Anda di halaman 1dari 3

Obat anti insomnia

No Nama generik Sedian Dosis anjuran


1 nitrazepam Tab 5 mg 5-10 mg/malam
2 zolpidem Tab 10 mg 10-20 mg/malam
3 Estazolam Tab 1 mg 1-2 mg malam
4 Ramelton Tab 8 mg 5-10 mg malam

Penggolongan

1.Benzodiazepine : nitrazepam,estazolam

(bezodiazepine receptor agonist : B2RA)

2. Non- benzodiazepine : zolpidem,ramelton

(melatonine receptor agonist : MT1/MT2)

Indikasi Penggunaan

Sasaran : Sindom Insomnia

 Membutuhkan waktu lebih dari ½ jam untuk tertidur(trouble in falling asleep)atau tidur
kembali stelah terbangun(sleep continuty interruption)sehingga siklus tidur tidak utuh dan
menimbulkan keluhan gangguan kesehatan
 Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari hari,bermenifestasi dalam gejala : penurunan
kemampuan bekerja,hubungan sosial,dan melakukan kegiatan rutin.

Lama tidur tidak bisa dijadikan acuan oleh karena bersifat sangat “individual”

 Long sleeper (7-8 jam/hari)


 Short sleeper (3-4 jam/hari)

Obat golongan Benzodiazepine tidak menyebabkan “REM suppresion dan rebound”.

Profil Efek samping

 Efek samping: Supresi SSP pada saat tidur.Hati hati pada pasien dengan insufensi
pernafasan,uremia,dan gangguan fungsi hati,oleh karena keadaan tersebut terjadi
penurunan fungsi SSP dan dapat memudahkan timbulnya coma.Pada pasien usia lanjut
dapat terjadi oversedation sehingga risiko jatuh dan trauma menjadi besar,yang sering
terjadi adalah hip fracture
 Efek samping dapat terjadi sehubungan dengan famakokinetik obat anti-insomnia(waktu
paruh):
1. Waktu paruh singkat : gejala rebound lebih berat pada pagi harinya dan dapat
samapi menjadi panik
(sekitar 4 jam)
e.g Triazolam
2. Waktu paruh sedang :gejala rebound lebih ringan
e.g Estazolam,Zolpidem
3. Waktu paruh panjang : menimbulkan gejala hang over pada pagi harinya dan juga
intensifying day time sleepiness.
4. Penggunaan lama obat anti insomnia golongan Benzodiazepine dapat terjadi
disinhibiting effect yang menyebabkan rage reaction(perilaku penyerangn dan
ganas)

Interaksi Obat

 Obat anti insomnia + CNS Depressants (alkohol dll) = potensi efek supresi SSP yang dapat
menyebabkan oversedation dan respiratory failure.
 Obat golongan benzodiazepine tidak meng induce hepatic microsomal enzymnes atau
produce protein binding displacement sehingga jarang menimbulkan interaksi obat yang
digunakan untuk kondisi medik tertentu

Cara penggunaan

Ditinjau dari sifat gangguan tidur,sindrom insmonia dapat dibagi

 Initial insomnia : sulit masuk kedalam proses tidur.obat yang dibutuhkan adalah bersifat
sleep inducing anti insomnia yaitu golongan benzodiazepine (short acting)
 Delayed insomnia : proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke proses
tidur selanjutnya.Obat yang dibutuhkan adalah bersifat prolong latent phase anti insomnia
yaiyu golongan (trisiklik dan tetrasiklik)
 Broken insomnia : siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah menjadi
beberapa bagian (multiple awakening).Obat yang dibutuhkan adalah bersifat sleep
maintaining anti insomnia yaitu golongan phenobarbital atau golongan benzodiazepine(long
acting)

Pengaturan Dosis

 Pemberian tunggal dosis anjuran 15-30 menit sebelum tidur


 Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dapat dipertahankan samapai
1-2 minggu,kemudian secepatnya tapering off untuk mencegah timbulnya rebound dan
toleransi obat.
 Pada usia lanjut,dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih perlahan lahan,untuk
menghindari oversedation dan intoksikasi.
Ada laporan yang menggunakan anti depresan sedatif dosisi kecil 2-3 kali seminggu(tidak
setiap hari) untuk mengatasi insmonia pada usia lanjut

Lama Pemberian

 Pemakain obat anti insomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja tidak lebih dari 2
minggu,agar resiko ketergantungan kecil.Penggunaan lebih dari 2 minggu dapat
menimbulkan perebuhan” Sleep EEG” yg menetap sekitar 6 bulan.
 Kesulitan pemberhentian obat sering kali oleh karena “Psychological Dependece”(habituasi)
sebagai akibat rasa nyaman setelah gangguan tidur dapat ditanggulangi.
Perhatian khusus atau kontra indikasi

 Kontraindikasi :
- Sleep Apnoe Syndrome
- Congestive Heart Failure
-Chronic Respiratory Diasease

Pengunaan Benzodiazepine pada wanita hamil mempunyai resiko menimbulkan teratogenic


effect khususnya trimester pertama.Bezodiazepine dieksresikan melalui ASI,berefek pada bayi
(penekanan fungsi saraf)

BAHAN DARI BUKU PENGGUNAAN KLINIS OBAT PSIKIATRI EDISI KETIGAH

Anda mungkin juga menyukai