Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN OSTEOARTRITIS

DISUSUN OLEH:

Ns. NINA TRISNAWATI, M.Kep


NIP. 19860711 201102 2 002

UPT. PUSKESMAS MELUR


DINAS KESEHATAN KOTA
PEKANBARU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan Rahmat dan Karunianya kepada penulis sehingga mampu menyusun
Laporan Kasus tentang Asuhan Keperawatan Pasien dengan Osteoartritis”. Adapun
tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai salah satu proses atau tahapan dari
penulis untuk menyelesaikan kegiatan praktik keperawatan pada tugas dan fungsi
sebagai perawat..

Sehubungan dengan telah disusunnya laporan ini, penulis sangat banyak


mendapatkan support dan motivasi serta dukungan dari berbagai pihak sehingga pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Rekan-rekan yang
telah banyak membantu penulis dalam melakukan askep pada pasien dengan
osteoarthritis. Laporan kasus ini juga tidak terlepas dari kesalahan baik dari segi isi
maupun dari segi penulisan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
terhadap penulis demi kesempurnaan laporan ini sehingga dapat disusun dengan
baik, dan laporan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan peningkatan kualitas
manajemen asuhan keperawatan.

Demikianlah prakata dari penulis sehingga penulis selalu berupaya untuk


meningkatkan prestasi khususnya dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan. Terima Kasih.

Penulis

Nina Trisnawati

1
DA@TAR ISI

KATA PNNAANTAR............................................................................................................... 1
DA@TAR BSB.......................................................................................................................... 2

LAPORAN PNNDAHULUAN............................................................................................... 3
Pengertian............................................................................................................................... 3
Klasifikasi................................................................................................................................ 3
Penyebab................................................................................................................................. ;
Patofisiologi........................................................................................................................... >
Aambaran Klinis................................................................................................................... 1
Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................... 8
Penatalaksanaan..................................................................................................................... 8
Pengkajian.............................................................................................................................. 8
Diagnosa yang mungkin timbul dan intervensinya......................................................14

LAPORAN KASUS...............................................................................................................21
Pengkajian........................................................................................................................... 21
Analisa Data........................................................................................................................ 34
Rencana Asuhan Keperawatan.........................................................................................3;
Fatatan Perkembangan Klien...........................................................................................39

DA@TAR PUSTAKA............................................................................................................ >6

2
KELAINAN SENDI DEGENERATIF (OSTEOARTRITIS)

LAPORAN PENDAHULUAN

Pengertian
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang
paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan
(disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan
yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia,
penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering
dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan

adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).


Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis
merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat
digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang
karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-
tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi,
sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan
patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial dan
jaringan tulang yang membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo & Martono

Hadi ,1999)

Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
a. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoartritis
b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur
(Long, C Barbara, 1996 hal 336)

3
Penyemam
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
1. Umur

Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur
dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk
pigmen yang berwarna kuning.
2. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi
melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan
yang harus dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,

sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis


mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah
kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi
tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis,

sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh
membran sinovial dan sel-sel radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi
akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang
sehingga mempercepat proses degenerasi.

4
8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik

rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit.


Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan
menurun.
9. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.

Patofisiologi

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak


meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan,
rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan
pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang
merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh
stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan
dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit
sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering
terkena adalah

sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna
vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya
gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan
penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.
Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-
peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan
penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago
yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen

5
atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan

6
tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi
penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas,
adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995)

Pathway

Proses Penuaan
Trauma
Intrinsik
Ekstrinsik
Pemecahan Perubahan
kondrosit Komponen sendi
Kolagen
Progteogtikasi Perubahan
Jaringan sub metabolisme sendi
Proses penyakit kondrial
degeneratif

yang panjang

MK: Pengeluaran
Kerusakan enzim lisosom
Penatalaksanaan
lingkungan
Kerusakan
Kurang
matrik kartilago
kemampuan
mengingat
Kesalahan
Penebalan Perubahan
interpretasi
tulang sendi fungsi sendi

Penyempitan Deformitas
MK: Kurang rongga sendi sendi
pengetahuan
Kontraktur

Penurunan MK: Kerusakan


Kekuatan mobilytas fisik
nyeri

MK: Gangguan Hipertrofi


MK: Kurang Citra tubuh
perawatan diri

Distensi Cairan

MK: Nyeri akut


6
Gambaran Klinis
1. Rasa nyeri pada sendi

Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah


apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 — 30 menit dan timbul setelah istirahat atau
saat memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang
sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang
semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.

4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan
akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan
keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar,
misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong
sebelah lateril, dan tungkai atas.
Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat
diketahui penyebabnya.

5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan
cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

7
Pemeriksaan Penunjang
- Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago
sendi sebagai penyempitan rongga sendi

- Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal

Penatalaksanaan
a. Tindakan preventif
- Penurunan berat badan
- Pencegahan cedera
- Screening sendi paha
- Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat
kerja b.Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul

c. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian


alat- alat ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi
d. Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik,
e. Pembedahan; artroplasti

Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat
- Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress
pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara

bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang berpengaruh pada


gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise.
Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan
pada sendi dan otot.

2. Kardiovaskuler
- Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten,
sianosis kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal.

8
3. Integritas Ego
- Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.

- Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).


- Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi,
misalnya ketergantungan pada orang lain.

4. Makanan / Cairan
- Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi
makanan atau cairan adekuat mual, anoreksia.
- Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan
pada membran mukosa.

5. Hygiene
- Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri,
ketergantungan pada orang lain.

6. Neurosensori
- Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi

7. Nyeri/kenyamanan

- Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan


pembengkakan jaringan lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan
kekakuan (terutama pagi hari).

8. Keamanan
- Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus
- Lesi kulit, ulkas kaki
- Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
- Demam ringan menetap

- Kekeringan pada mata dan membran mukosa

9
9. Interaksi Sosial
- Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan

peran: isolasi.

10. Penyuluhan/Pembelajaran
- Riwayat rematik pada keluarga
- Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan penyakit
tanpa pengujian
- Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal, pkeuritis.

11. Pemeriksaan Diagnostik

- Reaksi aglutinasi: positif


- LED meningkat pesat
- protein C reaktif : positif pada masa inkubasi.
- SDP: meningkat pada proses inflamasi
- JDL: Menunjukkan ancaman sedang
- Ig (Igm & Ig G) peningkatan besar menunjukkan proses autoimun
- RO: menunjukkan pembengkakan jaringan lunak, erosi sendi,
osteoporosis pada tulang yang berdekatan, formasi kista tulang,
penyempitan ruang sendi.

Diagnosa yang mungkin timbul dan intervensinya


a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.
Intervensi:
- Kaji keluhan nyeri; catat lokasi dan intensitas nyeri (skala 0 — 10).
Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa nyeri non
verbal
- Beri matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai

kebutuhan saat klien beristirahat/tidur.

1
- Bantu klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau
duduk di kursi. Tingkatan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi.
- Pantau penggunaan bantal.

