Dosen Pengampu:
Oleh Kelompok 3:
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada junjungan
kita, Rasulullah Muhammad SAW. Puji syukur dan shalawat selalu mengawali penulis
dalam setiap langkah, sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
“HERBAL MEDICINE UNTUK ARTRITIS TREUMATOID”.
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Definisi ................................................................................................ 3
B. Etiologi ................................................................................................ 3
C. Patofisiologi ......................................................................................... 4
D. Klasifikasi ............................................................................................ 5
E. Manifestasi Klinis ................................................................................ 6
A. Kesimpulan ........................................................................................ 18
B. Saran .................................................................................................. 18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut
pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua
sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang
sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama
adalah osteoartritis.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari rematik?
2. Apa etiologi dari rematik?
3. Bagaimana tanda dan gejalanya?
4. Apa herbal medicine untuk rematik?
5. Bagaimana kandungan dan pemakaiannya?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari rematik
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi rematik
3. Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala rematik
4. Untuk mengetahui dan memahami herbal medicine untuk rematik
5. Untuk mengetahui dan memahami kandungan dan pemakaiannya
2
BAB 2
TINJAUAN MATERI
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Penyebab rematik hingga saat ini masih belum terungkap, Namun beberapa
resiko untuk timbulnya rematik diantara lain adalah:
a. Umur
Dari semua faktor resiko timbulnya rematik, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. Prevalensi dan beratnya rematik semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Rematik terjadi pada usia lanjut.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena rematik pada lutut dan pria lebih sering terkena
pada paha, pergelangan tangan dan leher.
c. Genetik
Faktor herediter juga berperan timbulnya rematik miaslnya pada seorang
ibu dari seorang wanita dengan rematik pada sendi-sendi inter falang distal
3
terdapat dua kali lebih sering rematik pada sendi tersebut. Anaknya
perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibuknya.
d. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada rematik nampakya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya rematik paha
lebih jarang diantara orang berkulit hitam dengan orang berkulit putih dan
usia dari pada kaukasia. Rematik lebih sering dijumpai pada orang-orang
asli amerika dari pada orang berkulit putih. Hal ini mungkin berkaitan
dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainanan
kongenital dan pertumbuhan.
e. Kegemukan (Obesitas)
Berat badan berlebihan berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya rematik pada pria dan wanita. Karena menahan beban berat
badan sehinga mengangu sendi.
C. PATOFISIOLOGI
4
D. KLASIFIKASI
Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu: rematik artikular dan rematik non artikular. Rematik
Artikular atau Arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang berlokasi
pada persendian, diantaranya meliputi Arthritis Rheumatoid, Osteoarthritis, Olimiagia
Reumatik, Artritis gout.
Rematik non artikular arau ekstra artikular yaitu gangguan rematik yang
disebabkan oleh proses diluar persendian diantaranya Bursitis, Fibrositis, Sciatica
(Hembing,2006). Rematik dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan yaitu:
a. Osteoatritis
Penyakit ini merupakan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang
lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan
nyeri, deformitas, pembesaran sendi,dan hambatan gerak pada sendi-sendi
tangan dan sendi besar menananggung beban.
b. Artritis Rematoid
Arthritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama Poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien Atritis Rematoid terjadi setelah
penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya.
Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
c. Olimialgia Reumatik
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu,
dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar
50 tahun keatas.
d. Artritis gout
Suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, Artritis akut.
Penyakit ini terjadi pada pria dan wanita pada usia pertengahan.
5
E. MANIFESTASI KLINIS
a. Nyeri pada anggota gerak.
b. Kelemahan otot.
c. Peradangan dan bengkak pada sendi.
d. Kekakuan sendi.
e. Kejang dan kontraksi pada otot.
f. Gangguan fungsi.
g. Sendi berbunyi (Krepitasi)
h. Sendi goyah.
i. Timbulnya perubahan bentuk (Deformitas).
j. Timbulnya benjolan nodul. (Soumya,2011)
Ada beberapa manifestasi klinis yang lazim ditemukan pada klien RA.
Manifestasi ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan. Oleh
karenanya penyakit ini memiliki menifestasi klinis yang sangat bervariasi.
1) Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan
menurun dandemam. Terkadang dapat terjadi kelelahan yang hebat.
2) Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di
tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal.
Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.
3) Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, dapat bersifat
generalisata tetapiterutama menyerang sendi- sendi. Kekakuan ini berbeda
dengan kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya
berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam.
4) Artritis erosif, merupakan ciri khas artritis reumatoid pada gambaran
radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi
tulang dan dapat dilihat pada radiogram (Nurna, 2011).
6
BAB 3
HERBAL MEDICINE
A. JAHE MERAH
1. Definisi
Jahe (Zingiber officinale Rosc) adalah salah satu bumbu dapur yang
sudah lama dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Sebagai bumbu dapur,
rimpang jahe digunakan untuk mengolah masakan dan penganan. Pemakaian
jahe sebagai tanaman obat semakin berkembang pesat seiring dengan mulai
berkembangnya pemakaian bahan-bahan alami untuk pengobatan (Lentera,
2002).
Jahe merah adalah jahe yang sangat cocok untuk herbal dengan
kandungan minyak atsiri dan oleoresinnya yang lebih tinggi dibandingkan
dengan jahe lainnya sehingga ampuh menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Jahe merah (Zingiber officinale Rosc) memiliki rimpang berwarna
merah sampai jingga muda dan lebih kecil daripada jahe gajah dan jahe kecil.
Sama halnya dengan jahe merah selalu dipanen setelah berumur tua.
Kandungankimia gingerol dalam jahe merah mampu memblokir prostaglandin
sehingga dapat menurunkan nyeri sendi pada penderita RA.
7
Jahe merah atau jahe sunti mempunyai banyak keunggulan
dibandingkan dengan jenis jahe lainnya, terutama jika ditinjau dari segi
kandungan senyawa kimia dalam rimpangnya, yang terdiri dari zat gingerol,
oleoresin dan minyak atsiri yang tinggi, sehingga lebih banyak digunakan
sebagai bahan baku obat (Lentera, 2002)
2. Kandungan
Jahe memiliki kandungan vitamin A, B, C, protein, pati, dammar, asam
organic, gingerin, dan minyak terbang (zingeron, zingerol, zingeberol,
zingeberin, borneol, sineol, dan feladren). Selain itu jahe juga mengandung
minyak asirin dan oleoresin. Oleoresin merupakan campuran resin dan minyak
asiri yang diperoleh dari pelarut organik.
3. Manfaat
8
(asma), muntah-muntah dan nyeri otot, kurang daya penglihatan (alexteric),
pengobatan balak (leucoderma), kurang darah (anemia), saban-saban
(starangury), sakit kusta (leprosy), borok-borok (ulcers), sakit demam (fevers),
panas dan serasa terbakar di badan, penyakit darah, perangsang syahwat
(aphrodisiac), memperbaiki rasa, memperbaiki pencernaan, muntah-
muntah (emetic), rasa nyeri, penyakit jantung, bagian badan yang
membengkak, jaringan yang bertambah besar (elephantiasis), meramang
(piles), sedu sedan (eructation), gangguan lambung, disengat kalajengking,
digigit ular, serta keracunan makan udang atau kepiting. Jahe merah juga
merupakan bahan baku obat yang berfungsi menambah stamina (tonikum),
obat untuk menghilangkan rasa nyeri otot, obat penyakit cacing, untuk
menambah terang penglihatan, sakit kepala dan sebagainya (Lentera, 2002).
4. Mekanisme Kerja
Hangat dari jahe memberikan rangsangan stimulus pada otak hingga
stimulus nyeri dalam otak berkurang dan digantikan oleh stimulus rasa hangat
dari jahe.
5. Cara Membuat
Cara pembuatannya sangat sederhana, sebagai berikut:
Potong-potong kecil jahe merah
Rebus menggunakan air mineral
Biarkan hingga mendidih dan warna air rebusan berubah
Diamkan beberapa menit hingga suhu air rebusan tidak melukai
kulit.
Rendam kain kompres dalam air rebusan
Kemudian peras
Lalu letakkan pada daerah nyeri berada
Lakukan secara berulang hingga nyeri berkurang
9
Namun, air rebusan jahe setelah mendidih dapat di konsumsi dengan
cara:
6. Hasil Jurnal
Hasil analisis data menunjukkan bahwa jahe merah efektif dalam
menurunkan nyeri RA ditandai rata-rata skala nyeri RA sebelum diberikan
kompres jahe merah mean 6,77 dan sesudah diberikan kompres jahe merah
mean 2,93 dengan skala nyeri RA (p-value = 0,000 < α = 0,05). Kesimpulan
penelitian ini adalah terdapat pengaruh kompres jahe merah terhadap penurunan
nyeri pada penderita RA di Puskesmas Pembantu Bakau Aceh wilayah kerja
Puskesmas Batang Tumu dan disarankan kepada petugas kesehatan di
Puskesmas Pembantu Bakau Aceh untuk memberikan masukan kepada pasien
RA agar dapat memanfaatkan kompres jahe merah sebagai obat herbal untuk
menurunkan nyeri pada penderita RA tersebut.
B. TEMULAWAK
10
1. Definisi
Temulawak adalah jenis tanaman obat keluarga (toga) yang masuk
dalam keluarga temu-temuan (Zingiberaceae). Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza) diketahui mengandung banyak mineral dan nutrisi yang sangat
penting untuk kesehatan tubuh.
Rimpang ini sebagian besar mengandung zat tepung sebanyak 48
hingga 59,64% dan protin sebanyak 29 hingga 30%. Sisanya terdiri dari abu
sebesar 5,26 hingga 7,07%, dan serat sebanyak 2,58 hingga 4,83%. Herbal ini
juga mengandung kurkumin sebanyak 1,6 hingga 2,2% dan minyak atsiri
sebanyak 6 – 10%. Kandungan nutrisi temulawak diantaranya karbohidrat,
protein, dan mineral lainnya.
2. Kandungan
Temulawak adalah tanaman yang berasal dari Indonesia dengan nama
latin Curcuma xanthorrhiza. Tanaman ini memiliki warna kuning muda dengan
bagian dalamnya berwarna kuning agak kecokelatan.
Tanaman ini banyak memberikan manfaat pada tubuh karena kandungan
gizinya. Beberapa kandungan seperti protein, lemak, serat, kalium, hingga
karbohidrat ada di dalamnya.
Selain itu, kandungan yang hanya ditemui pada tanaman tertentu,
seperti kurkumin, membuat temulawak menjadi salah satu yang spesial saat
dimanfaatkan untuk memberi efek baik bagi tubuh.
Sebanyak 79,96% terdiri dari karbohidrat. 0,80% serat. 1,52% protein.
1,35% lemak. 15 mg/Kg kurkumin. 11,45 mg/Kg kalium.19,07 mg/Kg kalsium.
Selain itu, terdapat kandungan-kandungan lainnya yang jarang ditemui pada
tanaman lainnya seperti phellandren, turmerol, dan borneol.
11
3. Manfaat
4. Mekanisme Kerja
Hangat dari temulawak memberikan rangsangan stimulus pada tubuh
hingga stimulus nyeri dalam tubuh berkurang dan digantikan oleh stimulus rasa
hangat dari temulawak
5. Cara membuat
Cucilah semua bahan hingga bersih.
Haluskan temulawak dan bawang putih dengan cara diparut atau
menggunakan blender.
Masukkan bahan yang dihaluskan ke dalam panci berisi air.
Didihkan kemudian saring.
Sajikan selagi hangat.
6. Hasil Jurnal
Menurut Darsono (2008) R/C rasio merupakan metode analisis untuk mengukur
kelayakan usaha dengan menggunakan rasio penerimaan (revenue) dan biaya
(cost).
12
Sedangkan untuk menghitung apakah usaha tani temulawak
menguntungkan atau tidak digunakan rumus sebagai berikut :
Benfit/Cost ratio adalah merupakan perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya. Semakin besar B/C ratio maka akan semakin besar pula
keuntungan yang diperoleh petani (Soekartawi, 2003).
Temulawak telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia
sebagai pewarna, bahan pangan, obat tradisional, memelihara kesehatan dan
juga sebagai bahan obat seperti kurang nafsu makan, sembelit, ambeien,
jerawat, diare, obat kejang-kejang, untuk menghancurkan batu empedu, untuk
mengobati pengobatan penyakit ginjal dan hati, obat pegal linu, reumatik,
radang sendi, dan dalam bentuk segar, rebusan, seduhan maupun serbuk
digunakan untuk mengobati sariawan dan keputihan. Temulawak bersama
dengan brotowali dan sambiloto digunakan dapat juga digunakan sebagai obat
lambung.
C. KAYU MANIS
1. Definisi
Kayu manis. Di Dunia Barat, kayu manis dikenal sebagai “pemanis”
kue yang cukup digemari. Sementara itu di dunia medis, kayu manis sangatlah
populer dengan sifat antiinflamasi. Itulah sebabnya, kayu manis bisa menjadi
obat rematik alami. Terkadang, rematik juga bisa membuat sendi membengkak.
13
2. Kandungan
3. Manfaat
Manfaat kayu manis selanjutnya berkaitan dengan senyawa anti
inflamasi, dan meringankan rasa sakit saat rematik. Kayu manis juga mencegah
kerusakan jaringan pada persendian. 2 - methoxycinnamaldehyde menghambat
laju resorpsi tulang sebesar 95% pada konsentrasi 2ÃŽM.
4. Mekanisme kerja
Tidak ada penelitian yang cukup mengenai bagaimana cara kerja
suplemen herbal ini. Diskusikan dengan ahli herbal atau dokter untuk informasi
lebih lanjut. Namun, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa kulit
kayu manis efektif melawan organisme yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan.
5. Cara Buat
Siapkan cangkir dan tempatkan 1 batang kayu manis dalam cangkir.
Tuangkan air panas ke dalam gelas, biarkan selama 10 menit.
Kemudian, masukkan teh kantong ke dalam gelas selama 1 atau 2
menit.
Tambahkan madu secukupnya agar rasanya lebih nikmat dan teh
siap minum.
14
6. Hasil Jurnal
Hasil penelitian diketahui nilai rata-rata skala nyeri sebelum diberikan
kayu manis yaitu 5,00 sedangkan setelah diberikan kayu manis yaitu 2,30.
D. SELEDRI
1. Definisi
15
2. Kandungan
Daun berwarna hijau ini juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat
meringkankan gejala nyeri pada sendi. Kandungan senyawa di dalam seledri
dapat bekerja sebagai obat meredakan peradangan dampak berbagai penyakit,
seperti gejala radang sendi, rematik, hingga asam urat.
3. Manfaat
4. Mekanisme Kerja
16
5. Cara Buat
Rebus 2 sendok biji seledri dalam 2 liter air dengan menggunakan
api kecil selama 3 jam.
Setelah 3 jam, angkat
Minum air rebusan biji seledri ini selagi panas 3 hingga 4 kali sehari
masing-masing satu gelas.
6. Hasil Jurnal
17
BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Reumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang
melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan nyeri
dan kekakuan pada sendi. Dalam perhimpunan reumatologi Indonesia secara
Reumatoid Arthritis sederhana didefinisikan sebagai suatu penyakit sendi degeneratif
yang terjadi karena proses inflamasikronis pada sendi dan tulang yang ada disekitar
sendi-sendi tersebut. reumatoid astritis sebagai kelainan sendi kronik yang disebabkan
karena ketidakseimbangan sintesis dan degradasi pada sendi, matriks ekstraseluler,
kondrosit serta tulang subkondral pada usia tua.
Terdapat banyak sekali herbal yang dapat mengobati penyakit rematik, seperti
jahe, temulawak, kayu manis, seledri, dan tumbuhan herbal lainnya. Tak hanya dengan
Tindakan medis, tumbuhan herbal juga membantu dalam pengobatan rematik.
B. SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
EFEKTIVITAS KOMPRES JAHE MERAH TERHADAP PENURUNAN SKALA
NYERI PADA LANSIA YANG MENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS
DI PUSKESMAS PEMBANTU BAKAU ACEH WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATANG TUMU. Oleh Gusman Virgo, 2019
PENGARUH KOMPRES HANGAT KAYU MANIS (Cinnamomum burmani)
TERHADAP PENURUNAN NYERI PENDERITA ARTHRITIS GOUT. Oleh
Niken, 2019
REVIEW: SELEDRI (Apium graveolens L.): BOTANI, EKOLOGI, FITOKIMIA,
BIOAKTIVITAS, DAN PEMANFAATAN
19