Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Intoksikasi Kokain


Intoksikasi adalah suatu kondisi yang umum ditemui pada unit gawat darurat.
Pasien dengan paparan racun dan intoksikasi dapat datang dengan spektrum presentasi
klinis dan masalah yang luas. Prinsip umum dapat digunakan sebagai acuan berpikir
logis untuk mengobati sebagian besar kasus keracunan, sehingga potensi morbiditas
dan mortalitas dapat dicegah. Hanya 5% dari total seluruh zat yang dapat
menyebabkan keracunan memiliki antidotum spesifik. Sisanya, maka perawatan
suportif umum merupakan pendekatan perawatan yang paling penting untuk pasien
yang mengalami keracunan.
Kokain merupakan jenis narkoba yang berasal dari tanaman kokain (koka),
awal mengkonsumsi kokain tubuh menjadi segar, bersemangat, stamina meningkat,
daya tahan kuat, kondisi tubuh seperti ini tidak berlangsung lama, maka diperlukan
untuk dosis yang lebih dipastikan bahwasannya sudah mengalami ketergantungan.
Nama lain dari kokain adalah koka, coke, happy dust, charlie, srepet, snow
salju, putih. Biasanya dalam bentuk bubuk putih.
Kokain mempunyai dua bentuk yaitu : kokain hidroklorid dan free base.
Kokain berupa kristal pitih. Rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dari free base.
Free base tidak berwarna/putih, tidak berbau dan rasanya pahit.
Kokain biasanya digunakan sebagai obat rekreasi. Efek kokain termasuk
euforia kepercayaan diri tertinggi, kehilangan nafsu makan, insomnia , kewaspadaan,
peningkatan energi keinginan untuk mengonsumsi lebih banyak kokain, dan potensi
paranoia (berakhir setelah digunakan). Efek awalnya adalah melepaskan dopamin
dalam jumlah besar , zat kimia otak yang memicu perasaan euforia . Tertinggi
biasanya berlangsung dari 5–10 menit, setelah itu kadar dopamin di otak menurun
drastis, membuat pengguna merasa tertekan dan rendah. Ketika (bubuk) kokain
dilarutkan dan disuntikkan , penyerapan ke dalam aliran darah setidaknya secepat
penyerapan obat yang terjadi ketika kokain dihisap, dan euforia serupa mungkin
dialami.
Di dunia medis, kokain masih digunakan sebagai anestetik (penghilang rasa
nyeri/menghilangkan kesadaran secara keseluruhan) lokal khususnya pada kasus
pembedahan mata, hidung dan tenggorokan. Hal ini dikarenakan kokain memiliki
efek vasokostriksi yang dapat membantu proses pembedahan. Kokain juga dapat
digunakan sebagai antidot (penawar racun) pada kasus ketergantungan morfin. Dosis
kokain yang dapat menimbulkan efek psikostimulatori 0,3 sampai 0,6 mg/kg.

B. Cara pemakaiannya
Pada kasus penyalahgunaan, kokain biasanya digunakan dengan cara:
1. Injeksi iv. Pada kasus ini kokain yang biasa digunakan adalah kokain hidroklorid.
Jalur pemakaian secara iv bisa menjadi perantara penyebaran HIV AIDS jika
terjadi sharing jarum suntik.
2. Menghirup melalui lubang hidung (snorting)kokain yaitu membagi setumpuk
kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda
yang mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan
penyedot atau gulungan kertas.
3. Dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff.
4. Diabsorpsi melalui mukosa.
C. Efek dari pemakaian
kokain ini membuat pemakai merasa segar, kehilangan nafsu makan,
menambah rasa percaya diri, juga dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah. Efek
fisiologis jangka pendek dari kokain termasuk pembuluh darah yang menyempit,
pupil yang melebar , dan peningkatan suhu, detak jantung, dan tekanan darah.
Beberapa pengguna kokain melaporkan perasaan gelisah, lekas marah, dan
kecemasan. Dalam kasus yang jarang terjadi, kematian mendadak dapat terjadi pada
penggunaan kokain pertama atau tidak terduga setelahnya. Kematian terkait kokain
sering kali akibat serangan jantung atau kejang yang diikuti oleh henti napas.
Efek penggunaan meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, yang
menyebabkan masalah kardiovaskular jangka panjang. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa merokok crack atau kokain freebase memiliki risiko kesehatan
tambahan dibandingkan dengan metode penggunaan kokain lainnya. Banyak dari
masalah ini secara khusus berkaitan dengan pelepasan methylecgonidine dan efeknya
pada jantung, paru-paru, dan hati.
Efek Akut dari Penggunaan kokain dan dapat menyebabkan intoksikasi dan
overdosis. Perubahan klinis yang dapat ditemukan pada pasien mulai dari perubahan
fisiologis, perubahan perilaku dan perubahan psikologis. Perubahan yang terjadi
sangat dipengaruhi oleh lama penggunaan obat, potensi obat yang digunakan, cara
penggunaan dan dosis penggunaan.
Intoksikasi kokain dan amfetamin Beri Diazepam 10-30 mg oral atau
pareteral,atau Klordiazepoksid 10- 25 mg oral atau Clobazam 3x10 mg. Dapat diulang
setelah 30 menit sampai 60 menit. Untuk mengatasi palpitasi beri propanolol 3x10-40
mg oral
Terapi putus Kokain atau Amfetamin Rawat inap perlu dipertimbangkan
karena kemungkinan melakukan percobaan bunuh diri. Untuk mengatasi gejala
depresi berikan anti depresi.
D. Ciri Pengguna Kokain:
1. Penggunaan kokain bisa terlihat pada seseorang yang hiperaktif dengan pupil yang
melebar dan denyut jantung yang meningkat.
2. Pada pengguna kelas berat, timbul kecemasan dan rasa tidak menentu, merasa
sangat berkuasa dan perilaku hiperseksual.
3. Pecandu seringkali menunjukkan paranoid. Penggunaan kokain bisa terlihat pada
pemeriksaan air kemih dan darah.
E. Terapi Terhadap Keadaan Over Dosis
1. Usahakan agar pernapasan berjalan lancar, yaitu :
a. Lurus dan tengadahkan (ekstenikan) leher kepada pasien (jika diperlukan
dapat memberikan bantalan dibawah bahu)
b. Kendurkan pakaian yang terlalu ketat
c. Hilangkan obstruksi pada saluran napas
d. Bila perlu berikan oksigen
2. Usahakan agar peredaran darah berjalan lancar
a. Bila jantung berhenti, lakukan masase jantung eksternal,injeksi adrenalin 0.1-
0.2 cc I.M
b. Bila timbul asidosis (misalnya bibir dan ujung jari biru,hiperventilasi) karena
sirkulasi darah yang tidak memadai, beri infus 50 ml sodium bikarbonas
3. Pasang infus dan berikan cairan (misalnya : RL atau NaC1 0.9 %) dengan
kecepatan rendah (10-12 tetes permenit) terlebih dahulu sampai ada indikasi untuk
memberikan cairan. Tambahkan kecepatan sesuai kebutuhan,jika didapatkan
tanda-tanda kemungkinan dehidrasi.
4. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan
atau trauma yang membahayakan
5. Observasi terhadap kemungkinan kejang. Bila timbul kejang berikan diazepam 10
mg melalui IV atau perinfus dan dapat diulang sesudah 20 menit jika kejang
belum teratasi.
6. Bila ada hipoglikemi, beri 50 ml glukosa 50% IV
Bila jantung berhenti, lakukan masase jantung eksternal,injeksi adrenalin 0.1-0.2
cc I.M
Bila timbul asidosis (misalnya bibir dan ujung jari biru,hiperventilasi) karena
sirkulasi darah yang tidak memadai, beri infus 50 ml sodium bikarbonas

Anda mungkin juga menyukai