Di Susun oleh :
Puji syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya sehingg
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Di makalah ini memaparkan
beberapa hal terkait “Asuhan Keperawatan Pada Sistem Muskuloskeletal ”. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak telah memberikan
motivasi baik materi maupun pikirannya.
Harapan arapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini ke depannya.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
\\
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengerti
dan memahami teori tentang askep osteoarthritis, serta dapat menegakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal osteoarthritis.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan
dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002
hal 1087) Osteoarthritis adalah penyakit tulang degeneratif yang ditandai oleh
pengeroposan kartilago artikular (sendi). Tanpa adanya kartilago sebagai penyangga,
maka tulang dibawahnya akan mengalami iritasi, yang menyebabkan degenerasi sendi
(Elizabeth J.Corwin, 2009). Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
a) Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoartritis
b) Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long, C Barbara,
1996 hal 336)
Jadi Osteoarthritis adalah penyakit yang disebabkan oleh proses degenerasi atau
penuaan sendi yang dibedakan menjadi Osteoarthritis primer dan sekunder.
2.2 Etiologi
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
2.2.1 Umur Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya
umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya
berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2.2.2 Pengausan (wear and tear) Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis
dapat merusak rawan sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses
degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.
2.2.3 Kegemukan Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang
berat badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis
mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
2.2.4 Trauma Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma
yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik
sendi tersebut.
2.2.5 Keturunan Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang
biasanya ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena
osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
2.2.6 Akibat penyakit radang sendi lain Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi
kronis) menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak
matriks rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-sel radang.
2.2.7 Joint Mallignment Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan,
maka rawan sendi akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak
stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.
2.4 Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak
meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan
sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan
tulang baru pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses
pemecahan kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut
diduga diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom
menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling
kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering
terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan
kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan.
Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan
ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan degeneratif
yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi
sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan
trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan
fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya
mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan
terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas,
adanya hipertropi atau nodulus.
Intervensi :
a. Kaji tingkat kemampuan klien berpindah dari tempat tidur, berdiri, ambulasi.
b. Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
c. Tentukan penyebab keletihan
d. Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energi yang adekuat
2. Ansietas b/d ancaman atau perubahan pada kesehatan, kebutuhan yang tidak
terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan hingga
sedang
b. Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas yang dibuktikan oleh
indikator 1-5 (tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)
Intervensi :
a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien
b. Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil
menurunkan ansietas
c. Bantu pengalihan ansietas melalui radio, TV, permainan untuk menurunkan
ansietas dan memperluas fokus
d. Kolaborasi pemberian obat untuk menurunkan ansietas
3. Gangguan citra tubuh b/d penyakit, ditandai dengan deformitas sendi
Kriteria Hasil :
a. Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu menunjukkan
adaptasi dengan ketunadayaan fisik
b. Menunjukkan citra tubuh
Intervensi :
a. Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan nonverbal pasien terhadap tubuh
klien
b. Identifikasi mekanisme koping yang biasa digunakan klien
c. Tentukan harapan klien tentang citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
4. Resiko jatuh b/d penurunan kekuatan ekstremitas bawah, kelemahan umum
Kriteria Hasil :
Resiko jatuh akan menurun atau terbatas, yang dibuktikan oleh keseimbangan,
gerakan terkoordinasi, perilaku pencegahan jatuh, kejadian jatuh, dan pengetahuan :
Pencegahan Jatuh
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian resiko jatuh pada pasien
b. Identifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi jatuh
c. Ajarkan klien bagaimana posisi terjatuh yang dapat meminimalkan cedera
d. Bantu pasien saat ambulasi
e. Sediakan alat bantu berjalan
5. Defisiensi pengetahuan tentang proses penyakit b/d keterbatasan kognitif, kurang
familier dengan sumber-sumber informasi
Kriteria Hasil :
Mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan tentang proses penyakit
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan klien saat ini dan pemahaman terhdapa materi
b. Tetapkan tujuan pembelajaran bersama yang realistis dengan klien
c. Pilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai
d. Beri waktu pada klien untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan
permasalahannya
6. Nyeri b/d penyempitan rongga sendi
Kriteria Hasil :
a. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan
b. Menunjukkan pengurangan tingkat nyeri
Intevensi :
a. Kaji tingkat nyeri
b. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis pengendalian nyeri setelah atau
selama aktivitas yang menimbulkan nyeri
c. Kolaborasi pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri (berat)
d. Kendalikan faktor lingkungan yang memengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan
7. Defisit perawatan diri b/d gangguan muskuloskeletal, kelemahan
Kriteria Hasil :
Menunjukkan perawatan diri : Aktivitas kehidupan sehari-hari dapat terpenuhi
Intervensi :
a. Kaji kemampuan personal hygiene
b. Pantau adanya perubahan kemampuan fungsi
c. Dukung kemandirian klien dalam personal hygiene, bantu klien hanya jika
diperlukan
d. Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan
e. Akomodasi pilihan dan kebutuhan klien seoptimal mungki
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi Osteoarthritis adalah penyakit yang disebabkan oleh proses degenerasi atau
penuaan sendi yang dibedakan menjadi Osteoarthritis primer dan sekunder. Faktor
penyebabnya meliputi: umur,pengausan,kegemukan,trauma,keturunan,akibat penyakit
radang sendi lain, Joint Mallignment
3.2 Saran
Penulisan makalah ini memuat saran-saran yang ditujukan ke berbagai
pihak, antara lain:
1. Bagi pembaca, terutama mahasiswa diharapkan dapat menggunakan makalah ini
sebagai referensi untuk menambah pengetahuan tentang anfisman.
2. Bagi pembaca agar memperbaiki segala kekurangan yang terdapat pada makalah
ini, sehingga makalah ini dapat terbit dengan kondisi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Muttaqin, Arif. 2011. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal : Aplikasi Pada Praktik
Klinik Keperawatan. Jakarta : EGC
Nurma, Ningsih lukman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Musculoskeletal. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer C. Suzannne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Alih Bahasa Andry Hartono, dkk. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith.M, Nancy R.Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan :
Diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC.Edisi 9. Jakarta : EGC
Zairin, Noor Helmi. 2014. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba
Medika