Anda di halaman 1dari 32

K KAIN

Materi 6
Kokain

Narkoba/NAPZA
Narkotika yang sering
disalahgunakan :

 Opiat : morfin, heroin (putauw),


petidin, candu, dan lain-lain
 Ganja atau kanabis

 Kokain, yaitu serbuk kokain.


PENGGUNAAN KOKAIN
DALAM BIDANG MEDIK
 Kokain : Anestesi lokal terutama pada bedah
mata, telinga dan tenggorokan.
Kokain

 Kokain adalah salah satu


stimulan yang paling lama
digunakan. Dulu sempat
digunakan sebagai obat gigi,
juga sebagai bahan minuman
coca-cola.
KOKAIN
 Bentuk :
 kokain hidroklorid
 berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih
mudah larut dari free base.
 free base.
 tidak berwarna/ putih, tidak berbau dan rasanya pahit
 Nama jalanan : koka, coke, happy dust,
charlie, srepet, snow/salju, putih.
 Biasanya dalam bentuk bubuk putih
Diagnosa
 Penggunaan kokain bisa terlihat pada seseorang yang
hiperaktif dengan pupil yang melebar dan denyut
jantung yang meningkat.
 Pada pengguna kelas berat, timbul kecemasan dan rasa
tidak menentu, merasa sangat berkuasa dan euphoria.
 Pecandu seringkali menunjukkan paranoid.
 Penggunaan kokain bisa terlihat pada pemeriksaan air
kemih dan darah.
 Terdeteksi pada urin dalam waktu : 1 - 3 hari
Disekresi dalam urine sebagai : Benzoytecgonine.
Sejarah
 Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari
tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari
Amerika Selatan.
 Telah digunakan 1200 tahun dalam kebiasaannya
mengunyah daun koka oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan.
 Koka pertama kali diimpor ke Eropa pada tahun 1580.
 Kokain diisolasi sebagai bahan aktif pada tahun 1860.
 Sifatnya anestesi lokal ditemukan pada tahun 1870an
dan 1880an oleh Sigmud Freud.
 Tahun 1960, kokain telah ditemui di Jakarta dan Bali.
Bentuk Kokain
Mekanisme Kerja Kokain
 Dengan cara menghambat ambilan balik norepinefrin,
serotonin, dan dopamin kembali ke terminal presinaptik
tempat transmitter tersebut dilepaskan.
 Penghambatan ini memperkuat dan memperpanjang kerja
katekolamin pada SSP dan susunan saraf perifer.
 Sebagian, pemanjangan efek dopaminergik paling banyak
terjadi pada sistem yang membawa kenikmatan dalam otak
(sistem limbik), menghasilkan rasa gembira yang berlebihan
akibat pengaruh kokain.
 Penggunaan kronik akan menghabiskan dopamin. Kekosongan
ini akan menimbulkan siklus visius, ingin mendapatkan kokain
yang akan menghilangkan depresi berat untuk sementara.
Mekanisme
Kerja Kokain
Kerja pada SSP
 Efek Kokain pada tingkah laku merupakan akibat dari
rangsangan kuat pada korteks dan sambungan otak.
 Kokain meningkatkan kesadaran mental dan
memberikan perasaan sehat, dan euforia yang serupa
dengan yang disebabkan oleh amfetamin.
 Seperti amfetamin, kokain dapat menimbulkan
halusinasi, delusi, dan paranoid.
 Kokain memacu aktivitas motorik dan pada dosis tinggi
dapat menyebabkan tremor dan bangkitan kejang
yang diikuti depresi pernapasan dan vasomotor.
Kerja pada sistem saraf simpatis

Di perifer, kokain memperkuat kerja norepenefrin dan


menghasilkan sindrom “ melawan atau lari ” (fight or flight)
yang khas untuk stimulasi adrenergic. Ini ada
hubungannya dengan takikardia, hipertensi, dilatasi pupil,
dan vasokonstriksi perifer.
Penggunaan Kokain dalam Terapi
 Kokain bekerja sebagai anestetik lokal selama tindakan
bedah mata, telinga, hidung, tenggorokan.
 Kerja anastetik kokain ini disebabkan hambatan saluran
natrium yang diaktifkan oleh voltase, suatu interaksi
dengan saluran kalium menambah kemampuan kokain
untuk menyebabkan aritmia jantung.
 Catatan: kokain adalah satu-satunya anestesi lokal yang
menyebabkan vasokonstriksi. Efek ini menyebabkan
nekrosis dan perforasi pada septum hidung yang
kelihatan pada orang-orang yang mengendus tepung
kokain secara kronis.
Farmakokinetik
 Kokain digunakan sendiri dengan mengunyah,
mengendus dengan hidung, merokok dan suntikan
intravena. Efek puncak terjadi setelah 15-20 menit
sehabis mengendus tepung kokain dan menurun setelah
1-1,5 jam.
 Efek yang cepat tetapi berjangka waktu pendek diperoleh
setelah suntikan intravena kokain atau merokok bentuk
basa bebas (“crack”). Karena terjadinya efek sangat
cepat, kemungkinan ketergantungan paling besar
dengan suntikan intravena dan mengisap crack.
 Absorpsi dilakukan dari segala tempat termasuk selaput
lendir. Pada pemberian oral kokain tidak efektif karena di
dalam usus sebagian besar mengalami hidrolisis.
Sebagian besar mengalami detoksikasi di hati dan
sebagian kecil di ekskresi bersama urin dalam bentuk
utuh.
 Diperkirakan hati dapat melakukan detoksikasi kokain
sebanyak 1 dosis letal minimal dalam waktu 1 jam.
Detoksikasi kokain tidak secepat detoksikasi anestesi
local sintetik.
Efek Samping Kokain
a. Ansietas : Respon toksik atas pemasukan kokain dapat
mempercepat efek reaksi ansietas termasuk hipertensi, takikardia,
berkeringat, dan paranoid.
b. Depresi : Seperti obat stimulant lain, stimulasi kokain pada SSP
diikuti oleh periode depresi mental. Pecandu yang menghentikan
pemakaian kokain memperlihatkan depresi emosional dan fisik
serta agitasi.
c. Penyakit Jantung : Kokain dapat memicu terjadinya kejang dan
aritmia jantung yang fatal. Terjadinya infark miokard pada
pengguna kokain tidak ada hubungannya dengan dosis atau lama
penggunaan dan cara pemberian obat. Tidak ada tanda untuk
mengetahui apakah seseorang akan mengalami gangguan jantung
yang membahayakan setelah menggunakan kokain.
Cara Penyalahgunaan Kokain

 Cara penyalahgunaan:
 cara menghirup bubuk dengan penyedot atau
gulungan kertas,
 di bakar bersama tembakau yang sering
disebut cocopuff.
 bentuk padat : dihirup asapnya (freebasing).
 Penggunaan dengan menghirup akan
berisiko luka pada sekitar lubang hidung
bagian dalam.
Cara Penyalahgunaan Kokain
Efek kokain
 Senang, euphoria, bersemangat, peningkatan
percaya diri
 Banyak bicara
 Nafsu makan menurun
 Tahan akan keletihan
 Peningkatan denyut jantung
 Efek jangka panjang: cemas, halusinasi, psikosis,
paranoid, serangan jantung, stroke
Gejala Intoksikasi Kokain

 Pada penggunaan Kokain dosis tinggi gejala intoksikasi


dapat terjadi, seperti agitasi, iritabilitas gangguan dalam
pertimbangan perilaku dan kemungkinan berbahaya
agresi peningkatan aktivitas psikomotor, Takikardia,
Hipertensi, Midriasis.

 Diperkirakan besarnya dosis fatal adalah 1,2 gram,


tetapi keracunan hebat dengan dosis 20 mg pernah
dilaporkan.
Gejala Putus Kokain
 Setelah menghentikan pemakaian Kokain atau setelah intoksikasi
akut terjadi depresi pascaintoksikasi (crash) yang ditandai dengan
disforia, kecemasan, kelelahan, kadang-kadang agitasi.
 Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus Kokain
menghilang dalam 18 jam.
 Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain bisa berlangsung
sampai satu minggu, dan mencapai puncaknya pada dua sampai
empat hari.
 Gejala putus Kokain juga dapat disertai dengan kecenderungan
untuk bunuh diri.
 Orang yang mengalami putus Kokain seringkali berusaha mengobati
sendiri gejalanya dengan alkohol, sedatif, hipnotik, atau obat
antiansietas seperti diazepam ( Valium ).
Dampak penyalahgunaan kokain
Dampak fisik kokain
1) Menghambat penyampaian rangsangan kepada susunan
saraf tepi, sehingga memberi dampak anastesi.
2) Merangsang susunan saraf pusat
3) Meningkatkan kadar katekolamin dalam otak sehingga
memberi dampak euphoria
4) Mempengaruhi sistem cardiovascular
5) Dosis rendah meningkatkan kinerja motorik dan
melambatkan denyut jantung.
6) Dosis tinggi meningkatkan denyut jantung dan
menimbulkan kejang dan tekanan darah tinggi serta
detak jantung tidak teratur.
Dampak psikis keracunan kokain

1) Rasa gembira berlebihan (euphoria).


2) Gejala psikosis seperti skizofrenia (gangguan mental
kepribadian)
3) Meningkatkan rasa percaya diri.
4) Banyak bicara.
5) Berkurangnya rasa lelah.
6) Mengurangi rasa kantuk.
7) Halusinasi penglihatan dan pendengaran.
8) Rasa curiga berlebihan. (paranoid)
9) Menimbulkan gejala psikosis (gangguan mental
kepribadian mental/tidak masuk akal).
Over Dosis Kokain

1) Kesadaran kabur.
2) Pernafasan tak teratur
3) Gemetaran.
4) Pupil mata melebar.
5) Denyut nadi meningkat.
6) Tekanan darah meningkat.
PERHATIKAN
Pecandu Kokain: 10 tahun

Foto perubahan wajah seorang pemakai


kokain dalam kurun waktu 10 tahun
Pengobatan
 Metode paling efektif untuk mengatasi penyalahgunaan
kokain adalah penyuluhan dan psikoterapi.
 Kadang kelainan psikis yang sering terjadi pada
pecandu kokain (depresi dan manik-depresi), diobati
dengan obat anti-depresi atau litium.
 Diazepam intravena barangkali diperlukan untuk
mengobati kejang akibat kokain dan propanolol untuk
aritmia jantung.
 Mungkin pecandu harus dirawat di rumah sakit atau
pusat rehabilitasi
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai