Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY E DENGAN DIAGNOSA

2 JAM POST PARTUM NORMAL DI RUANG


VK PUSKESMAS PAHANDUT
PALANGKA RAYA

Oleh :
KRISEVI HANDAYANI
( 2021-01-14901-037 )

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Di laporan ini
memaparkan beberapa hal terkait “2 JAM POST PARTUS”. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak telah memberikan
motivasi baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan
ini ke depannya.

Palangka Raya, 19 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA


2.1 Konsep Penyakit 4
2.1.1 Definisi 4
2.1.2 Anatomi Fisiologi 4
2.1.3 Etiologi 7
2.1.4 Klasifikasi 7
2.1.5 Patofisiologi 8
2.1.6 Manifestasi Klinis 9
2.1.7 Komplikasi 11
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang 16
2.1.9 Penatalasaan Medis 18
2.2 Manajemen Asuahan Keperwatan 19

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian 31
3.2 Diagnosa 35
3.3 Intervensi 40
3.4 Implementasi 41
DAFTAR PUSTAKA

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan disusun oleh


1. Krisevi Handayani ( 2021-01-14901-037 ) Nama
:
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny.E Dengan Diagnosa Medis G2P0A1 Post
Partum Normal Di Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangka Raya
Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan
Stase Keperawatan Maternitas Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Asuhan Keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ayu Puspita, Ners.,M.Kep.


Siti Faridah, S.Tr.Keb.
BAB 1
PENDAHULUAN

iii
1.1 Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan sehat.
Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi penyimpangan, karena
setiap kehamilan mempunyai resiko. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
merupakan salah satu unsur kesehatan, AKI merupakan barometer kemajuan
pelayanan kesehatan. Penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
masih terlalu lambat untuk mencapai target tujuan pembangunan milenium
(Millenium Development Goals/ MDGs). Menurut definisi WHO “Kematian
Maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan
tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan (Prawirohardjo, 2009).
Kematian dan Kesakitan Ibu Hamil, bersalin dan nifas masih merupakan
masalah besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia. Tingginya angka
kematian ibu menerangkan bahwa rendahnya status kesehatan nasional suatu
negara. Angka kematian ibu merupakan salah satu barometer pelayanan kesehatan
ibu di suatu negara. Bila angka kematian ibu masih tinggi, pelayanan kesehatan
ibu masih kurang dan sebaliknya bila angka kematian ibu rendah maka pelayanan
kesehatan ibu sudah baik. Hal ini pada 1 2 akhirnya akan menyebabkan rendahnya
kualitas sumber daya manusia secara umum (BKKBN,2009) Berdasarkan data
dari profil kesehatan Ponorogo tahun 2014, AKI tahun 2014 ada 127/100.000 KH
dan di tahun 2015, AKI sebesar 108,3/100.000 KH (9 orang), AKB tahun 2014
sebesar 13,6/1000KH, sedangkan menurut Dinkes Ponorogo pada tahun 2015
sebanyak 14,3/100.000 KH (119 bayi). Berdasarhan hasil PWS KIA tahun 2014
data persalinan oleh nakes tercatat 11818 (89%) sedangkan pada tahun 2015
tercatat 8296 (94%) . Untuk angka lahir hidup sebesar 11795 pada tahun 2014 dan
8303 di tahun 2015. Untuk BBLR tercatat 447 pada tahun 2014 dan 404 pada
tahun 2015. Untuk cakupan K1 97 % Dari target 99%, cakupan K4 87% dari
target 92%.
2

Pelayanan Neonatus atau KN, untuk KN1 97 % dan untuk cakupan KN


Lengkap sebesar 95%. Kunjungan ibu nifas pada tahun 2014 sebesar 11725 orang,
sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 8006. Untuk KB aktif sampai dengan bulan
agustus 2015 mencapai 139515 pasien aktif KB dari target 70%. Dalam Praktik di
Lapangan masih banyakditemui masalah- masalah yang berkaitan dengan
1
kesehatan ibu dan anak. Seperti cakupan kunjungan K1 dan K4, cakupan
kunjungan nifas lengkap, cakupan KN lengkap, serta akseptor KB yang tercatat di
wilayah Bidan X belum memenuhi target yang diharapkan. Seperti contoh pada
awal tahunbulan 2015 hingga November di wilayah Bidan X tercatat kunjungan
K1 sebanyak 34 ibu hamil dari jumlah keseluruhan ibu hamil di wilayah tersebut
ialah 40 orang. Kunjungan K4 yang tercatat adalah 22 ibu hamil dari jumlah
keseluruhan 24 ibu hamil di trimester III. Tercatat 13 ibu nifas 3 mendapatkan
kunjungan lengkap dari jumlah keseluruhan ibu nifas 15. Tercatat 13 BBL
mendapatkan pelayanan KN lengkap dari jumlah keseluruhan yaitu 15. Dari 160
pasangan usia subur yang memerlukan pelayanan KB, hanya 130 pasangan usia
subur yang tercatat sebagai akseptor KB aktif. Dengan demikian, capaian K1 di
wilayah Bidan X mencapai 85, capaian K4 91%,capaian kunjungan nifas
sebanyak 86%, serta capaian pelayanan KB sebanyak 81%. (Dokumentasi Bidan
X) Dalam menyikapi tingginya AKI di Indonesia pemerintah membentuk suatu
program yaitu Safe Motherhood Initiatif yang terdiri dari 4 pilar diantaranya:
Keluarga Berencana, Asuhan Antenatal, Persalinan yang Aman/ Bersih,serta
pelayanan Obstetrik Neonatal Esensial/ Emergensi (Prawirohardjo, 2010). Upaya
yang dapat dilakukan oleh bidan yaitu mengacu pada program Safe Motherhood
Initiatif dalam memberikan asuhaan kebidanan yang berkesinambungan mulai
dari hamil, bersalin, nifas.
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan
antenatal sekurang-kurangnya4 kali selama masa kehamilan dengan distribusi
waktu minimal 1 kali pada Trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu),
minimal 1 kalipada Trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu),dan minimal
2 kali pada Trimester ketiga (usia kehamilan 24-lahir). Standart waktu pelayanan
tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau
janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini
3
komplikasi kebidanan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tidak
dilakukan asuhan secara berkesinambungan diantaranya meliputi
(1) Aspek kemiskinan dan 4 kebodohan sehingga ibu dan keluarga lebih
memilih pengobatan alternatif/tradisional karena tidak mampu
membayar pelayanan yang baik
(2) sistem pelayanan yang masih lemah, kurang menyeluruh dan bermutu
(3) kurang pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan
(4) transportasi yang sulit baik bagi ibu maupun bagi bidan
(5) masih mempercayai tentang mitos atau takhayul sehingga
menyebabkan masyarakat kurang percaya terhadap tenaga kesehatan, dan lebih
memilih melahirkan di dukun (Manuaba,2010:2006). Dampak yang akan terjadi
jika tidak dilakukan asuhan kebidanan secara berkesinambungan adalah dapat
meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi yang tidak ditangani
sehingga menyebabkan kematian yang berkontribusi terhadap peningkatan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Pada ibu hamil
komplikasi yang dapat timbul misalnya adanya anemia dalam kehamilan, tekanan
darah tinggi/ hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia/ eklamsia), perdarahan
antepartum, aborsi, dan janin mati dalam rahim, ketuban pecah dini serta adanya
penyakit yang tidak diketahui sehingga dapat mengganggu proses kehamilan
(Manuaba, 2010:227-281). Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) dapat di cegah melalui kegiatan yang efektif, seperti
pemeriksaan kehamilan yang rutin dan berkualitas, kehadiran tenaga kesehatan
yang terampil pada saat persalinan serta pemberian gizi yang memadai pada ibu
hamil, menyusui dan balita. Dari berbagai perbaikan dilakukan semaksimal
mungkin dalam menurunkan AKI dan AKB dengan meningkatkan pelayanan
kesehatan, khususnya pelayanan asuhan kebidanan secara 5 berkesinambungan
yang berfokus pada asuhan sayang ibu dan sayang bayi yang sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan.