- Dorong klien untuk sering mengubah posisi.


- Bantu klien untuk mandi hangat pada waktu bangun tidur.
- Bantu klien untuk mengompres hangat pada sendi-sendi yang sakit
beberapa kali sehari.
- Pantau suhu kompres.
- Berikan masase yang lembut.
- Dorong penggunaan teknik manajemen stress misalnya relaksasi
progresif sentuhan terapeutik bio feedback, visualisasi, pedoman
imajinasi hipnotis diri dan pengendalian nafas.

- Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi


individu.
- Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai
petunjuk.
- Bantu klien dengan terapi fisik.
Hasil yang diharapkan/Kriteria evaluasi
- Menunjukkan nyeri berkurang atau terkontrol
- Terlihat rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam
aktivitas sesuai kemampuan.

- Mengikuti program terapi.


- Menggunakan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke
dalam program kontrol nyeri.

b. Kerusakan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan :


- Deformitas skeletal
- Nyeri, ketidaknyamanan
- Penurunan kekuatan otot
Intervensi:

- Pantau tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi

1
- Pertahankan tirah baring/duduk jika diperlukan
- Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus-
menerus dan tidur malam hari tidak terganggu.

- Bantu klien dengan rentang gerak aktif/pasif dan latihan resistif


dan isometric jika memungkinkan
- Dorongkan untuk mempertahankan posisi tegak dan duduk tinggi,
berdiri, dan berjalan.
- Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi/kloset,
menggunakan pegangan tinggi dan bak dan toilet, penggunaan alat
bantu mobilitas/kursi roda penyelamat
- Kolaborasi ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vasional.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi

- Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan


kontraktor
- Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari
kompensasi bagian tubuh
- Mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan
melakukan aktivitas.

c. Gangguan Citra Tubuh/Perubahan Penampilan Peran berhubungan


dengan:

- Perubahan kemampuan melakukan tugas-tugas umum


- Peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
Intervensi:
- Dorong klien mengungkapkan mengenai masalah tentang proses
penyakit, harapan masa depan.
- Diskusikan dari arti kehilangan/perubahan pada seseorang.
Memastikan bagaimana pandangan pribadi klien dalam
memfungsikan gaya hidup sehari-hari termasuk aspek-aspek
seksual

- Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan

1
- Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau
terlalu memperhatikan tubuh/perubahan.
- Susun batasan pada perilaku maladaptif, bantu klien untuk

mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping.


- Bantu kebutuhan perawatan yang diperlukan klien.
- Ikutsertakan klien dalam merencanakan dan membuat jadwal
aktivitas.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi:
- Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan
untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup dan
kemungkinan keterbatasan.
- Menyusun tujuan atau rencana realistis untuk masa mendatang.

d. Kurang Perawatan Diri berhubungan dengan Kerusakan Auskuloskeletal:


Penurunan Kekuatan, Daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, Depresi.
Intervensi:
- Diskusikan tingkat fungsi umum; sebelum timbul eksaserbasi
penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi.
- Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program
latihan.
- Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri.

Identifikasi rencana untuk memodifikasi lingkungan.


- Kolaborasi untuk mencapai terapi okupasi.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi:
- Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang
konsisten pada kemampuan klien.
- Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk
memenuhi kebutuhan perawatan diri.
- Mengidentifikasikan sumber-sumber pribadi/komunitas yang
dapat memenuhi kebutuhan.

1
e. Resiko Tinggi terhadap Kerusakan Penatalaksanaan Lingkungan
berhubungan dengan :
- Proses penyakit degeneratif jangka panjang.

- Sistem pendukung tidak adekuat.


Intervensi:
- Kaji tingkat fungsi fisik
- Evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam
perawatan untuk diri sendiri.
- Tentukan sumber-sumber finansial untuk memenuhi kebutuhan
situasi individual.
- Identifikasi untuk peralatan yang diperlukan misal alat bantu
mobilisasi.

Hasil yang Diharapkan/Kriteria Evaluasi :


- Mempertahankan keamanan lingkungan yang meningkatkan
perkembangan.
- Mendemonstrasikan penggunaan sumber-sumber yang efektif dan
tepat.

f. Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Mengenai Penyakit, Prognosis


dan Kebutuhan Perawatan dan Pengobatan berhubungan dengan:
- Kurangnya pemahaman/mengingat kesalahan interpretasi

informasi.
Intervensi :
- Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan
- Diskusikan kebiasaan pasien dalam melaksanakan proses sakit
melalui diet, obat-obatan dan program diet seimbang, latihan dan
istirahat.
- Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang
realistis, istirahat, perawatan diri, pemberian obat-obatan, terapi
fisik, dan manajemen stress.

- Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakologi terapi.

1
- Identifikasi efek samping obat.
- Diskusikan teknik menghemat energi.
- Berikan informasi tentang alat bantu misalnya tongkat, tempat

duduk, dan palang keamanan.


- Dorong klien untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar baik
pada saat istirahat maupun pada saat melakukan aktivitas.
- Diskusikan pentingnya pemeriksaan lanjutan misalnya LED, kadar
salisilat, PT.
- Beri konseling sesuai dengan prioritas kebutuhan klien.
Hasil yang diharapkan/Kriteria Evaluasi:
- Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/pragnosis dan
perawatan.

- Mengembangkan rencana untuk perawatan diri termasuk


modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau
pembatasan aktivitas.

1
Renfana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa
Tujuan Renfana Tindakan
Keperawatan

1. Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan - Kaji keluhan nyeri, catat lokasi
berhubungan asuhan keperawatan selama dan intensitas nyeri (skala 0 —
dengan 5 hari, klien akan: 10), catat faktor-faktor yang
- Menunjukkan nyeri mempercepat dan tanda-tanda
hilang/terkontrol rasa nyeri.
- Klien terlihat rileks dapat - Beri matras dan kasur keras
tidur/beristirahat dan bantal kecil. Tinggikan linen
berpartisipasi dalam tempat tidur sesuai kebutuhan
aktivitas saat klien beristirahat/tidur.

- Mengikuti program terapi - Bantu klien mengambil posisi


- Menggabungkan yang nyaman pada waktu
tidur
keterampilan relaksasi
atau duduk diskusi, tinggikan
dan aktivitas hiburan
istirahat di tempat tidur sesuai
ke dalam program
indikasi.
kontrol nyeri.
- Pantau penggunaan bantal
- Dorong klien untuk mengubah
posisi.
- Bantu klien untuk mengompres

hangat pada sendi-sendi yang


sakit beberapa kali sehari.
- Pantau suhu kompres
- Dorong untuk menggunakan

Kurang Setelah dilakukan tingkat yang konsisten


perawatan diri tindakan keperawatan
berhubungan selama 5 hari klien akan:
dengan - Melaksanakan aktivitas
perawatan diri pada

1
- Diskusika
n tingkat
fungsi
umum;
sebelum
timbul
eksaserba
si
penyakit
dan
potensial
perubaha
n yang
sekarang
diantisipa
si

- Pertahankan mobilitas,
kontrol

1
pada kemampuan klien terhadap nyeri dan program
- Mendemonstrasikan latihan.
perubahan teknik/gaya - Kaji hambatan terhadap

hidup untuk memenuhi partisipasi dalam perawatan


kebutuhan perawatan diri diri, identifikasi rencana untuk
- Mengidentifikasi sumber- memodifikasi lingkungan.
sumber pribadi yang - Kolaborasi untuk
dapat memenuhi terapi okupasi
kebutuhan.

