H
DENGAN ARTRITIS REUMATIK DI DESA DRIEN RAMPAK
KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT
TAHUN 2022
Oleh :
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis masih bisa menyelesaikan penyusunan laporan
“Asuhan Keperawatan Pada Tn.H Dengan Arthritis Reumatik Di Desa Drien Rampak
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2022” Laporan asuhan
keperawatan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan stase keperawatan gerontik
profesi ners
Penulis menyadari penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. T. Syamsul Bahri, selaku Ketua Yayasan Payung Negeri Aceh Darussalam.
2. Ibu Siti Damayanti, SST M.Ke, selaku Ketua STIKes Medika seramoe Barat.
3. Ibu Ns. Fitri Apriani, S.Kep. CH.,CHKn, M.K.M, selaku Wakil Ketua I STIKes
Medika Seramoe Barat
4. Bapak Ns. Alfi Syahri, S.Kep., CH., CHKn, M.K.M., selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan STIKes Medika Seramoe Barat
5. Ibu Ns. Rizki Andriani, M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi Profesi Ners STIKes
Medika seramoe Barat.
6. Bapak Ns. Anita Tiara, M.Kep,, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan ini
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan masyarakat kiranya
kesejahteraan dilimpahkan Allah SWT kepada kita semua.
i
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Arthritis Reumatik
1. Pengertian Arthritis Reumatik…………………………………………. 1
2. Etiologi Arthritis Reumatik …..………………………………………. 1
3. Klasifikasi Arthritis Reumatik ..……………………………………… 2
4. Tanda dan gejala...……………………………………………………… 3
5. Patofisiologi Arthritis Reumatik………………………………………. 3
6. Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………. 4
7. Pencegahan Arthritis Reumatik………………………………………. 4
8. Penatalaksanaan Arthritis Reumatik Dalam Keperawatan.………… 4
ASUHAN KEPERAWATAN………………………………………………… 6
PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 26
B. Saran........................................................................................................ 26
.................................................................................................................
ii
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Arthritis Reumatik
1. Pengertian Artritis Reumatik
Artritis Reumatik merupakan penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat
sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris (Chairuddin, 2003). Penyakit rematik meliputi cakupan dari penyakit
yang dikarakteristikkan oleh kecenderungan untuk mengefek tulang, sendi, dan jaringan
lunak (Soumya,2011). Karakteristik dari reumatik adalah terjadinya kerusakan dan
poliferasi pada membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi,
ankilosis, dan deformitas. Mekanisme imunologis tampak berperan penting dalam
memulai dan timbulnya penyakit ini. Pendapat lain mengatakan, arthritis rheomatoid
adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah
salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantai oleh
imunitas.
1
c. Genetik
Faktor herediter juga berperan timbulnya rematik misalnya pada seorang ibu dari
seorang wanita dengan rematik pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua
kali lebih sering rematik pada sendi tersebut. Anaknya perempuan cenderung
mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibunya.
d. Kegemukan (Obesitas)
Berat badan berlebihan berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
rematik pada pria dan wanita. Karena menahan beban berat badan sehinga
mengangu sendi.
2
c. Olimialgia Reumatik
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan
yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu, dan panggul.
Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun keatas.
d. Artritis gout
Suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, Artritis akut. Penyakit
ini terjadi pada pria dan wanita pada usia pertengahan.
3
menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan nekrosis sel dan
respons peradangan berlanjut. Sinovium yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan
granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar ke seluruh sendi sehingga
semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara
lambat merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes seroligi
BSE positif
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositis 3
Rheumatoid faktor terjadi 50-90% penderita
b. Pemeriksaan radiologi
Periarticular osteoporosis, permulaan sendi-sendi erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, subluksasi dan ankilosis
c. Aspirasi sendi
Cairan synovial menunjukan adanya proses radang aseptic, cairan dari sendi
di kultur dan bisa diperiksa secara makrosop
4
gunakan kaos kaki atau sarung tangan sewaktu tidur malam, kurangi aktivitas
yang berat secara perlahan-lahan.
b. Istirahat Sangat penting karena Arthritis Reumatik biasanya disertai rasa lelah
yang hebat. Oleh karena itu, pasien harus membagi waktu istirahat dan
beraktivitas.
c. Latihan Fisik Dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan
ini mencakup gerakan aktif dan pasif semua sendi yang sakit, minimalnya 2x
sehari.