1.1 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Ny A dengan diagnosa medis Post
Fartum
3

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengkajian keperawatan tentang Post Fartus
1.3.2 Untuk mengetahui diagnosa keperawatan tentang Post Fartus
1.3.3 Untuk mengetahui intervensi keperawatan tentang Post Fartus
1.3.4 Untuk melaksanakan implementasi keperawatan Post Fartus
1.3.5 Untuk mengethui evaluasi tentang Post Fartus
BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi
Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu
disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu
disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu
disebut kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3
bagian, masing-masing:
a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
b) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
c) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup). (Hanifa
Wiknjosastro, 2009). Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada
riwayat obstetrik buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan. Trimester
I (sebelum 14 minggu), trimester II (antara minggu 14- 28), dan trimester ketiga
(antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36). (Hanifa Wiknjosastro, 2009).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanifa Wiknjosastro, 2009).

2.1.2 Anatomi Fisiologi


2.1.2.1 Perubahan fisiologis
1. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran
ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
2. Vagina
Elastisitas vagina bertambah
a. Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
b. Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput 5

lendirnya berwarna kebiru-biruan (Tanda chadwick).


3. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
4
4. Kulit Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila
normal, dan linea alba.
5. Dinding perut Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan
menyebabkan perobekan selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul
strie gravidarum.
6. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae
melebar dan lebih tua warnannya.
7. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru
meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih
dalam. Sekitar 20-25%.
8. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
2.1.2.2 Perubahan Psikologis Ibu Hamil
1. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi  peningkatan hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh maka akan segera muncul  berbagai ketidaknyamanan secara
fisiologis pada ibu misalnya mual muntah , keletihan dan pembesaran pada
payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut ini.
6
a. Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan
b. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil
dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali
memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya
c. Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan.
Pada wanita yang mengalami penurunan libido, akan menciptakan
suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur
dengan suami.
2.  Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan
kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan  sudah
mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu
dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat
mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada
trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai
meraskaan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan dirinya
sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak
nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido.
3. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan
lahir sewaktu -waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya
akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali
ibu  merasa khawatir  atau takut kalu – kalau bayi yang akan dilahirkannya
tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan
akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan
bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya
fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Trimester juga saat persiapan
aktif untuk kelahiran bayinya dan menjadi orang tua.keluarga mulai menduga- 7
duga apakah bayi mereka laki – laki atau perempuan dan akan mirip siapa.
Bahkan sudah mulai memilih nama unutk bayi mereka.
2.1.3 Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
2.1.3.1 Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida
oleh kromosom radiata.
2.1.3.2 Spermatozoa Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat
bergerak cepat.
2.1.3.3 Konsepsi Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan
ovum di tuba fallopi.
2.1.3.4 Nidasi Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
2.1.3.5 Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. Kehamilan dibagi
menjadi 3 triwulan :
1. Triwulan I antara 0-12 minggu.
2. Triwulan II antara 12-28 minggu.
3. Triwulan III antara 28-40 minggu.

2.1.4 Klasifikasi
Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari.
Umur kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung, yang dihitung mulai
dari hari pertama haid terakhir (HPHT).
2.1.4.1 Menurut usia kehamilan, kehamilan digolongkan:
1. Kehamilan prematur : usia kehamilan antara 28 sampai 37 minggu
2. Kehamilan aterm : kehamilan antara 37 dan 42 minggu
3. Kehamilan posterm : kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih 42
minggu. 8
2.1.4.2 Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian:
1. Kehamilan trimester I : antara 0 sampai 12 minggu.
2. Kehamilan trimester II : antara 12 sampai 28 minggu.
3. Kehamilan trimester III :antara 28 sampai 42 minggu.

2.1.5 Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang
laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan).
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang
perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata
mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan
mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini
terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini
akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur
matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni,
dkk.2009). Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim)
menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma
bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam
waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya
pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan
tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang
matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian
kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian
ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah
dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur
hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.
WOC
Post Partum

Perubahan Fisiologi Perubahan Psikologi

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Depresi pusat Komplikasi Ketidak cukupan Ketidakadekuata Ketidakseimbangan antara


Trauma perineum
pernapasan Kehamilan asupan serat n suplai ASI suplai dan kebutuhan oksigen
selama persalinan
dan kelahiran

Penurunan Komplikasi Ketidak cukupan Anomali


Pasca Partum asupan cairan Kelemahan
energi Involusi uterus, proses Payudara
pengambalian ukuran
Rahim ke ukuran
Tindakan Aktivitas fisik Ketidakadekuata Imobilitas
Kecemasan semula
Pembedahan harian kurang n hisapan bayi
dari yang
dianjurkan Intoleransi
Pola Napas Trauma Pembengkakan Payudara Aktivitas
Tidak Efektif payudara dimana Bengkak
alveoli mulai terisi ASI
Kurang Terpapar Konstipasi Menyusui Tidak
Termoregulasi Informasi tentang Efektif
Tidak Efektif pencagahan Ketidaknyamanan
Perdarahan Pasca Partum

9
10

2.1.6 Manifestasi Klinis


2.1.6.1 Tanda tidak pasti (presumptive sign)
1. Amenorea (berhentinya menstruasi)
1) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel
Graff dan Ovulasi.
2) Mengetahui HPTH dengan rumus neagle dapat ditentukan perkiraan
persalinan
2. Mual (Nausea) dan Muntah (Emesis)
1) Pengaruh estrogen dan progerteron terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan
2) Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebutkan
morning sicknes
3) Dalam keadaal fisiologis keadaan ini dapat diatasi
4) Akibat mual muntah nafsu makan berkurang
3. Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam
4. Syncope (pingsan)
1) Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
2) Keadaan ini menghilang setelah kehamilan usia 16 minggu
5. Payudara Tegang
1) Pengaruh estrogen dan progesterone serta somamatropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara.
2) Payudara membesar dan tegang
3) Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
pertama
6. Sering Miksi
1) Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi
2) Pada triwulan kedua sudah menghilang
3) Konstipasi atau obstipasi
4) Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, sehingga
menyebabkan kesulitan untuk BAB
5) Pigmentasi kulit
6) Sekitar pipi : cloasma gravidarum Keluarnya melanopore stimulating
hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit pada kulit.
11

7) Dinding perut : strie lividae, strie nigra, linea alba makin hitam
8) Sekitar payudara :
a) Hiperpigmentasi areola mamae
b) Puting susu semakin menonjol
c) Kelenjar montgomery menonjol
d) Pembulu darah menifes sekitar payudara
7. Epulis Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil
8. varises
1) karena pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi penampakan
pembulu darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
2) Penampakan pembulu itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki, betis
dan payudara
3) Penampakan pembulu darah ini dapat menghilang stelah persalinan
2.1.6.2 Tanda Mungkin (probability sign)
9. Pembesaran perut
Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilannya.
10. Tanda Hegar Perlunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri
11. Tanda Goodel Perlunakan serviks, pada wanita yang tidak hamil serviks
seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
12. Tanda Chadwicks Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks
13. Tanda Piscaseck Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Trejadi
karena ovum berimplantasi pada daerah yang dekat dengan kornu sehingga
daerah tersebut berkembang lebih dulu.
14. Kontraksi Braxton Hicks Peregangan sel–sel otot uterus, akibat me
ningkatnya actomyosin di dalam ototr uterus. Kontraksi ini tidak beritmik,
sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu,
tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ke tiga.
Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan
kekeuatannya sampai mendekati persalinan.
15. Teraba Ballottement Ketukan yang mendadak pada uterus menyebekan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
16. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif Untuk mendeteksi
adanya hCG yang diprouksi oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan.
12

2.1.6.3 Tanda Pasti (positive sign)


1. Gerakan janin dalam Rahim
2. Terlihan alat / teraba gerakan janin
3. Terba bagian – bagian janin
4. Denyut jantung janin
5. Di dengar dengan laenec, alat kardiotokografi, alat Doppler.
6. Dilihat dengan USG

2.1.7 Komplikasi Kehamilan


2.1.7.1 Komplikasi kehamilan pada Trimester I
1. Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 %
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG dalam serum. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4
bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi
buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan
fisiologis menentukan berat ringanya penyakit. Mual muntah dapat diatasi dengan:
1) Makan sedikit tapi sering
2) Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir
daripada makanan padat.
4) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya
makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah
pada waktu berikutnya.
5) Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan
bersama sayuran serta makanan lain.
6) Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
7) Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi
8) Istirahat cukup
13
9) Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau
kepanasan, yang dapat memicu rasa mua
10) Komplikasi jika seseorang itu muntah terus menerus adalah
perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan
darah ketika penderita muntah.
2.1.7.2 Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada
masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan
dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik. Macam–macam
perdarahan pervaginamyaitu:
1. Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan. Macam-macam abortus yaitu:
1) Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uetrus dan
tanpa adanya dilatasi serviks
2) Abortus Insipiens 
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Rasa mules labih sering dan
kuat, perdarahan bertambah
3) Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal didalam
serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah
menonjol dari ostium uteri eksternum.
4) Abortus komplit Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah
keluar, ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan
uterus sudah mulai mengecil.
5) Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap
berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus
dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan 14
kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika..

2. Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan
ditemukan jaringan seperti buah anggur.  Secara makroskopik mola
hidatidosa mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus
pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm
sampai 1-2 cm.
3. Kehamilan Ektopik Terganggu
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan
tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi
keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik
terganggu. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik
terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara
tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan
penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.
2.1.7.3 Komplikasi pada Trimester ke II
1. Hiperemesis Gravidium Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada
umumnya, gejala mual dan muntah sudah berangsur reda saat kehamilan
memasuki trimester 2. Namun ketika hal ini masih terjadi berarti ibu hamil
mengalami komplikasi kehamilan. Hiperemesis gravidium pada trimester 2
dapat meningkatkan risiko keracunan kehamilan (preeklamsia). Selain itu juga
rentan mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas dari dinding rahim.
Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil harus menjalani perawatan medis untuk
mengurangi rasa mual dan muntah.
2. Gingivitis Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis
atau radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena
kadar hormon progesteron yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini,
gusi menjadi lebih sensitif ketika terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang
lebih sensitif, perdarahan juga akan terjadi, terutama jika rongga mulut
mendapat suplai darah yang lebih banyak.
3. Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu sering
lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila
menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan
kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya.
15

4. Tekanan Darah Tinggi


Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya, hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada
janin. Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-
larut.
2.1.7.4 Komplikasi kehamilan pada trimester III
1. Plasenta Previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester ketiga.
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila ini
terjadi, ibu hamil akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut ada yang
terjadi secara perlahan-lahan, ada juga yang secara tiba-tiba. Karena itu, ibu
hamil bisa langsung shock dan lemas.
2. Sakit Kepala hebat umumnya, ibu hamil biasa
mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu terjadi karena ibu hamil terlalu lelah
dan kurang istirahat. Biasanya, sakit kepala tersebut hilang dengan sendirinya
setelah beristirahat. Namun, ada kelainan yang dapat terjadi pada ibu hamil di
trimeseter ketiga, berupa sakit kepala yang sangat hebat. Rasa sakit ini tidak
hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat. Gejala ini adalah tanda
preeklamsia.
3. Anggota Tubuh Bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah
bengkaknya anggota tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga
biasa terjadi pada ibu hamil. Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut
tidak hilang setelah beristirahat. Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya
disebut edema, adalah penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh.
Pembengkakan pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang
menunjukkan tanda-tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal
jantung atau anemia.
4. Ketuban Pecah
Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang
hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam.
Pecahnya ketuban dapat disertai dengan keluarnya anggota tubuh janin,
seperti tangan, kaki, atau plasenta. Ibu hamil yang belum cukup bulan untuk
melahirkan, bila mengalami kejadian ini, harus segera pergi ke rumah sakit.
Terlebih, cairan ketuban sangat penting dalam proses persalinan. Ketuban
yang pecah sebelum waktunya, disebabkan karena berbagai hal. Pertama,
karena selaput ketuban kurang kuat. Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim
atau vagina.

16

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang


2.1.8.1 Laboratorium Rutin
1. Darah lengkap
2. Urine lengkap
3. Tes kehamilan
2.1.8.2 Laboratorium Khusus
1. Pemeriksaan TORCH
2. Pemeriksaan serologis
3. Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
4. Pemeriksaan protein darah
5. Pemeriksaan golongan darah
6. Pemeriksaan faktor Rh
7. Pemeriksaan air ketuban
8. Pemeriksaan infeksi Hepatitis B ibu/bayi
9. Pemeriksaan estriol dalam urine
10. Pemeriksaan infeksi AIDS
2.1.8.3 Pemeriksaan Obstetrik

Gambar 2.1 Palpasi abdomen

Gambar 2.2 Leopold I


untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan
bagian janin yang ada pada fundus uteri. 17
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan tinggi
fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil : Jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak bulat dan
lunak.
Gambar 2.3 Leopold II

untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus, menentukan letak.


Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi
tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala. Pada
letak lintang dapat ditemukan kepala.
Gambar 2.4 Leopold III

untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.


Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah kanan ibu
dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil meraba bagian bawah tersebut.
Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.