Resiko tinggi Setelah dilakukan - Kaji tingkat fungsi fisik


terhadap tindakan keperawatan - Evaluasi lingkungan untuk
kerusakan selama 5 hari klien dapat: mengkaji kemampuan dalam
penatalaksanaan - Mempertahankan perawatan untuk diri sendiri
lingkungan keamanan, lingkungan - Tentukan sumber-sumber
yang meningkatkan finansial untuk memenuhi
perkembangan kebutuhan situasi individu
- Mendemonstrasikan - Identifikasi sistem pendukung
penggunaan sumber- yang tersedia untuk klien
sumber yang efektif dan - Identifikasi untuk peralatan
tepat. yang diperlukan misalnya alat-
alat bantu mobilisasi.
Kurang Setelah dilakukan - Tinjau proses penyakit,
pengetahuan tindakan keperawatan prognosis dan harapan masa
(kebutuhan selama 5 hari klien akan: depan
belajar) - Menunjukkan - Diskusikan kebiasaan klien
mengenai pemahaman tentang dalam melaksanakan proses
penyakit, kondisi/prognosis dan sakit melalui diet, obat-obatan
prognosis dan perawatan dan program diet seimbang,
kebutuhan - Mengembangkan rencana latihan dan istirahat.
perawatan dan untuk keperawatan diri - Bantu dalam merencanakan
pengobatan termasuk modifikasi gaya jadwal aktivitas terintegrasi
1
berhubungan hidup yang konsisten yang realistis, istirahat,
dengan dengan mobilitas dan perawatan diri, pemberian
kurangnya atau pembatasan aktivitas obat-obatan, terapi fisik

kemampuan dan
klien untuk
manajemen stres.
mengingat - Tekankan pentingnya
informasi yang melanjutkan manajemen
diberikan farmakologi terapi.
- Identifikasi efek samping obat.
- Diskusikan teknik menghemat
energi
- Berikan informasi tentang alat
bantu misalnya tongkat,
tempat

duduk dan palang keamanan.


Beri konseling sesuai prioritas
kebutuhan klien.
Teknik manajemen stres
misalnya relaksasi progresif,
sentuhan terapeutik biofeedback,
visualisasi, pedoman imajinasi
hipnotis diri dan pengendalian
nafas.

- Libatkan dalam aktivitas


hiburan yang sesuai untuk
situasi individu.
- Beri obat sebelum aktivitas
latihan yang direncanakan
sesuai petunjuk.
- Bantu klien dengan terapi fisik.

1
Gangguan Citra Setelah dilakukan - Dorong klien mengungkapkan
tubuh tindakan keperawatan mengenai masa lalu tentang
selama 5 hari klien akan: proses penyakit, harapan masa

- Mengungkapkan depan.
peningkatan rasa percaya - Diskusikan arti dari
diri dalam kemampuan kehilangan/ perubahan pada
untuk menghadapi dirinya. Memastikan
penyakit perubahan gaya bagaimana pandangan pribadi
hidup dan kemungkinan klien dalam memfungsikan
keterbatasan. gaya hidup sehari-hari
- Menyusun tujuan rencana termsuk aspek-aspek seksual.
realistis untuk masa - Akui dan terima perasaan

mendatang. berduka, bermusuhan, dan


ketergantungan.
- Perhatikan perilaku menarik
diri, penyangkalan atau terlalu
memperhatikan tubuh/
perubahannya.
- Susun batasan pada perilaku
maladaptif, bantu klien
mengidentifikasi perilaku

positif yang dapat emmbantu


koping.
- Bantu kebutuhan perawatan
yang diperlukan klien.
- Beri bantuan positif bila perlu.
- Ikutseratkan dalam
perencanaan dan pembuatan
jadwal aktivitas.

2
Kerusakan Setelah dilakukan tindakan - Pantau tingkat inflamasi/rasa
mobilitas fisik keperawatan selama 5 hari sakit pada sendi.
berhubungan klien dapat: - Pertahankan tirah baring/

dengan - mempertahankan fungsi duduk jika diperlukan.


posisi dengan tidak - Jadwal aktivitas untuk
hadirnya kontraktor. memberikan periode istirahat
- Mempertahankan atau yang terus-menerus dan tidur
meningkatkan kekuatan malam hari tidak terganggu.
dan fungsi komponen - Bantu klien dengan rentang
bagian tubuh. gerak aktif/pasif dan latihan
- Mendemonstrasikan resistif dan isometrik jika
teknik/perilaku yang memungkinkan.

memungkinkan - Dorong klien untuk


melakukan aktivitas. mempertahankan posisi tegak
dan duduk tinggi, berdiri dan
berjalan.
- Berikan lingkungan yang
aman.
- Kolaborasi ahli terapi
fisik/okupasi dan spesialis
vokasional.

2
LAPORAN KASUS

Asuhan keperawatan pada klien dengan inisial Tn.


RM Dengan diagnosa medis osteoarthritis

Pengkajian

Nama Pasien (Inisial) : Tn. RM


Ruang/Kamar No. MR : SHKJ 4 kanan 4211 bed 1
: 10198536

Tanggal Masuk : 26 November 2010


Tanggal Pengkajian Diagnosa: Medis
26 November 2010 — 2 Desember 2010 Osteoarthritis
:

I. Identitas Klien
1. Nama (Inisial) : Tn. Rm
2. Jenis kelamin : Laki - laki
3. Umur/tgl. lahir : 1 Januari 1955 (55 tahun)
4. Status Perkawinan : Sudah menikah
5. Agama : Islam
6. Suku/ bangsa : Toraja/ Indonesia
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : Wiraswasta dibidang perbengkelan
9. Alamat : Malinda KPR Polri Km. 10 Rt 02/II, Papua

II. Identitas penanggung


1. Nama lengkap (Inisial): Ny. ES
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Pekerjaan : Karyawan asuransi
4. Hub. dengan klien : Penanggung jawab asuransi
5. Alamat : Malinda KPR Polri Km. 10 Rt 02/II, Papua

III. Riwayat Kesehatan


1. Keluhan utama : Tn. RM mengatakan sering sakit pada sendi lutut kiri dan
bahu kanan terutama saat digerakan pertama kali ketika hendak
memulai aktifitas

