OLEH :
KELOMPOK IV
1. AGUSTIN CRISTIYANI, S.Kep 7. MAIRITA ANDANI, S.Kep
2. CELLY KURNIAWAN S, S.Kep 8. NARA SISKA, S.Kep
3. DEDE HARU NATAKA. , S.Kep 9. PRAYOGAE P. PUTRA, S.Kep
4. DINDO GALIH R, S.Kep 10. PURNASALI, S.Kep
5. LINDA LESTARI, S.Kep 11. YOLANDA PUTRI A, S.Kep
6. MONICA ARIANIE, S.KEP
1
2
LAPORAN
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG NUSA INDAH
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
OLEH :
KELOMPOK IV
1. AGUSTIN CRISTIYANI, S.Kep 7. MAIRITA ANDANI, S.Kep
2. CELLY KURNIAWAN S, S.Kep 8. NARA SISKA, S.Kep
3. DEDE HARU NATAKA. , S.Kep 9. PRAYOGAE P. PUTRA, S.Kep
4. DINDO GALIH R, S.Kep 10. PURNASALI, S.Kep
5. LINDA LESTARI, S.Kep 11. YOLANDA PUTRI A, S.Kep
6. MONICA ARIANIE, S.KEP
i
3
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBIMBING PRAKTEK
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
ii
4
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTEK
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
iii
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena atas
pertolongan dan petunjuk-nya proposal akhir “praktek manajemen keperawatan di
ruang nusa indah” ini dapat kami selesaikan. Proposal ini kami susun untuk
memenuhi tugas dari praktek profesi manajemen keperawatan.
Dengan tersusunnya diseminasi akhir ini, harapan kami dapat menyajikan
data awal sebagai gambaran informasi aplikasi s2kp di ruang nusa indah. Untuk
itu pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa yang selalu menyertai dan memberkati penulis.
2. Bapak dr.ADM Tangkudung selaku direktur RSUD RS dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
3. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
4. Ibu Meilitha Carolina.,Ners. selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan.
5. Ibu Ayu Puspita, Ners, M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberi saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan Diseminasi
Akhir.
6. Ibu Mei Riayu, S.Kep.,Ners. Selaku pembimbing klinik yang telah banyak
memberi saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan Diseminasi Akhir ini
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam pelaksanaan penulisan Diseminasi Awal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Diseminasi Awal ini masih jauh dari
sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Kelompok IV
iv
6
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................. 2
1.2.1 Tujuan Umum ................................................................................. 2
1.2.2 Tujuan Khusus................................................................................. 2
1.3 Manfaat Penulisan ........................................................................... 3
1.3.1 Bagi Mahasiswa .............................................................................. 3
1.3.2 Bagi Perawat Ruangan .................................................................... 3
1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga................................................................ 3
1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan ................................................................ 3
v
7
vi
8
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
SP2KP yang disesuaikan dengan keadaan ruangan adalah Ruang Nusa Indah
(Saraf, Mata, Gigi Mulut dan THT). Penerapan SP2KP ini meliputi beberapa hal
antara lain timbang terima, discharge Planning, ronde keperawatan, sentralisasi
obat, supervisi keperawatan dan penentuan model SP2KP yang diterapkan.
1.2 Tujuan Praktik
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan mampu mengerti, mampu menganalisis dan mampu melaksanakan
secara optimal manajemen keperawatan di Ruang Nusa Indah (Saraf, Mata, Gigi
Mulut dan THT) RSUD dr. Doris Sylvanus melalui tahapan/fungsi-fungsi
manajemen dengan memperhatikan prinsip yang ada.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan mampu :
a. Menganalisa lingkungan suatu ruangan perawatan dan sumber daya
manusia, model asuhan keperawatan profesional, supervisi, timbang
terima, sentralisasi obat, discharge planning dan pendokumentasian
keperawatan.
b. Melaksanakan manajemen keperawatan berdasarkan model keperawatan
yang telah diterapkan.
c. Melakukan supervisi keperawatan.
d. Melakukan timbang terima keperawatan.
e. Melakukan sentralisasi obat.
f. Melakukan ronde keperawatan.
g. Melakukan discharge planning.
h. Mendokumentasikan proses keperawatan mulai pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
4
5
mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam
sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana
pengaturan staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak
dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien yang sederhana.
Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh derajat
dimana departemen lain memberikan pelayanan pendukung, juga dipengaruhi
oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang diberikan.
Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-
obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi
kualitas dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi
penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi
keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur
departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi,
filosofi dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab,
kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan evaluasi
periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen,
seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien.
Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang
berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas.
Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam
menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit
orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan
siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat
distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu
dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal
modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang
biasa.
d. Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat
10
dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang
nyata. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen.
Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu proses
yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan
mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa
kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga
individu (pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil
tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus
mampu untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca,
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan
menggerakkan (memotivasi) staffnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-
tugas pokok organisasi.
Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam gaya
kepemimpinan yaitu:
1) Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung
memikirkan penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan.
Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau
sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.
2) Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan.
Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan antara
manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan
produktivitas dan kepuasan kerja.
3) Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang
memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan
kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat
mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi.
Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku
yang merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan
11
professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi,
membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.
e. Controlling (Pengendalian/Evaluasi)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi
yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan
fungsi yang lainnya. Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu
apakah terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang
telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan
untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki (Fayol,
1998).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang
telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah
diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick, 1998). Tugas
seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan mengembangkan fungsi
pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut:
1. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah
diukur, misalnya menepati jam kerja
2. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi
3. Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf,
sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen
terhadap kegiatan program
4. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa
sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta
alat untuk memperbaiki kinerja
5. Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik:
12
3. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar
4. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi
dan latihan lanjutan
2.1.3 Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan
1. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan
2. Tahap perencanaan terdiri atas pembuatan tujuan, pengalokasian anggaran,
identifikasi kebutuhan pegawai, dan penetapan struktur organisasi
3. Selama proses perencanaan, yang dapat dilakukan oleh pimpinan
keperawatan adalah menganalisis dan mengkaji system, mengatur strategi
organisasi dan menentukan tujuan jangka panjang dan pendek, mengkaji
sumber daya organisasi, mengidentifikasi kemampuan yang ada dan aktivitas
yang spesifik serta prioritasnya
4. Manajemen keperawatan dilandaskan melalui penggunaan waktu
yang efektif
5. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan
6. Manajemen keperawatan harus terorganisasi
7. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
8. Komunikasi yang dilakukan secara efektif mampu mengurangi
kesalahpahaman, dan akan memberikan persamaan pandangan arah dan
pengertian diantara pegawai dalam suatu tatanan organisasi
9. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan
2.1.4 Komponen Manajemen Keperawatan
a. Input
Dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel,
peralatan dan fasilitas.
b. Proses
Pada umumnya merupakan kelompok manajer dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Proses merupakan
14
kegiatan yang cukup penting dalam suatu system sehingga mempengaruhi hasil
yang diharapkan suatu tatanan organisasi.
c. Output
Umumnya dilihat dari hasil atau kualitas pemberian askep dan pengembangan
staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran.
d. Kontrol
Diperlukan dalam proses manajemen keperawatan sebagai upaya
meningkatkan kualitas hasil. Control dalam manajemen keperawatan dapat
dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan
kerja perawat, pembuat prosedur yang sesuai standard akreditasi.
e. Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan perbaikan
kegiatan yang akan dating. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui
laporan keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan
kerja perawat.
2.2 Sumber Daya Manusia (M1/ MAN)
2.2.1 Umur
Semakin tua usia seseorang karyawan semakin kecil kemungkinan keluar
dari pekerjaan, karena semakin kecil alternatif untuk memperoleh kesempatan
pekerjaan lain. Di samping itu karyawan yang bertambah tua biasanya telah
bekerja lebih lama, memperoleh gaji yang lebih besar dan berbagai keuntungan
lainnya. Hubungan usia dengan kinerja atau produktivitas dipercaya menurun
dengan bertambahnya usia. Hal ini disebabkan karena ketrampilan-ketrampilan
fisiknya sudah mulai menurun. Tetapi produktivitas seseorang tidak hanya
tergantung pada ketrampilan fisik serupa itu. Karyawan yang bertambah tua, bisa
meningkat produktivitasnya karena pengalaman dan lebih bijaksana dalam
mengambil keputusan (Nursalam 2014).
2.2.2 Jenis Kelamin
Beberapa isu yang sering diperdebatkan, kesalahpahaman dan pendapat-
pendapat tanpa dukungan mengenai apakah kinerja wanita sama dengan pria
ketika bekerja. Misalnya ada/tidaknya perbedaan yang konsisten pria-wanita
15
berikut :
19
KEPALA RUANGAN
SUPERVISOR
PERAWAT PERAWAT
PRIMER 1 PRIMER 2
PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE 1 ASSOCIATE 2
KLIEN KLIEN
3. Total Care
27
1) Jumlah pasien: jumlah pasien baru, jumlah pasien lama dan pasien
pulang
2) Identitas klien dan diagnosa medis
3) Masalah keperawatan
4) Data yang mendukung
5) Tindakan keperawatan yang sudah/ belum dilakukan
6) Rencana umum/ catatan khusus yang perlu dilakukan : pemeriksaan
penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu.
4. Penyampaian operan di atas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru.
5. Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara
langsung melihat keadaan klien.
2.4.2.3 Prosedur Timbang Terima
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
a. Persiapan
1) Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap.
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
b. Pelaksanaan
Timbang terima dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat primer
yang mengganti jaga pada shift berikutnya :
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
2) Di nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat
jaga berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
(1) Identitas klien dan diagnosa medis.
(2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
(3) Data fokus (Keluhan subyektif dan obyektif).
31
benar.
2.4.3.3 Kriteria klien
Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien
yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Klien dengan kasus baru atau langka
2.4.3.4 Peran masing-masing anggota tim
1. Perawat Primer (PP) dan Perawat Associate (PA)
a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d. Menjelaskan hasil yang didapat
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji
2. Perawat Konselor
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
serta rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
2.4.4 Discharge Planning
2.4.4.1 Pengertian
Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan suatu proses yang dinamis
dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk
memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum
dan sesudah pulang.
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi yang
terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan.
Keadaan pasien:
1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
pasien
Perencanaan
Pulang
Penyelesaian Lain-lain
1.1.1.1.1.1.1
administrasi
Program HE: Monitoring oleh petugas kesehatan
- Kontrol dan dan keluarga
obat/perawatan
- Gizi
- Aktivitas dan istirahat
- Perawatan diri
2.5.2 Reward
reward yaitu hadiah dan hukuman dalam situasi kerja, hadiah
menunjukkan adanya penerimaan terhadap perilaku dan perbuatan, sedangkan
hukuman menunjukkan penolakan perilaku dan perbuatannya.
Wahyuningsih (2009) juga mendefinisikan reward adalah
penghargaan/hadiah untuk sesuatu hal yang tercapai. Francisca (2006)
memfokuskan definisi reward sebagai hadiah atau bonus yang diberikan karena
prestasi seseorang. Reward dapat berwujud banyak rupa. Paling sederhana berupa
kata-kata seperti pujian adalah salah satu bentuknya. Reward biasanya digunakan
untuk mengendalikan jam kerja seseorang dalam organisasi (Raharja, 2006).
Artinya, dengan reward seseorang bekerja dapat dilakukan tanpa ada
kendali langsung dari pimpinan, melainkan dapat berjalan apa adanya sesuai
evaluasi kinerja sebelumnya. Selebihnya, dengan reward seseorang dapat
meningkatkan cara kerjanya tanpa harus dikendalikan pimpinan. Hal ini juga
ditegaskan Gouillart & Kelly dalam Raharja (2006) bahwa reward yang diperoleh
atau diharapkan akan diperoleh sebagai konsekwensi dari apa yang mereka
kerjakan akan merubah perilaku manusia secara fundamental.
2.4.2 Punishment
Punishment adalah hukuman atas suatu hal yang tidak tercapai/
pelanggaran. Hukuman seperti apa yang harus diberikan. Setiap orang pasti beda
persepsi dan beda pendapat (Wahyuningsih, 2009).
Punishment merupakan penguatan yang negatif, tetapi diperlukan dalam
perusahaan. punishment yang di maksud disini adalah tidak seperti hukuman
dipenjara atau potong tangan, tetapi punishment yang bersifat mendidik. Selain itu
punishment juga merupakan alat pendidikan regresif, artinya punishment ini
digunakan sebagai alat untuk menyadarkan karyawan kepada hal-hal yang benar.
Ngalin purwanto (1988:238) membagi punishment menjadi dua macam yaitu:
1) Hukuman prefentif
Yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud atau supaya tidak terjadi
pelanggaran. Hukuman ini bermaksud untuk mencegah agar tidak terjadi
pelanggaran, sehingga hal ini dilakukannya sebelum terjadi pelanggaran
dilakukan. Contoh perintah, larangan, pengawasan, perjanjian dan ancaman
39
2) Hukuman refresif
Yaitu hukuman yang dilakukan, oleh karena adanya pelanggaran, oleh adanya
dosa yang telah diperbuat. Jadi hukuman itu terjadi setelah terjadi kesalahan.
2.6 Pemasaran (M5/ MUTU)
2.6.1 Indeks Kepuasan Masyarakat
Kepuasan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan suatu badan usaha karena masyarakat adalah konsumen
dari produk yang dihasilkannya. Hal ini didukung oleh pernyataan Hoffman dan
Beteson (2011), yaitu: ”weithout custumers, the service firm has no reason to
exist”. Definisi kepuasan masyarakat menurut Mowen (2011,): ”Costumers
satisfaction is defined as the overall attitudes regarding goods or services after its
acquisition and uses”. Oleh karena itu, badan usaha harus dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga mencapai kepuasan masyarakat
dan lebih jauh lagi kedepannya dapat dicapai kesetiaan masyarakat. Sebab, bila
tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat sehingga
menyebabkan ketidakpuasan masyarakat mengakibatkan kesetiaan masyarakat
akan suatu produk menjadi luntur dan beralih ke produk atau layanan yang
disediakan oleh badan usaha yang lain.
Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang
dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan
(aparatur pemerintah). Dengan ciri sebagai berikut:
1. Efektif
2. Sederhana
3. Kejelasan dan kepastian
4. Keterbukaan
5. Efisiensi
6. Ketepatan waktu
Berkembangnya era servqual juga memberi inspirasi pemerintah Indonesia
untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja pelayanan sektor publik. Salah satu
produk peraturan pemerintah terbaru tentang pelayanan publik yang telah
dikeluarkan untuk melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kinerja unit
pelayanan publik instansi pemerintah adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan
40
11. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang
bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada
penerima pelayanan.
12. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnnya tingkat keamanan lingkungan unit
penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
2.6.2 Hak Dan Kewajiban Pasien
Hak Pasien:
1. Hak untuk memperoleh informasi meliputi:
1) Diagnosa penyakit yang di deritanya
2) Tindakan medis yang akan atau telah dilakukan
3) Kemunginan penyakit yang timbul sebagai akibat tersebut serta rencana
tindakan untuk mengatasainya
4) Perkiraaan biaya pengobatan
2. Hak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya, sesuai
dengan peraturan yang berlaku dirumah sakit Pelabuhan Palembang
3. Hak untuk memberikan persetujuan/ menolak untuk tindakan atau
pemeriksaan yang akan dilakukan atas dirinya sehubungan dengan penyakit
yang dideritanya
4. Hak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi kedokteran
5. Berhak memperoleh asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar profesi
keperawatan
7. Hak atas “Privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk rekam
medisnya.
2.7 Evaluasi Keperawatan
2.7.1 Controlling
Controlling adalah serangkaian proses pengamatan terhadap kegiatan yang
dilakukan, serta menilai apakah kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana atau tidak. Controlling juga berarti mencari informasi tentang
42
BAB 3
ANALISA SITUASI
43
44
3. Klinik Bedah
4. Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
5. Klinik Mata
6. Klinik THT (Telinga-Hidung-Tenggorok)
7. Klinik Saraf
8. Klinik Gigi dan Mulut
9. Klinik Kulit dan Kelamin
10. Klinik Rehabilitasi Medis / Fisioterapi
11. Klinik Anak
12. Klinik Tumbuh Kembang
13. Klinik VCT
14. Klinik Bedah Urologi (Bedah Saluran Kemih)
15. Klinik Bedah Orthopedi ( Bedah Tulang dan Trauma)
16. Klinik Paru
17. Klinik Jiwa
18. Klinik Gizi
19. Klinik Bedah Anak
20. Klinik Patologi Anatomi
21. Hemodialisa
Jam Pelayanan Loket:
Senin-Kamis : 06:30 – 12:00 WIB
Jumat : 06:30 – 09:30 WIB
Sabtu : 06:30 – 11:00 WIB
RSUD dr. Doris Sylvanus dalam melaksanakan pelayanan rawat inap
menyediakan 254 tempat tidur yang memenuhi kebutuhan masyarakat dari
pelayanan rawat inap kelas III sampai VIP karena RSUD dr. Doris Sylvanus
merupakan Rumah Sakit pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Tengah dengan
salah satu tujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak mampu, maka
pelayanan rawat inap kelas III untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kurang
mampu disediakan 190 tempat tidur atau sebanyak 74,8 % dari seluruh tempat
tidur yang ada.
45
Untuk pasien yang memilih pelayanan kelas utama dan VIP disediakan 64
tempat tidur, untuk pelayanan di kelas utama dan VIP pasien dapat memilih
dokter spesialis sesuai yang diinginkan.
Untuk informasi mengenai tarif dan fasilitas rawat inap, pihak rumah sakit
menyediakan papan informasi yang dapat dilihat pada poliklinik rawat jalan dan
pada Instalasi rawat inap RSUD dr.Doris Sylvanus
Tabel 3.1. Daftar 10 penyakit terbanyak di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya pada bulan Mei-Juli 2017
No. Jenis Penyakit
1. Stroke Hemoragik
2. Stroke Non Hemoragik
3. Hipertensi
4. Vertigo
5. Cedera Kepala Ringan
6. Chepalgia
7. Tumor orak
8. Hipokalemia
9. Katarak
10. Epitaksis
48
Kepala Ruangan
Ketua Tim
Perawat Pelaksana
Administrasi
Clianing Service
Gambar 3.1 Struktur organisasi Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
50
Jumlah 16 100%
b. Non Keperawatan
Tenaga non keperawatan yang berada di Ruang Nusa Indah RSUD RS dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya, terdiri dari:
No Kualifikasi Jumlah % Jenis
1 Administrasi 1 orang 25 % Karyawan tetap
2 Cleaning Service 2 orang 40 % Karyawan kontrak
3 Ahli Gizi 1 orang 25 % Karyawan tetap
Total 4 orang 100 %
Total Karyawan Ruang Ruang Nusa Indah: 16 orang
15%
44%
Berdasarkan diagram diatas jumlah karyawan di ruang Nusa Indah S1+ Ners
berjumlah 25% (3 orang), S1 berjumlah 18,75% (4 orang), D3 berjumlah 56,25%
(9 orang), Administrasi 5% (1 orang), Cleaning servis 10% ( 2 orang) dan ahli gizi
%% (1 orang).
52
Tenaga keperawatan yang ada sudah cukup memenuhi kualifikasi RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya, dimana hampir seluruh perawat Ruang Nusa
Indah sudah mendapatkan pelatihan seperti pelatihan BTCLS, PPI, Trauma stroke.
Tetapi untuk kualifikasi sebagai sebuah parameter peningkatan pelayanan masih
belum memadai, karena 3 orang yang mempunyai jenjang pendidikan S1
Keperawatan dengan masa kerja dari perawat tersebut 3-33 tahun sedang
melanjutkan pendidikan Profesi/S1. Kemampuan dalam bidang keperawatan
maupun kolaborasi dengan tenaga medis lain, pada umunya perawat di Ruang
Nusa Indah mempunyai kemampuan yang bagus. Karena kolaborasi yang
terbangun dengan petugas medis lain sangat baik.
2) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat :
Kebutuhan tenaga perawat di Ruang Nusa Indah dan kebutuhan tenaga perawat
klien kelolaan mahasiswa dari hasil pengkajian sebagai berikut :
a. Persentase total pasien tingkat ketergantungan klien di Ruang Nusa Indah
berdasarkan pengkajian tanggal 24 Agustus 2020
Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga
No
Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
Pasien Pasien
1 Minimal Care 5 5x0,17=0,85 5x0,14=0,7 5 x 0,07 = 0,35
2 Partial Care 5 5x0,27=1,35 5 x 0,15 =0,75 5x 0,10 = 0,5
3 Total Care 2 2 x 0,36=0,72 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,2 = 0,4
Total 12 2,92 2,17 1,25
86 x 7 = 602 =2,02
297 297
Faktor koreksi
1. Loss Day
= jml hr Mgg dlm 1 bln + jml hari besar x jml perawat yang diperlukan
Jml hari kerja efektif
= 4 + 0 x 15= 60= 2,14
28
2. Non Nursing Job
= jml tenaga perawat + lossday x 25
100
= (7 + 2,14) x 25%
= 9,14x0,25 = 2,3
Faktor koreksi = 3,39+ 2,3 = 5,7
Jadi tenaga yang di butuhkan : 15 + 7 = 22
Kebutuhan Perawat Per Shif
Keterangan :
Tenaga yang tersedia 15 orang
Kekurangan tenaga 7 orang
Diperoleh data dari hasil observasi pada tanggal 24 Agustus 2020 bahwa
jumlah perawat yang dinas pagi yaitu 1 Kepala Ruangan, 1 Administrasi, 3
Perawat pelaksana. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga perawat yang
dinas pagi di Ruang Nusa Indah tanggal 3 Juli 2017 dengan jumlah pasien 18
orang belum mencukupi jika dibandingkan dengan standar yaitu 5 orang perawat
pelaksana yang dinas pagi dari hasil observasi ditemukan pada shif pagi perawat
pelaksana ada 3 orang perawat, sedangkan pada shif sore standar tenaga perawat
yang dibutuhkan 4 orang namun dari hasil observasi ditemukan 2 perawat
54
pelaksana yang bertugas dan shif malam sesuai dengan standar keperawatan yaitu
2 orang.
Pertanyaan 1
0%
100%
Ya Tidak
Pertanyaan 2
0%
100%
Ya Tidak
Pertanyaan 3
0%
100%
Ya Tidak
Pertanyaan 4
0%
100%
Ya Tidak
Pertanyaan 5
0%
100%
Ya Tidak
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) perawat mengatakan puas perawat
dalam kebijaksanaan RS memberikan pelatihan..
Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak dapat
dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya manusia, yang di dalamnya
terjadi proses perencanaan, penempatan, dan pengembangan tenaga manusia.
Dalam proses pengembangannya diupayakan agar sumberdaya manusia dapat
diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut dapat terpenuhi
Pertanyaan 6
8%
92%
Ya Tidak
Pertanyaan 7
17%
83%
Ya Tidak
Pertanyaan 8
25%
75%
Ya Tidak
Pertanyaan 9
25%
75%
Ya Tidak
Pertanyaan 10
8%
92%
Ya Tidak
Pertanyaan 11
0%
100%
Ya Tidak
1) Letak Ruangan
W B B B B W W
C C C
1 2 3 4 5
B B B B B B B B
B
B B B B
7 8 9 10 11 12
B
6
W B W W B W
C C C C
Keterangan :
1 : Ruang Administrasi 5 : Kamar 1 9 :Ruang Perawat WC : Toilet
: Gudang : Kepala Ruangan 10 :Kamar 2 : Pintu
2 6
3
: Kamar 5 7
:Kamar 6 11
:Dapur B : Bed/Ranjang Pasien
: Kamar 3 :Kamar 4 12 :Ruang Dokter
4 8
Gambar 3.2 Denah Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
60
61
3.2.1.2 M2 (Material)
Berdasarkan angket pengumpulan data M2-Material didapatkan data sebagai
berikut :
0%
Pertanyaan 1
100% Ya
Tidak
0%
Pertanyaan 2
Ya
Tidak
100%
Pertanyaan 3
8%
Ya
Tidak
92%
Pertanyaan 4
17%
Ya
Tidak
83%
Berdasarkan data diatas 83% (10 orang) perawat mengatakan jumlah alat
tidak sesuai dengan rasio pasien, dan 17% (2 orang) perawat mengatakan ada alat
yang sesuai dengan jumlah rasio pasien. Dikarenakan ada beberapa alat yang tidak
memungkinkan untuk digunakan sehingga alat tidak sesuai dengan rasio pasien.
Agar alat sesuai dengan rasio pasien, maka dapat diajukan untuk menambah agar
peralatan di ruangan dapat terpenuhi.
63
17% Pertanyaan 5
Ya
83% Tidak
Pertanyaan 6
33%
Ya
Tidak
67%
1. Lingkungan Kerja
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 3 Juli 2017 didapatkan gambaran
kapasitas ruangan dan tempat tidur di ruang Nusa Indah terdapat 6 ruangan rawat
inap dan 20 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:
1) Gambaran umum jumlah ruangan rawat inap di ruang Nusa Indah
Kelas I : 2 Kamar
Kelas II : 2 Kamar
Kelas III : 2 Kamar
2) Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Nusa Indah
Kelas I : 1 bed
Kelas II : 6 bed
Kelas III : 12 bed
Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa praktek
manajemen keperawatan.
Kelas I : 1 bed
Kelas II : 3 bed
Kelas III : 6 bed
2. Peralatan dan Fasilitas
(1) Fasilitas untuk pasien
Kondisi
Baki instrumen
2 3 3 - - 2/ruangan Ditambah 1
Sedang
3 Baki instrumen besar 3 3 - - 2/ruangan Ditambah 1
4 Bed pasien 20 20 - - 20/ruangan -
5 Brankar 1 1 - - 2/ruangan Ditambah 1
6 Oksigen 6 6 - - 2/kamar Ditambah 7
7 Oksigen Transfort 1 1 - - 2/ruangan Ditambah 1
9 Waskom 3 3 - - Ditambah 1
10 Suction 1 1 - - Ditambah 1
30 APAR 1 1 - - -
67
31 Stik Laken 80 80 - 5 -
32 Sprei 80 80 - 5 -
33 Baju Operasi 10 10 - -
34 Selimut 2 2 - -
35 Timbang Badan 1 1 - -
36 Infus Pump 1 1 - - -
37 Suction 1 1 - - Ditambah 1
38 Waskom 3 3 - - Ditambah 2
39 Hand scrub 4 4 - - Ditambah 2
40 Hand wash 1 1 - - Ditambah 6
Tabel 3.21 fasilitas peralatan medis dan bahan kesehatan
4) Fasilitas pasien.
(1) Kamar kelas 1
Kamar kelas 1 untuk 1 kamar untuk 1 pasien, memiliki fasilitas :
a) Kursi 1 buah
b) Bed pasien 1buah
c) Meja 1 buah
d) Lemari pasien 1 buah
e) Kamar mandi dan WC
f) Urinal, pispot.
g) Tempat sampah 1 buah
h) AC 1 buah
(2) Kamar kelas 2
Kamar kelas 2 untuk 1 kamar untuk 3 pasien, memiliki fasilitas :
a) Kursi 3 buah
b) Bed pasien 3 buah
c) Kamar mandi dan WC
d) Urinal, pispot.
e) Kipas Angin 3 buah
f) Ac 1 buah
g) Lemari pasien 3 buah
h) Meja 2 buah
68
0%
Pertanyaan 1
Selalu
100% kadang-kadang
tidak pernah
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) perawat mengatakan ketua tim
mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.
Pertanyaan 2
0%
selalu
kadang-kadang
0% pertanyaan 5
Selalu
kadang-kadang
100%
tidak pernah
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) perawat mengatakan anggota tim
bertanggungjawab terhadap pemberian asuhan keperawatan pada klien. Semua
bertanggungjawab atas pemberian asuhan keperawatan. Dan tidak ada anggota tim
yang tidak bertanggungjawab.
pertanyaan 3
0%
selalu
100% kadang-kadang
tidak pernah
pertanyaan 4
0%
Selalu
kadang-kadang
tidak pernah
100%
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) perawat mengatakan peran kepala
ruangan sangat penting dalam model tim.
72
0% pertanyaan 6
Selalu
kadang-kadang
100% tidak pernah
3.28 Anggota Tim bekerjasama dengan anggota TIM dan antar TIM
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) perawat mengatakan Anggota Tim
bekerjasama dengan anggota TIM dan antar TIM.
pertanyaan 7
0%
Selalu
kadang-kadang
100% tidak pernah
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) perawat mengatakan anggota tim
selalu memberikan laporannya kepada ketua Tim.
0% pertanyaan 8
Selalu
kadang-kadang
100%
tidak pernah
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) perawat ketua TIM selalu
membuat perencanaan.
pertanyaan 9
0%
33% Selalu
67% kadang-kadang
tidak pernah
pertanyaan 10
0%
Selalu
100% kadang-kadang
tidak pernah
Berdasarkan data diatas 100 % (12 orang) perawat mengatakan ketua tim
mengenal/mengetahui kondisi klien dan dapat menilai tingkat kebutuhan.
74
83%
100%
100%
Diagram 3.32 timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift
dari malam ke pagi dari pagi ke sore dan pergantian shift dari sore ke malam di
pimpin oleh perawat primer.
50% 50%
Diagram 3.34 hal-hal yang sifatnya khusus di catat dan di serah terimakan pada
perawat shift berikutnya
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) mengatakan selalu mencatat hal-
hal yang sifatnya khusus untuk di serah terimakan pada perawat shift berikutnya,
sedangkan 0% (0 orang) mengatakan kadang-kadang mencatat hal-hal yang
sifatnya khusus untuk di serah terimakan pada perawat shift berikutnya, dan 0 %
(0 orang) mengatakan tidak pernah mencatat hal-hal yang sifatnya khusus untuk
di serah terimakan pada perawat shift berikutnya. Hal-hal yang bersifat khusus
yang menyangkut tindakan keperawatan, medis (dokter) dan kondisi klien perlu di
catat dan diserah terimakan pada perawat ship berikutnya untuk menjaga
keamanan dan keselamatan pasien.
92%
Diagram 3.36 waktu timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien
kondisi khusus.
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) mengatakan waktu timbang terima
selalu tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus, sedangkan 0% (0
orang) mengatakan tidak pernah waktu timbang terima kadang-kadang tidak lebih
dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus, dan 0% (0 orang) mengatakan tidak
pernah waktu timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi
khusus.
79
0%
0%
100%
0%
0%
100%
50% 50%
83%
50% 50%
83%
83%
Diagram 3.45 perawat memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi
shift berikutnya dan mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku
laporan oleh ketua tim.
Pertanyaan 1
0%
67%
33%
Pertanyaan 2 0%
33%
67%
Diagram 3.50 Penetapan kasus minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan
ronde.
Pertanyaan 3
0%
0%
100%
Berdasarkan data diatas hanya 100% (12 orang) mengatakan selalu memberi
informe concent kepada kien dan keluarganya.
Pertanyaan 4
33%
67%
0%
Diagram 3.52 perawat primer dan asosiasi menjelaskan keadaan dan data
demografi klien.
Pertanyaan 5
0%
0%
100%
Pertanyaan 6
0% 0%
100%
Diagram 3.54 perawat primer dan asosiasi menjelaskan intervensi yang akan
dilakukan.
86
Berdasarkan data diatas hanya 100% (12 orang) mengatakan perawat primer
dan asosiasi selalu menjelaskan intervensi yang akan dilakukan.
Pertanyaan 7
0% 0%
100%
Diagram 3.55 perawat primer dan perawat asosiasi menjelaskan alasan ilmiah
tindakan yang akan diambil.
Berdasarkan data diatas hanya 100% (12 orang) mengatakan perawat primer
dan perawat asosiasi selalu menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan
diambil.
Pertanyaan 8
8%
25%
67%
Pertanyaan 9
8%
25%
67%
Pertanyaan 10
25%
8%
67%
Diagram 3.58 mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
Pertanyaan 1
0%
0%
Selalu
kadang-kadang
100% tidak pernah
Diagram 3. Obat yang diserahkan ke perawat dengan lembar serah terima obat
0%
0% Pertanyaan 2
selalu
kadang-kadang
Diagram 3.Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sedian
(bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui oleh keluarga pasien
dalam buku masukan obat.
Selalu
kadang-kadang
100%
tidak pernah
0%
0%
0%
pertanyaan 3
100% selalu
kadang-kadang
tidak pernah
Diagram 3. keluarga atau klien mendapat penjelasan jika obat akan habis
0% pertanyaan 4
0%
0%
Selalu
kadang-kadang
Diagram 3. obat yang diterima oleh perawat disimpan di dalam kotak obat dan obat yang
telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penerimaan obat.
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) perawat mengatakan obat yang
diterima oleh perawat disimpan di dalam kotak obat dan obat yang telah diterima
untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penerimaan obat.
pertanyaan 6
0%0%
Selalu
100% kadang-kadang
tidak pernah
0%
17% 0% pertanyaan 7
Selalu
83%
kadang-kadang
tidak pernah
Diagram 3. sediaan obat selanjutnya di cek setiap pagi oleh Kepala Ruangan atau petugas
yang ditunjuk dan di dokumentasikan dalam buku masukan obat
Berdasarkan data diatas 83% (10 orang) perawat mengatakan selalu 17% (20
orang) perawat mengatakan kadang-kadang sediaan obat selanjutnya di cek setiap
pagi oleh Kepala Ruangan atau petugas yang ditunjuk dan di dokumentasikan dalam buku
masukan obat.
Selalu
92%
kadang-kadang
tidak pernah
Diagram 3. obat yang hampir habis akan di informasikan pada keluarga kemudian di
mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien
Berdasarkan data diatas 92% (11 orang) perawat mengatakan selalu 8% (1 orang)
perawat mengatakan kadang-kadang obat yang hampir habis akan di informasikan pada
keluarga kemudian di mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien.
92
0%
0%
pertanyaan 9
Selalu
100%
kadang-kadang
tidak pernah
Diagram 3. penambahan atau perubahan jenis, dosis dan perubahan rute obat akan
dimasukkan dalam buku masukan obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu
sediaan obat
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) perawat mengatakan penambahan atau
perubahan jenis, dosis dan perubahan rute obat akan dimasukkan dalam buku masukan
obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
Apakah pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan oleh perawat pada buku obat dan
selanjutnya di informasikan pada keluarga dengan kartu kusu obat ?
8%
Selalu
34%
kadang-kadang
58%
tidak pernah
Diagram 3. pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan oleh perawat pada buku obat dan selanjutnya di informasikan pada
keluarga dengan kartu kusu obat.
Pertanyaan 1
8%
92%
Berdasarkan data diatas hanya 92% (11 orang) mengatakan supervisor selalu
menetapkan kegiatan yang akan di supervisi, sedangkan 8% (1 orang) mengatakan
supervisor kadang-kadang menetapkan kegiatan yang akan di supervisi.
Pertanyaan 2
0%
100%
Pertanyaan 3
33%
67%
Pertanyaan 4
8%
92%
33%
Pertanyaan 5
0%
67%
Pertanyaan 6
17%
83%
Berdasarkan data diatas hanya 83% (10 orang) mengatakan supervisor selalu
mendapatkan hal-hal yang perlu dilakukan pembinaan, sedangkan 17% (2 orang)
mengatakan supervisor kadang-kadang mendapatkan hal-hal yang perlu dilakukan
pembinaan dan 0% (0 orang) mengatakan supervisor tidak pernah mendapatkan hal-hal
yang perlu dilakukan pembinaan.
Pertanyaan 7
8%
92%
Pertanyaan 8
8%
92%
Diagram 3.66 supervisor memberikan masukan pada ketua tim dan perawat
pelaksana
Pertanyaan 9
8%
92%
Pertanyaan 10
8%
92%
mengatakan supervisor tidak pernah memberikan reward atau umpan balik kepada ketua
tim dan perawat pelaksana.
0%
Pertanyaan 1
0%
100%
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) mengatakan pasien yang mau
pulang selalu dilakukan discharge planning. Discharge planning merupakan
perencanaan pulang bagi pasien untuk persiapan perawatan klien dirumah.
Pertanyaan 2
0% 0%
100%
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) mengatakan pasien yang pulang
selalu diberi health education. Health education bagi keluarga maupun klien
sangat penting untuk menambah pengetahuan kesehatan bagi klien untuk
menunjang kesehatan klien yang optimal.
98
Pertanyaan 3
0% 0%
100%
Diagram 3.70 pasien yang mau pulang diajarkan cara perawatan mandiri di rumah
Berdasarkan data diatas 100% (12 orang) mengatakan pasien yang mau
pulang selalu diajarkan cara perawatan mandiri di rumah. Perawatan mandiri
dirumah diajarkan pada keluarga maupun klien agar klien mampu melakukan
perawatan secara mandiri tidak lagi ketergantungan pada petugas kesehatan.
Pertanyaan 4
0%
33%
67%
Pertanyaan 5
0%
0%
100%
Pertanyaan 6
0% 17%
83%
Pertanyaan 7
0%
33%
67%
Pertanyaan 8
0%
33%
67%
Pertanyaan 9
0%
0%
100%
Pertanyaan 10 0%
8%
92%
Diagram 3.77 meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda tetap melaksanakan
discharge planning
Berdasarkan data diatas 92% (11 orang) mengatakan meskipun anda sibuk
dengan urusan anda, anda tetap selalu melaksanakan discharge planning,
sedangkan 8% (1 orang) mengatakan meskipun anda sibuk dengan urusan anda,
anda kadang-kadang melaksanakan discharge planning, dan 0% (0 orang)
mengatakan meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda tidak pernah
melaksanakan discharge planning.
Discharge planning itu penting karena untuk menyiapkan klien secara fisik,
psikologis dan sosial. Membantu kemandirian klien dalam kesiapan melakukan
perawatan rumah.
102
30%
Selalu Kadang-kadang Tidak Pernah
Diagram 3.88 Pengkajian head to toe pada waktu klien masuk ke ruang
inap
Berdasarkan data di atas didapatkan 40% (4 orang) perawat yang
melakukan pengkajian head to toe pada waktu klien masuk ke ruang inap ,
sedangkan 30% (3 orang) perawat yang terkadang melakukan melakukan
pengkajian head to toe pada waktu klien masuk ke ruang inap dan 30% (3 orang)
perawat yang pernah melakukan pengkajian head to toe pada waktu klien masuk
ke ruang inap. Melakukan pengkajian secara head to toe merupakan bagian dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dalam menetukan masalah/diagnosa
keperawatan dan intervensi yang akan dilakukan.
Pengkajian dilakukan secara
komperehensif oleh perawat
0% 0%
100%
Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa 100% (10 orang) perawat selalu
melakukan pengkajian secara komprehensif terhadap pasien, sedangkan 0% (0
orang) perawat yang melakukan pengkajian secara komperehensif terhadap
pasien, serta 0% (0 orang) perawat yang tidak pernah tidak melakukan pengkajian
secara komperehensif pada pasien.
103
0% 0%
100%
Diagram 3.90 Isi lembar dokumentasi asuhan keperawatan (nama, umur, jenis
kelamin, tanggal, nomor register klien)
100%
Diagram 3.91 Data subjek dan objektif ditambahkan pada kolom problem
100%
100%
Diagram 3.93 Kolom evaluasi tercatat keadaan klien sebagai pengaruh dari
intervensi, jam dan paraf perawat
100%
Diagram 3.94 Masalah yang diidentifikasi akan dievaluasi minimal tiap 7 jam
(setiap pergantian jaga)
100%
Diagram 3.96 Mencatat dengan lengkap semua tindakan keperawatan yang belum,
sedang dan yang telah diberikan.
100%
Diagram 3.97 Format catatan perawatan yang mencakup problem, intervensi dan
evaluasi yang telah disusun berdasarkan satuan kerja
untuk membagi perawat asosiet (PA) cukup baik dengan bedasarkan jumlah
pasien setiap hari pada masing- masing tim.
Dari hasil data yang didapatkan alur ronde keperawatan di lakukan sesuai
dengan standart yang telah di tentukan hal ini disebabkan karena kegiatan di
ruangan cukup padat dengan pasien yang perawatnya terbatas.
Sentralisasi obat sudah dikelola oleh ruangan Nusa Indah dan berjalannya
sentralisasi obat injeksi dan infuse sedangkan obat oral dikelola oleh perawat.
Adapun data tentang alur penerimaan obat yang didapat, obat telah diperoleh dari
keluarga langsung dibawa ke nurse station bagi pasien dengan BPJS ataupun
umum, adapun data yang diperoleh 62% (8 orang) mengatakan perawat kadang-
kadang menjelaskan macam obat, kegunaan, jumlah obat, dan efek samping.
Untuk pelaksanaan timbang terima dilakukan 3 kali sehari yaitu pada
pergantian shift malam ke pagi, pagi ke sore dan sore ke malam.
Kegiatan Observasi Keterangan
1. Tersedia buku
√
overan
2. Mengisi Overan √
3. Semua anggota sif
dinas sudah siap √
(Sif jaga)
4. Overan dilakukan
√
didepan klien
5. Total 4
Untuk discarge planing dari hasil data dan wawancara yang didapatkan
perencanaan pulang pada pasien sudah dilaksanakan akan tetapi untuk 54 % (6
orang) mengatakan meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda kadang-
kadang melaksanakan discharge planning.
108
Pertanyaan 1
33%
67%
Ya Tidak
Diagram 3.98 Sistem pengkajian sekarang ini sudah sesuai dengan keinginan
Pertanyaan 2
8%
92%
Ya Tidak
Pertanyaan 3
8%
92%
Ya Tidak
Pertanyaan 4
0%
100%
Ya Tidak
Pertanyaan 5
25%
75%
Ya Tidak
Pertanyaan 6
17%
83%
Ya Tidak
Diagram 3.103 Sumber pendanaan sarana dan prasana ruangan maupun faskes
bagi petugas dan pasien
Pertanyaan 7
8%
92%
Ya Tidak
Pertanyaan 8
33%
67%
Ya Tidak
Pertanyaan 9 0%
100%
Ya Tidak
Pertanyaan 10
8%
92%
Ya Tidak
TANGGAL
NO INDIKATOR AUDIT
24-08-2020
1 FLEBITIS
Jumlah pasien terpasang infus 12
Jumlah pasien terkena Flebitis 0
Analisis (%) 0%
2 DEKUBITUS
Jumlah pasien tirah baring/bed rets total 2
Jumlah pasien beresiko terkena Dekubitus 2
Jumlah pasien terkena Dekubitus 0
Analisis (%) 11 %
Pernyataan 1
20% 30%
50%
Pernyataan 2
0%
50% 50%
Pernyataan 3
10%
10%
80 %
Pernyataan 4
18% 18%
64%
Pernyataan 5
30% 20%
50%
Diagram 3.112 Keluarga yang mengetahui perawat yang bertanggung setiap shift
dinas
Pernyataan 6
30%
50%
20%
Pernyataan 7
20%
40%
40%
Pernyataan 8
10%
50% 40%
Pernyataan 9
10%
50% 40%
Pernyataan 10
10%
30%
60%
Pernyataan 11
10% 30%
60%
Pernyataan 12
10%
40%
50%
Pernyataan 13
0%
50% 50%
Selalu Kadang-kadang
Tidak Pernah
Pernyataan 14
0%
50% 50%
Pernyataan 15
10%
30% 60%
Diagram 3.122 Perawat memberitahu hal yang harus dipatuhi pasien tentang
anjuran perawatan.
Pernyataan 16
30% 30%
40%
Selalu Kadang-kadang
Tidak Pernah
Pernyataan 17
0%
40%
60%
Diagram 3.124 Pasien dan keluarga merasa ada aroma yang tidak nyaman dalam
ruangan
Berdasarkan data diatas 40% (4 orang) pasien dan keluarga selalu merasa
ada aroma yang tidak nyaman dalam ruangan, sedangkan 60% (6 orang) pasien
dan keluarga terkadang merasa ada aroma yang tidak nyaman dalam ruangan dan
0% (0 orang) pasien dan keluarga mengatakan tidak pernah merasa ada aroma
yang tidak nyaman dalam ruangan
Pernyataan 18
40% 40%
20%
Diagram 3.125 Alat tenun (sprei/sarung bantal) diganti 2 hari sekali atau setiap
kotor
Pernyataan 19
0%
30%
70%
Diagram 3.126 Kamar perawatan dijaga kebersihannya (disapu dan pel) oleh
petugas kebersihan
Pernyataan 20
20%
40%
40%
Pernyataan 21
20%
40%
40%
Pernyataan 22
0%
50% 50%
Pernyataan 23
20%
40%
40%
Selalu Kadang-kadang
Tidak Pernah
Pernyataan 24
10%
40% 50%
Pernyataan 25
20% 20%
60%
Pernyataan 26
10%
30%
60%
Pernyataan 27
40% 30%
30%
Selalu Kadang-kadang
Tidak Pernah
Pernyataan 28
0%
40%
60%
Pernyataan 29
10%
40% 50%
Pernyataan 30
0%
20%
80%
Selalu Kadang-kadang
Tidak Pernah
Pernyataan 31
30% 20%
50%
Pernyataan 32
10%
20%
70%
Selalu Kadang-kadang
Tidak Pernah
TOTAL 1 1,8
WEAKNESS
1) Nurse station belum 0,3 2 0,6
termanfaatkan secara
optimal
2) Maintenence alat belum 0,4 2 0,8
dilakukan berdasarkan
SOP yang tepat.
3) Sebagian fasilitas 0,3 3 0,9
kesehatan untuk pasien
belum memadai
TOTAL 1 2,3
b. Ekternal Faktor (EFAS) O-T
OPPORTUNITY 2,8-2,4=
1) Adanya perkembangan 0,2 2 0,4 0,4
teknologi yang lebih
canggih
2) Adanya kerjasama antara 0,4 3 1,2
rumah sakit dengan pihak
luar yang dapat menyediakan
sarana dan prasarana yang
dibutuhkan
3) Kebijakan pemerintah untuk 0,4 3 1,2
menambah sarana dan
prasarana di rumah sakit
TOTAL 1 2,8
THREATENED
1) Adanya peningkatan harga alat- 0,3 2 0,6
alat medis
2) Adanya tuntutan masyarakat 0,4 3 1,2
yang tinggi terhadap
ketersediaan alat-alat yang
memadai
3) Adanya kesenjangan antara 0,3 2 0,6
jumlah pasien dengan alat-alat
yang dibutuhkan
TOTAL 1 2,4
3. METHODE (M3)
MAKP S-W
a. Internal Faktor (IFAS) 2,7-2+
STRENGTH 0,7
1) Sudah ada model asuhan 0,3 3 0,9
keperawatan yang digunakan
yaitu metode tim.
THREATENED
1) Adanya tuntutan 0,3 2 0,6
masyarakat yang semakin
tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan
yang maksimal
2) Persaingan RS yang semakin 0,3 3 0,9
ketat dalam penerapan
MAKP
3) Kecanggihan teknologi 0,4 3 1,2
(social media)
mengakibatkan mudahnya
penyebaran informasi di
dalam ruangan ke
masyarakat
138
TOTAL 1 2,7
RONDE KEPERAWATAN
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH S-W
1) Bidang perawatan dan 0,2 2 0,4 1,9-2=
ruangan mendukung adanya -0,1
kegiatan ronde keperawatan.
2) Terdapat tenaga kesehatan 0,2 3 0,6
yang lengkap terdiri dari ahli
gizi, dokter, radiologis,
farmasi.
3) Adanya kemauan perawat 0,3 2 0,6
untuk berubah
4) Adanya kasus yang 0,3 1 0,3
membutuhkan perhatian
khusus oleh perawat ruangan
dan kepala ruangan untuk
didiskusikan
TOTAL 1 1,9
WEAKNESS
1) Ronde keperawatan adalah 0,3 2 0,6
kegiatan yang belum dapat
dilaksanakan secara optimal
di ruang Nusa Indah.
2) Jumlah tenaga yang tidak 0,3 2 0,6
seimbang dengan jumlah
tingkat ketergantungan
pasien.
3) Pemahaman perawat 0,2 2 0,4
terhadap ronde keperawatan
masih kurang
4) Kesulitan koordinasi antar 0,2 2 0,4
profesi yang terkait
dikarenakan kesibukan
masing-masing
TOTAL 1 2
a. External Factor (EFAS) O-T
OPPORTUNITY 2-3=
1) Adanya kesempatan dari 0,3 2 0,6 -1
Karu untuk mengadakan
ronde keperawatan pada
perawat dan mahasiswa
praktik
2) Banyaknya kasus-kasus 0,3 2 0,6
menarik yang memerlukan
perhatian khusus
3) Adanya pelatihan dan 0,4 2 0,8
seminar tentang manajemen
139
keperawatan
TOTAL 1 2
TREATHENED
1) Adanya tuntutan yang lebih 0,2 3 0,6
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang lebih profesional
2) Tingginya harapan pasien/ 0,2 3 0,6
keluarga pasien untuk
mendapatkaan solusi
kesembuhan penyakitnya
3) RSUD dr. Doris Sylvanus 0,3 3 0,9
Palangka Raya sebagai
Rumah Sakit rujukan dari
Kabupaten di Kalimantan
Tengah
4) Persaingan antar Rumah 0,3 3 0,9
Sakit semakin kuat dalam
pemberian pelayanan
profesional
TOTAL 1 3
SENTRALISASI OBAT S-W
a. Internal Faktor (IFAS) 2-2,3=
STRENGTH -0,3
1) Tersedianya sarana dan 0,2 2 0,4
prasarana untuk pengelolaan
sentralisasi obat yaitu lemari
sentralisasi obat
2) Adanya depo farmasi yang 0,2 2 0,4
menyediakan sentralisasi
obat
3) Ada format dokumentasi 0,2 2 0,6
pemberian obat injeksi dan
oral
4) Perawat paham mengenai 0,3 2 0,6
sentralisasi obat
TOTAL 1 2
WEAKNESS
1) Informed concent 0,3 2 0,6
pelaksanaan sentralisasi obat
belum ada
2) Ketersediaan obat yang 0,4 2 0,8
terkadang belum lengkap
sehingga mengganggu
pengaturan pemberian obat
3) Adanya ketersediaan obat- 0,3 3 0,9
obat tertentu saja yang bisa
diberikan pada pasien
140
dengan BPJS
TOTAL 1 2,3
b. Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY O-T
1) Adanya kerjasama yang baik 0,4 2 0,8 2,6-3=
dengan profesi lain baik -0,4
farmasi dan medis dalam
pengadaan obat
2) Kerjasama yang baik antara 0,6 3 1,8
perawat dengan mahasiswa
keperawatan.
TOTAL 1 2,6
TREATHENED
1) Adanya tuntutan pasien 0,5 3 1,5
untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional
2) Kurangnya kepercayaan 0,5 3 1,5
pasien terhadap pengelolaan
sentralisasi obat
TOTAL 1 3
SUPERVISI S-W
a. Internal Faktor (IFAS) 2,6-1,8 =
STRENGTH 0,8
1) RSUD dr. Doris Sylvanus 0,2 3 0,6
merupakan RS Pendidikan
tipe B yang merupakan
rumah sakit rujukan di
Kalimantan Tengah
2) Adanya hubungan kerja 0,2 3 0,6
sama yang baik antara kepala
ruangan dengan staf
3) Adanya kemauan perawat 0,2 3 0,6
untuk berubah.
4) Kepala ruangan mendukung 0,2 2 0,4
pelaksanaan kegiatan
supervisi.
5) Adanya SOP untuk beberapa 0,2 2 0,4
tindakan keperawatan
TOTAL 1 2,6
WEAKNESS
1) Kurangnya program 0,3 2 0,6
pelatihan dan sosialisasi
tentang supervisi.
2) Tidak adanya jadwal tetap 0,2 2 0,4
rencana pelaksanaan
supervisi di ruangan
3) Tidak ada follow up untuk 0,2 1 0,2
setiap hasil dari supervisi
141
untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada
pasien/ keluarga
2) Adanya pemahaman tentang 0,2 2 0,4
perencanaan pulang oleh
perawat
3) Pernah dilaksanakannya 0,2 2 0,4
discharge planning
sebelumnya baik oleh dokter/
perawat
4) Adanya surat kontrol dan obat 0,2 2 0,4
yang diberikan pada pasien
pulang
5) Ada alur pasien pulang 0,2 1 0,2
TOTAL 1 1,8
WEAKNESS
1) Pelaksanaan perencanaan 0,3 3 0,9
pasien pulang belum optimal
2) Keterbatasan waktu perawat 0,2 3 0,6
pada shif sore dan malam
dalam memberikan
penyuluhan kesehatan
3) Pemberian pendidikan 0,2 3 0,6
kesehatan dilakukan secara
lisan setiap pasien/keluarga,
tanpa memakai media
misalnya leaflet/flipchart
4) Belum ada format dan tidak 0,3 3 0,9
dilakukan pendokumentasian
setiap selesai melakukan
discharge planning
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY O-T
1) Keluarga pasien puas setelah 0,3 2 0,6 1,9- 2,7 =
dilakukan pendidikan -0,8
kesehatan dan discharge
planning
2) Adanya kerja sama yang 0,3 3 0,9
baik dengan keluarga pasien
saat dilakukan pendidikan
kesehatan dan discharge
planning
3) Kemauan pasien/ keluarga 0,4 1 0,4
terhadap anjuran perawat
dalam pemberian pendidikan
kesehatan dan discharge
planning
TOTAL 1 1,9
144
TREATHENED
1) Tingginya rasa keingintahuan 0,3 3 0,9
pasien/keluarga tentang
penyakit dan pendidikan
kesehatan
2) Makin tingginya kesadaran 0,3 2 0,6
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3) Persaingan antar Rumah 0,4 3 1,2
Sakit yang semakin ketat
dalam memberikan
pelayanan yang memuaskan
TOTAL 1 2,7
DOKUMENTASI S-W
KEPERAWATAN 2,5-1,7 =
a. Internal Factor (IFAS) 0,8
STRENGTH 0,3 3 0,9
1) Tersedianya sarana dan
prasarana untuk tenaga
kesehatan (sarana
administrasi penunjang)
DIAGRAM LAYANG
O AGRESIF AREA
OV (0,4.0.1,0)
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
TURN ARROUND AREA
M5 (1,0.0,8)
M4 (0,2.0,6)
M2 (-0,1.0,4)
SV (0,8.0,4)
M3 (0,7.0,3)
M1 (-0,2.0,2)
W
-1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
-0,1 -0,2 -0,3 -0,4 -0,5 -0,6 -0,7 -0,8 -0,9 -1,0
SO (-0,3.-0,4) DK (0,8.-0,3)
DP (-1,2.-0,8)
DIVERSIFIKASI AREA
RK (-0,1.-1,0)
Metode (M3)
MAKP 0,7 0,3 Agresif (s-o)
BAB 4
PEMBAHASAN
151
153
Program atau rencana kegiatan yang tidak bisa terlaksana adalah pembuatan
rencana dana anggaran penambahan atau perbaikan sarana dan prasarana. Hal ini
disebabkan karena kepala ruangan hanya bisa memberikan rekomendasi
sementara itu pelaksanaan perencanaan dana untuk saran dan dan prasarana
dilaksanakan oleh bagian sarana dan prasarana rumah sakit.
Keunggulan saran dan prasarana di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya yang mana merupakan alat-alat pada ruangan Nusa
Indah tersebut dapat digunakan dengan baik oleh perawat dan optimalnya
pemakaian nurse station. Sedangkan kelemahan saran dan prasarana di Ruang
Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ialah kipas angin tidak
berpungsi dikamar 5, tabung oksigen tidak ada sarung penutup, sebagian BED
pasien tidak berfungsi dengan baik, (roda bed rusak, Pagar bed, Rol pengatur
bed), wastafel pada kamar 4 tidak lancar. Rencana tindak lanjut agar kepala
ruangan dapat mengusahakan sarana dan prasarana yang kurang sehingga dapat
dilengkapi dan fasilitas yang ada dapat difungsikan secara optimal.
4.3 M3 (Method)
4.3.1 MAKP
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah suatu sistem (struktur,
proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian
asuhan tersebut (Nursalam, 2011). Pada program atau rencana kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa program profesi ners STIKES Eka Harap Palangka
Raya yang dapat dilaksanakan ialah dimana kepala ruangan mampu melaksanakan
fungsi perencanaan, penggerakan atau mengkoordinasi, melaksanakan fungsi
pengawasan dan pengendalian terhadap situasi ruangan serta pelaksanaan MAKP
dalam model tim.Berdasarkan hasil pengkajian kelompok dan pertimbangan
penerapan model sistem pemberian asuhan keperawatan, kelompok menerapkan
Model Asuhan Keperawatan Tim.Persiapan yang kelompok lakukan sebelum
pelaksanaan adalah pengorganisasian yaitu mahasiswa berperan sebagai kepala
ruangan, perawat primer, dan perawat associate.Model asuhan keperawatan yang
digunakan yaitu SOAP pada evaluasi asuhan keperawatan.Rencana yang telah
dilakukan mahasiswa profesi Ners Eka Harap Palangkaraya yaitu memodifikasi
156
dan memanfaatkan tenaga yang telah ada di ruangan seperti adanya mahasiswa
praktek sehingga model asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baikdengan
hasil dari kuesioner yang diberikan pada pasien tingkat kepuasan dalam pelayanan
hasil baik. Kelemahan pada pasien dengan tirah baring total tidak dilakukan
perhitungan kebutuhan keseimbangan cairan, Dan dukungan yang diberikan oleh
kepala ruangan dan perawat ruang Nusa Indah telah memberikan dukungan dan
bantuan selama praktik manajemen mahasiswa profesi ners Eka Harap
dilaksanakan.
4.3.2 Supervisi
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk menyesuaikan rangka mencapa tujuan. Tujuan supervisi adalah
pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang befokus
pada kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat dalam melaksanakan
tugas. Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi tugas seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat
bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi
dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanaan
pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat
dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-
usaha perbaikan proses keperawatan (Arwani, 2015). Pelaksanaan supervisi yang
dilakukan oleh mahasiswa program profesi ners STIKES Eka Harap Palangka
Raya belum dilakukan secara optimal karena tidak setiap hari kepala ruangan
dapat mengawasi perawat pelaksana dalam melakukan praktik keperawatan di
ruang perawatan sesuai dengan yang didelagasikan
Kepala ruangan Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan
pada klien di ruang perawatan, mengawasi perawat pelaksana dalam melakukan
praktik keperawatan di ruang perawatan sesuai dengan yang didelagasikan.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiwa manajemen yaitu
mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan (Terlampir).
Keunggulan dilaksanakan supervisi adalah adanya kontrol terhadap mutu
pelayanan yang diberikan. Kelemahannya supervisi yang dilakukan manajemen
157
yang dialami pasien yang bisa dilakukan antar perawat atau melibatkan tenaga
kesehatan yang lain. Kelemahan pada ronde keperawatan ini tidak adanya tenaga
kesehatan yang dapat memberi saran hadir serta masukan. Kelebihan ronde ini
tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses ronde yang baik di ruang
Nusa Indah.
pada pasien tersebut. Selain itu juga pendokumentasian dilakukan oleh mahasiswa
dengan mengisi dokumentasi keperawatan di status pasien, dan membuat laporan
dinas di setiap shift.
Keunggulan sistem dokumentasi yang ada ialah sistem pendokumentasian
dapat dengan mudah dipelajari oleh perawat karena petunjuk sudah
jelas.Sedangkan kelemahannya adalah dari faktor sumber daya manusianya yang
belum bisa menggunakan sistem pendokumentasian dengan optimal dimana
dokumentasi masih dilakukan dengan manual. Rencana tindak lanjut adalah untuk
memotivasi para perawat untuk bisa melakukan pendokumentasian seperti
petunjuk yang ada.
PP (Ka Tim)
Pra
Discharge
Planning
Identifikasi Pasien
Evaluasi
Post pelaksanaan
Discharge Planning
Follow Up
162
Nurse Station
Tindakan keperawatan
Belum dilakukan
Telah dilakukan
Masalah
a. Teratasi
b. Belum Teratasi
c. Teratasi Sebagian
d. Muncul Masalah Baru
163
4.4 M4 (Money)
Keuangan rumah sakit sudah dikelola oleh pihak rumah sakit RSUD dr.
Doris Sylvanus palangka Raya.
4.5 M5 (Marketing)
Pemasaran berkaitan erat dengan tingkat kepuasan seseorang terhadap mutu
pelayanan yang didapat.Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap
kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya (Nursalam, 2011).
Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit.Dengan
mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat melakukan
peningkatan mutu pelayanan.Indikator kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan
rumah sakit dapat dilihat dari jumlah kunjungan (bed), fasilitas rumah
sakit/ruangan rawat inap, mutu pelayanan keperawatan.
Tabel 4.2 Perhitungan BOR (Bed Occupacy Rate) di ruang Nusa Indah RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya
Tabel 4.2 Perhitungan Averge Length Of Stay (ALOS) di ruang Nusa Indah
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
5 28 Agustus 2020 12 3 4
6 29 Agustus 2020 1 1 1
7 30 Agustus 2020 2 1 2
8 31 Agustus 2020 - - -
9 01 September 2020 4 1 4
10 01 September 2020 - - -
11 02 September 2020 - - -
12 03 September 2020 3 1 3
13 04 September 2020 - - -
14 05 September 2020 - - -
Jadi, jumlah perhitungan Averge Length Of Stay (ALOS) adalah 2.8 hari (3
hari), yang mana menunjukkan rata-rata pelayanan yang diberikan lebih baik
karena diatas standar nasional.
keluarga pasien saat mau pulang terhadap pelayanan yang diberikan sebanyak
75% menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan walaupun ada beberapa
catatan kecil seperti meminta perbaikan fasilitas rumah sakit. Rencana tindak
lanjut diharapkan kepala ruangan untuk dapat melaksanakan tata tertib yang sudah
dibuat sesuai prosedur.
167
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 M1 (Ketenagaan)
Ketenagaan yang dimiliki ruangan Nusa Indah sudah baik, dapat dilhat dari
kepala ruangan mampu memfasilitasi dan memotivasi perawatnya untuk lebih
aktif untuk mencari ilmu keperawatan terbaru, perawat ruangan mau dan mampu
untuk menerima serta mengaplikasikan ilmu keperawatan yang didapat,
memanfaatkan tenaga keperawatan yang ada diruangan atau mahasiswa praktek,
mengatur dan menjadwalkan giliran jaga perawat, kepala ruangan mampu
mengkoordinasi kerja perawat ruangan, terdapatnya alur bagan tindakan
keperawatan dan kepala ruangan mampu bersikap tegas dengan petugas ruangan
dan keluarga pasien sesuai dengan tata tertib yang ada. Evaluasi pelaksanaan
program atau rencana kegaiatan yang bisa dilakukan oleh mahasiswa program
profesi ners STIKes Eka Harap Palangka Raya untuk sistem ketenagaan di Ruang
Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ialah: diruangan terdapat
kumpulan asuhan keperawatan, perawat mampu mengaplikasikan ilmu
keperawatan yang didapat, jadwal giliran jaga perawat sudah tersusun serta
mahasiswa program profesi ners STIKes Eka Harap Palangka Raya memberikan
surat permohonan mengenai standar jadwal kepegawaian yang sesuai dengan
standar berdasarkan karakteristik ketergantungan pasien pershif pagi dan sore dan
kepala ruangan menerima surat permohonan yang diajukan oleh mahasiswa
profesi ners, kepala ruangan dapat mengkoordinasi kerja perawat ruangan salah
satunya terdiri dari 2 ketua tim yaitu ketua tim 1 dengan 2 perawat pelaksana dan
ketua tim 2 dengan 1 perawat pelaksana pada shif pagi, 2 perawat yang dinas pada
shif sore dan shif malam, hasil dari perhitungan berdasarkan teori Douglas jumlah
kepegawaian perawat dan non perawat pada ruang Nusa Indah 20 orang sedang
hasil dari perhitungan yang didapatkan berdasarkan rumus sesuai dengan standar
berjumlah 21 orang kepegawaian sehingga jumlah kepegawaian ruang Nusa indah
mencukupi sesuai dengan jumlah pasien,beban kerja perawat tidak berlebih
karena dibantu oleh mahasiswa praktek profesi Ners Eka Harap,S1 Keperawatan
167
168
5.1.3 M3 (Method)
MAKP, Berdasarkan hasil pengkajian kelompok dan pertimbangan
penerapan model sistem pemberian asuhan keperawatan, kelompok menerapkan
Model Asuhan Keperawatan Primer. Persiapan yang kelompok lakukan sebelum
pelaksanaan adalah pengorganisasian yaitu mahasiswa berperan sebagai kepala
ruangan, perawat primer, dan perawat associate. Model asuhan keperawatan yang
digunakan yaitu SOAPIER pada evaluasi asuhan keperawatan.Rencana yang telah
dilakukan mahasiswa profesi Ners Eka Harap Palangkaraya yaitu memodifikasi
dan memanfaatkan tenaga yang telah ada di ruangan seperti adanya mahasiswa
praktek sehingga model asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baikdengan
hasil dari kuisiner yang diberikan pada pasien tingkat kepuasan dalam pelayanan
hasil baik.
1) Suvervisi, Supervisi diruangan belum dilakukan secara optimal karena tidak
setiap hari kepala ruangan dapat mengawasi perawat pelaksana dalam
melakukan praktik keperawatan di ruang perawatan sesuai dengan yang
169
dan mewakili kondisi pasien pada saat itu. Selama timbang terima ini dapat
dilakukan oleh mahasiswa profesi ners dan telah didokumentasikan
(Terlampir)
5.1.4 M4 (Money)
Keuangan rumah sakit sudah dikelola oleh pihak rumah sakit RSUD
dr.Doris Sylvanus palangkaraya
Pada saat pelaksanaan mahasiswa manajemen yang dikelola dari 1 ruangan
didapatkan BOR (bed Occupacy Rate) sebagai berikut dengan jumlah rata-rata
87% Selama pelaksanaan praktik diruangan pemanfaatan tempat tidur adalah
100%, karena saat pasien dinyatakan boleh keluar, sudah ada pasien yang
menunggu untuk masuk kembali. Kalaupun penuh akan dilimpahkan keruangan
lain. Artinya terjadi peningkatan rata-rata BOR yang ada diruangan.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa prgram profesi Ners yang akan datang diharapakan dapat
memantau kegiatan praktik manajemen keperawatan yang pernah dilakukan, dan
diharapkan dapat mengembangkan kegiatan lain yang belum dilakukan atau
melanjutkan masalah yang masih belum dapat terselesaikan sebelumnya.
Menyempurnakan format pengkajian, dan intervensi yang sudah ada.
5.2.2 Bagi Perawat Ruangan
Diharapkan dapar membudayakan praktik manajemenkeperawatan yang
telah dilakukan sesuai standar dan menerapkan MAKP sebagai rutinitas kegiatan
harian perawat. Meningkatkan pengetahuan untuk menunjang profesinalitas
perawat.
5.2.3 Bagi Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarga mampu bekerja sama dalam melaksanakan praktik
manajemen keperawatan.
5.2.4 Bagi Institusi Pendidikan
Penyedian sarana dan prasarana yang memadai seperti penyediaan format
yang dpat dpakai dalam pelaksanaan praktik manajemen keperawatan dan
menyediakan sedikit waktu untuk membimbing mahasiswa manajemen
keperawatan di lahaan.diharapakan juga laporan ini dapat menjadi bahan evaluasi
172
DAFTAR PUSTAKA