Anda di halaman 1dari 19

i

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.Z DENGAN KASUS


RHEUMATOID ARTHRITIS DIDESA COT PAYA KECAMATAN
BAKTIYA BARAT KABUPATEN ACEH UTARA

Disusun Oleh:

MUJIBURRAHMAD
2012230228

UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA


FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
BANDA ACEH T.A 2020/2021
KATA PENGATAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena

hanya berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

makalah ini. Laporan ini berjudul “Asuhan Keperawatan gerontik Pada Klien

dengan kasus rheumatoid arthritis”. Adapun tujuan penyusunan Keperawatan

gerontik ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan

gerontik. Selain itu, tujuan lain penulisan makalah ini adalah untuk menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa itu rheumatoid arthritis

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan keperawatan gerontik

ini bukanlah hasil penulis sendiri, melainkan atas bantuan dari berbagai pihak,

baik moril maupun materil, oleh karena itu penulis ingin berterimakasih kepada

dosen mata kuliah keperawan Keperawatan keluarga yang telah membimbing

kami dalam membuat laporan ini.

Tidak ada sesuatu apapun yang sempurna di dunia ini, karena

kesempurnaan hanyalah milik Allah swt, begitu pula dengan laporan ini. Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak akan

penulis terima sebagai bahan evaluasi dan acuan untuk penulis dalam menyusun

laporan dimasa mendatang, meskipun demikian penulis tetap berharap semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca serta perkembangan dan

pengetahuan di persada Indonesia.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar belakang ................................................................................. 1


1.2 Tujuan Pembahasan ......................................................................... 2
1.3 Manfaat ............................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................... 4


2.1 Pengertian ...................................................................................... 4
2.2 Etiologi ............................................................................................ 4
2.3 Tanda dan Gejala ............................................................................ 7
2.4 Patofisiologi ................................................................................... 8
2.5 Klasifikasi ....................................................................................... 9
2.6 Penatalaksana .................................................................................. 11

BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 14

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 29

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 29

3. 2 Saran ............................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit dengan nama Rheumatoid Arthritis ini banyak diderita

seiring dengan bertambahnya usia yang disebabkan oleh adanya pengapuran

sendi, sehingga orang dengan jenis penyakit ini akan mengalami nyeri dan

keterbatasan gerak (Meliny,2018).

Penyakit Rheumatoid Arthritis biasanya disebabkan karena kekakuan

pada sendi terutama pada sendi tangan dan kaki yang terjadi sekitar 30 – 60

menit secara teratur di pagi hari atau sore hari, sehingga menyebabkan

penderita rematik akan mengalami keterbatasan dalam gerakan. Hal tersebut

perlu adanya dukungan keluarga untuk melatih gerakan fisik yaitu dengan

melakukan latihan Range Of Motion (ROM). Namun biasanya yang terdapat

di masyarakat, keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami

rheumatoid arthritis akan mengalami kesulitan saat merawatnya, sehingga

terjadi masalah gangguan mobilitas fisik yang biasanya ditandai dengan

adanya kesulitan untuk melakukan aktifitas sehari-hari.

1.2 Tujuan Pembahasan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan gerontik pada pasien dengan kasus

rheumatoid arthritis

1
2

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien rheumatoid

arthritis diharapkan mahasiswa mampu :

a. Melaksanakan pengkajian asuhan keperawatan gerontik terhadap

pasien dengan kasus rheumatoid arthritis.

b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan gerontik yang terjadi pada

pasien dengan kasus rheumatoid arthritis.

c. Membuat rencana tidakan pada pasien dengan kasus rheumatoid

arthritis

d. Melaksanakan rencana tidakan pada pasein dengan kasus rheumatoid

arthritis

e. Melakukan evaluasi pada pasein dengan kasus rheumatoid arthritis

1.3 Manfaat

a. Agar mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan gerontik dengan

kasus rheumatoid arthritis

b. Agar mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan gerontik

dengan kasus rheumatoid arthritis

c. Agar mahasiswa mampu merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa

keperawatan.

d. Agar mahasiswa mampu melaksanakan tindakan sesuain rencana yang

telah ditentukan.

e. Agar mahasiswa mampu mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan.

f. Agar mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Rematik adalah peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh

gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan

tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyusup seperti bakteri,

virus dan jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Pada

penyakit rematik, sistem imun gagal membedakan jaringan sendiri dengan

benda asing, sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya jaringan

sinovium yaitu selaput tipis yang melapisi sendi. Hasilnya dapat

mengakibatkan sendi bengkak, rusak, nyeri, meradang, kehilangan fungsi

bahkan cacat (Setyaningsih, 2013).

2.2 Etiologi

Menurut Zain Nur Helmi (2012), penyebab rheumatoid arthritis tidak

diketahui. Faktor genetik, lingkungan, hormon, imunologi, dan faktor-faktor

infeksi mungkin memainkan peran penting. Sementara itu, faktor sosial

ekonomi, psikologis, dan gaya hidup dapat mempengaruhi progresivitas dari

penyakit.

a. genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRBI dan factor ini memiliki

angka kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60%.

b. Hormanal : Hormon seks mungkin memainkan peran, terbukti dengan

jumlah perempuan yang tidak proporsional dengan rheumatoid arthritis,

3
4

ameliorasi selama kehamilan, kambuh dalam periode postpartum dini, dan

insiden berkurang pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral.

c. Faktor infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa menginfeksi sel induk

semang (host) dan merubah reaktivitas atau respon sel T sehingga muncul

timbulnya penyakit rheumatoid arthritis.

d. Faktor lingkungan, salah satu contohnya adalah merokok dan aktifitas

yang berat sehari-harinya.

2.3 Tanda dan gejala

Pada setiap orang gejala Rematik yang dirasakan berbeda-beda, berikut

adalah beberapa tanda dan gejala umum yang dirasakan dari penyakit remati :

a. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30 – 60 menit

dipagi hari

b. Bengkak pada beberapa sendi pada saat yang bersamaan

c. Bengkak dari nyeri pada umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan

d. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada

sedi yang sama dikedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi

pergelangan tangan

e. Sakit atau radang dan terkadang bengkak dibagian persendian pergelangan

jari tangan, kaki, bahu, lutut, pinggung, punggung dan sekitar leher

f. Sakit rematik dapat berpindah-pindah tempat dan bergantian bahkan

sekaligus diberbagai persendian


5

g. Sakit rematik kambuh biasanya pada saat cuaca mendung saat mau hujan

setelah mengkonsumsi makanan pantangan seperti, sayur bayam,

kangkung, kelapa, santan, jeroan dan lain-lain (Setyaningsih, 2013).

2.4 Patofisiologi

Inflamasi mula – mula terjadi pada sendi-sendi synovial seperti edema,

kongesti vaskuler, eksudat fibrin dan infiltrasi selular. peradangan yang

berkelanjutan, synovial menjadi menebal, terutama pada sendi artilua

kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk panus atau

parut yang menutupi kartilago. Panus masuk ketulang subchondria. Jaringan

granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi

kartilago artikular. Kartilago menjadi nekrosis, tingkat erosi dari kartilago

menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat

luas maka menjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa

atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan

tendon dan ligament menjadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi dari

persendian invasi dari tulang subchondrial bisa menyebabkan osteoporosis

setempat. Lamanya rheumatoid arthritis berbeda dari tiap orang. Di tandai

dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada

orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang

lagi. Dan ada juga klien terutama yang mempunyai faktor rheumatoid

(seropositif gangguan rheumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang

progresif (Mujahidullah, 2012).


6

2.5 Klasifikasi

Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu :

a. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan

gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam

waktu 6 minggu

b. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda

dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit

dalam waktu 6 minggu.

c. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda

dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikik

dalam waktu 6 minggu.

d. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda

dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit

dalam waktu 3 bulan.

2.6 Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat

simtomatik Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) bekerja hanya

sebagai analgetik dan mengurangi peradangan, tidak mampu

menghentikan proses patologis.

1. Analgetik yang dapat dipakai adalah asetaminofen dosis 2,6 – 4 g/hr

atau propeksifen HCL. Asam asilisat namun perhatikan efek samping

pada saluran cerna dan ginjal.


7

2. Jika tidak berpengaruh atau jika terdapat tanda peradangan, maka

OAINS seperti fenoproin, piroksikam, ibuprofen, dan sebagainya dapat

digunakan. Dosis untuk osteoarthritis biasa 1,2 – 1,3 dosis untuk

rheumatoid arthritis. Oleh karena itu pemakaian biasanya untuk jangka

panjang efek samping utama ganggua mukosa lambung dan gangguan

faal ginjal

b. Perlindungan sendi dengan koreksi postur tubuh yang buruk, penyangga

untuk lordosis lumbal, ativitas yang berlebihan pada sendi yang sakit, dan

pemakaian alat-alat untuk meringankan kera sendi.

c. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan

d. Dukungan psikososial

e. Persoalan seksual, terutama pada pasien dengan osteoarthritis ditulang

belakang

f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan

yang tepat

g. Operasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata,

dengan nyeri yang menetap, dan kelemahan fungsi (Mujahidullah,2012).


BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien

Nama : Ny. Z

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 45 tahun

Status Perkawinan : kawin

Agama : islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Cot Paya

Tanggal Pengkajian : 24 Oktober 2021

Diagnosa Medis : rheumatoid arthritis

b. Keluhan Utama : nyeri sendi

c. Riwayat kesehatan sekarang : rheumatoid arthritis

d. Riwayat kesehatan masalalu :-

e. Riwayat kesehatan keluarga : hipertensi, rheumatoid arthritis

f. Pemeriksaan fisik : TD : 120/100 mmHg

Nadi    :  90 x/menit

RR       :  22 x/menit

Temp   :  350c

8
9

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan penurunan fungsi tulang, proses inflamasi

2. Kurang pengetahuan berhubungan, ketidak tahuan tentang penyakit

berhubungan dengan kurang informasi dan keterbatasan kemampuan

mencerna informasi, ketidak mampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan.

3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskulos

skeletal, kaku sendi, gangguan sensori perseptual


10

3.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


1 Nyeri berhubungan dengan Tujuan : 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan
klien mengalami penurunan rasa nyeri intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor
penurunan fungsi tulang, proses
kriteria Hasil : yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit
inflamasi
1. klien mengetahui dan dapat non verbal
memperagakan teknik distraksi dan 2. Berikan matras/kasur keras, bantal kecil,.
relaksasi Tinggikan linen tempat tidur sesuai
2. klien tidak banyak mengeluh tentang kebutuhan
nyerinya 3. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau
mandi pancuran. Sediakan waslap hangat
untuk mengompres sendi-sendi yang sakit
beberapa kali sehari
4. Berikan masase yang lembut
2 Kurang pengetahuan berhubungan, Tujuan : 1. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan
setelah dilakukan pendidikan kesehatan, harapan masa depan
ketidak tahuan tentang penyakit
keluarga mengetahui tentang penyakit 2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam
berhubungan dengan kurang
yang diderita keluarganya. penatalaksanaan proses sakit melalui
informasi dan keterbatasan diet,obat-obatan, dan program diet seimbang,
11

kemampuan mencerna informasi, kriteria Hasil : latihan dan istirahat.


1. Keluarga dapat menjelaskan tentang 3. Tekankan pentingnya membaca label produk
ketidak mampuan keluarga mengenal
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dan mengurangi penggunaan obat-obat yang
masalah kesehatan.
serta penalaksanaan pada penyakit AR. dijual bebas tanpa persetujuan dokter.
2. Keluarga dapat melakukan perawatan
dengan mengontrol makanan-makanan
yang harus dihindari lansia
3 Hambatan mobilitas fisik Tujuan : 1. Evaluasi/lanjutkan pemantauan tingkat
pasien mampu melakukan mobilisasi inflamasi/rasa sakit pada sendi
berhubungan dengan gangguan
sesuai kemampuan, pasien dan keluarga 2. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika
muskulos skeletal, kaku sendi,
mampu melakukan perawatan pada lansia diperlukan jadwal aktivitas untuk
gangguan sensori perseptual yang imobilisasi memberikan periode istirahat yang terus
kriteria Hasil : menerus dan tidur malam hari yang tidak
Mampu memotivasi diri untuk melakukan terganmggu
mobilisasi sesuai kemampuan 3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif,
demikiqan juga latihan resistif dan isometris
jika memungkinkan
12

1.3 Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP-SOAPIE)


1 Nyeri berhubungan dengan 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan S: nyeri berkurang
intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang
penurunan fungsi tulang, proses O: pasien dan keluarga sudah mengompres sendi-
mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non sendi yang sakit beberapa kali sehari
inflamasi
verbal
A: masalah teratasi sebagian
2. Berikan matras/kasur keras, bantal kecil,.
P: intervensi dilajutkan
Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
3. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau
mandi pancuran. Sediakan waslap hangat
untuk mengompres sendi-sendi yang sakit
beberapa kali sehari
4. Berikan masase yang lembut
2 Kurang pengetahuan 1. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan S : pasien dan keluarga sudah bisa mengulang
kembali tentang apa itu penyakit rematoid atritis
masa depan
berhubungan, ketidak tahuan
2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam O : pengetahuan meningkat
tentang penyakit berhubungan
penatalaksanaan proses sakit melalui diet,obat- A: Masalah teratasi sebagian
13

dengan kurang informasi dan obatan, dan program diet seimbang, latihan dan
P : Intervensi di lanjutkan
istirahat.
keterbatasan kemampuan
3. Tekankan pentingnya membaca label produk
mencerna informasi, ketidak
dan mengurangi penggunaan obat-obat yang
mampuan keluarga mengenal dijual bebas tanpa persetujuan dokter

masalah kesehatan.

3 Hambatan mobilitas fisik 1. Evaluasi/lanjutkan pemantauan tingkat S : pasien mengatakan kaku sendinya sudah
berkurang
inflamasi/rasa sakit pada sendi
berhubungan dengan gangguan
2. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika O : pasien menjadi lebih baik
muskulos skeletal, kaku sendi,
diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan A: Masalah teratasi
gangguan sensori perseptual periode istirahat yang terus menerus dan tidur
P : intervensi dihentikan
malam hari yang tidak terganmggu
3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif,
demikiqan juga latihan resistif dan isometris
jika memungkinkan
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rematik adalah peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh

gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan

tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyusup seperti bakteri,

virus dan jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Pada

penyakit rematik, sistem imun gagal membedakan jaringan sendiri dengan

benda asing, sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya jaringan

sinovium yaitu selaput tipis yang melapisi sendi.

3.2 Saran

Peran perawat dalam penangana pasien dengan rematoid atritis sangat

besar terutama dalam hal intervensi keperawatan disamping tim kesehan lain.

Oleh karna itu perawat diharapkan dapat melakukan perawatan yang intensif

serta memberikan penyuluhan pada pasien dan keluarganya agar dapa

mempercepat penyembuhan serta mencegah terjadinya komplikasi.

Utamakan kerjasama yang baik dengan keluarga pasien dalam

membantu pelaksanaan perawatan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

pasien, dimana dengan bantuan tersebut pasien merasa terlindung serta

mendapat curahan kasih sayang dari keluarganya sehingga dalam proses

penyembuhan terhadap penyakit lebih cepat.


DAFTAR PUSTAKA

Marnis. 2018. Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Arthtritis Reumatoid di


Wilayah Kerja Puskesmas Barung-barung Berlantai Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2018. Padang. Stikes Perintis Padang

Ningsih N, dan Lukman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan


Gangguan Muskuskeletal. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam, 2014. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Suprajitno. 2014. Asuhan Keperawatan Klinis. Edisi 2. Jakarta: Salemba medika.


16

Anda mungkin juga menyukai