2.1.9 Penatalaksanaan medis


2.1.9.1 Pengobatan penyakit yang menyertai kehamilan
2.1.9.2 Pengobatan penyulit kehamilan
2.1.9.3 Menjadwalkan pemberian vaksinasi
2.1.9.4 Memberikan preparat penunjang Kesehatan
2.1.9.5 Vitamin : obimin AF, prenavit, vicanatal, barralat, biosanbe dan sebagainya
Tambahan preparat Fe
2.1.9.6 Menjadwalkan pemeriksaan ulang 18

2.2 Manajemen Asuhan Keperwatan


2.2.1 Kala I
2.2.1.1 Pengkajian
1. Anamnesa
1) Nama, umur, dan alamat
2) Gravida dan para
3) Hari pertama haid terakhir (HPHT)
4) Riwayat alergi obat
5) Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama
kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan
bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, cairan
warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar darah 
pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan
minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?
6) Riwayat kehamilan sebelumnya
7) Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasa
8) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri
epigastrium)
9) Pemeriksaan fisik
10) Tunjukkan sikap ramah
11) Minta mengosongkan kandung kemih
12)  Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
13) Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi
lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi
14) Pemeriksaan abdomen
15) Menentukan tinggi fundus
16) Kontraksi uterus
17)
2.2.1.2 Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi
1. Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
2. Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
3. Menentukan penurunan bagian terbawah janin
4. Pemeriksaan dalam
5.  Nilai pembukaan dan penipisan serviks
6. Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul
19

7. Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.


2.2.1.3 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan.
2. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi
akibat  peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
Perencanaan.
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan Tujuan :
diharapkan ibu mampu mengendalikan nyerinya Kriteria evaluasi : ibu
menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai proses fisiologis persalinan
Intervensi:
a) Kaji kontraksi uterus dan
ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi, intensitas, dan gambaran
ketidaknyamanan)
Rasional: untuk mengetahui kemajuan persalinan dan
ketidaknyamanan yang dirasakan ibu
b) Kaji tentang metode pereda nyeri
yang diketahui  dan dialam
Rasional: nyeri persalinan bersifat unik dan berbeda–beda tiap
individu. Respon terhadap nyeri sangat tergantung budaya,
pengalaman terdahulu dan serta dukungan emosional termasuk orang
yang diinginkan (Henderson, 2006)
c) Kaji faktor yang dapat
menurunkan toleransi terhadap nyer Rasional:mengidentifikasi jalan
keluar yang harus dilakukan
d) Kurangi dan hilangkan faktor yang
meningkatkan nyeri Rasional: tidak menambah nyeri klien
e) Jelaskan metode pereda nyeri yang
ada seperti relaksasi, massage, pola pernafasan, pemberian posisi,
obat – obatan
Rasional: memungkinkan lebih banyak alternative yang dimiliki oleh
ibu, oleh karena dukungan kepada ibu untuk mengendalikan rasa
nyerinya (Rajan dalam Henderson, 2006)
f) Lakukan perubahan posisi sesuai
dengan keinginan ibu, tetapi ingin di tempat tidur anjurkan untuk
miring ke kiri
Rasional: nyeri persalinan bersifat sangat individual sehingga posisi
nyaman tiap individu akan berbeda, miring kiri dianjurkan karena
memaksimalkan curah jantung ibu. 20
g) Beberapa teknik pengendalian
nyeri Relaksasi Massage
Rasional : Bertujuan untuk meminimalkan aktivitas simpatis pada
system otonom sehingga ibu dapat memecah siklus ketegangan-
ansietas-nyeri. Massage yang lebih mudah diingat dan menarik
perhatian adalah yang dilakukan orang lain.
2) Kelelahan  berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat
peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan Tujuan :
Diharapkan ibu tidak mengalami keletihan Kriteria evaluasi : nadi:60-
80x/menit(saat tidak ada his), ibu menyatakan masih memiliki cukup
tenaga Intervensi:
a) Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah
Rasional: nadi dan tekanan darah dapat menjadi indikator terhadap
status hidrasi dan energi ibu.
b) Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi
Rasional: mengurangi bertambahnya keletihan dan menghemat
energi yang dibutuhkan untuk persalinan
c) Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
Rasional: dukungan emosional khususnya dari orang – orang yang
berarti bagi ibu dapat memberikan kekuatan dan motivasi bagi ibu
d) Sarankan keluarga untuk menawarkan dan memberikan minuman
atau makanan kepada ibu
Rasional: makanan dan asupan cairan yang cukup akan memberi
lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi yang memperlambat
kontraksi atau kontraksi tidak teratur

2.2.2 Kala II
2.2.2.1 Pengkajian
2.2.2.2 jian
1. Aktivitas /istirahat
1) Adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan  sendiri/
relaksasi.
2) Letargi.
3) Lingkaran hitam di bawah mata.
2. Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.
3.   Integritas Ego
1) Respon  emosional dapat meningkat.
2)   Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien
21
terlibat mengejan secara aktif.
4.   Eleminasi.
1) Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan
uterus.
2) Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
3)  Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama
upaya mendorong.
5.    Nyeri/ Ketidak nyamanan
1) Dapat merintih/ meringis selama kontraksi
2)  Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
3) Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
4)  Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
5) Kontraksi uterus kuat terjadi  1,5 – 2 mnt masing-masing dan berakhir 
60-90 dtk
6. Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam kelas
kelahiran anak.
7. Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
8. Keamanan
1) Diaforesis  sering terjadi.
2)   Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
9. Sexualitas
1) Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
2) Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
3) Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
4) Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
5) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
6)   Crowning  terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada
presentasi  vertex
2.2.2.3 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi , dilatasi/
peregangan  jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense lama,
hiperventilasi maternal.
2. Resiko infeksi
maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan terhadap
pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
2.2.2.4 Perencanaan
1. Nyeri b/d
tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan, kompresi
saraf, pola kontraksi semakin intensif
Tujuan : diharapkan klien dapat mengontrol rasa nyeri 22

Kriteria evaluasi :
1) Mengungkapkan penurunan nyeri
2) Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahan kan control.nyeri.
3)   Istirahat diantara kontraksi
Intervensi :
1) Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.
2) R/ Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan intervensi yang tepat.
3) Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
4) R/ Memberikan informasi tentangkemajuan kontinu, membantu
identifikasi pola kontraksi abnormal
5) Berikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan persalinan.
6) R/ Informasi tentang perkiraan kelahiran menguatkan upaya yang telah
dilakukan berarti.
7) Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.
8) R/ Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus menghindari efek
negatif berkenaandenganpenurunan kadar oksigen ibu dan janin.
9) Bantu ibu untuk memilih posisi optimal untuk mengejan
10) R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi memudahkan kemajuan persalinan.
11) Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi.
12) R/ Meningkatkan kenyamanan, memudahkan turunnya janin, menurunkan
resiko trauma kandung kencing.
13) Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi.
14) R/ Posisi yang tepat  menjamin penempatan yang tepat dari obat-obatan
dan mencegah komplikasi.
2.      Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban. Tujuan :
diharapkan tidak terjadi infeksi   Kriteria evaluasi : Tidak ditemukan tanda-
tanda adanya infeksi.
Intervensi :
1) Lakukan perawatan parienal setiap 4 jam.
2) R/ Membantu meningkatkan kebersihan , mencegah terjadinya infeksi
uterus asenden dan kemungkinan sepsis.ah kliendan janin rentan pada
infeksi saluran asenden dan kemungkinan sepsis.
3) Catat  tanggal  dan waktu pecah ketuban.
4) R/ Dalam 4 jam setelah ketuban pecah akan terjadi infeksi .
5) Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan
menggunakan tehnik aseptic
23
6) R/ Pemeriksaan vagina berulang meningkatkan resiko infeksi
endometrial.
7) Pantau suhu, nadi dan sel darah putih.
8) R/ Peningkatan suhu atau nadi > 100 dpm dapat menandakan infeksi.
9) Gunakan tehnik asepsis bedah pada persiapan peralatan.
10) R/ Menurunkan resiko kontaminasi.
Kolaborasi :
1) Berikan antibiotik sesuai indikasi
2) R/ Digunakan dengan kewaspadaan karena pemakaian antibiotic dapat
merangsang pertumbuhan yang berlebih dari organisme  resisten

2.2.3 Kala III


2.2.3.1 Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
2. Sirkulasi
1) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian
kembali ke tingkat normal dengan cepat.
2) Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anastesi.
3) Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
3. Makanan/cairan : kehilangan darah normal 200-300ml.
4. Nyeri/ketidaknyamanan : inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir
menetukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi
jalan lahir mungkin ada.
5.  Seksualitas : darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta
lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi.
Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid
menjadi bentuk globular.
6. Pemeriksaan fisik
1) Kondisi umum ibu : tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
tubuh), status mental klien
2) Inspeksi : perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah
melahirkan plasenta.
3) Palpasi : tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun
sesudah pengeluaran plasenta.
2.2.3.2 Diagnosa keperawatan
1. Risiko cedera
(meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan dengan
plasenta.
2. Nyeri b/d trauma
24
jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
2.2.3.3 Perencanaan
1. Risiko
cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan dengan
plasenta.
Tujuan : diharapkan tidak terjadi cedera maternal  
Kriteria evaluasi:
1) Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
2) Kesadaran pasien bagus.
Intervensi :
Mandiri :
1) Palpasi fundus uteri dan masase perlahan.
2) R/ Memudahkan pelepasan plasenta.
3) R/ Menghindari rangsangan/trauma berlebihan pada fundus.
4) Kaji irama pernapasan dan pengembangan.
5) R/ Pada pelepasan plasenta. Bahaya ada berupa emboli cairan amnion
dapat masuk ke sirkulasi maternal, menyebabkan emboli paru.
6) Bersihkan vulva dan perineum dengan air larutan antiseptik, berikan
pembalut perineal steril.
7) R/ Menghilangkan kemungkinan kontaminan yang dapat
mengakibatkan infesi saluran asenden selama periode pasca partum.
8) Rendahkan kaki klien secara simultan dari pijakan kaki.
9) R/ Membantu menghindari regangan otot.
10)Kaji perilaku klien, perhatikan perubahan SSP.
11)R/ Peningkatan tekanan intrakranial selama mendorong dan
peningkatan curah jantung yang cepat membuat klien dengan
aneurisme serebral sebelumnya berisiko terhadap ruptur.
12)Dapatkan sampel darah tali pusat untuk menetukan golongan darah.
13)R/ Bila bayi Rh-positif dan klien Rh-negatif, klien akan menerima
imunisasi dengan imun globulin Rh (Rh-Ig) pada pasca partum.
Kolaborasi :
1) Gunakan bantuan ventilator bila diperlukan.
2) R/ Kegagalan pernapasan dapat terjadi mengikuti emboli amnion atau
pulmoner.
3) Berikan oksitosin IV, posisikan kembali uterus di bawah pengaruh
anastesi dan berikan ergonovin maleat (ergotrat) setelah penemapatan
uterus kembali. Bantu dengan tampon sesuai dengan indikasi
4) R/ Meningkatkan kontraktilitas miometrium uterus.
5) Berikan antibiotik profilatik.
25

6) R/ Membatasi potensial infeksi endometrial.


2. Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
Tujuan : diharapkan nyeri hilang atau berkurang
Kriteria evaluasi :
1) Menyatakan nyeri berkurang dengan skala (0-3).
2) Wajah tampak tenang.
3) Wajah tampak tidak meringis.
Intervensi :
Mandiri :
1) Bantu dengan teknik pernapasan selama perbaikan pembedahan bila
tepat.
2) R/ Pernapasan membantu mengalihkan perhatian langsung dari
ketidaknyamanan, meningkatkan relaksasi.
3) Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.
4) R/ Mengkonstriksikan pembuluh darah, menurunkan edema dan
memberikan kenyamanan dan anastesi lokal.
5) Ganti pakaian dan linen basah.
6) R/ Meningkatkan kenyamanan, hangat, dan kebersihan.
7) Berikan selimut hangat.
8) R/ Tremor/menggigil pada pasca melahirkan mungkin karena
hilangnya tekanan secara tiba-tiba pada saraf pelvis atau
kemungkinana dihubungkan dengan tranfusi janin ke ibu yang terjadi
pada pelepasan plasenta.
Kolaborasi :
1) Bantu dalam perbaikan episiotomi bila perlu.
2) R/ Penyambungan tepi-tepi memudahkan penyembuhan.

2.2.4 Kala IV
2.2.4.1 Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk
2. Sirkulasi
1) Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
2) TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia /
26
anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin
atau hipertensi karena kehamilan
3) Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah),
atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum
(tanda hipertensi pada kehamilan)
4) Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500 ml
untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria
3. Integritas Ego
1) Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal : eksitasi atau
perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak berminat (kelelahan),
atau kecewa
2) Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku
intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa takut
mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada neonatal.
4. Eliminasi
1) Hemoroid sering ada dan menonjol
2) Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter
urinarius mungkin dipasang
3) Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran
urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan kelahiran.
5. Makanan / Cairan Dapat mengeluh haus, lapar, mual
6. Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan
menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes mellitus,
remaja, atau pasien primipara)
7. Nyeri / Ketidaknyamanan. Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai
sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan episiotomi,
kandung kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor dengan “menggigil”
8. Keamanan
1) Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
2) Perbaikan episiotomi utuh dengan jaringan tepi merapat
9. Seksualitas
1) Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilicus
2) Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan
hanya beberapa bekuan kecil
3) Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas 27

4) Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara


5) Payudara lunak dengan puting tegang
10. Penyuluhan / Pembelajaran. Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk
waktu dan jumlah
11. Pemeriksaan Diagnostik. Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht), jumlah darah
lengkap, urinalisis. Pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai indikasi dari
temuan fisik.
2.2.4.2 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan,
kelelahan fisik dan psikologis, ansietas
2. Perubahan proses keluarga b/d transisi /
peningkatan perkembangan anggota keluarga
2.2.4.3 Perencanaan
1.  Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan pasien
dapat mengontrol nyeri, nyeri berkurang
Kriteria Evaluasi :
1) Pasien melaporkan nyeri berkurang
2) Menunjukkan postur dan ekspresi wajah rileks
3) Pasien merasakan nyeri berkurang pada skala nyeri (0-2)
Intervensi :
1) Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan, jenis melahirkan, sifat
kejadian intrapartal, lama persalinan, dan pemberian anastesia atau
analgesia Rasional : Membantu mengidentifikasi faktor – faktor yang
memperberat ketidaknyamanan nyeri
2) Berikan informasi yang tepat tentang perawatan rutin selama periode
pascapartum Rasional : Informasi dapat mengurangi ansietas
berkenaan rasa takut tentang ketidaktahuan, yang dapat memperberat
persepsi nyeri
3) Inspeksi perbaikan episiotomi atau laserasi. Evaluasi penyatuan
perbaikan luka, perhatikan adanya edema, hemoroid Rasional : Trauma
dan edema meningkatkan derajat ketidaknyamanan dan dapat
menyebabkan stress pada garis jahitan.
4) Berikan kompres es Rasional : Es memberikan anastesia lokal,
meningkatkan vasokontriksi dan menurunkan pembentukan edema
5) Lakukan tindakan kenyamanan (misalnya : perawatan mulut, mandi
28
sebagian, linen bersih dan kering, perawatan perineal periodik)
Rasional : Meningkatkan kenyamanan, perasaan bersih
6) Masase uterus dengan perlahan sesuai indikasi. Catat adanya faktor-
faktor yang memperberat hebatnya dan frekuensi afterpain Rasional :
Masase perlahan meningkatkan kontraktilitas tetapi tidak seharusnya
menyebabkan ketidaknyamanan berlebihan. Multipara, distensi uterus
berlebihan, rangsangan oksitosin dan menyusui meningkatkan derajat
after pain berkenaan dengan kontraksi myometrium
7) Anjurkan penggunaan teknik pernafasan / relaksasi Rasional :
Meningkatkan rasa kontrol dan dapat menurunkan beratnya
ketidaknyamanan berkenaan dengan afterpain (kontraksi) dan masase
fundus
8)   Berikan lingkungan yang tenang, anjurkan pasien istirahat Rasional :
Persalinan dan kelahiran merupakan proses yang melelahkan. Dengan
ketenangan dan istirahat dapat mencegah kelelahan yang tidak perlu
9) Kolaborasi : pemberian analgesik sesuai kebutuhan Rasional :
Analgesik bekerja pada pusat otak, yaitu dengan menghambat
prostaglandin yang merangsang timbulnya nyeri
2. Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan perkembangan anggota
keluarga
Tujuan : diharapkan keluarga dapat menerima kehadiran anggota keluarga
yang baru
Kriteria Evaluasi :
1) Menggendong bayi saat kondisi ibu dan neonatus memungkinkan
2) Mendemonstrasikan perilaku kedekatan dengan anak
Intervensi :
1) Anjurkan pasien untuk menggendong, menyentuh, dan memeriksa bayi
Rasional : Jam-jam pertama setelah kelahiran memberikan kesemaptan
untuk terjadinya ikatan keluarga, karena ibu dan bayi secara emosional
saling menerima isyarat yang menimbulkan kedekatan dan penerimaan
2) Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi dan
membantu dalam perawatan bayi, sesuai kondisi Rasional : Membantu
memfasilitasi ikatan / kedekatan di antara ayah dan bayi. Ayah yang
secara aktif berpartisipasi dalam proses kelahiran
30 dan aktivitas 29
interaksi pertama dari bayi, secara umum menyatakan perasaan ikatan
khusus pada bayi
3) Observasi dan catat interaksi bayi – keluarga, perhatikan perilaku
untuk menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus
Rasional : Kontak mata dengan mata, penggunaan posisi menghadap
wajah, berbicara dengan suara tinggi dan menggendong bayi
dihubungkan dengan kedekatan antara ibu dan bayi
4)  Catat pengungkapan / perilaku yang menunjukkan kekecewaan atau
kurang minat / kedekatan Rasional : Datangnya anggota keluarga baru,
bahkan sekalipun sudah diinginkan menciptakan periode disekulibrium
sementara, memerlukan penggabungan anak baru ke dalam keluarga
yang ada.
5) Terima keluarga dan sibling dengan senang hati selama periode
pemulihan bila diinginkan oleh pasien dan dimungkinkan oleh kondisi
ibu / neonatus dan lingkungan Rasional : Meningkatkan unit keluarga,
dan membantu sibling untuk memulai proses adaptasi positif pada
peran baru dan masuknya anggota baru dalam struktur keluarga.
6)  Anjurkan dan bantu pemberian ASI, tergantung pada pilihan pasien
dan keyakinan / praktik budaya Rasional : Kontak awal mempunyai
efek positif pada durasi pemberian ASI, kontak kulit dengan kulit, dan
mulainya tugas ibu meningkatkan ikatan
7) Berikan informasi mengenai perawatan segera pasca kelahiran
Rasional : Informasi menghilangkan ansietas yang mungkin
mengganggu ikatan atau hasil dari “self absorption” lebih dari
perhatian pada bayi baru lahir

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Berdasarkam hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2021
pukul 08.13 WIB bertepatan di ruangan Vk Puskesmas Pahandut, dengan tekni
anamnesa ( wawancara ), Observasi, pemeriksaan fisik, dan data dari buku
keperawatan pasien, di dapatkan data-data sebagai berikut :
3.1 Identitas Klien
3.1.1 Identitas Klien
Nama : Ny E
Tempat / tanggal lahir : Tumbang Samba, 01 Agustus 1996
Agama : Islam
Suku Bangsa : Dayak / Indonesia
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Golongan Darah :B+
Alamat : Jl. Bukit Kemimting XV
Diagnosa Medis : Partus normal
Penghasilan Per Bulan :-
Tanggal Masuk RS : 12 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian : 12 Oktober 2021
Nomor Rekam Medik :-
3.1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. N
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Dayak/Indonseia
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Karyawan Honorer
Golongan Darah :B
Alamat : Jl. Bukit Keminting
Hubungan dengan Klien : Suami

31

I. STATUS KESEHATAN
3.2 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
30
Klien mengatakan marasa tidak nyaman di area perut (Rahim)
3.3 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Klien mengatakan sebelum di bawa oleh keluarga ke Puskesmas Pahandut
klien merasakan kontraksi pada perut dan keluar sedikit cairan bening
berlendir dan sedikit darah dari jalan lahir sejak pukul 19.00 WIB. Karena
kontraksi yang dirasa semakin kuat klien pun meminta keluarga untuk di bawa
ke Puskesmas Pahandut. Sampai di Puskesmas pada tanggal 12 Oktober 2021
pukul 02.35 WIB, dilakukkan pemeriksaan tekanan darah: 120/80 mmHg,
suhu: 36,80C, nadi: 92x/menit,kemudian dilakukkan pemasangan infus RL,
dan dilakukan pemeriksaan DJJ 134x/m, TFU 38 cm, His (kontraksi) 4x/10
menit, VT pukul 07.40 WIB. Porsio tidak teraba. Bayi lahir segera spontan
menangis kuat pada tanggal 12 Oktober 2021 pukul 08.20 WIB
3.4 Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Klien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit sebelumnya dan
tidak pernah operasi sebelumnya.
3.5 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengataka tidak memiliki penyakit keturunan atau keluarga seperti
hipertensi, diabetes dan jantung.

II. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI


Riwayat Ginekologi:
3.5.1 Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur !4 Tahun
Siklus : 28 Hari
Lamanya Haid : 7 Hari
Banyaknya : 2 kali ganti pembalut
Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) : Bergumpal
Gang guan sewaktu menstruasi :.
Gejala pre menstruasi :
HPHT : 5 Januari 2021
Taksiran Persalinan : 12 Oktober 2021
3.5.2 Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :
Usia Pernikahan : 2 Tahun
32
Lamanya Pernikahan : 2 Tahun
Pernikahan Ke : 1 (Pertama)
3.5.3 Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : Tidak
mengunakan kontrasepsi
Waktu dan lamanya penggunaan : Tidak ada
Apakah ada masalah dengan cara tersebut : Tidak ada
Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang : KB
(suntik)
Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : 2 Anak

Riwayat Obstetri :
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G 2 P 0 A 1

No Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis BB Masalah Keadaan


partus hamil partus Penolong kelamin Anak
Hamil Lahir Nifas Bayi
1 19 2 bln Kurrete Klinik Pendarahan - Dr - - - -
Hamami
2 12/10/ 42 Spontan Pahandut Laki-laki 3,5 Bergerak
2021 Minggu Kg Aktif

b. Riwayat Kehamilan Sekarang


 Amenorhoe :
 Keluhan waktu hamil : Mual dan muntah serta Pusing
 Gerakan anak pertama di rasakan : < 10 x
 Imunisasi : Tidak ada
 Penambahan BB selama hamil : 10 Kg
 Pemeriksaan kehamilan : Tidak
 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : Tidak ada

III. PEMERIKSAAN FISIK


Subjektif Objektif
a. Kead Suhu 36,7 0C
aan Umum Nadi 80 x/menit
BB sebelum hamil 53 kg Respirasi 23x/menit
Tekanan Darah 120/80 mmHg
BB 62,5 kg
Tinggi Badan 158 cm
Kesadaran Compos Menthis
Turgor Kulit Normal
Tidak ada keluhan

Hyperpigmentasi Tidak
33 ada
b. Kepa Cloasma gravidarum Tidak ada
la

Edema Tidak ada


Simetris
c. Muk
a
Rasa bengkak? Tidak ada
bengkak Mukosa mulut & bibir Kering
Keadaan gigi Lengkap
Fungsi Pengecapan Baik
d. Mul Keadaan Mulut Lembab
ut Fungsi menelan Baik
Keluhan Tidak ada keluhan
Ukuran pupil Normal
Konjungtiva Tidak anemis
Sklera Putih
Fungsi Penglihatan Baik
e. Mata
Keluhan Tidak ada keluhan Reaksi alergi Tidak ada
Pernah flu
Frekuensinya dalam 1 tahun
Perdarahan/peradangan
f. Hidu Keadaan/kebersihan
ng
Keluhan: Tidak ada keluhan Keadaan bersih tidak ada seruman
Fungsi pendengaran Baik, tidak ada
keluhan

Pembesaran kel.Tyroid Tidak ada


g. Telin Distensi vena jugularis tidak ada
ga Pembesaran KGB tidak ada
Keluhan Tidak ada keluhan
Sesak napas tidak ada
Batuk Tidak ada
h. Lehe Sakit dada tidak ada
r Suara napas
Pembengkakan Tidak ada Bunyi jantung
Palpitasi : Bentuk dada Simetris
Bentuk dada Simetris

i. Daer
ah dada Putting Susu Menonjol
Jantung dan paru-paru Tidak ada Hiperpigmentasi pada aerola mamme
keluhan

Klien mengeluhkan nyeri pada


bagian perut bawah
34

Klien menolak untuk diperiksa di


j. Payu bagian genitalia Eksternal
dara
Klien menolak umtuk di periksa di
bagian anus

Tidsk ada keluhan


k. Abd
omen Tidak ada pemeriksaan panggul
Ukuran panggul luar :
- Distantia spinarum
l. Geni - Distantia cristarum
talia Eksterna
- Conjugata externa

- Lingkar panggul
Ukuran panggul dalam :
m. Anus
- Promonotorium

- Linea inominata
n. Ekstr - Dinding samping
emitas atas dan bawah
- Spina Ischiadika

- Sacrum
o. Pem
- CVCD
eriksaan Panggul
35

IV. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola Nutrisi : Klien Mengatakan
makanan sehari-hari adalah nasi, sayur, daging dan susu untuk ibu hamil
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) : Klien
Mengatakan BAK terataur
b. Buang Air Besar (BAB) : Klien
Mengatakan BAK terataur
c. Pola tidur dan istirahat :
Klien Mengatakan tidur pukul 21.00 sudah tidut dan bangun pagi
Pukul 05.00 WIB
3. Pola aktivitas dan latihan :
4. Personal Hygiene :
Kulit : Bersih
Rambut : Halus
Mulut & Gigi : Lembab & lengkap
Pakaian : Rapi
Kuku : Bersih
Vulva Hygiene :
5. Ketergantungan fisik :
Merokok : Tidak Merokok
Minuman Keras : Tidak ada
Obat-obatan : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
V. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
1. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI
dan merawat bayi Klien : Mengatakan sudah mengetahui cara
pemberian ASI dan cara merawat bayi.
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada
bayinya : Klien mengatakan ia akan memberikan ASI
c. Jenis kelamin yang diharapkan : Klien
mengatakan ingin mempunyai anak perempuan
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah :
Klien mengatakan yang membantu adalah suami dan ibunya.
e. Apakah hamil ini diharapkan : klien mengatakan
hamil memang di harapkan
2. Persepsi diri 36
 Hal yang amat di pikirkan saat ini : Klien mengatakan ingin
cepat melahirkan untuk bisa beraktivitas seperti biasanya.
 Harapan setelah menjalani perawatan : Klien berharap bayi
dalam kandungannya sehat selalu
 Perubahan yang dirasa setelah hamil : Klien mengatan labih
sensitive dan perubahan bentuk badan.
3. Konsep diri
 Gambaran diri: Pasien mengatakan menyukai dirinya secara
utuh.
 Ideal diri: Pasien mengatakan ingin cepat pulang kerumah.
 Identitas diri: Pasien mengatakan bahwa ia adalah seorang
ibu.
 Harga diri: Pasien mengatakan bahwa ia bangga dan
bersyukur dengan kehamilannya pada saat ini.
.
 Peran: Pasien mengatakan bahwa dirumah ia adalah seorang
sebagai istri dan calon ibu yang baik bagi anak-anaknya nanti.
4. Hubungan/komunikasi
 Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu
mengerti orang lain?
 Bahasa utama : Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia,
Bahasa daerah dayak
 Yang tinggal serumah : Klien dan Suami
 Adat istiadat yang di anut : Adat dayak
 Yang memegang peranan penting dalam keluarga : Klien
mengatakan yang berperan adalah suami.
 Motivasi dari suami : Suami klien berharap di kehamilan ini
berjalan dengan lancer hingga persalinan nanti.
 Apakah suami perokok : Suami klien mengatakan tidak
merokok.
 Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada kesulitan.
5. Kebiasaan seksual
 Gangguan hubungan seksual : Tidak ada Gangguan seksual
 Pemaham an terhadap fungsi seksual :
6. Sistem Nilai – Kepercayaan
 Siapa dan apa sumber kekuatan : Klien mengatakan sumber
kekuatannya adalah Tuhan
 Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda :
Klien mengatakan Tuhan, agama itu sangat penting baginya
37
 Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam
dan frekuensi) : Klien mengatakan selalu ibadah.
 Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin
dilakukan selama di RS : Klien selalu berdoa dan mendengarkan lagu
rohani.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Darah
 HB …………………… Golongan Darah/Rh B+
 Gula Darah ……………Leukosit
 VR/VDRL ……………………………
2. Urine
 Protein ………………………………. Sedimen
 Reduksi ………………………………

