ARTHRITIS
Disusun oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2019/2020
Kata pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan
Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas laporan yang
berjudul “ LAPORAN PENDAHULUAN ARTHRITIS ”, yang merupakan salah satu tugas dari
mata kuliah KMB III. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing serta
memberi arahan kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Tak lupa pula
penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis
dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan dapat menambah pemahaman serta wawasan kita tentang “ LAPORAN
PEMDAHULUAN ARTHRITIS ”
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh
karena itu, kepada semua pembaca dan pakar dimohon saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan laporan ini.
Kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik demi sempurnanya laporan
ini, penulis ucapkan terimakasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin
Penyusun
1
Daftar isi
Daftar isi.......................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18
2
BAB I
1. Definisi
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis
yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi. Sedangkan Reumatoid
arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki)
mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002).
Arthritis merupakan suatu kondisi peradangan sendi. Peradangan sendi ini dapat menyerang
beberapa sendi. Dua jenis arthritis yang paling umum ditemui adalah osteoarthritis (OA) dan
rheumatoid arthritis (RA).
Osteoarthritis (OA)
Osteoarthritis mempengaruhi lapisan tulang rawan sendi, yang mengakibatkan nyeri dan
kesulitan bergerak pada pengidapnya. OA umumnya diidap oleh orang paruh baya,
terutama di akhir usia 40-an atau lebih tua. Pada OA, kehilangan tulang rawan dapat
menyebabkan tulang saling bergesekan, mengubah bentuk sendi, serta memaksa tulang
keluar dari posisi normalnya. OA sering timbul pada sendi tangan, tulang belakang, lutut,
dan pinggul.
Orang yang berusia antara 40 hingga 50 tahun umumnya memiliki risiko tinggi terkena
RA. Pelindung luar sendi adalah tempat pertama yang akan terpengaruh. Kemudian,
peradangan akan menyebar ke sendi sekitarnya. Jika seseorang mengidap RA, mereka
akan mengalami perubahan pada bentuk sendinya, yang dapat mengakibatkan patah
tulang dan tulang rawan. Jika semakin parah, RA dapat memicu masalah pada jaringan
dan organ.
3
2. Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang
diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
4
e) Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan
dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering
menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih
tinggi.
f) Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya
oateoartritis paha pada usia muda.
g) Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak
membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi.
Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.
3. Patofisiologi
Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi
dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-
enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan
akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan
erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak
sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan
menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).
5
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau
tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen
jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang
sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya masa
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama
dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang
cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus
(Long, 1996).
4. Manifestasi klinis
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, etrutama waktu
bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa
nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi,
krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran
sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan, mungkin
dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang
merata dan warna kemerahan, antara lain :
a. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang
menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
b. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
6
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari kursi,
atau setelah bangun dari tidur.
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
e. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling
sering) secara perlahan-lahan membesar.
f. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain
merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).
5. Pemeriksaan diagnostik
Untuk mendiagnosis penyakit arthritis, ada berbagai jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan, di
antaranya:
1) Tes Darah
Setelah menanyakan gejala, dokter akan melanjutkan pemeriksaan dengan tes darah. Tes
ini dilakukan untuk mengetahui penyebab radang sendi. Pasalnya, gangguan sendi ini
bisa disebabkan oleh infeksi atau penyakit autoimun.
2) .Pemindaian
Selain tes darah, dokter juga akan melakukan pemindaian untuk mengetahui kondisi
tulang dan sendi. Pemindaian yang bisa dilakukan untuk mendeteksi peradangan adalah
USG, CT scan, Rontgen, dan MRI.
3) .Analisis Cairan Sendi
Kondisi sendi juga bisa dicek melalui analisis cairan sendi. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui apakah terjadi peradangan atau infeksi pada sendi.
4) Arthrocentesis
Mendeteksi tanda infeksi pada sendi juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan yang
disebut dengan arthrocentesis. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tetapi risiko
7
arthritis disebut lebih tinggi pada orang yang sudah lanjut usia, mengalami obesitas, serta
memiliki riwayat kesehatan tertentu, misalnya riwayat cedera pada sendi. Sebenarnya,
ada banyak jenis peradangan sendi yang bisa terjadi, contohnya osteoarthritis, rematik
arthritis, dan rheumatoid arthritis.