d. Termotrafi Lakukan kompres panas pada sendi- sendi yang sakit dan bengkak
mungkin dapat mengurangi nyeri
5
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Nama lansia (inisial) : Tn.H
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Agama :Islam
d. Usia : 65 Tahun
e. Status perkawinan : Kawin
f. Pendidikan terakhir : S1
g. Pekerjaan :Pedagang
h. Alamat : Desa Drien Rampak
2. RIWAYAT ESEHATAN
Keluhan Utama :
Klien mengatakan jika sering merasakan sakit di area pinggang dan menjalar pada
kaki dan sering susah saat akan mengubah posisi dari duduk untuk berdiri. Klien juga
mengatakan pdia sudah mengalami rematik sejak 2 tahun lalu. Jika salat terasa sulit
saat bangun dari posisi sujud. Sakit sering timbul pada malam hari
a. Riwayat kesehatan yang lalu : Reumatik
b. Riwayat kesehatan yang sekarang : Reumatik
c. Riwayat kesehatan keluarga :Tidak ada keluarga yang memiliki
riwayat seperti Tn.H
6
d. Genogram
e.
f.
Keterangan:
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Tingggal serumah
:Garis keturunan
:Garis pernikahan
:Pasien
7
4. KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Biologis
1) Pola makan : frekuensi 3x sehari
2) Pola minum :Tn. H mengatakan sering minum saat sedang
bekerja.
3) Pola tidur : Tn. H mengatakan sulit tidur jika terasa nyeri
pada pinggang dan kaki.
4) Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x dalam sehari
Keluhan : Tidak ada
BAK
Frekuensi :kurang lebih 6x dalam sehari
Warna : Kuning jernih
Bau : Pesing
Keluhan : Tidak ada
5) Aktivitas dan istirahat :
Lama tidur malam : 6 jam
Lama tidur siang : Tn.H mengatakan jarang tidur pada siang hari
6) Rekreasi :
Hobi/Minat : Duduk dan berbincang-bincang dengan anggota keluarga
Liburan/Perjalanan : Hanya berkunjung kerumah saudara-saudara
Hiburan : Nonton TV dan Bermain bersama cucu
b. Psikologis :
1) Stressor :-
2) Strategi koping : Tn. H mengatakan menyerahkan segala sesuatunya
kepada Allah.
8
c. Hubungan sosial
1) Hubungan dengan lingkungan sosial/masyarakat : Tn. H rutin mengikuti
acara dengan masyarakat. Tn.H juga terlibat sebagai pengurus masjid
dilingkungannya.
2) Hubungan dengan keluarga : Tn.H memiliki hubungan yang baik dengan
keluarga dan kerabatnya.
d. Spiritual/kultural
1) Pelaksanaan ibadah : Tn.H rutin melaksanakan shalat 5 waktu.
2) Keyakinan terhadap kesehatan : Tn.H percaya jika mengkonsumsi obat
dapat menyembuhkan penyakitnya.
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tingkat kesadaran :
E:4
V:5
M :6
Total GCS : 15 (Composmentis)
b. Tanda vital :
TD : 140/100
HR : 90x/menit
Rr : 18x/menit
Temp : 36.8 0C
c. Pengukuran BB dan TB
TB : 165cm
BB : 75kg
IMT : 27,5 (gemuk)
9
d. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
1) Kepala
a) Mata : simetris ki/ka, tidak ada anemis pada konjungtiva,
selalu menggunakan alat bantu penglihatan
b) Rambut : bersih dan beruban, tidak terdapat luka pada kepala.
c) Telinga :simetris ki/ka, tidak ada serumen, fungsi pendengaran
Baik.
d) Hidung :Hidung simetris ki/ka, bersih tidak ada serumen, tidak
terdapat tanda polip dan pendarahan.
e) Mulut : Mulut bersih, memiliki gigi palsu
.
2) Dada
a) Paru
Inspeksi : bentuk dada normal, terdapat adanya retraksi,
penurunan pernapasan mudah dan teratur,
tidak terdapat distres, tidak ditemukannya
takipnea dan dyspnea, tidak terdapat bantuan
otot pernafasan.
Palpasi : tidak terdapat tonjolan pada dada, tidak
terdapat nyeri tekan.
Perkusi : Sonor
Auskultasi :Vesikuler (tidak terdapat suara tambahan)
b) Kardiovaskuler
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terdapat
pembesaran jantung. Dan tidak ada benjolan
pada dada.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, edema dan varises.
Perkusi : bunyi pekak antara batas jantung
Auskultasi : Normal (bunyi jantung S 1/s1-bunyi jantung
10
2/S2), tidak terdapat suara murmur.
3) Abdomen :
Inspeksi : Kuadran abdomen simetris ki/ka, bentuk abdomen
datar, tidak terdapat penggunaan otot tambahan pernafasan.
Palpasi : tidak terdapat benjolan, pembesaran hepar dan limfa,
tidak terdapat nyeri tekan.