3. Pemeriksaan tambahan
 TTT/NST …………………………… TTO/OCT
 USG …………………………………
Amnioscopy
 TORCH …………………………….. Rontgent
.
VII.PENGOBATAN
No Tgl/Bln/Thn Obat Dosis Rute Indikasi
1 12 Oktober 2021 Amoxilin 3x Oral Obat Antibiotik untuk
500mg mencegah risiko
infeksi
Perecetamol 3x Oral Obat analgetik untuk
500mg mengurangi nyeri
Vitamin B12 Oral
1x500mg
Vitamin A 1x1 Oral

Palangka Raya, 19 Oktober 2021


Mahasiswa

Krisevi Handayani.
38

4. ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN


MASALAH
OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Trauma perineum Ketidaknyamanan
selama persalinan dan Pasca Partum
Klien mengatakan marasa tidak
kelahiran
nyaman di area perut
Involusi uterus, proses
pengambalian ukuran
DO : Rahim ke ukuran semula
1.
Ketidaknyamanan Pasca
2. Partum
3.
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 25 x/menit
TT : 36,50 C

DS Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas


antara suplai dan
Klien mengeluhkan badan terasa lemah
kebutuhan oksigen
DO:
 Klien Tampak Lemah Lemah ( dis. Oleh
 Klien belum bisa melakukan kelelahan)
aktivitas sendiri
 Klien Masih Di Bantu Berktivitas gangguan aktivitas
oleh Keluarga
 TTV Intoleransi aktivitas
TD : 120/80 mmHg
Nadi: 80 x/menit
RR : 25 x/menit
TT : 36,50 C
1. Ketidaknyamanan Pasca Partum berhubungan dengan , proses pengambalian ukuran
Rahim ke ukuran semula di tandai dengan Klien tampak meringis, Terdapat kontraksi
uterus, TTV TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit RR :
25 x/menit, TT : 36,50 C.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh akibat persalinan di
tandai dengan klien tampak lemah, klien belum bisa melakukan aktivitas sendiri,
klien masih di bantu berktivitas oleh keluarga

39

PRIORITAS MASALAH
2. Rencana Keperawatan

Nama Pasien : Ny E
Ruang Rawat : VK

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Ketidaknyamanan Pasca Partum Setelah di lakukan asuhan 1. Identifikasi skala nyeri 1. Untuk mengetahui skala nyeri
berhubungan dengan proses 2. Untuk mengetahui yang
pengambalian ukuran Rahim ke
keperawatan selam kurang lebih 4 2. Identifikasi yang memperberat dan
memperberat dan meringankan
ukuran semula Jam, diharap klien tidak memperingan nyeri
nyeri
mengeluhkan tentang 3. Berikan teknik nonfarmakologi untuk 3. Mengajarkan teknik
ketidaknyamanan lagi dengan mengurangi rasa nyeri nonfarmakologis untuk mengurangi

kriteria hasil : 4. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu rasa nyeri


4. Memberitahukan penyebab periode
- Pemulihan perineum: 4 nyeri
dan pemicu nyeri
- Aktivitas fisik : 5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk 5. Mengajarkan teknik
mengurangi rasa nyeri nonfarmakologis untuk mengurangi
- Keletihan : 3
rasa nyeri.
- Tekanan darah : 4

- Frekuensi nadi : 4

- Suhu tubuh : 4

Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah di lakukan asuhan 1. Anjurkan klien untuk tidak melakukan 1. Mempengaruhi pilihan intervensi.
2. Manifestasi kardiopulmonal dari upaya
dengan kelemahan umum keperawatan selam kurang lebih 5 aktivitas yang berat-berat terlebih
jantung dan paru untuk membawa
Jam, diharap klien bisa beraktivatas dahulu jumlah oksigen ke jaringan.
3. Meningkatkan istirahat untuk

40
secara normal dengan kriteria hasil : 2. Bantu klien untuk mengidentivikasi menurunkan kebutuhan oksigen tubuh
Hipotensi postural / hipoksin
- Saturasi oksigen : 3 aktivitas yang mampu dilakukan
serebral menyebabkan pusing,
- Kemudahan dalam 3. Bantu klien untuk mendapatkan kursi
berdenyut dan peningkatan resiko
roda
melakukan aktivitas sehari :
cedera
4. Monitor respon fisik , emosi, sosial,
3
dan spiritual
- Perasaan lemah : 4

- Tekanan darah : 3
Frekuensi napas : 3

41
3. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Hari/Tanggal Tanda tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Selasa, 19 Oktober 2021 1. Mengobservasi skala nyeri S: Klien mengatakan bengkak pada payudaranya sudah
08.00 WIB
2. Mengobservasi yang memperberat dan berkurang dan sudah bisa mengeluarkan ASI
memperingan nyeri O:
3. Memberitahukan teknik nonfarmakologi - Klien tampak tenang Krisevi Handayani
- Klien tampak sudah bisa memberikan ASI
untuk mengurangi rasa nyeri
- Payudara klien tampak tidak terlalu bengkak
4. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu
A: Masalah belum teratasi
nyeri
P : Intervensi Dihentikan
5. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Selasa, 19 Oktober 2021 1. Menyarankan klien untuk tidak melakukan S: klien mengatakan sekarang sedikit- sedikit sudah bisa
10.00 WIB
aktivitas yang berat-berat terlebih dahulu berjalan ke kamar mandi dangan cara di bantu suami
2. Membantu klien untuk mengidentivikasi O:
aktivitas yang mampu dilakukan - klien tampak sudah bisa berjalan walau masih Krisevi Handayani
3. Menbantu klien untuk mendapatkan kursi dengan bantuan suami.
roda A: masalah belum teratasi
4. Memonitor respon fisik , emosi, sosial, dan P: intervensi dilanjutkan

42
spiritual a) memberikan penkes kepada keluarga keamana
klien dari resiko jatuh
b) anjurkan kepada keluarga agar ada menemani
saat dirumah
c) bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
d) berikan alat bantu klien untuk berjalan dan
melakukan aktivitas ringan (jika dibutuhkan)
e) anjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas
yang berat-berat

43
DAFTAR PUSTAKA

Depkes.(2010). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID


FKUI. (20011. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Gary dkk. (2010). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan
Normal. Dimuatdalam http:///D:/MATERNITY
%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-pendahuluan-
pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 18 Maret 2012)
Mc Closky & Bulechek. (2010). Nursing Intervention Classification
(NIC). United States of America: Mosby.
Meidian, JM. (2010). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of
America: Mosby.
Mitayani. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Wiknjosostro. (2010). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai