Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

HERBAL MEDICINE UNTUK ARTRITIS TREUMATOID

Dosen Pengampu:

Etri Yanti, S.Kp,M.Biomed

Oleh Kelompok 3:

Adhelya Mutia Indah Adzani 1902001

Divah Nahdya 1902006

Tia Amelia 1902018

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada junjungan
kita, Rasulullah Muhammad SAW. Puji syukur dan shalawat selalu mengawali penulis
dalam setiap langkah, sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
“HERBAL MEDICINE UNTUK ARTRITIS TREUMATOID”.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa dalam penyusunan


makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun
penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, khususnya dari dosen pembimbing guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang. Terselesaikannya
makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, serta bantuan dari semua pihak
yang terlibat.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat


untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN TEORI ........................................................................... 3

A. Definisi ................................................................................................ 3
B. Etiologi ................................................................................................ 3
C. Patofisiologi ......................................................................................... 4
D. Klasifikasi ............................................................................................ 5
E. Manifestasi Klinis ................................................................................ 6

BAB 3 HERBAL MEDICINE ....................................................................... 7

A. Jahe Merah ........................................................................................... 7


B. Temulawak......................................................................................... 10
C. Kayu Manis ........................................................................................ 13
D. Seledri ................................................................................................ 15

BAB 4 PENUTUP ........................................................................................ 18

A. Kesimpulan ........................................................................................ 18
B. Saran .................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut
pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua
sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang
sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama
adalah osteoartritis.

Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan


meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga
fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna
mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat
dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita
reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum
sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi
merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan
sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan
ciri.

Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap


sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama
pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta
adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan
gerak. (Soenarto, 1982) Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak
sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik
akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo,
1994).

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari rematik?
2. Apa etiologi dari rematik?
3. Bagaimana tanda dan gejalanya?
4. Apa herbal medicine untuk rematik?
5. Bagaimana kandungan dan pemakaiannya?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari rematik
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi rematik
3. Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala rematik
4. Untuk mengetahui dan memahami herbal medicine untuk rematik
5. Untuk mengetahui dan memahami kandungan dan pemakaiannya

2
BAB 2

TINJAUAN MATERI

A. DEFINISI

Reumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi


yang melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga
menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi. Dalam perhimpunan
reumatologi Indonesia secara Reumatoid Arthritis sederhana didefinisikan
sebagai suatu penyakit sendi degeneratif yang terjadi karena proses
inflamasi kronis pada sendi dan tulang yang ada disekitar sendi-sendi
tersebut. reumatoid astritis sebagai kelainan sendi kronik yang disebabkan
karena ketidakseimbangan sintesis dan degradasi pada sendi, matriks
ekstraseluler, kondrosit serta tulang subkondral pada usia tua.

B. ETIOLOGI

Penyebab rematik hingga saat ini masih belum terungkap, Namun beberapa
resiko untuk timbulnya rematik diantara lain adalah:

a. Umur
Dari semua faktor resiko timbulnya rematik, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. Prevalensi dan beratnya rematik semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Rematik terjadi pada usia lanjut.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena rematik pada lutut dan pria lebih sering terkena
pada paha, pergelangan tangan dan leher.
c. Genetik
Faktor herediter juga berperan timbulnya rematik miaslnya pada seorang
ibu dari seorang wanita dengan rematik pada sendi-sendi inter falang distal

3
terdapat dua kali lebih sering rematik pada sendi tersebut. Anaknya
perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibuknya.
d. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada rematik nampakya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya rematik paha
lebih jarang diantara orang berkulit hitam dengan orang berkulit putih dan
usia dari pada kaukasia. Rematik lebih sering dijumpai pada orang-orang
asli amerika dari pada orang berkulit putih. Hal ini mungkin berkaitan
dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainanan
kongenital dan pertumbuhan.
e. Kegemukan (Obesitas)
Berat badan berlebihan berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya rematik pada pria dan wanita. Karena menahan beban berat
badan sehinga mengangu sendi.

C. PATOFISIOLOGI

Pada RA reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan sinovial.


Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim
tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi
membran sinovial dan akhirnya membentuk panus. Panus akan
menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya
menghilangkan permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot
akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan generatif
dengan menaghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot
(Lukman, 2011).

4
D. KLASIFIKASI

Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu: rematik artikular dan rematik non artikular. Rematik
Artikular atau Arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang berlokasi
pada persendian, diantaranya meliputi Arthritis Rheumatoid, Osteoarthritis, Olimiagia
Reumatik, Artritis gout.

Rematik non artikular arau ekstra artikular yaitu gangguan rematik yang
disebabkan oleh proses diluar persendian diantaranya Bursitis, Fibrositis, Sciatica
(Hembing,2006). Rematik dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan yaitu:

a. Osteoatritis
Penyakit ini merupakan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang
lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan
nyeri, deformitas, pembesaran sendi,dan hambatan gerak pada sendi-sendi
tangan dan sendi besar menananggung beban.
b. Artritis Rematoid
Arthritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama Poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien Atritis Rematoid terjadi setelah
penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya.
Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
c. Olimialgia Reumatik
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu,
dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar
50 tahun keatas.
d. Artritis gout
Suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, Artritis akut.
Penyakit ini terjadi pada pria dan wanita pada usia pertengahan.

5
E. MANIFESTASI KLINIS
a. Nyeri pada anggota gerak.
b. Kelemahan otot.
c. Peradangan dan bengkak pada sendi.
d. Kekakuan sendi.
e. Kejang dan kontraksi pada otot.
f. Gangguan fungsi.
g. Sendi berbunyi (Krepitasi)
h. Sendi goyah.
i. Timbulnya perubahan bentuk (Deformitas).
j. Timbulnya benjolan nodul. (Soumya,2011)

Ada beberapa manifestasi klinis yang lazim ditemukan pada klien RA.
Manifestasi ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan. Oleh
karenanya penyakit ini memiliki menifestasi klinis yang sangat bervariasi.
1) Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan
menurun dandemam. Terkadang dapat terjadi kelelahan yang hebat.
2) Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di
tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal.
Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.
3) Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, dapat bersifat
generalisata tetapiterutama menyerang sendi- sendi. Kekakuan ini berbeda
dengan kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya
berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam.
4) Artritis erosif, merupakan ciri khas artritis reumatoid pada gambaran
radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi
tulang dan dapat dilihat pada radiogram (Nurna, 2011).

6
BAB 3

HERBAL MEDICINE

A. JAHE MERAH

1. Definisi

Jahe (Zingiber officinale Rosc) adalah salah satu bumbu dapur yang
sudah lama dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Sebagai bumbu dapur,
rimpang jahe digunakan untuk mengolah masakan dan penganan. Pemakaian
jahe sebagai tanaman obat semakin berkembang pesat seiring dengan mulai
berkembangnya pemakaian bahan-bahan alami untuk pengobatan (Lentera,
2002).
Jahe merah adalah jahe yang sangat cocok untuk herbal dengan
kandungan minyak atsiri dan oleoresinnya yang lebih tinggi dibandingkan
dengan jahe lainnya sehingga ampuh menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Jahe merah (Zingiber officinale Rosc) memiliki rimpang berwarna
merah sampai jingga muda dan lebih kecil daripada jahe gajah dan jahe kecil.
Sama halnya dengan jahe merah selalu dipanen setelah berumur tua.
Kandungankimia gingerol dalam jahe merah mampu memblokir prostaglandin
sehingga dapat menurunkan nyeri sendi pada penderita RA.

7
Jahe merah atau jahe sunti mempunyai banyak keunggulan
dibandingkan dengan jenis jahe lainnya, terutama jika ditinjau dari segi
kandungan senyawa kimia dalam rimpangnya, yang terdiri dari zat gingerol,
oleoresin dan minyak atsiri yang tinggi, sehingga lebih banyak digunakan
sebagai bahan baku obat (Lentera, 2002)

2. Kandungan
Jahe memiliki kandungan vitamin A, B, C, protein, pati, dammar, asam
organic, gingerin, dan minyak terbang (zingeron, zingerol, zingeberol,
zingeberin, borneol, sineol, dan feladren). Selain itu jahe juga mengandung
minyak asirin dan oleoresin. Oleoresin merupakan campuran resin dan minyak
asiri yang diperoleh dari pelarut organik.

3. Manfaat

Kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang cukup tinggi pada


rimpang jahe merah menyebabkan jahe merah memiliki peranan penting dalam
dunia pengobatan, baik pengobatan tradisional maupun untuk skala industri
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Jahe merah tidak hanya
dimanfaatkan bagian daging rimpangnya, tetapi juga kulit rimpangnya bisa
dijadikan obat. Secara turun-temurun, kulit rimpang jahe merah yang
dipanggang hingga menjadi hitambanyak digunakan sebagai obat mencret dan
disentri. Disamping itu, bisa digunakan oleh para wanita yang ingin mengatur
masa menstruasinya.
Berdasarkan penelitian danpengalaman, jahe merah sebagaibahan baku
obat dengan rasanya yang panas dan pedas, telah terbukti berkhasiat dalam
menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Misalnya pencahar (laxative), penguat
lambung (stomachic), peluluh masuk angin (expectorant), peluluh cacing
penyebab penyakit (anthelmintic), sakit encok (rheumatism), sakit pinggang
(lumbago), pencernaan kurang baik (dyspepsia), radang setempat yang
mengeluarkan nanah dan darah, radang tenggorokan (bronchitis), bengek

8
(asma), muntah-muntah dan nyeri otot, kurang daya penglihatan (alexteric),
pengobatan balak (leucoderma), kurang darah (anemia), saban-saban
(starangury), sakit kusta (leprosy), borok-borok (ulcers), sakit demam (fevers),
panas dan serasa terbakar di badan, penyakit darah, perangsang syahwat
(aphrodisiac), memperbaiki rasa, memperbaiki pencernaan, muntah-
muntah (emetic), rasa nyeri, penyakit jantung, bagian badan yang
membengkak, jaringan yang bertambah besar (elephantiasis), meramang
(piles), sedu sedan (eructation), gangguan lambung, disengat kalajengking,
digigit ular, serta keracunan makan udang atau kepiting. Jahe merah juga
merupakan bahan baku obat yang berfungsi menambah stamina (tonikum),
obat untuk menghilangkan rasa nyeri otot, obat penyakit cacing, untuk
menambah terang penglihatan, sakit kepala dan sebagainya (Lentera, 2002).

4. Mekanisme Kerja
Hangat dari jahe memberikan rangsangan stimulus pada otak hingga
stimulus nyeri dalam otak berkurang dan digantikan oleh stimulus rasa hangat
dari jahe.

5. Cara Membuat
Cara pembuatannya sangat sederhana, sebagai berikut:
 Potong-potong kecil jahe merah
 Rebus menggunakan air mineral
 Biarkan hingga mendidih dan warna air rebusan berubah
 Diamkan beberapa menit hingga suhu air rebusan tidak melukai
kulit.
 Rendam kain kompres dalam air rebusan
 Kemudian peras
 Lalu letakkan pada daerah nyeri berada
 Lakukan secara berulang hingga nyeri berkurang

9
Namun, air rebusan jahe setelah mendidih dapat di konsumsi dengan
cara:

 Tuang air rebusan dalam gelas


 Masukkan madu atau gula aren yang telah di lelehkan
 Aduk hingga merata
 Diamkan beberapa menit hingga air rebusan jahe dapat di konsumsi

6. Hasil Jurnal
Hasil analisis data menunjukkan bahwa jahe merah efektif dalam
menurunkan nyeri RA ditandai rata-rata skala nyeri RA sebelum diberikan
kompres jahe merah mean 6,77 dan sesudah diberikan kompres jahe merah
mean 2,93 dengan skala nyeri RA (p-value = 0,000 < α = 0,05). Kesimpulan
penelitian ini adalah terdapat pengaruh kompres jahe merah terhadap penurunan
nyeri pada penderita RA di Puskesmas Pembantu Bakau Aceh wilayah kerja
Puskesmas Batang Tumu dan disarankan kepada petugas kesehatan di
Puskesmas Pembantu Bakau Aceh untuk memberikan masukan kepada pasien
RA agar dapat memanfaatkan kompres jahe merah sebagai obat herbal untuk
menurunkan nyeri pada penderita RA tersebut.

B. TEMULAWAK

10
1. Definisi
Temulawak adalah jenis tanaman obat keluarga (toga) yang masuk
dalam keluarga temu-temuan (Zingiberaceae). Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza) diketahui mengandung banyak mineral dan nutrisi yang sangat
penting untuk kesehatan tubuh.
Rimpang ini sebagian besar mengandung zat tepung sebanyak 48
hingga 59,64% dan protin sebanyak 29 hingga 30%. Sisanya terdiri dari abu
sebesar 5,26 hingga 7,07%, dan serat sebanyak 2,58 hingga 4,83%. Herbal ini
juga mengandung kurkumin sebanyak 1,6 hingga 2,2% dan minyak atsiri
sebanyak 6 – 10%. Kandungan nutrisi temulawak diantaranya karbohidrat,
protein, dan mineral lainnya.

2. Kandungan
Temulawak adalah tanaman yang berasal dari Indonesia dengan nama
latin Curcuma xanthorrhiza. Tanaman ini memiliki warna kuning muda dengan
bagian dalamnya berwarna kuning agak kecokelatan.
Tanaman ini banyak memberikan manfaat pada tubuh karena kandungan
gizinya. Beberapa kandungan seperti protein, lemak, serat, kalium, hingga
karbohidrat ada di dalamnya.
Selain itu, kandungan yang hanya ditemui pada tanaman tertentu,
seperti kurkumin, membuat temulawak menjadi salah satu yang spesial saat
dimanfaatkan untuk memberi efek baik bagi tubuh.
Sebanyak 79,96% terdiri dari karbohidrat. 0,80% serat. 1,52% protein.
1,35% lemak. 15 mg/Kg kurkumin. 11,45 mg/Kg kalium.19,07 mg/Kg kalsium.
Selain itu, terdapat kandungan-kandungan lainnya yang jarang ditemui pada
tanaman lainnya seperti phellandren, turmerol, dan borneol.

11
3. Manfaat

Temulawak untuk kecantikan dan kesehatan seperti obat jerawat sampai


rematik. Selain itu, manfaat temulawak lain juga ampuh sebagai obat maag,
asam urat, menambah nafsu makan hingga kolesterol. Sebagai salah satu
tanaman herbal, temulawak mengandung vitamin dan nutrisi yang baik untuk
kesehatan. Melansir dari buku berjudul Tanaman Obat untuk Mengatasi
Rematik & Asam Urat karya Prapti Utami, temulawak mengandung minyak
asiri, turmerol, felandren, dan kurkuminoi.

4. Mekanisme Kerja
Hangat dari temulawak memberikan rangsangan stimulus pada tubuh
hingga stimulus nyeri dalam tubuh berkurang dan digantikan oleh stimulus rasa
hangat dari temulawak

5. Cara membuat
 Cucilah semua bahan hingga bersih.
 Haluskan temulawak dan bawang putih dengan cara diparut atau
menggunakan blender.
 Masukkan bahan yang dihaluskan ke dalam panci berisi air.
 Didihkan kemudian saring.
 Sajikan selagi hangat.

6. Hasil Jurnal

Untuk menghitung kelayakan usaha produksi temulawak digunakan


rumus sebagai berikut :

Menurut Darsono (2008) R/C rasio merupakan metode analisis untuk mengukur
kelayakan usaha dengan menggunakan rasio penerimaan (revenue) dan biaya
(cost).

12
Sedangkan untuk menghitung apakah usaha tani temulawak
menguntungkan atau tidak digunakan rumus sebagai berikut :
Benfit/Cost ratio adalah merupakan perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya. Semakin besar B/C ratio maka akan semakin besar pula
keuntungan yang diperoleh petani (Soekartawi, 2003).
Temulawak telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia
sebagai pewarna, bahan pangan, obat tradisional, memelihara kesehatan dan
juga sebagai bahan obat seperti kurang nafsu makan, sembelit, ambeien,
jerawat, diare, obat kejang-kejang, untuk menghancurkan batu empedu, untuk
mengobati pengobatan penyakit ginjal dan hati, obat pegal linu, reumatik,
radang sendi, dan dalam bentuk segar, rebusan, seduhan maupun serbuk
digunakan untuk mengobati sariawan dan keputihan. Temulawak bersama
dengan brotowali dan sambiloto digunakan dapat juga digunakan sebagai obat
lambung.

C. KAYU MANIS

1. Definisi
Kayu manis. Di Dunia Barat, kayu manis dikenal sebagai “pemanis”
kue yang cukup digemari. Sementara itu di dunia medis, kayu manis sangatlah
populer dengan sifat antiinflamasi. Itulah sebabnya, kayu manis bisa menjadi
obat rematik alami. Terkadang, rematik juga bisa membuat sendi membengkak.

13
2. Kandungan

Kayu manis memiliki kandungan minyak atsiri, sinamaldehid dan


eugenol yang memiliki efek membantu mengurangi nyeri sendi pada
rheumatoid arthritis.

3. Manfaat
Manfaat kayu manis selanjutnya berkaitan dengan senyawa anti
inflamasi, dan meringankan rasa sakit saat rematik. Kayu manis juga mencegah
kerusakan jaringan pada persendian. 2 - methoxycinnamaldehyde menghambat
laju resorpsi tulang sebesar 95% pada konsentrasi 2ÃŽM.

4. Mekanisme kerja
Tidak ada penelitian yang cukup mengenai bagaimana cara kerja
suplemen herbal ini. Diskusikan dengan ahli herbal atau dokter untuk informasi
lebih lanjut. Namun, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa kulit
kayu manis efektif melawan organisme yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan.

5. Cara Buat
 Siapkan cangkir dan tempatkan 1 batang kayu manis dalam cangkir.
 Tuangkan air panas ke dalam gelas, biarkan selama 10 menit.
 Kemudian, masukkan teh kantong ke dalam gelas selama 1 atau 2
menit.
 Tambahkan madu secukupnya agar rasanya lebih nikmat dan teh
siap minum.

14
6. Hasil Jurnal
Hasil penelitian diketahui nilai rata-rata skala nyeri sebelum diberikan
kayu manis yaitu 5,00 sedangkan setelah diberikan kayu manis yaitu 2,30.

D. SELEDRI

1. Definisi

Di antara banyak pilihan pengobatan nyeri sendi yang tersedia, seledri


dipercaya dapat mengurangi nyeri rematik. Anda mungkin sudah cukup akrab
dengan tanaman yang sering dimanfaatkan untuk menambah citarasa berbagai
masakan ini.

Sayuran berwarna hijau ini ternyata memiliki manfaat antiinflamasi


atau antiperadangan. Tanaman ini biasa dimanfaatkan sebagai obat tradisional,
yaitu sebagai obat tekanan darah tinggi, penurun kolesterol, bahkan asma.

Seledri mengandung antioksidan flavonoid dan polifenol. Kandungan


ini melindungi tubuh dengan cara melawan radikal bebas yang dapat
menyebabkan peradangan

15
2. Kandungan

Daun seledri kaya akan antioksidan yang mencakup vitamin C,


mangan, dan beta karoten. Tubuh Anda membutuhkan antioksidan untuk
menangkal radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Salah satu caranya
dengan mengonsumsi seledri.

Daun berwarna hijau ini juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat
meringkankan gejala nyeri pada sendi. Kandungan senyawa di dalam seledri
dapat bekerja sebagai obat meredakan peradangan dampak berbagai penyakit,
seperti gejala radang sendi, rematik, hingga asam urat.

3. Manfaat

Kandungan senyawa di dalam seledri dapat bekerja


sebagai obat meredakan peradangan dampak berbagai penyakit, seperti gejala
radang sendi, rematik, hingga asam urat.

4. Mekanisme Kerja

Tanaman seledri terdiri atas komponen metabolit sekunder yang


berhasil diisolasi di antaranya apiin dan apigenin. Seledri diketahui memiliki
antirematik, obat penenang, diuretik ringan dan antiseptik pada saluran kemih.
Kemudian seledri juga dapat digunakan untuk radang sendi dan rheumatoid.
Selain itu, herbal seledri sering digunakan sebagai obat peluruh keringat,
penurun demam, rematik, sukar tidur, dan darah tinggi, asam urat dan
memperbaiki fungsi darah yang terganggu yang berfungsi sebagai antiinflamasi

16
5. Cara Buat
 Rebus 2 sendok biji seledri dalam 2 liter air dengan menggunakan
api kecil selama 3 jam.
 Setelah 3 jam, angkat
 Minum air rebusan biji seledri ini selagi panas 3 hingga 4 kali sehari
masing-masing satu gelas.

6. Hasil Jurnal

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil uji statistik


dengan menggunakan uji Wilxocon didapatkan nilai p = 0,002, artinya ada
perbedaan antara sebelum dan sesudah intervensi terapi pemberian air rebusan
seledri (Apium Graveolens L.). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh terapi pemberian air rebusan seledri (Apium Graveolens L.) terhadap
nyeri RA

17
BAB 4

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Reumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang
melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan nyeri
dan kekakuan pada sendi. Dalam perhimpunan reumatologi Indonesia secara
Reumatoid Arthritis sederhana didefinisikan sebagai suatu penyakit sendi degeneratif
yang terjadi karena proses inflamasikronis pada sendi dan tulang yang ada disekitar
sendi-sendi tersebut. reumatoid astritis sebagai kelainan sendi kronik yang disebabkan
karena ketidakseimbangan sintesis dan degradasi pada sendi, matriks ekstraseluler,
kondrosit serta tulang subkondral pada usia tua.
Terdapat banyak sekali herbal yang dapat mengobati penyakit rematik, seperti
jahe, temulawak, kayu manis, seledri, dan tumbuhan herbal lainnya. Tak hanya dengan
Tindakan medis, tumbuhan herbal juga membantu dalam pengobatan rematik.

B. SARAN

Kami selaku mahasiswa berharap dengan pembuatan makalah ini, dapat


memberikan manfaat dalam proses belajar mengajar. Dan tetap mengharapkan
bimbingan lebih dalam lagi dari para dosen pengampu mengenai herbal medicine untuk
rematik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
EFEKTIVITAS KOMPRES JAHE MERAH TERHADAP PENURUNAN SKALA
NYERI PADA LANSIA YANG MENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS
DI PUSKESMAS PEMBANTU BAKAU ACEH WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATANG TUMU. Oleh Gusman Virgo, 2019
PENGARUH KOMPRES HANGAT KAYU MANIS (Cinnamomum burmani)
TERHADAP PENURUNAN NYERI PENDERITA ARTHRITIS GOUT. Oleh
Niken, 2019
REVIEW: SELEDRI (Apium graveolens L.): BOTANI, EKOLOGI, FITOKIMIA,
BIOAKTIVITAS, DAN PEMANFAATAN

19

Anda mungkin juga menyukai