Perkusi : adanya udara dalam abdomen, kembung
Auskultasi: bising usus (-)
4) Genetalia :-
5) Ektremitas :
Inspeksi : Warna kuku merah muda, keadaan kuku bersih tidak
menggunakan penggunaan alat bantu,
Palpasi :turgor kulit hangat
Kekuatan otot : 5 5
5 5
11
6. PENGKAJIAN RESIKO JATUH
PENILAIAN RISIKO JATUH LANSIA
(SKALA MORSE FALL SCALE)
7. PENGKAJIAN ADL
BARTHEL INDEKS
No Kriria Penilaian SKOR PENILAIAN
Dengan Bantuan Mandiri
1 Makan √
(Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
12
Mandiri skor 10)
2 Aktifitas Toilet √
(Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor 10)
3 Berpindah dari kursi roda √
ketempat tidur dan sebaliknya
termasuk duduk dan bangun
dari tempat tidur
(Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5-10,
Mandiri skor 15)
4 Kebersihan diri : Mencuci muka, √
menyisir rambut dan gosok gigi
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 0,
Mandiri skor 5)
5 Mandi √
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 0,
Mandiri skor 5)
6 Berjalan dipermukaan datar √
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 10,
Mandiri skor 15)
10 Mengontrol berkemih √
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor 10)
Total Skor 90
Tingkat Ketergantungan Tn.H ketergantungan sedang
13
Interpretasi :
1. Skor 0-20 : Ketergantungan
2. 21-61 : Ketergantung Berat/Sangat Tergantung
3. 62-90 : Ketergantungan Sedang
4. 91-99 : Ketergantungan Ringan
5. 100 : Mandiri
14
9. PENGKAJIAN SKALA DEPRESI GERIATRI
PENILAIAN SKALA DEPRESI LANSIA
(GERIATRIC DEPRESSION SCALE)
15
12 Apakah anda merasa tidak √ 0 Jika jawaban :
berharga seperti perasaan a. YA Skor 1
anda saat ini? b. Tidak Skor 0
13 Apakah anda merasa penuh √ 0 Jika jawaban :
semangat? a. YA Skor 0
b. Tidak Skor 1
14 Apakah anda merasa bahwa √ 0 Jika jawaban :
keadaan anda tidak ada a. YA Skor 1
harapan? b. Tidak Skor 0
15 Apakah anda pikir bahwa √ 0 Jika jawaban :
orang lain, lebih baik ke a. YA Skor 1
adaan nya daripada anda? b. Tidak Skor 0
Jumlah Total Skor 4
16
PENILAIAN ADAPTASI, PARTNERSHIP, GROWTH, AFEK, RESOLVE (APGAR)
KELUARGA
Jawaban dan Ketentuan Skor
N Hampir Kadang- Tidak
Pertanyaan
o selalu kadang pernah
(2) (1) (0)
1. A : Adaptasi
Saya merasa puas karena saya dapat meminta √
bantuan keluarga saya saat ada sesuatu yang
mengganggu saya.
2. P : Patnership
Saya merasa puas karena keluarga saya √
membicarakan setiap hal dan
berbagai masalah dengan saya.
3. G : Growth √
Saya merasa puas karena keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk terlibat dalam aktivitas atau kegiatan
baru.
4. A : Afek √
Saya merasa puas karena keluarga saya
memperlihatkan kasih sayang dan berespons
terhadap emosi saya, seperti rasa marah,
penderitaan, dan kasih sayang.
5. R : Resolve √
Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
dan saya meluangkan waktu bersama-sama.
Jumlah Total Skor 9
Interpretasi : Jumlah skor = 9 (Tn.H memiliki keluarga dengan fungsi yang baik)
17
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah keperawatan
1. Data Subjektif : Proses perjalanan penyakit Nyeri
- Bp. H mengatakan :
pinggang terasa nyeri dan
menjalar sampai kaki
terlebih pada malam hari
- Bp. H mengatakan : Jika
saya salat terasa sulit saat
bangun dari posisi sujud,
terkadang saya harus
menopang dengan tangan
agar bisa kembali berdiri
untuk melanjutkan salat
Data Objektif :
5555 5555
18
2. Data subjektif :
19
Data Objektif
20
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d proses perjalanan penyakit
2. Hambatan mobilitas fisik b/d Nyeri yang dirasakan
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
21
Januari 2022 Gangguan pola aktivitas klien yang tidak dapat dilakukan
secara mandiri
tidur
berhubungan Lakukan pengkajian masalah gangguan
dengan tidur klien, karakteristik dan penyebab
kurang tidur
insomnia Lakukan persiapan untuk tidur malam
seperti jam 8.
Anjurkan makan yang cukup satu jam
sebelum tidur.
Keadaan tempat tidur yang nyaman -
Lingkungan yang tidak berisik
Tingkatkan aktivitas sehari-hari dan
Kurangi aktivitas sebelum tidur
22
1. Nyeri b/d proses 1. Menjelaskan kepada klien dan S (Subjektif):
perjalanan keluarga tentang : - Klien mengatakan :
penyakit a. Pengertian kompres hangat “Alhamdulillah, setelah di
b. Manfaat dilakukan kompres kompres rasa sakitnya terasa
hangat berkurang”
c. Alat yang dibutuhkan untuk - Klien mengatakan : “Nanti saya
melakukan kompres hangat akan praktekkan jika rasa sakit
d. Cara melakukan kompres kembali muncul”
hangat dengan benar O (Objektif):
2. Mendemontrasikan tata cara - Klien terlihat lebih rileks
melakukan kompres hangat dengan - Skala nyeri 3
melibatkan klien - Krepitasi (+)
3. Meminta klien atau anggota keluarga - Klien terlihat cukup antusias
untuk mendemontrasikan kembali mengikuti demontrasi kompres
cara melakukan kompres hangat hangat yang diajarkan
seperti yang telah dipraktekkan - Klien cukup interaktif saat
sebelumnya berdiskusi tentang masalah
4. Memberi kesempatan kepada klien nyeri sendi yang dirasakan
untuk menanyakan tentang hal yang - Sikap klien dan keluarga terlihat
belum dipahami tentang terapi cukup baik dalam menyambut
kompres hangat yang dapat kedatangan perawat.
mengurangi keluhan nyeri yang A (Analisa):
dirasakan Masalah keperawatan sudah
teratasi sebagian
2.
Hambatan P (Planning):
mobilitas fisik Lanjutkan intervensi untuk diagnosa
b/d nyeri yang berikutnya dengan tetap melakukan
dirasakan 1. Mengkaji kemampuan klien dalam follow up terhadap intervensi di atas
beraktivitas S (Subjektif):
23
mengalami hambatan mobilitas fisik pekerjaan berat yang biasa saya
3. Menjelaskan kepada klien tentang lakukan”.
cara yang dapat digunakan untuk
mengatasi hambatan mobilitas yang O (Objektif):
24
karakteristik dan penyebab Tn. H mengatakan sudah
gangguan pola tidur. mengerti tentang masalah
3. Melibatkan keluarga untuk gangguan tidur yang dialami
menciptakan kondisi lingkungan Tn. H mengatakan akan
tidur yang aman dan nyaman mengatur cahaya ruangan saat
akan tidur
Objektif:
Tn. H tampak memahami terkait
gangguan pola tidur yang
dialami
Analisa:
Masalah teratasi sebagian
Perencanaan:
Melanjutkan intervensi dan follow
up kondisi klien
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil pengkajian pada kasus di atas ditemukan bahwa pasien memiliki riwayat
reumatik yang sudah menahun. Dapat dilihat pada saat berpindah posisi pasien agak sulit
untuk mengangkat bagian pinggang dan kaki. Pasien juga sering merasakan gejala nyeri
akibat penyakit yang dideritanya.
25
2. Diagnosa keperawatan yang didapat dari hasil pengkajian adalah Nyeri b/d proses
perjalanan penyakit, hambatan mobilitas fisik b/d nyeri yang dirasakan, gangguan pola
tidur b/d insomnia.
3. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada kasus diatas pada diagnosa pertama
memberikan penyuluhan bagaimana kompres hangat pada bagian yang nyeri. Tujuannya
untuk memberikan relaksasi sehingga Tn.H merasa nyaman. Diagnosa kedua dianjurkan
kepada Tn.H untuk melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan dan tidak
memaksakan serta untuk lebih mengistirahatkan bagian sendi yang terasa nyeri. Untuk
diagnose terakhir gangguan pola tidur melibatkan keluarga untuk memodifikasi
lingkungan kamar yang aman dan nyaman
4. Implementasi dan evaluasi disesuaikan dengan intervensi yang dilakukan. Pada diagnosa
pertama didapatkan hasil evaluasi masalah sudah teratasi sebagian namun perlu dilakukan
follow up kembali. Diagnosa kedua dari hasil evaluasi Tn.H dan keluarga sudah mengerti
terkait informasi kesehatan yang diberikan. Untuk diagnosa ketiga didapatkan hasil
evaluasi masalah sudah teratasi sebagian namun perlu dilakukan follow up kembali untuk
melihat perkembangan pola tidur Tn.H
B. Saran
1. Bagi Perawat
Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan gerontik harus menggunakan
pendekatan proses keperawatan secara komprehensif dengan melibatkan peran serta
aktif pasien sebagai asuhan keperawatan guna mencapai tujuan.
26
27