan teratur,
tidak terdapat distres, tidak ditemukannya
takipnea dan dyspnea, tidak terdapat bantuan
otot pernafasan.
 Palpasi : tidak terdapat tonjolan pada dada, tidak
terdapat nyeri tekan.
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi :Vesikuler (tidak terdapat suara tambahan)

b) Kardiovaskuler
 Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terdapat
pembesaran jantung. Dan tidak ada benjolan
pada dada.
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, edema dan varises.
 Perkusi : bunyi pekak antara batas jantung
 Auskultasi : Normal (bunyi jantung S 1/s1-bunyi jantung

10
2/S2), tidak terdapat suara murmur.

3) Abdomen :
 Inspeksi : Kuadran abdomen simetris ki/ka, bentuk abdomen
datar, tidak terdapat penggunaan otot tambahan pernafasan.
 Palpasi : tidak terdapat benjolan, pembesaran hepar dan limfa,
tidak terdapat nyeri tekan.
 Perkusi : adanya udara dalam abdomen, kembung
 Auskultasi: bising usus (-)

4) Genetalia :-

5) Ektremitas :
 Inspeksi : Warna kuku merah muda, keadaan kuku bersih tidak
menggunakan penggunaan alat bantu,
 Palpasi :turgor kulit hangat
 Kekuatan otot : 5 5
5 5

6) Laboratorium (bila ada) :-

7) Informasi penunjang (bila ada) :

8) Therapi medis (bila ada) :

11
6. PENGKAJIAN RESIKO JATUH
PENILAIAN RISIKO JATUH LANSIA
(SKALA MORSE FALL SCALE)

N Hal yang dikaji Ketentuan nilai Skor


o Ya Tidak
1 Apakah lansia pernah jatuh dalam √
3 bulan terakhir ?
2 Apakah lansia memiliki lebih dari 1 √
penyakit ?
3 Alat bantu jalan : √
a. Bedrest/dibantu
b. Kruk/tongkat/walker √
c. Berpegangan pada benda
sekitar √
d. (Ex : Meja, lemari, Dsb) √
4 Apakah saat ini lansia terpasang √
infus ?

5 Gaya berjalan/cara berpindah : √


a. Normal/bedrest/imobilisasi
b. Lemah tidak bertenaga √
c. Gangguan/tidak normal √
(pincang/diseret/dsb)
6 Status mental : √
a. Lansia menyadari kondisi
dirinya
b. Lansia mengalami √
keterbatasan daya ingat
TOTAL NILAI 50
Interpretasi :
Skor = 50 ( Tn. H resiko jatuh rendah)

7. PENGKAJIAN ADL
BARTHEL INDEKS
No Kriria Penilaian SKOR PENILAIAN
Dengan Bantuan Mandiri
1 Makan √
(Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,

12
Mandiri skor 10)
2 Aktifitas Toilet √
(Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor 10)
3 Berpindah dari kursi roda √
ketempat tidur dan sebaliknya
termasuk duduk dan bangun
dari tempat tidur
(Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5-10,
Mandiri skor 15)
4 Kebersihan diri : Mencuci muka, √
menyisir rambut dan gosok gigi
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 0,
Mandiri skor 5)
5 Mandi √
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 0,
Mandiri skor 5)
6 Berjalan dipermukaan datar √
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 10,
Mandiri skor 15)

7 Naik turun tangga √


Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor 10)
8 Berpakaian √
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor 10)
9 Mengontrol defekasi √
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor10)

10 Mengontrol berkemih √
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor 10)
Total Skor 90
Tingkat Ketergantungan Tn.H ketergantungan sedang

13
Interpretasi :
1. Skor 0-20 : Ketergantungan
2. 21-61 : Ketergantung Berat/Sangat Tergantung
3. 62-90 : Ketergantungan Sedang
4. 91-99 : Ketergantungan Ringan
5. 100 : Mandiri

8. PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF (SPSMQ)


Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
No Pertanyaan Benar Salah
1 Tanggal berapa hari ini ? √
2 Hari apa sekarang ? atau √
3 Apa nama tempat ini ? √
4 Apa nama desa anda ? √
5 Kapan anda lahir ? √
(Tgl/Bln/Thn : bisa salah satunya)
6 Siapa presiden indonesia ? √
7 Siapa nama orang tua anda √
(Ayah atau Ibu) ?
8 Berapa orang anak anda ? √
9 Siapa nama suami anda ? √
10 Berapakah hasil dari 10-3+3 ? √
(Bisa disesuaikan)
Interpretasi : Jumlah Kesalahan = - (Tn.H memiliki fungsi intelektual utuh)

14
9. PENGKAJIAN SKALA DEPRESI GERIATRI
PENILAIAN SKALA DEPRESI LANSIA
(GERIATRIC DEPRESSION SCALE)

JAWABAN DAN SKOR KETERANGAN


NO PERTANYAAN YA TIDAK SKOR KETENTUAN
SKOR
1 Apakah anda sebenarnya √ 0 Jika jawaban :
puas dengan kehidupan a. YA Skor 0
anda? b. Tidak Skor 1
2 Apakah anda telah √ 1 Jika jawaban :
meninggalkan banyak a. YA Skor 0
kegiatan dan b. Tidak Skor 1
minat/kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa √ 0 Jika jawaban :
kehidupan anda kosong? a. YA Skor 1
b. Tidak Skor 0
4 Apakah anda sering merasa √ 0 Jika jawaban :
bosan? a. YA Skor 1
b. Tidak Skor 0
5 Apakah anada mempunyai √ 0 Jika jawaban :
semangat yang baik setiap a. YA Skor 0
saat? b. Tidak Skor 1
6 Apakah anda merasa takut √ 1 Jika jawaban :
sesuatu yang buruk akan a. YA Skor 1
terjadi pada anda? b. Tidak Skor 0
7 Apakah anda merasa bahagia √ 1 Jika jawaban :
untuk sebagian besar hidup a. YA Skor 0
anda? b. Tidak Skor 1
8 Apakah anda merasa sering √ 0 Jika jawaban :
tidak berdaya? a. YA Skor 1
b. Tidak Skor 0
9 Apakah anda lebih sering √ 0 Jika jawaban :
dirumah dari pada pergi a. YA Skor 1
keluar dan mengerjakan b. Tidak Skor 0
sesuatu hal yang baru?
10 Apakah anda merasa √ 0 Jika jawaban :
mempunyai banyak masalah a. YA Skor 1
dengan daya ingat anda b. Tidak Skor 0
dibandingkan kebanyakan
orang ?
11 Apakah anda pikir bahwa √ 1 Jika jawaban :
kehidupan anda sekarang a. YA Skor 0
menyenangkan? b. Tidak Skor 1

15
12 Apakah anda merasa tidak √ 0 Jika jawaban :
berharga seperti perasaan a. YA Skor 1
anda saat ini? b. Tidak Skor 0
13 Apakah anda merasa penuh √ 0 Jika jawaban :
semangat? a. YA Skor 0
b. Tidak Skor 1
14 Apakah anda merasa bahwa √ 0 Jika jawaban :
keadaan anda tidak ada a. YA Skor 1
harapan? b. Tidak Skor 0
15 Apakah anda pikir bahwa √ 0 Jika jawaban :
orang lain, lebih baik ke a. YA Skor 1
adaan nya daripada anda? b. Tidak Skor 0
Jumlah Total Skor 4

Interpretasi : Jumlah skor 4 (Tn. H tidak memiliki kemungkinan depresi)

16
PENILAIAN ADAPTASI, PARTNERSHIP, GROWTH, AFEK, RESOLVE (APGAR)
KELUARGA
Jawaban dan Ketentuan Skor
N Hampir Kadang- Tidak
Pertanyaan
o selalu kadang pernah
(2) (1) (0)
1. A : Adaptasi
Saya merasa puas karena saya dapat meminta √
bantuan keluarga saya saat ada sesuatu yang
mengganggu saya.
2. P : Patnership
Saya merasa puas karena keluarga saya √
membicarakan setiap hal dan
berbagai  masalah dengan saya.
3. G : Growth √
Saya merasa puas karena keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk terlibat dalam aktivitas atau kegiatan
baru.
4. A : Afek √
Saya merasa puas karena keluarga saya
memperlihatkan kasih sayang dan berespons
terhadap emosi saya, seperti rasa marah,
penderitaan, dan kasih sayang.
5. R : Resolve √
Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
dan saya meluangkan waktu bersama-sama.
Jumlah Total Skor 9
Interpretasi : Jumlah skor = 9 (Tn.H memiliki keluarga dengan fungsi yang baik)

17
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah keperawatan
1. Data Subjektif : Proses perjalanan penyakit Nyeri

- Bp. H mengatakan :
pinggang terasa nyeri dan
menjalar sampai kaki
terlebih pada malam hari
- Bp. H mengatakan : Jika
saya salat terasa sulit saat
bangun dari posisi sujud,
terkadang saya harus
menopang dengan tangan
agar bisa kembali berdiri
untuk melanjutkan salat

Data Objektif :

- Klien terlihat meringis


- Skala nyeri : 5
- Klien terlihat kesulitan
untuk bangkit berdiri dari
posisi duduknya
- Pembengkakan &
kekakuan (-)
- Kekuatan otot :
5555 5555

5555 5555

Nyeri yang dirasakan Hambatan mobilitas fisik

18
2. Data subjektif :

- Bp. H mengatakan : Jika


saya inggin berdiri saya
harus berpegangan pada
benda di sekeliling saya,
atau pun menopang dengan
kedua tangan sebelum
dapat berdiri tegak
Data objektif :

- Klien terlihat meringis


- Skala nyeri : 5
- Klien sulit untuk bangun
dari posisi duduknya dalam
1 kali gerakan
- Gerakan berjalan tidak
stabil dan konsisten
- Mobilisasi klien terlihat
lambat
- Kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555

Insomnia Gangguan Pola Tidur


3.
Data subjektif :
4.
- Bp. H mengatakan karena
merasakan nyeri pada
malam hari sering
membuatnya susah untuk
tidur
- Bp.H mengatakan jika
sudah terbangun sulit untuk
tidur kembali

19
Data Objektif

- Klien tampak terlihat lesu


- Klien tampak terlihat
mengantuk
- Terdapat kantung mata

20
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d proses perjalanan penyakit
2. Hambatan mobilitas fisik b/d Nyeri yang dirasakan
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Hari/Tanggal Diagnosa Intervensi


Keperawatan
1. Selasa / 4 Nyeri b/d proses - Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan
intensitas (skala 0-10) catat faktor yang
Januari 2022 perjalanan
memperberat dan tanda-tanda rasa sakit
penyakit non verbal
- Istirahatkan sendi yang sakit, hindari
aktivitas yang berlebihan pada sendi yang
sakit
- Anjurkan klien mengambil posisi yang
nyaman, tingkatkan istirahat sesuai
kebutuhan
- Anjurkan klien mandi air hangat dan
lakukan kompres hangat pada sendi yang
sakit
- Lakukan masase yang lembut
2. Jumat 14 Hambatan
Januari 2022 mobilitas fisik  Diskusikan dengan klien tentang
kemampuan melakukan aktivitas yang dapat
b/d Nyeri yang ditoleransi
dirasakan  Kaji tingkat kekuatan otot saat klien
melakukan aktivitas fisik
 Anjurkan klien untuk tidak melakukan
kegiatan yang berat dan kompleks yang
tidak mampu ditoleransi oleh
kemampuannya
 Anjurkan klien untuk mengistirahatkan
sendi yang sakit
 Anjurkan klien untuk menggunakan alat
bantu jalan seperti tongkat, kruk, dan lain
3. sebagainya
Selasa 18  Anjurkan keluarga untuk selalu membantu

21
Januari 2022 Gangguan pola aktivitas klien yang tidak dapat dilakukan
secara mandiri
tidur
berhubungan  Lakukan pengkajian masalah gangguan
dengan tidur klien, karakteristik dan penyebab
kurang tidur
insomnia  Lakukan persiapan untuk tidur malam
seperti jam 8.
 Anjurkan makan yang cukup satu jam
sebelum tidur.
 Keadaan tempat tidur yang nyaman -
Lingkungan yang tidak berisik
 Tingkatkan aktivitas sehari-hari dan
Kurangi aktivitas sebelum tidur

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
/Diagnosa
Keperawatan

22
1. Nyeri b/d proses 1. Menjelaskan kepada klien dan S (Subjektif):
perjalanan keluarga tentang : - Klien mengatakan :
penyakit a. Pengertian kompres hangat “Alhamdulillah, setelah di
b. Manfaat dilakukan kompres kompres rasa sakitnya terasa
hangat berkurang”
c. Alat yang dibutuhkan untuk - Klien mengatakan : “Nanti saya
melakukan kompres hangat akan praktekkan jika rasa sakit
d. Cara melakukan kompres kembali muncul”
hangat dengan benar O (Objektif):
2. Mendemontrasikan tata cara - Klien terlihat lebih rileks
melakukan kompres hangat dengan - Skala nyeri 3
melibatkan klien - Krepitasi (+)
3. Meminta klien atau anggota keluarga - Klien terlihat cukup antusias
untuk mendemontrasikan kembali mengikuti demontrasi kompres
cara melakukan kompres hangat hangat yang diajarkan
seperti yang telah dipraktekkan - Klien cukup interaktif saat
sebelumnya berdiskusi tentang masalah
4. Memberi kesempatan kepada klien nyeri sendi yang dirasakan
untuk menanyakan tentang hal yang - Sikap klien dan keluarga terlihat
belum dipahami tentang terapi cukup baik dalam menyambut
kompres hangat yang dapat kedatangan perawat.
mengurangi keluhan nyeri yang A (Analisa):
dirasakan Masalah keperawatan sudah
teratasi sebagian
2.
Hambatan P (Planning):
mobilitas fisik Lanjutkan intervensi untuk diagnosa
b/d nyeri yang berikutnya dengan tetap melakukan
dirasakan 1. Mengkaji kemampuan klien dalam follow up terhadap intervensi di atas

beraktivitas S (Subjektif):

2. Mendiskusikan dengan klien - Klien mengatakan : “Jadi

penyebab yang mengakibatkan klien sekarang saya harus mengurangi

23
mengalami hambatan mobilitas fisik pekerjaan berat yang biasa saya
3. Menjelaskan kepada klien tentang lakukan”.
cara yang dapat digunakan untuk
mengatasi hambatan mobilitas yang O (Objektif):

dirasakan - Klien terlihat cukup berhati-hati

4. Mendiskusikan tentang batasan- dalam menggerakkan kedua

batasan aktivitas yang dapat kakinya

dilakukan serta aktivitas yang - Skala nyeri : 2

sebaiknya dihindari. - Klien terlihat menyimak dengan

5. Memberi kesempatan kepada klien baik saat penjelasan diberikan

untuk menanyakan tentang hal yang - Klien terlihat antusias bertanya

belum dimengerti tentang kegiatan yang boleh dan

6. Meminta klien untuk menjelaskan yang tidak boleh dikerjakan

kembali tentang isi diskusi yang - Klien terlihat masih

dibahas sebelumnya menggunakan bantuan pegangan

7. Memberikan reinforment kepada untuk bangkit dari posisi

klien karena dapat menjelaskan duduknya

kembali dengan baik dan benar A (Analisa):


Masalah keperawatan sudah
3.
teratasi sebagian
Gangguan pola
P (Planning):
tidur b/d
Lanjutkan intervensi untuk diagnosa
insomnia
berikutnya, dengan tetap melakukan
follow up terhadap intervensi diatas

1. Memberikan informasi kepada


keluarga mengenai pengertian,
Subjektif:
penyebab, tanda dan gejala serta
 Tn. H mengatakan sulit tidur
akibat dari gangguan tidur .
saat terasa nyeri pada bagian
2. Mengkaji masalah gangguan tidur,
pinggang dan kaki

24
karakteristik dan penyebab  Tn. H mengatakan sudah
gangguan pola tidur. mengerti tentang masalah
3. Melibatkan keluarga untuk gangguan tidur yang dialami
menciptakan kondisi lingkungan  Tn. H mengatakan akan
tidur yang aman dan nyaman mengatur cahaya ruangan saat
akan tidur
Objektif:
 Tn. H tampak memahami terkait
gangguan pola tidur yang
dialami
Analisa:
Masalah teratasi sebagian
Perencanaan:
Melanjutkan intervensi dan follow
up kondisi klien

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dari hasil pengkajian pada kasus di atas ditemukan bahwa pasien memiliki riwayat
reumatik yang sudah menahun. Dapat dilihat pada saat berpindah posisi pasien agak sulit
untuk mengangkat bagian pinggang dan kaki. Pasien juga sering merasakan gejala nyeri
akibat penyakit yang dideritanya.

25
2. Diagnosa keperawatan yang didapat dari hasil pengkajian adalah Nyeri b/d proses
perjalanan penyakit, hambatan mobilitas fisik b/d nyeri yang dirasakan, gangguan pola
tidur b/d insomnia.
3. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada kasus diatas pada diagnosa pertama
memberikan penyuluhan bagaimana kompres hangat pada bagian yang nyeri. Tujuannya
untuk memberikan relaksasi sehingga Tn.H merasa nyaman. Diagnosa kedua dianjurkan
kepada Tn.H untuk melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan dan tidak
memaksakan serta untuk lebih mengistirahatkan bagian sendi yang terasa nyeri. Untuk
diagnose terakhir gangguan pola tidur melibatkan keluarga untuk memodifikasi
lingkungan kamar yang aman dan nyaman
4. Implementasi dan evaluasi disesuaikan dengan intervensi yang dilakukan. Pada diagnosa
pertama didapatkan hasil evaluasi masalah sudah teratasi sebagian namun perlu dilakukan
follow up kembali. Diagnosa kedua dari hasil evaluasi Tn.H dan keluarga sudah mengerti
terkait informasi kesehatan yang diberikan. Untuk diagnosa ketiga didapatkan hasil
evaluasi masalah sudah teratasi sebagian namun perlu dilakukan follow up kembali untuk
melihat perkembangan pola tidur Tn.H

B. Saran
1. Bagi Perawat
Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan gerontik harus menggunakan
pendekatan proses keperawatan secara komprehensif dengan melibatkan peran serta
aktif pasien sebagai asuhan keperawatan guna mencapai tujuan.

2. Bagi Mahasiswa Keperawatan


Hasil studi kasus ini dapat dijadikan landasan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dan dapat dijadikan bahan pembanding dalam melakukan studi kasus selanjutnya
mengenai asuhan keperawatan pada klien gerontik dengan artritis reumatik.

26
27

Anda mungkin juga menyukai