2. Riwayat keluhan utama


a. Mulai timbulnya keluhan : Kurang lebih 1 tahun yang lalu
b. Sifat keluhan : Hilang timbul
c. Lokasi : Sendi lutut kiri dan bahu kanan
d. Keluhan lain yang menyertai : Sakit kepala dan tulang punggung
e. Faktor pencetus yang menimbulkan serangan :
Pada saat beraktifitas lama (misal mengendarai mobil), mengangkat beban berat dan
pada saat hendak memulai beraktifitas.
f. Apakah keluhan bertambah/berkurang pada saat-saat tertentu (saat-saat mana)
Menurut Tn. RM Keluhan bertambah pada saat baru memulai aktivitas dan mulai

menggerakkan sendi (misal bangun tidur atau jongkok), pada saat beraktifitas lama,
dan mengangkat beban berat. Sedangkan keluhan berkurang pada saat klien
beristirahat (misal duduk dan tidur)
g. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
Memijat - mijat bagian yang sakit dan istirahat (tidur)

3. Alergi : ya/tidak Alergi terhadap : Tidak ada


Reaksi : Tidak ada Tindakan : Tidak ada

4. K-e biMas ae ar onk o k (:berapa batang /bungkus sehari) : Klien tidak merokok
- Minum alkohol : Klien tidak minum alkohol
Lamanya : Tidak ada
- Minum kopi : Iya
Lamanya : 30 tahun
- Minum obat-obatan : Klien tidak minum obat — obatan dalam jangka panjang
Lamanya : Tidak ada

IV. Riwayat Keluarga`/ Genogram (diagram 3 generasi)

V. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
29 November 2010 (pukul 11.40)
- Tekanan darah : 140/80 MmHg - Nadi :100x/menit
- Pernapasan : 24x/ menit - Suhu badan : 36,6° C

30 November 2010 (pukul 12.25)


- Tekanan darah : 130/80 MmHg - Nadi :76x/menit
- Pernapasan : 20x/ menit - Suhu badan : 36,4° C

1 Desember 2010 (pukul 10.30)


- Tekanan darah : 130/80 MmHg - Nadi : 72x/menit
- Pernapasan : 20x/ menit - Suhu badan : 36,4° C

Tgl 2 Desember 2010 (pukul 18.30)


- Tekanan darah : 130/70 MmHg - Nadi : 68x/menit
- Pernapasan : 20x/ menit - Suhu badan : 36,7° C

2. Kepala dan leher


- Bentuk : Simetris, kepala maupun leher
- Tyroid : Tidak terdapat pembesaran KGB
- Suara : Klien mengeluarkan kata — kata dengan jelas
- Denyut nadi karotis : Teraba
- Vena jugularis : Teraba
- Penyebaran rambut : Merata, tampak banyak uban
- Sakit kepala : Jarang dirasakan (biasanya saat tekanan darah meningkat)
- Pusing : Tidak

3. Penglihatan
- Bentuk mata : Simetris terhadap wajah
- Ketajaman : Kurang baik sehingga membutuhkan alat bantu
penglihatan
- Konjungtiva : Tidak anemis
- Pupil : Isokor (kanan dan kiri)
- Sklera : Tidak ikterus, tampak adanya arteri
- Pakai kaca mata : Iya (Hipermetropi, menggunakan kacamata +2)
- Penglihatan kabur : Tidak
- Diplopia : Tidak
- Nyeri : Tidak
- Peradangan : Tidak
- Pernah operasi : Tidak

4. Pendengaran
- Bentuk : Simetris antara kanan dan kiri
- Lubang telinga : Terdapat serumen tetapi dalam batas normal
- Gangguan pendengaran : Tidak
- Nyeri : Tidak
- Peradangan : Tidak
- Tinnitus : Tidak

5. Tenggorokan dan mulut


- Keadaan gigi : Terdapat 1 tambalan gigi, tidak ada pendarahan
digusi, gigi terlihat bersih dan jumlah gigi
lengkap (32 buah)
- Keadaan lidah : Tidak tampak adanya pendarahan
- Caries : Tidak
- Memakai gigi palsu : Tidak
- Bentuk bibir : Simetris
- Keadaan bibir : Agak kering

- Gangguan mbiecnarealan : Tidak


- Pembesaran kelenjar leher : Tidak

6. Pernapasan

Inspeksi
- Bentuk thorax : Simetris kanan dan kiri
- Pernapasan : Tampak teratur dan tidak kesulitan untuk bernapas

Perkusi
- Cairan : Tidak terdapat cairan berlebih dalam paru
- Udara : Bunyi paru terdengar timpani (normal)
- Massa : Tidak teraba adanya masa maupun benjolan
Auskultasi
- Inspirasi : Terdengar normal (suara napas bersih)
- Ekspirasi : Terdengar normal (suara napas bersih)
- Ronchi : Tidak terdengar bunyi ronchi
- Wheezing : Tidak terdengar bunyi wheezing
- Krepitasi : Tidak terdengar bunyi krepitasi
- Clubbing Finger : Tidak tampak adanya clubbing finger

7. Pencernaan

Inspeksi
- Turgor kulit : Sudah keriput dan kekenyalan kurang (karena sudah tua)
- Keadaan bibir
Basah : Ya
Pecah : Terlihat agak kering
- Keadaan rongga mulut
Warna Mukosa : Merah muda
Luka/ perdarahan : Tidak ada luka maupun pendarahan
Tanda-tanda radang : Tidak tampak tanda — tanda radang
Keadaan gusi : Baik, tidak tampak adanya pendarahan
- Keadaan abdomen
Warna kulit : Tidak pucat, penyebaran warna kulit merata
Luka : Tidak ada luka maupun bekas luka
- Peristaltik usus yang nampak
Pembuluh darah kapiler yang nampak : Tidak ada pembuluh kapiler yang nampak
Pembesaran : Tidak ada pembesaran hepar atau kelenjar, tidak terdapat benjolan
Keadaan rektal
Luka : Tidak ada luka
Perdarahan : Tidak tampak pendarahan
Hemmoroid : Tidak
Lecet/ tumor/ bengkak : Tidak tampak adanya luka/tumor/bengkak

Auskultasi
- Bising usus : 12x/ menit (normal 5 - 30x/menit)
- Bunyi vaskuler : Tidak terdengar bunyi vaskuler (normal tidak terdengar)
- Bunyi peristaltik : Terdengar jelas menggunakan stetoskop (normal)
- Bunyi jantung janin : Tidak ada

Perkusi
- Cairan : Tidak terdengar adanya cairan berlebih diabdomen
- Udara : Bunyi terdengar timpani (normal)
- Massa : Tidak teraba adanya massa atau benjolan

Palpasi
- Tonus otot : Sedikit tahanan pada sepergerakan sendi (normal)
- Nyeri : Tidak terasa nyeri
- Massa : Tidak teraba adanya massa atau benjolan
-
8. Cardiovaskuler

Inspeksi
- Kesadaran : Compos mentis
- Bentuk dada : Simetris funnel chest (normal)
- Bibir :
pucat/ sianosis : Tidak pucat / sianosis, agak kering
- Kuku :
Biru/ pucat : Kuku berwarna merah muda
Capillary Refill : < 3 detik (normal)
- Tangan :
edema/ tidak : Tidak edema
- Kaki :
edema/ tidak : Tidak edema
- Sendi :
edema/ tidak : Ada sedikit pembengkakan pada lutut kiri

Palpasi
- Ictus cordis/Apical Pulse : Teraba
- Vena jugularis : Teraba

Perkusi
- pembesaran jantung : Tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi
- BJ I : Terdengar lebih kuat dari BJ II (normal)
- BJ II : Terdengar lebih lemah dari BJ I (normal)
- Murmur : Tidak terdengar adanya murmur

9. Persyarafan

- Tingkat kesadaran : Compos mentis GCS (E/M/V): E=4, M=6, V=5 (normal)
- Kejang : Tidak kejang Jenis : Tidak ada
- Jenis kelumpuhan : Tidak lumpuh
- Parasthesia : Tidak parasthesia
- Koordinasi gerak : Baik, tidak ada kesulitan bergerak (normal)

10. Musculoskeletal
- Nyeri otot : Tidak ada
- Refleksi sendi : Agak kaku terutama bagian kaki kiri dan bahu
kanan
- Kekuatan otot : 4 (dari rentang 1 - 5)
- Atropi / hyperthropi : Tidak ada
- Range of Motion (ROM) : Bebas

11. Kulit/ Integumen


- Rash : Tidak ada ruam
- Lesi : Tidak ada lesi
- Turgor : Menurun kekenyalannya karena faktor usia lanjut
- Warna : Tidak pucat, kemerahan (hitam)
- Kelembaban : Tampak agak kering
- Petechie : Tidak tampak adanya petechie

12. Reproduksi

Pria
- Pembesaran prostat : Tidak ada pembesaran prostat
- Lain-lain : Tidak ada riwayat penyakit tertentu berkaitan dengan
reproduksi

VI. Pola kegiatan Sehari-hari (ADL)


1. Nutrisi
- Kebiasaan :
Pola makan : Teratur namun jarang sekali makan daging selama 20
tahun, hampir selalu mengkonsumsi protein nabati,
sayuran, serta banyak minum air putih.

Frekuensi makan : Tiga kali sehari


Nafsu makan : Baik
Makanan pantangan : Tidak
Makanan yang disukai : Tidak ada yang spesifik (semua makanan suka)
Banyaknya minuman dalam sehari : 10 gelas / hari
Jenis minuman dan makanan yang tidak disukai : Tidak ada yang spesifik (Sejauh
ini bisa makan semua jenis makanan)
- BB : 53 kg TB : 153 cm
- Perubahan selama sakit : Melakukan aktifitas terbatas karena sering sakit pada
sendi lutut dan bahu kiri, juga sering sakit kepala dan
punggung.

2. Eliminasi
- Buang air kecil (BAK)
a. Kebiasaan
Frekuensi dalam sehari : 8 — 10 kali
Warna : Kuning jernih
Bau : Menyengat (normal) Jumlah/ hari :
b. Perubahan selama sakit : Tidak ada yang spesifik (normal)
- Buang air besar (BAB)
a. Kebiasaan : Teratur
Frekuensi dalam sehari : 2-3 kali sehari
Warna : Coklat (normal)
Bau : Khas (normal)
Konsistensi : Padat (normal)
b. Perubahan selama sakit : Tidak ada yang spesifik (normal)

3. Olah raga dan Aktivitas


- Kegiatan olah raga yang disukai : Jalan kaki atau jogging
- Apakah olah raga dilaksanakan secara teratur : Tidak

4. Istirahat dan tidur


- Tidur malam : 21.00
- Bangun : 04.30
- Tidur siang : Tidak atau jarang tidur siang
- Apakah mudah terbangun : Tidak
- Apa yang dapat menolong untuk tidur nyaman: Tidak ada yang spesifik (langsung
tidur)

VII. Pola Interaksi Sosial

-
OSiragpaanoisraasnigsoysainagl : KKelSuaSrg(Ka e( ilsotmr i)p ok Keluarga Sulawesi
ypaenngtindgii/ktuetridekat
Selatan)
- Jika mempunyai masalah apakah dibicarakan dengan orang lain yang dipercayai/
Terdekat : Iya, dengan keluarga
- Bagaimana klien mengatasi suatu masalah dalam keluarga : Saling mengerti dan
berdiskusi atau bermusyawarah
- Bagaimana interaksi dalam keluarga : Baik

VIII. Kegiatan Sosial


- Keadaan rumah dan lingkungan : Bersih dan nyaman (dekat dengan
pegunungan)
- Status rumah : Milik sendiri
- Cukup / tidak : Cukup
- Bising / tidak : Tidak (tenang)
- Banjir / tidak : Tidak

IX. Kegiatan Keagamaan


- Ketaatan menjalankan ibadah : Iya (shalat 5 waktu)
- Keterlibatan dalam organisasi keagamaan : Tidak

X. Keadaan Psikologis Selama Sakit


- Persepsi klien terhadap penyakit yang diderita: Klien bisa menerima keadaan
dengan baik, menjalaninya dengan tidak banyak mengeluh
- Persepsi klien terhadap keadaan kesehatannya: Menurut klien kesehatan itu
penting dan harus selalu dijaga
- Pola interaksi dengan tenaga kesehatan dan lingkungannya: Baik, terlihat
terbuka dan ramah dengan tenaga kesehatan lainnya
a. Pemeriksaan Darah
Jika ada dilampirkan
b. Pemeriksaan faeces
Jika ada dilampirkan
c. Pemeriksaan urine
Jika ada dilampirkan

Diagnostik Test
- Pada pemeriksaan arthroskopi tampak fibrilasi pada kartilago

XI. Penatalaksanaan/pengobatan
- Gambaran radiologi foto X-Ray konvensional lutut tampak osteofit pada pinggir sendi
(osteoarthritis)
- klien mendapatkan resep obat dari dokter antara lain:
1. Pariet (PO) 20 mg 1x1
2. Artrodar (PO) 50 mg 2x1
3. OA Forte (PO) 500 mg 2x1
4. Ex Forge (PO) 80 mg/5ml 1x1
5. Cereblex (PO) 100 mg 2x1
6. Methycobal (PO) 500 mg 2x1
7. Voltaren Gel (Tropikal) 50 gr
- Klien melakukan fisioterapi dengan fisioterapist 2x sehari tiap pagi dan sore
- Klien tidak mempunyai riwayat sakit berat tertentu disamping penyakitnya
(osteoarthritis) saat ini
Analisa Data
Nama Klien/Umur : Tn. Rm (55 tahun)
Ruang/No Kamar/Bed : SHKJ 4 kanan 4211 bed
1 Nomor MR 10198536

