Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
Disusun Oleh :
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
laporan yang berjudul “REMATIK”, dengan tepat waktu.Atas dukungan moral dan
materi yang diberikan dalam penyusunan laporan ini, maka kami mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Keperawatan Keluarga.
Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi lanjutan dan
bermanfaat bagi pembacanya. Mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan
laporan ini. Terima Kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk menganalisis asuhan
keperawatan pada keluarga rentan dengan
2. TujuanKhusus
Tujuan khusus dalam makalah ini adalah untuk :
a. Memaparkan tentang rematik dan implikasinya
b. Memaparkan tentang rematik dan implikasi rematik dalam keluarga
c. Menguraikan asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan dan
prioritas, rencana intervensi) pada keluarga rentan dengan rematik sesuai
kasus
d. Menganalisa asuhan keperawatan pada keluarga rentan dengan rematik
1
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2
4. Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus,
yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita.
Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya
mendekati masa menopause.
3
2.4 Tanda dan Gejala Rematik
4
2.5 Patofiologi Rematik
Reumatik
5
2.6 Penatalaksanaan
1. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh
karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan.
Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus
mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses
patologis osteoartritis.
2. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang
baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian
tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu
diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi
program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat
mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut
memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai
alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
5. Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang
belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter
karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
6. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas
yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan.
Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan
dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti
Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi
dari pancuran panas. Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi
dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan
isometric lebih baik dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi.
Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul
karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-
otot periartikular. memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi
dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting
7. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi
yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang
6
dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau
ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan
sendi, pebersihan osteofit.
7
2.7 Pencegahan
1. Hindari kegiatan tersebut apabila sendi sudah terasa nyeri ,sebaiknya berat badan
diturunkan , sehingga bila kegemukanmnegakibatkan beban pada sendi lutut atau
tulang pinggul terlalu berat.
2. Istrahat yang cukup pakailah kaus kaki atau sarung tangan sewaktu tidur pada
malam hari dan kurangi aktivitas berat secara perlahan lahan.
3. Hindari makanan dan segala sesuatu secara berlebihan atau terutaman segala
sesuatu yang mencetus reumatik. Kurangi makanan yang kaya akan purin misalnya
daging , jeroan
8
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. B
b. Umur :50 tahun
c. Alamat :Pasar Anyar Rt/Rw 01/06 Sumberrejo,
Mertoyudan
d. Pekerjaan : Swasta
e. Pendidikan : SLTA
f. Agama : Islam
g. Suku bangsa : Jawa
h. Komposisi keluarga :
No Nama JK Hubungan dg Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
KK
1. Tn. B L Suami/Kepala 50 th SLTA Islam Swasta
Keluarga
1. Ny. S P Istri 48 th SLTP Islam Pedagang
2. An. T L Anak 24 th SLTA Islam Swasta
3. An. S P Anak 7 th SD Islam Pelajar
i. Genogram
Tn. H Tn. K
Ny. P Ny. S
82 th 70 th
85 th 68
An. T
An. S
Keterangan: 24 th
7 th
: Laki-laki : Tinggal Serumah
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
j. Tipe keluarga
9
Keluarga Tn. B merupakan the nuclear family atau keluarga keluarga inti
dengan anggota keluarga 7 orang yang terdiri atas 2 (ayah dan ibu) dan 2 orang
anak.
k. Aktivitas rekreasi
Keluarga tidak mengadakan acara rekreasi secara khusus, hanya kadang-kadang
saja dengan waktu yang tidak tentu bertemu dengan keluarga besarnya jika ada
moment tertentu mereka anggap sebagai jalan-jalan dengan keluarga. Di rumah
menonton TV dianggap sebagai aktivitas hiburan bagi keluarga.
10
3.1.3. Karakteristik Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Keluarga Tn. B menempati rumah peninggalan dari orang tua Tn. B bersama istri
dan putrinya, sedangkan An.T sudah menikah dan tinggal bersama istrinya di
sebuah perumahan. Rumah yang ditempati oleh Tn. B terdiri atas ruang tamu,
ruang keluarga, 2 kamar tidur, dapur dan 1 kamar mandi. Untuk kondisi rumah
cukup bersih dengan jendela 4 yang berada pada 2 diruang tamu dan 2 di kamar
tidur, untuk lantainya menggunakan lantai keramik dan rumah cukup sempit
karena bersebelahan dengan rumah kakak Tn. B. lantai kamar mandi cukup licin.
selain itu perkarangan rumahnya sempit ditambah dengan adanya warung kopi
didepan rumah Tn. B sebagai tempat berdagang Ny. S.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Jarak rumah Tn. B dengan tetangga cukup berdekatan dan hubungan dengan
tetangganya juga baik karena Tn. B seorang ketua RW di desanya dan Ny. S juga
sering mengikuti perkumpulan didesanya.
c. Mobilitas geografi keluarga
Tn. B asli penduduk Pasar Anyar dan Ny. S berasal dari Pekalongan yang setelah
menikah berpindah ke Magelang untuk mengikuti suaminya tinggal di Pasar
Anyar Magelang.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. B aktif mengikuti perkumpulan didesanya setelah pulang kerja dan saat waktu
libur kerja. Dan Ny. S juga aktif mengikuti perkumpulan di desa seperti PKK,
Dasawisma dan iapun menjadi pengurus di simpan pinjam di desanya.
e. Sistem pendukung keluarga
Fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas Mertoyudan berjarak kurang lebih 200 m dari
rumah Tn. B dan untuk masjid dan Polsek Mertoyudan berada tepat didepan
rumah Tn. B.
11
melindungi adiknya An. S. An. S sebagai anak terakhir dari Tn. B dan Ny.S dan
sebagai adik harus mentaati semua peraturan yang ada dalam keluarga.
d. Nilai/Norma Keluarga
Keluarga Tn. B selalu menerapkan nilai-nilai agama sebagai acuan dan pedoman
dalam melaksakan aktivitas sehari-harinya. Dan selain itu, Tn. B selalu
menerapkan untuk saling bertegur sapa dengan anggota keluarga yang lain karena
jarangnya saling berkumpul akibat sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
12
Keluarga Tn. B tidak tampak menggunakan strategi adaptasi disfungsional.
13
seperti ditusuk-
tusuk skala 3;
saat ditekan; saat
udara dingin dan
saat kecapekan
14
3.2 Analisa Data
Data Obyektif:
1. Skoring
15
2. Kemungkinan 2/2 X 2 2 Kemungkinan masalah mudah
masalah dapat diubah karena posisi rumah
diubah: Ny.S dekat dengan pelayanan
kesehatan
Mudah
Jumlah 4 2/3
16
3.4 Rencana Keperawatan Keluarga
1. Gangguan rasa Setelah Setelah dilakukan a. Kognitif Pengertian Rematik : 1. Diskusikan bersama
nyaman: Nyeri dilakukan tindakan keperawatan 1) Keluarga Tn.B keluarga Ny.S
kronis pada Ny.S tindakan selama 4 x kunjungan, dapat menjelaskan Rematik yaitu suatu tentang Rematik
berhubungan keperawatan diharapkan keluarga pengertian rematik peradangan kronik pada 2. Berikan informasi
dengan selama 4x Ny.S mampu: 2) Keluarga Ny.S sendi atau pegal-pegal dan pendidikan
ketidakmampuan kunjungan dapat yang disertai dengan kesehatan mengenai
keluarga Ny.S dalam 2 1. Mengenal masalah menyebutkan rasa nyeri penyebab, tanda dan
dalam merawat minggu, Rematik pada Ny.S penyebab rematik Penyebab Rematik : gejala, dan
anggota keluarga diharapkan - Menjelaskan 3) Keluarga Ny.S penatalaksaan
pengertian rematik 1. Proses penuaan
yang sakit nyeri dapat dapat rematik
(Rematik) teratasi - Menyebutkan menyebutkan 2. Kelelahan
penyebab rematik tanda dan gejala 3. Monitor dan evaluasi
- Menyebutkan 3. Kekebalan tubuh pendidikan ksehatan
rematik
tanda dan gejala yang menurun yang diberikan.
4) Keluarga Ny.S
rematik dapat Tanda dan Gejala 4. Motivasi keluarga
- Menyebutkan cara menyebutkan cara Rematik : untuk memonitor
perawatan rematik perawatan rematik
-Menyebutkan jenis makanan yang
5) Keluarga Ny.S 1. Nyeri dan
makanan yang dimakan Ny.S.
dapat pembengkakan sendi
dilarang dikonsumsi menyebutkan 5. Motivasi keluarga
2. Demam
makanan yang untuk mau
dilarang 3. Kemerahan melakukan tindakan
dikonsumsi pertama penanganan
17
2. Merawat Ny.S 4. Kekakuan, kelemahan nyeri pada Ny.S
dengan cara :
- Melakukan Cara Perawatan 6. Motivasi keluarga
tindakan b. Afektif Rematik : untuk selalu
pertama 1) Keluarga Ny.S membimbing Ny.S
- Istirahat yang cukup dalam melakukan
mengurangi dapat melakukan
rasa nyeri tindakan pertama - Hindari kerja berat latihan gerak lutut
rematik mengurangi rasa 7. Motivasi keluarga
- Minum minuman
- Melakukan nyeri rematik untuk merujuk Ny.S
yang tinggi kalsium
latihan gerak 2) Mendemonstrasika ke puskesmas untuk
seperti susu
lutut (Rematik) n cara latihan mendapat obat anti
gerak - Olahraga ringan nyeri
3. Keluarga mampu c. Psikomotor secara teratur
memanfaatkan 1) Keluarga mampu
pelayanan merujuk ke - Berjemur di panas
kesehatan dalam pelayanan Matahari pagi (Jam
merawat kondisi kesehatan terdekat 7.00 – 8.00)
Rematik Ny.S (Puskesmas)
- Konsumsi vit. C, zat
2) Keluarga
besi
mendapatkan
manfaat dari Makanan yang
pelayanan dilarang dikonsumsi :
kesehatan
(Puskesmas) Hindari makan yang
mengandung asam urat
yang tinggi seperti
jeroan, daging merah,
burung, bebek, sarden,
18
alkohol, bayam, pete,
kacang-kacangan, dan
minuman bersoda
Tindakan Pertama
Penanganan Nyeri
Rematik
1. Mengangkat salah
satu kaki lurus keatas
(posisi berdiri)
2. Mengangkat badan
untuk berdiri dari posisi
duduk tegak dengan
tangan disilangkan di
19
dada
3. Mengangkat salah
satu kaki dan lutut
ditekuk, usahakan tumit
menyentuh bokong
(posisi berdiri)
Manfaat Berkunjung
ke Pelayanan
Kesehatn Terdekat :
Mendapatkan pelayanan
kesehatan pengobatan
Rematik
20
3.5 Implementasi
21
10/12/2018 ksehatan yang diberikan. diberikan.
15.40 O : Keluarga Ny.S dapat menjawab
pertanyaan saat diberi pertanyaan
22
7. Motivasi keluarga untuk merujuk membawa Ny.S berobat ke puskesmas
10/12/2018 Ny.S ke puskesmas untuk mendapat O : Keluarga Ny.S tampak sudah
16.39 obat anti nyeri menyadari pentingnya berobat ke
puskesmas.
23
obat anti nyeri Catflam dengan dosis 4x sehari setelah
makan.
- Ny.S mengatakan nyeri di
lututnya sudah lumyan berkurang. Skala
nyeri 2
O : Ny.S tampak lebih rileks.
3 16/12/2018 Dx 1 4. Memotivasi keluarga untuk 4. S : Keluarga Ny.S mengatakan Ny.S
15.15 memonitor makanan yang dimakan tidak pernah lagi memakan makanan yang
Ny.S. memicu nyeri rematiknya
O : Ny.S tampak lebih sehat
24
16.00 makanan yang dimakan Ny.S. tidak pernah lagi memakan makanan yang
memicu nyeri rematiknya
O : Ny.S tampak lebih sehat
25
3.6 Evaluasi
26
diberikan dan tetap melakukan latihan gerak lutut
- Ny.S mengatakan nyerinya sudah berkurang. Skala nyeri 1 , tidak ada nyeri saat
ditekan
O : Ny.S tampak lebih rileks dan lebih sehat
A : Nyeri pada Ny.S belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 4,6,7
4 19/12/2018 1 S : - Keluarga Ny.S mengatakan Ny.S tidak pernah lagi makan makanan yang memicu nyeri
16.40 rematiknya, dan mengatakan Ny.S telah rutin meminum obatnya seuai dengan dosis yang
diberikan dan tetap melakukan latihan gerak lutut
- Ny.S mengatakan nyerinya sudah hilang.
O : Ny.S tampak rileks
A : Nyeri pada Ny.S sudah teratasi
P : Hentikan intervensi
27
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat
dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas,
pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang
menanggung beban.
Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya
sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut
sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa
kelemahan umum cepat lelah.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis pada lutut dan sendi, sedang pria lebih
sering terkena osteoartritis pada paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada pria dan wanita, tetapi
diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak wanita dari pada pria hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
28
DAFTAR PUSTAKA
Kalim, Handono. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :Balai Penerbit FKUI.
Mansjoer, Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculaapius FKUI.
Prince, Sylvia Anderson. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed.
4.Jakarta: EGC.
29