6. Penatalaksanaan Tujuan utama terapi adalah:
1) Meringankan rasa nyeri dan peradangan
2) memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
3) Mencegah atau memperbaiki deformitas
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana
pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
a) Istirahat
b) Latihan fisik
c) Panas
d) Pengobatan
a.Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang
diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b.Natrium meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapiàkolin dan asetamenofen
obat
c.Obat mengatasiàanti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari
keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid
yang diperlukan.
d. Garam emas
e. Kortikosteroid
Terapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang
akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara pasien dan keluarganya dengan dokter
atau tim pengobatan yang merawatnya. Tanpa hubungan yang baik akan sukar untuk dapat
memelihara ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang lama (Mansjoer,
dkk. 2001). Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID dalam dosis terapeutik. Kalau
diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti inflamasi
8
maupun analgesik. Namun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan obat menurut resep
dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan sehingga keefektifan obat
anti-inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang optimal (Smeltzer & Bare, 2002).
7. Pencegahan
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain:
Olahraga teratur dan ringan untuk menjaga fleksibilitas sendi. Pilihan olahraga yang
baik untuk pengidap arthritis adalah berenang karena tidak memberikan tekanan pada
sendi.
Hindari melakukan aktivitas berlebihan dan terus-menerus, yang melibatkan
persendian.
Makan makanan yang kaya antioksidan untuh mencegah dan mengurangi peradangan
sendi.
Pertahankan diet yang sehat dan jaga berat badan ideal untuk mengurangi risiko
timbulnya arthritis dan mengurangi gejala pada pengidapnya.
8. Komplikasi
10
BAB II
1. Pengkajian.
Pengumpulan data klien, baik subjektif maupun objektif melalui anamnesis riwayat
penyakit, pengkajian psikososial, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostic.
a. Anamnesis : Identitas ( Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa
yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah,
nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
d. Riwayat penyakit keluarga : Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang
mempunyai keluhan yang sama dengan klien karena klien gout dipenagruhi oleh faktor genetic.
Ada produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
e. Riwayat psikososial : Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan
peran klien dalam keluarga dan masyarakat. Respon didapat meliputi adanya kecemasan yang
berbeda dan berhubungan erat dengan adanya sensanyi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat
respon nyeri, dan ketidaktahuan akan program pengobatan dan prognosis penyakit dan
peningkatan asam urat pada sirkulasi. Adanya perubahan peran dalam keluarga akibat adanya
nyeri dan hambatan mobilitas fisik memberikan respon terhadap konsep diri yang maladaptif.
11
f. Pemeriksaan diagnostic : Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan
yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanjut, terlihat erosi
tulang seperti lubang – lubang kecil ( punch out ).
a. Nyeri sendi b/d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia, tulang
rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.
b. Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan rentang gerak, kelamahan otot pada rentang
gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan dan pembentukan
panus.
c. Gangguan citra diri b/d perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.
Diagnosa I : Nyeri sendi b/d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia,
tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.
Tujuan Keperawatan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam, nyeri yang
dirasakan klien berkurang
12
Intervensi :
a. Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri kedaerah yang baru.
Kaji nyeri dengan skala 0 – 4.
c. Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri non farmakologi dan
non invasive.
d. Ajarkan relaksasi : teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi
intensitas nyeri nyeri.
f. Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa lama
nyeri akan berlangsung.
Diagnosa II: Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan rentang gerak, kelamahan otot pada
rentang gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan dan
pembentukan panus.
13
- Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi
optimal.
Intervensi :
b. Ajarkan klien melakukan latihan room dan perawatan diri sesuai toleransi.
Diagnosa III : Gangguan citra diri b/d perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.
Kriteria hasil :
- Klien mampu mengatakan dan mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan
perubahan yang terjadi
Intervensi :
b. Tingkatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan
belajar mengontrol sisi yang sehat
d. Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal
untuk dirinya.
14
e. Bersama klien mencari alternative koping yang ositif.
f. Dukung erilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas
rehabilitasi.
15
Daftar pusaka
https://askep-poltekesjyp.blogspot.com/2013/08/askep-gout-artritis.html
(DOC) asuhan keperawatan gerontik dengan gout arthritis pada Ny.A | merry fransiska -
Academia.edu
https://www.academia.edu/11420561/Asuhan_Keperawatan_Rheumatoid_Arthritis
https://www.academia.edu/11475343/A_KONSEP_DASAR_MEDIS
16