Tgl
Masalah
Data Subjektif (DS) Data Objektif (DO)
Keperawatan
(Keluhan Pasien + (hasil obserνasi, pemeriksaan fisik, Diagnosa Keperawatan (PES)
(Kesimpulan DS dan
laporan keluarga) laboratorium, diagnostik)
DO)
29/11/10 - Klien mengatakan nyeri - Wajah klien tampak menahan Nyeri kronis Nyeri kronis berhubungan
dibagian lutut kiri dan bahu nyeri dengan kerusakan tulang rawan
kanannya sendi (terjadinya osteofit dan
P= nyeri bertambah saat
fibrilasi pada karligo) ditandai
beraktifitas seperti
dengan klien mengatakan nyeri
jongkok
dibagian lutut kiri dan bahu
Q= nyeri tajam seperti
kanannya, wajah klien tampak
tertusuk — tusuk pisau
menahan nyeri, dengan: P =
R= nyeri dirasakan pada lutut kiri nyeri bertambah saat beraktifitas
dan bahu kanan seperti jongkok, Q= nyeri tajam
S= skala nyeri 4 dari 1-10 seperti tertusuk — tusuk pisau,
T= nyeri dirasakan kontinu R= nyeri dirasakan pada lutut
sejak 1 tahun lalu sebelum kiri dan bahu kanan, S= skala
masuk RS nyeri 4 dari 1-10, T= nyeri
- Vital Sign: dirasakan kontinu sejak 1 tahun
BP : 140/90 MmHg
lalu sebelum masuk RS, vital
P : 100x/menit
Sign: BP : 140/90 MmHg, P:
100x/menit, RR:

RR : 24x/menit
T : 36,6 °C 24x/menit, T: 36,6 °C, klien
mengalami diaphoresis dan
- Klien mengalami diaphoresis
- Klien tampak memijat — tampak memijat — mijat lutut kiri
mijat lutut kiri dan bahu kanannya dan bahu kanannya saat dilakukan
saat dilakukan pengkajian pengkajian
- Gambaran radiologi foto X-Ray
konvensional lutut tampak osteofit
pada pinggir sendi (osteoarthritis)
- Pada pemeriksaan arthroskopi
tampak fibrilasi pada kartilago

30/11/10 - Pasien berulang kali Ketidakefektifan manajemen regimen Ketidakefektifan Pasien berulang kali
menanyakan ”Apa jenis terapeutik manajemen menanyakan ”Apa jenis
penyakit saya, sus ?”, regimen penyakit saya, sus ?”, apa
apa penyebabnya?” terapeutik penyebabnya?” selama
selama pengkajian berhubungan pengkajian dilakukan, klien
dilakukan dengan tampak kebingungan ketika
kurangnya ditanya mengenai penyakitnya,
- lien tampak kebingungan
pengetahuan klien tidak dapat menjawab
ketika ditanya mengenai
klien mengenai pertanyaan mengenai penyebab
penyakitnya
- Klien tidak dapat menjawab proses penyakit
serta terapi yang
pertanyaan mengenai penyebab dan
terapi penyakit yang yang dijalaninya.ditandai
dengan
dijalaninya
dan terapi penyakit yang yang
dijalaninya

1/12/10 - Klien mengeluh persendian otot ditandai dengan Klien


Intoleran aktifitas Intoleran
bahu kanan terasa aktifitas berhubungan mengeluh
kaku dan sulit dengan persendian bahu kanan terasa kaku
digerakkan setelah dan sulit digerakkan setelah
faktor
bangun tidur usia yang bangun tidur, klien mengatakan sulit
- Klien mengatakan sulit mengambil benda — benda berat
sudah
mengambil benda — benda lansia disekelilingnya, klien terlihat memijat -
berat disekelilingnya yang mijat bahunya ketika baru
mengakibatkan bangun tidur, klien berusaha
- lien terlihat memijat - mijat penurunan melakukan teknik relaksasi dengan
bahunya ketika baru bangun tidur fungsi cara meregangkan bahunya, klien
- Klien berusaha melakukan tulang memberi minyak urut ke
teknik relaksasi dengan cara dan sendi bahunya
meregangkan bahunya serta
- Klien memberi minyak urut ke melemahnya
kekuatan
bahunya

2/12/10 - Klien mengatakan takut jatuh - Klien selalu berada di Rumah


Sakit dan jarang keluar Resiko tinggi cedera Resiko tinggi cidera
kalau berjalan jauh sehingga
- Klien lebih suka tidur berhubungan dengan faktor usia
malas keluar rumah sakit
yang sudah lansia yang mengakibatkan
- lien terlihat berhati — hati ketika di banding berjalan penurunan fungsi tulang dan sendi
berjalan ditandai dengan

- Klien terlihat kesulitan ketika


berjalan dengan cara menyeret — klien mengatakan takut jatuh
kalau berjalan jauh sehingga
nyeret kakinya
malas keluar rumah sakit, Klien
- Klien memegang tembok atau
terlihat berhati — hati ketika
benda — benda disekitarnya ketika
berjalan, selalu berada di rumah
berjalan
sakit dan jarang keluar, lebih suka
tidur di banding berjalan, terlihat
kesulitan ketika berjalan dengan
cara menyeret — nyeret kakinya,
memegang tembok atau benda —
benda disekitarnya ketika berjalan

Renfana Asuhan Keperawatan

Nama Klien/Umur : Tn. Rm (55 tahun)


Ruang/No Kamar/Bed : SHKJ 4 kanan 4211 bed
1 Nomor MR 10198536

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NoTanggal Dx. Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

129/11/10 Nyeri kronis berhubungan Nyeri- Skala nyeri Mandiri :


berkurang sampai berkurang dari skala 4 menjadi 2
dengan kerusakan tulang rawan sendi (terjadinya osteofit dan fibrilasi pada karligo)
- Kaji ditandai dengan
intensitas, lokasi,klien mengatakan nyeri
-Untuk dibagian lutut kiri dan bahu k
keefektifan
dengan hilang (dari rentang 1-10)
nyeri, dengan: P = nyeri radiasi, durasi dan faktor penyebabdalam
nyeri penanganan
muncul dan nyeri
hilangpasien
dalam 1 hari.
Ajarkan
bertambah saat beraktifitas seperti jongkok, Q= nyeri tajam seperti tertusuk — tusuk pisau, teknik
R= nyeri dirasakan pada lutut kiri dan bahu kanan, S= skala nye
Wajah pasien menunjukkan ekspresi rileks.
BP : 140/80 MmHg, P: relaksasi dan distraksi seperti deep
Pasien tidak
breathing exercise
- mengeluh nyeri. - Berikan posisi yang nyaman kepada pasien seperti posisi supine, semi fow
TTV dalam
Monitor TTV - Mengalihkan
rentang normal
perhatian
- pasien dari rasa nyeri
-
- - Untuk memberikan
rasa nyaman pada pasien

- Untuk memantau
-
adanya perubahan TTV
Kolaborasi :
-Berikan obat pereda
-Untuk meredakan
nyeri
rasa nyeri.

No Tanggal Dx. Keperawatan Tujuan Kriteria Ev RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Rasional


aluasi Intervensi
100x/menit, RR: 24x/menit, T:
36,6 °C, klien mengalami
diaphoresis dan tampak
memijat — mijat lutut kiri dan
bahu kanannya saat dilakukan
pengkajian

2 30/11/12 Resiko tinggi cidera cedera


Klien Mandiri
berhubungan dengan faktor Menjaga keselamatan fisik
dapat Memasang bedrail pada
usia yang sudah lanjut yang tempat tidur klien klien
mem-
mengakibatkan penurunan
pertahanka
fungsi tulang dan sendi Kendalikan lingkungan Lingkungan yang bebas
n
ditandai dengan klien dengan menyingkirkan bahaya akan mengurangi
keselamata
mengatakan takut jatuh kalau bahaya yang ada, seperti resiko cedera.
n
berjalan jauh sehingga malas menghindari lantai licin,
fisik.
jangan menaruh keset
keluar rumah sakit, Klien - lien
terlihat berhati — hati ketika kaki licin sembarangan
bebas
berjalan, selalu berada di
dari Anjurkan pasien untuk Berdiri maupun berjalan
rumah sakit dan jarang
cedera bangkit berdiri dari tempat perlahan akan Menurunkan
keluar, lebih suka tidur di
jaringan duduk atau tempat tidur resiko cedera
banding berjalan, terlihat
lunak dengan perlahan
kesulitan ketika berjalan
atau Penggunaan alat bantu
dengan cara menyeret — Anjurkan klien menggunakan
Fraktur seperti tongkat akan
nyeret kakinya, memegang alat bantu yang dibutuhkan
- mengurangi resiko cedera
tembok atau benda seperti tongkat (apabila
Berkurangny
a resiko
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NoTanggal Dx. Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
— benda disekitarnya ketika dibutuhkan) pada klien
berjalan
Kolaborasi
- Anjurkan teman atau keluarga klienKeberadaan
untuk orang lain akan
menemani klien disaat — saat tertentumeningkatkan
(misal saat keamanan
pergi jalan - jalan) pasien ketika beraktifitas

31/12/10 Intoleran aktivitas Klien - Klien Mandiri


mampu
berhubungan dengan faktor usia yang berpartisip
sudah mampu
asi mengakibatkan
lansia yang pada
meng-
aktivitas
identifikasi
yang faktor-
penurunan
Edukasi faktor
fungsi
kepadatulang
kliendan sendi serta
mengenai Klien tahupenyebab
melemahnya
faktor — faktor mengenai faktor
kekuatanintoleransi
otot ditandai den
aktivitas
bahunya ketika baru bangun diinginkan yang Anjurkan klien untuk istirahat — faktor penyebab intoleransi aktifitas
tirah baring atau duduk bila diperlukanUntuk mencegah kelelahan
menurunkan toleransi aktifitas
Klien mem- dan mempertahankan kekuatan
- perlihatkan kamajuan ketingkat yang lebih tinggi dari mobilitas yang mungkin
(pergerakan tidak

-
Bantu klien bergerak mandiri Menaikan fungsi sendi,
dengan bantuan seminimal mungkin kekuatan otot, dan stamina umum

Dorong klien mempertahankan Memaksimalkan fungsi


posisi tegak, duduk tinggi, dan berjalansendi dan mempertahankan mobilitas

NoTanggal Dx. Keperawatan Kriteria Ev RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tujuan aluasi Intervensi Rasional
tidur, klien berusaha sendi Berikan lingkungan yang aman Menghindari cedera akibat
melakukan teknik relaksasi dan menganjurkan untuk menggunakankecelakaan
alat bantu seperti tongkat

kaku)

dengan cara meregangkan


bahunya, klien memberiKolaborasiUntuk menekan inflamasi
minyak urut ke bahunyaBerikan obat — obatan sesuaisistemik dengan indikasi
Untuk melatih sistem otot
Melakukan fisioterapi yang
diperlukan sesuai dengan indikasi

4 Ketidakefektifan manajemen Manajeme - Pasien dapat Mandiri :


2/12/10 n regimen
regimen terapeutik berhubungan dengan terapeutik
kurangnya memahami
pengetahuanproses
klienpenyakit
mengenaidan pengobatannya
proses
- Berikan penyakit serta terapi yangMeningkatkan
pendidikan dijalaninya.ditandai dengan Pasien b
pengetahuan
penyebabnya?” selama efektif berpartisipasi kesehatan berkaitan dengan penyakit yang tentang
pasien diderita penyakitnya.
pasien.
dalam program pengobatan Berikan pendidikan
kesehatan kepada pasien mengenai pola hidup yang
Memotivasi sehat
pasien danmempunyai
untuk kaitannya den
po
- Diskusi dengan pasien
-
Klien mengetahui terapi yang dijalaniny

-
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Tanggal Dx. Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
pengkajian dilakukan, klien dan keluarga pasien tentang
tampak kebingungan ketika terapi yang dijalaninya
ditanya mengenai
penyakitnya, klien tidak dapat
menjawab pertanyaan
mengenai penyebab dan terapi
penyakit yang yang
dijalaninya

Catatan Perkembangan Klien

Nama Klien/Umur : Tn. Rm (55 tahun)


Ruang/No Kamar/Bed : SHKJ 4 kanan 4211 bed
1
Nomor MR 10198536

Nama &
No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMMANAAN Td.
Tangan
1 29/11/10 Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan tulangS: Klien mengatakan nyeri dibagian lutut kiri
rawan sendi (terjadinya osteofit dan fibrilasi pada karligo)dan bahu kanannya
Nama &
No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN Td.
Tangan
PERKEMBANGAN O: Wajah klien

tampak menahan nyeri


P = nyeri bertambah saat beraktifitas seperti
jongkok
Q= nyeri tajam seperti tertusuk — tusuk pisau
R= nyeri dirasakan pada lutut kiri dan bahu
kanan
ditandai dengan klien mengatakan nyeri dibagian lutut
S = skala nyeri 4 dari rentang 1-10
kiri dan bahu kanannya, wajah klien tampak menahan
T = nyeri dirasakan kontinu sejak 1 tahun lalu
nyeri, dengan: P = nyeri bertambah saat beraktifitas
Sebelum masuk RS
seperti jongkok, Q= nyeri tajam seperti tertusuk — tusuk
- Vital Sign:
pisau, R= nyeri dirasakan pada lutut kiri dan bahu kanan, BP : 140/90 MmHg
S= skala nyeri 4 dari 1-10, T= nyeri dirasakan kontinu P : 100x/menit
sejak 1 tahun lalu sebelum masuk RS, vital Sign: BP : RR : 24x/menit
140/80 MmHg, P: 100x/menit, RR: 24x/menit, T: 36,6 T : 36,6 °C
°C, klien mengalami diaphoresis dan tampak memijat — - Klien mengalami diaphoresis
- Klien tampak memijat — mijat lutut kiri
mijat lutut kiri dan bahu kanannya saat dilakukan
dan bahu kanannya saat dilakukan
pengkajian
pengkajian
- Gambaran radiologi foto X-Ray
konvensional lutut tampak osteofit
pada

Nama &
No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN Td.
Tangan
A: Masalah belum teratasi

P:
Mandiri :
Kaji intensitas, lokasi, radiasi, durasi dan faktor penyebab nyeri muncul dan hila
Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
seperti deep breathing exercise
Berikan posisi yang nyaman kepada pasien seperti posisi supine, fowler pada
klien
Monitor TTV

Kolaborasi :
- Berikan obat pereda nyeri
Nama &
No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN Td. Tangan

I:
08.20 : Memberikan obat untuk sendi Artrodar (50 Mg 2x1)
09.40 : Mengkaji intensitas, lokasi, radiasi, durasi dan
faktor penyebab nyeri muncul dan hilang
pada
lutut kiri dan bahu kanan klien
10.00: Memberikan posisi nyaman kepada klien (posisi supine)
11.00: Memonitor TTV (tekanan darah, pulse, respirasi,
dan suhu)
11.45: Memberikan obat untuk nyeri sendi kepada klien
seperti OA Forte per oral (500 Mg 3x1),
Artrodar
per oral (50 Mg 2 x 1)

13.30: Memberikan posisi duduk nyaman kepada

No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN Nama


Td. &
Tangan
Evaluasi
S: Klien mengatakan nyeri berkurang dari skala
4 menjadi 2 (dari rentang 1- 10),
O: TTV dalam rentang normal, BP: 125/80
MmHg, P=84x/ menit,RR=20x/menit, T: 36,6°
C, wajah klien menunjukkan ekspresilebih rileks
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Nama &
No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN
Td. Tangan
2 1/12/10 Resiko tinggi cidera berhubungan dengan faktor
S: Klien mengatakan takut jatuh kalau berjalan
usia yang sudah lanjut yang mengakibatkan
jauh sehingga
penurunan fungsi tulang dan sendi ditandai dengan malas keluar rumah sakit
klien mengatakan takut jatuh kalau berjalan jauh O:

sehingga malas keluar rumah sakit, Klien terlihat - Klien terlihat berhati — hati ketika
berjalan
berhati — hati ketika berjalan, selalu berada di rumah - Klien selalu berada di Rumah Sakit dan
sakit dan jarang keluar, lebih suka tidur di banding
jarang keluar
berjalan, terlihat kesulitan ketika berjalan dengan - Klien lebih suka tidur di banding berjalan
cara menyeret — nyeret kakinya, memegang tembok - Klien terlihat kesulitan ketika berjalan

atau benda — benda disekitarnya ketika berjalan dengan cara menyeret — nyeret kakinya
- Klien memegang tembok atau benda —
benda disekitarnya ketika berjalan

A: Masalah belum teratasi

No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN Nama &


Td. Tangan
P:
Mandiri
Pasang bedrail pada tempat tidur klien
Kendalikan lingkungan
dengan menyingkirkan
bahaya yang ada, seperti menghindari lantai
licin, jangan menaruh keset kaki licin sembarangan
Anjurkan pasien untuk bangkit berdiri dari
tempat duduk atau tempat tidur dengan perlahan
Anjurkan klien menggunakan alat bantu yang
dibutuhkan seperti tongkat (apabila

dibutuhkan)

Kolaborasi
- Anjurkan teman atau keluarga klien untuk
menemani klien disaat — saat tertentu (misal saat pergi jalan - jalan)
Nama &
No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN
Td. Tangan
I:
07.40: Memasang bedrail pada tempat tidur klien 07.45: Menyingkirkan benda — b
10.20: Menganjurkan klien untuk bangun dari tempat tidur dan berjalan perlahan ke
10.25: Menganjurkan klien untuk menggunakan alat bantu berjalan apabila diperlu

11.30: Memonitor TTV (tekanan darah, pulse, respirasi, dan suhu)


12.50: Menemani klien berjalan — jalan kelorong bangsal
13.15: Menganjurkan teman klien untuk lebih sering
menemani klien apabila hendak berjalan

jauh

No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN Nama &


Td. Tangan

Evaluasi
S= Klien mengatakan sudah mengetahui faktor — faktor
penyebab intoleran aktifitas
O= - Klien mampu menjelaskan faktor — faktor penyebab intoleran aktifitas
-Klien mampu makan sendiri tanpa adanya bantuan
A= Masalah teratasi sebagian
P= Intervensi dilanjutkan
Nama & Td.
No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN
Tangan
31/12/10
S:
Intoleran aktivitas berhubungan dengan faktor
- Klien mengeluh persendian bahu kanan
usia yang sudah lansia yang mengakibatkan terasa kaku dan sulit digerakkan setelah
penurunan fungsi tulang dan sendi serta
bangun tidur
melemahnya kekuatan otot ditandai dengan Klien- Klien mengatakan sulit mengambil benda —

mengeluh persendian bahu kanan terasa kaku dan benda berat disekelilingnya
sulit digerakkan setelah bangun tidur, klien O:
mengatakan sulit mengambil benda — benda berat
-
Klien terlihat memijat - mijat bahunya
disekelilingnya, klien terlihat memijat - mijat ketika baru bangun tidur
bahunya ketika baru bangun tidur, klien berusaha -Klien berusaha melakukan teknik

melakukan teknik relaksasi dengan cara relaksasi dengan cara meregangkan bahunya
-Klien memberi minyak urut ke bahunya

A: Masalah belum teratasi

No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN Nama & Td.


Tangan
P:
Mandiri
- Edukasi pasien mengenai faktor penyebab
intoleran aktifitas
- Anjurkan klien untuk istirahat tirah baring
atau duduk bila diperlukan
- Bantu klien bergerak mandiri dengan bantuan
seminimal mungkin
- Dorong klien mempertahankan posisi tegak,
meregangkan bahunya, klien memberi minyak duduk tinggi, dan berjalan
- Berikan lingkungan yang aman dan
urut ke bahunya
menganjurkan untuk menggunakan alat bantu
seperti tongkat

Kolaborasi
- Berikan obat — obatan sesuai dengan indikasi
Melakukan fisioterapi yang diperlukan sesuai
dengan Indikasi
Nama & Td.
No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN
Tangan
I:

08.45: Menganjurkan klien untuk tidak melakukan


aktifitas berat dan banyak duduk atau istirahat
11.00: Mengobservasi tanda — tanda vital (tekanan
darah, pulse, respirasi, dan suhu)
12.20: Menganjurkan klien untuk makan mandiri dengan bantuan seminimal mun
12.30: Mendekatkan benda — benda penting seperti bel
pasien, air minum, dan tissue 12.40: Memberikan edukasi kepada pasien mengen
fakto — faktor penyebab intoleran aktifitas
seperti proses pengapuran tulang, faktor
usia, dll

No Tanggal Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN Nama & Td.


Tangan
Evaluasi

S: Klien mengatakan lebih berani untuk berjalan keluar


kamar rumah sakit
O : - Klien lebih berani turun dari tempat tidur
-Klien mau diajak keluar kamar

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai